RKPD Tahun 2015 rkpd 2015 full fix
PERATURAN WALIKOTA SEMARANG
NOMOR 18 TAHUN 2014
TENTANG
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD)
KOTA SEMARANG
TAHUN 2015
PEMERINTAH KOTA SEMARANG
TAHUN 2014
(2)
1
PERATURAN WALIKOTA SEMARANG
NOMOR 18 TAHUN 2014
TENTANG
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2015
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA SEMARANG,
Menimbang :
a. Bahwa
dalam
rangka
penyusunan
rencana
pembangunan Kota Semarang Tahun 2015 dan agar
pelaksanaannya dapat terencana, terarah, terpadu dan
berkesinambungan serta guna memberi pedoman dalam
penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (RAPBD) Tahun 2015, maka perlu ditetapkan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun
2015;
b.
bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut diatas,
maka perlu dibentuk Peraturan Walikota Semarang
tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Kota Semarang Tahun 2015.
Mengingat
:
1.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang
Pembentukan
Daerah-daerah
Kota
Besar
dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa
Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta;
2.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negera Republik Indonesia Nomor 3851);
3.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
(3)
4.
Undang-Undang
Nomor
1
Tahun
2004
tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355 );
5.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4410);
6.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
7.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang
Pemerintahan
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
8.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
9.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725);
10.
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4739);
11.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan
Peraturan
Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4389);
12.
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang
Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3079);
(4)
13.
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang
Pembentukan
Kecamatan
di
Wilayah
Kabupaten-Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga, Cilacap,
Wonogiri, Jepara, dan Kendal serta Penataan Kecamatan
di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang
dalam wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992
Nomor 89);
14.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
15.
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan penerapan Standar Pelayanan
Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4585);
16.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82) ;
17.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi
Perangkat
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741) ;
18.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
IndonesiaTahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
19.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan Tata Cara Penyusunan Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817);
20.
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Hibah Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5272);
21.
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2010
–
2014;
(5)
22.
Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015
(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 101);
23.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang
Pedoman
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
24.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
25.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011
tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 450), sebagaimana telah diubah denganPeraturan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 39
Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 540);
26.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014
tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun
2015;
27.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014
tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Tahun 2015;
28.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun
2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025 (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri
E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 9);
29.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun
2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 - 2018
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 65);
30.
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 29 Tahun 2014
tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2015 (Berita Daerah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2014 Nomor 29);
(6)
31.
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2007
tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan
Daerah Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota
Semarang Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan Lembaran
Daerah Kota Semarang Nomor 13);
32.
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kota Semarang Tahun 2005-2025 (Lembaran
Daerah Kota Semarang Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 43);
33.
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2010-2015
(Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2011Nomor
12, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor
59);
34.
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Semarang Tahun 2011
–
2031 (Lembaran Daerah Kota
Semarang Tahun 2011 Nomor 14, Tambahan Lembaran
Daerah Kota Semarang Nomor 61);
35.
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2013
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota
Semarang Tahun Anggaran 2014 (Lembaran Daerah Kota
Semarang Tahun 2013 Nomor 12);
36.
Peraturan Walikota Semarang Nomor 41 Tahun 2013
tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2014 ( Berita
Daerah Kota Semarang Tahun 2013 Nomor 41),
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Walikota Semarang Nomor 19 Tahun 2014
tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Walikota
Semarang Nomor 41 Tahun 2013 tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota
Semarang Tahun Anggaran 2014 (Berita Daerah Kota
Semarang Tahun 2014 Nomor 19).
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
PERATURAN
WALIKOTA
TENTANG
RENCANA
KERJA
PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2015.
Pasal 1
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2015
merupakan dokumen Perencanaan Tahunan yang berisi penjabaran visi, misi
dan kebijakan Walikota Semarang yang penyusunannya berpedoman pada
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Dokumen Perencanaan
Pembangunan Provinsi Jawa Tengah dan memperhatikan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional.
(7)
Pasal 2
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2015
disusun dengan Sistematika sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN
KEUANGAN DAERAH
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
BAB VI PENUTUP
Pasal 3
Isi beserta uraian Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Semarang
Tahun 2015 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Walikota ini
dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
Pasal 4
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Semarang.
Ditetapkan di Semarang
pada tanggal 30 Mei 2014
WALIKOTA SEMARANG
ttd
HENDRAR PRIHADI
Diundangkan di Semarang
pada tanggal 30 Mei 2014
SEKRETARIS DAERAH KOTA SEMARANG
ttd
ADI TRI HANANTO
(8)
7
LAMPIRAN
PERATURAN WALIKOTA SEMARANG
NOMOR 18
TENTANG
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
(RKPD) KOTA SEMARANG TAHUN 2015
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD)
KOTA SEMARANGTAHUN 2015
PEMERINTAH KOTA SEMARANG
TAHUN 2014
(9)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI --- i
DAFTAR TABEL --- iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang --- I.1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan --- I.2 1.3 Hubungan Antar Dokumen --- I.4 1.4 Maksud dan Tujuan --- I.5
BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah --- II.1 2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi --- II.1
2.1.1.1 Aspek Geografis --- II.1 2.1.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah --- II.4 2.1.1.3 Wilayah Rawan Bencana --- II.8 2.1.1.4 Demografi --- II.9 2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat --- II.11 2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi II.11 2.1.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial --- II.14 2.1.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga --- II.17 2.1.3 Aspek Pelayanan Umum --- II.17 2.1.3.1 Fokus Pelayanan Urusan Wajib --- II.17 2.1.3.2 Fokus Pelayanan Urusan Pilihan --- II.30 2.1.4 Aspek Daya Saing Daerah --- II.29 2.1.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah --- II.31 2.1.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur --- II.33 2.1.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi --- II.35 2.1.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia --- II.37 2.2 Evaluasi Pelaksanaan RKPD 2013 Kota Semarang --- II.37
2.2.1 Alokasi Anggaran Pembangunan Daerah Kota Semarang
Tahun 2013 --- II.37 2.2.2 Capaian Kinerja Program Masing-masing Urusan --- II.39 2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah --- II.79
2.3.1 Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan
Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah --- II.79 2.3.2 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan Daerah --- II.87
BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah --- III.1 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan
Tahun 2014 --- III.1 3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun
2015 --- III.3 3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daearh --- III.4
3.2.1 Evaluasi atas Hasil Perhitungan Kapasitas Keuangan
Daerah RKPD Tahun 2013 ……….……… III.5 3.2.2 Neraca Daerah --- III.8 3.2.3 Analisis Sumber Pendapatan Daerah Tahun 2015 --- III.11 3.2.4 Analisis Penerimaan Pembiayaan Daerah --- III.14
(10)
