SK 469 Thn 2016 ttg IL PT.DGMS
BUPATI BARITO KUALA
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA
NOMOR 188.45/469 /KUM/2016
TENTANG
KEGIATAN OPERASIONAL STORAGE BAHAN BAKAR MINYAK TERAPUNG
PT. DAWI GOLDEN MITRA SEJAHTERA DI DESA BERANGAS TIMUR
KECAMATAN ALALAK KABUPATEN BARITO KUALA
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
BUPATI BARITO KUALA,
Menimbang
Mengingat
: a.
bahwa rencana kegiatan Operasional Storage Bahan Bakar
Minyak (BBM) Terapung PT. Dawi Golden Mitra Sejahtera, di
Desa Berangas Timur, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito
Kuala, Propinsi Kalimantan Selatan, merupakan kegiatan yang
wajib dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Pemantauan Lingkungan Hidup (UKLUPL);
b.
bahwa terhadap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki
UKLUPL dan dinyatakan layak ditinjau dari aspek lingkungan
hidup, wajib diterbitkan izin lingkungan;
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan
Bupati Barito Kuala tentang izin lingkungan pada Kegiatan
Operasional Storage Bahan Bakar Minyak (BBM) Terapung PT.
Dawi Golden Mitra Sejahtera, di Desa Berangas Timur,
Kecamatan Alalak,Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan
Selatan;
: 1.
UndangUndang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan
UndangUndang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 9) sebagai Undang
Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959
Nomor 72, Tahun Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1820);
2.
UndangUndang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
PokokPokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2013);
3.
UndangUndang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);
4.
UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3888) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Pengganti UndangUndang Nomor 1 tahun 2004 tentang
Perubahan Atas UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4374) yang telah ditetapkan dengan Undang
Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 41 Tahun 2009
tentang Kehutanan menjadi UndangUndang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 67, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4401);
5.
UndangUndang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4377);
6.
UndangUndang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
7.
UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
8.
UndangUndang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
9.
UndangUndang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan UndangUndang Nomor
9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
10.
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 31, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3815)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 85 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 190, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3910);
11.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3853);
12.
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor
153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4161);
13.
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang
Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 147, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004
tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5056);
14.
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan
dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta
Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4696) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata
Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta
Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4814);
15.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
16.
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4833);
17.
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4858 );
18.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Manajemen dan Rekayasa Analisis Dampak, serta Manajemen
Kebutuhan Lalu Lintas (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5221);
19.
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5285);
20.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 15 Tahun
2010 tentang Persyaratan dan Tata Cara Lisensi Komisi Penilai
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
21.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 694);
22.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun
2012 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib
Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup;
23.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Nomor 17
Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat Dalam
Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Izin
Lingkungan;
24.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan
HIdup;
25.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun
2013 tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan
Dokumen Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin Lingkungan;
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun
2014 tentang Baku Mutu Air Limbah;
26.
27.
Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 2 Tahun
2008 tentang Kewenangan Daerah Kabupaten Barito Kuala
(Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 Nomor
2);
28.
Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 17 Tahun
2010 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Pamong Praja
Kabupaten Barito Kuala (Lembaran Daerah Kabupaten Barito
Kuala Tahun 2010 Nomor 17) ;
29.
Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 6 Tahun
2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito
Kuala (Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2012
Nomor 6);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:
KESATU
: Izin Lingkungan Kegiatan Operasional Storage Bahan Bakar
Minyak (BBM) Terapung, PT. Dawi Golden Mitra Sejahtera, di
Desa Berangas Timur Kecamatan Alalak,Kabupaten Barito Kuala,
Provinsi Kalimantan Selatan;
KEDUA
: Memberikan Izin Lingkungan kepada :
1. Nama Pemrakarsa
: Direktur PT. Dawi Golden Mitra
Sejahtera.
2. Jenis Usaha : Operasional Storage Bahan Bakar
dan/atau kegiatan
Minyak (BBM) Terapung.
