Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta
KURIKULUM
BERBASIS
KOMPETENSI
Kerangka Dasar
Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah
Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama
PENDAHULUAN
LANDASAN :
UUD 1945, GBHN,
UU No. 20 th 2003
(Sisdiknas),
UU No. 22 th 1999
(Otonomi Daerah),
UU No. 25 tahun 2000 (Propenas),
PP No. 25 th 2000
(Kewenangan Pemerintah
dan
Pemerintah Daerah),
KERANGKA DASAR KURIKULUM BERBASISI KOMPETENSI
Standar Kompetensi
(SK)
Komp. Lulusan
Komp. Lintas Kurikulum
Komp. Mata Pelajaran
Penilaian Berbasis Kelas
(PBK)
Internal, Mengacu pada
Kompetensi, Mengacu pada
kriteria/Patokan
Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum
Pengelolaan
Kurikulum Berbasis
Sekolah (PKBS)
MBS, Kolaborasi
Horizontal dan Vertikal
Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM)
Berpusat pd Peserta Didik,
Kontekstual, Menantang
dan Menyenangkan
PENGERTIAN KURIKULUM
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Kurikulum Berbasisi Kompetensi berisi
seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kompetensi yang dibakukan untuk mencapai
tujuan nasional, cara pencapaiannya
disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan
daerah, sekolah atau madrasah.
KONSEP DASAR
KURIKULUM BERBASIS
KOMPETENSI
PENDIDIKAN BERBASIS KOMPETENSI
Menyiapkan lulusan menguasai seperangkat
kompetensi yang bermanfaat bagi kehidupannya
KOMPETENSI
Pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
STANDAR KOMPETENSI
Pernyataan tentang kompetensi yang harus dikuasai
siswa dalam mempelajari suatu mata pelajaran
KOMPETENSI DASAR
Kompetensi minimal yang mencakup pengetahuan
(kognitif), keterampilan (psikomotorik), sikap dan nilai
(afektif) yang harus dicapai siswa pada bagian tertentu
dari suatu mata pelajaran.
PRINSIP
PENGEMBANGAN
Orientasi hasil (output oriented) dalam bentuk
kompetensi
Berbasis pada kompetensi dasar sebagai
national platform
Penguasaan kompetensi dasar setelah siswa
menyelesaikan pendidikannya
Pendidikan utuh dan menyeluruh (karakter,
akademik, keterampilan, kesehatan, dan
apresiasi seni)
Ketuntasan belajar (mastery learning)
Komprehensif, berkesinambungan, belajar
sepanjang hayat
Diversifikasi kurikulum
SUBSTANSI
PENGEMBANGAN
Peningkatan Keimanan, Budi Pekerti
Luhur, dan Penghayatan Nilai-Nilai
Budaya
Keseimbangan etika, logika, estetika,
dan kinestetika
Perkembangan pengetahuan dan
teknologi informasi
Pengembangan kecakapan hidup
Penguatan integritas nasional
Pengelolaan Kurikulum Berbasis
Sekolah
Mengacu pada Visi dan Misi Sekolah
Pengembangan perangkat kurikulum (a.l. silabus)
Pemberdayaan tenaga kependidikan dan
sumber daya lainnya untuk meningkatkan
mutu hasil belajar
Pemantauan dan Penilaian untuk
meningkatkan efisiensi, kinerja dan kualitas
pelayanan terhadap peserta didik
Berkolaborasi secara horizontal (sekolah lain,
Komite Sekolah, Organisasi Profesi), dan
vertikal (Dewan dan Dinas Pendidikan)
KOMPONEN DOKUMEN
KURIKULUM BERBASIS
KOMPETENSI
BUKU KERANGKA DASAR
BUKU STANDAR KOMPETENSI
BAHAN KAJIAN
BUKU STANDAR KOMPETENSI
MATA PELAJARAN
BUKU PEDOMAN-PEDOMAN
Hierarki Standar
Kompetensi
Fungsi dan Tujuan Pendidikan
Nasional
Standar Kompetensi Lintas
Kurikulum
Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Bahan
Kajian
Standar Kompetensi Mata
Pelajaran
Standar Isi
Kegiatan Belajar Mengajar
Berpusat pada peserta didik
Mengembangkan kreativitas
Menciptakan kondisi yang
menyenangkan dan menantang
Kontekstual
Menyediakan pengalaman belajar
yang beragam
Belajar melalui berbuat
CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING (CTL)
Pengertian CTL
Suatu konsepsi yang membantu guru untuk
mengkaitkan konten mata pelajaran dengan
situasi dunia nyata dan memotivasi siswa
membuat hubungan antara pengetahuan dan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga, warga negara,
dan tenaga kerja.
Pembelajaran kontekstual adalah
pembelajaran yang memungkinkan siswa
menerapkan pengetahuan dan keterampilan
akademik mereka dalam memecahkan
masalah-masalah dunia nyata atau masalahmasalah yang disimulasikan.
Tujuh Unsur Kunci CTL
Inquiri (Inquiry)
1.
Diawali dengan kegiatan pengamatan dalam
rangka untuk memahami suatu konsep.
Siklus yang terdiri dari kegiatan
mengamati, bertanya, menganalisis,
dan merumuskan teori, baik secara
individu maupun bersama-sama
dengan teman lainnya.
Mengembangkan dan sekaligus
menggunakan keterampilan berpikir
kritis.
2. Bertanya (Questioning)
Digunakan oleh guru untuk mendorong, membimbing dan
menilai kemampuan berpikir siswa.
Digunakan oleh siswa selama melakukan kegiatan
berbasis inquiri.
3. Konstruktivisme (Costructivism)
Membangun pemahaman oleh diri sendiri dari
pengalaman-pengalaman baru berdasarkan pada pengalaman sebelumnya.
Pemahaman yang mendalam dikembangkan melalui
pengalaman-pengalaman bermakna.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Berbicara dan berbagi pengalaman dengan orang lain.
Bekerjasama dengan orang lain untuk menciptakan
pembelajaran adalah lebih baik dibandingkan dengan
belajar sendiri.
5. Pemodelan (Modelling)
Berpikir tentang proses pembelajaran Anda sendiri.
Mendemonstrasikan bagaimana Anda
menginginkan para siswa untuk belajar.
Melakukan apa yang Anda inginkan agar
siswa melakukan.
6. Penilaian Autentik (Authentic Assessment)
Mengukur kemampuan dan keterampilan siswa.
Mempersyaratkan penerapan pengetahuan atau
keterampilan.
Penilaian produk atau kinerja.
Tugas-tugas yang kontekstual dan relevan.
Proses dan produk dua-duanya dapat diukur.
7. Refleksi (Reflection)
Cara-cara berpikir tentang apa-apa yang telah kita
pelajari.
Merevisi dan merespon kepada kejadian,
aktivitas, dan pengalaman.
Mencatat apa yang telah kita pelajari, bagaimana kita
merasakan ide-ide baru
Dapat berupa berbagai bentuk: jurnal, diskusi,
maupun hasil karya / seni.
Pendekatan Pengajaran
Kontekstual
Pendekatan pengajaran kontekstual haruslah
menekankan hal-hal sebagai berikut.
1. Belajar Berbasis Masalah (Problem-Base
Learning)
Menggunakan konteks masalah dunia nyata
untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan
memecahkan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensi dari
materi pelajaran.
2. Pengajaran Autentik (Authentic Instruction)
Memungkinkan siswa belajar konteks bermakna
dalam kehidupan nyata.
3. Belajar Berbasis Inquiri (Inquiry-Base
Learning)
Membutuhkan strategi pengajaran yang mengikuti
metodologi sains.
Menyediakan kesempatan untuk pembelajaran
bermakna.