3.2.5 Pengeluaran Derah --- III.17 3.2.5.1 Belanja Daerah Tahun 2015 --- III.17 3.2.5.2 Pengeluaran Pembiayaan Tahun 2015 --- III.17
BAB IV. PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan --- IV.1 4.2 Prioritas Pembangunan --- IV.11
4.2.1 Isu Strategis dari Permasalahan Pembangunan tahun
2015 yang Dimunculkan ……….…… IV.11
BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
5.1 Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah --- V.1 5.2 Rencana Kerja Tahun 2015 --- V.3
(11)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Semarang II.1
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kota Semarang per Kecamatan Tahun 2013
II.9
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Kota Semarang sesuai Jenis Kelamin Tahun 2013
II.10
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Kota Semarang sesuai Jenis Umur Tahun 2012-2013
II.10
Tabel 2.5 PDRB Atas Dasar Harga Konstan th 2012-2013 II.11
Tabel 2.6 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku th 2012-2013 II.12
Tabel 2.7 Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Tiap Sektor Pembentuk PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2013
II.12
Tabel 2.8 Indeks Gini Kota Semarang Tahun 2011-2013 II.13
Tabel 2.9 Jumlah Penduduk Warga Miskin Kota Semarang Tahun 2011-2013
II.14
Tabel 2.10 IPM Kota Semarang Tahun 2011-2013 II.14
Tabel 2.11 Nilai APK-APM menurut Jenjang Pendidikan Kota Semarang Tahun 2011-2013
II.14
Tabel 2.12 Nilai TPAK-TPT Kota Semarang Tahun 2011-2013 II.14
Tabel 2.13 Kondisi Jalan Kota Semarang Kota Semarang Tahun 2012-2013
II.18
Tabel 2.14 Kondisi Jalan Kota Semarang Kota Semarang Tahun 203 per Wilayah Kecamatan
II.18
Tabel 2.15 Profil Pompa dan Polder Pengendali Banjir Tahun 2012-2013 II.19
Tabel 2.16 Kondisi PJU Kota Semarang Tahun 2012-2013 II.19
Tabel 2.17 Perumahan Kota Semarang Tahun 2012-2013 II.19
Tabel 2.18 Luas RTH Kota Semarang Tahun 2013 II.20
Tabel 2.19 Titik Reklame Kota Semarang Tahun 2012-2013 II.20
Tabel 2.20 Urusan Perhubungan di Kota Semarang Tahun 2012-2013 II.21
Tabel 2.21 Urusan Perhubungan (titik parkir) di Kota Semarang Tahun 2012-2013
II.22
Tabel 2.22 Urusan Perhubungan (kendaraan) di Kota Semarang Tahun 2012-2013
II.22
Tabel 2.23 Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil di Kota Semarang Tahun 2013
(12)
Tabel 2.24 Urusan Pemberdayaan dan Perlindungan Anak di Kota Semarang Tahun 2013
II.24
Tabel 2.25 Urusan Sosial di Kota Semarang Tahun 2013 II.25
Tabel 2.26 Urusan Koperasi dan UMKM di Kota Semarang Tahun 2012-2013
II.25
Tabel 2.27 Urusan Penanaman Modal di Kota Semarang Tahun 2012-2013
II.26
Tabel 2.28 Urusan Kearsipan di Kota Semarang Tahun 2012-2013 II.29
Tabel 2.29 Urusan Komunikasi dan Informatika di Kota Semarang Tahun 2012-2013
II.29
Tabel 2.30 Urusan Perpustakaan di Kota Semarang Tahun 2012-2013 II.30
Tabel 2.31 Urusan Pertanian di Kota Semarang Tahun 2012-2013 II.30
Tabel 2.32 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2012-2013 II.33
Tabel 2.33 Jumlah Perijinan di Kota Semarang Tahun 2012-2013 II.36
Tabel 2.34 Data Jumlah Wajib Pajak Daerah dan Jumlah Penerimaan Pajak Daerah Tahun 2012-2013
II.36
Tabel 2.35 Alokasi Anggaran Belanja Langsung Pada Masing-masing Urusan Tahun Anggaran 2013
II.37
Tabel 2.36 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Pendidikan
II.39
Tabel 2.37 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Kesehatan
II.42
Tabel 2.38 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Pekerjaan Umum
II.44
Tabel 2.39 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Perumahan
II.46
Tabel 2.40 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Penataan Ruang
II.47
Tabel 2.41 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Perencanaan Pembangunan
II.48
Tabel 2.42 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Perhubungan
II.49
Tabel 2.43 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Lingkungan Hidup
II.50
Tabel 2.44 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Pertanahan
II.52
Tabel 2.45 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
II.52
Tabel 2.46 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
II.53
Tabel 2.47 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
(13)
Tabel 2.48 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Sosial
II.55
Tabel 2.49 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Ketenagakerjaan
II.57
Tabel 2.50 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Koperasi dan UKM
II.58
Tabel 2.51 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Penanaman Modal
II.59
Tabel 2.52 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Kebudayaan
II.59
Tabel 2.53 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Pemuda Dan Olahraga
II.60
Tabel 2.54 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Kesbangpol Dalam Negeri
II.62
Tabel 2.55 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepagawaian dan Persandian
II.63
Tabel 2.56 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Ketahanan Pangan
II.67
Tabel 2.57 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Pemberdayaan Masyarakat
II.68
Tabel 2.58 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Statistik
II.70
Tabel 2.59 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Kearsipan
II.70
Tabel 2.60 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Komunikasi dan Informatika
II.71
Tabel 2.61 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Perpustakaan
II.72
Tabel 2.62 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Pertanian
II.72
Tabel 2.63 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Kehutanan
II.75
Tabel 2.64 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan ESDM
II.74
Tabel 2.65 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Pariwisata
II.75
Tabel 2.66 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Kelautan dan Perikanan
II.76
Tabel 2.67 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Perdagangan
II.77
Tabel 2.68 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Perindustrian
II.78
Tabel 2.69 Permasalahan Tahun 2015 Terkait dengan RPJMD II.79
Tabel 3.1 Indikator Ekonomi Daerah Kota Semarang Tahun 2011 s/d 2014
(14)
Tabel 3.2 Proyeksi Indikator Ekonomi Daerah Tahun 2015 III.2
Tabel 3.3 Evaluasi Kapasitas Keuangan Daerah Tahun 2015 Kota Semarang
III.6
Tabel 3.4 Proyeksi Kapasitas Keuangan Daerah RPJMD Kota Semarang Tahun 2011-2015
III.6
Tabel 3.5 Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Semarang
III.7
Tabel 3.6 Realisasi Belanja Daerah Kota Semarang III.8
Tabel 3.7 Rata-rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kota Semarang Tahun 2010, 2011 dan proyeksi 2012 - 2013
III.8
Tabel 3.8 Analisis Rasio Keuangan Pemerintah Kota SemarangTahun 2011 dan proyeksi 2012-2013
III.11
Tabel 3.9 Prosentase Sumber Pendapatan Daerah Kota Semarang 2012 s/d 2014
III.12
Tabel 3.10 Prosentase Pertumbuhan Pendapatan DaerahKota Semarang 2012 s/d 2014
III.13
Tabel 3.11 Proyeksi Pendapatan DaerahKota Semarang Tahun 2015 III.14
Tabel 3.12 Proyeksi Pembiayaan Daerah Kota Semarang Tahun 2012 – 2014 dan Proyeksi 2015
III.15
Tabel 3.13 Proyeksi/Target Penerimaan DaerahKota Semarang Tahun 2015
III.15
Tabel 3.14 Perhitungan Kebutuhan Belanja & Pengeluaran Pembiayaan Daerah Yang Mengikat RKPD Kota Semarang Tahun 2015
III.18
Tabel 3.15 Penggunaan Pembiayaan Pembangunan Tahun 2015 III.19
Tabel 4.1 Hubungan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan serta kesesuaian dengan Sapta Program
IV.3
Tabel 4.2 Keselarasan Program Prioritas Pembangunan dalam RPJMD 2010-2015 dengan Program Prioritas Pembangunan Daerah dalam RKPD
IV.16
Tabel 4.3 Penjelasan Program Pembangunan Daerah Tahun 2014 IV.20
Tabel 5.1 Rekapitulasi Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2015 Berdasarkan Urusan Kewenangan Pemerintahan serta SKPD Kewenangan
V.1
Tabel 5.2 Pagu Indikatif Rerncana Program/ Kegiatan Tahun 2015 Urusan Wajib
V.4
Urusan Pendidikan V.4
Urusan Kesehatan V.21
Urusan Pekerjaan Umum V.41
Urusan Perumahan V.66
(15)
Urusan Perencanaan Pembangunan V.84
Urusan Perhubungan V.91
Urusan Lingkungan Hidup V.99
Urusan Pertanahan V.116
Urusan Kependudukan Dan Catatan Sipil V.117 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak V.121 Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera V.124
Urusan Sosial V.125
Urusan Ketenagakerjaan V.133 Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah V.137 Urusan Penanaman Modal Daerah V.141
Urusan Kebudayaan V.146
Urusan Pemuda dan Olahraga V.151 Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri V.154 Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm.
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian
V.167
Urusan Ketahanan Pangan V.255 Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa V.258
Urusan Statistik V.395
Urusan Kearsipan V.396
Urusan Komunikasi dan Informatika V.397 Urusan Perpustakaan V.400 Tabel 5.3 Pagu Indikatif Rerncana Program/ Kegiatan Tahun 2015
Urusan Pilihan
V.404
Urusan Pertanian V.404
Urusan Kehutanan V.409
Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral V.410
Urusan Pariwisata V.411
Urusan Kelautan dan Perikanan V.413 Urusan Perdagangan V.417 Urusan Perindustrian V.423 Tabel 5.4 Kegiatan Yang Diusulkan Melalui Sumber Dana DAK dan
BANKEU PROVINSI Tahun 2015
(16)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 mewajibkan pemerintah daerah untuk menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai bagian dari sistem perencanaan pembangunan nasional. Dokumen perencanaan pembangunan yang disusun harus dilakukan secara sistematis, terarah, terpadu dan berkelanjutan.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) atau disebut juga dengan Rencana Pembangunan Tahunan Daerah merupakan penjabaran dari dokumen perencanaan jangka menengah atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RKPD disusun berdasarkan pendekatan partisipatif, teknokratif, politis serta top-down
dan bottom-up. Berdasarkan Pasal 101 ayat 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tentang tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, RKPD disusun melalui persiapan penyusunan RKPD, penyusunan rancangan awal, penyusunan Rancangan RKPD, pelaksanaan Musrenbang RKPD, perumusan rancangan akhir RKPD dan penetapan RKPD.
