OVERVIEW PSAK SAK ETAP DAN PSAP 09122015

(1)

PERKEMBANGAN

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PSAK, SAK ETAP DAN PSAP


(2)

Agenda

PSAK berbasis IFRS

1.

SAK ETAP

2.

PSAP

3.

St

an

da

r A

ku

nt


(3)

Standar Akuntansi

Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan

keuangan yang relevan dan reliable

(

representational faitfullness

)

Memudahkan penyusun laporan keuangan

karena ada pedoman baku sehingga

meminimalkan bias dari penyusun

Memudahkan auditor dalam mengaudit

Memudahkan pembaca laporan keuangan

untuk menginterpretasikan dan

membandingkan laporan keuangan entitas

yang berbeda.

Pengguna laporan keuangan banyak pihak

sehingga penyusun tidak dapat menjelaskan

kepada masing-masing pengguna

Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan

keuangan yang relevan dan reliable

(

representational faitfullness

)

Memudahkan penyusun laporan keuangan

karena ada pedoman baku sehingga

meminimalkan bias dari penyusun

Memudahkan auditor dalam mengaudit

Memudahkan pembaca laporan keuangan

untuk menginterpretasikan dan

membandingkan laporan keuangan entitas

yang berbeda.

Pengguna laporan keuangan banyak pihak

sehingga penyusun tidak dapat menjelaskan

kepada masing-masing pengguna


(4)

Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan memberikan infomasi  posisi keuangan, kinerja

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan Laporan keuangan memberikan infomasi  posisi keuangan, kinerja

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), dan pertanggungjawaban sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), dan pertanggungjawaban sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Memenuhi kebutuhan sebagian besar pemakai. Memenuhi kebutuhan sebagian besar pemakai.

Laporan keuangan,

Laporan Tahunan (Annual Reporting), Laporan keuangan,

Laporan Tahunan (Annual Reporting),

Laporan perusahaan Laporan perusahaan


(5)

Empat Pilar Standar Akuntansi

Indonesia

IFRS hanya diadopsi PSAK full 2012, pada tahun 2013

dilakukan revisi beberapa standar dan ditambahkan standar baru 65, 66, 67, 68 yang akan efektif pada tahun 2015

SAK ETAP digunakan untuk entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik tidak signifikan.

DSAS telah mengeleluarkan 10 PSAK Syariah

Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

signifikan - SAK-ETAP

Standar Akuntansi Syari’ah – SAK

Syariah

Standar Akuntansi Pemerintahan -

SAP


(6)

SAK ETAP

SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa

akuntabilitas publik

signifikan

ETAP adalah entitas yang:

– Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan

– Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal.

Menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises.

Lebih sederhana antara lain:

– Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan

– Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode ekuitas.

– Pajak menggunakan konsep pajak terutang bukan pajak tangguhan


(7)

PSAK SYARIAH

Basis transaksi

Digunakan oleh entitas yang melakukan

transaksi syariah baik entitas lembaga syariah

maupun non lembaga syariah

Pengembangan dengan model PSAK umum

namun berbasis syariah dengan acuan fatwa

MUI

PSAK 100 – PSAK 110

• PSAK 106 Akuntansi Musyarakah

• PSAK 107 Akuntansi Ijarah

• PSAK 108 Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah

• PSAK 109 Akuntansi Zakat, Infaq dan Shadaqoh

• PSAK 110 Akuntansi Sukuk

• PSAK 106 Akuntansi Musyarakah

• PSAK 107 Akuntansi Ijarah

• PSAK 108 Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah

• PSAK 109 Akuntansi Zakat, Infaq dan Shadaqoh

• PSAK 110 Akuntansi Sukuk

• PSAK 101 Penyajian Laporan Keuangan Syariah

• PSAK 102 Akuntansi Murabahah) Revisi 2013

• PSAK 103 Akuntansi Salam

• PSAK 104 Akuntansi Istishna

• PSAK 105 Akuntansi Mudharabah

• PSAK 101 Penyajian Laporan Keuangan Syariah

• PSAK 102 Akuntansi Murabahah) Revisi 2013

• PSAK 103 Akuntansi Salam

• PSAK 104 Akuntansi Istishna

• PSAK 105 Akuntansi Mudharabah


(8)