3. Penanggungjawab
: DAVID CAVIEDY
Selaku Direktur PT. Dawi Golden Mitra
Sejahtera.
4. Alamat Kantor
: Jl. A. Yani KM 8,4 Komplek Persada Mas
BAB III No. 07 Manarap Lama Kertak
Hanyar Kabupaten Banjar, Provinsi
Kalimantan Selatan.
5. Status Permodalan : PMDN.
6. Lokasi Kegiatan
KETIGA
: Jl.Berangas Timur Kecamatan Alalak
Kabupaten Barito Kuala, Provinsi
Kalimantan Selatan.
: Ruang lingkup kegiatan dalam Izin Lingkungan ini mencakup
keseluruhan kegiatan yang tercantum dalam Surat Keputusan
Kelayakan Lingkungan Hidup Kegiatan Operasional Storage Bahan
Bakar Minyak (BBM) Terapung PT. Dawi Golden Mitra Sejahtera di
Desa Berangas Timur, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala,
Provinsi Kalimantan Selatan, yang meliputi ;
1) Lokasi keseluruhan tapak proyek kegiatan di seluas adalah ±
1.200m2 (± 0,12 ha) yang terletak di Desa Berangas Timur,
Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi
Kalimantan Selatan.
2)
3)
Kegiatan Operasional Storage Bahan Bakar Minyak (BBM)
Terapung meliputi beberapa tahap yaitu Tahap Operasi
meliputi Penerimaan Karyawan, Penerimaan Bahan Bakar
Minyak/BBM, Penimbunan Bahan Bakar Minyak/BBM,
Penyaluran Bahan Bakar Minyak/BBM. Tahap Pasca Operasi
yaitu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Kegiatan Operasional Storage Bahan Bakar Minyak (BBM)
Terapung meliputi pengisian dari kapal tangki ke tongkang
dilakukan dengan membuka keran pipa pengisian pada kapal
tangki yang masuk ke dalam tongkang, penerimaan bahan
bakar Minyak Solar yang diangkut melalui kapal angkut yang
didatangkan dari pensuplai BBM untuk selanjutnya ditimbun
dalam Tongkang, Penyaluran BBM kepada konsumen
dilakukan pada perusahaan kelapa sawit, pertambangan dan
kontraktor.
KEEMPAT
: PT. Dawi Golden Mitra Sejahtera, dalam melaksanakan
kegiatannya harus memenuhi persyaratan memiliki izin
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk tahapan
konstruksi dan Operasi yang terdiri atas Izin usaha dan/atau Izin
lainnya yang terkait dengan kegiatannya ;
KELIMA
: Instansi pemberi izin wajib memperhatikan izin lingkungan
sebagai syarat penerbitan izin dalam pelaksanaan kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEEMPAT.
KEENAM
: PT. Dawi Golden Mitra Sejahtera,dalam melaksanakan
kegiatannya harus memenuhi kewajiban melakukan pengelolaan
dan pemantauan sebagaimana tercantum dalam Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UPL), sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I dan Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan Izin Lingkungan ini.
KETUJUH
: Selain kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEENAM
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan
pengelolaan dampak dengan pendekatan sosial ekonomi dan
institusi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Izin Lingkungan ini.
KEDELAPAN
: Instansi Pemberi Izin wajib mencantumkan segala persyaratan dan
kewajiban baik yang tertulis dalam Keputusan ini maupun di
dalam Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) sebagai ketentuan dalam
Izin melakukan Kegiatan Operasional Storage Bahan Bakar
Minyak (BBM) Terapung PT. Dawi Golden Mitra Sejahtera di Desa
Berangas Timur, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala,
Provinsi Kalimantan Selatan.
KESEMBILAN
: Izin Lingkungan ini berlaku sama dengan masa berlakunya masa
izin usaha dan/atau kegiatan.