Rancangan Awal RKPD merupakan arahan dan panduan bagi SKPD untuk menyusun rancangan Rencana Kerja (Renja) SKPD untuk tahun perencanaan. Rancangan Awal RKPD memuat antara lain evaluasi pelaksanaan RKPD tahun sebelumnya (n-1), rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan, prioritas dan sasaran pembangunan; dan rencana program prioritas daerah.
1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN
Dasar hukum penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negera Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355 );
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4410);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
(17)
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
10. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739); 11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya
Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3079);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kecamatan di Wilayah Kabupaten-Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga, Cilacap, Wonogiri, Jepara, dan Kendal serta Penataan Kecamatan di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 89);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82) ;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741) ;
18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
(18)
19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah,
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5272);
21. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014;
22. Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 101);
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 450), sebagaimana telah diubah denganPeraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 540);
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015;
27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2015;
28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 9);
29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 - 2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 65);
30. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 29 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 29);
(19)
31. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 13);
32. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 43);
33. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2010-2015 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2011Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 59);
34. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang Tahun 2011 – 2031 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2011 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 61);
35. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2014 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2013 Nomor 12);
36. Peraturan Walikota Kota Semarang Nomor 20 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan Serta Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Walikota Semarang Nomor 16 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Semarang Nomor 20 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan Serta Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2012 Nomor 20);
37. Peraturan Walikota Semarang Nomor 41 Tahun 2013 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2014 (Berita Daerah Kota Semarang Tahun 2013 Nomor 41), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Walikota Semarang Nomor 19 Tahun 2014 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Walikota Semarang Nomor 41 Tahun 2013 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2014 (Berita Daerah Kota Semarang Tahun 2014 Nomor 19).
1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN
Dokumen perencanaan yang harus dimiliki oleh daerah terdiri dari RPJPD, RPJMD, dan RKPD. Masing-masing dokumen merupakan hirarki yang saling berhubungan. RPJPD yang menjelaskan tentang visi, misi, arah dan sasaran pembangunan daerah selama 20 tahun yang kemudian dijabarkan dalam arah pembangunan tiap lima tahun dalam bentuk RPJMD. Selanjutnya RPJMD dijabarkan ke tahapan pelaksanaan tujuan dan sasaran untuk satu tahun dalam bentuk RKPD sehingga konsistensi antar dokumen perencanaan dapat terjaga dan berjalan dalam satu benang merah yang saling terkait.
Selanjutnya, RKPD menjadi landasan bagi penyusunan dokumen Kebijakan Umum APBD serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dalam rangka
(20)
penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kota Semarang.
Penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2015 memperhatikan beberapa unsur pokok sebagai berikut: (i) Tujuan yang dikehendaki; (ii) Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya; (iii) Masalah-masalah yang dihadapi dan sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya; (iv) Kebijakan-kebijakan untuk melaksanakannya; serta (v) SKPD yang mempunyai kewenangan dalam pelaksanaannya.
1.4. MAKSUD DAN TUJUAN
Penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2015 dimaksudkan sebagai upaya memenuhi kebutuhan daerah terhadap suatu rencana pembangunan tahunan daerah untuk Tahun 2015, yang memberikan arah dan pedoman kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan daerah Kota Semarang dalam pelaksanaan pembangunan daerah Tahun 2015.
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 merupakan penjabaran RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-2015 yang memuat kebijakan dan strategi untuk mendukung terwujudnya Visi Kota Semarang sebagai Kota Perdagangan dan Jasa yang Berbudaya Menuju Masyarakat Sejahtera. Tema RKPD Kota Semarang 2015 Pengembangan Pencapaian
Sapta Program dalam kerangka pencapaian visi dan misi RPJMD Kota Semarang
Tahun 2010-2015.
Penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2015 juga dimaksudkan untuk memberikan kerangka sistematis sebagai pedoman terhadap arah penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat yang dituangkan dalam bentuk kebijakan APBD Tahun 2015. Selain itu penyusunan RKPD Tahun 2015 ini juga dimaksudkan untuk merangsang partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan pembangunan daerah Kota Semarang.
Secara lebih sistematis, tujuan penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2015 adalah sebagai berikut:
1. Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan tahun 2015 yang sesuai dengan RJMD Kota Semarang 2010-2015;
2. Diperolehnya program-program prioritas yang menjadi upaya konkrit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Semarang Tahun 2015;
3. Tersedianya acuan dalam penyusunan untuk Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Kota Semarang Tahun 2015 serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Kota Semarang Tahun 2015; dan
4. Tersedianya acuan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2015.
(21)
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN
CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2.1. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Kondisi umum daerah Kota Semarang dapat dilihat dari 3 (tiga) Aspek pencapaian sebagai ukuran keberhasilan penyelenggaran pemerintah daerah. Ketiga aspek tersbeut yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah. Gambaran kondisi masing-masing aspek pencapaian pada tahun 2013 adalah sebagai berikut :
2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi
Analisis pada aspek geografi di Kota Semarang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik lokasi dan wilayah, potensi pengembangan wilayah, dan kerentanan wilayah terhadap bencana. Sedangkan gambaran kondisi demografi, antara lain mencakup perubahan penduduk, komposisi dan populasi masyarakat secara keseluruhan atau kelompok dalam waktu tertentu di Kota Semarang.
2.1.1.1. Aspek Geografis
Gambaran umum pada aspek geografis akan menjelaskan tentang luas dan batas wilayah administrasi, letak dan kondisi geografis, topografi, geologi, hidrologi, klimatologi dan penggunaan lahan di Kota Semarang.
a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Kota Semarang memiliki luas wilayah sebesar 373,70 km2 dan merupakan 1,15% dari total luas daratan Provinsi Jawa Tengah dengan batas wilayah sebelah barat adalah Kabupaten Kendal, sebelah timur dengan Kabupaten Demak, sebelah selatan dengan Kabupaten Semarang dan sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan panjang garis pantai mencapai 13,6 kilometer. Secara administrasi Kota Semarang terbagi atas 16 Kecamatan, secara rinci luas masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1.
Luas Wilayah Kota Semarang
No Kecamatan Jml
Kelurahan
Luas (km2)
1 Mijen 14 57,55
2 Gunungpati 16 54,11
3 Banyumanik 11 25,69
4 Gajahmungkur 8 9,07
5 Semarang Selatan 10 5,93
6 Candisari 7 6,54
7 Tembalang 12 44,20
8 Pedurungan 12 20,72
9 Genuk 13 27,39
10 Gayamsari 7 6,18
11 Semarang Timur 10 7,70
12 Semarang Utara 9 10,97
13 Semarang Tengah 15 6,14 14 Semarang Barat 16 21,74
(22)
No Kecamatan Jml Kelurahan
Luas (km2)
16 Ngaliyan 10 37,99
TOTAL 177 373,70
Sumber: Semarang Dalam Angka 2012, BPS Kota Semarang
b. Letak dan Kondisi Geografis
Kota Semarang merupakan kota strategis yang berada di tengah-tengah Pulau Jawa yang terletak antara garis 60 50’ – 70 10’ Lintang Selatan dan garis 1090 35’ – 1100 50’ Bujur Timur. Kota Semarang memiliki posisi geostrategis karena berada pada jalur
lalu lintas ekonomi pulau Jawa, dan merupakan koridor pembangunan Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang yakni koridor pantai Utara; koridor Selatan ke arah kota-kota dinamis seperti Kabupaten Magelang, Surakarta yang dikenal dengan koridor Merapi-Merbabu, koridor Timur ke arah Kabupaten Demak/Grobogan; dan Barat menuju Kabupaten Kendal.