4. Belajar Berbasis Proyek / Tugas
(Project- Based Learning)
Membutuhkan suatu pendekatan pengajaran
komprehensif di mana lingkungan belajar siswa (kelas)
didesain sedemikian agar siswa dapat melakukan
penyelidikan terhadap masalah autentik.
5. Belajar Berbasis Kerja (Work-Base Learning)
Memerlukan suatu pendekatan pengajaran yang
memungkinkan siswa menggunakan konteks tempat
kerja untuk mempelajari materi pelajaran
berbasis sekolah dan bagaimana materi tersebut
dipergunakan kembali di tempat kerja.
6. Belajar Jasa-layanan (Service Learning)
Memerlukan penggunaan metodologi pengajaran
yang mengkombinasikan jasa layanan masyarakat
dengan suatu struktur berbasis sekolah untuk
merefleksikan jasa layanan tersebut.
7. Belajar Kooperatif (Cooperative Learning)
Memerlukan pendekatan pengajaran melalui
penggunaan kelompok kecil siswa untuk
bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar
dalam mencapai tujuan belajar.
Strategi Penilaian
Pembelajaran Kontekstual
Penilaian yang cocok adalah kombinasi dari
beberapa teknik penilaian sebagai berikut.
1. Penilaian Kinerja (Performance Assessment)
Untuk mengetes kemampuan siswa dalam
mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilannya pada berbagai situasi nyata dan konteks tertentu.
2. Observasi Sistematik (Systematic
Observation)
Untuk menyajikan informasi tentang dampak aktivitas
pembelajaran terhadap sikap siswa.
Semua siswa diobservasi secara berkala dan sering
Hasil observasi dicatat untuk merefleksikan dan
menginterpretasikan apakah petunjuk siswa sesuai
dengan tujuan dan outcome pembelajaran.
3. Portofolio (Portfolio)
Adalah koleksi / kumpulan dari berbagai keterampilan,
ide minat, dan keberhasilan atau prestasi siswa selama
jangka waktu tertentu yang memberikan gambaran
perkembangan siswa setiap saat.
Sangat berguna bagi siswa dalam mengembangkan
keahliannya untuk menilai diri sendiri.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memikirkan perkembangan dirinya.
4. Jurnal Sains (Science Journal)
Merupakan suatu proses refleksi di mana siswa berpikir
tentang proses belajar dan hasilnya, kemudian
menuliskan ide-ide, minat, dan pengalamannya.
BUKU 1
KONSEP PENDIDIKAN BERORIENTASI KECAKAPAN
HIDUP (LIFE SKILL) MELALUI PENDEKATAN
BROAD BASED EDUCATION
Tim Broad Based Education
Departemen Pendidikan Nasional
Update April, 2003
http://www.lifeskill.net
E-mail : info@lifeskill.net
SKEMA LIFE SKILL
KEC. HIDUP
PERSONAL
KECAKAPAN
HIDUP
GENERIK
KEC. HIDUP
SOSIAL
LIFE
SKILL
KESADARAN
DIRI
KECAKAPAN
BERPIKIR
KECAKAPAN
KOMUNIKASI
KECAKAPAN
KERJASAMA
KECAKAPAN
HIDUP
SPESIFIK
KECAKAPAN
AKADEMIK
KECAKAPAN
VOKASIONAL
SADAR SBG MAKHLUK TUHAN: IBADAH,
JUJUR, DISIPLIN, KERJA KERAS DSB.
KESADARAN
DIRI
SADAR AKAN POTENSI DIRI: MEMILIH BID YG
COCOK, BELAJAR TERUS, MENJAGA FISIK
SADAR SBG MAKHLUK SOSIAL: TOLERAN,
SALING MENGHORMATI, GOTONG ROYONG
SADAR SBG MAKHLUL LINGKUNGAN:
MEMELIHARA DAN MEMANFAATKAN DG ARIF.
KEC. MENGGALI INFORMASI
KECAKAPAN
BERPIKIR
KEC. MENGOLAH INFORMASI
KEC. MEMECAHKAN MASALAH
DG KREATIF DAN ARIF.
KEC. MENGAMBIL KEPUTUSAN
BAGAIMANA HUBUNGANNYA DG
MAPEL?
KEHIDUPAN
NYATA
(SEHARI-HARI)
KECAKAPAN
HIDUP
MATA
PELAJARAN
MAPEL MEMBENTUK KECAKAPAN HIDUP,
KECAKAPAN HIDUP TSB YG DIPERLUKAN UNTUK
MENGHADAPI KEHIDUPAN. (GRS PUTUS-PUTUS)
DLM MERANCANG KURIKULUM, MAPEL
DIDASARKAN KECAKAPAN HIDUP, KECAKAPAN
HIDUP DIIDENTIFIKASI BERDASARKAN POLA
KEHIDUPAN NYATA SEHARI-HARI. (GARIS SOLID)
PERANGKAT PEMBELAJARAN
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
1. Penghitungan Minggu dan Jam Efektif
No.
Bulan
Jumlah minggu
Jumlah jam efektif
1.
Juli
4
2
2.
Agustus
…
…
3.
September
…
…
4.
Oktober
…
…
5.
November
…
…
6.
Desember
…
…
Jumlah jam efektif = Σ minggu efektif x (…)
jam per minggu
Catatan : Penghitungan minggu efektif
disesuaikan dengan kalender pendidikan.
2 a. Pemetaan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar per Semester
Aspek
Standar Kopetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Prinsip pemetaan per Semester
1. Urgensi
2. Tingkat Kesulitan
3. Kompetensi Dasar dalam Satu Siklus Kegiatan
4. Kemampuan Prasyarat
5. Kedekatan Budaya/Kebiasaan
6. Dll.
2 b. Pemetaan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar per Semester
INDIKATOR
KOMPETENSI
DASAR
KOMP
TNDK BHS
PEMBENTUK
WACANA
KOMP.
KOMP.
KEBAHASAAN
KOMP.
KOMP.
SOSIO
KULTURAL
KOMP.
KOMP.
STRATEGI
SIKAP
YANG
POSITIF
2 c. Pemetaan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar per Semester
N
o
Standar
Kompetens
i
Kompetensi
Aspek
Dasar
Indikator
Prinsip pemetaan per Semester
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Urgensi
Tingkat Kesulitan
Kompetensi Dasar dalam Satu Siklus Kegiatan
Kemampuan Prasyarat
Kedekatan Budaya/Kebiasaan
Dll.
2 d. Pemetaan Kompetensi Dasar
Aspek
per
Semester
Standar Kopetensi
Kompetensi Dasar Semtr 1 Kompetensi Dasar Semtr 2
Prinsip pemetaan per Semester
1. Urgensi
2. Tingkat Kesulitan
3. Kompetensi Dasar dalam Satu Siklus Kegiatan
4. Kemampuan Prasyarat
5. Kedekatan Budaya/Kebiasaan
6. Dll.
5. Pengembangan Silabus dan
Penilaian
Mata Pelajaran
:
Kelas/Semester
:
Standar Kompetensi:
Kompeten
si Dasar
Indikat
or
Mate
ri
Poko
k
Pengalaman
Belajar
Waktu
Sumbe
r
Belajar
Penilaian
Tek Bentuk
Jenis
Contoh
Tagihan
nik
Instrumen
Instrumen
Format Penilaian
Penilaian
Jenis Tagihan
Tes
Nontes
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Kuis
pertanyaan lisan/tertulis,
isian singkat,
menjodohkan, pilihan
ganda, unjuk kerja dalam
waktu singkat (dilengkapi
rubrik).
Soal dan atau perintah
Tes harian
Ulangan tengah semester
Ulangan akhir semester
Ulangan kenaikan kelas
Pertanyan lisan/tertulis,
isian singkat,
menjodohkan, pilihan
ganda, esai/uraian
(dilengkapi rubrik),
produk (dilengkapi
rubrik), unjuk kerja
(dilengkapi rubrik).