KESEPULUH
: Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib mengajukan
permohonan perubahan izin lingkungan apabila terjadi perubahan
atas rencana usaha dan/atau kegiatannya sesuai dengan kriteria
perubahan yang tercantum dalam Pasal 50 Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan.
KESEBELAS
: Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan persyaratan dan
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I dan
Lampiran II, setiap 6 (enam) bulan sekali terhitung sejak tanggal
ditetapkannya Keputusan Izin Lingkungan ini kepada :
1. Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Up. Deputi
2.
3.
4.
5.
6.
Bidang Tata Lingkungan, di Jakarta;
Bupati Barito Kuala, Up. Kepala Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Barito Kuala, di Marabahan;
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Kuala, di
Marabahan;
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Barito Kuala, di Marabahan;
Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.
Barito Kuala;
Kepala Dinas Kesehatan Kab. Barito Kuala.
KEDUABELAS
: Apabila dalam pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan di
kemudian hari timbul dampak lingkungan di luar dari dampak
yang dikelola sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Izin Lingkungan ini, penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan wajib melaporkan kepada instansi
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESEBELAS untuk diambil
langkahlangkah yang diperlukan.
KETIGABELAS
: Setiap kelalaian dan/atau penyimpangan yang dilakukan oleh
Kegiatan Operasional Storage Bahan Bakar Minyak (BBM)
Terapung PT. Dawi Golden Mitra Sejahtera di Desa Berangas
Timur, Kecamatan Alalak,Kabupaten Barito Kuala, Provinsi
Kalimantan Selatan, dalam Izin Lingkungan ini dapat dikenakan
sanksi sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang
berlaku.
KEEMPATBELAS : Keputusan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan,
dan/atau apabila tidak melaksanakan kegiatan/usaha selama 3
(tiga) tahun maka penanggung jawab wajib mengajukan
permohonan Izin Lingkungan kembali sesuai dengan rencana
kegiatan.
Ditetapkan di Marabahan
pada tanggal 23 Desember 2016
BUPATI BARITO
KUALA,
H.
HASANUDDIN
MURAD
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA
NOMOR 188.45/469 /KUM/2016
TENTANG
KEGIATAN OPERASIONAL STORAGE BAHAN BAKAR MINYAK TERAPUNG
PT. DAWI GOLDEN MITRA SEJAHTERA DI DESA BERANGAS TIMUR
KECAMATAN ALALAK KABUPATEN BARITO KUALA
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
BUPATI BARITO KUALA,
Menimbang
Mengingat
: a.
bahwa rencana kegiatan Operasional Storage Bahan Bakar
Minyak (BBM) Terapung PT. Dawi Golden Mitra Sejahtera, di
Desa Berangas Timur, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito
Kuala, Propinsi Kalimantan Selatan, merupakan kegiatan yang
wajib dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Pemantauan Lingkungan Hidup (UKLUPL);
b.
bahwa terhadap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki
UKLUPL dan dinyatakan layak ditinjau dari aspek lingkungan
hidup, wajib diterbitkan izin lingkungan;
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan
Bupati Barito Kuala tentang izin lingkungan pada Kegiatan
Operasional Storage Bahan Bakar Minyak (BBM) Terapung PT.
Dawi Golden Mitra Sejahtera, di Desa Berangas Timur,
Kecamatan Alalak,Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan
Selatan;
: 1.
UndangUndang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan
UndangUndang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 9) sebagai Undang
Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959
Nomor 72, Tahun Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1820);
2.
UndangUndang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
PokokPokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2013);
3.
UndangUndang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);
4.
UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3888) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Pengganti UndangUndang Nomor 1 tahun 2004 tentang
Perubahan Atas UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4374) yang telah ditetapkan dengan Undang
Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 41 Tahun 2009
tentang Kehutanan menjadi UndangUndang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 67, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4401);
5.
UndangUndang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4377);
6.
UndangUndang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
7.
UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
8.
UndangUndang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
9.
UndangUndang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan UndangUndang Nomor
9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
10.