Dalam perkembangan dan pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang sangat berperan terutama dengan adanya pelabuhan, jaringan transport darat (jalur kereta api dan jalan) serta transport udara yang merupakan potensi bagi simpul transportasi Regional Jawa Tengah dan Kota Transit Regional Jawa Tengah. Posisi lain yang tak kalah pentingnya adalah kekuatan hubungan dengan luar Jawa, secara langsung sebagai pusat wilayah nasional bagian tengah.
c. Topografi
Secara topografis Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah dan daerah pantai, dengan demikian topografi Kota Semarang menunjukkan adanya berbagai kemiringan dan tonjolan. Daerah pantai 65,22% wilayahnya adalah dataran dengan kemiringan 25% dan 37,78 % merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan 15-40%. Kondisi lereng tanah Kota Semarang dibagi menjadi 4 jenis kelerengan yaitu Lereng I (0-2%) meliputi Kecamatan Genuk, Pedurungan, Gayamsari, Semarang Timur, Semarang Utara dan Tugu, serta sebagian wilayah Kecamatan Tembalang, Banyumanik dan Mijen. Lereng II (2-5%) meliputi Kecamatan Semarang Barat, Semarang Selatan, Candisari, Gajahmungkur, Gunungpati dan Ngaliyan. Lereng III (15-40%) meliputi wilayah di sekitar Kaligarang dan Kali Kreo (Kecamatan Gunungpati), sebagian wilayah kecamatan Mijen (daerah Wonoplumbon) dan sebagian wilayah Kecamatan Banyumanik, serta Kecamatan Candisari. Sedangkan lereng IV (> 50%) meliputi sebagian wilayah Kecamatan Banyumanik (sebelah tenggara), dan sebagian wilayah Kecamatan Gunungpati, terutama disekitar Kali Garang dan Kali Kripik. Kota Bawah yang sebagian besar tanahnya terdiri dari pasir dan lempung.
Kota Semarang sangat dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang membentuk suatu kota yang mempunyai ciri khas yaitu terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah dan daerah pantai. Dengan demikian topografi Kota Semarang menunjukkan adanya berbagai kemiringan tanah berkisar antara 0% - 40% (curam) dan ketinggian antara 0,75 – 348,00 mdpl.
d. Geologi
Kondisi Geologi Kota Semarang berdasarkan struktur geologinya terdiri atas tiga bagian yaitu struktur joint (kekar), patahan (fault), dan lipatan. Daerah patahan tanah bersifat erosif dan mempunyai porositas tinggi, struktur lapisan batuan yang diskontinyu (tak teratur), heterogen, sehingga mudah bergerak atau longsor. Pada daerah sekitar aliran Kali Garang merupakan patahan Kali Garang, yang membujur arah utara sampai selatan, di sepanjang Kaligarang yang berbatasan dengan Bukit Gombel. Daerah patahan lainnya adalah Meteseh, Perumahan Bukit Kencana Jaya, dengan arah patahan melintas dari utara ke selatan.
Sedangkan wilayah Kota Semarang yang berupa dataran rendah memiliki jenis tanah berupa struktur pelapukan, endapan, dan lanau yang dalam. Jenis Tanah di Kota Semarang meliputi kelompok mediteran coklat tua, latosol coklat tua kemerahan,
(23)
asosiasi alluvial kelabu, Alluvial Hidromorf, Grumosol Kelabu Tua, Latosol Coklat dan Komplek Regosol Kelabu Tua. Kurang lebih sebesar 25% wilayah Kota Semarang memiliki jenis tanah mediteranian coklat tua. Sedangkan kurang lebih 30% lainnya memiliki jenis tanah latosol coklat tua. Jenis tanah lain yang ada di wilayah Kota Semarang memiliki geologi jenis tanah asosiasi kelabu dan alluvial coklat kelabu dengan luas keseluruhan kurang lebih 22% dari seluruh luas Kota Semarang. Sisanya merupakan jenis tanah alluvial hidromorf dan grumosol kelabu tua.
e. Hidrologi
Kondisi Hidrologi potensi air di Kota Semarang bersumber pada sungai - sungai yang mengalir di Kota Semarang yang terbagi kedalam 4 sistem besar drainase yaitu:
1. Sistem Drainase Mangkang sebagaimana terdiri atas 2 (dua) sub sistem
meliputi :Sub Sistem Sungai Mangkang (Sungai Mangkang Kulon, Mangkang Wetan dan Plumbon); danSub Sistem Sungai Bringin (Sungai Bringin, Sungai Randugarut, Sungai Karanganyar dan Sungai Tapak).
2. Sistem Drainase Semarang Barat terdiri dari 4 (empat) sub sistem meliputi: Sub Sistem Sungai Tugurejo (Sungai Jumbleng, Sungai Buntu, Sungai Tambak Harjo dan Sungai Tugurejo);Sub Sistem Sungai Silandak;Sub Sistem Sungai Siangker (meliputi saluran Madukoro, Sungai Tawang, Sungai Karangayu, Sungai Ronggolawe dan Sungai Siangker); danSub Sistem Bandar Udara Ahmad Yani (Saluran Lingkar Selatan Barat yang meliputi Sungai Selinga, Sungai Simangu, Sungai Tawang dan Sungai Banteng)
3. Sistem Drainase Semarang Tengah terdiri dari 8 (delapan) sub sistem
meliputi:Sub Sistem Sungai Banjir Kanal Barat (Sungai Kripik, Sungai Kreo dan Sungai Garang),Sub Sistem Sungai Bulu (Saluran Jl. Hasanudin, Saluran Jl. Brotojoyo, Saluran Panggung Kidul dan Saluran Bulu Lor),Sub Sistem Sungai Semarang, Sub Sistem Sungai Simpang Lima, Sub Sistem Sungai Banger, Sub Sistem Sungai Bandarharjo, Sub Sistem Sungai Asin, Sub Sistem Sungai Baru.
4. Sistem Drainase Semarang Timur terdiri dari 5 (lima) sub sistem meliputi:Sub
Sistem Banjir Kanal Timur (Sungai Candi, Sungai Bajak, Sungai Kedungmundu dan Saluran Bulu Lor), Sub Sistem Sungai Tenggang, Sub Sistem Sungai Sringin, Sub Sistem Sungai Babon (Sungai Gede, Sungai Meteseh, Sungai Jetak dan Sungai Sedoro), Sub Sistem Sungai Pedurungan.
f. Klimatologi
Secara Klimatologi, Kota Semarang seperti kondisi umum di Indonesia, mempunyai iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh angin monsun barat dan muson timur. Dari bulan November hingga Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut (NW) menciptakan musim hujan dengan membawa banyak uap air dan hujan. Sifat periode ini adalah curah hujan sering dan berat, kelembaban relatif tinggi dan berawan. Lebih dari 80% dari curah hujan tahunan turun di periode ini. Dari Juni hingga Oktober angin bertiup dari Selatan Tenggara (SE) menciptakan musim kemarau, karena membawa sedikit uap air. Sifat periode ini adalah sedikit jumlah curah hujan, kelembaban lebih rendah, dan jarang berawan.
Curah hujan di Kota Semarang mempunyai sebaran yang tidak merata sepanjang tahun, dengan total curah hujan rata-rata 9.891 mm per tahun. Ini menunjukkan curah hujan khas pola di Indonesia, khususnya di Jawa, yang mengikuti pola angin muson SENW yang umum. Suhu minimum rata-rata yang diukur di Stasiun Klimatologi Semarang berubah-ubah dari 21,1 °C pada September ke 24,6 °C pada bulan Mei, dan suhu maksimum rata-rata berubah-ubah dari 29,9 °C ke 32,9 °C. Kelembaban relatif bulanan rata-rata berubah-ubah dari minimum 61% pada bulan September ke maksimum 83% pada bulan Januari. Kecepatan angin bulanan rata-rata di Stasiun Klimatologi Semarang berubah-ubah dari 215 km/hari pada bulan Agustus sampai 286 km/hari pada bulan Januari. Lamanya sinar matahari, yang menunjukkan
(24)
rasio sebenarnya sampai lamanya sinar matahari maksimum hari, bervariasi dari 46% pada bulan Desember sampai 98% pada bulan Agustus.
g. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kota Semarang meliputi penggunaan lahan sawah, lahan non sawah dan lahan kering. Penggunaan lahan sawah terdiri dari irigasi teknis (198 Km2), setengah teknis (530 Km2), irigasi sederhana/irigasi desa/non PU (45 Km2), tadah
hujan (2,031 Km2), dan yang tidak diusahakan (267 Km2). Penggunaan lahan sawah
dan lahan non sawah meliputi lahan pekarangan (38%), ladang (21%), tegalan (14%), lainnya (11%), perkebunan (5%), tambak dan kayu-kayuan (4%), padang rumput (2%), tidak diusahakan (1%). Sedangkan lahan kering meliputi pekarangan dan bangunan (42%), padang gembala (5%), tambak/rawa, tegalan dan kebun (27%), tambak/kolam, lainnya/tanah kering (26%).
