OVERVIEW PSAK SAK ETAP DAN PSAP 09122015
PERKEMBANGAN
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
PSAK, SAK ETAP DAN PSAP
(2)
Agenda
PSAK berbasis IFRS
1.
SAK ETAP
2.
PSAP
3.
St
an
da
r A
ku
nt
(3)
Standar Akuntansi
•
Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan
keuangan yang relevan dan reliable
(
representational faitfullness
)
•
Memudahkan penyusun laporan keuangan
karena ada pedoman baku sehingga
meminimalkan bias dari penyusun
•
Memudahkan auditor dalam mengaudit
•
Memudahkan pembaca laporan keuangan
untuk menginterpretasikan dan
membandingkan laporan keuangan entitas
yang berbeda.
•
Pengguna laporan keuangan banyak pihak
sehingga penyusun tidak dapat menjelaskan
kepada masing-masing pengguna
•
Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan
keuangan yang relevan dan reliable
(
representational faitfullness
)
•
Memudahkan penyusun laporan keuangan
karena ada pedoman baku sehingga
meminimalkan bias dari penyusun
•
Memudahkan auditor dalam mengaudit
•
Memudahkan pembaca laporan keuangan
untuk menginterpretasikan dan
membandingkan laporan keuangan entitas
yang berbeda.
•
Pengguna laporan keuangan banyak pihak
sehingga penyusun tidak dapat menjelaskan
kepada masing-masing pengguna
(4)
Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan memberikan infomasi posisi keuangan, kinerja
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan Laporan keuangan memberikan infomasi posisi keuangan, kinerja
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), dan pertanggungjawaban sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), dan pertanggungjawaban sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Memenuhi kebutuhan sebagian besar pemakai. Memenuhi kebutuhan sebagian besar pemakai.
• Laporan keuangan,
• Laporan Tahunan (Annual Reporting), • Laporan keuangan,
• Laporan Tahunan (Annual Reporting),
Laporan perusahaan Laporan perusahaan
(5)
Empat Pilar Standar Akuntansi
Indonesia
IFRS hanya diadopsi PSAK full 2012, pada tahun 2013
dilakukan revisi beberapa standar dan ditambahkan standar baru 65, 66, 67, 68 yang akan efektif pada tahun 2015
SAK ETAP digunakan untuk entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik tidak signifikan.
DSAS telah mengeleluarkan 10 PSAK Syariah
Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
signifikan - SAK-ETAP
Standar Akuntansi Syari’ah – SAK
Syariah
Standar Akuntansi Pemerintahan -
SAP
(6)
SAK ETAP
•
SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa
akuntabilitas publik
signifikan
•
ETAP adalah entitas yang:
– Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
– Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal.
•
Menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises.
•
Lebih sederhana antara lain:
– Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan
– Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode ekuitas.
– Pajak menggunakan konsep pajak terutang bukan pajak tangguhan
(7)
PSAK SYARIAH
•
Basis transaksi
•
Digunakan oleh entitas yang melakukan
transaksi syariah baik entitas lembaga syariah
maupun non lembaga syariah
•
Pengembangan dengan model PSAK umum
namun berbasis syariah dengan acuan fatwa
MUI
•
PSAK 100 – PSAK 110
• PSAK 106 Akuntansi Musyarakah
• PSAK 107 Akuntansi Ijarah
• PSAK 108 Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah
• PSAK 109 Akuntansi Zakat, Infaq dan Shadaqoh
• PSAK 110 Akuntansi Sukuk
• PSAK 106 Akuntansi Musyarakah
• PSAK 107 Akuntansi Ijarah
• PSAK 108 Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah
• PSAK 109 Akuntansi Zakat, Infaq dan Shadaqoh
• PSAK 110 Akuntansi Sukuk
• PSAK 101 Penyajian Laporan Keuangan Syariah
• PSAK 102 Akuntansi Murabahah) Revisi 2013
• PSAK 103 Akuntansi Salam
• PSAK 104 Akuntansi Istishna
• PSAK 105 Akuntansi Mudharabah
• PSAK 101 Penyajian Laporan Keuangan Syariah
• PSAK 102 Akuntansi Murabahah) Revisi 2013
• PSAK 103 Akuntansi Salam
• PSAK 104 Akuntansi Istishna
• PSAK 105 Akuntansi Mudharabah
(8)
SAP
•
Instansi Pemerintah menggunakan Standar
Akuntansi Pemerintahan, PP 24 tahun 2005 PP
71 tahun 2010
•
Standar disusun oleh Komite Akuntansi
Pemerintahan kemudian ditetapkan dengan PP
•
Diterapkan untuk entitas pemerintah dalam
menyusun LKPP dan LKPD:
–
instansi pemerintah pusat
–
Instansi pemerintah daerah
–
BLU dikonsolidasikan dengan LKP – menggunakan PSAP
dan PSAK,
(9)
PSAK – IFRS BASED
•
Wajib diterapkan untuk entitas dengan
akuntabilitas publik seperti: Emiten, perusahaan
publik, perbankan, asuransi, dan BUMN.
•
Dapat diterapkan oleh entitas lainya.
•
Basis transaksi, bukan basis industri.
•
Tujuan: memberikan informasi yang relevan bagi
user laporan keuangan
•
Indonesia melakukan adopsi penuh 1 Januari 2012
– tahap 1
(10)
IFRS Global Standard
• IFRS merupakan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku
secara global
• Proses akuntansi merupakan proses umum yang terjadi pada
setiap entitas sehingga penggunaan standar yang sama akan memudahkan pengguna dalam memahami laporan keuangan.
• Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di
Washington DC, 15 November 2008 :
– “Strengthening Transparency and Accountability” • Pertemuan G20 di London, 2 April 2009 menghasilkan
kesepakatan untuk
Strengthening Financial Supervision and
Regulation “to call on the accounting standard setters to
work urgently with supervisors and regulators to improve
(11)
Manfaat IFRS
•
Meningkatkan daya banding laporan keuangan.
•
Memberikan informasi yang berkualitas di pasar
modal internasional
•
Menghilangkan hambatan arus modal
internasional dengan mengurangi perbedaan
dalam ketentuan pelaporan keuangan.
•
Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi
perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis
keuangan bagi para analis.
•
Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan
(12)
Karakteristik Standar ??
Principle
Based :
Judgment
Dinamis
Fair Value
Lebih
(13)
Karakteristik IFRS
• IFRS menggunakan “Principles Base “ :
– Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar
sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
– Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi
apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
– Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar
akuntansi.
• Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai
pasar aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan jasa penilai
• Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak
baik kuantitaif maupun kualitatif
• IFRS secara dinamis akan berubah mengikuti perkembangan
(14)
•
Pasca Konvergensi PSAK 2012 = IFRS (kecuali IFRS
terbaru)
•
Perbedaan IFRS dengan PSAK dijelaskan dalam
Standar bagian depan.
–
Substansi / konseptual
–
Redaksional
–
Tanggal efektif
•
Secara gradual, IFRS sudah diterapkan mengikuti
pemberlakuan PSAK yang bersangkutan.
