Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta

‫ا َ ﻟ ﻠﱡ ﻐَ ﺔُ ا ﻟْ َﻌ َ ﺮ ﺑ ِ ﻴَ ُﺔ‬
‫ﺗﺄﻟ ﻒ‬
.‫ﻫ ﻢ‬

.‫إ ﺑ ﻦ ﺳ ﻨ ﻄ ﻮ ﺻ ﺎ م‬

DIKTAT
BAHASA ARAB
DISUSUN
IBNU SANTOSO, M. HUM.

FAKULTAS BAHASA DAN SENI
J URUSAN : PBSI

DESJRIPSI MATA KULIAH

Mata Kuliah ini bertujuan memberikan kompetensi mahasiswa untuk memahami dan
menjelaskan kalimat bahasa Arab teks klasik Alquran dan hadis nabi. Bahan
pembelajaran meliputi alfabet bahasa Arab, fonologi bahasa Arab, jumlah ismiyah
(kalimat nominal), jumlah fi’liyah (kalimat verbal), morfologi bahasa Arab, frase
idhafah, frase sifat mausuf, fungsi inna. Amar dan fi’l amr, nahyu, nafi (kalimat

negatif).Kegiatan pembelajaran berupa kegiatan tatap muka, praktik kajian, presentasi
dan diskusi. Penilaian dilakukan dalam bentuk penugasan, presentasi, dan tes tertulis.

2

PERBEDAAN BAHASA ARAB DENGAN BAHASA INDONESIA
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan memahami karakteristik bahasa
Arab yang berbeda dengan bahasa Indonesia untuk selanjutnya digunakan untuk
memahami pelajaran-pelajaran berikutnya.

Bahasa adalah cara berpikir manusia untuk menyampaikan apa yang terdapat dalam
benak hatinya. Cara berpikir tersebut terlihat pada pola pengembangan gagasan dalam
sebuah alinea. Kaplan (1984:53) setelah melakukan penelitian terhadap 600 karya tulis
para mahasiswa asing yang belajar di Amerika Serikat menyimpulkan bahwa sedikitnya
ada lima pola yang jelas dalam membuat struktur sebuah alinea ekspositori (alinea yang
mengembangkan gagasan daripada menceritakan suatu cerita). Pola-pola tersebut ialah 1)
pola Inggris, 2) pola Romance, 3) pola Rusia, 4) pola Semitis, dan 5) pola Oriental. Dalam
budaya-budaya barat misalnya, ia membedakan pola Inggris dengan pola Romance dan
Rusia. Pola Inggris dikategorikan sebagai pola linear, yaitu langsung bergerak dari gagasan

sentral ke penjelasan dan contoh, sedangkan pola Romance dan Rusia menurutnya
memperbolehkan beberapa gerakan keluar dari gagasan sentral.
Kaplan juga mengidentifikasi adanya pola Semitis yang meliputi tradisi Arab,
Yahudi, dan berikut dengan sub-subbudayanya. Menurutnya pola Semitis menekankan
pengembangan suatu gagasan melalui paralelisme, yaitu pembuatan suatu pernyataan dan
kemudian diulangi dengan variasi yang menambah atau mencerminkan, atau menyangkal
arti aslinya.
Pola berikutnya yang diidentifikasi Kaplan adalah pola oriental yang umum. Ia
menyebutnya sebagai suatu pendekatan yang tidak langsung, kalimat-kalimatnya berputar
mengelilingi topiknya. Seringkali mendefinisikan sesuatu tidak seperti yang sebenarnya,
dan menghindari penilaian atau kesimpulan yang jelas. Pola ini banyak dijumpai pada
budaya Asia Timur meliputi Indonesia, Jepang, Thailand, Korea, dan Cina.
3

Fenomena di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan pola penyampaian gagasan
bahasa Arab dengan bahasa Indonesia. Kita sebagai bangsa Indonesia yang merupakan
bagian dari masyarakat Asia Timur telah memiliki retorika kita sendiri yang diturunkan
secara turun temurun. Retorika inilah yang kita gunakan sejak kecil sampai kita menerima
kenyataan bahwa ada retorika lain yang berbeda dengan retorika yang kita gunakan.
Fenomena berikutnya menunjukkan bahwa retorika lain itulah yang harus kita fahami dan

kita pelajari sehingga kita mampu menangkap gagasan yang disampaikan oleh bangsa
Arab dengan pola yang ternyata berbeda dengan pola penyampaian yang sering kita
gunakan.
Secara gramatikal bahasa Arab adalah termasuk bahasa dengan ciri-ciri sebagai
bahasa fleksi, yaitu bahasa yang memiliki perubahan bentuk kata sesuai dengan
perbedaaan waktu, jenis kelamin, dan jumlah subjek. Hal ini berbeda dengan bahasa
Indonesia yang merupakan bahasa yang mempunyai ciri bahasa aglutinatif, yaitu tidak
memiliki perubahan bentuk kata seperti di atas tetapi perbedaan waktu, jenis kelamin, dan
jumlah ditandai oleh adanya proses afiksasi .

4

TRANSLITERASI
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan memahami bentuk alfabet bahasa Arab
untuk selanjutnya digunakan untuk membaca teks yang ditulis dengan huruf Arab

Latin

Arab


k

Dl

‫ك‬
‫ل‬

l

‫م‬

m

‫و‬

w

‫ض‬


Latin

Arab

Latin

Arab

d

‫د‬

a

‫ا‬

‫ط‬

dz


dh

‫ظ‬

r

‫ذ‬

b

‫ب‬

‫ر‬

t

‫ت‬

‫ز‬


ts

‫ث‬



‫ع‬

z

gh

‫غ‬

s

‫س‬

j


‫ج‬

sy

‫ش‬

ch

‫ح‬

kh

‫خ‬

‫ه‬

h

Arab


th

‫ن‬

n

y

Latin

f

‫ي‬

q

‫ف‬
‫ق‬

sh


‫ص‬

Tanda Vokal
Fathah

◌َ

A

Kasrah

◌ِ

I

Dlammah

◌ُ


U

Tanda Vokal ganda / tanwin
Fathatain

◌ً

An

Kasratain

◌ٍ

In

Dlammatain

◌ٌ

Un

5

Latihan
Bacalah

Wa min ma’ashil lisani
Alghibatu wahiya dzikruka akhakal
Muslimu bima yakrahuhu wa in kana
fihi
Wan namimatu wahiya naqlul qauli
walau bainal baha’im
Wak kidzbu wahuwal kalamu
bikhilafil waqi’

‫َ و ِ ﻣ ْ ﻦ َ ﻣ َﻌ ﺎ ِ ﺻ ﻰ ا ﻟ ﻠﱢ َ ﺴ ﺎ ِ ن‬
‫ا ﻟْ ِﻐ ْﻴ ﺒَ ﺔ ُ َ و ِ ﻫ َ ﻲ ِ ذ ْ ﻛ ُ ﺮ َ ك ا َ َ ﺧ ﺎ َ ك‬
‫ا ﻟْ ُ ﻤ ْ ﺴ ﻠِ ُ ﻢ ﺑ ِ َ ﻤ ﺎ ﻳ َ ْ ﻜ َ ﺮ ُ ﻫ ﻪُ َ و إ ْ ن َ ﻛ ﺎ َ ن ﻓِ ْﻴ ِﻪ‬
‫و ا ﻟ ﻨﱠ ِ ﻤ ْﻴ َ ﻤ ﺔُ َ و ِ ﻫ ﻲ ﻧ َـ ْ ﻘ ُﻞ ا ﻟْ َ ﻘ ْ ﻮ ِ ل َ و ﻟ َ ْ ﻮ ﺑ َـ ْﻴ َ ﻦ ا ﻟْ ﺒ َ ﻬ ﺎ ﺋ ِ ِ ﻢ‬
َ
‫َ و ا ﻟْ ِﻜ ْ ﺬ ُ ب َ و ُ ﻫ َ ﻮ ا ﻟْ َ ﻜ ﻼ َ ُم ﺑ ِ ِ ﺨ ﻼ َ ِ ف ا ﻟْ َ ﻮ ا ﻗِ ْﻴ ِ ﻊ‬

6

‫اَ ﻟ ﱠ ﺪ ْ ر ُ س ا ﻷ ﱠ و ُ ل‬
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari pelaran yang pertama ini mahasiswa memahami susunan bahasa Arab
dalam bentuk jumlah ismiyah

Kalimat Nominal

= ُ‫ا ﻟْ ُ ﺠ ْ ﻤ ﻠ َ ﺔ ُ ا ْ ﻹ ْ ﺳ ِ ﻤ ﻴ َ ﺔ‬
‫ا َ ﻟْ َ ﻮ ْ ﻋ ُ ﺪ َد ﻳ ْ ٌ ﻦ‬

J anji adalah utang

-1

ٌ ‫ ا ﻟ ﱢ ﺪ ﻳ ْ ُ ﻦ ﻧ َ ِ ﺼ ﻴْ َ ﺤ ﺔ‬- 2
ٌ ‫ ا َ ﻟ ﱠ ﺼ ْ ﻮ ُم ُ ﺟ ﻨ ﱠ ﺔ‬- 3
‫ ا َ ﻟْ ِﻌ ْﻠ ُﻢ ﻧ ُـ ْ ﻮ ٌر‬- 4

Agama adalah ketulusikhlasan
Puasa itu tameng
Ilmu itu bercahaya

َ ‫ ا ﻟ ﻠﱠ ﻪُ أ‬- 5
‫ أ ﻧ ﺎ َ ُﻣ ْ ﺴ ﻠِ ٌﻢ‬- 6
‫َﺣ ٌﺪ‬

Allah itu Maha Esa
Saya seorang muslim
Pembahasan :
Perhatikanlah

6 kalimat di atas. Keenam kalimat tersebut jika kita perhatikan dari

maknanya maka merupakan kalimat yang didahului oleh kata benda / isim (

‫ﺳ ﻢ‬

Dalam gramatika bahasa Arab, kalimat yang didahuli oleh kata benda / isim (

‫ﺳ ﻢ‬

‫إ‬

).

‫إ‬

)

disebut kalimat nominal (jumlah ismiyah).
Perhatikanlah sekali lagi kalimat nominal (jumlah Ismiyah) di atas !
Pada kalimat 1 – 5 kata pertamanya selalu diberi kata sandang al (‫ل‬

َ‫ا‬

) dan harakat terakhir-

nya selalu berupa harakat tunggal (bukan tanwin), sedangkan pada kata kedua selalu tidak
diberi kata sandang dan berharakat tanwin.

Kalimat keenam tidak diberi artikel al (‫ل‬

َ‫ا‬

)

dan tidak diberi tanwin.
Dalam gramatika bahasa Arab hal-hal yang berkaitan dengan masalah kalimat nominal
adalah sebagai berikut.

7

v

Kalimat nominal (jumlah Ismiyah) selalu terdari atas dua unsur, yaitu
mubtada’ (pokok kalimat) dan khabar (predikat).

v

Posisi mubtada’ selalu di depan sedangkan posisi khabar selalu setelah
mubtada’.

v

Mubtada’ harus berstatus definit / tertentu (ma’rifat), sedangkan khabar selalu
berada pada posisi indefinit /tidak tertentu (nakirah).

v

kata benda/ism ( ‫ ) إ ﺳ ﻢ‬yang telah diberi kata sandang al (‫ ) اَ ل‬berarti telah
berstatus "tertentu" /ma’rifat /definit sedangkan yang tidak diberi kata sandang
al (‫ل‬

َ‫ا‬

) berstatus "umum" / nakirah / indifinit.