Penggunaan lahan, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, rencana pola pemanfaatan ruang meliputi: Kawasan lindung yakni kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan; dan Kawasan Budidaya yakni kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
2.1.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah
Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti perikanan, pertanian, pariwasata dan industrydan lain-lain dengan berpedoman pada rencana tata ruang wilayah.
a. Rencana Kawasan Perdagangan dan Jasa
Kawasan Perdagangan dan Jasa, merupakan kawasan yang dominasi pemanfaatan ruangnya untuk kegiatan komersial perdagangan dan jasa pelayanan. Pembangunan fasilitas perdagangan dan jasa dilakukan dalam rangka mewujudkan Kota Semarang sebagai sentra perdagangan dan jasa dalam skala regional dan nasional.
Kawasan perdagangan dan jasa ditetapkan tersebar pada setiap Bagian wilayah Kota (BWK) terutama di pusat-pusat BWK sehingga dapat mengurangi kepadatan dan beban pelayanan di pusat kota. Arahan pemanfaatan ruang kawasan perdagangan dan jasa adalah sebagai berikut:
1. Pusat kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan skala regional, nasional maupun internasional, berada di kawasan Peterongan, Tawang dan Siliwangi;
2. Kawasan perdagangan dan jasa khusus, yaitu kawasan perdagangan dan jasa dengan perlakuan dan komoditas khusus. Kawasan perdagangan dan jasa dengan perlakuan khusus adalah kawasan Pasar Johar. Kawasan pasar Johar merupakan pasar tradisional skala pelayanan regional yang terletak di pusat kota, selain itu Pasar Johar merupakan bagian dari ikon Kota Semarang. Kawasan perdagangan dan jasa dengan komoditas khusus adalah Pasar Agro yang direncanakan di BWK V. Pasar agro ini digunakan untuk memasarkan produk-produk pertanian yang ada di Kota Semarang dan daerah-daerah yang ada di sekitarnya. Pasar agro ini dirancang untuk memiliki skala pelayanan regional, sehingga diperlukan dukungan jalan sekurang-kurang kolektor sekunder.
3. Kawasan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan sebagian wilayah kota sampai dengan kota tersebar pada setiap pusat BWK dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung ruang serta lingkup pelayanannya;
4. Kawasan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan lingkungan dapat berlokasi dimanapun sepanjang memiliki dukungan akses jalan sekurang-kurangnya jalan lokal sekunder.
(25)
5. Kawasan perdagangan dan jasa direncanakan secara terpadu dengan kawasan sekitarnya dan harus memperhatikan kepentingan semua pelaku sektor perdagangan dan jasa termasuk pedagang informal atau pedagang sejenis lainnya; 6. Pada pembangunan fasilitas perdagangan berupa kawasan perdagangan terpadu,
pelaksana pembangunan/ pengembang wajib menyediakan prasarana lingkungan, utilitas umum, area untuk pedagang informal dan fasilitas sosial dengan dengan proporsi 40% (empat puluh persen) dari keseluruhan luas lahan dan selanjutnya diserahkan kepada Pemerintah Daerah;
7. Pembangunan fasilitas perdagangan dan jasa harus memperhatikan kebutuhan luas lahan, jenis-jenis ruang dan fasilitas pelayanan publik yang harus tersedia, kemudahan pencapaian dan kelancaran sirkulasi lalu lintas dari dan menuju lokasi.
b. Rencana Kawasan Permukiman, Perdagangan dan Jasa
Potensi pergeseran peruntukan non komersial ke arah komersial ini harus diantisipasi dalam kebijakan penataan ruang wilayah Kota Semarang. Hal ini bertujuan untuk mengarahkan perkembangan yang ada agar konflik antar kegiatan kawasan, antar pelaku kegiatan, dan antar jenis kegiatan ekonomi tidak terjadi.
Arahan pemanfaatan ruang kawasan permukiman, perdagangan dan jasa adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Fungsi Rencana Kawasan Permukiman, Perdagangan dan Jasa dilakukan di kawasan pusat kota (Central Bussiness Distric/CBD) Peterongan – Tawang – Siliwangi;
2. Pengembangan jenis kegatan ini di kawasan Peterongan – Tawang – Siliwangi bertujuan untuk mendukung terwujudnya kawasan Peterongan – Tawang – Siliwangi sebagai kawasan perdagangan dan jasa skala pelayanan regional/ nasional/ internasional;
3. Pengembangan kawasan permukiman, perdagangan dan jasa di kawasan Peterongan – Tawang – Siliwangi tetap mempertahankan Kampung Heritage
sebagai kawasan permukiman dan pariwisata;
4. Pengembangan kegiatan permukiman di kawasan ini dilakukan secara vertikal dengan pola rumah susun/ apartemen/ kondominium.
c. Rencana Kawasan Pendidikan
Dalam hal pendidikan, Kota Semarang diharapkan dapat berperan sebagai pusat pendidikan khususnya pendidikan tinggi di wilayah Jawa Tengah. Mempertimbangkan hal tersebut, maka rencana pengembangan kawasan pendidikan tinggi di Kota Semarang dilakukan sebagai berikut :
1. Mengarahkan pengembangan pendidikan tinggi/akademi dengan skala regional nasional yang berada di kawasan Tembalang, Pedurungan, Sekaran, dan Mijen. Pengembangan fasilitas pendidikan tinggi skala pelayanan regional/ nasional perlu didukung dengan penyediaan infrastruktur dan fasilitas pendukung yang memadai.
2. Kawasan Pendidikan Bendan perlu ada pembatasan pengembangan karena kondisi fisiknya yang rawan bencana alam dan kegiatan pendidikannya yang kurang berkembang. Kawasan ini akan dialihkan sebagai kawasan jasa pelayanan untuk penginapan, rapat, pertemuan, seminar, dan sebagainya.
3. Pembangunan fasilitas pendidikan menengah dan pendidikan tinggi di pusat kota diarahkan pada lokasi atau kawasan atau ruas jalan yang memadai serta tidak menimbulkan gangguan pada lingkungan.
4. Pembangunan fasilitas pendidikan ditepi ruas jalan utama harus mempertimbangkan kelancaran pergerakan pada ruas jalan tersebut.
5. Untuk pendidikan dasar dan menengah diarahkan sebagai fasilitas pelayanan lokal, jadi fasilitas ini akan dikembangkan disetiap BWK sebagai bagian dari fasilitas lingkungan dan bagian wilayah kota.
(26)
d. Rencana Kawasan Pemerintahan dan Perkantoran
Kawasan Pemerintahan, merupakan kawasan yang dominasi pemanfaatan ruangnya untuk penyelenggaraan kegiatan Pemerintahan, baik Pemerintah Pusat, regional Provinsi, maupun Pemerintah kota. Rencana kawasan pemerintahan dan perkantoran dalam RTRW Kota Semarang ini adalah :
1. Kawasan perkantoran Pemerintah Provinsi
Kawasan perkantoran utama Pemerintah Provinsi direncanakan berada di Jalan Pahlawan dan Jalan Madukoro. Lokasi pengembangan kantor Pemerintah Provinsi dapat dilakukan dilokasi lain dengan tetap mempertimbangkan kemudahan jangkauan pelayanan bagi pengguna dan masyarakat Provinsi Jawa Tengah. 2. Kawasan perkantoran Pemerintah Kota Semarang
Kawasan Pemerintah Kota Semarang direncanakan di Jalan Pemuda dan Jalan Soekarno-Hatta (di dekat kawasan kawasan Masjid Agung Jawa Tengah). Kawasan perkantoran yang ada di Jalan Pemuda direncanakan untuk Kantor Walikota dan DPRD KotaSemarang, kawasan ini sekaligus berfungsi sebagai balaikota. Sedangkan kawasan perkantoran Pemerintah Kota Semarang yang ada di Jalan Soekarno-Hatta diperuntukkan untuk pelayanan pemerintahan.
3. Kawasan Perkantoran Swasta
Kawasan perkantoran menengah dan besar diarahkan pada kawasan perdagangan dan jasa, sedangkan kawasan perkantoran kecil lokasinya dapat di kawasan permukiman dengan memperhatikan akses pelayanan.
e. Rencana Kawasan Industri
Kawasan Industri, merupakan kawasan yang dominasi pemanfaatan ruangnya untuk kegiatan-kegiatan di bidang industri seperti pabrik dan pergudangan. Dalam RTRW Kota Semarang 2010-2030 pengembangan kawasan industri lebih dibatasi, hal ini sesuai dengan visi Kota Semarang yang akan lebih mengedepankan pengembangan sektor tersier (perdagangan dan jasa) sebagai penopang utama perekonomian kota. Kawasan industri direncanakan di BWK III (Kawasan industri dan pergudangan Tanjung Emas), BWK IV (Genuk), BWK X (Kawasan Industri Tugu dan Mijen). Kegiatan industri diprioritaskan untuk pengembangan industri modern dengan kadar polusi rendah.