(15)
Sejarah Standar Akuntansi
Pra
PAI
1973
PAI
1973
Harmonis
asi IAS
1994-2007
Konverg
ensi
IFRS
2008-2012
Konverg
ensi
IFRS
2012-2015
158 Desember 2008 Komitmen
mendukung IFRS sebagai standar
akuntansi keuangan global
8 Desember 2008 Komitmen mendukung IFRS sebagai standar akuntansi keuangan global Efektif 1 Januari 2012 Efektif 1 Januari 2012 Efektif 1 Januari 2015 Efektif 1 Januari 2015
(16)
Roadmap IFRS di Indonesia
Efektif < 2010
Efektif < 2010
• 3 PSAK • 1 ISAK • 9 PPSAK • 1 PISAK
• 3 PSAK • 1 ISAK • 9 PPSAK • 1 PISAK
Efektif 2011
Efektif 2011
• 16 PSAK • 6 ISAK • 1 PPSAK
• 16 PSAK • 6 ISAK • 1 PPSAK
Efektif 2012
Efektif 2012
• 11 PSAK • 12 ISAK • 3 PPSAK
• 11 PSAK • 12 ISAK • 3 PPSAK
Efektif 2013
Efektif 2013
• 22 PSAK • 1 ISAK • 2 PPSAK
• 22 PSAK • 1 ISAK • 2 PPSAK
Efektif 2014&2 015 Efektif 2014&2 015
• 4 PSAK
• 9 Revisi PSAK • 4 ISAK (2014) • 1 PPSAK
(2014)
• Penyesuan
SAK
• 4 PSAK
• 9 Revisi PSAK • 4 ISAK (2014) • 1 PPSAK
(2014)
• Penyesuan
SAK
IAS / IFRS dalam proses adopsi: a. IFRS 9 Financial Instruments b. IFRS 14 Regulatory Deferral
Diskusi IFRS
a. IFRS 4 Insurance Contract b. Leases
(17)
PSAK 2013 & 2014
NO IFRS STATUS
1 IFRS 10: Consolidated Financial
Statements PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian [1 Jan 2015]
2 IFRS 11: Joint Arrangements PSAK 66: Pengaturan Bersama [1 Jan 2015]
3 IFRS 12: Disclosure of Interests in
Other Entities PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain [1 Jan 2015]
4 IFRS 13: Fair Value Measurement PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar [1 Jan 2015]
5 IFRIC 18: Transfer of Assets from
Customers ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan [1 Jan 2014] 6 IFRIC 19: Extinguishing Financial
Liabilities with Equity Instruments ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas [1 Jan 2014]
7 IFRIC 20: Stripping Costs in the Production Phase of a Surface Mining
ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah tahap Produksi pada
(18)
PSAK 2013 & 2014
NO IFRS STATUS
1 IAS 1: Presentation of Financial
Statements PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan [1 Jan 2015] 2 IAS 19: Employee Benefits PSAK 24: Imbalan Kerja [1 Jan 2015]
3 IAS 27: Separate Financial
Statements PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri [1 jan 2015] 4 IAS 28: Investments in
Associates and Joint Ventures
PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama [1 Jan 2015]
5 IAS 32: Financial Instruments:
Presentation PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
6 IAS 36: Impairment of Assets PSAK 48: Penurunan Nilai Aset [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015] 7 IAS 39: Financial Instruments:
Recognition and Measurement (IFRS 9 eff 2018 belum
diadopsi)
PSAK 55: Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015] 8 IFRS 7: Financial Instruments: PSAK 60: Instrumen Keuangan:
(19)
PSAK non IFRS
1. PSAK 28:
Akuntansi Kontrak Asuransi
Kerugian
;
2. PSAK 36:
Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa
;
3. PSAK 38:
Akuntansi Restrukturisasi Entitas
Sepengendali
;
4. PSAK 34: Kontrak Konstruksi
5. PSAK 44: Pendapatan Real Estate
6. PSAK 45:
Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba
;
(20)
Perkembangan Setelah 1 Januari
2015
•
IFRS 9 Financial Instruments (efektif 1 Januari
2018)
•
IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts (efektif 1
Januari 2016)
•
IFRS 15 Revenue from Contracts with Customers
(efektif 1 Januari 2017)
•
IFRIC 21 Levies (efektif 1 Januari 2014) – dalam
pertimbangan DSAK IAI
•
Amandemen IAS 41 Agriculture (efektif 1 Januari
2016)
IFRS terbaru:
•
Amandemen IFRS 4 Insurance Contracts
•
IFRS on Leases
(21)
Public Hearing 30 Juni 2015
ISAK 30 Pungutan
•
Amandemen IAS 1 Disclosure Initiative
Amandemen PSAK 1 : Prakarsa
Pengungkapan
•
Amandemen IFRS 4 IAS 16 dan IAS 38
Amandemen PSAK 16 dan PSAK 19:
Klarifikasi yang Diterima untuk Penyusutan
dan Amortisasi
•
Amandemen IAS 19 Defined Plans: Employee
Contributions
Amandemen PSAK 24: Program Manfaat Pasti
Kontribusi Pekerja
(22)
Public Hearing 21 September 2015
PSAK 69 Agrikultur
ISAK 31 Interpretasi atas Ruang Lingkup Properti
Investasi
Amandemen PSAK 4 : Metode Ekuitas dalam
Laporan Keuangan Tersendiri
Amandemen PSAK 15, 65 dan 67 : Entitas Investasi
Penerapan Pengecualian Konsolidasi
Amandemen PSAK 66: Akuntansi Akuisisi
Kepentingan dalan Operasi Bersama
(23)
PSAK 69
• Aktivitas agrikultur (agricultural activity) adalah manajemen transformasi biologis dan panen aset biologis oleh entitas untuk
dijual atau untuk dikonversi menjadi produk agrikultur atau menjadi aset biologis tambahan.
• Aset biologis (biological asset) adalah hewan atau tanaman hidup.
• Produk agrikultur (agricultural produce) adalah produk yang dipanen dari aset biologis milik entitas.
• Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode pelaporan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual, kecuali untuk kasus yang dideskripsikan dalam paragraf 30 dimana nilai wajar tidak dapat diukur secara andal.
• Aset biologi yang menghasilkan (bearer asset) merupakan aset tetap yang pembebanannya akan dilakukan dengan proses amortisasi.
• Produk agrikultur yang dipanen dari aset biologis milik entitas diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pada titik panen. Setelah panen biaya perolehan persediaan.
(24)
PSAK
No IFRS PSAK
1 IFRS 1 First-time Adoption of International Financial Reporting Standards
2 IFRS 2 Share-Based Payment PSAK 53 Pembayaran Berbasis Saham (R2011)
3 IFRS 3 Business Combinations PSAK 22 Kombinasi Bisnis (revisi 2010)
4 IFRS 4 Insurance Contracts PSAK 62 Kontrak Asuransi (revisi 2011)
5 IFRS 5 Non-current Assets Held for Sale and Discontinued
Operations
PSAK 58 Aset Tidak Lancar Yang Dimiliki Untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan (revisi 2009)
6 IFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral Resources
PSAK 64 Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral (R2011)
7 IFRS 7 Financial Instruments : Disclosure
PSAK 60 Instrumen Keuangan Pengungkapan (R2011)
8 IFRS 8 Operating Segments PSAK 5 Segmen Operasi (revisi 2009)
9 IFRS 9 Financial Instrument Proses
10 IFRS 10
Consolidated Financial Statement
PSAK 65 Laporan Keuangan Konsolidasian
11 IFRS 11
Joint Arrangement PSAK 66 Pengaturan Bersama
(25)
PSAK & ISAK
25
No IFRS PSAK
1 IFRIC 1 Changes in Existing Decommissioning, Restoration and similar liabilities
2 IFRIC 2 Members’ Share in Co-operative Entities
and Similar Instruments
3 IFRIC 4 Determining whether an arrangement contains a Lease
ISAK 24 Evaluasi Substansi Beberapa
Transaksi yang mengandung Bentuk Legal Sewa
4 IFRIC 5 Rights to Interests arising from Decommissioning, Restoration and Environmental rehabilitation Funds
5 IFRIC 6 Liabilities arising from Participating in a Specific Market – Water electrical and Electronic Equipment
6 IFRIC 7 Applying the Restatement Approach under IAS 29
ISAK 19 Penerapan Penyajian Kembali dalam PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
7 IFRIC 10
Interim Financial Reporting and Impairment
ISAK 17
Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
IFRIC
19 Extinguishing Financial Liabilities with Equity Instruments ISAK 28 Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas IFRIC
20 Stripping Costs in theProduction Phase of a Surface Mining ISAK 29 Biaya Pengupasan Lapisan Tanah tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka,
8 IFRIC
12 Service Concession Arrangements ISAK 16 Perjanjian Konsesi Jasa
(26)
PSAK & ISAK
No IFRS PSAK
1 IAS 1 Presentation of Financial
Statements PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan (revisi 2009) Revisi 2013
2 IAS 2 Inventories PSAK 14 Persediaan (revisi 2008)
3 IAS 7 Statement of Cash Flows PSAK 2 Laporan Arus Kas (revisi 2009)
4 IAS 8 Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors
PSAK 25 Kebijakan Akuntansi Perubahan estimasi Akuntansi, dan Kesalahan (revisi 2009)
5 IAS 10 Event after the reporting Period