SAP

Instansi Pemerintah menggunakan Standar

Akuntansi Pemerintahan, PP 24 tahun 2005  PP

71 tahun 2010

Standar disusun oleh Komite Akuntansi

Pemerintahan kemudian ditetapkan dengan PP

Diterapkan untuk entitas pemerintah dalam

menyusun LKPP dan LKPD:

instansi pemerintah pusat

Instansi pemerintah daerah

BLU dikonsolidasikan dengan LKP – menggunakan PSAP

dan PSAK,


(9)

PSAK – IFRS BASED

Wajib diterapkan untuk entitas dengan

akuntabilitas publik seperti: Emiten, perusahaan

publik, perbankan, asuransi, dan BUMN.

Dapat diterapkan oleh entitas lainya.

Basis transaksi, bukan basis industri.

Tujuan: memberikan informasi yang relevan bagi

user laporan keuangan

Indonesia melakukan adopsi penuh 1 Januari 2012

– tahap 1


(10)

IFRS Global Standard

IFRS merupakan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku

secara global

Proses akuntansi merupakan proses umum yang terjadi pada

setiap entitas sehingga penggunaan standar yang sama akan memudahkan pengguna dalam memahami laporan keuangan.

Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di

Washington DC, 15 November 2008 :

“Strengthening Transparency and Accountability” • Pertemuan G20 di London, 2 April 2009 menghasilkan

kesepakatan untuk

Strengthening Financial Supervision and

Regulation  “to call on the accounting standard setters to

work urgently with supervisors and regulators to improve


(11)

Manfaat IFRS

Meningkatkan daya banding laporan keuangan.

Memberikan informasi yang berkualitas di pasar

modal internasional

Menghilangkan hambatan arus modal

internasional dengan mengurangi perbedaan

dalam ketentuan pelaporan keuangan.

Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi

perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis

keuangan bagi para analis.

Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan


(12)

Karakteristik Standar ??

Principle

Based :

Judgment

Dinamis

Fair Value

Lebih


(13)

Karakteristik IFRS

IFRS menggunakan Principles Base “ :

Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar

sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.

Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi

apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.

Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar

akuntansi.

Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai

pasar aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan jasa penilai

Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak

baik kuantitaif maupun kualitatif

IFRS secara dinamis akan berubah mengikuti perkembangan


(14)

Pasca Konvergensi PSAK 2012 = IFRS (kecuali IFRS

terbaru)

Perbedaan IFRS dengan PSAK dijelaskan dalam

Standar bagian depan.

Substansi / konseptual

Redaksional

Tanggal efektif

Secara gradual, IFRS sudah diterapkan mengikuti

pemberlakuan PSAK yang bersangkutan.


(15)

Sejarah Standar Akuntansi

Pra

PAI

1973

PAI

1973

Harmonis

asi IAS

1994-2007

Konverg

ensi

IFRS

2008-2012

Konverg

ensi

IFRS

2012-2015

15

8 Desember 2008 Komitmen

mendukung IFRS sebagai standar

akuntansi keuangan global

8 Desember 2008 Komitmen mendukung IFRS sebagai standar akuntansi keuangan global Efektif 1 Januari 2012 Efektif 1 Januari 2012 Efektif 1 Januari 2015 Efektif 1 Januari 2015


(16)

Roadmap IFRS di Indonesia

Efektif < 2010

Efektif < 2010

3 PSAK1 ISAK9 PPSAK1 PISAK

3 PSAK1 ISAK9 PPSAK1 PISAK

Efektif 2011

Efektif 2011

16 PSAK6 ISAK1 PPSAK

16 PSAK6 ISAK1 PPSAK

Efektif 2012

Efektif 2012

11 PSAK12 ISAK3 PPSAK

11 PSAK12 ISAK3 PPSAK

Efektif 2013

Efektif 2013

22 PSAK1 ISAK2 PPSAK

22 PSAK1 ISAK2 PPSAK

Efektif 2014&2 015 Efektif 2014&2 015

4 PSAK

9 Revisi PSAK4 ISAK (2014)1 PPSAK

(2014)