Dari fenomena di atas dapat disimpulkan bahwa :
v

Mubtada’ selalu berupa kata yang berstatus ma’rifat (definit) dengan salah
satu tandanya, yaitu diberi kata sandang (‫ ) اَ ل‬dan berakhir dengan harakat
dlammah tidak bertanwin .

v

Khabar selalu berupa kata yang berstatus nakirah (indefinit) dengan salah satu
tandanya, yaitu tanpa diberi kata sandang al (‫ ) اَ ل‬dan harakat akhirnya
dlammah tanwin.

v

Kata (

َ‫أ ﻧ ﺎ‬

) “saya” pada dasarnya secara maknawi sudah merupakan kata

definit (ma’rifah) karena sudah merujuk pada orang tertentu yang sudah
dikenal maka kata tersebut tidak diberi lagi kata sandang al (‫ ) اَ ل‬dan harakat
akhirnya tetap diberi dlammah ta

nwin.

Latihan 1
Tentukan susunan berikut ini yang termasuk jumlah ismiyah, tentukan mubtada’ dan
khabarnya, serta terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia !

‫ُ ﻫ َ ﻮ ُﻣ َﻌ ﻠﱢ ٌﻢ‬

11

‫ﻳ َـ ْ ﻮ ُم ا ﻟْ ِ ﻘ َﻴ ﺎ َﻣ ِﺔ‬

6

ٌ‫َ ﻫ ِ ﺬ ٍ ِ ﻣ ْ ﺴ ﻄ َ َ ﺮ ة‬
‫ِ ﻣ ْ ﻔ ﺘَ ﺎ ُ ح ا ﻟْ َ ﺠ ﻨ ﱠ ِ ﺔ‬
‫ا ﻟ َ ﻜ ﺎ ﺗ ِ ُ ﺐ ﻧ َ ِ ﺸ ْﻴ ٌ ﻂ‬
ٌ‫ا ﻟْ َ ﺤ ﻴَ ﺎ ةُ ﻟ َ ِ ﺬ ﻳ ْ َ ﺬ ة‬

12

‫ا ﻟ ﻄ ﱠ ﺎ ﻟ ِ ُ ﺐ َﻋ ﺎ ﻟ ِ ٌ ﻢ‬

7

13

‫ِ ﻋ ْﻠ ٌﻢ ﻧﺎ َ ﻓِ ٌ ﻊ‬

8

14
15

‫ ا ﻟْ ُ ﻘ ْ ﺮ أ ُ ن‬9
ٌ‫ ُﻣ َ ﺤ ﱠ ﻤ ٌ ﺪ َ ر ُ ﺳ ﻮ ل‬10
‫َ ﻛ ِﺮ ﻳْ ُﻢ‬

ُ‫ا ﻟ ﱠ ﺪ ْ ر ُ س ا ﻷ َ ﱠ و ل‬
‫ا ﻹ ﻧ ْ َ ﺴ ﺎ ُ ن َﻣ ْ ﺨ ﻠُ ﻮ ٌ ق‬
‫ا ﻟ ﱠ ﺼ َ ﺪ ﻗ َ ﺔُ َد َ و ا ٌء‬
ُ‫ا ﻟْ ُ ﺠ ْ ﻤ ﻠَ ﺔ ُ ا ﻹ ْ ﺳ ِ ﻤ ﻴَ ﺔ‬
‫ا ﻟْ ِﻜ ﺘَ ﺎ ُ ب َ ﺟ ِ ﺪ ﻳ ْ ٌ ﺪ‬

1
2
3
4
5

8

Kosa-kata Baru
islam

=

satu/esa

=

pintar/berilmu =
guru

=

penggaris

=

dia (laki-laki) =
ini =
penulis

=

buku

=

rajin

=

‫إ ْ ﺳ ﻼ َ ٌم‬
‫أَ َ ﺣ ٌ ﺪ‬
‫َﻋ ﺎ ﻟ ِ ٌ ﻢ‬
‫ُﻣ َﻌ ﻠﱢ ٌ ﻢ‬

ٌ‫ِ ﻣ ْ ﺴ ﻄ َ َ ﺮ ة‬
‫ُﻫ َ ﻮ‬
ٍ ‫ﻫ ِﺬ‬
َ
‫َﻛ ﺎ ﺗِ ٌ ﺐ‬
‫ﻛِ ﺘَ ﺎ ٌ ب‬
‫ﻧ َ ِ ﺸ ْﻴ ٌ ﻂ‬

baru

=

‫َ ﺟ ِ ﺪ ﻳْ ٌ ﺪ‬

pelajaran

=

hari

=

pertama

=

mulia

=

insan

=

utusan

=

‫ﻳ َـ ْ ﻮ ٌم‬
‫َ ﻛ ِ ﺮ ﻳ ْ ُﻢ‬
ٌ‫َ ر ُ ﺳ ﻮ ل‬

mahluq

=

ٌ ‫َ ﺟ ﻨﱠ ﺔ‬
‫ﻃ ﱠ ﺎ ﻟِ ُ ﺐ‬
‫ﻧﺎ َ ﻓِ ٌ ﻊ‬
ُ‫َ ﺣ ﻴَ ﺎ ة‬
‫ﻟَ ِ ﺬ ﻳْ ٌ ﺬ‬
‫ُﻣ ْ ﺴ ﻠِ ٌﻢ‬

sedekah

=

obat

=

surga

=

mahasiswa=
berguna =
hidup

=

lezat

=

muslim

=

penegakkan=
kunci

=

kalimat

=

nominal

=

‫َد ْ ر ٌ س‬
ٌ‫أ َ ﱠ و ل‬
‫إ ﻧْ َ ﺴ ﺎ ُن‬
‫َ ◌ ﻣ ْ ﺨ ﻠُ ﻮ ٌ ق‬
ُ‫ﱠﺻ َ ﺪ ﻗَ ﺔ‬
ٌ‫َ د َ و ا ء‬
ِ‫ﻗِ ﻴ ﺎ ﻣ ﺔ‬
َ َ
‫ِ ﻣ ْ ﻔ ﺘَ ﺎ ٌ ح‬
ُ ‫ْ ◌ ُ ﺟ ْ ﻤ ﻠَ ﺔ‬
ُ ‫إ ْ ﺳ ِ ﻤ ﻴَ ﺔ‬

Latihan 2.

‫ُ ﻫ َ ﻮ ُﻣ َﻌ ﻠﱢ ٌﻢ‬
1.

2.

Teks di atas artinya ialah …
A. gurunya
B. Dia seorang guru
Dalam teks di atas kata (‫ﻮ‬
A. Mubtada'
B. khabar

3.

َ ‫ُﻫ‬

C. Dia yang guru itu
D. guru dan dia
) berfungsi sebagai …
C. isim
D. dlamir

Bentuk kalimat di atas ialah jumlah ismiyah atau alimat …
A. pasif
B. aktif

C. nominal
D. negative

4. Mubtada' dalam gramatika bahasa Indonesia setara dengan …
A. Subjek
B. Predikat

C. objek
D. keterangan

5. Khabar dalam gramatika bahasa Indonesia setara dengan …
A. Subjek
B. Predikat

C. objek
D. keterangan

9

Latihan 3
PETUNJUK B Pilihlah :
(A)
(B)
(C)
(D)
(E)

jika
jika
jika
jika
jika

(1), (2), dan (3) yang betul
(1) dan (3) yang betul
(2) dan (4) yang betul
hanya (4) yang betul
semuanya betul

1. Berikut ini yang berkategori jumlah ismiyah ialah …

ِ ‫ا ﻟ ﱠ ﺮ ْ ﺣ َ ﻤ ِ ﻦ ا ﻟ ﱠ ﺮ ِ ﺣ ْﻴ‬
ِ
ِ ِ
4. ‫ُ ﻫ ﻮ ﻣ ﺴ ﻠ ﻢ‬
2. ‫ﻳ ـ ﻮ م ا ﻟْ ﻘ ﻴ ﺎ ﻣ ﺔ‬
ٌ ْ ُ َ
َ َ ُ َْ
Bagian kedua yang bergaris bawah dari kalimat (‫ ) ا َ ﻟْ ﻮ ْ ﻋ ُ ﺪ َ د ﻳ ْ ٌ ﻦ‬terindikasi sebagai …
َ
1.

2.

ُ‫ا ﻟ ﱠ ﺪ ْ ر ُ س ا ﻷ َ ﱠ و ل‬

3. ‫ﻢ‬

1. khabar
2. berkasus nominative
3. Kata (‫ل‬

‫ا‬

3. indefinite
4. berharakat dhammatain

) dalam gramatika bahasa Arab berfungsi sebagai …

1. kata sandang
2. indikator kasus nominative

3. indikator definit (tertentu)
4. indikator indefinit (umum)

PETUNJUK C Soal terdiri atas tiga baian, yaitu Pernyataan, kata Sebab, dan alasan yang disusun
berurutan.
Pilihlah :
(A) Jika pernyataan betul, alasan betul, dan keduanya menunjukkan
hubungan sebab akibat
(B) Jika pernyataan betul, alasan betul, namun keduanya tidak
menunjukkan hubungan sebab akibat
(C) Jika pernyataan betul, alasan salah
(D) Jika pernyataan salah, alasan betul
(E) Jika pernyataan dan alasan salah

1. (ُ‫ﺔ‬

ِ
َ‫ا ﻟْ ُ ﺠ ْ ﻤ ﻠَ ﺔ ُ اْ ﻹ ْ ﺳ ﻤ ﻴ‬

) berarti kalimat nominal

Sebab
Kata jumlah bermakna kalimat
2. Kata (ُ ‫ﺔ‬

َ‫ ) ا ﻟْ ُ ﺠ ْ ﻤ ﻠ‬dalam (ُ‫ا ﻟْ ُ ﺠ ْ ﻤ ﻠَ ﺔُ اْ ﻹ ْ ﺳ ِ ﻤ ﻴَ ﺔ‬

) adalah mubtada’

sebab

َ‫ ) ا ﻟْ ُ ﺠ ْ ﻤ ﻠ‬berstatus definit (ma’rifat)
3. Setiap ism yang diberi kata sandang (‫ ) ا ل‬menjadi definit
(‫ﺔ‬

sebab
fungsi (‫ل‬

‫ا‬

) adalah sebagai penanda yang menunjukkan arti tertentu.