Soal dan atau perintah
Observasi
Panduan observasi
Perintah
Angket
kuisener
Perintah
Wawancara
Panduan wawancara
Perintah
Tugas.-tugas
Rubrik
Perintah
Produk/Hasil Kerja
Rubrik
Perintah
Proyek
Rubrik
Perintah
Portofolio
Rubrik
Perintah
tan: Jenis tagihan, teknik, dan bentuk instrumen yang dipilih oleh guru disesuaikan dengan
karakteristik KD dan indikator.
Pemetaan Kompetensi Dasar per Unit
(Khusus Bahasa Indonesia)
Uni Wak
t
tu
Kemampuan Berbahasa
Mendengarkan
Membaca
Berbicara
Menulis
Kemampuan Bersastra
Mendengarkan
Membaca
Berbicara
Menulis
1.
Prinsip Pemetaan per Unit
1. Berdayakan momen
2. Kompetensi Dasar dalam Satu Siklus
3. Dll.
5. Distribusi KD/Indikator /Unit/Siklus
per Semester
KD/Unit/
Siklus/
Indikator
WAKTU
JULI
3
4
AGUSTUS
1
2
3
SEPT
4
OKT
NOV
DES
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran
memuat sekurang-kurangnya:
- tujuan pembelajaran
- materi ajar
- metode pengajaran
- sumber belajar
Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran harus
interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif,
memberikan ruang yang cukup untuk
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
Pelaksanaan proses pembelajaran juga
harus sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik dan psikologis
peserta didik
6. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
Mata Pelajaran
Jenjang
:
Kelas/Semester
Alokasi Waktu
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
:
:
: … x pertemuan (… jam pelajaran)
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Tujuan Pembelajaran
Materi Pokok
Metode
Strategi Pembelajaran
Pertemuan pertama
1. Kegiatan Pendahuluan
Motivasi dan Apersepsi (dideskripsikan)
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Penutup
Pertemuan kedua dst.
Catatan: pendekatan kontekstual dan pengembangan kecakapan hidup
tercermin dalam strategi pembelajaran
H.
Sumber Belajar
I. Penilaian
Jenis tagihan
: tes
Teknik
: tes harian
Bentuk Instrumen : unjuk kerja dengan rubrik
Soal/instrumen
: Ceritakan tokoh seni rupa
idolamu yang meliputi identitas tokoh,
keunggulannya, dan alasan kamu mengidolakan.
Sertakan contoh karya dan beri ulasan tentang
karya tersebut.
Aspek yang
dinilai
Ya
Tida
NoRubrik
penilaian
k
1.
2.
3.
4.
5.
Identitas tokoh lengkap
Ada diskripsi keunggulan tokoh
Ada deskripsi alasan mengidolakan tokoh
Ada contoh karya
Ada ulasan contoh karya
KEGIATAN BELAJAR
PEMBIASAAN
KEGIATAN RUTIN
KEGIATAN SPONTAN
KEGIATAN TELADAN
KEGIATAN TERPROGRAM
KEGIATAN RUTIN
Adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler.
Baik di kelas maupun di sekolah. Bertujuan untuk
membiasakan anak mengerjakan sesuatu dengan
baik.
Upacara (assembly, gathering dll)
Senam
Sembahyang dhuhur
Pemeriksaan kesehatan
Pergi ke perpustakaan
Dll.
KEGIATAN SPONTAN
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja,
Di mana saja, tanpa dibatasi oleh ruang. Bertujuan
untuk memberikan pendidikan pada saat itu juga,
terutama dalam disiplin dan sopan santun dan
kebiasaan baik yang lain.
Membiasakan memberi salam
Membiasakan membuang sampah pada
tempatnya
Membiasakan antre
Membiasakan mengatasi silang pendapat
(pertengkaran) dengan benar
Dll.
KEGIATAN TERPROGRAM
Adalah kegiatan yang diprogramkan dan
direncanakan baik pada tingkat kelas maupun
sekolah yang bertujuan memberikan wawasan
tambahan pada anak tentang unsur-unsur baru
dalam kehidupan bermasyarakat yang penting
untuk perkembangan anak.
Seminar dan workshop: Aids, Hemat Energi,
HAM/Hak Anak. Dll..
Kunjungan: panti asuhan, tempat/orang yang
terkena musibah, tempat-tempat penting dll.
Proyek: lomba, pentas, bazar dll.
KEGIATAN TELADAN
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja
dan di mana saja yang lebih mengutamakan
pemberian contoh dari guru dan pengelola
pendidikan yang lain kepada muridnya. Bertujuan
memberikan contoh tentang kebiasaan yang baik.
Memberi contoh berpakaian rapi
Memberi contoh memuji hasil kerja yang baik
Memberi contoh datang tepat waktu
Memberi contoh hidup sederhana
Dll.
Penilaian Kelas
Penilaian kelas merupakan suatu
proses yang dilakukan melalui
langkah-langkah perencanaan,
pengumpulan informasi melalui
sejumlah bukti yang menunjukkan
pencapaian hasil belajar siswa,
pelaporan, dan penggunaan
informasi tentang hasil belajar
siswa.
Penilaian Kelas
Dilakukan oleh Guru untuk mengetahui
tingkat penguasaan kompetensi yang
ditetapkan, bersifat internal, bagian dari
pembelajaran, dan sebagai bahan untuk
peningkatan mutu hasil belajar
Berorientasi pada kompetensi, mengacu
pada patokan, ketuntasan belajar,
dilakukan melalui berbagai cara.
CARA-CARA
Penilaian melalui Portofolio (Portfolio)
Penilaian melalui Unjuk Kerja (Performance)
Penilaian melalui Penugasan (Proyek/Project)
Penilaian melalui Hasil kerja
(Produk/Product)
Penilaian melalui Tes Tertulis (Paper & Pen)
Portofolio
Penilaian berkelanjutan berdasarkan
kumpulan informasi yang
menunjukkan perkembangan
kemampuan siswa dalam satu periode
Pedoman : saling percaya, rahasia
bersama guru siswa, milik bersama
guru siswa, kepuasan, kesesuaian,
penilaian proses dan hasil, penilaian
dalam pembelajaran
Unjuk Kerja
Penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan siswa
dalam melakukan sesuatu.
Teknik: Checklist
Skala
Rentang skor
Penugasan/Proyek
Penilaian
terhadap suatu tugas yang
diselesaikan dalam waktu tertentu
berupa investigasi dari
perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan
penyajian data
Yang dipertimbangkan : kemampuan
pengelolaan, relevansi, keaslian
Hasil Kerja/Produk
Penilaian
terhadap
keterampilan membuat
produk dan kualitas produk
Periode penilaian: tahap
persiapan, pembuatan,
appraisal (penilaian)
Teknik : Holistik dan Analitik
Pelaksanaan Konsep
Ketuntasan Belajar
Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator
berkisar antara 0 % - 100 %, idealnya kriteria
masing-masing indikator di atas 60 %. Tetapi
sekolah dapat menetapkan sendiri kriteria
tersebut sesuai dengan kondisi masing-masing.
Harapannya sekolah makin lama akan
meningkatkan kriteria ketuntasan mendekati
sempurna (100%).
Jika semua indikator dalam suatu kompetensi
dasar telah memenuhi kriteria, siswa dianggap
telah menguasai KD, dan pada akhirnya
menguasai Standar Kompetensi dan Mata
Pelajaran.
Persyaratan Kenaikan Kelas
untuk SMP
1. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun.
1. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun.
2. Siswa dinyatakan naik kelas apabila yang
bersangkutan telah mencapai kriteria ketuntasan
minimal pada semua indikator, Kompetensi Dasar
(KD), dan Standar Kompetensi (SK) pada semua
mata pelajaran.
3. Siswa dinyatakan harus mengulang apabila belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal pada banyak
indikator, KD, dan SK pada lebih dari empat mata
pelajaran sampai batas akhir tahun ajaran.