Penyesuan

SAK

4 PSAK

9 Revisi PSAK4 ISAK (2014)1 PPSAK

(2014)

Penyesuan

SAK

IAS / IFRS dalam proses adopsi: a. IFRS 9 Financial Instruments b. IFRS 14 Regulatory Deferral

Diskusi IFRS

a. IFRS 4 Insurance Contract b. Leases


(17)

PSAK 2013 & 2014

N

O IFRS STATUS

1 IFRS 10: Consolidated Financial

Statements PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian [1 Jan 2015]

2 IFRS 11: Joint Arrangements PSAK 66: Pengaturan Bersama [1 Jan 2015]

3 IFRS 12: Disclosure of Interests in

Other Entities PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain [1 Jan 2015]

4 IFRS 13: Fair Value Measurement PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar [1 Jan 2015]

5 IFRIC 18: Transfer of Assets from

Customers ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan [1 Jan 2014] 6 IFRIC 19: Extinguishing Financial

Liabilities with Equity Instruments ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas [1 Jan 2014]

7 IFRIC 20: Stripping Costs in the Production Phase of a Surface Mining

ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah tahap Produksi pada


(18)

PSAK 2013 & 2014

N

O IFRS STATUS

1 IAS 1: Presentation of Financial

Statements PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan [1 Jan 2015] 2 IAS 19: Employee Benefits PSAK 24: Imbalan Kerja [1 Jan 2015]

3 IAS 27: Separate Financial

Statements PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri [1 jan 2015] 4 IAS 28: Investments in

Associates and Joint Ventures

PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama [1 Jan 2015]

5 IAS 32: Financial Instruments:

Presentation PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]

6 IAS 36: Impairment of Assets PSAK 48: Penurunan Nilai Aset [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015] 7 IAS 39: Financial Instruments:

Recognition and Measurement (IFRS 9 eff 2018 belum

diadopsi)

PSAK 55: Instrumen Keuangan:

Pengakuan dan Pengukuran [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015] 8 IFRS 7: Financial Instruments: PSAK 60: Instrumen Keuangan:


(19)

PSAK non IFRS

1. PSAK 28:

Akuntansi Kontrak Asuransi

Kerugian

;

2. PSAK 36:

Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa

;

3. PSAK 38:

Akuntansi Restrukturisasi Entitas

Sepengendali

;

4. PSAK 34: Kontrak Konstruksi

5. PSAK 44: Pendapatan Real Estate

6. PSAK 45:

Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

;


(20)

Perkembangan Setelah 1 Januari

2015

IFRS 9 Financial Instruments (efektif 1 Januari

2018)

IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts (efektif 1

Januari 2016)

IFRS 15 Revenue from Contracts with Customers

(efektif 1 Januari 2017)

IFRIC 21 Levies (efektif 1 Januari 2014) – dalam

pertimbangan DSAK IAI

Amandemen IAS 41 Agriculture (efektif 1 Januari

2016)

IFRS terbaru:

Amandemen IFRS 4 Insurance Contracts

IFRS on Leases


(21)

Public Hearing 30 Juni 2015

ISAK 30 Pungutan

Amandemen IAS 1 Disclosure Initiative

Amandemen PSAK 1 : Prakarsa

Pengungkapan

Amandemen IFRS 4 IAS 16 dan IAS 38

Amandemen PSAK 16 dan PSAK 19:

Klarifikasi yang Diterima untuk Penyusutan

dan Amortisasi

Amandemen IAS 19 Defined Plans: Employee

Contributions

Amandemen PSAK 24: Program Manfaat Pasti

Kontribusi Pekerja


(22)

Public Hearing 21 September 2015

PSAK 69 Agrikultur

ISAK 31 Interpretasi atas Ruang Lingkup Properti

Investasi

Amandemen PSAK 4 : Metode Ekuitas dalam

Laporan Keuangan Tersendiri

Amandemen PSAK 15, 65 dan 67 : Entitas Investasi

Penerapan Pengecualian Konsolidasi

Amandemen PSAK 66: Akuntansi Akuisisi

Kepentingan dalan Operasi Bersama


(23)

PSAK 69

• Aktivitas agrikultur (agricultural activity) adalah manajemen transformasi biologis dan panen aset biologis oleh entitas untuk

dijual atau untuk dikonversi menjadi produk agrikultur atau menjadi aset biologis tambahan.

