Perbub Nomor 1 Tahun 2014

BUPATI BIMA
PERATURAN BUPATI BIMA
NOMOR :01 TAHUN 2014
TENTANG
PERJALANAN DINAS  BAGI PEJABAT NEGARA,
PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH,
PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP
LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN BIMA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BIMA, 
Menimbang

Mengingat

:

:

a.

bahwa   agar   perjalanan   dinas   dapat   dilaksanakan

secara lebih tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan
dan   bertanggung   jawab,   perlu   mengatur   ketentuan
mengenai  Perjalanan   Dinas   Bagi   Pejabat   Negara,
Pimpinan   dan   Anggota  Dewan   Perwakilan   Rakyat
Daerah, Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap
dilingkungan Pemerintah Kabupaten Bima;

b.

bahwa   berdasarkan   pertimbangan   sebagaimana
dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati
tentang   Perjalanan   Dinas  Bagi   Pejabat   Negara,
Pimpinan   dan   Anggota  Dewan   Perwakilan   Rakyat
Daerah, Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap
Lingkup Pemerintah Kabupaten Bima;

1

2.


Undang­Undang   Nomor   69   Tahun   1958   tentang
Pembentukan   Daerah­Daerah   Tingkat   II   dan   Wilayah
Daerah­Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan
Nusa Tenggara Timur;
Undang­Undang   Nomor   8   Tahun   1974   tentang   Pokok­
Pokok   Kepegawaian   sebagaimana   telah   diubah   dengan
Undang­Undang Nomor 43 Tahun 1999;

3.

Undang­Undang   Nomor   28   Tahun   1999   tentang
Penyelenggaran   Negara   yang   Bersih   dan   Bebas   dari
Korupsi Kolusi dan Nepotisme;

4.

Undang­Undang   Nomor   17   Tahun   2003   tentang
Keuangan Negara;

5.


Undang­Undang   Nomor   1   Tahun   2004   tentang
Perbendaharaan Negara;

6.

Undang­Undang   Nomor   15   Tahun   2004   tentang

Pemeriksaan,Pengelolaan   dan   Pertanggungjawaban
Keuangan Negara;
7.

Undang­Undang   Nomor   25   Tahun   2004   tentang   Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;

8.

Undang­Undang   Nomor   32   Tahun   2004   tentang
Pemerintahan   Daerah   sebagaimana   telah   diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang­Undang Nomor 12

Tahun 2008;

9.

Undang­Undang   Nomor   33   Tahun   2004   tentang
Perimbangan   Keuangan   Antara   Pemerintah   Pusat   dan
Pemerintah Daerah;

10. Undang­Undang   Nomor   27   tahun   2009   tentang   Majelis
Permusyawaratan   Rakyat,   Dewan   Perwakilan   Rakyat,
Dewan   Perwakilan   Daerah,   dan   Dewan   Perwakilan
Rakyat Daerah;
11. Undang­Undang   Nomor   12   Tahun   2011   tentang
Pembentukan Peraturan Perundang­undangan;
12. Peraturan   Pemerintah   Nomor   24   Tahun   2004   tentang
Kedudukan   Protokoler   dan   Keuangan   Pimpinan   dan
Anggota DPRD;
13. Peraturan   Pemerintah   Nomor   58   Tahun   2005   tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
14. Peraturan   Pemerintah   Nomor   8   Tahun   2006   tentang

Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
15

Peraturan Menteri Keuangan Republik  Indonesia  Nomor
113/PMK.05/2012   tentang   Perjalanan   Dinas   Dalam
Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri dan Pegawai
Tidak Tetap;

16. Peraturan   Menteri   Dalam   Negeri  Republik   Indonesia
Nomor    16    Tahun    2013  Tentang  Perubahan   Atas
Peraturan   Menteri   Dalam   Negeri  Republik   Indonesia
Nomor   37   Tahun   2012  Tentang  Pedoman   Penyusunan
Anggaran   Pendapatan   Dan   Belanja   Daerah  Tahun
Anggaran 2013;
17. Peraturan Menteri Keuangan Republik  Indonesia  Nomor
72/   PMK.02/2013   tentang   Standar   Biaya   Masukan
Tahun Anggaran 2014;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 4 Tahun 2005
tentang   Kedudukan  Protokoler   dan  Keuangan  Pimpinan
Dewan   dan   Anggota   Dewan   Perwakilan   Rakyat   Daerah