4. Harakat dlommah adalah sebagai tanda kasus nominatif atau rafa'
Sebab
Kasus tersebut terletak pada ism mufrad
10

‫‪Angka Arab:‬‬

‫‪۱‬‬

‫‪٣‬‬
‫‪۲‬‬

‫‪۴‬‬

‫‪۶‬‬

‫‪۵‬‬

‫‪٨‬‬

‫‪٧‬‬

‫‪١ ٠‬‬

‫‪٩‬‬

‫‪Angka Abjad‬‬

‫ب‬

‫ا‬
‫‪1‬‬

‫ج‬

‫‪2‬‬

‫د‬

‫‪3‬‬

‫ه‬

‫‪4‬‬

‫و‬

‫‪5‬‬

‫ز‬

‫‪6‬‬

‫ح‬

‫‪7‬‬

‫‪8‬‬

‫ك‬

‫ل‬

‫م‬

‫ن‬

‫س‬

‫ع‬

‫ف‬

‫‪20‬‬

‫‪30‬‬

‫‪40‬‬

‫‪50‬‬

‫‪60‬‬

‫‪70‬‬

‫‪80‬‬

‫‪90‬‬

‫ش‬

‫ت‬

‫ث‬

‫خ‬

‫ذ‬

‫ظ‬

‫غ‬

‫‪300‬‬

‫‪400‬‬

‫‪500‬‬

‫‪600‬‬

‫‪700‬‬

‫ض‬
‫‪800‬‬

‫ط‬
‫‪9‬‬

‫‪900‬‬

‫ص‬

‫ي‬
‫‪10‬‬

‫ق‬
‫‪100‬‬

‫ر‬
‫‪200‬‬

‫‪1000‬‬
‫‪Contoh‬‬

‫ﻏَ ْﻴ ٌ ﺐ‬

‫=‬

‫‪1012‬‬

‫ﺿ ﻜﻪ‬

‫=‬

‫‪825‬‬

‫‪11‬‬

‫اَ ﻟ ﱠﻀ َ ﻤ ﺎ ﺋ ِ ُ ﺮ‬

Kata Ganti

Standar Kompetens
Setelah mempelajari pelaran ini mahasiswa memahami jenis dan bentuk kata ganti dalam
bahasa Arab.

‫ﺿ ﻤﻴ ﺮ‬

Kata Ganti Tersambung

Kata Ganti Berdir i Sendir i

‫ﺿ ﻤﻴ ﺮ اﻟ ﻤﻨ ﻔ ﺼ ﻞ‬

‫اﻟ ﻤﺘ ﺼ ﻞ‬

‫ ي‬.ِ..

Saya

‫اَ ﻧ َ ﺎ‬

… kami

‫ ﻧ َ ﺎ‬...

Kami

‫ﻧ َ ْ ﺤ ُﻦ‬

…nya (lk)

‫ ُ ه‬...

Dia (lk)

‫ُﻫ َ ﻮ‬

…nya (pr)

‫َﻫ ﺎ‬

...

Dia (pr)

‫ِﻫ ﻲ‬

‫ُﻫ َﻤ ﺎ‬

...

Mereka berdua (lk/pr)

‫ُﻫ َﻤ ﺎ‬

… mereka (lk)

‫ُﻫ ْﻢ‬

...

Mereka (lk)

‫ُﻫ ْﻢ‬

… mereka (pr)

‫ُﻫ ﱠﻦ‬

...

Mereka (pr)

‫ُﻫ ﱠﻦ‬

… ku

… mereka berdua (lk/pr)

…mu (lk)
…mu (pr)

‫ َ ك‬...
‫ ِ ك‬...

َ

Kamu (lk)

‫أَ ﻧ ْ َ ﺖ‬

Kamu (pr)

‫أَ ﻧ ْ ِ ﺖ‬
‫أَ ﻧ ْـ ﺘ ُ َ ﻤ ﺎ‬

‫ُﻛ َﻤ ﺎ‬

...

Kamu berdua (lk/pr)

… kamu semua (lk)

‫ُﻛ ْﻢ‬

...

Kamu semua (lk)

‫أَ ﻧ ْـ ﺘ ُ ْ ﻢ‬

… kamu semua (pr)

‫ُﻛ ﱠﻦ‬

...

Kamu semua (pr)

‫أَ ﻧ ْـ ﺘُ ﱠ ﻦ‬

…kamu berdua (lk/pr)

12

Pembahasan
v

Kata ganti (

◌ُ

‫ ) ا َ ﻟ ﱠ ﻀ َ ﻤ ﺎ ﺋ ِ ﺮ‬dalam gramatika Arab ada dua macam, yaitu kata ganti

yang berdiri sendiri/tidak tersambung dengan kata sebelumnya (
) dan kata ganti yang selalu tersambung dengan kata sebelumnya (‫ﻞ‬
contoh : bukuku ( ‫ﻲ‬
v

ِ ‫ﻛِ ﺘَ ﺎ ﺑ‬

‫ﺿ ﻤﻴ ﺮ اﻟ ﻤﻨ ﻔ ﺼ ﻞ‬
‫) ﺿ ﻤﻴ ﺮ اﻟ ﻤﺘ ﺼ‬

).

Keduanya berstatus definit atau ma’rifat sehingga mempunyai potensi sebagai
mubtada’.

Latihan 1
1. Terjemahkanlah ke dalam bahsa Indonesia (
A. Tuhanku, Engkaulah tujuanku
B. Tuhan, Engkaulah tujuanku

‫ ) ِ ◌ ا َ ﻟ ِ ِ ﻬ ﻲ أ ﻧْ َ ﺖ َﻣ ْ ﻘ ُﺼ ﻮ ِ د ي‬Artinya
C. Tuhan, Engkaulah yang aku tuju
D. Tuhanku yang aku tuju

2. Pada kalimat di atas terdapat dlamir …
A. muttashil 1, munfasil 2
B. muttashil 2, munfashil 1
3. Arti kalimat (

‫َ ﻣ ﻄْ ﻠ ُ ﻮ ﺑ ِ ﻲ‬

‫َ و ِر َﺿ ﺎ َ ك‬

C. muttashil 3, munfashil 0
D. munfashil 3, muttashil 0
) ialah ...

A. dan semuga Engkau meridlaiku
B. dan keridlaan-Mu adalah pencaharianku
4 . Kata ganti terpisah /dlamir munfasil (‫ك‬
A. (‫ا َ ﻧ َ ﺎ‬
B. (‫َ ﻮ‬

‫ُﻫ‬

)
)

C. dan Engkau pun rela aku mencarimu
D. dan aku mencari keridlaan-Mu

) dalam kalimat di atas sama dengan ...
C. (

‫) أَ ﻧْ َ ﺖ‬

D. (‫ﻲ‬

‫) ِﻫ‬

َ

PETUNJUK Soal terdiri atas tiga baian, yaitu Pernyataan, kata Sebab, dan alasan yang disusun
berurutan.
Pilihlah :
(A) Jika pernyataan betul, alasan betul, dan keduanya menunjukkan
hubungan sebab akibat
(B) Jika pernyataan betul, alasan betul, namun keduanya tidak
menunjukkan hubungan sebab akibat
(C) Jika pernyataan betul, alasan salah
(D) Jika pernyataan salah, alasan betul
(E) Jika pernyataan dan alasan salah

1. Dlamir muttashil dapat dikategorikan sebagai enklitik
Sebab
Merupakan klitik terikat dengan unsur yang mendahuluinya
13

2. Dlamir baik muttashil maupun munfasil tidak memliki tanda kasus
Sebab
Berharakat tetap (mabni) meskipun berada dalam kasus yang berbeda-beda
3. Dlamir muttashil dan munfashil sama-sama definitif
Sebab
Mengacu pada orang tertentu

14

‫ا ﻟ ﺜﱠ ﺎ ﻧِ ﻲ‬
Kalimat Ver bal

=

‫اَ ﻟ ﱠ ﺪ ْ ر ُ س‬
ُ‫ا ﻟْ ُ ﺠ ْ ﻤ ﻠَ ﺔُ اْ ﻟ ِ ﻔ ْ ﻌ ﻠِ ﻴَ ﺔ‬

Standar Kompetensi
Setelah mempelajari pelaran ini mahasiswa memahami jenis dan bentuk susunan kalimat
verbal (jumlah fi’liyah) dalam bahasa Arab serta jenis-jenis fi’il dalam bahasa Arab.

‫ُ ﻲ َ ﺻ ﻠَ ﻰ ا ﷲ ُ َﻋ ﻠَ ْﻴ ِﻪ َ و‬
‫َ ر ُ ﺳ ﻮ لَ ا ﷲ‬

ِ‫ﻗ َ ﺎ لَ ا ﻟ ﻨﱠ ﺒ‬

1

‫َ ﺳ ِ ﻤ ْﻌ ُ ﺖ‬

2

kebatilan

‫َ ﺟ ﺎ َء ا ﻟْ ِ ﺤ ﱡ ﻖ َ و َ ز َ ﻫ َ ﻖ ا ﻟْ َﺒ ﺎ ِ ﻃ ُﻞ‬

3

Seorang perempuan telah datang
kepadaku dan bersamanya dua orang
anak

‫َ ﺟ ﺎ َء ﺗْ ﻨِ ﻲ اِ ْ ﻣ َ ﺮ أَ ةٌ َ و َﻣ َﻌ َ ﻬ ﺎ اِ ﺑ ْ ـ ﻨَ ﺘَ ﺎ ِ ن‬

4

‫َ ﺳ ﻠﱠ ْ ﻢ‬

Nabi SAW telah bersabda
Saya telah mendengar Rasulullah SAW
Kebenaran telah datang dan
telah lenyap

Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan
selain Allah
Pada hari kiamat, seorang dari kaum
muslimin akan datang
Kamu akan mendapati manusia yang
paling jahat pada hari kiamat
Lihatlah apa yang telah dia katakan dan
jangan melihat siapa yang berkata
Mulailah dari dirimu sendiri

‫ﷲ‬
‫ِ ﻣ َ ﻦ ا ﻟْ ُ ﻤ ْ ﺴ ﻠِ ِ ﻤ ْﻴ َ ﻦ‬
‫ﻳ َـ ْ ﻮ ِ م ا ﻟْ ِ ﻘ ﻴَ ﺎ َ ﻣ ِ ﺔ‬

‫أ َ ْ ﺷ َ ﻬ ُ ﺪ ا َ ْ ن ﻻ َ إ ﻟ َ ﻪَ اِ ﻻ ﱠ َ ◌ ا‬

5

‫ﻳ َ ِ ﺠ ُ ﺊ ﻳ َـ ْ ﻮ َم ا ﻟْ ِ ﻘ ﻴَ ﺎ َ ﻣ ِﺔ ﻧ َ ﺎ ُ س‬

6

‫ﺗ َ ِ ﺠ ُ ﺪ ِ ﻣ ْ ﻦ ِ ﺷ َ ﺮ ا ِ ر ا ﻟ ﱠﻨ ﺎ ِ س‬

7

َ‫ا ُ ﻧ ْ ﻈ ُ ْ ﺮ َﻣ ﺎ ﻗ َ ﺎ لَ َ و ﻻَ ﺗ َـ ْﻨ ﻈ ُ ْ ﺮ َﻣ ْ ﻦ ﻗ َ ﺎ ل‬
‫ﺑ ِ ﻨَ ـ ْ ﻔ ِ ﺴ َ ﻚ‬

‫إِ ﺑ ْ َ ﺪ ا ْ ء‬

8

9

15

Pembahasan :
Perhatikan kesembilan contoh kalimat di atas ! Pada kalimat-kalimat tersebut ternyata
selalu di awali oleh kata kerja atau fi’l, yaitu kata kerja masa lampau atau fi’l madhi (
,

‫َ ﺳ ِ ﻤ ْﻌ ُ ﺖ‬

muhari’

‫إِ ﺑ ْ َ ﺪ ا ْ ء‬

َ‫ﻗ َ ﺎ ل‬

‫ َ ﺟ ﺎ َء‬, ‫ ) َ ﺟ ﺎ َء ﺗْ ﻨِ ﻲ‬kata kerja masa sekarang (sedang berlangsung) atau fi’l
(‫ أ َ ْ ﺷ َ ﻬ ُ ﺪ‬, ‫ ﻳ َ ِ ﺠ ﺊ‬, ‫ ) ﺗ َ ِ ﺠ ُ ﺪ‬kata kerja perintah (imperatif) atau fi’l amar ( ‫ ا ُ ﻧ ْ ﻈ ُ ﺮ‬, dan
ْ
ُ
,

). Keenam kata tersebut secara fisik berbeda dengan kata benda, yaitu tidak

bertanwin dan tidak berkata sandang al ( ‫ل‬

‫ا‬

)

Dalam gramatika bahasa Arab kalimat yang diawali dengan kata kerja apapun
jenisnya disebut kalimat verbal atau Jumlah Fi’liyah. Di samping itu, Setiap kata kerja
atau fi’l selalu dibedakan berdasarkan atas adanya waktu (fi’l madhi fi’l muhari’), fungsi
(fi’l amar), dan subjeknya .