• Aset biologis (biological asset) adalah hewan atau tanaman hidup.

• Produk agrikultur (agricultural produce) adalah produk yang dipanen dari aset biologis milik entitas.

• Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode pelaporan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk

menjual, kecuali untuk kasus yang dideskripsikan dalam paragraf 30 dimana nilai wajar tidak dapat diukur secara andal.

• Aset biologi yang menghasilkan (bearer asset) merupakan aset tetap yang pembebanannya akan dilakukan dengan proses amortisasi.

• Produk agrikultur yang dipanen dari aset biologis milik entitas diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pada titik panen. Setelah panen  biaya perolehan persediaan.


(24)

PSAK

No IFRS PSAK

 1 IFRS 1 First-time Adoption of International Financial Reporting Standards

   

 2 IFRS 2 Share-Based Payment PSAK 53 Pembayaran Berbasis Saham (R2011)

 3 IFRS 3 Business Combinations PSAK 22 Kombinasi Bisnis (revisi 2010)

 4 IFRS 4 Insurance Contracts PSAK 62 Kontrak Asuransi (revisi 2011)

 5 IFRS 5 Non-current Assets Held for Sale and Discontinued

Operations

PSAK 58 Aset Tidak Lancar Yang Dimiliki Untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan (revisi 2009)

 6 IFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral Resources

PSAK 64 Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral (R2011)

 7 IFRS 7 Financial Instruments : Disclosure

PSAK 60 Instrumen Keuangan Pengungkapan (R2011)

 8 IFRS 8 Operating Segments PSAK 5 Segmen Operasi (revisi 2009)

 9 IFRS 9 Financial Instrument Proses

 10 IFRS 10

Consolidated Financial Statement

PSAK 65 Laporan Keuangan Konsolidasian

 11 IFRS 11

Joint Arrangement PSAK 66 Pengaturan Bersama


(25)

PSAK & ISAK

25

No IFRS PSAK

 1 IFRIC 1 Changes in Existing Decommissioning, Restoration and similar liabilities

   

 2 IFRIC 2 Members’ Share in Co-operative Entities

and Similar Instruments    

 3 IFRIC 4 Determining whether an arrangement contains a Lease

ISAK 24 Evaluasi Substansi Beberapa

Transaksi yang mengandung Bentuk Legal Sewa

 4 IFRIC 5 Rights to Interests arising from Decommissioning, Restoration and Environmental rehabilitation Funds

 5 IFRIC 6 Liabilities arising from Participating in a Specific Market – Water electrical and Electronic Equipment

   

 6 IFRIC 7 Applying the Restatement Approach under IAS 29

ISAK 19 Penerapan Penyajian Kembali dalam PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi

 7 IFRIC 10

Interim Financial Reporting and Impairment

ISAK 17

Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai

IFRIC

19 Extinguishing Financial Liabilities with Equity Instruments ISAK 28 Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas IFRIC

20 Stripping Costs in theProduction Phase of a Surface Mining ISAK 29 Biaya Pengupasan Lapisan Tanah tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka,

 8 IFRIC

12 Service Concession Arrangements ISAK 16 Perjanjian Konsesi Jasa


(26)

PSAK & ISAK

No IFRS PSAK

 1 IAS 1 Presentation of Financial

Statements PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan (revisi 2009)  Revisi 2013

 2 IAS 2 Inventories PSAK 14 Persediaan (revisi 2008)

 3 IAS 7 Statement of Cash Flows PSAK 2 Laporan Arus Kas (revisi 2009)

 4 IAS 8 Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors

PSAK 25 Kebijakan Akuntansi Perubahan estimasi Akuntansi, dan Kesalahan (revisi 2009)

 5 IAS 10 Event after the reporting Period

PSAK 8 Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporan(revisi 2010)