PSAK 8 Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporan(revisi 2010)
6 IAS 11 Construction Contracts PSAK 36 Kontrak Konstruksi (revisi 2011)
7 IAS 12 Income Taxes PSAK 46 Pajak Penghasilan (revisi 2005)
8 IAS 16 Property, Plant and Equipment PSAK 16 Aset Tetap(revisi 2007)
9 IAS 17 Leases PSAK 30 Sewa (revisi 2007)
10 IAS 18 Revenue PSAK 23 Pendapatan (revisi 2010)
11 IAS 19 Employee Benefits PSAK 24 Imbalan Kerja (revisi 2010) Revisi 2013
12 IAS 20 Accounting for Governance Grants and Disclosure of Government Assistance
PSAK 61 Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan
(27)
PSAK & ISAK
No IFRS PSAK
13 IAS 21 The Effects of Changes in Foreign
Exchange Rates PSAK 10 Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing (revisi 2010)
14 IAS 23 Borrowing Costs PSAK 26 Biaya Pinjaman (revisi 2009)
15 IAS 24 Related Party Disclosures PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi (revisi 2009)
16 IAS 26 Accounting and Reporting by
Retirement Benefit Plans PSAK 18 Akuntansi Dana Pensiun (revisi 2011)
17 IAS 27 Consolidated and Separate
Financial Statement PSAK 4 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri (revisi 2009) Revisi 2013 Laporan Keuangan Tersendiri
18 IAS 28 Investment in Associates PSAK 15 Investasi Asosiasi (revisi 2009) Revisi 2013 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama
19 IAS 29 Financial Reporting in
Hyperinflationary Economies PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi (revisi 2010)
20 IAS 31 Interests in Joint Ventures PSAK 12 Bagian Partisipasi Dalam Ventura Bersama (revisi 2009)
21 IAS 32 Financial Instruments: Presentation PSAK 50 Instrumen Keuangan Penyajian (revisi 2010)
22 IAS 33 Earnings per Share PSAK 56 Laba per Saham (revisi 2009)
23 IAS 34 Interim Financial Reporting PSAK 3 Laporan Keuangan Interim (revisi 2010)
(28)
PSAK & ISAK
No IFRS PSAK
25 IAS 37 Provisions, Contingent Liabilities
and Contingent Assets PSAK 57 Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi (revisi 2009)
26 IAS 38 Intangible Assets PSAK 19 Aset Tidak Berwujud (revisi 2010)
27 IAS 39 Financial Instruments: Recognition
and Measurement PSAK 55 Instrumen keuangan: Pengakuan dan Pengukuran (revisi 2010)
28 IAS 40 Investment Property PSAK 13 Properti Investasi (revisi 2007)
29 IAS 41 Agriculture
30 SIC 12 Consolidation – Special Purpose
Entities ISAK 7 Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus (revisi 2009)
31 SIC 13 Jointly Controlled Interest – non
Monetary Contribution by Ventures ISAK 11 Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer
32 SIC 15 Operating Leases – Incentives ISAK 19 Sewa Operasi – Insentif
33 SIC 21 Income Taxes – Recovery of
Revalued non Depreciable Assets
34 SIC 27 Evaluating the Substance
Transaction in the Legal Form of Lease
ISAK 8 Transaksi Mengandung Sewa
35 SIC 32 Intangible Assets – Website Costs ISAK 14 Biaya Situs Web
(29)
IFRS – ED Conceptual
Framework
CHAPTER 1—THE OBJECTIVE OF GENERAL PURPOSE FINANCIAL REPORTING
• Fundamental: relevance & representation faithfulness
• Enhancing: comparability, verifiability, timelines, understandability
CHAPTER 2—QUALITATIVE CHARACTERISTICS OF USEFUL FINANCIAL INFORMATION
CHAPTER 3—FINANCIAL STATEMENTS AND THE REPORTING ENTITY
• Asset, liability, equity, income and expense
CHAPTER 4—THE ELEMENTS OF FINANCIAL STATEMENTS
• Historical, current value, fair value, value in used & fulfilment value
CHAPTER 6—MEASUREMENT
CHAPTER 7—PRESENTATION AND DISCLOSURE
(30)
PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan
Latar Belakang Perubahan 2013
Perbaikan dengan penggunaan istilah yang lebih
tepat
Pengaruh perkembangan PSAK lain yang belum
dikeluarkan tahun 2009
Mengikuti perubahan terakhir IAS 1 tahun 2010 :
pemisahaan penghasilan komprehensif lain dan
penyajian informasi komparatif.
Efektif berlaku 1 Januari 2015, tidak ada
penerapan dini.
(31)
Komponen Laporan Keuangan
a. laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode; b. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
selama periode;
c. laporan perubahan ekuitas selama periode; d. laporan arus kas selama periode;
e. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan
ea informasi komparatif untuk mematuhi periode
sebelumnya sebagaimana ditentukan dalam paragraf 38 dan 38A
f. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif sebelumnya yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau
membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya sesuai dengan paragraf 40A-40D.
(32)
Informasi Komparatif Minimum
38,38A, 38B
• Entitas menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali diizinkan atau disyaratkan lain oleh SAK.
• Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari
laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.
• Entitas menyajikan minimal, dua laporan posisi keuangan, dua laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dua laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), dua laporan arus kas dan dua laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan terkait.
• Dalam beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan dalam laporan keuangan untuk periode sebelumnya masih tetap relevan pada periode berjalan.
(33)
Informasi Komparatif -
Tambahan
• Entitas dapat menyajikan informasi komparatif sebagai tambahan atas laporan keuangan komparatif minimum yang disyaratkan PSAK/ISAK, sepanjang informasi tersebut disusun sesuai dengan PSAK/ISAK.
• Informasi komparatif ini dapat berisi terdiri satu atau lebih laporan keuangan, namun tidak terdiri dari laporan keuangan lengkap.
• Ketika hal ini terjadi, entitas menyajikan catatan informasi yang berhubungan dengan laporan tambahan tersebut.
• Misalnya, entitas dapat menyajikan tiga laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (sehingga menyajikan periode berjalan, periode sebelumnya, dan satu periode komparatif tambahan).
• Entitas tidak disyaratkan untuk menyajikan tiga laporan posisi keuangan, tiga laporan arus kas, atau tiga laporan perubahan ekuitas (yaitu laporan keuangan komparatif tambahan). Entitas disyaratkan menyajikan, dalam catatan atas laporan keuangan, informasi komparatif yang terkait dengan laporan tambahan atas laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
(34)
Perubahan Kebijakan Akuntansi, Penyajian
kembali, retrospektif atau reklasifikasi
•
Entitas menyajikan laporan posisi keuangan ketiga pada
posisi awal periode sebelumnya sebagai tambahan atas
laporan keuangan komparatif minimum jika:
a. entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif, membuat penyajian kembali retrospektif atas pos-pos
dalam laporan keuangan atau reklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan; dan
b. penerapan retrospektif, penyajian kembali retropsektif atau reklasifikasi memiliki dampak material atas informasi dalam laporan posisi keuangan pada awal periode sebelumnya.
•
Entitas menyajikan tiga laporan posisi keuangan pada:
– (a) akhir periode berjalan;
– (b) akhir periode sebelumnya; dan
(35)
(36)
Penghasilan Komprehensif Lain
•
Penghasilan komprehensif lain: berisi pos-pos
penghasilan dan beban (termasuk penyesuaian
reklasifikasi) yan tidak diakui dalam laba rugi
sebagaimana disyaratkan atau diizinkan oleh SAK
•
Komponen penghasilan komprehensif:
–
Selisih revaluasi aset tetap
–
Pengukuran kembali program imbalan pasti
–
Laba rugi dampak dari penjabaran laporan keuangan
–
Perubahan nilai investasi available for sales
(37)
Informasi dalam Penghasilan Komprehensif
Lain
• Bagian penghasilan komprehensif lain menyajikan pos-pos
untuk jumlah penghasilan komprehensif lain dalam periode berjalan, diklasifikasikan berdasarkan sifat (termasuk bagian penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan
ventura bersama yang dicatat menggunakan metode ekuitas) dan dikelompokkan, sesuai dengan PSAK/ISAK lainnya:
a) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan
b) akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.
• Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul, dan subtotal jika
penyajian tersebut relevan untuk pemahaman kinerja keuangan entitas.
• Entitas tidak diperkenankan untuk meyajikan pos-pos
penghasilan dan beban seperti pos luar biasa dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain atau dalam
(38)
Penghasilan Komprehensif Lain – Tidak Direklasifikasi
•
Entitas melakukan revaluasi aset tetap pada 2 Januari
2015. Nilai perolehan 600.000 akumulasi depresiasi
200.000. Aset direvaluasi menjadi 500.000 dan masa
manfaat tersisa 10 tahun.
•
Jurnal saat revaluasi
– Akumulasi Depresiasi 200.000
– Aset tetap 200.000
– Aset tetap 100.000
– Surplus revaluasi 100.000
•
Jurnal saat depresiasi
– Beban Depresiasi 50.000
– Akumulasi Depresiasi 50.000
(39)
Penghasilan Komprehensif Lain – Direklasifikasi
•
Entitas membeli investasi tersedia dijual seharga
100.000 pada 1 Desember 2015. Pada 31 Desember
nilainya naik menjadi 115.000. Inbvestasi ini dijual
dengan harga 110.000 pada 1 Maret 2016.
•
Jurnal saat pembelian
– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 100.000
– Kas 100.000
•
Jurnal saat penilaian 31 Desember 2015
– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 15.000
– Penghasilan komprehensif lain 15.000
•
Jurnal saat penjualan 1 Maret 2016
– Kas 110.000
– Penghasilan komprehensif lain 15.000
– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 115.000
(40)
Ilustrasi Penerapan
PSAK 1 R2013
(41)
Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013
41
(42)
(43)
PSAK 2: LAPORAN ARUS KAS
•
Informasi arus kas entitas berguna sebagai
dasar untuk menilai kemampuan entias
dalam menghasilkan kas dan setara kas
serta menilai kebutuhan kas entitas untuk
menggunakan arus kas tersebut.
•
Laporan arus kas menggambarkan
perubahan historis dalam kas dan setara kas
yang diklasifikasikan atas aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan selama satu
(44)
PSAK 3 : Laporan Interim
•
Laporan keuangan interim: laporan keuangan, baik laporan
keuangan lengkap atau laporan keuangan ringkas untuk
suatu periode interim.
•
LK Interim dapat disajikan secara lengkap atau ringkas
•
Komponen Minimal Laporan Interim
– Laporan posisi keuangan ringkas
– Laporan laba rugi komprehensif ringkas.
•
Kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan
tahunan diterapkan dalam laporan keuangan interim,
kecuali untuk perubahan kebijakan akuntansi yang
dilakukan setelah tanggal laporan keuangan tahunan
terkini.
(45)
(46)
Ketentuan LK Tersendiri
Sebagai
bagian dari
informasi
tambahan
Sebagai
bagian dari
informasi
tambahan
•
Investasi
dicatat
dengan
menggunaka
n metode
biaya
•
Dividen
diakui saat
ditetapkan
•
Investasi
dicatat
dengan
menggunaka
n metode
biaya
•
Dividen
diakui saat
ditetapkan
Hanya
untuk
entitas
terkonsolida
si
Hanya
untuk
entitas
terkonsolida
si
Ketentuan
(47)
PSAK 5 Segmen
•
Segmen operasi adalah komponen dari entitas:
– Terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan
dan menimbulkan beban,
– Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk alokasi sumber daya dan menilai kinerja, dan
– Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan
•
Kriteria suatu unit dianggap sebagai segmen: 10% dari
pendapatan, laba rugi atau aset.
•
Pengungkapan:
– Jika tidak memenuhi ambang batas dapat dipertimbangkan (10% pendapatan, laba rugi atau aset) jika manjemen percaya informasi tersebut berguna bagi pengguna.
– Yang tidak memenuhi ambang batas dapat digabung jika memenuhi kriteria agregasi.
– Jika yang dilaporkan kurang dari 75% dari pendapatan entitas tambahan segmen diidentifikasi (walau tidak memenuhi
kriteria).
– Segmen operasi lain yang tidak dilaporkan digabungkan dan diungkapkan dalam kategori “semua segmen lain”.
(48)
Ilustrasi Segmen
Pelaporan segmen ad. Segment reporting
Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya, menilai kinerja segmen operasi dan membuat keputusan strategis.
(49)
PSAK 7 Pengungkapan Pihak
Berelasi
Mengapa perlu ??
Laporan Posisi
Keuangan
Dan Laba Rugi
Transaksi dan
Saldo
Dipengaruh
i
•
Keberadaan pihak yang
mempunyai hubungan
istimewa
•
Komitment dengan pihak
(50)
PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi
•
Identifikasi hubungan dan transaksi
dengan pihak-pihak berelasi
•
Identifikasi saldo, komitmen antara entitas
dengan pihak-pihak berelasi.
•
Menentukan pengungkapan yang
diperlukan baik untuk LK konsolidasian,
tersendiri, yang disajikan individual.
–
Pengungkapan atas sifat hubungan
(51)
PSAK 8 Peristiwa setelah Periode
Pelaporan
•
Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang
terjadi antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporan
keuangan diotorisasi untuk terbit
•
Peristiwa setelah periode pelaporan yang memerlukan
penyesuaian adalah peristiwa yg memberikan bukti atas
adanya kondisi pada akhir periode pelaporan
•
Peristiwa setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan
penyesuaian adalah peristiwa yang mengindikasikan
kondisi setelah periode pelaporan
•
Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah
tanggal laporan keuangan sudah final
– Laporan keuangan diaudit : tanggal laporan auditor
– Laporan keuangan tidak diaudit : tanggal laporan keuangan selesai disusun manajemen
(52)
(53)
PSAK 10 :
Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
• Entitas menyajikan laporan keuangan dengan menggunakan mata uang fungsionalnya.
– Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana suatu entitas beroperasi
– Mata uang asing : mata uang selain mata uanng fungsional
• Akuntansi transaksi dan saldo dalam mata uang asing, kecuali transaksi dan saldo derivatif (PSAK 55) disajikan dengan mata uang fungsional. Selisih kurs diakui dalam laba rugi:
– Suatu transaksi mata uang asing harus dicatat dalam mata uang fungsional
– Dihitung ke dalam mata uang fungsional dengan kurs spot antara mata uang fungsional dan mata uang asing pada tanggal transaksi
• Menjabarkan hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar negeri yang termasuk dalam laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian.
– Translasi dari mata uang fungsional ke mata uang pelaporan yang berbeda. Selisih akan diakui sebagai penghasilan komprehensif lain.
(54)
Properti Investasi – PSAK 13
•
Properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—
atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee
melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau
untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya.
•
Pengakuan
–
Entitas dapat memilih model nilai wajar atau model biaya
sebagai kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan
tersebut pada seluruh properti investasinya.
–
Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas
properti investasi diakui dalam laporan laba rugi
–
Nilai wajar harus mencerminkan kondisi pasar pada
(55)
Pengukuran setelah Pengakuan
Awal
Fair value model
(PSAK 13)
• Menggunakan nilai wajar
• Menggunakan nilai wajar •• Menggunakan nilai wajarMenggunakan nilai wajar
Revaluation model
(PSAK 16)
• Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui dalam ekuitas atau laporan laba rugi jika rugi (loss) impairment
• Perubahan nilai wajar diakui dalam ekuitas atau laporan laba rugi jika rugi (loss) impairment
• Tidak ada penyusutan.
• Tidak ada penyusutan. •• Penyusutan.Penyusutan.
• Mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca.
• Mencerminkan kondisi pasar
pada tanggal neraca. • Tidak spesifik, hanya mengharuskan secara reguler
(terjadi perbedaan signifikan ) • Tidak spesifik, hanya
mengharuskan secara reguler (terjadi perbedaan signifikan )
(56)
Persediaan – PSAK 14
•
Biaya perolehan terkait selisih valuta asing yang terkait
pembelian persediaan dapat diakui sebagai biaya perolehan
persediaan.
•
Nilai persediaan tidak termasuk pembayaran yang ditagihkan
kepada pihak ketiga contoh pajak.