4. Ketika mengulang di kelas yang sama, nilai siswa
untuk semua indikator, KD, dan SK yang ketuntasan
belajar minimumnya sudah dicapai minimal sama
dengan yang dicapai pada tahun sebelumnya.
Kedudukan Nilai Harian
dan Nilai Sumatif
Nilai sumatif ( nilai akhir semester atau
tahun) merupakan kumpulan nilai
harian ( SK, KD dan indikator), sehingga
penilaian sumatif setiap akhir semester
atau akhir tahun tidak harus dilakukan
jika sekolah telah memperoleh
gambaran tentang ketuntasan belajar
siswa dari nilai hariannya). Oleh karena
itu penilaian sumatif tidak memiliki
bobot yang lebih besar dari nilai harian.
Pelaksanaan Remedial
Remedial dilakukan kepada siswa yang
belum mencapai kriteria ketuntasan
belajar pada indikator tertentu.
Remedial dapat dilaksanakan setiap saat
baik pada jam efektif maupun di luar jam
efektif.
Penilaian kegiatan remedial dapat berupa
tes maupun penugasan yang lain.
Nilai kegiatan remedial tidak melebihi
nilai standar ketuntasan belajar
Pelaksanaan Pengayaan
Pengayaan dilakukan terhadap siswa yang
telah mencapai ketuntasan belajar ketika
sebagian besar siswa yang lain belum.
Pengayaan dapat berbentuk tugas-tugas
individual yang bertujuan untuk
mengoptimalkan pencapaian hasil belajar
siswa.
Pengayaan dapat dilaksanakan setiap saat baik
pada jam efektif maupun di luar jam efektif.
Hasil penilaian kegiatan pengayaan dapat
menambah nilai siswa pada mata pelajaran
yang bersangkutan.
NO
1.
DAFTAR KD/INDIKATOR
(Untuk siswa)
Semester …
Kelas …
MATA PELAJARAN
Bhs. Indonesia
ASPE
Mendengarkan
K
KD/INDIKATOR
SKBM
Mendengarkan dan memahami
70%
isi berita yang dibacakan
DAFTAR NILAI
Aspek :
No
.
NILAI KD/INDIKATOR
Nama
1
R2
R1
R2
P dst
P
2
R1
R2
P
3
Nilai
Rapor
R1
Rerat
a
CONTOH RUBRIK
PENILAIAN
CHECKLIST
SKALA
RENTANG SKOR
Penggunaan Mikroskop
Komponen Kerja
Ya
Membawa mikroskop pada
tangkainya
b. Meletakkan mikroskop dengan
cermin
tidak mengarah langsung ke
matahari
v
c. Menaruh preparat pada meja
benda dan
menguncinya
v
D. Mengamati dengan perbesaran
lemah
dulu
v
a.
v
Tida
k
Contoh checklists
Format Penilaian Pidato
N
O
ASPEK YANG DINILAI
1.
2.
BERDIRI TEGAK
MEMANDANG SEMUA
HADIRIN
V
3.
4.
SISTEMATIKA BAIK
PENYAMPAIAN GAGASAN
JELAS
V
V
5.
6.
MIMIK BEREKSPRESI
INTONASI BAIK
V
7.
LAFAL JELAS
SKOR Total
Nilai: JUMLAH
Jumlah Ya/Skor
5/7 X 100 = 71
YA
TIDA
K
V
V
V
5
Contoh Skala
Format Penilaian Pidato
N
O
ASPEK YANG
DINILAI
1.
SIKAP BERDIRI
2.
SKALA SKOR
1
2
3
3
MEMANDANG HADIRIN
2
3.
SISTEMATIKA
2
4.
PENYAMPAIAN GAGASAN
2
5.
MIMIK
6.
INTONASI
7.
LAFAL
JUMLAH SKOR
Nilai: Jumlah skor/Total Skor
15/21 X 100 = 71
3
1
2
1
8
6
Contoh Rentang Skor
Format Penilaian Pidato
NO
1.
2.
ASPEK YANG DINILAI
SIKAP BERDIRI
Berdiri tegak sepanjang waktu
Berdiri tegak lebih dari setengah
waktu
Berdiri tidak tegak
MEMANDANG HADIRIN
RENTANG
SKOR
0-1
1
0,5
0
0-1
3.
SISTEMATIKA
0-2
4.
PENYAMPAIAN GAGASAN
0-3
5.
MIMIK
0-1
6.
INTONASI
0-1
7.
LAFAL
0-1
NILAI= JUMLAH SKOR
SKOR
NILAI KD/INDIKATOR
Tes uraian bebas, unjuk kerja,
produk, proyek
No.
Nama
Aspek yang dinilai
1
2
Skor
3
4
5
6
7
Nila
i
dst.
CONTOH PENGHITUNGAN
NILAI KOMPETENSI DASAR
Kompetensi
Dasar
Bertelepon
Indikator
Mampu bertelepon
dengan kalimat yang
efektif
1.
2. Mampu menggunakan
bahasa yang santun
Nilai KD Bertelepon (80+70) : 2 = 75
Kriteria
Ketuntasa
n Belajar
Nilai KetunPesert tasan
a Didik
75%
80
Tuntas
75%
70
Belum
tuntas
DAFTAR NILAI
Aspek :
No
.
NILAI KD/INDIKATOR
Nama
1
R2
R1
R2
P dst
P
2
R1
R2
Nilai
Rapor
P
3
R1
Rerat
a
DAFTAR NILAI (Tanpa mid dan
akhir semester)
Aspek :
No
.
Nama
NILAI KD/INDIKATOR
1
dst.
2
3
4
Nilai
Rapor
Rerat
a
DAFTAR NILAI (Dengan mid dan
akhir semester)
Aspek:
No
.
Nama
Nilai KD/Indikator
Akhir Sm Bbt
1
2
3
Bbt
dst
Tengah Sm Bbt
Rerata
Nilai
Rapor
Catatan
Bila sekolah mengadakan ulangan
midsemester dan semester, pembobotan
nilai kedua ulangan tersebut diserahkan
kepada pihak sekolah, tapi tidak lebih
besar dari nilai harian.
Bila ulangan midsemester dan semester
menggunakan cara pilihan ganda, hanya
KD tertentu dan aspek tertentu yang dapat
diujikan.
REFLEKSI
MARI MENYUNTING
Perasaan saya sehubungan dengan
adanya perubahan kurikulum adalah
sangat senang sekali, karena saya
sebagai guru diberikan mendapat
kebebasan untuk mengembangkan
kreatifvitas di kelas sehingga siswa dapat
mengembangkan potensinya.-potensi
yang ada di dalam dirinya masing-masing.
Dengan adanya kurikulum 2004. Dan di
dalam Kurikulum 2004 betul-betul
melibatkan siswa anak-anak sehingga
guru hanya sebagai fasilitator. di kelas
BANDINGKANN YA!
Tentu
saja saya merasa senang
sekali. Saya mulai merasa ada
pencerahan. Selama ini
pemahaman tentang kurikulum
masih remang-remang,
membingungkan, dan tidak
menentu. Setelah pelatihan ini
saya lebih memahami dan
mengerti tentang kurikulum.
Renungkan
Perubahan kurikulum bagi saya tidak
terlalu mengalami kesulitan atau
mengagetkan, karena dalam proses belajar
mengajar di kalas, saya sudah mencoba
minilai kompetensi siswa. Walaupun
menggunakan kurikulum 1994, saya selalu
berusaha agar siswa di kelas aktif dan saya
selalu mengajak siswa untuk kreatif. Hanya
saja, saya sering terbentur dengan masalah
klasik yaitu, guru senior tidak suka kalau
kelas ribut atau berjalan-jalan ke luar, atau
belajar di luar.