J enis-J enis Kata Ker ja atau Fi’l Dalam Bahasa Ar ab
Sebagaiamana yang telah kita pelajari di atas telah tersirat bahwa verba (fi’il / kata
kerja) dalam bahasa Arab terbagi atas tiga bentuk, yaitu kata kerja masa lampau atau fi’l
madhi,

kata kerja masa sekarang (sedang berlangsung) atau fi’l muhari’, dan kata kerja

perintah (imperatif) atau fi’l amar. Setiap kata kerja tersebut selalu menunjukkan kala,
fungsi, dan subjeknya yang dibedakan atas jenis kelamin dan jumlahnya. Di samping itu,
Secara fisik, setiap jenis kata kerja tersebut dapat diketahui dari bentuknya karena setiap
kata kerja tersebut memiliki tanda-tanda (indikator) fisik atau tulisan yang mengacu pada
kala, fungsi, dan subjeknya.
Secara praktis dalam gramatika bahasa Arab, kata kerja dasar mengacu pada fi’il
madhi atau kata kerja masa lampau dengan subjek orang ketiga tunggal, yaitu kata dasar

‫ ﻓ َ ـ َﻌ َﻞ‬dengan tiga pola bentuk dasar ‫ ﻓ َ ـ َﻌ َﻞ‬, ‫ ﻓ َ ِﻌ َﻞ‬, dan ‫ ﻓ َ ـ ُﻌ َﻞ‬. Kata terebut jika subjeknya orang
ketiga dual menjadi َ ‫ ﻓ َ ـ َﻌ ﻼ‬, َ ‫ ﻓ َ ِﻌ ﻼ‬, dan َ ‫ ﻓ َ ـ ُﻌ ﻼ‬begitu seterusnya yang secara sistematis terpola
sebagaimana yang tercantum dalam tabel halaman 17. Dengan demikian, jika kita temukan
sebuah kata ‫ر ﻛِ َ ﺐ‬

َ

maka kata tersebut terindikasi berpola ‫ ﻓ َ ِﻌ ﻞ‬yang dapat dipastika bahwa

َ

jika subjeknya orang ketiga dual maka kata tersebut menjadi َ ‫ ر ﻛِ ﺒ ﺎ‬lihat table halaman 17.

َ

Secara fisik fi’l madhi ditandai dengan adanya huruf-huruf tambahan yang terletak di akhir
16

‫ و ا ا‬, ‫ ْ ت‬, َ‫ ﺗ ﺎ‬, ‫ َن‬, ‫َ ت‬

kata. Huruf-huruf tersebut berikut dengan harakatnya adalah ( ,

َ‫ ﺗ ُ ﻤ ﺎ‬, ‫ ﺗ ُ ْ ﻢ‬, ‫ ﺗ ُ ﱠ ﻦ‬, ‫ُ ت‬

, dan ‫ﺎ‬

َ‫ﻧ‬

,

‫ِت‬

,

).

Kata dasar ‫ ﻓ َ ـ َﻌ ﻞ‬tersebut secara paradigmatis juga memola pada kata kerja masa

َ

sekarang (sedang berlangsung) atau fi’l muhari’. Sebagai contoh, kata dasar ‫ ﻓ َ ـ َﻌ ﻞ‬, bisa

َ

menjadi

dan

‫ُت‬

ِ
ُ‫ ﻳ َـ ْ ﻔ َﻌ ﻞ‬, ُ‫ﻳ َـ ْ ﻔ ﻌ ﻞ‬

atau

ُ‫ ﻳ َـ ْ ﻔ ُﻌ ﻞ‬.

َ‫ ﱠ ن أ‬, ‫ى‬

Secara fisik fi’l muhari’ diawali dengan huruf ( ,

,

.

17

‫‪J enis-J enis Kata Kerja atau Fi’l dalam Bahasa Arab dan Konjugasinya‬‬

‫‪Fi’l Madhi‬‬

‫ﻓ َ ـ ُﻌ َﻞ‬

‫ﻳ َـ ْ ﻔ َﻌ ُﻞ‬

‫ﻳ َـ ْ ﻔ ِﻌ ُﻞ‬

‫ﻓ َ ـ َﻌ ﻼ َ ﻓ َ ِﻌ ﻼ َ‬
‫ﻓ َ ـ َﻌ ﻠ ﻮ ا ُ ﻓ َ ِﻌ ﻠ ﻮ ا ُ‬

‫ﻓ َ ـ ُﻌ ﻼ َ‬

‫ﻳ َـ ْ ﻔ َﻌ ﻼ َ ِ ن‬

‫ﻓ َ ـ ُﻌ ﻠُ ﻮ ا‬

‫ﻳ َـ ْ ﻔ َﻌ ﻠ ُ ﻮ َ ن‬

‫ﻳ َـ ْ ﻔ ِﻌ ﻼ َ ِ ن ﻳ َـ ْ ﻔ ُﻌ ﻼ َ ِ ن‬
‫ﻳ َـ ْ ﻔ ِﻌ ﻠ ُ ﻮ َ ن ﻳ َـ ْ ﻔ ُﻌ ﻠ ُ ﻮ َ ن‬

‫ﻓ َ ـ َﻌ ﻠَ ْ ﺖ ﻓ َ ِﻌ ﻠَ ْ ﺖ‬

‫ﻓ َ ـ ُﻌ ﻠَ ْ ﺖ ﺗ َـ ْ ﻔ َﻌ ُﻞ‬

‫ﻓ َ ـ َﻌ َﻞ‬

‫ﻓ َ ـ َﻌ ﻠَ ﺘ ﺎ َ‬
‫ﻓ َ ـ َﻌ ْﻠ َ ﻦ‬
‫ﻓ َ ـ َﻌ ْﻠ َ ﺖ‬
‫ﻓ َ ـ َﻌ ْﻠ ﺘ ُ َ ﻤ ﺎ‬
‫ﻓ َ ـ َﻌ ْﻠ ﺘ ُ ْ ﻢ‬
‫ﻓ َ ـ َﻌ ْﻠ ِ ﺖ‬
‫ﻓ َ ـ َﻌ ْﻠ ﺘ ُ َ ﻤ ﺎ‬
‫ﻓ َ ـ َﻌ ْﻠ ﺘ ُ ﱠ ﻦ‬
‫ﻓ َ ـ َﻌ ْﻠ ُ ﺖ‬

‫ﻓ َ ـ َﻌ ْﻠ ﻨ ﺎ َ‬

‫ﻓ َ ِﻌ َﻞ‬

‫‪J ENIS KATA KERJ A‬‬
‫’‪Fi’l Mudhar i‬‬

‫ﻓ َ ِﻌ ْﻠ ﺘ ﺎ َ‬
‫ﻓ َ ـ ُﻌ ْﻠ َ ﻦ‬
‫ﻓ َ ِﻌ ْﻠ َ ﻦ‬
‫ﻓ َ ِﻌ ْﻠ َ ﺖ ﻓ َ ـ ُﻌ ْﻠ َ ﺖ‬
‫ﻓ َ ِﻌ ﻠ ﺘُ َ ﻤ ﺎ ﻓ َ ـ ُﻌ ْﻠ ﺘُ ﻤ ﺎ َ‬
‫ﻓ َ ِﻌ ﻠ ﺘُ ْ ﻢ ﻓ َ ـ ُﻌ ْﻠ ﺘُ ْ ﻢ‬
‫ﻓ َ ِﻌ ْﻠ ِ ﺖ ﻓ َ ـ ُﻌ ْﻠ ِ ﺖ‬
‫ﻓ َ ِﻌ ْﻠ ﺘُ َ ﻤ ﺎ ﻓ َ ـ ُﻌ ْﻠ ﺘُ ﻤ ﺎ َ‬
‫ﻓ َ ِﻌ ﻠ ﺘُ ﱠ ﻦ ﻓ َ ـ ُﻌ ْﻠ ﺘُ ﱠ ﻦ‬
‫ﻓ َ ِﻌ ْﻠ ُ ﺖ ﻓ َ ـ ُﻌ ْﻠ ُ ﺖ‬
‫ﻓ َ ِﻌ ْ ﻞ َ ◌ ﻓ َ ـ ُﻌ ْﻠ ﻨ ﺎ َ‬
‫ﻧَ ﺎ‬
‫ﻓ َ ـ ُﻌ ْﻠ ﺘ ﺎ َ‬

‫‪18‬‬

‫ﺗ َ ـ ْ ﻔ َﻌ ﻼ َ ِ ن‬
‫ﻳ َـ ْ ﻔ َﻌ ْﻠ َ ﻦ‬
‫ﺗ َـ ْ ﻔ َﻌ ُﻞ‬

‫ﺗ َ ـ ْ ﻔ َﻌ ﻼ َ ِ ن‬
‫ﺗ َ ـ ْ ﻔ َﻌ ﻠ ُ ﻮ َ ن‬
‫ﺗ َـ ْ ﻔ َﻌ ﻠِ ْﻴ َ ﻦ‬
‫ﺗ َ ـ ْ ﻔ َﻌ ﻼ َ ِ ن‬
‫ﺗ َ ـ ْ ﻔ َﻌ ْﻠ َ ﻦ‬
‫أ َ ﻓْ ـ َﻌ ُﻞ‬
‫ﻧ َـ ْ ﻔ َﻌ ُﻞ‬

‫ﺗ َـ ْ ﻔ ِﻌ ُﻞ‬

‫‪SUBJ EK‬‬

‫‪Fi’l Amr‬‬

‫‪Tunggal‬‬
‫‪3M‬‬

‫ﻳ َـ ْ ﻔ ُﻌ ُﻞ‬

‫‪Dual‬‬
‫‪3M‬‬
‫‪Jamak‬‬
‫‪3M‬‬
‫‪Tunggal‬‬
‫‪3F‬‬

‫ﺗ َـ ْ ﻔ ُﻌ ُﻞ‬

‫ﺗ َـ ْ ﻔ ِﻌ ﻼ َ ِ ن ﺗ َـ ْ ﻔ ُﻌ ﻼ َ ِ ن‬
‫ﻳ َـ ْ ﻔ ِﻌ ْﻠ َ ﻦ ﻳ َـ ْ ﻔ ُﻌ ْﻠ َ ﻦ‬
‫ﺗ َـ ْ ﻔ ُﻌ ُﻞ‬
‫ﺗ َـ ْ ﻔ ِﻌ ُﻞ‬
‫ﺗ َـ ْ ﻔ ِﻌ ﻼ َ ِ ن ﺗ َـ ْ ﻔ ُﻌ ﻼ َ ِ ن‬
‫ﺗ َـ ْ ﻔ ِﻌ ﻠ ُ ﻮ َ ن ﺗ َـ ْ ﻔ ُﻌ ﻠ ُ ﻮ َ ن‬
‫ﺗ َـ ْ ﻔ ِﻌ ﻠِ ْﻴ َ ﻦ ﺗ َـ ْ ﻔ ُﻌ ﻠِ ْﻴ َ ﻦ‬
‫ﺗ َـ ْ ﻔ ِﻌ ﻼ َ ِ ن ﺗ َـ ْ ﻔ ُﻌ ﻼ َ ِ ن‬
‫ﺗ َـ ْ ﻔ ِﻌ ْﻠ َ ﻦ ﺗ َـ ْ ﻔ ُﻌ ْﻠ َ ﻦ‬
‫أ َ ﻓْ ـ ُﻌ ُﻞ‬
‫أ َ ﻓْ ِﻌ ُﻞ‬
‫ﻧ َـ ْ ﻔ ُﻌ ُﻞ‬
‫ﻧ َـ ْ ﻔ ِﻌ ُﻞ‬