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 31, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3815)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 85 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 190, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3910);
11.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3853);
12.
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor
153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4161);
13.
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang
Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 147, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004
tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5056);
14.
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan
dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta
Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4696) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata
Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta
Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4814);
15.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
16.
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4833);
17.
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4858 );
18.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Manajemen dan Rekayasa Analisis Dampak, serta Manajemen
Kebutuhan Lalu Lintas (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5221);
19.
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5285);
20.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 15 Tahun
2010 tentang Persyaratan dan Tata Cara Lisensi Komisi Penilai
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
21.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 694);
22.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun
2012 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib
Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup;
23.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Nomor 17
Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat Dalam
Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Izin
Lingkungan;
24.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan
HIdup;
25.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun
2013 tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan
Dokumen Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin Lingkungan;
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun
2014 tentang Baku Mutu Air Limbah;
26.
27.
Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 2 Tahun
2008 tentang Kewenangan Daerah Kabupaten Barito Kuala
(Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 Nomor
2);
28.
Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 17 Tahun
2010 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Pamong Praja
Kabupaten Barito Kuala (Lembaran Daerah Kabupaten Barito
Kuala Tahun 2010 Nomor 17) ;
29.
Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 6 Tahun
2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito
Kuala (Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2012
Nomor 6);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:
KESATU
: Izin Lingkungan Kegiatan Operasional Storage Bahan Bakar
Minyak (BBM) Terapung, PT. Dawi Golden Mitra Sejahtera, di
Desa Berangas Timur Kecamatan Alalak,Kabupaten Barito Kuala,
Provinsi Kalimantan Selatan;
KEDUA
: Memberikan Izin Lingkungan kepada :
1. Nama Pemrakarsa
: Direktur PT. Dawi Golden Mitra
Sejahtera.
2. Jenis Usaha : Operasional Storage Bahan Bakar
dan/atau kegiatan
Minyak (BBM) Terapung.
3. Penanggungjawab
: DAVID CAVIEDY
Selaku Direktur PT. Dawi Golden Mitra
Sejahtera.
4. Alamat Kantor
: Jl. A. Yani KM 8,4 Komplek Persada Mas
BAB III No. 07 Manarap Lama Kertak
Hanyar Kabupaten Banjar, Provinsi
Kalimantan Selatan.
5. Status Permodalan : PMDN.
6. Lokasi Kegiatan
KETIGA
: Jl.Berangas Timur Kecamatan Alalak
Kabupaten Barito Kuala, Provinsi
Kalimantan Selatan.
: Ruang lingkup kegiatan dalam Izin Lingkungan ini mencakup
keseluruhan kegiatan yang tercantum dalam Surat Keputusan
Kelayakan Lingkungan Hidup Kegiatan Operasional Storage Bahan
Bakar Minyak (BBM) Terapung PT. Dawi Golden Mitra Sejahtera di
Desa Berangas Timur, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala,
Provinsi Kalimantan Selatan, yang meliputi ;
1) Lokasi keseluruhan tapak proyek kegiatan di seluas adalah ±
1.200m2 (± 0,12 ha) yang terletak di Desa Berangas Timur,
Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi
Kalimantan Selatan.
2)
3)
Kegiatan Operasional Storage Bahan Bakar Minyak (BBM)
Terapung meliputi beberapa tahap yaitu Tahap Operasi
meliputi Penerimaan Karyawan, Penerimaan Bahan Bakar
Minyak/BBM, Penimbunan Bahan Bakar Minyak/BBM,
Penyaluran Bahan Bakar Minyak/BBM. Tahap Pasca Operasi
yaitu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Kegiatan Operasional Storage Bahan Bakar Minyak (BBM)
Terapung meliputi pengisian dari kapal tangki ke tongkang
dilakukan dengan membuka keran pipa pengisian pada kapal
tangki yang masuk ke dalam tongkang, penerimaan bahan
bakar Minyak Solar yang diangkut melalui kapal angkut yang
didatangkan dari pensuplai BBM untuk selanjutnya ditimbun
dalam Tongkang, Penyaluran BBM kepada konsumen
dilakukan pada perusahaan kelapa sawit, pertambangan dan
kontraktor.