Sekian
Terima kasih
BERBASIS
KOMPETENSI
Kerangka Dasar
Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah
Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama
PENDAHULUAN
LANDASAN :
UUD 1945, GBHN,
UU No. 20 th 2003
(Sisdiknas),
UU No. 22 th 1999
(Otonomi Daerah),
UU No. 25 tahun 2000 (Propenas),
PP No. 25 th 2000
(Kewenangan Pemerintah
dan
Pemerintah Daerah),
KERANGKA DASAR KURIKULUM BERBASISI KOMPETENSI
Standar Kompetensi
(SK)
Komp. Lulusan
Komp. Lintas Kurikulum
Komp. Mata Pelajaran
Penilaian Berbasis Kelas
(PBK)
Internal, Mengacu pada
Kompetensi, Mengacu pada
kriteria/Patokan
Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum
Pengelolaan
Kurikulum Berbasis
Sekolah (PKBS)
MBS, Kolaborasi
Horizontal dan Vertikal
Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM)
Berpusat pd Peserta Didik,
Kontekstual, Menantang
dan Menyenangkan
PENGERTIAN KURIKULUM
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Kurikulum Berbasisi Kompetensi berisi
seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kompetensi yang dibakukan untuk mencapai
tujuan nasional, cara pencapaiannya
disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan
daerah, sekolah atau madrasah.
KONSEP DASAR
KURIKULUM BERBASIS
KOMPETENSI
PENDIDIKAN BERBASIS KOMPETENSI
Menyiapkan lulusan menguasai seperangkat
kompetensi yang bermanfaat bagi kehidupannya
KOMPETENSI
Pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
STANDAR KOMPETENSI
Pernyataan tentang kompetensi yang harus dikuasai
siswa dalam mempelajari suatu mata pelajaran
KOMPETENSI DASAR
Kompetensi minimal yang mencakup pengetahuan
(kognitif), keterampilan (psikomotorik), sikap dan nilai
(afektif) yang harus dicapai siswa pada bagian tertentu
dari suatu mata pelajaran.
PRINSIP
PENGEMBANGAN
Orientasi hasil (output oriented) dalam bentuk
kompetensi
Berbasis pada kompetensi dasar sebagai
national platform
Penguasaan kompetensi dasar setelah siswa
menyelesaikan pendidikannya
Pendidikan utuh dan menyeluruh (karakter,
akademik, keterampilan, kesehatan, dan
apresiasi seni)
Ketuntasan belajar (mastery learning)
Komprehensif, berkesinambungan, belajar
sepanjang hayat
Diversifikasi kurikulum
SUBSTANSI
PENGEMBANGAN
Peningkatan Keimanan, Budi Pekerti
Luhur, dan Penghayatan Nilai-Nilai
Budaya
Keseimbangan etika, logika, estetika,
dan kinestetika
Perkembangan pengetahuan dan
teknologi informasi
Pengembangan kecakapan hidup
Penguatan integritas nasional
Pengelolaan Kurikulum Berbasis
Sekolah
Mengacu pada Visi dan Misi Sekolah
Pengembangan perangkat kurikulum (a.l. silabus)
Pemberdayaan tenaga kependidikan dan
sumber daya lainnya untuk meningkatkan
mutu hasil belajar
Pemantauan dan Penilaian untuk
meningkatkan efisiensi, kinerja dan kualitas
pelayanan terhadap peserta didik
Berkolaborasi secara horizontal (sekolah lain,
Komite Sekolah, Organisasi Profesi), dan
vertikal (Dewan dan Dinas Pendidikan)
KOMPONEN DOKUMEN
KURIKULUM BERBASIS
KOMPETENSI
BUKU KERANGKA DASAR
BUKU STANDAR KOMPETENSI
BAHAN KAJIAN
BUKU STANDAR KOMPETENSI
MATA PELAJARAN
BUKU PEDOMAN-PEDOMAN
Hierarki Standar
Kompetensi
Fungsi dan Tujuan Pendidikan
Nasional
Standar Kompetensi Lintas
Kurikulum
Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Bahan
Kajian
Standar Kompetensi Mata
Pelajaran
Standar Isi
Kegiatan Belajar Mengajar
Berpusat pada peserta didik
Mengembangkan kreativitas
Menciptakan kondisi yang
menyenangkan dan menantang
Kontekstual
Menyediakan pengalaman belajar
yang beragam
Belajar melalui berbuat
CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING (CTL)
Pengertian CTL
Suatu konsepsi yang membantu guru untuk
mengkaitkan konten mata pelajaran dengan
situasi dunia nyata dan memotivasi siswa
membuat hubungan antara pengetahuan dan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga, warga negara,
dan tenaga kerja.
Pembelajaran kontekstual adalah
pembelajaran yang memungkinkan siswa
menerapkan pengetahuan dan keterampilan
akademik mereka dalam memecahkan
masalah-masalah dunia nyata atau masalahmasalah yang disimulasikan.
Tujuh Unsur Kunci CTL
Inquiri (Inquiry)
1.
Diawali dengan kegiatan pengamatan dalam
rangka untuk memahami suatu konsep.
Siklus yang terdiri dari kegiatan
mengamati, bertanya, menganalisis,
dan merumuskan teori, baik secara
individu maupun bersama-sama
dengan teman lainnya.
Mengembangkan dan sekaligus
menggunakan keterampilan berpikir
kritis.
2. Bertanya (Questioning)
Digunakan oleh guru untuk mendorong, membimbing dan
menilai kemampuan berpikir siswa.
Digunakan oleh siswa selama melakukan kegiatan
berbasis inquiri.
3. Konstruktivisme (Costructivism)
Membangun pemahaman oleh diri sendiri dari
pengalaman-pengalaman baru berdasarkan pada pengalaman sebelumnya.
Pemahaman yang mendalam dikembangkan melalui
pengalaman-pengalaman bermakna.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Berbicara dan berbagi pengalaman dengan orang lain.
Bekerjasama dengan orang lain untuk menciptakan
pembelajaran adalah lebih baik dibandingkan dengan
belajar sendiri.
5. Pemodelan (Modelling)
Berpikir tentang proses pembelajaran Anda sendiri.
Mendemonstrasikan bagaimana Anda
menginginkan para siswa untuk belajar.
Melakukan apa yang Anda inginkan agar
siswa melakukan.
6. Penilaian Autentik (Authentic Assessment)
Mengukur kemampuan dan keterampilan siswa.
Mempersyaratkan penerapan pengetahuan atau
keterampilan.
Penilaian produk atau kinerja.
Tugas-tugas yang kontekstual dan relevan.
Proses dan produk dua-duanya dapat diukur.
7. Refleksi (Reflection)
Cara-cara berpikir tentang apa-apa yang telah kita
pelajari.
Merevisi dan merespon kepada kejadian,
aktivitas, dan pengalaman.
Mencatat apa yang telah kita pelajari, bagaimana kita
merasakan ide-ide baru
Dapat berupa berbagai bentuk: jurnal, diskusi,
maupun hasil karya / seni.
Pendekatan Pengajaran
Kontekstual
Pendekatan pengajaran kontekstual haruslah
menekankan hal-hal sebagai berikut.
1. Belajar Berbasis Masalah (Problem-Base
Learning)
Menggunakan konteks masalah dunia nyata
untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan
memecahkan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensi dari
materi pelajaran.
2. Pengajaran Autentik (Authentic Instruction)
Memungkinkan siswa belajar konteks bermakna
dalam kehidupan nyata.
3. Belajar Berbasis Inquiri (Inquiry-Base
Learning)
Membutuhkan strategi pengajaran yang mengikuti
metodologi sains.
Menyediakan kesempatan untuk pembelajaran
bermakna.