Kabupaten Bima;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 2 Tahun 2008
tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Bima;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 7 Tahun 2010
tentang   Perubahan   Atas   Peraturan   Daerah   Kabupaten
Bima   Nomor   3   Tahun   2008   tentang   Pembentukan
Susunan,   Kedudukan   Tugas   Pokok   dan   Fungsi

Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bima;

21. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 6 Tahun 2008
tentang   Pokok­pokok   Pengelolaan   dan   Pertanggung­
jawaban Keuangan Daerah;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 6 Tahun 2013
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2014;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan     : 


PERATURAN    BUPATI    TENTANG    PERJALANAN    DINAS
BAGI   PEJABAT   NEGARA,   PIMPINAN   DAN   ANGGOTA
DEWAN   PERWAKILAN   RAKYAT   DAERAH,   PEGAWAI
NEGERI   SIPIL   DAN   PEGAWAI   TIDAK   TETAP   LINGKUP
PEMERINTAH KABUPATEN BIMA.
BAB  I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksudkan dengan :
1. Perjalanan Dinas Dalam Negeri yang selanjutnya disebut Perjalanan Dinas
adalah   perjalanan   ke   luar   tempat   kedudukan   yang   dilakukan   dalam
wilayah Republik Indonesia untuk kepentingan negara.
2.
3.

Daerah adalah Kabupaten Bima.
Pemerintah   Daerah   adalah  Bupati   dan   perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara  pemerintahan daerah.
4.

Bupati adalah Bupati Bima.
5.
Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Bima.
6.
Pimpinan DPRD adalah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah   dan   Wakil   Ketua   Dewan   Perwakilan   Rakyat   Daerah   Kabupaten
Bima.
7.
Anggota DPRD adalah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten Bima.
8.
Sekretaris   Daerah   adalah   Sekretaris   Daerah   Kabupaten
Bima.
9.
Pejabat Negara adalah Bupati dan  Wakil Bupati.
10.
Satuan   Kerja   Perangkat   Daerah   yang   selanjutnya
disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku
pengguna anggaran/pengguna barang.
11.

Pegawai   Negeri   Sipil   adalah     mereka   yang   telah
memenuhi   syarat­syarat   yang   ditentukan     dalam   peraturan   perundang­
undangan   yang   berlaku,     diangkat   oleh   pejabat   yang   berwenang   dan
diserahi   tugas   dalam   sesuatu   jabatan  negeri   atau   diserahi   tugas   negara

lainnya   yang   ditetapkan   berdasarkan   sesuatu   peraturan   perundang­
undangan   dan   digaji   menurut   peraturan   perundang­undangan   yang
berlaku.
12.
Pegawai  tidak   tetap   /  tenaga   honorer   adalah  seseorang
yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian atau pejabat lain dalam
pemerintahan   untuk   melaksanakan   tugas­tugas   tertentu   pada   instansi
pemerintah   atau   yang   penghasilannya   menjadi   beban   anggaran
pendapatan dan belanja daerah.
13.
Perjalanan   dinas   adalah   perjalanan   dinas   keluar   batas
kota dari tempat kedudukan ke tempat yang dituju, melaksanakan tugas,
dan kembali ke tempat kedudukan semula untuk kepentingan Negara atas
perintah pejabat yang berwenang.
14.

Surat  Perjalanan Dinas yang selanjutnya disingkat SPD
adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dalam
rangka pelaksanaan Perjalanan Dinas bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri,
Pegawai Tidak Tetap, dan Pihak Lain.
15.
Surat   Perintah   Tugas   yang   selanjutnya   disingkat   SPT
adalah   surat   perintah   yang   diterbitkan   dan   ditandatangani   oleh   pejabat
yang berwenang sebegai dasar penerbitan Surat Perjalanan Dinas (SPD);
16.
Pelaksana   SPD   adalah   Pejabat   Negara,   Pegawai   Negeri,
dan Pegawai Tidak Tetap yang melaksanakan Perjalanan Dinas.
17.
Lumpsum adalah suatu jumlah uang yang telah dihitung
terlebih dahulu (pre­calculated amount) dan dibayarkan sekaligus.
18.
Biaya Riil adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan
bukti pengeluaran yang sah.
19.
Perhitungan   Rampung   adalah   perhitungan   biaya
Perjalanan   Dinas   yang   dihitung   sesuai   kebutuhan   riil   berdasarkan