‫‪Dual‬‬
‫‪3F‬‬
‫‪Jamak‬‬
‫‪3F‬‬

‫ِ ◌ ا ﻓْ ـ َﻌ ْ ﻞ‬

‫ِ ◌ ا ﻓْ ِﻌ ْ ﻞ‬

‫ِ ◌ ا ﻓْ ـ َﻌ ﻼ َ‬

‫ِ ◌ ا ﻓْ ِﻌ ﻼ َ ُ ◌ ا ﻓْ ـ ُﻌ ﻼ َ‬
‫ِ ◌ ا ﻓْ ِﻌ ﻠ ُ ﻮ ُ ◌ ا ﻓْ ـ ُﻌ ﻠ ُ ﻮ‬
‫ِ ◌ ا ﻓْ ِﻌ ﻠِ ﻲ ُ ◌ ا ﻓْ ـ ُﻌ ﻠِ ﻲ‬
‫ِ ◌ ا ﻓْ ِﻌ ﻼ َ ُ ◌ ا ﻓْ ـ ُﻌ ﻼ َ‬
‫ِ ◌ ا ﻓْ ِﻌ ْﻠ َ ﻦ ُ ◌ ا ﻓْ ـ ُﻌ ْﻠ َ ﻦ‬

‫ِ ◌ ا ﻓْ ـ َﻌ ﻠ ُ ﻮ‬
‫ِ ◌ ا ﻓْ ـ َﻌ ﻠِ ﻲ‬

‫ِ ◌ ا ﻓْ ـ َﻌ ﻼ َ‬
‫ِ ◌ ا ﻓْ ـ َﻌ ْﻠ َ ﻦ‬

‫ُ ◌ ا ﻓْ ـ ُﻌ ْ ﻞ‬

‫‪Tunggal‬‬
‫‪2M‬‬
‫‪Dual‬‬
‫‪2M‬‬
‫‪Jamak‬‬
‫‪2M‬‬
‫‪Tunggal‬‬
‫‪2F‬‬
‫‪Dual‬‬
‫‪2F‬‬
‫‪Jamak‬‬
‫‪2F‬‬
‫‪Tunggal‬‬
‫‪1 M/F‬‬
‫‪Jamak‬‬
‫‪1M/F‬‬