4. Belajar Berbasis Proyek / Tugas
(Project- Based Learning)
Membutuhkan suatu pendekatan pengajaran
komprehensif di mana lingkungan belajar siswa (kelas)
didesain sedemikian agar siswa dapat melakukan
penyelidikan terhadap masalah autentik.
5. Belajar Berbasis Kerja (Work-Base Learning)
Memerlukan suatu pendekatan pengajaran yang
memungkinkan siswa menggunakan konteks tempat
kerja untuk mempelajari materi pelajaran
berbasis sekolah dan bagaimana materi tersebut
dipergunakan kembali di tempat kerja.
6. Belajar Jasa-layanan (Service Learning)
Memerlukan penggunaan metodologi pengajaran
yang mengkombinasikan jasa layanan masyarakat
dengan suatu struktur berbasis sekolah untuk
merefleksikan jasa layanan tersebut.
7. Belajar Kooperatif (Cooperative Learning)
Memerlukan pendekatan pengajaran melalui
penggunaan kelompok kecil siswa untuk
bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar
dalam mencapai tujuan belajar.
Strategi Penilaian
Pembelajaran Kontekstual
Penilaian yang cocok adalah kombinasi dari
beberapa teknik penilaian sebagai berikut.
1. Penilaian Kinerja (Performance Assessment)
Untuk mengetes kemampuan siswa dalam
mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilannya pada berbagai situasi nyata dan konteks tertentu.
2. Observasi Sistematik (Systematic
Observation)
Untuk menyajikan informasi tentang dampak aktivitas
pembelajaran terhadap sikap siswa.
Semua siswa diobservasi secara berkala dan sering
Hasil observasi dicatat untuk merefleksikan dan
menginterpretasikan apakah petunjuk siswa sesuai
dengan tujuan dan outcome pembelajaran.
3. Portofolio (Portfolio)
Adalah koleksi / kumpulan dari berbagai keterampilan,
ide minat, dan keberhasilan atau prestasi siswa selama
jangka waktu tertentu yang memberikan gambaran
perkembangan siswa setiap saat.
Sangat berguna bagi siswa dalam mengembangkan
keahliannya untuk menilai diri sendiri.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memikirkan perkembangan dirinya.
4. Jurnal Sains (Science Journal)
Merupakan suatu proses refleksi di mana siswa berpikir
tentang proses belajar dan hasilnya, kemudian
menuliskan ide-ide, minat, dan pengalamannya.
BUKU 1
KONSEP PENDIDIKAN BERORIENTASI KECAKAPAN
HIDUP (LIFE SKILL) MELALUI PENDEKATAN
BROAD BASED EDUCATION
Tim Broad Based Education
Departemen Pendidikan Nasional
Update April, 2003
http://www.lifeskill.net
E-mail : info@lifeskill.net
SKEMA LIFE SKILL
KEC. HIDUP
PERSONAL
KECAKAPAN
HIDUP
GENERIK
KEC. HIDUP
SOSIAL
LIFE
SKILL
KESADARAN
DIRI
KECAKAPAN
BERPIKIR
KECAKAPAN
KOMUNIKASI
KECAKAPAN
KERJASAMA
KECAKAPAN
HIDUP
SPESIFIK
KECAKAPAN
AKADEMIK
KECAKAPAN
VOKASIONAL
SADAR SBG MAKHLUK TUHAN: IBADAH,
JUJUR, DISIPLIN, KERJA KERAS DSB.
KESADARAN
DIRI
SADAR AKAN POTENSI DIRI: MEMILIH BID YG
COCOK, BELAJAR TERUS, MENJAGA FISIK
SADAR SBG MAKHLUK SOSIAL: TOLERAN,
SALING MENGHORMATI, GOTONG ROYONG
SADAR SBG MAKHLUL LINGKUNGAN:
MEMELIHARA DAN MEMANFAATKAN DG ARIF.
KEC. MENGGALI INFORMASI
KECAKAPAN
BERPIKIR
KEC. MENGOLAH INFORMASI
KEC. MEMECAHKAN MASALAH
DG KREATIF DAN ARIF.
KEC. MENGAMBIL KEPUTUSAN
BAGAIMANA HUBUNGANNYA DG
MAPEL?
KEHIDUPAN
NYATA
(SEHARI-HARI)
KECAKAPAN
HIDUP
MATA
PELAJARAN
MAPEL MEMBENTUK KECAKAPAN HIDUP,
KECAKAPAN HIDUP TSB YG DIPERLUKAN UNTUK
MENGHADAPI KEHIDUPAN. (GRS PUTUS-PUTUS)
DLM MERANCANG KURIKULUM, MAPEL
DIDASARKAN KECAKAPAN HIDUP, KECAKAPAN
HIDUP DIIDENTIFIKASI BERDASARKAN POLA
KEHIDUPAN NYATA SEHARI-HARI. (GARIS SOLID)
PERANGKAT PEMBELAJARAN
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
1. Penghitungan Minggu dan Jam Efektif
No.
Bulan
Jumlah minggu
Jumlah jam efektif
1.
Juli
4
2
2.
Agustus
…
…
3.
September
…
…
4.
Oktober
…
…
5.
November
…
…
6.
Desember
…
…
Jumlah jam efektif = Σ minggu efektif x (…)
jam per minggu
Catatan : Penghitungan minggu efektif
disesuaikan dengan kalender pendidikan.
2 a. Pemetaan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar per Semester
Aspek
Standar Kopetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Prinsip pemetaan per Semester
1. Urgensi
2. Tingkat Kesulitan
3. Kompetensi Dasar dalam Satu Siklus Kegiatan
4. Kemampuan Prasyarat
5. Kedekatan Budaya/Kebiasaan
6. Dll.
2 b. Pemetaan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar per Semester
INDIKATOR
KOMPETENSI
DASAR
KOMP
TNDK BHS
PEMBENTUK
WACANA
KOMP.
KOMP.
KEBAHASAAN
KOMP.
KOMP.
SOSIO
KULTURAL
KOMP.
KOMP.
STRATEGI
SIKAP
YANG
POSITIF
2 c. Pemetaan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar per Semester
N
o
Standar
Kompetens
i
Kompetensi
Aspek
Dasar
Indikator
Prinsip pemetaan per Semester
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Urgensi
Tingkat Kesulitan
Kompetensi Dasar dalam Satu Siklus Kegiatan
Kemampuan Prasyarat
Kedekatan Budaya/Kebiasaan
Dll.
2 d. Pemetaan Kompetensi Dasar
Aspek
per
Semester
Standar Kopetensi
Kompetensi Dasar Semtr 1 Kompetensi Dasar Semtr 2
Prinsip pemetaan per Semester
1. Urgensi
2. Tingkat Kesulitan
3. Kompetensi Dasar dalam Satu Siklus Kegiatan
4. Kemampuan Prasyarat
5. Kedekatan Budaya/Kebiasaan
6. Dll.
5. Pengembangan Silabus dan
Penilaian
Mata Pelajaran
:
Kelas/Semester
:
Standar Kompetensi:
Kompeten
si Dasar
Indikat
or
Mate
ri
Poko
k
Pengalaman
Belajar
Waktu
Sumbe
r
Belajar
Penilaian
Tek Bentuk
Jenis
Contoh
Tagihan
nik
Instrumen
Instrumen
Format Penilaian
Penilaian
Jenis Tagihan
Tes
Nontes
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Kuis
pertanyaan lisan/tertulis,
isian singkat,
menjodohkan, pilihan
ganda, unjuk kerja dalam
waktu singkat (dilengkapi
rubrik).
Soal dan atau perintah
Tes harian
Ulangan tengah semester
Ulangan akhir semester
Ulangan kenaikan kelas
Pertanyan lisan/tertulis,
isian singkat,
menjodohkan, pilihan
ganda, esai/uraian
(dilengkapi rubrik),
produk (dilengkapi
rubrik), unjuk kerja
(dilengkapi rubrik).