ketentuan yang berlaku.
20.
Tempat   kedudukan   adalah   tempat   /   kota   dimana
kantor / satuan kerja berada.
21.
Standar   Biaya   adalah   satuan   biaya   yang   ditetapkan
sebagai   acuan   penghitungan   kebutuhan   anggaran   dalam   Rencana   Kerja
dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga, baik berupa Standar Biaya
Masukan maupun Standar Biaya Keluaran.
22.
Luar daerah adalah luar Kabupaten Bima.
23.
Dalam daerah adalah dalam wilayah Kabupaten Bima.
24.
Pejabat yang berwenang adalah Pejabat yang berwenang
menerbitkan dan menandatangani surat perintah tugas dan SPD.
25.
Detasering   adalah   penempatan   /   penugasan   pegawai
pada tempat tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.
26.
Biaya sewa kendaraan dalam kota tempat tujuan adalah
biaya   yang   diberikan   untuk   sewa   kendaraan   dalam   kota   tempat   tujuan
untuk perjalanan dinas luar daerah bagi Pejabat Negara.
27.
Pendidikan   dan   pelatihan   yang   selanjutnya   disebut
Diklat   adalah   pendidikan   dan   pelatihan   Kepemimpinan   (Diklat   Pim.
II/III/IV) maupun pendidikan dan pelatihan lainnya yang pelaksanaannya
melebihi 1 (satu) bulan dalam rangka meningkatkan kemampuan kerja.

28.

Pengguna   Anggaran   /   Kuasa   Pengguna   Anggaran   yang
selanjutnya   disingkat  PA   /   Kuasa   PA   adalah   Kepala   SKPD   yang
bertanggung­jawab   atas   pengelolaan   anggaran   pada   SKPD   yang
bersangkutan.
29.
Pejabat   Pelaksana   Teknis   Kegiatan,   yang   selanjutnya
disingkat PPTK adalah pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan
satu   atau   beberapa   kegiatan   dari   suatu   program   sesuai   dengan   bidang
tugasnya.
30.
Surat Permintaan pembayaran, yang selanjutnya disebut
SPP   adalah   dokumen   yang   dibuat/diterbitkan   oleh   Pejabat   yang
bertanggungjawab   atas   pelaksanaan   kegiatan   dan   disampaikan   kepada
PA/Kuasa   PA   atau   pejabat   lain   yang   ditunjuk   untuk   mencairkan   dana
yang   bersumber   dari   Dokumen   Pelaksanaan   Anggaran   (DPA)   atau
dokumen lain yang dipersamakan.
BAB  II
PRINSIP PERJALANAN DINAS
Pasal 2
Perjalanan   Dinas   dilaksanakan   dengan   memperhatikan   prinsip   sebagai
berikut :
a.
selektif,   yaitu   hanya   untuk   kepentingan   yang
sangat   tinggi   dan   prioritas   yang   berkaitan  dengan   penyelengaraan
pemerintahan;
b.
ketersediaan   anggaran   dan   kesesuaian   dengan
pencapaian kinerja SKPD;
c.
efisien   penggunaaan   belanja   daerah   dengan
memperhatikan frekuensi dan jumlah harinya dibatasi; dan
d.
akuntabilitas   pemberian   perintah   pelaksanaan
Perjalanan Dinas dan pembebanan Perjalanan Dinas.
BAB III
PERJALANAN DINAS 
Pasal  3
(1)

Perjalanan   dinas   merupakan   perjalanan
dinas dari tempat            kedudukan ke tempat yang dituju dan kembali ke
tempat kedudukan semula.
(2)
Perjalanan   dinas   sebagaimana   dimaksud
pada ayat (1) termasuk perjalanan yang dilakukan dalam hal : 
a.
detasering di luar tempat kedudukan;
b.
ditugaskan   untuk  menempuh   ujian  dinas   / ujian
jabatan yang diadakan di luar Tempat Kedudukan;
c.
diharuskan   menghadap   seorang   dokter   penguji
kesehatan yang ditunjuk yang berada di luar Tempat Kedudukan untuk
mendapatkan   surat   keterangan   dokter   tentang   kesehatannya   guna
kepentingan jabatan;

d.

untuk   mendapatkan   pengobatan   di   luar   Tempat
Kedudukan berdasarkan keputusan Majelis Penguji  Kesehatan Pegawai
Negeri;
e.
harus   memperoleh   pengobatan   di   luar   Tempat
Kedudukan   berdasarkan   surat   keterangan   dokter   karena   mendapat
cedera pada waktu / karena melakukan tugasnya; dan
f.
ditugaskan   mengikuti   pendidikan   dinas   di   luar
Tempat Kedudukan.
BAB  IV
BIAYA PERJALANAN DINAS
Pasal 4
(1)

