Jiwa Perpustakaan | INFO SMAN 2 MENGGALA JIWA PERPUSTAKAAAN
JIWA PERPUSTAKAAN
OLEH : kelompok 6
Armiati. Ac
Misrawati
Nurul Yaqin
M. Zammi
Salwati
Yandi Putra
(2)
1. PUSTAKAWAN
Pustakawan atau librarian adalah seorang tenaga kerja bidang perpustakaan yang telah memiliki pendidikan ilmu perpustakaan, baik melalui pelatian, kursus, seminar, maupun dengan kegiatan sekolah formal. Pustakawan ini yang bertanggung jawab terhadap gerak maju roda perpustakaan.
(3)
Di segi lain, pustakawan pun di tuntut untuk giat membaca demi kepentingan profesi, ilmu, maupun pengembangan kepribadian si pustakawan itu sendiri. Adapun yang dibaca pustakawan adalah pustaka yang menyangkut ilmu perpustakaan dan kepustakawanan.
(4)
Menurut cram (1997) ada beberapa pokok persoalan
yang perlu di perhatikan yaitu :
a. Stereotip
b. Masalah citra
c. Keterbatasan Pustakawan
d. Prinsip Promotheus
e. Transpormasi Nilai
f. Ketertinggalan akumulasi keahlian
g. Etos Komersial
(5)
a. Lalu Lintas Informasi
Penyebarluasan informasi di percepat dengan berkembangannya teknologi telekomunikasi. Dapat dikatakan apa yang terjadi di satu belahan dunia, dapat diikuti oleh belahan dunia lain dalam waktu yang bersamaan. Dengan adanya internet ledakan informasi yang dahsyat, menyebar dengan kecepatan yang sangat besar. Hanya saja ledakan atau banjir informasi tidak mengenai seluruh masyarakat secara langsung, tetapi dampaknya dapat menyebar lebih luas.
(6)
b.
Sikap Pustakawan
.
Pustakawan perlu menentukan sikapnya terhadap
membanjirnya informasi serta pustakawan dapat
menyaring informasi mana saja yang benar-benar di
perlukan pemustaka. Informasi yang tidak berguna perlu
di bendung. Pustakawan sebaiknya mencermati salah
satu fungsi dasar perpustakaan, yakni seleksi bahan
pustaka.
(7)
c. Perkembangan Fungsi Pustakawan
Pekerjaan pustakawan adalah memproses buku dan koleksi di awali dengan seleksi dan pengolahan teknis. Proses teknis utamanya adalah suatu pangakalan data bibliografi baik manual maupun otomatis.
Pustakawan juga ahli dalam bidang informasi dengan melayani dan memberikan informasi yang di perlukan oleh pemustaka.
(8)
2
.
USER
User adalah pengguna (pemustaka) fasilitas yang
disediakan perpustakaan baik koleksi cetak maupun non cetak. Jika di perpustakaan perguruan tinggi User diantaranya adalah mahasiswa, dosen, karyawan, maupun masyarakat civitas
(9)
Perpustakaan yang baik, akan memperhatikan pula tingkat perkembangan pengunjungnya, terutama dari segi perkembangan daya intelektualnya. Perpustakaan perguruan tinggi tentu akan berbeda konsepnya dengan perpustakaan anak-anak, maupun perpustakaan sekolah sekalipun. Hal ini terkait dengan user yang di hadapinya.
(10)
3. BAHAN PUSTAKA
Bahan pustaka adalah semua hal yang mengandung informasi yang di simpan sajikan oleh perpustakaan.
Patut disadari bahwa buku memiliki arti penting bagi seorang individu selain untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan, dengan membaca seseorang bisa mengembangkan daya imajinasi dan daya pikir dari informasi yang di peroleh.
(11)
Di samping itu, perlu juga di tekankan bahwa koleksi bahan pustaka hendaknya diatur dalam susunan rapi. Pustakawan juga membagi koleksi menjadi koleksi berdasarkan subjeknya termasuk pertimbangan pembentukan koleksi khusus untuk referensi, kanak-kanak, orang dewasa, dan fiksi.
(12)
Pada saat membaca membutuhkan kesiapan jiwa, tidak hanya saja membuang waktu tetapi energi pun akan tercurahkan ketika membaca tidak di sertai kesiapan jiwa. Kegiatan membaca yang akan menghasilkan wawasan baru akan lebih efektif jika di sharingkan dengan orang lain. Hal demikian tentu tidak semata-mata terjadi tanpa sebab. Biasanya sebab yang timbul adalah karena koleksi atau bahan bacaan yang tidak sesuai dengan kata hati atau kehendak jiwa.
(13)
4. GEDUNG ( TEMPAT ) ATAU RUANGAN
Gedung perpustakaan merupakan sarana yang amat penting dalam penyelenggaraan perpustakaan. Dalam gedung itulah segala aktivitas dan program perpustakan di rancang dan diselenggarakan. Pembangunan gedung perpustakaan perlu memperhatikan faktor-faktor fungsional dan tujuan serta fungsi dari kegiatan perpustakaan.
(14)
Setiap perpustakaan memerlukan ruangan yang dilengkapi dengan meja dan kursi formal dan informal ( artinya kursi untuk santai ). Pembaca dapat duduk dan memilih bahan pustaka yang diinginkannya. Di perpustakaan khusus dan perguruan tinggi, ruang studi menduduki tempat penting karena pemakai umumnya menghabiskan waktunya belajar di perpustakaan.
