Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta

IMAJINASI
SOSIOLOGIS

ph_pratiwi
FIS UNY

C. WRIGHT MILLS
Imajinasi Sosiologis merupakan
kemampuan epistemis yang
memungkinkan orang memahami
khasanah kesejarahan yang luas dan
ekspresi eksternal berbagai kehidupan
individu.
Imajinasi Sosiologis memungkinkan orang
memahami pengalaman individual dalam
kaitannya dengan struktur dan relasi
masyarakat yang lebih luas.

PENGERTIAN
Imajinasi sosiologis dapat dipahami
sebagai kemampuan untuk

mentransformasikan perkara atau
soal-soal yang semula ‘polos’
menjadi soal-soal kepublikan yang
mengundang perhatian (Plummer,
2012).


Untuk menghindari aspek
penyederhanaan dalam definisi yang
kurang menjelaskan; dan juga berharap
mereka yang mempelajari ilmu ini tidak
sekedar menghafalkannya, ilmu
Sosiologi selayaknya dipahami sebagai
upaya membentuk sebuah kesadaran;
cara berpikir; dan cara melihat secara
kritis dunia sosial yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari

TAHAPAN


LANGKAH 1: DESKRIPSI
Siswa harus mendeskripsikan objek dengan
sederhana
Misal: Bonekmania merupakan suporter sepakbola
Bertanya kepada siswa untuk mempelajari objek
tersebut secara lebih dekat/detail, dan menjawab
pertanyaan berikut:
Objek apa yang dipilih untuk dipelajari?
Bagaimana kamu mendeskripsikannya dengan
detail/rinci?
Bagaimana kamu menyebutnya?
Bagaimana menghubungkannya?

LANGKAH 2: ANALISIS
LOKAL
Setiap siswa mengidentifikasi objek yang berhubungan
dengan konteks realitas kehidupan sosialnya.
Pada akhir langkah ini memunculkan beberapa
pertanyaan, antara lain:
Bagaimana objek (Bonekmania) tersebut terbentuk?

Dalam konteks apa ia dapat bertahan/eksis?
Mengapa kelompok tersebut muncul dan bagaimana caranya?
Apakah kelompok tersebut mempengaruhi kehidupan sosial Anda?
Jika ya, bagaimana pengaruh kelompok tersebut dalam kehidupan
Anda?
Siswa dapat mengakui bahwa karena terdapat perbedaan dalam
biografi pribadi mereka, sehingga jawaban yang diberikan berbedabeda

TANGGAPAN:
“Suporter sepakbola yang sering membuat gaduh”.
“Anggotanya sangat loyal dan solid”.
“Saya tidak dapat bergabung karena saya berasal
dari Bandung”.
Jika dalam proses pembelajaran di kelas komentar-komentar
tersebut muncul, jelas bahwa siswa mulai menggunakan
imajinasi sosiologi yang dimilikinya.
Siswa juga mendengar tanggapan dari teman sekelas
mereka dan dapat memahami bahwa tidak semua orang
memiliki pengalaman yang sama.
 


LANGKAH 3: ANALISIS
GLOBAL
Didasarkan pada perkembangan kemampuan
berpikir kritis dengan meminta siswa untuk
mempertimbangkan perspektif individu dari
budaya lain
Pada langkah ini, siswa diarahkan untuk
mengajukan pertanyaan seperti:
Apakah objek yang dipilih tadi (Bonekmania) eksis di
negara lain?
Jika iya, dalam bentuk apa saja?
Apakah diubah dalam bentuk/cara lain ketika digunakan di
tempat lain?
Siswa diajak untuk menyadari bahwa banyak orang di

TANGGAPAN:
“Ketika bertemu dengan Bonekmania di kereta api mereka
bernyanyi dengan membawa gendang dan aqua botol,
namun tidak mengganggu”.

“Anggota Bonekmania semua berasal dari Jawa Timur yang
terkenal memiliki darah panas”.

Memperkuat pentingnya biografi pribadi
masing-masing individu dan
memungkinkan siswa untuk
mengembangkan pemahaman yang kuat
tentang bagaimana makna objek berubah
tergantung pada wilayah di mana objek itu

LANGKAH 4: ANALISIS
HISTORIS
Menganalisis aspek historis dari objek yang
dibahas.
Siswa dapat dibimbing pada pertanyaan:
Mengapa objek tersebut terus berkembang?
Apakah objek tersebut mengalami perubahan?
Aspek apa saja dalam kehidupan sosial yang berubah karena
keberadaan objek tersebut?
Apakah dalam beberapa tahun ke depan objek tersebut dapat terus

eksis? Jika ya, mengapa?

Menuntut siswa untuk berpikir lebih serius dan kritis
tentang objek dan memberikan kesempatan pada siswa
untuk mempertimbangkan aspek historis/sejarah

TANGGAPAN:
“Bonekmania merupakan kelompok supporter sepakbola yang sudah
berdiri sejak tahun 1927 ternyata juga mampu berbicara politis seperti
banyak diliput media massa”.
“Jika dulu banyak anggota bonekmania yang hanya mabuk dan tawuran,
sekarang sudah banyak anggota bonekmania yang membuat berbagai
macam merchandise bonekmania berupa kaos, topi, sticker, dan lain
sebagainya untuk dijual”.

Tanggapan/respon yang diberikan menunjukkan bahwa siswa
mulai menyadari makna dari objek yang dibahas tidaklah
statis, melainkan selalu mengalami perubahan dari waktu ke
waktu.
Para siswa menemukan bias pribadi mereka tentang objek

yang dibahas dalam konteks sosial-historis sehingga
memunculkan imajinasi sosiologis dalam analisa mereka.