2.5.DPPK KPA pencairandana 2014

Pencairan APBD
pada Belanja Langsung

Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan
Kota Surabaya
Tahun 2014
1

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) mempunyai tugas,
sebagai berikut:
a. Menyusun DPA-SKPD
b. Menetapkan paket-paket pekerjaan
barang/jasa
c. Melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran
atas beban anggaran belanja
d. Melaksanakan pemungutan penerimaan
bukan pajak
e. Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama
dengan pihak lain
dalam batas anggaran yang telah

ditetapkan

2

Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah


Wetmatigheid; pengeluaran belanja
daerah
menggunakan
prinsip
hemat, tidak mewah, efektif, efisien
dan “sesuai dengan ketentuan
peraturan
perundangundangan”



Rechmatigheid; setiap pengeluaran
belanja atas beban APBD “harus

didukung dengan bukti yang
lengkap dan sah”



Doelmatigheid; setiap SPKD dilarang
melakukan pengeluaran atas beban3
anggaran daerah untuk “tujuan”

Pedoman pencairan APBD pada Belanja Langsung di
lingkungan Pemerintah Kota Surabaya yaitu:
1. Perwali 73/2012 tentang Pedoman Teknis
Belanja Langsung
2. Perwali 85/2012 tentang perubahan pertama
Perwali 73/2012
3. Perwali 21/2013 tentang perubahan kedua
Perwali 73/2012
4. Perwali 75/2013 tentang perubahan ketiga
Perwali 73/2012


4

Uang Persediaan (SPM-UP/GU/TU) digunakan untuk
membiayai pengeluaran belanja dengan nilai sampai
dengan Rp.50.000.000,- kecuali:
a. pembayaran sewa tempat, bangunan
gedung dan/atau tanah
b. pembayaran keperluan telepon, air, listrik
dan gas
c. Pembayaran kegiatan yang bersifat
protokoler
d. pembayaran keperluan pameran dan
promosi
e. pembayaran biaya perjalanan dinas
f. pembayaran swakelola oleh instansi
pemerintah lain
g. pembayaran pekerjaan berdasarkan tarif
5
resmi pemerintah


Pembayaran Langsung (SPM-LS) digunakan untuk
membiayai pengeluaran belanja dengan nilai di atas
Rp.50.000.000,- yaitu:
a. Pembayaran pengadaan barang/jasa
dengan nilai di atas
Rp. 50.000.000,b. pembayaran pengadaan tanah dan
bangunan
c. pembayaran biaya perjalanan dinas yang
menggunakan
biro perjalanan
d. pembayaran belanja lain-lain yang
dibayarkan langsung
kepada pihak ketiga

6

Dokumen yang digunakan dalam rangka pertanggung
jawaban, sebagai berikut:
a. Honorarium/TPP/Uang Kinerja PNS;
1. SK/SP/ST/Surat Permohonan

Narasumber/Surat Lainnya
2. Daftar absensi
3. Daftar penerimaan Honorarium (edelivery)
4. SSP PPh
b. Honorarium Non PNS;
1. SK/SP/ST/Surat Permohonan
Narasumber/Surat Lainnya
2. Daftar absensi
3. Daftar penerimaan Honorarium (e-

7

c. Uang Lembur;
1. Surat Perintah Kerja Lembur
2. Daftar absensi
3. Daftar penerimaan Uang Lembur (edelivery)
4. SSP PPh
d. Makanan dan Minuman Rapat;
1. Undangan rapat
2. Daftar absensi

3. Nota pembelian
4. Kuitansi pembayaran dengan meterai
secukupnya
5. Surat Pembelian Langsung (e-delivery)
6. Form Pembelian Langsung (e-delivery)
8
7. SSP PPh

e. Uang Transport;
1. SP/ST/Undangan
2. Daftar penerimaan Uang Transport (edelivery)
3. SSP PPh
f. Pengadaan Barang/Jasa sampai dengan
Rp.10.000.000,1. Nota pembelian
2. Surat Pembelian Langsung (e-delivery)
3. Form Pembelian Langsung (e-delivery)
4. Lampiran Form Pembelian Langsung (edelivery)
5. SSP (PPN dan/atau PPh)
6. Faktur pajak
9


g. Pengadaan Barang/Jasa diatas Rp.10 juta
s/d Rp.50 juta
1. Nota pembelian
2. Kuitansi pembayaran dengan meterai
secukupnya
3. Surat Pembelian Langsung (e-delivery)
4. Form Pembelian Langsung (e-delivery)
5. Lampiran Form Pembelian Langsung (edelivery)
6. SSP (PPN dan/atau PPh)
7. Faktur pajak

10

h. Pengadaan Barang/Jasa diatas Rp.50 juta
s/d Rp.200 juta
1. Nota pembelian
2. Kuitansi pembayaran dengan meterai
secukupnya
3. Surat Pesanan

4. Surat Penawaran
5. Surat Perintah Kerja (SPK)
6. Surat permohonan pembayaran
7. Laporan kemajuan fisik pekerjaan (edelivery)
8. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (edelivery)
9. Berita Acara Pembayaran (e-delivery)
10. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (e11
delivery)

Pejabat yang berwenang menandatangani bukti
pengeluaran berupa kuitansi, sebagai berikut:
a. SKPD pada Sekretariat Daerah
1. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
2. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
3. Bendahara Pengeluaran
b. SKPD selain pada Sekretariat Daerah
1. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
dan/atau PPK
2. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
3. Bendahara Pengeluaran

12

Pajak Penghasilan Barang/Jasa (PPh 21, 22, 23) meliputi:
1. Honorarium atau penerimaan lainnya yang
merupakan tambahan penghasilan dikenakan
PPh-21 untuk PNS dan Pensiunannya, sesuai
Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 2010, sbb:
a. Golongan I/II, tidak dikenakan PPh-21
b. Golongan III, dikenakan PPh-21 sebesar 5%
c. Golongan IV, dikenakan PPh-21 sebesar 15%
2. Honorarium atau penerimaan lainnya yang
merupakan
penghasilan dikenakan PPh-21 tarif Pasal 17
untuk Non PNS, sesuai dengan Peraturan Dirjen
Pajak No. PER-31/PJ/2012, sbb:
a. Pegawai Tetap
b. Pegawai Tidak Tetap
13
c. Bukan Pegawai


3. Pengadaan barang dikenakan PPh-22 (1,5%)
untuk pembelian
di atas Rp.2.000.000,sesuai dengan:
a. Peraturan Menteri Keuangan No.
154/PMK.03/2010.
b. Peraturan Dirjen Pajak No. PER-57/PJ/2010.
4. Jasa dikenakan PPh-23, sesuai dengan:
a. Peraturan Menteri Keuangan No.
187/PMK.03/2008, untuk
Jasa Konstruksi.
b. Peraturan Menteri Keuangan No.
244/PMK.03/2008, untuk
selain Jasa Konstruksi.
14

Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
PPN Barang dan Jasa sebesar 10%, kecuali usaha
jasa boga atau catering yang sudah merupakan
obyek pengenaan Pajak Daerah sebesar 10% sesuai
dengan Undang-Undang No. 42 Tahun 2009 tentang

PPN.
Jenis Barang dan Jasa yang tidak dikenakan PPN,
sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 144 Tahun
2000.

15

Terima Kasih

16