Biaya   Perjalanan   Dinas   terdiri   atas   komponen­komponen   sebagai
berikut :
a. uang harian; 
b. biaya transport;
c. biaya penginapan;
d. uang representatif.
e. Sewa kendaraan dalam kota; dan / atau
f. biaya menjemput/mengantar jenajah.
 (2) Uang harian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas :
a. uang makan;
b. uang transpor lokal;
c. uang saku; dan
d. biaya loundri.
(3) Biaya   transport  sebagaimana   dimaksud  pada  ayat   (1)   huruf  b,  terdiri
atas :
a. perjalanan   dinas   dari   Tempat   Kedudukan   sampai   Tempat   Tujuan
keberangkatan   dan   kepulangan   termasuk   biaya   ke   terminal   bus   /
stasiun / bandara / pelabuhan keberangkatan; dan/atau
b. retribusi   yang   dipungut   di   terminal   bus   /   stasiun   /   bandara   /
pelabuhan keberangkatan dan kepulangan.
(4) Biaya   penginapan  sebagaimana   dimaksud  pada  ayat   (1)   huruf  c
merupakan biaya yang diperlukan untuk menginap di:
a. hotel; 
b. motel;
c. losmen; atau
d. wisma.
(5)

Dalam   hal   Pelaksana   SPD   tidak   menggunakan   biaya   penginapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Pelaksana SPD diberikan biaya penginapan sebesar 30 % (tiga puluh
persen) dari tarif hotel di kota tempat tujuan.
b. biaya   penginapan   sebagaimana   dimaksud   pada   huruf   a   dibayarkan
secara lumsum.

(6)

Uang  refresentasi    sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)  huruf  d  dapat
diberikan   kepada   Pejabat   Negara,   Pimpinan   dan   Anggota   DPRD   dan
Pejabat Eselon II selama melakukan Perjalanan Dinas.
(7) Sewa kendaraan dalam Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e
dapat   diberikan   kepada   Pejabat   Negara,   Pimpinan   dan   Anggota   DPRD
serta   Pejabat   Eselon   II   yang   bersifat   rombongan   untuk   keperluan
pelaksanaan tugas di Tempat Tujuan.
(8) Sewa kendaraan sebagaimana dimaksud  pada  ayat  (7) sudah termasuk
biaya untuk pengemudi, bahan bakar minyak, dan pajak.
(9) Biaya menjemput/mengantar jenazah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf f meliputi biaya bagi penjemput/pengantar, biaya pemetian dan
biaya angkutan jenazah.
(10)  Biaya   perjalanan   dinas   dibebankan   pada   anggaran   kantor   /   satuan
kerja   /   kegiatan   /   bagian   kegiatan   yang   mengeluarkan   SPD
bersangkutan.
Pasal 5
(1)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Biaya perjalanan dinas digolongkan sebagai  berikut :
Bupati / Wakil Bupati / Pimpinan DPRD ;
Sekretaris Daerah / Anggota DPRD ;
Pejabat Eselon II ;
Pejabat Eselon III atau PNS Golongan IV ;
Pejabat Eselon IV, atau PNS Golongan III ;
PNS golongan  II atau I atau Sopir; 
Pegawai Tidak Tatap/Pegawai Honorer 

(2)  Biaya   perjalanan   dinas   bagi   Pegawai   Tidak   Tetap   (PTT)   dipersamakan
dengan PNS Golongan II atau I atau Sopir.
(3)  Perjalanan   dinas   yang   mengikut   sertakan   Pihak   Ketiga/Unsur
Masyarakat,   personil   Non   Pegawai   Daerah,   maka   pemberian   biaya
perjalanan   dinas   kepada   yang   bersangkutan,   diberlakukan   sebagai
berikut :
a. bagi   Tenaga   Ahli   atau   Wakil   dari   sesuatu   profesi   dan   sejenisnya,
diberlakukan tarif sebagaimana untuk Pejabat Eselon III;
b. bagi Tenaga Teknis, atau personil yang dikategorikan sama, diberikan
tarif sebagaimana untuk Pejabat Eselon IV. 
Bagian Kesatu
Biaya Perjalanan Dinas Dalam Kabupaten
Pasal  6
(1)

Perjalanan   dinas   dalam  kabupaten,   diberikan   biaya   perjalanan   dinas
berupa uang harian.

(2)

Besarnya   uang   harian   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1)  dibayar
secara lumpsum.