•
Biaya perolehan persediaan secara tangguh diatur dan dapat
menimbulkan beban bunga.
•
Persediaan disajikan di neraca sebesar nilai terendah antara
harga perolehan
dan
nilai realisasi bersih
kerugian
yang timbul atau recovery kerugian diklastifikasikan dalam
pendapatan lain-lain
(57)
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama PSAK 15
Entitas Asosiasi entitas yang mana investor memiliki pengaruh
signifikan
Ventura Bersama pengaturan bersama yang para pihaknya
memiliki pengendalian bersama atas pengaturan memiliki hak atas aset neto dari pengaturan
Metode Ekuitas metode akuntansi di mana investasi awalnya
dicatat sebesar harga perolehan selanjutnya disesuaikan atas perubahan pascaperolehan laba atau rugi dan penghasilan komprehensif lain.
Harga perolehan awal + bagian laba – bagian rugi – bagian distribusi dari investee +/- penghasilan komprehensif
Ketika investasi rugi sehingga investasi menjadi negatif, maka
investasi akan disajikan sebesar nol, liabilitas diakui jika memiliki kewajiban hukum dan konstruktif. Jika laba, pengakuan laba baru setelah bagian laba sama dengan bagian rugi yang telah diakui.
(58)
Pengaturan Aset Tetap dalam
PSAK
PSAK 16 PSAK 26 PSAK 48 PSAK 58 PSAK 30 ISAK 8PSAK – Terkait
Aset tetap
PSAK 13 & 19 ISAK 25
Penurunan Nilai Aset
Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan Investasi Sewa Aset Tetap Bunga Pinjaman
(59)
Pengertian Aset Tetap
•
Definisi
Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par
6)
1.
Dimiliki
untuk
digunakan
dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan
kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif;
dan
2. Diharapkan digunakan selama
lebih dari satu
periode
.
Tidak
berlaku
untuk
Hak penambangan Reservasi tambang
Ciri
►
“
Used in operations
” and not
for resale.
►
Long-term
in nature and
usually depreciated.
(60)
Pengakuan Aset Tetap
Biaya perolehan aset tetap harus diakui
sebagai aset jika dan hanya jika : (par 7)
a)Besar
kemungkinan
manfaat
ekonomis
di masa depan berkenaan
dengan aset tersebut akan
mengalir
ke entitas; dan
b)Biaya perolehan
aset dapat
diukur
secara andal
.
Kriteria pengakuan berlaku
pada saat
(61)
Pengukuran setelah Pengakuan
Awal
Entitas harus memilih antara:
Cost Model
Cost Model
Revaluation Model
Revaluation Model
Sebagai kebijakan
akuntansinya, dan
Menerapkan kebijakan
tersebut terhadap
seluruh aset tetap dalam
kelompok yang sama.
(62)
Pengukuran setelah Pengakuan
Awal
Cost Model
Cost Model
Revaluation Model
Revaluation Model
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :
– Biaya perolehan – dikurangi
Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai aset
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :
– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada
tanggal revaluasi,
– dikurangi
Akumulasi penyusutan dan
(63)
Revaluation Model
Metode Eliminasi
Metode Eliminasi
Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh
tanggal 1 Januari 2012 dengan masa
manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai
sisa. tanggal 31 Desember 2010 nilai
wajar aset adalah 4.800.000.
Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh
tanggal 1 Januari 2012 dengan masa
manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai
sisa. tanggal 31 Desember 2010 nilai
wajar aset adalah 4.800.000.
Example Example
1/1/ 2012 Aset tetap 4.000,000
Kas 4.000,000
31/12/ 2012 Beban Penyusutan 800.000
Akumulasi Penyusutan 800.000
31/12/ 2012 Akumulasi Penyusutan 800.000
Aset Tetap 800.000
Aset Tetap 1.600,000
(64)
Revaluation Model
• PT. Kenanga membeli mesin dengan harga 100.000 pada 1 Jan 2010 dan
menggunakan metode revaluasi
• Mesin tersebut
disusutkan dengan metode garis lurus 5thn.
• Pada 31 Desember 2010 direvaluasi sebesar 96.000
Contoh
Contoh
Dr Aset tetap 100,000 Cr Kas 100,000
Dr Aset tetap 100,000
Cr Kas 100,000
Dr Beban Penyusutan 20,000 Cr Akumulasi Penyusutan
20,000
Dr Beban Penyusutan 20,000
Cr Akumulasi Penyusutan
20,000
Dr Akumulasi Penyusutan 20,000 Cr Aset tetap 4,000
Cr Surplus Revaluasi 16,000
Dr Akumulasi Penyusutan 20,000
Cr Aset tetap 4,000
Cr Surplus Revaluasi 16,000
Revaluation Model
Revaluation Model
Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 24,000
Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 24,000
1.1.2010
31.12.2011
(65)
Penyusutan
•
Penyusutan
adalah alokasi sistematis
jumlah yang dapat
disusutkan (depreciable amount)
dari suatu aset selama
umur manfaatnya (useful life)
.
Penyusutan
Penyusutan
Cost Model
Cost Model
Revaluation Model
Revaluation Model
•
Nilai residu
dan
umur manfaat
suatu aset
harus di-review minimum setiap akhir tahun
buku
–
Jika hasil review berbeda dengan estimasi
sebelumnya maka perbedaan tersebut
harus diperlakukan sebagai perubahan
estimasi akuntansi.
(66)
Penyusutan
•
Metode penyusutan yang
digunakan:
–
Harus
mencerminkan
ekspektasi
pola
konsumsi
manfaat
ekonomis
masa
depan atas aset oleh
entitas
.
–
Harus
di-review
minimum
setiap akhir tahun buku, dan
–
Perubahan
metode
diperlakukan
sebagai
Metode Penyusutan Metode Penyusutan
(67)
Aset tak berwujud – PSAK 19
•
Aset tak berwujud memiliki manfaat ekonomi di
masa mendatang, dapat diukur dengan andal
•
Masa manfaat –
–
terbatas dan tidak terbatas
–
Direview setiap tanggal laporan keuangan
•
Ketentuan tentang masa manfaat tak terbatas
•
Model Biaya dan Model Revaluasi
•
Akuisisi aset tak berwujud dalam kombinasi bisnis
•
Akuisisi melalui hibah pemerintah
•
Biaya situs web bukan aset tak berwujud kecuali
(68)
PSAK – 22 dan IFRS 3R Business Combination
Biaya akuisisi Metode Pencatatan
Ruang Lingkup
PSAK 22 1994
• Kecuali
• Under common
control
• Ventura bersama • Purchase dan Polling of
interest
• Komponen harga
perolehan
• Panduan tersendiri
untuk nilai wajar
• Diukur dengan nilai
wajar saat perolehan tidak ada penilaian kembali
• Berdasarkan nilai
tercatat netto Non Pengendali
Akuisisi bertahap
Pengukuran aset dan liab
PSAK 22 2010
• Kecuali • UCC
• Ventura bersama • Akuisisi aset • Metode Akuisisi
• Dibebankan periode
berjalan
• Mengikuti SAK lain • Diukur kembali, selisih
diakui laba/rugi
• Berdasarkan nilai wajar /
porsi aset identifikasi
(69)
Pendapatan - PSAK 23 (2010)
•
Pendapatan
adalah arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
entitas selama suatu periode jika arus masuk
tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi pemilik.
•
Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan
yang
diterima
atau
dapat diterima
•
Diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima
atau dapat diterima dan dikurangi diskon atau
rabat.