Rencana sebaran industri Kota Semarang adalah sebagai berikut: 1. Kawasan Industri Genuk
2. Kawasan Industri Tugu 3. Kawasan Industri Candi
4. Kawasan industri dan Pergudangan Tanjung Emas 5. Kawasan Industri Mijen
6. Kawasan Industri Pedurungan
f. Rencana Kawasan Olah Raga
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan lapangan olahraga, maka selain lapangan olahraga yang resmi dan dikelola oleh Pemerintah, diperlukan areal terbuka, yang dapat difungsikan sebagai lapangan olah raga yang ada di lingkungan masyarakat. Lapangan olah raga yang ada di Kota Semarang antara lain stadion olahraga GOR Jatidiri di Kecamatan Gajahmungkur yang berskala regional/nasional, stadion yang berskala kota Stadion Citarum dan Stadion Diponegoro.
g. Rencana Kawasan Wisata / Rekreasi
Kawasan Wisata, merupakan kawasan yang dominasi pemanfaatan ruangnya untuk kegiatan wisata dan rekreasi. Sesuai dengan potensi yang dimiliki, fasilitas rekreasi Kota Semarang direncanakan meliputi:
1. Wisata bahari/pantai ditetapkan pada BWK III (Kawasan Marina) dan BWK X (direncanakan di kawasan pantai di Kecamatan Tugu) dimana pembangunannya
(27)
harus tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan ekosistem di wilayah pantai/pesisir;
2. Wisata satwa berada pada di BWK X, yaitu di Kawasan Kebun Binatang yang ditekankan pada upaya pelestarian satwa dan lingkungan alam di dalamnya; 3. Wisata pertanian (agrowisata) berada pada BWK VI (Kecamatan tembalang), BWK
VIII (Kecamatan Gunungpati), dan BWK IX (Kecamatan Mijen) juga berfungsi sebagai pusat penelitian dan pengembangan pertanian perkotaan dan budidaya pertanian.
4. Lokasi yang ditetapkan dan rencana pengembangan kawasan wisata Religi dan Religi:
BWK III : Kawasan Gereja Blenduk dan Kuil Sam Po Kong
BWK V : Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah
BWK VII : Kawasan Vihara Watugong 5. Wisata alam dan cagar budaya
BWK I : Kampung Pecinan dan Kampung Melayu
BWK III : Museum Ronggowarsito, kawasan Maerokoco, kawasan Kota Lama Semarang
BWK VII : Kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo
BWK VIII : Gua Kreo, Waduk Jatibarang, Lembah Sungai Garang.
BWK X : Taman lele
6. Wisata belanja dikembangkan di Kawasan Johar, Simpang Lima dan koridor Jalan Pandanaran.
7. Wisata Mainan Anak berada di Kecamatan Candisari , WaterPark (BWK IX dan BWK III)
Pengembangan kawasan wisata ini direncanakan untuk dapat mendukung fungsi kotaSemarang sebagai Kawasan Perkotaan dengan skala regional/ nasional/ internasional.
h. Rencana Kawasan Perumahan dan Permukiman
Kawasan Perumahan dan permukiman, adalah kawasan yang pemanfaatannya untuk perumahan dan permukiman, serta berfungsi sebagai tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Kawasan ini terdiri dari kawasan perumahan yang dibangun oleh penduduk sendiri dibangun oleh perusahaan pembangunan perumahan dan dibangun oleh pemerintah.
i. Rencana Kawasan Pemakaman Umum
Pembangunan Tempat Pemakaman Umum dilakukan dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan memenuhi kebutuhan tempat pemakaman umum di KotaSemarang. Kawasan Tempat Pemakaman Umum dapat menjadi bagian dari Ruang Terbuka Hijau yang pelaksanaan pembangunannya dilakukan sebagai berikut : 1. Pembangunan Tempat Pemakaman Umum dilakukan dengan pengembangan
makam-makam yang telah ada maupun pembangunan makam baru, dan didukung dengan penyediaan prasarana dan sarana permakaman;
2. Pembangunan Tempat Pemakaman Umum skala kota berada di Bergota yang termasuk di BWK I dan Pemakaman di Kecamatan Gayamsari yang termasuk di BWK V;
3. Pada skala lingkungan pembangunan tempat pemakaman umum dilakukan dengan pembangunan makam baru pada lahan fasilitas umum atau dengan optimalisasi dan pengembangan lahan makam yang telah ada sesuai dengan kapasitas, kebutuhan, dan lingkup pelayanannya;
4. Untuk mendukung penyediaan tempat pemakaman umum setiap perusahaan pembangunan perumahan yang melaksanakan pembangunan perumahan, diwajibkan menyediakan lahan pemakaman umum seluas 2% (dua persen) dari keseluruhan luas lahan;
(28)
5. Penyediaan tempat pemakaman umum dapat dilakukan dengan penyediaan lahan pemakaman di sekitar lokasi pembangunan atau berpartisipasi dengan menyerahkan uang yang akan digunakan untuk pengembangan makam Kepada Pemerintah Kota Semarang senilai harga tanah seluas 2% (dua persen) dari keseluruhan luas lahan.
j. Rencana Kawasan Khusus
Kawasan Khusus, merupakan kawasan dengan kondisi dan karakteristik yang bersifat khusus karena jenis kegiatan yang diwadahi memiliki kondisi dan perlakuan tertentu. Dalam Kebijakan penataan ruang Kota Semarang, kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan khusus adalah kawasan militer dan kawasan pelabuhan.
Kawasan militer berada di BWK III (Kawasan Bandara Militer A Yani) dan BWK VII (Kawasan Kodam). Kawasan Pelabuhan berada di wilayah BWK III yaitu di Kawasan Pelabuhan Laut Tanjung Emas. Pelaksanaan pembangunan di kawasan khusus harus tetap memperhatikan keterpaduan dengan lingkungan sekitarnya.
k. Rencana Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) adalah adalah ruang terbuka di bagian wilayah perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori Ruang Terbuka Hijau (RTH), berupa lahan yang diperkeras atau yang berupa badan air, maupun kondisi permukaan tertentu yang tidak dapat ditumbuhi tanaman atau berpori.
2.1.1.3. Wilayah Rawan Bencana
Kota Semarang dengan karakteristik wilayah tersebut berpotensi terhadap terjadinya bencana alam dengan dominasi bencana banjir, rob dan tanah longsor. Bila ditelaah lebih jauh, ketiga macam bencana di Semarang ini saling terkait, dengan sebab baik karena kondisi awal alamnya maupun karena dampak pembangunan.
Banjir sering terjadi di sekitar aliran sungai dan di bagian utara kota yang morfologinya berupa dataran pantai. Kawasan potensi bencana banjir secara umum diklasifikasikan menjadi:
a. Kawasan Pesisir/ Pantai
Merupakan salah satu kawasan rawan banjir karena kawasan tersebut merupakan dataran rendah dimana ketinggian muka tanahnya lebih rendah atau sama dengan ketinggian muka air laut pasang rata-rata (Mean Sea Level, MSL), dan menjadi tempat bermuaranya sungai-sungai. Di samping itu, kawasan pesisir/pantai dapat menerima dampak dari gelombang pasang yang tinggi, sebagai akibat dari badai angin topan atau gempa yang menyebabkan tsunami.
b. Kawasan Dataran Banjir (Flood Plain Area)
Adalah daerah dataran rendah di kiri dan kanan alur sungai, yang kemiringan muka tanahnya sangat landai dan relatif datar. Aliran air dari kawasan tersebut menuju sungai sangat lambat, yang mengakibatkan potensi banjir menjadi lebih besar, baik oleh luapan air sungai maupun karena hujan lokal. Kawasan ini umumnya terbentuk dari endapan sedimen yang sangat subur, dan terdapat di bagian hilir sungai. Seringkali kawasan ini merupakan daerah pengembangan kota, seperti permukiman, pusat kegiatan ekonomi, perdagangan, industri dan lain sebagainya.