Soal dan atau perintah
Observasi
Panduan observasi
Perintah
Angket
kuisener
Perintah
Wawancara
Panduan wawancara
Perintah
Tugas.-tugas
Rubrik
Perintah
Produk/Hasil Kerja
Rubrik
Perintah
Proyek
Rubrik
Perintah
Portofolio
Rubrik
Perintah
tan: Jenis tagihan, teknik, dan bentuk instrumen yang dipilih oleh guru disesuaikan dengan
karakteristik KD dan indikator.
Pemetaan Kompetensi Dasar per Unit
(Khusus Bahasa Indonesia)
Uni Wak
t
tu
Kemampuan Berbahasa
Mendengarkan
Membaca
Berbicara
Menulis
Kemampuan Bersastra
Mendengarkan
Membaca
Berbicara
Menulis
1.
Prinsip Pemetaan per Unit
1. Berdayakan momen
2. Kompetensi Dasar dalam Satu Siklus
3. Dll.
5. Distribusi KD/Indikator /Unit/Siklus
per Semester
KD/Unit/
Siklus/
Indikator
WAKTU
JULI
3
4
AGUSTUS
1
2
3
SEPT
4
OKT
NOV
DES
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran
memuat sekurang-kurangnya:
- tujuan pembelajaran
- materi ajar
- metode pengajaran
- sumber belajar
Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran harus
interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif,
memberikan ruang yang cukup untuk
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
Pelaksanaan proses pembelajaran juga
harus sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik dan psikologis
peserta didik
6. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
Mata Pelajaran
Jenjang
:
Kelas/Semester
Alokasi Waktu
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
:
:
: … x pertemuan (… jam pelajaran)
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Tujuan Pembelajaran
Materi Pokok
Metode
Strategi Pembelajaran
Pertemuan pertama
1. Kegiatan Pendahuluan
Motivasi dan Apersepsi (dideskripsikan)
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Penutup
Pertemuan kedua dst.
Catatan: pendekatan kontekstual dan pengembangan kecakapan hidup
tercermin dalam strategi pembelajaran
H.
Sumber Belajar
I. Penilaian
Jenis tagihan
: tes
Teknik
: tes harian
Bentuk Instrumen : unjuk kerja dengan rubrik
Soal/instrumen
: Ceritakan tokoh seni rupa
idolamu yang meliputi identitas tokoh,
keunggulannya, dan alasan kamu mengidolakan.
Sertakan contoh karya dan beri ulasan tentang
karya tersebut.
Aspek yang
dinilai
Ya
Tida
NoRubrik
penilaian
k
1.
2.
3.
4.
5.
Identitas tokoh lengkap
Ada diskripsi keunggulan tokoh
Ada deskripsi alasan mengidolakan tokoh
Ada contoh karya
Ada ulasan contoh karya
KEGIATAN BELAJAR
PEMBIASAAN
KEGIATAN RUTIN
KEGIATAN SPONTAN
KEGIATAN TELADAN
KEGIATAN TERPROGRAM
KEGIATAN RUTIN
Adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler.
Baik di kelas maupun di sekolah. Bertujuan untuk
membiasakan anak mengerjakan sesuatu dengan
baik.
Upacara (assembly, gathering dll)
Senam
Sembahyang dhuhur
Pemeriksaan kesehatan
Pergi ke perpustakaan
Dll.
KEGIATAN SPONTAN
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja,
Di mana saja, tanpa dibatasi oleh ruang. Bertujuan
untuk memberikan pendidikan pada saat itu juga,
terutama dalam disiplin dan sopan santun dan
kebiasaan baik yang lain.
Membiasakan memberi salam
Membiasakan membuang sampah pada
tempatnya
Membiasakan antre
Membiasakan mengatasi silang pendapat
(pertengkaran) dengan benar
Dll.
KEGIATAN TERPROGRAM
Adalah kegiatan yang diprogramkan dan
direncanakan baik pada tingkat kelas maupun
sekolah yang bertujuan memberikan wawasan
tambahan pada anak tentang unsur-unsur baru
dalam kehidupan bermasyarakat yang penting
untuk perkembangan anak.
Seminar dan workshop: Aids, Hemat Energi,
HAM/Hak Anak. Dll..
Kunjungan: panti asuhan, tempat/orang yang
terkena musibah, tempat-tempat penting dll.
Proyek: lomba, pentas, bazar dll.
KEGIATAN TELADAN
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja
dan di mana saja yang lebih mengutamakan
pemberian contoh dari guru dan pengelola
pendidikan yang lain kepada muridnya. Bertujuan
memberikan contoh tentang kebiasaan yang baik.
Memberi contoh berpakaian rapi
Memberi contoh memuji hasil kerja yang baik
Memberi contoh datang tepat waktu
Memberi contoh hidup sederhana
Dll.
Penilaian Kelas
Penilaian kelas merupakan suatu
proses yang dilakukan melalui
langkah-langkah perencanaan,
pengumpulan informasi melalui
sejumlah bukti yang menunjukkan
pencapaian hasil belajar siswa,
pelaporan, dan penggunaan
informasi tentang hasil belajar
siswa.
Penilaian Kelas
Dilakukan oleh Guru untuk mengetahui
tingkat penguasaan kompetensi yang
ditetapkan, bersifat internal, bagian dari
pembelajaran, dan sebagai bahan untuk
peningkatan mutu hasil belajar
Berorientasi pada kompetensi, mengacu
pada patokan, ketuntasan belajar,
dilakukan melalui berbagai cara.
CARA-CARA
Penilaian melalui Portofolio (Portfolio)
Penilaian melalui Unjuk Kerja (Performance)
Penilaian melalui Penugasan (Proyek/Project)
Penilaian melalui Hasil kerja
(Produk/Product)
Penilaian melalui Tes Tertulis (Paper & Pen)
Portofolio
Penilaian berkelanjutan berdasarkan
kumpulan informasi yang
menunjukkan perkembangan
kemampuan siswa dalam satu periode
Pedoman : saling percaya, rahasia
bersama guru siswa, milik bersama
guru siswa, kepuasan, kesesuaian,
penilaian proses dan hasil, penilaian
dalam pembelajaran
Unjuk Kerja
Penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan siswa
dalam melakukan sesuatu.
Teknik: Checklist
Skala
Rentang skor
Penugasan/Proyek
Penilaian
terhadap suatu tugas yang
diselesaikan dalam waktu tertentu
berupa investigasi dari
perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan
penyajian data
Yang dipertimbangkan : kemampuan
pengelolaan, relevansi, keaslian
Hasil Kerja/Produk
Penilaian
terhadap
keterampilan membuat
produk dan kualitas produk
Periode penilaian: tahap
persiapan, pembuatan,
appraisal (penilaian)
Teknik : Holistik dan Analitik
Pelaksanaan Konsep
Ketuntasan Belajar
Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator
berkisar antara 0 % - 100 %, idealnya kriteria
masing-masing indikator di atas 60 %. Tetapi
sekolah dapat menetapkan sendiri kriteria
tersebut sesuai dengan kondisi masing-masing.
Harapannya sekolah makin lama akan
meningkatkan kriteria ketuntasan mendekati
sempurna (100%).
Jika semua indikator dalam suatu kompetensi
dasar telah memenuhi kriteria, siswa dianggap
telah menguasai KD, dan pada akhirnya
menguasai Standar Kompetensi dan Mata
Pelajaran.
Persyaratan Kenaikan Kelas
untuk SMP
1. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun.
1. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun.
2. Siswa dinyatakan naik kelas apabila yang
bersangkutan telah mencapai kriteria ketuntasan
minimal pada semua indikator, Kompetensi Dasar
(KD), dan Standar Kompetensi (SK) pada semua
mata pelajaran.
3. Siswa dinyatakan harus mengulang apabila belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal pada banyak
indikator, KD, dan SK pada lebih dari empat mata
pelajaran sampai batas akhir tahun ajaran.