•
Jenis pendapatan:
–
Penjualan barang
–
Penjualan jasa
–
Penggunaan aset entitas oleh pihak yang menghasilkan
(70)
Ruang Lingkup PSAK 24
Imbalan
Kerja
Imbalan
Kerja Jangka
Pendek
Pesangon
Paska Kerja
Imbalan
Imbalan
Kerja
Jangka
Panjang
Lainnya
ImbalanJangk a Pendek Absen Bagi hasil atau Bonus Kontribusi Pasti Manfaat Pasti Past service cost Current Service Cost Diterapkan oleh pemberi kerja dalam(71)
Perubahan Signifikan
Pengakua n
keuntunga n dan kerugian
Aktuaria
Melalui
Laba
Rugi
Melalui
OCI
Koridor
Pengakuan keuntungan
dan kerugian
Aktuaria
Melaui
OCI
PSAK 24 R
(72)
Pengakuan dan Pengukuran Imbalan Jangka Pendek
Diakui saat
pekerja telah
memberi jasa
Diakui saat
pekerja telah
memberi jasa
Liabilitas jangka pendek sebagai:
Liabilitas jangka pendek sebagai:
Liabilitas setelah dikurangi yang
telah dibayar, beban dibayar dimuka
jika terjadi kelebihan pembayaran
Beban atau pernyataan lain
membolehkan sbg biaya perolehan
Cuti berimbalan
Cuti berimbalan
jangka pendek
Boleh diakumulasi
pekerja memberikan jasa
diakui pada saat
Boleh diakumulasi
diakui pada saat
pekerja memberikan jasa
(73)
Program Bagi Laba dan Bonus
Syarat pengakuan biaya pembayaran bagi laba dan bonus
Syarat pengakuan biaya pembayaran bagi laba dan bonus
1
Ada kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
2
Dapat diestimasi secara andal
Kewajiban kini timbul jika, dan hanya jika, entitas tidak
mempunyai alternatif realistis lainnya kecuali melakukan
pembayaran.
Kewajiban kini timbul jika, dan hanya jika, entitas tidak
mempunyai alternatif realistis lainnya kecuali melakukan
pembayaran.
(74)
Imbalan Paska Kerja
EMPLOYER EMPLOYER PENSION FUND PENSION FUND EMPLOYEE EMPLOYEE CONTRIBUTION S BENEFIT Defined Contributio n Plans Defined Contributio n Plans Defined Benefit Plans Defined Benefit Plans DEFINED VOLATILE VOLATILE DEFINED RISK LIMIT RISK LIMIT(75)
Program Iuran Pasti
Pengakuan dan
Pengukuran
Diakui sebagai beban
Diakui sebagai beban
Diakui liabilitas (beban
terakru) setelah dikurangi
dengan iuran telah dibayar
atau aset (pembayaran
dimuka jika terdapat
kelebihan).
Diakui liabilitas (beban
terakru) setelah dikurangi
dengan iuran telah dibayar
atau aset (pembayaran
dimuka jika terdapat
kelebihan).
Jika iuran tidak jatuh tempo
seluruhnya dalam 12 bulan
-> didiskonto
Jika iuran tidak jatuh tempo
seluruhnya dalam 12 bulan
-> didiskonto
Pengungkapa
n
•
jumlah yang
diakui sebagai
beban untuk
program iuran
pasti.
•
Informasi
program iuran
pasti untuk
personel
manajemen
kunci
(76)
Program Manfaat Pasti
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti (NKKIP)
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti (NKKIP)
Nilai Wajar Aset Program (NWAP)
Nilai Wajar Aset Program (NWAP)
Faktor-faktor:
Biaya Jasa:
•
Biaya Jasa Kini
•
Biaya Jasa Lalu
•
Keuntungan (kerugian)
atas Penyelesaiaan
• Biaya Bunga
• Remeasurement
(Keuntungan dan kerugian aktuarial)
Biaya Jasa:
•
Biaya Jasa Kini
•
Biaya Jasa Lalu
•
Keuntungan (kerugian)
atas Penyelesaiaan
• Biaya Bunga
• Remeasurement
(Keuntungan dan kerugian aktuarial)
• Pendapatan Bunga
• Iuran atau Penarikan
• Remeasurement
(Keuntungan dan kerugian
• Pendapatan Bunga
• Iuran atau Penarikan
• Remeasurement
(77)
Liabilitas Imbalan Pasti (di Neraca)
+/+ Nilai kini kewajiban imbalan pasti
-/-
Nilai wajar aset program yang
digunakan untuk menyelesaikan
kewajiban secara langsung
Ekuitas (di Neraca)
+/- Penghasilan komprehensif lain
pendapatan atau kerugian
(78)
Ilustrasi 1 – PSAK 24 (Revisi
2013)
•
Imbalan kerja perusahaan:
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal
20X0 200.000
Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X0 200.000
Biaya Jasa Kini 30.000
Tingkat Diskonto 10%
Iuran 24.000
Imbalan 16.000
Nilai Kini Kewajinan imbalan akhir 20X0 250.000
(79)
Ilustrasi 1 – PSAK 24 (Revisi
2013)
JURNAL UMUM MEMO
Beban Kas
Pend
Komprehensif Liabilitas
Nilai Kini
Kewajiban Aset
Saldo awal (200.000) 200.000
Biaya jasa kini 30.000 (30.000)
Biaya bunga 20.000 (20.000)
Pendapatan bunga (20.000) 20.000
Iuran (24.000) 24.000
Imbalan 16.000 (16.000)
Rugi Aktuaria Liabiilitas 16.000 (16.000) Rugi Aktuaria – Aset
Program 6.000 (6.000)
Amortisasi biaya jasa lalu Kerugian (keuntung)
akturial
Jml tahun berjalan 30.000 (24.000) 22.000 (28.000)(250.000) 222.000
Saldo Akhir 22.000 79
Kerugi an Kerugi
an
*Hitung dulu penjumlahan dari 200.000 + 30.000+20.000 – 16.000 = 234.000. Menurut aktuaris 250.000 sehingga kerugian aktuaria = 250.000 – 234.000 = 16.000
**Hitung dulu penjumlahan dari 200.000 + 24.000+24.000 – 16.000 = 228.000. Menurut Dapen aset program pada akhir periode 220.000 sehingga kerugian aktuaria = 250.000 – 234.000 = 6.000
(80)
Jurnal
Beban pensiun
30.000
Penghasilan Komprehensif Lain
22.000
Kas
24.000
Liabilitas
28.000
Liabilitas
Kewajiban manfaat Pensiun
28.000
Ekuitas
Penghasilan komprehensif lain - kerugian
22.000
Notes
Nilai kini Kewajiban
250.000
Aset Program
222.000
Beban pensiun
30.000
Penghasilan Komprehensif Lain
22.000
Kas
24.000
Liabilitas
28.000
Liabilitas
Kewajiban manfaat Pensiun
28.000
Ekuitas
Penghasilan komprehensif lain -
kerugian
22.000
Notes
Nilai kini Kewajiban
250.000
Aset Program
222.000
(81)
Ilustrasi 2 – PSAK 24 (Revisi
2013)
•
Imbalan kerja perusahaan:
KETERANGAN
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal
20X1
250.000
Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X1
222.000
Rugi Aktuaria OCI – Awal 20X1
22.000
Biaya Jasa Kini
34.000
Tingkat Diskonto
10%
Iuran
26.000
Imbalan
20.000
Nilai Kini Kewajinan imbalan – Akhir 20X1
279.500
Nilai wajar aset – Akhir 20X1
276.600
(82)
Ilustrasi 2 – PSAK 24 (Revisi 2013)
JURNAL UMUM MEMO
Beban Kas
Pendapatan
Komprehensif Liabilitas
Keweajiban Program
Aset Program
Saldo awal 22.000 (28.000) (250.000) 222.000
Biaya jasa kini 34.000 (34.000)
Biaya bunga 25.000 (25.000)
Pendapatan bunga (22.200) 22.200
Iuran (26.000) 26.000
Imbalan 20.000 (20.000)
Penurunan (kenaikan) kewajiban (9.500) 9.500
Selisih aktuaria Aset Program (26.400) 26.400
Amortisasi biaya jasa lalu Kerugian (keuntungan) akturial
(83)
Jurnal
Beban pensiun
36.800
Liabilitas manfaat pensiun
25.100
Kas
26.000
Penghasilan Komprehensif Lain
35.900
Liabilitas
Liabilitas manfaat pensiun
2.900
Ekuitas
Penghasilan komprehensif lain
13.900
Notes
Nilai kini Kewajiban (279.500) Aset Program 276.600
Net Liabilitas manfaat pensiun (2.900)
Beban pensiun
36.800
Liabilitas manfaat pensiun
25.100
Kas
26.000
Penghasilan Komprehensif Lain
35.900
Liabilitas
Liabilitas manfaat pensiun
2.900
Ekuitas
Penghasilan komprehensif lain
13.900
Notes
Nilai kini Kewajiban (279.500) Aset Program 276.600
(84)
Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan - PSAK 25
• Kebijakan akuntansi harus menjelaskan pengakuan, pengukuran dan
penyajian.