Kawasan ini bila dilalui oleh sungai yang mempunyai Daerah Aliran Sungai (DAS) cukup besar, seperti Kali Garang/ Banjir Kanal Barat dan Banjir Kanal Timur di Kota Semarang, memiliki potensi bencana banjir yang cukup besar juga, karena debit banjir yang cukup besar yang dapat terbawa oleh sungai tersebut. Potensi bencana banjir akan lebih besar lagi apabila terjadi hujan cukup besar di daerah hulu dan hujan lokal di daerah tersebut, disertai pasang air laut.
c. Kawasan Sempadan Sungai
Merupakan daerah rawan bencana banjir yang disebabkan pola pemanfaatan ruang budidaya untuk hunian dan kegiatan tertentu.
(29)
d. Kawasan Cekungan
Merupakan daerah yang relatif cukup luas baik di daerah dataran rendah maupun dataran tinggi (hulu sungai) dapat menjadi daerah rawan bencana banjir. Pengelolaan bantaran sungai harus benar-benar dibudidayakan secara optimal, sehingga bencana dan masalah banjir dapat dihindarkan.
Potensi banjir di Kota Semarang sebagian besar berada di daerah pesisir/pantai dan daerah sempadan sungai, berdasarkan aspek penyebabnya, jenis banjir yang ada dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu: banjir limpasan sungai/banjir kiriman; banjir lokal; dan banjir pasang (rob).
Banjir pasang (rob) terjadi karena pasang air laut yang relatif lebih tinggi daripada ketinggian permukaan tanah di suatu kawasan. Biasanya terjadi pada kawasan di sekitar pantai. Penurunan tanah disebabkan empat hal, yaitu eksploitasi air tanah berlebihan, proses pemampatan lapisan sedimen (yang terdiri dari batuan muda) ditambah pembebanan tinggi oleh bangunan di atasnya serta pengaruh gaya tektonik. Dampak penurunan tanah dapat dilihat adanya luasan genangan rob yang semakin besar.
Selain banjir, bencana yang berkaitan dengan musim hujan adalah longsor. Kota Semarang pada beberapa wilayah menunjukkan potensi bencana longsor yang mengancam masyarakat yang juga perlu mendapatkan perhatian.
Perubahan iklim global berpengaruh terhadap kondisi iklim di Kota Semarang, musim kemarau menjadi lebih panjang daripada musim hujan sehingga menyebabkan kekeringan di daerah dengan cadangan air tanah yang minimum. Sebagian besar daerah yang mengalami kekeringan terdapat di Semarang atas. Berdasarkan data yang ada pada Buku Rencana Aksi Nasional 2010-2014, potensi bencana yang ada di Kota Semarang adalah banjir, kekeringan, longsor, kebakaran hutan, erosi, kebakaran gedung dan permukiman dan risiko cuaca ekstrim.
2.1.1.4. Demografi
Jumlah penduduk berdasarkan data BPS Kota Semarang pada tahun 2013 sebesar 1.572.105 jiwa atau mengalami pertumbuhan sebesar 0,83 % dibanding tahun 2012 yang tercatat sebesar 1.559.198 jiwa. Persebaran penduduk jika dilihat dari jumlah penduduk pada masing-masing wilayah kecamatan mengalami kepadatan penduduk yang tidak merata. Meskipun dalam setahun terakhir ini banyak perumahan baru yang bermunculan di kawasan pinggiran, namun secara statistik kependudukan tidak berpengaruh banyak terhadap data statistik kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk tinggi masih berada pada wilayah perkotaan dibanding diwilayah pinggiran yang merupakan wilayah pertanian, tegalan.
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Kota Semarang per Kecamatan Tahun 2013
No Kecamatan Luas
(Km2)
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Kepada tan(Jiwa/
Km2)
Juml. Pend. Lahir
Juml. Pend. Mati
Juml. Pend. Datang
Juml. Pend. Pindah 1 Mijen 57,55 57.887 1.006 775 251 1.604 824 2 Gunung Pati 54,11 75.885 1.402 1.338 591 1.600 1.056 3 Banyumanik 25,69 130.494 5.080 2.328 1004 2.505 2.505 4 Gajahmungkur 9,07 63.599 7.012 724 402 769 931 5 Semarang
Selatan
5,93 82.293 13.877 925 550 1.166 1.612
6 Candisari 6,54 79.706 12.187 1.222 726 1.191 1.669 7 Tembalang 44,2 147.564 3.339 2.924 716 4.359 1.950
(1)
22 Penanaman pohon di sekitar mata air, sempadan sungai, dan danau 555.000.000 BLH inputting sistem e-musrenbang melalui: ukppd.bappenas.go.id
23 Pemenuhan sarana pelayanan KB di klinik KB (statis) dan sarana dan prasarana pelayanan KB keliling dan pembangunan gudang alat/obat kontrasepsi
193.000.000 Bappermasper & KB
inputting sistem e-musrenbang melalui: ukppd.bappenas.go.id
24 Penyediaan sarana dan prasarana penerangan KB keliling, pengadaan public address dan KIE Kit
168.000.000 Bappermasper & KB
inputting sistem e-musrenbang melalui: ukppd.bappenas.go.id
25 Penyediaan Bina Keluarga Balita (BKB) 159.000.000 Bappermasper & KB
inputting sistem e-musrenbang melalui: ukppd.bappenas.go.id
26 Pembangunan/renovasi balai penyuluhan KB tingkat kecamatan 1.780.000.000 Bappermasper & KB
inputting sistem e-musrenbang melalui: ukppd.bappenas.go.id
27 Penyediaan kendaraan pendistribusian alokon/pengangkut akseptor 200.000.000 Bappermasper & KB
inputting sistem e-musrenbang melalui: ukppd.bappenas.go.id
28 Pembangunan Pasar Tradisional 1 unit yaitu Pasar Waru Indah yang mengacu pada pasar sehat
30.000.000.000 D. Pasar inputting sistem e-musrenbang melalui: ukppd.bappenas.go.id
29 Revitalisasi Pasar Bangetayu di Kecamatan Genuk Kota Semarang 30.000.000.000 D. Pasar inputting sistem e-musrenbang melalui: ukppd.bappenas.go.id
30 Pengadaan alat keselamatan transportasi darat: Rambu jalan, marka jalan, guardrail, APILL, Deliniator, Paku jalan, Cermin Tikung
800.000.000 Dishubkominfo inputting sistem e-musrenbang melalui: ukppd.bappenas.go.id
Sumber Dana: BANTUAN KEUANGAN PROVINSI BERSIFAT KHUSUS
A. SARANA PRASARANA
1 Pembuatan Talud Sungai Bringin 60.000.000.000 PSDA & ESDM masuk list bankeu sarpras prioritas no.1 (melalui sippd-jateng.info dan
simbankeu.com)
2 Pembangunan Talud Saluran di Muktiharjo Kidul, Pedurungan, 3.000.000.000 PSDA & ESDM masuk list bankeu sarpras prioritas no.2 (melalui sippd-jateng.info dan
simbankeu.com)
3 Pembangunan Pasar tradisional Peterongan Kota Semarang 30.000.000.000 D. Pasar masuk list bankeu sarpras prioritas no.3 (melalui sippd-jateng.info dan
(2)
4 Pembangunan Pasar tradisional Waru Kota Semarang 30.000.000.000 D. Pasar masuk list bankeu sarprasprioritas no.14 (melalui sippd-jateng.info dan
simbankeu.com) 5 Peningkatan Sarpras Rusunawa di Karang Roto dan Kudu Kec. Genuk
Kota Semarang
5.000.000.000 DTKP masuk list bankeu sarpras prioritas no.4 (melalui sippd-jateng.info dan
simbankeu.com) 6 Penanganan dan Penataan Sarpras Lingkungan Permukiman 11
kecamatan (Genuk, Pedurungan, Tembalang, Banyumanik, Semarang Timur, Tugu, Ngaliyan, Gunungpati, Mijen, Gayamsari, Semarang Utara)
10.000.000.000 DTKP masuk list bankeu sarpras prioritas no.5 (melalui sippd-jateng.info dan
simbankeu.com)
7 Peningkatan jalan Woltermonginsidi 72.620.000.000 D. Binamarga masuk list bankeu sarpras prioritas no.6 (melalui sippd-jateng.info dan
simbankeu.com)
8 Pembangunan Jalan Manyaran - Gunungpati 91.875.000.000 D. Binamarga masuk list bankeu sarpras prioritas no.7 (melalui sippd-jateng.info dan
simbankeu.com)
9 Peningkatan jalan R. Soekanto 26.250.000.000 D. Binamarga masuk list bankeu sarpras prioritas no.11 (melalui sippd-jateng.info dan
simbankeu.com)
10 Peningkatan Jalan Sampangan - Gunungpati 43.750.000.000 D. Binamarga masuk list bankeu sarpras prioritas no.12 (melalui sippd-jateng.info dan
simbankeu.com)
11 Pengadaan unit BRT (armada bus besar) 11.350.000.000 Dishubkominfo masuk list bankeu sarpras prioritas no.8 (melalui sippd-jateng.info dan
simbankeu.com) 12 Optimalisasi dan Pemasangan Lampu LED Kota Semarang di jalan
Pamularsih, Thamrin, MT Haryono, Imam Bonjol, Dr Cipto, Jl.Soetomo SEMARANG
1.300.000.000 Dishubkominfo masuk list bankeu sarpras prioritas no.10 (melalui sippd-jateng.info dan
simbankeu.com) 13 Optimalisasi dan Pemasangan Lampu LED Kota Semarang di jalan
Pamularsih, Thamrin, MT Haryono, Imam Bonjol, Dr Cipto, Jl.Soetomo SEMARANG
11.350.000.000 D. PJPR masuk list bankeu sarpras prioritas no.9 (melalui sippd-jateng.info dan
(3)
14 Pengelolaan dan Rehabilitasi Ekosistem Pesisir dan Laut (Pembuatan sabuk pantai fisik sarpras di Kec Genuk dan Tugu SEMARANG)
3.000.000.000 BLH masuk list bankeu sarpras prioritas no.13 (melalui sippd-jateng.info dan
simbankeu.com)
B. NON SARPRAS NON PENDIDIKAN
1 Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten/ Kota 50.000.000 Bappeda diusulkan melalui sippd-jateng.info 2 Koordinasi Pengawasan Peredaran Garam Tidak Beryodium dalam
rangka Penanggulangan GAKY