4. Ketika mengulang di kelas yang sama, nilai siswa
untuk semua indikator, KD, dan SK yang ketuntasan
belajar minimumnya sudah dicapai minimal sama
dengan yang dicapai pada tahun sebelumnya.
Kedudukan Nilai Harian
dan Nilai Sumatif
Nilai sumatif ( nilai akhir semester atau
tahun) merupakan kumpulan nilai
harian ( SK, KD dan indikator), sehingga
penilaian sumatif setiap akhir semester
atau akhir tahun tidak harus dilakukan
jika sekolah telah memperoleh
gambaran tentang ketuntasan belajar
siswa dari nilai hariannya). Oleh karena
itu penilaian sumatif tidak memiliki
bobot yang lebih besar dari nilai harian.
Pelaksanaan Remedial
Remedial dilakukan kepada siswa yang
belum mencapai kriteria ketuntasan
belajar pada indikator tertentu.
Remedial dapat dilaksanakan setiap saat
baik pada jam efektif maupun di luar jam
efektif.
Penilaian kegiatan remedial dapat berupa
tes maupun penugasan yang lain.
Nilai kegiatan remedial tidak melebihi
nilai standar ketuntasan belajar
Pelaksanaan Pengayaan
Pengayaan dilakukan terhadap siswa yang
telah mencapai ketuntasan belajar ketika
sebagian besar siswa yang lain belum.
Pengayaan dapat berbentuk tugas-tugas
individual yang bertujuan untuk
mengoptimalkan pencapaian hasil belajar
siswa.
Pengayaan dapat dilaksanakan setiap saat baik
pada jam efektif maupun di luar jam efektif.
Hasil penilaian kegiatan pengayaan dapat
menambah nilai siswa pada mata pelajaran
yang bersangkutan.
NO
1.
DAFTAR KD/INDIKATOR
(Untuk siswa)
Semester …
Kelas …
MATA PELAJARAN
Bhs. Indonesia
ASPE
Mendengarkan
K
KD/INDIKATOR
SKBM
Mendengarkan dan memahami
70%
isi berita yang dibacakan
DAFTAR NILAI
Aspek :
No
.
NILAI KD/INDIKATOR
Nama
1
R2
R1
R2
P dst
P
2
R1
R2
P
3
Nilai
Rapor
R1
Rerat
a
CONTOH RUBRIK
PENILAIAN
CHECKLIST
SKALA
RENTANG SKOR
Penggunaan Mikroskop
Komponen Kerja
Ya
Membawa mikroskop pada
tangkainya
b. Meletakkan mikroskop dengan
cermin
tidak mengarah langsung ke
matahari
v
c. Menaruh preparat pada meja
benda dan
menguncinya
v
D. Mengamati dengan perbesaran
lemah
dulu
v
a.
v
Tida
k
Contoh checklists
Format Penilaian Pidato
N
O
ASPEK YANG DINILAI
1.
2.
BERDIRI TEGAK
MEMANDANG SEMUA
HADIRIN
V
3.
4.
SISTEMATIKA BAIK
PENYAMPAIAN GAGASAN
JELAS
V
V
5.
6.
MIMIK BEREKSPRESI
INTONASI BAIK
V
7.
LAFAL JELAS
SKOR Total
Nilai: JUMLAH
Jumlah Ya/Skor
5/7 X 100 = 71
YA
TIDA
K
V
V
V
5
Contoh Skala
Format Penilaian Pidato
N
O
ASPEK YANG
DINILAI
1.
SIKAP BERDIRI
2.
SKALA SKOR
1
2
3
3
MEMANDANG HADIRIN
2
3.
SISTEMATIKA
2
4.
PENYAMPAIAN GAGASAN
2
5.
MIMIK
6.
INTONASI
7.
LAFAL
JUMLAH SKOR
Nilai: Jumlah skor/Total Skor
15/21 X 100 = 71
3
1
2
1
8
6
Contoh Rentang Skor
Format Penilaian Pidato
NO
1.
2.
ASPEK YANG DINILAI
SIKAP BERDIRI
Berdiri tegak sepanjang waktu
Berdiri tegak lebih dari setengah
waktu
Berdiri tidak tegak
MEMANDANG HADIRIN
RENTANG
SKOR
0-1
1
0,5
0
0-1
3.
SISTEMATIKA
0-2
4.
PENYAMPAIAN GAGASAN
0-3
5.
MIMIK
0-1
6.
INTONASI
0-1
7.
LAFAL
0-1
NILAI= JUMLAH SKOR
SKOR
NILAI KD/INDIKATOR
Tes uraian bebas, unjuk kerja,
produk, proyek
No.
Nama
Aspek yang dinilai
1
2
Skor
3
4
5
6
7
Nila
i
dst.
CONTOH PENGHITUNGAN
NILAI KOMPETENSI DASAR
Kompetensi
Dasar
Bertelepon
Indikator
Mampu bertelepon
dengan kalimat yang
efektif
1.
2. Mampu menggunakan
bahasa yang santun
Nilai KD Bertelepon (80+70) : 2 = 75
Kriteria
Ketuntasa
n Belajar
Nilai KetunPesert tasan
a Didik
75%
80
Tuntas
75%
70
Belum
tuntas
DAFTAR NILAI
Aspek :
No
.
NILAI KD/INDIKATOR
Nama
1
R2
R1
R2
P dst
P
2
R1
R2
Nilai
Rapor
P
3
R1
Rerat
a
DAFTAR NILAI (Tanpa mid dan
akhir semester)
Aspek :
No
.
Nama
NILAI KD/INDIKATOR
1
dst.
2
3
4
Nilai
Rapor
Rerat
a
DAFTAR NILAI (Dengan mid dan
akhir semester)
Aspek:
No
.
Nama
Nilai KD/Indikator
Akhir Sm Bbt
1
2
3
Bbt
dst
Tengah Sm Bbt
Rerata
Nilai
Rapor
Catatan
Bila sekolah mengadakan ulangan
midsemester dan semester, pembobotan
nilai kedua ulangan tersebut diserahkan
kepada pihak sekolah, tapi tidak lebih
besar dari nilai harian.
Bila ulangan midsemester dan semester
menggunakan cara pilihan ganda, hanya
KD tertentu dan aspek tertentu yang dapat
diujikan.
REFLEKSI
MARI MENYUNTING
Perasaan saya sehubungan dengan
adanya perubahan kurikulum adalah
sangat senang sekali, karena saya
sebagai guru diberikan mendapat
kebebasan untuk mengembangkan
kreatifvitas di kelas sehingga siswa dapat
mengembangkan potensinya.-potensi
yang ada di dalam dirinya masing-masing.
Dengan adanya kurikulum 2004. Dan di
dalam Kurikulum 2004 betul-betul
melibatkan siswa anak-anak sehingga
guru hanya sebagai fasilitator. di kelas
BANDINGKANN YA!
Tentu
saja saya merasa senang
sekali. Saya mulai merasa ada
pencerahan. Selama ini
pemahaman tentang kurikulum
masih remang-remang,
membingungkan, dan tidak
menentu. Setelah pelatihan ini
saya lebih memahami dan
mengerti tentang kurikulum.
Renungkan
Perubahan kurikulum bagi saya tidak
terlalu mengalami kesulitan atau
mengagetkan, karena dalam proses belajar
mengajar di kalas, saya sudah mencoba
minilai kompetensi siswa. Walaupun
menggunakan kurikulum 1994, saya selalu
berusaha agar siswa di kelas aktif dan saya
selalu mengajak siswa untuk kreatif. Hanya
saja, saya sering terbentur dengan masalah
klasik yaitu, guru senior tidak suka kalau
kelas ribut atau berjalan-jalan ke luar, atau
belajar di luar.
Sekian
Terima kasih