Pasal  7
(1) Dalam   hal   perjalanan   dinas  dalam  kabupaten   menggunakan   kendaraan
dinas,   selain   uang   harian  juga  diberikan   bahan   bakar   minyak   sesuai
dengan kebutuhan jarak tempuh.
(2) Pengisian   bahan   bakar   minyak   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1)
dibuktikan dengan kuitansi pembelian.

Bagian Kedua
Biaya Perjalanan Dinas Luar Daerah Dalam Provinsi
Pasal  8
(1)

Perjalanan   dinas   luar   daerah   dalam   provinsi,   diberikan
biaya perjalanan dinas yang terdiri dari :
a.
Uang Harian;
b.
Biaya penginapan;
c.
Biaya   transport,   apabila   perjalanan   dinas
menggunakan kendaraan umum.
d.
Uang   representatif   (Untuk  Pejabat   Negara,
Pimpinan DPRD, Anggota DPRD, Sekda dan Pejabat Eselon II).

(2)

Besarnya uang harian sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a dibayar secara lumpsum.

(3)

Besarnya biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b dibayarkan sesuai dengan biaya rill.

(4)

Biaya   transport   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1)
huruf   c,   diberikan  sesuai   dengan   kebutuhan   riil   yang   dikeluarkan
berdasarkan bukti yang sah.

(5)

Uang Representatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d dibayar secara lumpsum.
Pasal  9

(1)

Dalam   hal   perjalanan   dinas   luar   daerah   dalam   provinsi   menggunakan
kendaraan   dinas,   selain   uang   harian   dan   biaya   penginapan,   diberikan
Bahan Bakar Minyak sesuai dengan kebutuhan, jarak tempuh dan dapat
diberikan pengganti Pembelian Bahan Bakar Minyak.

(2)

Perkiraan biaya transport  menggunakan kendaraan umum berdasarkan
tarif rata­rata.
Bagian Ketiga
Biaya Perjalanan Dinas Keluar Provinsi
Pasal  10

(1)    Biaya   Perjalanan   dinas   dengan   tujuan   ke   luar   provinsi   diberikan   biaya
yang terdiri dari :
a. Uang Harian ;
b. Biaya transport ;
c. Biaya penginapan;
d. Biaya airport Tax;
e. Uang   representatif   (Untuk  Pejabat   Negara,   Pimpinan   DPRD,   Anggota
DPRD, Sekda dan Pejabat Eselon II).
f. Sewa kendaraan dalam kota (Pejabat Negara).
(2)   Biaya transport dari dan ke bandara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, akan diperhitungkan dalam rincian biaya perjalanan dinas.
Pasal  11
(1)

Uang   harian   dan  uang   representatif  sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1)  huruf a, dan  huruf  e, dibayar  sesuai
banyaknya  hari  yang  digunakan  untuk melaksanakan perjalanan  dinas
dan dibayar secara lumpsum.

(2)

Besarnya   biaya  transport,   biaya   airport   tax  dan   sewa
kendaraan   dalam   kota   dalam   rangka   perjalanan   dinas   jabatan
sebagaimana   dimaksud   dalam   Pasal   10   ayat   (1)  huruf   b,   huruf   d   dan
huruf  f   dibayarkan   sesuai   dengan   Biaya   Riil   yang   dikeluarkan
berdasarkan bukti yang sah.

(3)

Biaya   penginapan   sebagaimana   dimaksud   dalam   pasal
10   ayat   (1)  huruf  c   dibayarkan   sesuai   dengan   biaya   rill.   Dalam   hal
pelaksana   perjalanan   dinas   tidak   menggunakan   fasilitas   hotel   atau
tempat penginapan lainnya, kepada yang bersangkutan dapat diberikan
biaya penginapan sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari tarif hotel sesuai
dengan kota tempat tujuan  

Pasal  12
Perjalanan dinas ke luar provinsi menggunakan kendaraan dinas, untuk biaya
transportasi diberikan Bahan Bakar Minyak sesuai dengan kebutuhan jarak
tempuh dan dapat diberikan pengganti pembelian Bahan Bakar Minyak ;
BAB V
TATA CARA PEMBAYARAN PERJALANAN DINAS
Pasal  13
(1)

Pembayaran biaya perjalanan dinas diberikan dalam batas pagu anggaran
yang   tersedia   dalam   DPA   Satuan   Kerja   Perangkat   Daerah   yang
bersangkutan.

(2)

Pembayaran biaya perjalanan dinas dapat dilakukan dengan mekanisme
UP/GU/TU dan/atau mekanisme Pembayaran Langsung.