35.000.000 Bappeda diusulkan melalui sippd-jateng.info 3 Fasilitasi Kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) 290.000.000 Bappermasper&KB diusulkan melalui sippd-jateng.info 4 Fasilitasi Kegiatan Penguatan Kelembagaan FEDEP 85.000.000 Bappeda diusulkan melalui sippd-jateng.info 5 Pengembangan Sistem Informasi Pembangunan Daerah (PSIPD) 50.000.000 Bappeda diusulkan melalui sippd-jateng.info 6 Perencanaan Program-program PUS, Bantuan Forum PUS, Penguatan
Kelembagaan
50.000.000 Bappeda diusulkan melalui sippd-jateng.info
C. PENDIDIKAN
1 Fasilitasi Kegiatan Peningkatan Kualifikasi ke S1/D4 Pendidik PAUD 210.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 2 Peningkatan Kualifikasi ke S1 Pendidik Formal 451.500.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 3 Pengembangan Sarana Prasarana PAUD 130.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 4 Pengadaan APE PAUD 20.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 5 Pembangunan UGB PAUD Terpadu 600.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 6 Penyelenggaraan Gebyar PAUD 15.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 7 Penyelenggaraan Lomba Gugus PAUD. 18.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 8 Peningkatan Sarana Prasarana Sanitasi SMA/SMK 110.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 9 Penyelenggaraan Career Center SMK 50.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 10 Rehab Ruang Kelas Rusak SD/SDLB 300.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 11 Fasilitasi Pengembangan Pengelolaan PAUD D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 12 Rehab Ruang Kelas Rusak SMP/SMPLB 200.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 13 Pengadaan Alat Laboratorium IPA SMP 150.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 14 Pembinaan Potensi Siswa SD/SDLB dan SMP/SMPLB 15.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 15 Penyelenggaraan Pendidikan Paket A 20.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 16 Penyelenggaraan Pendidikan Paket B 30.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info
(4)
17 Pendampingan BOS SD/SDLB/MI 4.594.170.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 18 Pendampingan BOS SMP/SMPLB/MTs 3.627.150.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 19 Pengadaan Alat Teknologi Informasi Komputer (TIK) Pembelajaran
SD/SDLB
60.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 20 Peningkatan Sarana Prasarana Sanitasi SD/SDLB, SMP/SMPLB 130.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 21 Pembangunan RKB SMA/SMK 180.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 22 Pengadaan Alat Bengkel SMK 250.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 23 Pengembangan Mutu SMA 300.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 24 Pengembangan Mutu SMK 300.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 25 Pengadaan Alat Multimedia SMA 50.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 26 Pengadaan Alat Multimedia SMK 150.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 27 Pengelolaan Bursa Kerja 125.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 28 Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal 20.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 29 Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO SMA/SMK 100.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 30 Penyelenggaraan Penelitian IPA dan IPS Siswa SMA 160.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 31 Pemberian Beasiswa Siswa SMA/SMK 646.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 32 Penyelenggaraan Program Kelas Industri SMK 150.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 33 Penyelenggaraan Pendidikan Paket C 73.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 34 Bantuan fasilitasi Hari Aksara Internasional (HAI) 10.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 35 Penyelenggaraan Kursus Kewirausahaan Desa (KWD) 150.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 36 Penguatan Manajemen Desa Vokasi 60.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 37 Fasilitasi kegiatan Keaksaraan lanjutan 157.500.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 38 Pengembangan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat 25.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 39 Penguatan Kelembagaan Kursus dan Pelatihan 100.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 40 Peningkatan Kesejahteraan Pendidik Wiyata Bhakti Pendidikan
Formal
395.850.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 41 Peningkatan Kesejahteraan Pendidik PAUD 516.425.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 42 Fasilitasi Penyelenggaraan UN dan UNPK 443.681.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 43 Bantuan Manajemen Pendataan Pendidikan 148.100.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info
(5)
44 Operasional Pengelolaan Bantuan Pendidikan 35.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 45 Fasilitasi Kegiatan Pembinaan Nasionalisme dan Karakter Bangsa
Melalui Jalur Pendidikan
100.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 46 Fasilitasi Kegiatan Pengarusutamaan Gender 50.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 47 Peningkatan Kegiatan Kepramukaan 50.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 48 TPK Kurikulum SD dan SMP 100.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 49 Penyelenggaraan Pemilihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Formal
50.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 50 Penyelenggaraan Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
PAUDNI Berprestasi
25.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 51 Pengelolaan Penilaian angka Kredit dan Sertifikasi Pendidik 30.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 52 Pembelajaran Wisata Edukasi SD/SLB dan SMP/SMPLB 50.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info 53 Pembangunan Ruang Perpustakaan SMP/SMPLB 140.000.000 D. Pendidikan diusulkan melalui sippd-jateng.info
(6)
BAB VI PENUTUP
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2015 ini merupakan acuan dan pedoman dalam rangka menyusun Rencana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (RAPBD) atau Rencana Kerja Anggaran (RKA) bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kota Semarang untuk Tahun Anggaran 2015.
Dokumen RKPD Tahun 2015 disusun sebagai pedoman dan acuan SKPD dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan umum, tugas pembangunan dan tugas pelayanan kepada masyarakat dapat terlaksana secara holistik dan berkelanjutan, dengan menjalankan fungsi manajemen yang terintegrasi dan selalu mengutamakan koordinasi demi terlaksananya pembangunan yang menyeluruh, berkesinambungan dan berkelanjutan serta tepat sasaran. Koordinasi pembangunan tersebut dilakukan secara lintas sektor dan lintas daerah baik antar Kabupaten/Kota, Provinsi maupun Pusat dengan berpihak pada pemangku kepentingan pembangunan serta berlandaskan pada prinsip untuk mencapai kinerja yang dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
Selain itu perencanaan pembangunan secara hirarki telah disusun dengan melibatkan berbagai pihak yang berintikan proses komunikasi antar lembaga perencana dan antar lembaga perencana dengan pemangku kepentingan pembangunan dilakukan melalui forum regular yang telah terprogram dari tingkat Kecamatan (Musrenbang Kecamatan) hingga tingkat Kota (Musrenbang Kota) maupun forum parsial atau forum terfokus melalui Focus Group Discussion (FGD) antar pelaku pembangunan. Apabila dalam pelaksanaan terjadi ketidaksesuaian terhadap target dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan dalam RKPD Kota Semarang Tahun 2015 dengan dapat dilakukan Perubahan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2015 akan menjadi ukuran kinerja bagi Pemerintah Kota Semarang khususnya SKPD yang selanjutnya akan dijabarkan dalam Rencana Kerja (Renja) SKPD tahun 2015 agar pelaksanaan pembangunan dapat memenuhi harapan dan aspirasi masyarakat serta dapat memberikan pemecahan masalah terutama yang mendesak bagi masyarakat pada tahun yang direncanakan.
Ditetapkan di Semarang pada tanggal 30 Mei 2014
WALIKOTA SEMARANG ttd