‫‪Contoh Aplikasi‬‬

‫‪J ENIS KATA KERJ A‬‬
‫’‪Fi’l Mudhar i‬‬

‫‪Fi’l Madhi‬‬

‫‪SUBJ EK‬‬

‫‪Fi’l Amr‬‬

‫‪Tunggal‬‬
‫‪3M‬‬

‫ر ﻛِ َ ﺐ‬

‫ﺑ َـ ُﻌ َ ﺪ‬

‫ﻳَ ْ ﺬ َﻫ ُ ﺐ‬

‫ﻳ َ ْ ﻀ ِﺮ ُ ب‬

‫ﻳ َ ْ ﺨ ُ ﺮ ُج‬

‫ذَ َ ﻫ ﺒ ﺎ َ‬

‫َ ر ﻛِ ﺒ ﺎ َ‬

‫ﺑ َـ ُﻌ َ ﺪ ا‬

‫ﻳ َ ْ ﺬ َ ﻫ ﺒَ ﺎ ِ ن‬

‫ﻳ َ ْ ﻀ ِﺮ ﺑ ﺎ َ ِ ن‬

‫ﻳ َ ْ ﺨ ُ ﺮ ﺟ ﺎَ ِ ن‬

‫ذَ َ ﻫ ﺒ ُ ﻮ ا‬

‫َ ر ﻛِ ﺒ ُ ﻮ ا‬

‫ﺑ َـ ُﻌ ُ ﺪ و ا‬

‫ﻳ َ ْ ﺬ َ ﻫ ﺒ ُ ﻮ َن‬

‫ﻳ َ ْ ﻀ ِﺮ ﺑ ُ ﻮ َن‬

‫ﻳ َ ْ ﺨ ُ ﺮ ُ ﺟ ْ ﻮ َن‬

‫َ ﻫ ﺒَ ْ ﺖ‬

‫ر ﻛِ ﺒ ْ ﺖ‬

‫ﺑ َـ ُﻌ َ ﺪ ْ ت‬

‫ﺗَ ْ ﺬ َ ﻫ ُ ﺐ‬

‫ﺗ َ ْ ﻀ ِﺮ ُ ب‬

‫ﺗَ ْ ﺨ ُ ﺮ ُج‬

‫ذَ َ ﻫ ﺒ ﺘَ ﺎ َ‬

‫َ ر ﻛِ ﺒَ ﺘ ﺎ َ‬

‫ﺑ َـ ُﻌ َ ﺪ ﺗ ﺎ َ‬

‫ﺗَ ْ ﺬ َ ﻫ ﺒ ﺎَ ِ ن‬

‫ﺗ َ ْ ﻀ ِﺮ ﺑ ﺎ َ ِ ن‬

‫ﺗَ ْ ﺨ ُ ﺮ ﺟ ﺎَ ِ ن‬

‫‪Dual‬‬
‫‪3F‬‬

‫ذَ َ ﻫ ْﺒ ﻨ ﺎ َ‬

‫َ ر ﻛِ ْﺒ ﻨ ﺎ َ‬

‫ﺑ َـ ُﻌ ْ ﺪ ﻧ ﺎ َ‬

‫ﻳ َ ْ ﺬ َ ﻫ ْﺒ َ ﻦ‬

‫ﻳ َ ْ ﻀ ِﺮ ﺑْ َ ﻦ‬

‫ﻳ َ ْ ﺨ ُ ﺮ ْ ﺟ َﻦ‬

‫‪Jamak‬‬
‫‪3F‬‬

‫ر ﻛِ ْﺒ َ ﺖ‬

‫ﺑ َـ ُﻌ ْ ﺪ ﺗ ﺎ َ‬

‫ﺗَ ْ ﺬ َ ﻫ ُ ﺐ‬

‫ﺗ َ ْ ﻀ ِﺮ ُ ب‬

‫ﺗَ ْ ﺨ ُ ﺮ ُج‬

‫اِ ْ ذ‬

‫َذ‬

‫َﻫ َ ﺐ‬

‫َذ‬

‫َ‬

‫َ‬

‫‪Dual‬‬
‫‪3M‬‬
‫‪Jamak‬‬
‫‪3M‬‬
‫‪Tunggal‬‬
‫‪3F‬‬

‫اِ ْ ﺿ ِ ﺮ ْ ب‬

‫اُ ْ ﺧ ُﺮ ْ ج‬

‫‪Tunggal‬‬
‫‪2M‬‬

‫ذَ َ ﻫ ْﺒ ﺘ ُ ﻤ ﺎ َ‬

‫َ ر ﻛِ ْﺒ ﺘ ُ ﻤ ﺎ َ‬

‫ﺑ َـ ُﻌ ْ ﺪ ﺗ ُ ﻤ ﺎ َ‬

‫ﺗَ ْ ﺬ َ ﻫ ﺒ ﺎَ ِ ن‬

‫ﺗ َ ْ ﻀ ِﺮ ﺑ ﺎ َ ِ ن‬

‫ﺗَ ْ ﺨ ُ ﺮ ﺟ ﺎَ ِ ن‬

‫اِ ْ ذ َ ﻫ ﺒ ﺎ َ‬

‫اِ ْ ﺿ ِ ﺮ ﺑ ﺎ َ‬

‫ا ُ ْ ﺧ ُ ﺮ ﺟ ﺎَ‬

‫‪Dual‬‬
‫‪2M‬‬

‫َ ﻫ ْﺒ ﺘ ُﻢ ْ ◌‬

‫ر ﻛِ ْﺒ ﺘ ُ ْ ﻢ‬

‫ﺑ َـ ُﻌ ﺪ ﺗ ُ ْ ﻢ‬

‫ﺗ َ ْ ﺬ َ ﻫ ﺒ ُ ﻮ َن‬

‫ﺗ َ ْ ﻀ ِﺮ ﺑ ُ ﻮ َن‬

‫ﺗ َ ْ ﺨ ُ ﺮ ُ ﺟ ْ ﻮ َن‬

‫اِ ْ ذ َ ﻫ ﺒ ُ ﻮ ا‬

‫اِ ْ ﺿ ِ ﺮ ﺑ ُ ﻮ ا‬

‫اُ ْ ﺧ ُﺮ ْ ﺟ ﻮ ا‬

‫‪Jamak‬‬
‫‪2M‬‬

‫ر ﻛِ ْﺒ ِ ﺖ‬

‫ﺑ َـ ُﻌ ْ ﺪ ِ ت‬

‫ﺗ َ ْ ﺬ َ ﻫ ﺒِ ﻴ َ ﻦ‬

‫ﺗ َ ْ ﻀ ِﺮ ﺑ ِ ﻴ َ ﻦ‬

‫ﺗَ ْ ﺨ ُ ﺮ ِ ﺟ ﻴ َﻦ‬

‫اِ ْ ذ‬

‫ْ ﺿ ِﺮ ﺑ ِ ﻲ‬

‫ْﺧ ُﺮ ِ ﺟ ﻲ‬

‫‪Tunggal‬‬
‫‪2F‬‬

‫ذَ َ ﻫ ْﺒ ﺘ ُ ﻤ ﺎ َ‬

‫َ ر ﻛِ ْﺒ ﺘ ُ ﻤ ﺎ َ‬

‫ﺑ َـ ُﻌ ْ ﺪ ﺗ ُ ﻤ ﺎ َ‬

‫ﺗَ ْ ﺬ َ ﻫ ﺒ ﺎَ ِ ن‬

‫ﺗ َ ْ ﻀ ِﺮ ﺑ ﺎ َ ِ ن‬

‫ﺗَ ْ ﺨ ُ ﺮ ﺟ ﺎَ ِ ن‬

‫اِ ْ ذ َ ﻫ ﺒ ﺎ َ‬

‫ا ُ ْ ﺧ ُ ﺮ ﺟ ﺎَ‬

‫‪Dual‬‬
‫‪2F‬‬

‫َ ﻫ ْﺒ ﺘ ُ ﱠ ﻦ‬

‫ر ﻛِ ْﺒ ﺘ ُ ﱠ ﻦ‬

‫ﺑ َـ ُﻌ ْ ﺪ ﺗ ُ ﱠ ﻦ‬

‫ﺗ َ ْ ﺬ َ ﻫ ْﺒ َ ﻦ‬

‫ﺗ َ ْ ﻀ ِﺮ ﺑْ َ ﻦ‬

‫ﺗَ ْ ﺨ ُ ﺮ ْ ﺟ َﻦ‬

‫اِ ْ ذ‬

‫ْ ﺧ ُ ﺮ ْ ﺟ َﻦ‬

‫‪Jamak‬‬
‫‪2F‬‬

‫ر ﻛِ ْﺒ ُ ﺖ‬

‫ﺑ َـ ُﻌ ْ ﺪ ُ ت‬

‫أَ ْذ‬

‫َﻫ ُ ﺐ‬

‫أَ ْ ﺿ ِﺮ ُ ب‬

‫أَ ْ ﺧ ُ ﺮ ُ ج‬

‫‪Tunggal‬‬
‫‪1 M/F‬‬

‫َ ر ﻛِ ْﺒ ﻨ ﺎ َ‬

‫ﺑ َـ ُﻌ ْ ﺪ ﻧ ﺎ َ‬

‫ﻧَ ْ ﺬ َﻫ ُ ﺐ‬

‫ﻧ َ ْ ﻀ ِﺮ ُ ب‬

‫ﻧ َ ْ ﺨ ُ ﺮ ُج‬

‫‪Jamak‬‬
‫‪1M/F‬‬

‫ذَ‬

‫َذ‬

‫َ ﻫ ْﺒ َ ﺖ‬

‫َذ‬

‫َ ﻫ ْﺒ ِ ﺖ‬

‫ذَ‬
‫ذَ‬

‫َ ﻫ ْﺒ ُ ﺖ‬

‫ذَ َ ﻫ ْﺒ ﻨ ﺎ َ‬

‫َ‬

‫َ‬
‫َ‬

‫َ‬
‫َ‬

‫‪19‬‬

‫َﻫ ْ ﺐ‬

‫َ ﻫ ﺒِ ﻲ‬

‫َ ﻫ ْﺒ َ ﻦ‬

‫اِ‬

‫اِ ْ ﺿ ِ ﺮ ﺑ ﺎ َ‬
‫اِ‬

‫ْ ﺿ ِﺮ ﺑْ َ ﻦ‬

‫اُ‬

‫اُ‬

Latihan
1. Subjek kalimat (

‫َ ﺟ ﺎ َء ﺗْ ﻨِ ﻲ اِ ْ ﻣ َ ﺮ أ َ ةٌ َ و َﻣ َﻌ َ ﻬ ﺎ اِ ﺑ ْ ـ ﻨَ ﺘَ ﺎ ِ ن‬

A. saya
B. seorang perempuan
2. Kalimat (‫ﷲ‬

) ialah

C. dua anak perempuan
D. perempuan dan dua anak perempuannya

‫أ َ ْ ﺷ َ ﻬ ُ ﺪ ا َ ْ ن ﻻ َ إ ﻟ َ ﻪَ اِ ﻻ ﱠ َ ◌ ا‬

) fi’lnya berupa …

A. fi’il madhi
B. fi’il mudhari’

C. fi’il amar
D. fi’il tsulai mujarad

3. Fa'il atau subjek dari kalimat tersebut di atas ialah ...
A. saya
B. kamu (lk)

C. kamu (pr)
D. dia (lk)

4. Pola yang digunakan dalam fi'l mudhari' ( ‫ُ ﺪ‬
A. ◌

ُ ‫أ َ ﻓْ ـ َﻌ ﻞ‬

B.

‫أ َ ﻓْ ِﻌ ُﻞ‬

PETUNJUK B Pilihlah :
(A)
(B)
(C)
(D)
(E)

‫ْ ﺷ َﻬ‬

َ‫أ‬

) ialah pola ...

ُ ‫أَ ﻓْ ـ ُﻌ‬
D. ‫ا ﻓْ ـ َﻌ ﻞ‬
ْ

C. ‫ﻞ‬

jika
jika
jika
jika
jika

1. Kata pertama dari kalimat (

(1), (2), dan (3) yang betul
(1) dan (3) yang betul
(2) dan (4) yang betul
hanya (4) yang betul
semuanya betul

‫ﻳ َـ ْ ﻮ ِ م ا ﻟْ ِ ﻘ ﻴَ ﺎ َ ﻣ ِﺔ‬

‫ﺗ َ ِ ﺠ ُ ﺪ ِ ﻣ ْ ﻦ ِ ﺷ َ ﺮ ا ِ ر ا ﻟ ﻨﱠ ﺎ ِ س‬

1. fi’l madhi
2. bersubjek orang kedua tunggal
2. Kata yang ber garis bawah dalam kalimat (
1. fi’l madhi
2. bersubjek orang pertama tunggal
3. Kata yang ber garis bawah dalam kalimat (‫ﺲ‬

) terindikasi sebagai …

3. berkasus nominatif
4. berupa fi’l mabni ma’lum (aktif)

‫ِﷲ‬

‫َ ﺳ ِ ﻤ ْ ﻌ ُ ﺖ َ ر ُ ﺳ ﻮ لَ ا‬

)

3. berpola (fa'iltu)
4. berdlamir (tu)

ِ ‫أ ﻗِ ِ ﻢ ا ﻟ ﱠ ﺼ ﻼ َ ةَ ﻟ ِ ُ ﺪ ﻟ ُ ﻮ ِ ك ا ﻟ ﱠ ﺸ ْ ﻤ‬

) terindikasi

sebagai …
1. fi’l madhi
2. bersubjek orang pertama tunggal

3. berpola (fa'iltu)
4. bermakna perintah

20

‫ا ﻟ ﺜ ﺎﱠ ﻟِ ُ ﺚ‬

‫اَ ﻟ ﱠ ﺪ ْ ر ُ س‬

Standar Kompetensi
Setelah mempelajari pelaran ini mahasiswa memahami susunan kalimat verbal (jumlah
fi’liyah) serta subjek dan objeknyadalam bahasa Arab.

Subjek dan Objek =

‫ﺑ ِ ِﻪ‬

ٌ‫ﻓ َ ﺎ ِ ﻋ ٌﻞ َ و َﻣ ْ ﻔ ُﻌ ﻮ ل‬
‫ﷲ ُ ا ﻟْ َ ﺨ ـ ْ ﻠ َ ﻖ‬

Ketika Allah menciptakan mahluq
Sesungguhnya
Allah
Taala
mengharamkan minuman keras

telah

‫ﷲ َ ﺗ َ ـ َﻌ ﺎ ﻟ َ ﻰ َ ﺣ ﱠ ﺮ َ م ا ﻟْ َ ﺨ ْ ﻤ َ ﺮ‬

Zaid telah membaca sebuah buku
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah
Janganlah orang-orang mukmin mengambil
orang-orang kafir sebagai wali dengan
meninggalkan orang-orang mukmin.

‫ﻟ ﻤ ﺎ ﱠ َ ﺧ َﻠ َ ﻖ ا‬

‫َ ﻦ أ َ ْ و ﻟ ِ َﻴ ﺎ َ ء‬

Dan sayangilah mereka berdua sebagaimana
mereka berdua telah mendidik kami sejak
kecil

‫إ ﱠن ا‬

ً ‫َء َ ز ﻳ ْ ٌ ﺪ ﻛِ ﺘَ ﺎ ﺑ ﺎ‬
‫َ ﻖ اْ ِ ﻹ ﻧ ْ َ ﺴ ﺎ َ ن ِ ﻣ ْ ﻦ َﻋ ﻠَ ٍ ﻖ‬

‫ﻗَـ َ ﺮ ا‬

ِ
ِ
ِ ِ
ْ ‫ﻳ َ ـ ﺘ ﱠ ﺨ ﺬ ا ﻟ ْ ُ ﻤ ْ ﺆ ﻣ ﻨ ُ ـ ْ ﻮ َ ن ا ْ ﻟ َ ﻜﺎ ﻓ ِ ﺮ ﻳ‬
‫ُد ْ و ِ ن ا ْ ﻟ ﻤ ْ ﺆ ِ ﻣ ﻨِ ْﻴ َ ﻦ‬

َ‫ﻻ‬

َ‫َ ﺧ ﻠ‬

‫ِﻣ ْ ﻦ‬

‫َ و ا ْ ر َ ﺣ ْ ﻤ ُ ﻬ َ ﻤ ﺎ َ ﻛ َ ﻤ ﺎ َ ر ﺑ ﱠـ ﻴَ ـ ﻨَ ﺎ َ ﺻ ِﻐ ْﻴ ـ ً ﺮ ا‬

Pembahasan :

v

Perhatikanlah kata-kata yang bergaris bawah (‫ﻖ‬

,‫ﻦ‬

ِ
َ ْ‫ ْ ◌ ﻟ َ ﻜﺎ ﻓ ِ ﺮ ﻳ‬,‫ُ ﻫ َ ﻤ ﺎ‬

,‫ﺎ‬

َ‫ﻧ‬

َ ‫ ا ﻟْ َ ﺨ ـ ْﻠ‬,‫ ا ﻟْ َ ﺨ ْ ﻤ َ ﺮ‬,ً ‫ﻛِ ﺘَ ﺎ ﺑ ﺎ‬

) yang berarti (mahluq, minuman keras,

,

‫اْ ِ ﻹ ﻧْ َ ﺴ ﺎ َ ن‬

sebuah buku,

21

segumpal darah, orang-orang kafir, mereka berdua, dan kami). Kata-kata tersebut
jika kita lihat fungsinya dalam kalimat maka jelas berstatus sebagai objek, dan jika
kita lihat harakat atau tanda akhir dari kata-kata tersebut semuanya berharakat
fathah (baris atas) berikut dengan variannya.
v

ُ ‫ ا‬, ‫َز ﻳْ ٌ ﺪ‬

Berbeda dengan kata-kata yang telah dibahas di atas kata-kata (‫ﷲ‬

‫ا ﻟْ ُ ﻤ ْ ﺆ ِ ﻣ ﻨ ُ ـ ْ ﻮ ن‬

, dan

) yang berarti (Allah, Zaid, dan orang-orang mukmin) secara eksplisit

merupakan subjek. Jika kita amati lebih jauh ternyata harakat atau tanda akhir kata
tersebut adalah dlommah (baris depan) berikut dengan variannya.
v

Dalam gramatika bahasa Arab posisi sebagai objek selalu berada pada kasus
akusatif atau i’rab nasab, sedangkan posisi sebagai subjek selalu berada pada kasus
nominatif atau i’rab rafa’.

v

Tanda kasus akusatif atau i’rab nasab adalah harakat fathah atau “baris atas”
berikut dengan variannya sedangkan tanda kasus nominatif i’rab rafa’ adalah
“baris depan” .

v

Berdasarkan teks yang sudah kita pelajari ternyata posisi kata yang berkasus
akusatif tidak hanya terletak pada posisi objek maf’ul saja tetapi juga ada pada
posisi keterangan (dlarf dan maf’ul mutlak) sedangkan kasus nominatif i’rab rafa’
di samping terletak pada posisi subjek fa’il juga pada posisi mubtada’ dan khabar
(Pelajaran Pertama).

v

Fenomena di atas menunjukkan bahwa indikator suatu kata itu menempati posisi
objek atau fa’il ialah jika berkasus akusatif, sedangkan indikator

yang

menunjukkan bahwa suatu kata menempati posisi subjek atau mubtada’ ialah jika
berkasus nominatif.
v

Di samping kedua kasus tersebut isim atau kata benda juga bisa menempati kasus
genitif atau i’rab jar seperti yang terdapat pada kalimat kelima, yaitu

‫ِ ﻣ ْ ﻦ َﻋ ﻠَ ٍ ﻖ‬

yang berarti “dari segumpal darah”