• Ketika SAK spesifik berlaku, kebijakan akuntansi harus tunduk pada
PSAK dan mempertimbangkan panduan aplikasi, jika tidak ada, menggunakan pertimbangan manajemen.
• Perubahan kebijakan akuntansi tidak diperkenankan kecuali
dipersyaratkan PSAK atau menghasilkan laporan keuangan yang lebih andal dan relevan. Jika ada tidak ada ketentuan transisi
perubahan kebijakan diterapkan secara retrospektif, kecuali tidak praktis
• Penerapan retrospektif suatu perubahan kebijkan akuntansi baru adalah koreksi pengakuan, pengukuran, transaksi, peristiwa dan
kondisi lain seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan.
(85)
Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan - PSAK 25
• Estimasi akuntansi mungkin perlu direvisi jika terjadi perubahan keadaan yang menjadi dasar estimasi atau akibat informasi baru atau tambahan pengalaman.
• Perubahan estimasi akuntansi adalah: Penyesuaian jumlah tercatat yang berasal dari penilaian status kini, dan ekspektasi manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan liabilitas.
• Dampak perubahan estimasi akuntansi, diakui secara prospektif dalam laporan laba rugi pada:
a) Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau
b) Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada keduanya.
• Kesalahan dapat timbul dalam pengakuan, pengukuran, penyajian atau pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan.
• Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif pada laporan keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya dengan:
a) Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu atau
b) Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, maka menyajikan kembali untuk periode lalu sajian paling awal
(86)
Bunga Pijaman PSAK 26
•
Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara
langsung dengan perolehan, konstruksi, atau produksi
aset kualifikasian adalah bagian dari biaya perolehan
aset tersebut.
– biaya pinjaman aktual yang terjadi atas pinjaman tersebut
selama periode berjalan dikurangi
– penghasilan investasi dari investasi temporer pinjaman tersebut.
•
Menggunakan dana secara umum tingkat kapitalisasi
untuk pengeluaran atas aset tersebut.
•
Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi selama suatu
periode tidak boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang
terjadi.
(87)
PSAK 30 & ISAK 8 SEWA
• Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak
kepada lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati.
• Sewa Pembiayaan (Finance Lease) adalah sewa yang
mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan (par. 8)
• ISAK 8 : Dalam menentukan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau mengandung sewa, perlu diperhatikan
substansi perjanjian dan dilakukan evaluasi apakah
– Pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset
– Perjanjian memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tertentu
Jika perjanjian mengandung sewa, maka pihak dalam perjanjian harus menerapkan ketentuan PSAK 30
(88)
PSAK 45 : Organisasi Nirlaba
• Mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba.
• Diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.
• Pemisahan perolehan dana untuk tujuan pertanggungjawaban
• Laporan keuangan Organisasi Nirlaba
• Pernyataan ini menetapkan informasi dasar tertentu yang disajikan dalam laporan keuangan entitas nirlaba.
• Pengaturan yang tidak diatur dalam Pernyataan ini mengacu pada SAK, atau SAK ETAP untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.
Laporan posisi keuangan (neraca) pada
akhir periode laporan
Laporan aktivitas untuk suatu periode
(89)
Akuntansi Pajak Penghasilan –
PSAK 46
•
Beban pajak adalah jumlah dari :
–
Pajak kini
–
Pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam
penghitungan pajak penghasilan
•
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan
netto, kecuali secara hukum tidak mungkin saling
hapus (anak dan induk)
•
Pajak tangguhan disajikan terpisah dari pajak kini.
•
Aset pajak tangguhan direview untuk memastikan
bahwa manfaat di masa mendatang akan
diperoleh entitas
(90)
Perbedaan Pajak dan
Akuntansi -1
PSAK Undang-Undang
AKUNTANSI PAJAK
PERBEDAAN
Perman en
Tempore r
BOOK TAX GAP/ DFFERENCE – Tax Planning atau
(91)
Definisi
•
Aset pajak tangguhan
adalah jumlah
pajak penghasilan yang dapat dipulihkan
pada periode masa depan sebagai akibat
adanya:
a) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan;
b) akumulasi rugi pajak belum dikompensasi; dan
c) akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan,
dalam hal
peraturan perpajakan mengizinkan
.
•
Liabilitas pajak tangguhan
adalah
jumlah pajak penghasilan terutang pada
periode masa depan sebagai akibat adanya
perbedaan temporer kena pajak.
Laba Pajak
>
Laba AkuntansiLaba Akuntansi
>
(92)
Pengakuan pajak kini
•
Jumlah pajak kini, yang belum dibayar
harus diakui sebagai
liabilitas
.
•
Apabila jumlah pajak yang telah dibayar
melebihi jumlah pajak terutang, maka
selisihnya, diakui sebagai
aset
.
•
Manfaat dari rugi pajak yang dapat ditarik
kembali untuk memulihkan pajak kini dari
periode sebelumnya diakui sebagai
aset
.
• Beban Pajak Kini
• Pajak dibayar dimuka = pajak kini < jumlah yang dibayarkan (PPh 28)
• Utang pajak = pajak kini >jumlah yang dibayarkan (PPh 29)
• Beban Pajak Kini
• Pajak dibayar dimuka = pajak kini < jumlah yang dibayarkan (PPh 28)
• Utang pajak = pajak kini >jumlah yang dibayarkan (PPh 29)
(93)
Ilustrasi:
PT. Mitra melaporkan penghasilan sebesar 260.000 dan
beban sebesar 120.000 untuk tiga tahun periode usahanya. Untuk
tujuan pajak, penghasilan yang diterima sebesar 200.000, 300.000
dan 280.000.
Bagaimana hal ini dilaporkan dalam laporan keuangan?
Ilustrasi:
PT. Mitra melaporkan penghasilan sebesar 260.000 dan
beban sebesar 120.000 untuk tiga tahun periode usahanya. Untuk
tujuan pajak, penghasilan yang diterima sebesar 200.000, 300.000
dan 280.000.
Bagaimana hal ini dilaporkan dalam laporan keuangan?
Ilustrasi Perbedaan Temporer –
Liabilitas 1
(94)
Pendapatan Beban
Laba sebelum pajak
Pajak Penghasilan (25%)
260.000 120.000
140.000 35.000
2012 2013 Total
Laporan Keuangan
Laporan Keuangan
2011Ilustrasi Perbedaan Temporer –
Liabilitas 1
260.000 120.000 140.000 35.000 260.000 120.000 140.000 35.000 780.000 360.000 420.000 105.000 PenghasilanBeban yang boleh dikurangkan
Penghasilan kena pajak
200.000 120.000
80.000
2012 2013 Total
Laporan Pajak
2011300.000 120.000 180.000 280.000 120.000 160.000 780.000 360.000 420.000
(95)
Laporan Keuangan (PSAK) Pajak Terutang (Fiskal)
Difference 35.000 20.000 15.000 35.000 2012 45.000 (10.000) 35.000 2013 40.000 (5.000) 105.000 Total 105.000 0
Perbandingan
Perbandingan
2011Perbedaan tersebut akan dilaporkan dalam laporan keuangan
Tahun
Laporan yang diperlkan
2011
2012
2013
Liabilitas pajak tangguhan, bertambah 15.000
Beban pajak kini 20.000; beban pajak tangguhan 15.000
Ilustrasi Perbedaan Temporer –
Liabilitas 1
Liabilitas pajak tangguhan, berkurang 10.000
Beban pajak kini 45.000; manfaat pajak tangguhan 10.000 Liabilitas pajak tangguhan, berkurang 5.000
(96)
Ilustrasi:
PT. Merbabu melaporakan laba sebelum pajak sebesar
3.000.000 pada tahun 2013. Terdapat perbedaan antara akuntansi
dan pajak yang disebabkan oleh beberapa hal berikut:
1. Depresiasi menurut pajak lebih besar dibandingkan menurut
akuntansi sebesar 800.000
2. Pendapatan sewa mesin menurut pajak 1.000.000 lebih besar
dibandingkan menurut akuntansi.