(3)

Pembayaran   biaya   perjalanan   dinas   melalui   mekanisme   UP/GU/TU
dilakukan   dengan   memberikan   uang   muka   kepada   Pejabat

Negara/Pimpinan dan Anggota DPRD/Pegawai Negeri Sipil/Pegawai Tidak
Tetap yang melaksanakan perjalanan dinas oleh Bendahara Pengeluaran
dari UP/TU yang dikelolanya.
(4)

Besarnya uang muka yang diberikan, berdasarkan persetujuan PA/KPA. 
Pasal 14

Pembayaran   biaya   perjalanan   dinas   kepada   Pejabat   Negara/Pimpinan   dan
Anggota DPRD/ Pegawai Negeri Sipil/Pegawai Tidak Tetap, dilakukan dengan
mekanisme Pembayaran Langsung sebelum perjalanan dinas dilaksanakan.
BAB  VI
PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS DAN
PERTANGGUNGJAWABANNYA
Pasal 15
(1)

Perjalanan dinas dilakukan berdasarkan Surat Perintah
Tugas dan SPD yang diterbitkan oleh Pejabat yang berwenang.

(2)

Untuk   dapat   melakukan   perjalanan   dinas,   Pejabat
Negara,   Pegawai   Negeri   Sipil/Pegawai   Tidak   Tetap   dan   Pimpinan  dan
Anggota   DPRD   harus   diberikan   Surat   Perintah   Tugas   dan   SPD   dari
pejabat   yang   berwenang  yang   formatnya   sesuai   dengan   ketentuan
peraturan perundang­undangan.

(3)

Pejabat yang berwenang hanya dapat menerbitkan Surat
Perintah   Tugas   dan   SPD   untuk   perjalanan   dinas   yang   biayanya
dibebankan pada anggaran yang tersedia pada SKPD.

(4)

Pejabat   yang   berwenang   dalam   menandatangani   Surat
Perintah   Tugas   dan   SPD   sekaligus   menetapkan   alat   transport   yang
digunakan   untuk   melaksanakan   perjalanan   yang   bersangkutan   dengan
memperhatikan kepentingan serta tujuan perjalanan dinas tersebut.

(5)

Pejabat yang menandatangani  Surat Perintah Tugas dan
SPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
a.
Bupati ditandatangani oleh Bupati;
b.
Wakil   Bupati  ditandatangani   oleh   Bupati   atau
Wakil Bupati;
c.
Pimpinan  dan  Anggota  DPRD  ditandatangani oleh
Sekretaris Dewan;
d.
Pejabat eselon II dan eselon III ditanda tangani oleh
Bupati atau Wakil;
e.
Pejabat   eselon   IV,  Fungsional,  staf   dan  PTT   yang
biayanya dibebankan pada  DPA SKPD tempat tugas, ditandatangani
oleh   Kepala   SKPD   yang   bersangkutan   sedangkan   biaya   perjalanan
dinas yang dibebankan pada DPA  Sekretariat Daerah  ditandatangani
oleh Sekretaris Daerah; 
f.
Pejabat   yang   dapat   menggunakan   sopir   adalah
Bupati,   Wakil   Bupati,   Pimpinan   DPRD,  Pejabat   Eselon   II,  Kepala
SKPD,  Sekretaris   pada   SKPD   dan  Kepala   Bagian   pada   Sekretariat
Daerah.

(6)

Apabila Bupati/Wakil Bupati tidak berada di Kabupaten
Bima, Surat Perintah Tugas dan SPD bagi Pejabat eselon II dan eselon III
sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (5)   huruf   d,   ditandatangani   oleh
Sekretaris Daerah atas nama Bupati.

(7)

Pejabat   yang   melaksanakan   perjalanan  dinas   secara
besama­sama   minimal   3   (tiga)   orang   dapat   menggunakan   sopir   pada
masing­masing SKPD.
Pasal  16

(1)

SPD   merupakan   bukti,  
pertanggungjawaban pelaksanaan perjalanan dinas.

pelaporan

 

dan

(2)

Dalam   SPD  tidak  boleh   ada   penghapusan­penghapusan
atau cacat dalam tulisan dan/atau fisik SPD. 

(3)

Perubahan­perubahan atau perbaikan tulisan dalam SPD
dapat  dilakukan   dengan   coretan   dan   dibubuhi   paraf   dari   pejabat   yang
berwenang.

(4)

Penghitungan   besar   jumlah   biaya   perjalanan   dinas
dicatat secara terperinci dalam kuitansi yang merupakan lampiran SPD.