22

Bentuk-bentuk Tanda Kasus Pada Ism
Tanda Genitif

Tanda Akusatif

Tanda Nominatif

J umlah

Katsrah / baris bawah

Fathah / baris atas

Dlammah / baris depan

Tunggal / mufrad

ya' nun

ya' nun

Alif nun

Dual / mutsanna

ya' nun

ya' nun

Wau nun

Jamak

Implementasi Kasus Pada Ism
Genitif

Akusatif

‫ُﻣ ْ ﺆ ِ ﻣ ٍ ﻦ \ ا َ ْﻟ ُ ﻤ ْ ﺆ ِ ﻣ ِ ﻦ‬

‫ا ﻟ ُﻤ ْ ﺆ ِ ﻣ َﻦ‬

\ ‫ُ ◌ ﻣ ﺆ ِ ﻣ ﻨً ﺎ‬

Nominatif

‫ا َ ْﻟ ُ ﻤ ْ ﺆ ِ ﻣ ُ ﻦ‬

\ ‫ُﻣ ﺆ ِ ﻣ ٌ ﻦ‬

J umlah
Tunggal / mufrad

‫ا ﻟ ﻤ ْ ﺆ ِ ﻣ ﻨَ ـ ْﻴ ِ ﻦ‬

\ ‫ُ ◌ ﻣ ْ ﺆ ِ ﻣ ﻨَ ـ ْﻴ ِ ﻦ‬

‫ا ﻟ ﻤ ْ ﺆ ِ ﻣ ﻨَ ـ ْﻴ ِ ﻦ‬

\ ‫ُ ◌ ﻣ ْ ﺆ ِ ﻣ ﻨَ ـ ْﻴ ِ ﻦ‬

‫ُ ◌ ﻣ ْ ﺆ ِ ﻣ ﻨَ ﺎ ِ ن \ ا َ ﻟْ ُ ﻤ ْ ﺆ ِ ﻣ ﻨ َ ﺎ ِ ن‬

Dual / mutsanna

‫ا َ ْﻟ ُ ﻤ ْ ﺆ ِ ﻣ ﻨ ﻴ َ ﻦ‬

\ ‫ُ ◌ ﻣ ْ ﺆ ِ ﻣ ﻨ ﻴُ َ ﻦ‬

‫ا َ ْﻟ ُ ﻤ ْ ﺆ ِ ﻣ ﻨ ﻴ َ ﻦ‬

\ ‫ُ ◌ ﻣ ْ ﺆ ِ ﻣ ﻨ ﻴُ َ ﻦ‬

‫ُ ◌ ﻣ ْ ﺆ ِ ﻣ ﻨ ُ ﻮ َ ن \ ا َ ﻟْ ُ ﻤ ْ ﺆ ِ ﻣ ﻨ ُ ﻮ ن‬

Jamak

Latihan
1. Objek kalimat (
A.‫َ ف‬

‫ ) ﻓ َ َ ﺠ َﻌ ﻠَ ﻪ ُ ﻏ ُ ﺜ ﺎ ًء أَ ْ ﺣ َ ﻮ ِ ى‬ialah

َ

َ

D.

B. ◌ ‫َ ﺟ َﻌ ﻞ‬
2. Kalimat (‫◌ ﻳ َـ ْ ﻌ ﻠَ ُﻢ ا ْﻟ َ ﺠ ْ ﻬ َ ﺮ‬

ِ ‫أَ ْ ﺣ َ ﻮ ى‬

C. ◌

َ

‫ُه‬

) subjeknya berupa …

A. dhamir muttashil
B. dhamir munfashil

C. dhamir
D. dhamir mustatir

3. Objek kalimat di atas ialah ...
A. ‫ُ ﻫ َ ﻮ‬
B. ‫ِ ﻫ ﻲ‬

َ

C. ‫َ ◌ ﻳ َـ ْ ﻌ ﻠَ ُﻢ‬
D. ‫ا ْﻟ َ ﺠ ْ ﻬ ﺮ‬

4. Maf'ul / objek tersebut berkasus nasab dengan tanda ...
A. fathah

C. huruf wawu

B. kasrah

D.dlammah

23

PETUNJUK B Pilihlah :
(A)
(B)
(C)
(D)

1. Dalam kalimat (

jika
jika
jika
jika

(1), (2), dan (3) yang betul
(1) dan (3) yang betul
(2) dan (4) yang betul
betul semua

‫ُ ﻛ ﻠﱡ ُ ﻬ ْ ﻢ َ ﺟ ِ ﻤ ْﻴ ـ ًﻌ ﺎ‬

‫َ و ﻟ َ ْ ﻮ َ ﺷ ﺎ َء َ ر ﺑ ﱡ َ ﻚ ﻵ َﻣ َ ﻦ َﻣ ْ ﻦ ِﻓ ﻲ اْ ﻷ ْ ر ِ ض‬

) subjeknya

terindikasi sebagai …
1. berkasus nominatif
2. orang kedua tunggal

2. Kata yang ber garis bawah dalam kalimat (
1. fi’l madhi
2. bersubjek orang pertama tunggal
3. Kata yang ber garis bawah dalam kalimat (‫ﺲ‬

3. indikator kasusnya berupa dlammah
4. berupa dlamir

‫ِﷲ‬

‫َ ﺳ ِ ﻤ ْ ﻌ ُ ﺖ َ ر ُ ﺳ ﻮ لَ ا‬

)

3. berpola (fa'iltu)
4. berdlamir (tu)

ِ ‫أ ﻗِ ِ ﻢ ا ﻟ ﱠ ﺼ ﻼ َ َة ﻟ ِ ُ ﺪ ﻟ ُ ﻮ ِ ك ا ﻟ ﱠ ﺸ ْ ﻤ‬

) terindikasi

sebagai …
1. bersubjek orang kedua tunggal
2. bersubjek orang pertama tunggal

3. berpola if'al
4. Fi'l Amr

24

‫ا ﻟ ﱠ ﺮ ا ﺑ ِ ُﻊ‬

‫اَ ﻟ ﱠ ﺪ ْ ر ُ س‬

Standar Kompetensi
Setelah mempelajari pelaran ini mahasiswa memahami jenis dan bentuk susunan frase
idhafah dalam bahasa Arab, fungsi, dan kasusnya dalam bahasa Arab.

Frase Idhafah

ُ‫ا ﻹ ﺿ ﺎ َ ﻓ َ ﺔ‬

=
‫ْ ﺧ ﺘَ ﺘِ ْ ﻦ‬

Buanglah darimu rambut kekufuran dan
berkhitanlah
Suci itu adalah separuh iman

‫َ ﺷ ْ ﻌ َ ﺮ ا ﻟْ ُ ﻜ ْ ﻔ ِ ﺮ َ و ا‬
‫َ ﺷ ﻄْ ُ ﺮ اْ ِ ﻹ ﻳْ َ ﻤ ﺎ ِ ن‬

‫ا َ ﻟْ َ ﻖ َﻋ ْ ﻨ َ ﻚ‬

‫َ ◌ ا ﻟ ﻄ ﱠ ُ ﻬ ْ ﻮ ُر‬

‫ا َ ﻟْ َ ﻤ ْ ﺮ أ َ ةُ ِ ﻋ َ ﻤ ﺎ ُد ا ﻟْ ﺒِ ﻼ َ ِ د‬

Perempuan adalah tiang negara

‫ِ ﺣ ﱠﻞ ﻟ َ ُ ﻜ ْ ﻢ ﻟ َ ْﻴ ـ ﻠَ ﺔَ ا ﻟ ﱢ ﺼ ﻴَ ﺎ ِ م ا ﻟ ﱠ ﺮﻓ َ ُ ﺚ اِ ﻟ َ ﻰ ﻧ ِ َ ﺴ ﺎ ﺋ ِ ُ ﻜ ْ ﻢ‬

Dihalalkan bagimu bersenggama dengan
istri-istrimu pada malam puasa
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu
yang telah menciptakan

‫َ ﺧ َﻠ َ ﻖ‬

ُ‫ا‬

‫ِ ◌ ا ﻗْ ـ َ ﺮ أْ ﺑ ِ ﺎ ْ ﺳ ِ ﻢ َ ر ﺑ ﱢ َ ﻚ ا ﻟ ﱠ ِ ﺬ ي‬

Pembahasan :
Perhatikanlah kosa-kosa kata Arab yang diberi garis bawah (

,

‫ ِ ﻋ َ ﻤ ﺎ ُد ا ﻟْ ﺒِ ﻼ َ ِ د‬, ‫ ﻟ َ ْﻴ ـ ﻠَ ﺔَ ا ﻟ ﱢ ﺼ ﻴَ ﺎ ِ م‬, ‫ﻧ ِ َ ﺴ ﺎ ﺋ ِ ُ ﻜ ْ ﻢ‬

, dan ‫ﻚ‬

َ ‫) ﺑ ِ ﺎ ْ ﺳ ِ ﻢ َر ﺑ ﱢ‬

◌ ِ ‫ َ ﺷ ْ ﻌ َ ﺮ ا ﻟْ ُ ﻜ ْ ﻔ ﺮ‬, ‫َ ﺷ ﻄ ْ ُ ﺮ ا ْ ِ ﻹ ﻳ ْ َ ﻤ ﺎ ِ ن‬

yang berarti rambut kekufuran,

separuh iman, tiang negara, malam puasa, dan nama Tuhanmu.
v

Secara struktural, frase di atas mempunyai fungsi yang berbeda-beda sesuai
dengan kedudukannya dalam kalimat. Frase “

‫ا ﻟ ﱢ ﺼ ﻴَ ﺎ ِ م‬

◌ ِ ‫َ ﺷ ْ ﻌ َ ﺮ ا ﻟْ ُ ﻜ ْ ﻔ ﺮ‬

‫َ ﺷ ﻄْ ُ ﺮ اْ ِ ﻹ ﻳْ َ ﻤ ﺎ ِ ن‬

” berfungsi sebagai objek, “



” dan “

َ‫ﻟ َ ْﻴ ـ ﻠَ ﺔ‬

‫ِ ﻋ َ ﻤ ﺎ ُد ا ﻟْ ﺒِ ﻼ َ ِ د‬

dan “



25

sebagai khabar, sedangkan “‫ْ ﻢ‬

‫ ” ﻧ ِ َ ﺴ ﺎ ﺋ ِ ُ ﻜ‬dan “‫ْ ﺳ ِ ﻢ َ ر ﺑ ﱢ َ ﻚ‬

‫ا‬

” keduanya berfungsi

sebagai majrur atau genitif.
v

Frase idhafah di atas setidaknya terdiri atas dua kata benda atau ism. Kata
pertama disebut sebagai mudhaf sedangkan kata kedua disebut sebagai mudhaf
ilaih.

v

Kata pertama tidak memiliki tanda definitif dengan kasus sesuai dengan
posisinya dalam kalimat, sedangkan kata kedua selalu memiliki tanda definitif
(‫ل‬

َ‫) ا‬

dan selalu berkasus genitif atau majrur kecuali yang berupa dlamir

muttashil. Meskipun demikian, dlamir muttashil tersebut tetap definitif (secara
maknawi).
v

Kedua kata tersebut setelah menjadi frase keduanya menjadi satu unit. Itulah
sebabnya meskipun yang definitif hanya kata yang kedua namun secara
struktural susunan kata tersebut berstatus definitif.

Latihan 1
Tentukan susunan berikut ini yang termasuk Frase idhafah, tentukan mudhaf dan mudhaf
ilaihya, serta terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia !

‫ﻗ َ ﻠِ ْﻴ ُﻞ ا ﻟ ﺘﱠ ﻮ ﻓِ ْﻴ ﻖ َ ﺧ ْﻴ ـ ٌ ﺮ ِ ﻣ ْ ﻦ َ ﻛ ﺜِ ْﻴ ِ ﺮ ا ْﻟ ﻌ ْﻠ ِ ﻢ‬
‫ا ْﻟ َ ﺠ ﻨﱠ ِﺔ‬

‫َﻣ َ ﺠ ﺎ ﻟِ ُ ﺲ ا ﻟ ﱢ ﺬ ْ ﻛ ِﺮ ِ ﻣ ْ ﻦ ِر ﻳ َ ﺎ ِ ض‬

‫ِﷲ‬

‫ا ﻟْ َ ﻮ ْ ﺳ َ ﻮ ا ِ س‬

‫ﻻَ ﻳ َ ُ ﺤ‬

‫َو‬

‫ﻣ ﺎ َ ﻟ ِ ِ ﻚ ا ﻟ ﱠﻨ ﺎ ِ س‬

‫ِﻢ‬

‫ِﻣ ْ ﻦ‬

‫َﻦ‬

‫َﺷ ﱢ ﺮ‬

‫ِ د ﻳْ ُ ﻦ اْ ِ ﻹ ْ ﺳ ﻼ َ ِ م‬

‫ﺑ ِ ﱡ ﺮ ا ﻟْ َ ﻮ ا ﻟ ِ َ ﺪ ﻳ ْ ِ ﻦ‬

‫ﷲ ا َ ْ ﻛ ﺒَ ـ ُ ﺮ‬

‫ا َ ﻟ ﻄ ﱡ ُ ﻬ ُ ﺮ َ ﺷ ﻄْ ُ ﺮ ا ﻹ ﻳ ْ َ ﻤ ﺎ ِ ن‬
‫ﺑ ِ ْ ﺴ ِ ﻢ ا ِﷲ ا ﻟ ﱠ ﺮ ْ ﺣ َ ﻤ ِ ﻦ ا ﻟ ﱠ ﺮ ِ ﺣ ْﻴ‬
‫ا ﻟْ َ ﺤ ْ ﻤ ُ ﺪ ﻟ ِ ﻠﱠ ِﻪ َ ر ﱢ ب ا ﻟْ َﻌ ﺎ ﻟ َ ِ ﻤ ْﻴ‬

‫ا‬

‫أ ِ ﻣ ْﻴ ـ ُ ﺮ اْ ﻟ ُ ﻤ ْ ﺆ ِ ﻣ ﻨِ ْﻴ َ ﻦ‬

‫َ ﺻ ﻼ َ ةُ ا ﻟْ َ ﻔ ْ ﺠ ِ ﺮ‬

‫إ ذَ ا ﺟ ﺎ َ َء ﻧ َ ْ ﺼ ُ ﺮ ا‬

‫ﺾﱡ َﻋ ﻠَ ﻰ ﻃ َ َﻌ ﺎ ِ م ا ْﻟ ِ ﻤ ْ ﺴ ِﻜ ْﻴ َ ﻦ‬

ُ‫ا َ ﻟْ َ ﺤ ﻼ َ ل‬

‫ﺑ َـ ﻴﱢ ٌ ﻦ‬

‫ﻟ َ ْﻴ ـ ﻠَ ﺔ ُ ا ﻟْ َ ﻘ ْ ﺪ ِ ر‬
‫ِﷲ‬

‫ﻗ َ ﺎ لَ َ ر ُ ﺳ ْ ﻮ لُ ا‬
‫إ ﻗ ﺎ َ ُم ا ﻟ ﱠ ﺼ ﻼ َ ِة‬

‫ا ﻟْ َ ﺨ ﻨﱠ ﺎ ِ س‬
26

‫أ ﻗِ ِ ﻢ ا ﻟ ﱠ ﺼ ﻼ َ َة‬

‫ا ﻟ ﱠ ﺮ ْ ﺣ َ ﻤ ِ ﻦ ا ﻟ ﱠ ﺮ ِ ﺣ ْﻴ ِ ﻢ‬

‫ا ْ ﻫ ُﻞ ا ﻟْ ﱠﻨ ﺎ ِ ر‬
‫ِ ﻣ ْ ﻔ ﺘَ ﺎ ُ ح ا ﻟْ َ ﺠ ﻨﱠ ِﺔ‬

‫َ ﻣ ﺎ ﻟ ِ ِ ﻚ ﻳ َـ ْ ﻮ ِ م ا ﻟ ﱢ ﺪ ﻳ ْ ِ ﻦ‬
‫إ ﻳﱠ ﺎ‬

‫َ ر َ و ا ُ ا ﻟْ ﺒ ُ َ ﺨ ﺎ ِ ر ي‬

‫اِ‬

‫‪27‬‬

‫ْﻫ‬

‫ُ ﺳ ْﺒ َ ﺤ ﺎ َ ن ا‬

‫ِ ﷲ و ا ﻟْ َ ﺤ ْ ﻤ ُ ﺪ ﻟ ِ ﻠﱠ ِﻪ‬
‫ﻻ ﱠ ا ﷲ ُ أ ْ ﻛ ﺒَ ـ ُ ﺮ‬

‫َ ك ﻧ َـ ْ ﻌ ﺒ ُ ُ ﺪ َ و إ ﻳ ﱠ ﺎ َ ك‬
‫ِ ﺪ ﻧ َ ﺎ ا ﻟ ﱢ ﺼ َ ﺮ ا َ ط اْ ﻟ ُ ﻤ ْ ﺴ ﺘَ ِ ﻘ ْ ﻢ‬

‫ﻧ َ ْ ﺴ ﺘَ ﻌ ْﻴ َ ﻦ‬

‫َ و ﻻ َ إ ﻟ َ ﻪَ إ‬
‫ﻧ َ ﺎ ُ ر ا ِﷲ ا ْ ﻟ ﻤ ُ ﻮ ﻗ َ َ ﺪ ةُ‬
‫ا َ ﻟ َ ْﻴ َ ﺲ ا‬

‫ﷲ ُ ﺑ ِ ﺄ ْ ﺣ َ ﻜ ِ ﻢ ا ﻟْ َ ﺤ ﺎ ﻛِ ﻤ ْﻴ َ ﻦ‬

‫ا ﻟْ ﺨ ﺎ َ ِ ﻣ ُ ﺲ‬

‫اَ ﻟ ﱠ ﺪ ْ ر ُ س‬
Pasif = ‫َﻣ ْﺒ ﻨِ ﻰ َﻣ ْ ﺠ ُ ﻬ ﻮ ل‬
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari pelaran ini mahasiswa memahami jenis dan bentuk susunan kalimat
pasif (mabni majhul) dalam bahasa Arab.

‫ﺑ ُ ﻨِ َ ﻲ اْ ِ ﻻ ْ ﺳ ﻼ َ ُم‬
‫ُ ﻛ ﺘِ َ ﺐ َﻋ ﻠَ ْﻴ ُ ﻜ ُﻢ ا ﻟ ﱢ ﺼ َﻴ ﺎ ُم‬

‫َﻋ ﻠَ ﻰ َ ﺧ ْ ﻤ ٍ ﺲ‬

Islam dibangun atas lima asas
Telah ditetapkan atasmu puasa
Mengapa aku tidak menyembah
(Tuhan) yang telah menciptakanku
dan yang hanya kepada-Nyalah kamu
akan dikembalikan
Diberi minum (dengan air) dari mata
air yang sangat panas

‫َ و َﻣ ﺎ ﻟ ِ َ ﻲ ﻻ َ أَ ْ ﻋ ﺒُ ُ ﺪ ا ﻟ ﱠ ِ ﺬ ي ﻓ َ ﻄ َ َ ﺮ ﻧ ِ ﻲ َ و إ ﻟ َ ْﻴ ِﻪ ﺗ ُـ ْ ﺮ َ ﺟ ُﻌ ْ ﻮ َ ن‬
‫ِﷲ ا ﻟ ﱠ ﺮ ْ ﺣ َ ﻤ ِ ﻦ‬

‫ب ِ ◌ إ ْﺳ ِ ﻢ ا‬

‫ﺗ ُ ْ ﺴ َ ﻘ ﻰ ِ ﻣ ْ ﻦ َﻋ ْﻴ ٍ ﻦ َء ا ﻧ ِ ﻴَ ٍﺔ‬

‫ا ﻟ ﱠ ﺮ ِ ﺣ ْﻴ ِ ﻢ‬

Pembahasan :
Perhatikanlah kata-kata di atas yang bergaris bawah, yaitu (‫ﻲ‬

ِ‫ ﺑ ﻨ‬, ‫ ُ ﻛ ﺘِ ﺐ‬, ‫ ﺗ ُـ ﺮ ﺟ ﻌ ﻮ َ ن‬, ‫ﺗ ُ ﺴ َ ﻘ ﻰ‬
ُْ َ ْ
ْ
َ ُ َ

)

yang berarti dibangun, ditetapkan, kamu akan dikembalikan, dan diberi minum.

Kata-kata tersebut merupakan kata pasif yang dibentuk dengan mengikuti pola sebagai
berikut.
Fi’l
Madhi
Fi’l
Mudhari’

Huruf depan diberi tanda dlammah (baris depan)
Huruf sebelum akhir diberi tanda kasrah (baris bawah)
Huruf akhir diberi tanda fathah (baris atas)
Huruf depan diberi tanda dlammah (baris depan)
Huruf sebelum akhir diberi tanda fathah (baris atas)

‫ُ ﻛ ﺘِ َ ﺐ‬

‫َ ﻛ ﺘَ َ ﺐ‬

‫ﻳ ُ ْ ﻜ ﺘَ ُ ﺐ‬

‫ﻳ َ ْ ﻜ ﺘُ ُ ﺐ‬
28

Latihan
1. Contoh kalimat pasif (‫ ) َ ﻣ ْﺒ ﻨِ ﻰ َ ﻣ ْ ﺠ ُ ﻬ ﻮ ل‬ialah
A.‫ذَ ا‬

‫َو إ‬

C. ُ ‫ﻓ َ ﺎ ْ ﺳ ﺘَ ِ ﻤ ُﻌ ﻮ ا ﻟ َ ﻪ‬

B. ‫ُ ن‬

‫َ ◌ ﻗ ُ ِ ﺮ ى َء ا ﻟْ ُﻘ ْ ﺮ َء ا‬

D.‫َ و أ ﻧ ْ ِ ﺼ ﻄ ُ ﻮ ا‬

2. Kalimat (‫◌ ﻳ َـ ْ ﻌ ﻠَ ُﻢ ا ْﻟ َ ﺠ ْ ﻬ َ ﺮ‬

َ

◌ِ

) subjeknya berupa …

A. dhamir muttashil
B. dhamir munfashil

C. dhamir mustatir
D. dhamir

3. Objek kalimat di atas ialah ...

‫أ‬

A. ‫ُ ﻫ َ ﻮ‬

C. ‫ﻧ ْ َ ﺖ‬

B. ‫ِ ﻫ ﻲ‬

D. ◌ َ ‫ا ْﻟ َ ﺠ ْ ﻬ ﺮ‬

َ

‫ﻟ َ َﻌ ﻠﱠ ُ ﻜ ْ ﻢ ﺗ ُـ ْ ﺮ َ ﺣ ُ ﻤ ْ ﻮ َ ن‬

29

‫اَ ﻟ ﱠ ﺪ ْ ر ُ س ا ﻟ ﱠﺴ ﺎ ِد ُ س‬
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari pelaran ini mahasiswa memahami jenis dan bentuk
susunan frase adje