3. Beban sumbangan sebesar 400.000 tidak diperkenankan
menurut pajak.
Tarif pajak yang berlaku sebesar 25%, perbedaan tersebut akan
dapat dipulihkan di masa mendatang. Entitas belum memiliki saldo
Ilustrasi Perbedaan Permanen dan
Temporer
(97)
Ilustrasi Perbedaan Permanen dan
Temporer
2013 Aset Pajak
Tangguhan Liabilitas Pajak Tangguhan Laba sebelum pajak (PSAK) 3.000.000
Perbedaan depresiasi (800.000) 800.000
Perbedaan pendapatan
sewa 1.000.000 1.000.000
Perbedaan sumbangan 400.000
Total penghasilan kena pajak
3.600.000
Pajak terutang (fiskal) 900.000
Pajak tangguhan 250.000 200.000
Jurnal
Beban Pajak penghasilan 850.000 900.000 – 50.000
Aset pajak tangguhan 250.000 Liabilitas pajak
tangguhan 200.000
Utang pajak penghasilan
900.000
(98)
ILUSTRASI – kerugian fiskal
•
Entitas A pada tahun 20x1 mengalami kerugian fiskal 8.000
(diasumsikan kerugian akuntansi nilainya sama).
•
Pada 20x2 entitas laba 2.000, 20x3 laba 3.000 dan 20x4 laba
sebesar 5.000.
•
Tidak terjadi perbedaan akuntansi dan pajak
20X1 20X2 20X3 20X4
Laba akuntansi (8.000) 2.000 3.000 5.000 Beban pajak kini - - - 500 Beban (manfaat) pajak
tangguhan (2.000) 500 750 750 Total beban (manfaat) pajak (2.000) 500 750 1.250 Laba setelah pajak (6.000) 1.500 2.250 3.750
(99)
Tahu
n Jurnal
20X1 Aset pajak tangguhan 2.000
Manfaat pajak tangguhan 2.000
20X2 Beban pajak tangguhan 500
Aset pajak tangguhan 500
20X3 Beban pajak tangguhan 750
Aset pajak tangguhan 750
20X4 Beban pajak tangguhan 750
Aset pajak tangguhan 750
Beban pajak kini 500
Utang pajak kini 500
ILUSTRASI – kerugian
fiskal
(100)
Penurunan Nilai – PSAK 48
• Pada setiap tanggal neraca, perusahaan harus mereview ada atau
tidaknya indikasi penurunan nilai aktiva.
• Pertimbangan dalam menentukan penurunan nilai : – Informasi dari luar perusahaan
– Informasi dari dalam perusahaan
• Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah
jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan dengan nilai pakainya.
• Jika nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aktiva lebih kecil
dari nilai tercatatnya maka nilai tercatat harus diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.
• Penurunan tersebut merupakan rugi penurunan nilai aset dan
harus segera diakui sebagai beban pada laporan laba rugi.
• Beban depresiasi aktiva untuk periode yang akan datang harus
(1)
TRANSAKSI UTANG JANGKA PENDEK
Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC menerima penagihan atas
kegiatan pemeliharaan rutin AC 10.000.000. Kegiatan telah
diselesaikan Namun tagihan diterima setelah tutup anggaran
sehingga tidak dapat dikeluarkan kas untuk membayar
kegiatan tersebut.
Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC menerima penagihan atas
kegiatan pemeliharaan rutin AC 10.000.000. Kegiatan telah
diselesaikan Namun tagihan diterima setelah tutup anggaran
sehingga tidak dapat dikeluarkan kas untuk membayar
kegiatan tersebut.
Tanggal
Finansial
Anggaran
30 Juni Beban
pemeliharaan 200.000.000 Tidak ada jurnal
Utang 200.000.000
30 Juni Utang 10.000.000 Belanja
pemeliharaan 10.000.000
(2)
TRANSAKSI UTANG
Pada 1 April 20X2 Kota Bengawan menerima utang dari Luar
Negeri
5.000.000.000
untuk
pengembangan
jaringan
transportasi yang dapat menunjang industri di kota tersebut.
Utang tersebut berbunga rendah 4% per tahun. Bunga dibayar
setiap tanggal 1 April dan pembayaran akan dilakukan setelah
5 tahun selama 5 kali angsuran.
Pada 1 April 20X2 Kota Bengawan menerima utang dari Luar
Negeri
5.000.000.000
untuk
pengembangan
jaringan
transportasi yang dapat menunjang industri di kota tersebut.
Utang tersebut berbunga rendah 4% per tahun. Bunga dibayar
setiap tanggal 1 April dan pembayaran akan dilakukan setelah
5 tahun selama 5 kali angsuran.
Tanggal
Finansial
Anggaran
1 April
20X2 Kas 5.000.000.000 Perubahan SAL 5.000.000.000
Utang 5.000.000.000 Penerimaan pembiayaan - utang jangka panjang
5.000.000.000
31 Des
20X3 Beban bunga 150.000.000 Tidak ada jurnal Utang
bunga 150.000.000
1 Des
20X3 Utang bunga 150.000.000 Belanja bunga 200.000.000 Beban bunga 50.000.000 Perubahan SAL 200.000.000
(3)
Entitas membeli peralatan awal 2013 sebesar 200 juta, masa manfaat 5 tahun.
• 1 Jan 2015 akumulasi penyusutan = 80 koreksi
• Koreksi kesalahan//kebijakan 80
• Akumulasi penyusutan 80
• Beban penyusutan 40
• Akumulasi penyusutan 40
• Beban penyusutan 40 LO
• Koreksi kesalahan 80 LPE
• Akumulasi penyusutan 120 Neraca
Entitas 3 Jan 2014 membayar sewa sebesar 500 juta untuk masa sewa 5
tahun.
• 1 Jan 2015 sewa dibayar dimuka = 400 koreksi
• Sewa dibayar dimuka 400
• Koreksi kesalahan/kebijakan 400
• Beban sewa 100
• Sewa dibayar dimuka 100
• Sewa dibayar dimuka 300 Neraca
• Beban sewa 100 LO
• Koreksi kesalahan 400 LPE
Persediaan awal sebesar 200 juta, belanja barang sebesar 1.500juta, stock opname 500 juta.
• Persediaan 1.500 Belanja barang 1.500
• Kas 1.500 Perubahan SAL 1.500
• Beban barang 1.200
• Persediaan 1.200
(4)
Entitas memiliki peralatan dan tahun perolehan berikut ini:
ILUSTRASI
Aset Nilai Masa
manfaat Tahun Terlewat DepresiaBeban si
Akumula si Depresia
si 1/1/2015
A 40.000 40 2005 10 1.000 10.000
B 10.000 20 2008 7 500 3.500
C 2.000 10 2012 3 200 600
D 1.500 5 2010 5 300 1.500
E 1.600 4 2013 2 400 800
TOT 2.400 16.400
Entitas memiliki peralatan dan tahun perolehan berikut ini:
Beban Penyusutan
2.400
Koreksi kesalahan/kebijakan
16.400
(5)
Entitas pada 4 Januari 2012 menerima pendapatan sewa untuk masa sewa 5 tahun sebesar 250juta.
• 1 Jan 2015 pendapatan sewa diterima dimuka = 100 koreksi
• Koreksi kesalahan//kebijakan 100
• Pendapatan diterima dimuka 100
• Pendapatan diterima dimuka 50
• Pendapatan sewa 50
• Koreksi kesalahan 100 LPE
• Pendapatan sewa 50 LO
• Pendapatan diterima dimuka 50 Neraca
Entitas 31 Desember 2015 memiliki piutang pajak 400. Piutang awal tahun
300 juta. Selama satu tahun terdapat penerimaan pajak kas 5.000
• Kas 5.000 Perubahan SAL 5.000
• Pendapatan pajak LO 5.000 Pendapatan LRA 5.000
• Piutang pajak 100
• Pendapatan pajak LO 100
(6)
TERIMA
KASIH
Profesi untuk
Mengabdi pada
Negeri
Dwi Martani 081318227080
martani@ui.ac.id atau d wimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/ Dwi Martani
081318227080
martani@ui.ac.id atau d wimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/