(5)

Pembayaran biaya perjalanan dinas dicatat pada kuitansi
yang merupakan lampiran SPD dengan dibubuhi tandatangan bendahara
pengeluaran   SKPD   bersangkutan   serta   tanda   tangan   oleh   yang
melakukan perjalanan dinas.

(6)

Pada SPD dicatat:
a.
tanggal berangkat dari tempat kedudukan/tempat
berada dan ditanda­tangani oleh pejabat yang berwenang / pejabat lain
yang ditunjuk;
b.
tanggal tiba dan berangkat di / dari tempat tujuan
dan ditandatangani oleh pihak/pejabat di tempat yang didatangi; dan
c.
tanggal   tiba   kembali   di   tempat   kedudukan   dan
ditandatangani Pejabat Yang Berwenang /pejabat lain yang ditunjuk.

(7)

Selambat­lambatnya  5  (lima)  hari  setelah   perjalanan
dinas  dilaksanakan,   SPD   yang   telah   dibubuhi   catatan   tanggal   tiba
kembali dan tanda tangan pejabat yang berwenang / pejabat lain yang
ditunjuk   dan   laporan   perjalanan   dinas   diserahkan   kepada   bendahara
pengeluaran.

(8)

Pada saat penyerahan SPD dan laporan perjalanan dinas
sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (7),   diadakan   perhitungan   kembali
apabila terdapat kekurangan/kelebihan biaya perjalanan dinas dari yang
telah dibayarkan semula. 

(9)

Pertanggungjawaban   mengenai   biaya­biaya   perjalanan
dinas   yang   telah   dibayarkan   dibatasi   hingga   pada   pembuktian   bahwa
perjalanan dinas dimaksud benar­benar  telah dilakukan dengan tujuan
dan waktu yang telah ditetapkan.
Pasal 17

(1)

Kepala   SKPD  bertanggungjawab   atas   pelaksanaan
Peraturan ini.

(2)

Pejabat yang berwenang,   Pimpinan dan Anggota DPRD,
Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap yang melakukan perjalanan
dinas   bertanggungjawab     sepenuhnya   atas   kerugian   yang   diderita   oleh
negara   sebagai   akibat   dari   kesalahan,   kelalaian   atau   kealpaan   yang
bersangkutan dalam hubungannya dengan perjalanan dinas berkenaan.

(3)

Terhadap   kesalahan,   kelalaian   atau   kealpaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dikenakan tindakan berupa
tuntutan   ganti   rugi   sesuai   dengan   ketentuan  peraturan  perundang­
undangan.
Pasal  18

(1)

Pembayaran   uang   harian   dan   uang   representatif   dilakukan   sesuai
banyaknya hari yang digunakan untuk melaksanakan perjalanan dinas.

(2)

Biaya transport, Pejabat Negara/Pimpinan dan Anggota DPRD/PNS/PTT
dibayarkan   sesuai   biaya   riil   yang   dikeluarkan   berdasarkan   bukti
pengeluaran yang sah.

(3)

Bukti pengeluaran yang sah untuk biaya transport pegawai terdiri dari :
a.
tiket transport dari tempat kedudukan ke terminal
bus / stasiun / bandara / pelabuhan pergi pulang dan dari terminal
bus / stasiun / bandara / pelabuhan ketempat tujuan pergi pulang
yang sah;
b.
tiket   pesawat   dilampiri  boarding   pass   dan   airport
tax,   tiket   kereta   api,   tiket   kapal   laut,   dan   tiket   bus   atau   bukti
pembelian tiket;

(4)

Dalam   hal   tiket   transportasi   dari   tempat   kedudukan   ke   terminal   bus/
stasiun/bandara/pelabuhan   pergi   pulang   dan  tiket   transport   dari
terminal bus/stasiun/bandara/pelabuhan ketempat tujuan pergi pulang
tidak diperoleh,  maka  bagi yang  melakukan perjalanan dinas membuat
Daftar   pengeluaran   riil   yang   dibutuhkan   untuk   biaya   transportasi
tersebut yang disetujui oleh PA/KPA, dengan menyatakan tanggungjawab
sepenuhnya   atas   pengeluaran   sebagai   pengganti   bukti   pengeluaran
dimaksud.

(5)

Perkiraan   besarnya   jumlah   biaya   perjalanan   dinas   dituangkan   dalam
rincian biaya perjalanan dinas.