KEEMPAT
: PT. Dawi Golden Mitra Sejahtera, dalam melaksanakan
kegiatannya harus memenuhi persyaratan memiliki izin
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk tahapan
konstruksi dan Operasi yang terdiri atas Izin usaha dan/atau Izin
lainnya yang terkait dengan kegiatannya ;
KELIMA
: Instansi pemberi izin wajib memperhatikan izin lingkungan
sebagai syarat penerbitan izin dalam pelaksanaan kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEEMPAT.
KEENAM
: PT. Dawi Golden Mitra Sejahtera,dalam melaksanakan
kegiatannya harus memenuhi kewajiban melakukan pengelolaan
dan pemantauan sebagaimana tercantum dalam Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UPL), sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I dan Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan Izin Lingkungan ini.
KETUJUH
: Selain kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEENAM
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan
pengelolaan dampak dengan pendekatan sosial ekonomi dan
institusi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Izin Lingkungan ini.
KEDELAPAN
: Instansi Pemberi Izin wajib mencantumkan segala persyaratan dan
kewajiban baik yang tertulis dalam Keputusan ini maupun di
dalam Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) sebagai ketentuan dalam
Izin melakukan Kegiatan Operasional Storage Bahan Bakar
Minyak (BBM) Terapung PT. Dawi Golden Mitra Sejahtera di Desa
Berangas Timur, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala,
Provinsi Kalimantan Selatan.
KESEMBILAN
: Izin Lingkungan ini berlaku sama dengan masa berlakunya masa
izin usaha dan/atau kegiatan.
KESEPULUH
: Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib mengajukan
permohonan perubahan izin lingkungan apabila terjadi perubahan
atas rencana usaha dan/atau kegiatannya sesuai dengan kriteria
perubahan yang tercantum dalam Pasal 50 Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan.
KESEBELAS
: Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan persyaratan dan
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I dan
Lampiran II, setiap 6 (enam) bulan sekali terhitung sejak tanggal
ditetapkannya Keputusan Izin Lingkungan ini kepada :
1. Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Up. Deputi
2.
3.
4.
5.
6.
Bidang Tata Lingkungan, di Jakarta;
Bupati Barito Kuala, Up. Kepala Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Barito Kuala, di Marabahan;
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Kuala, di
Marabahan;
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Barito Kuala, di Marabahan;
Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.
Barito Kuala;
Kepala Dinas Kesehatan Kab. Barito Kuala.
KEDUABELAS
: Apabila dalam pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan di
kemudian hari timbul dampak lingkungan di luar dari dampak
yang dikelola sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Izin Lingkungan ini, penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan wajib melaporkan kepada instansi
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESEBELAS untuk diambil
langkahlangkah yang diperlukan.
KETIGABELAS
: Setiap kelalaian dan/atau penyimpangan yang dilakukan oleh
Kegiatan Operasional Storage Bahan Bakar Minyak (BBM)
Terapung PT. Dawi Golden Mitra Sejahtera di Desa Berangas
Timur, Kecamatan Alalak,Kabupaten Barito Kuala, Provinsi
Kalimantan Selatan, dalam Izin Lingkungan ini dapat dikenakan
sanksi sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang
berlaku.
KEEMPATBELAS : Keputusan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan,
dan/atau apabila tidak melaksanakan kegiatan/usaha selama 3
(tiga) tahun maka penanggung jawab wajib mengajukan
permohonan Izin Lingkungan kembali sesuai dengan rencana
kegiatan.
Ditetapkan di Marabahan
pada tanggal 23 Desember 2016
BUPATI BARITO
KUALA,
H.
HASANUDDIN
MURAD