(15)
Ruangan perpustakaan bukan sekedar sekat yang memisahkan ruang satu dengan ruang yang lainnya. Penataan runag perpustakaan perlu dilakukan secara hati-hati dan mempertimbangakan berbagai aspeknya. Untuk dapat memikat perhatian penggunjung agar mau datang ke perpustakan, salah satu cara yang bisa di lakukan adalah melalui penataan ruang yang menarik dan fungsional.
(16)
STUDI KASUS
“Gempar, Warga Temukan Mayat Ibu dan Balita di Aceh Barat’’
Dikutip pada sebuah koran serambi Indonesia Rabu, 6 Mei 2015.
Masyarakat di Kabupaten Aceh Barat menemukan dua sosok mayat yang diduga
korban pembunuhan di dua lokasi terpisah, masing-masing di kawasan Gampong Pasi Teungoh dan Meunasah Buloh, Kecamatan Kaway XVI, kabupaten setempat.
Kedua mayat yang ditemukan di dua lokasi terpisah ini merupakan balita dan
seorang ibu. Saat ditemukan, kondisi kedua jenazah dalam keadaan membusuk dan terikat tali di bagian perutnya yang diduga sengaja ditenggelamkan di dalam genangan air.
Hingga berita ini ditulis, polisi bersama PMI Aceh Barat dan BPBD setempat
telah mengevakuasi kedua jenazah ini guna dibawa ke ruang jenazah RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh untuk dilakukan otopsi
(17)
Kesimpulan
Pustakawan harus menguasai pengetahuan dasar ilmu perpustakaan, mulai dari menghimpun bahan pustaka, mengolah, menyebarkan, dan melestarikan sumber informasi. Bekerja berdasarkan ilmu seorang pustakawan dituntut terus menambah ilmu yang dimiliki, memperluas wawasan, mengetahui, dan menyikapi perkembangan Teknologi Informasi yang begitu pesat.
(18)
Daftar Pustaka
Wiji suwarno,2009, Psikologi perpustakaan,jakarta: sagung seto Sulistyo basuki, 1993, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: gramedia pustaka utama
Wiji suwarno, 2011, perpustakaan & buku : wacana penulisan & penerbitan, Jogjakarta : Ar-Ruzz media
http://aceh.tribunnews.com/2015/05/06/gempar-warga-temukan-mayat-ibu-dan-balita-di-aceh-barat
(1)
4. GEDUNG ( TEMPAT ) ATAU RUANGAN
Gedung perpustakaan merupakan sarana yang amat penting dalam penyelenggaraan perpustakaan. Dalam gedung itulah segala aktivitas dan program perpustakan di rancang dan diselenggarakan. Pembangunan gedung perpustakaan perlu memperhatikan faktor-faktor fungsional dan tujuan serta fungsi dari kegiatan perpustakaan.
(2)
Setiap perpustakaan memerlukan ruangan yang dilengkapi dengan meja dan kursi formal dan informal ( artinya kursi untuk santai ). Pembaca dapat duduk dan memilih bahan pustaka yang diinginkannya. Di perpustakaan khusus dan perguruan tinggi, ruang studi menduduki tempat penting karena pemakai umumnya menghabiskan waktunya belajar di perpustakaan.
(3)
Ruangan perpustakaan bukan sekedar sekat yang memisahkan ruang satu dengan ruang yang lainnya. Penataan runag perpustakaan perlu dilakukan secara hati-hati dan mempertimbangakan berbagai aspeknya. Untuk dapat memikat perhatian penggunjung agar mau datang ke perpustakan, salah satu cara yang bisa di lakukan adalah melalui penataan ruang yang menarik dan fungsional.
(4)
STUDI KASUS
“Gempar, Warga Temukan Mayat Ibu dan Balita di Aceh Barat’’
Dikutip pada sebuah koran serambi Indonesia Rabu, 6 Mei 2015.
Masyarakat di Kabupaten Aceh Barat menemukan dua sosok mayat yang diduga
korban pembunuhan di dua lokasi terpisah, masing-masing di kawasan Gampong Pasi Teungoh dan Meunasah Buloh, Kecamatan Kaway XVI, kabupaten setempat.
Kedua mayat yang ditemukan di dua lokasi terpisah ini merupakan balita dan
seorang ibu. Saat ditemukan, kondisi kedua jenazah dalam keadaan membusuk dan terikat tali di bagian perutnya yang diduga sengaja ditenggelamkan di dalam genangan air.
Hingga berita ini ditulis, polisi bersama PMI Aceh Barat dan BPBD setempat
telah mengevakuasi kedua jenazah ini guna dibawa ke ruang jenazah RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh untuk dilakukan otopsi
(5)
Kesimpulan
Pustakawan harus menguasai pengetahuan dasar ilmu perpustakaan, mulai dari menghimpun bahan pustaka, mengolah, menyebarkan, dan melestarikan sumber informasi. Bekerja berdasarkan ilmu seorang pustakawan dituntut terus menambah ilmu yang dimiliki, memperluas wawasan, mengetahui, dan menyikapi perkembangan Teknologi Informasi yang begitu pesat.
(6)
Daftar Pustaka
Wiji suwarno,2009, Psikologi perpustakaan,jakarta: sagung seto Sulistyo basuki, 1993, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: gramedia pustaka utama
Wiji suwarno, 2011, perpustakaan & buku : wacana penulisan & penerbitan, Jogjakarta : Ar-Ruzz media
http://aceh.tribunnews.com/2015/05/06/gempar-warga-temukan-mayat-ibu-dan-balita-di-aceh-barat