(6)

PA/KPA   menilai   kesesuaian   dan   kewajaran   atas   biaya­biaya   yang
tercantum dalam Daftar Pengeluaran Riil sebagaimana tercantum dalam
Lampiran   XII   dan   merupakan   bagian   yang   tidak   terpisahkan   dari
Peraturan ini.
Pasal  19

(1)

Pejabat   Negara/Pimpinan   dan   Anggota   DPRD/Pegawai   Negeri
Sipil/Pegawai   Tidak   Tetap   yang   telah   melakukan   perjalanan   dinas
menyampaikan   seluruh   bukti   pengeluaran   asli   sebagaimana   dimaksud
dalam Pasal 18 kepada PA/KPA.

(2)

PA/KPA   melakukan   perhitungan   rampung   seluruh   bukti   pengeluaran
biaya   perjalanan   dinas   Pejabat   Negara/Pimpinan   dan   Anggota
DPRD/Pegawai Negeri Sipil/Pegawai Tidak Tetap yang bersangkutan dan
disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran.

(3)

Apabila   terdapat   kelebihan   pembayaran,   Pejabat   Negara/Pimpinan   dan
Anggota   DPRD/Pegawai   Negeri   Sipil/Pegawai   Tidak   Tetap   yang   telah

melakukan perjalanan dinas mengembalikan kelebihan tersebut kepada
Bendahara Pengeluaran.
(4)

Apabila   terdapat   kekurangan   pembayaran,   atas   persetujuan   PA/KPA,
Bendahara Pengeluaran membayar kekurangan tersebut kepada Pejabat
Negara/Pimpinan dan Anggota DPRD/Pegawai Negeri Sipil/Pegawai Tidak
Tetap yang telah melakukan perjalanan dinas.

(5)

Dalam   hal   biaya   perjalanan   dinas   dibayarkan   melalui   mekanisme
Pembayaran   Langsung   kepada   Bendahara   Pengeluaran   sebagaimana
diatur dalam Pasal 20 huruf a sebagai berikut :
a. apabila   biaya   perjalanan   dinas   yang   dibayarkan   kepada   Pejabat
Negara/Pimpinan   dan   Anggota   DPRD/Pegawai   Negeri   Sipil/Pegawai
Tidak   Tetap   melebihi   biaya   perjalanan   dinas   yang   dikeluarkan,
kelebihan tersebut harus disetorkan ke Kas Daerah;
b. apabila   biaya   perjalanan   dinas   yang   dibayarkan   kepada   Pejabat
Negara/Pimpinan   dan   Anggota   DPRD/Pegawai   Negeri   Sipil/Pegawai
Tidak   Tetap   kurang   dari   biaya   perjalanan   dinas   yang   dikeluarkan,
kekurangan tersebut tidak memperoleh penggantian.
BAB VIII
KETENTUAN  LAIN­LAIN
Pasal  20

(1)

Perjalanan dinas atas inisiatif Pejabat atau SKPD yang bersifat konsultatif
dan koordinatif hanya boleh dilakukan oleh eselon II, III dan IV untuk ke
luar   provinsi,   dan   minimal  PNS   golongan   III/b  untuk   dalam   provinsi,
kecuali yang bersifat sangat teknis atau mendesak dengan jumlah orang
yang dibatasi dan harus mendapat persetujuan Sekretaris Daerah;

(2)

Bagi   PNS   yang   melaksanakan   perjalanan   dinas   keluar   provinsi   dalam
rangka peningkatan wawasan atau sejenisnya yang dilakukan lebih dari 2
orang, harus mendapat persetujuan Bupati / Wakil Bupati.
Pasal 21

Penetapan Biaya Perjalanan Dinas Bagi Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota
Dewan   Perwakilan   Rakyat   Daerah,  Pegawai   Negeri   Sipil   dan   Pegawai   Tidak
Tetap  Lingkup  Pemerintah   Kabupaten   Bima  diatur   lebih   lanjut   melalui
Keputusan Bupati.
BAB IX
KETENTUAN  PENUTUP
Pasal 22
Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini,  maka semua ketentuan yang telah
ada   sebelumnya   yang   mengatur   tentang   perjalanan   dinas   dicabut   dan
dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal  23
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar   setiap  orang   mengetahuinya,  memerintahkan  pengundangan   Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bima.

Ditetapkan di Bima
pada tanggal  2 Januari 2014
WAKIL BUPATI BIMA,
     ttd
     H. SYAFRUDIN H. M. NUR

Diundangkan di Bima
pada tanggal 2 Januari 2014     

Plt. SEKRETARIS DAERAH 
KABUPATEN BIMA,
                  ttd
 Drs. H. ABDUL WAHAB
NIP. 19571222 198611 1 001

BERITA DAERAH KABUPATEN BIMA TAHUN 2014 NOMOR  228