 6 IAS 11 Construction Contracts PSAK 36 Kontrak Konstruksi (revisi 2011)

 7 IAS 12 Income Taxes PSAK 46 Pajak Penghasilan (revisi 2005)

 8 IAS 16 Property, Plant and Equipment PSAK 16 Aset Tetap(revisi 2007)

 9 IAS 17 Leases PSAK 30 Sewa (revisi 2007)

 10 IAS 18 Revenue PSAK 23 Pendapatan (revisi 2010)

 11 IAS 19 Employee Benefits PSAK 24 Imbalan Kerja (revisi 2010)  Revisi 2013

 12 IAS 20 Accounting for Governance Grants and Disclosure of Government Assistance

PSAK 61 Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan


(27)

PSAK & ISAK

No IFRS PSAK

 13 IAS 21 The Effects of Changes in Foreign

Exchange Rates PSAK 10 Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing (revisi 2010)

 14 IAS 23 Borrowing Costs PSAK 26 Biaya Pinjaman (revisi 2009)

 15 IAS 24 Related Party Disclosures PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi (revisi 2009)

 16 IAS 26 Accounting and Reporting by

Retirement Benefit Plans PSAK 18 Akuntansi Dana Pensiun (revisi 2011)

 17 IAS 27 Consolidated and Separate

Financial Statement PSAK 4 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri (revisi 2009)  Revisi 2013 Laporan Keuangan Tersendiri

 18 IAS 28 Investment in Associates PSAK 15 Investasi Asosiasi (revisi 2009)  Revisi 2013 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama

 19 IAS 29 Financial Reporting in

Hyperinflationary Economies PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi (revisi 2010)

 20 IAS 31 Interests in Joint Ventures PSAK 12 Bagian Partisipasi Dalam Ventura Bersama (revisi 2009)

 21 IAS 32 Financial Instruments: Presentation PSAK 50 Instrumen Keuangan Penyajian (revisi 2010)

 22 IAS 33 Earnings per Share PSAK 56 Laba per Saham (revisi 2009)

 23 IAS 34 Interim Financial Reporting PSAK 3 Laporan Keuangan Interim (revisi 2010)


(28)

PSAK & ISAK

No IFRS PSAK

 25 IAS 37 Provisions, Contingent Liabilities

and Contingent Assets PSAK 57 Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi (revisi 2009)

 26 IAS 38 Intangible Assets PSAK 19 Aset Tidak Berwujud (revisi 2010)

 27 IAS 39 Financial Instruments: Recognition

and Measurement PSAK 55 Instrumen keuangan: Pengakuan dan Pengukuran (revisi 2010)

 28 IAS 40 Investment Property PSAK 13 Properti Investasi (revisi 2007)

 29 IAS 41 Agriculture    

 30 SIC 12 Consolidation – Special Purpose

Entities ISAK 7 Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus (revisi 2009)

 31 SIC 13 Jointly Controlled Interest – non

Monetary Contribution by Ventures ISAK 11 Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer

 32 SIC 15 Operating Leases – Incentives ISAK 19 Sewa Operasi – Insentif

 33 SIC 21 Income Taxes – Recovery of

Revalued non Depreciable Assets    

 34 SIC 27 Evaluating the Substance

Transaction in the Legal Form of Lease

ISAK 8 Transaksi Mengandung Sewa

 35 SIC 32 Intangible Assets – Website Costs ISAK 14 Biaya Situs Web


(29)

IFRS – ED Conceptual

Framework

CHAPTER 1—THE OBJECTIVE OF GENERAL PURPOSE FINANCIAL REPORTING

Fundamental: relevance & representation faithfulness

Enhancing: comparability, verifiability, timelines, understandability

CHAPTER 2—QUALITATIVE CHARACTERISTICS OF USEFUL FINANCIAL INFORMATION

CHAPTER 3—FINANCIAL STATEMENTS AND THE REPORTING ENTITY

Asset, liability, equity, income and expense

CHAPTER 4—THE ELEMENTS OF FINANCIAL STATEMENTS

Historical, current value, fair value, value in used & fulfilment value

CHAPTER 6—MEASUREMENT

CHAPTER 7—PRESENTATION AND DISCLOSURE


(30)

PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan

Latar Belakang Perubahan 2013

Perbaikan dengan penggunaan istilah yang lebih

tepat

Pengaruh perkembangan PSAK lain yang belum

dikeluarkan tahun 2009

Mengikuti perubahan terakhir IAS 1 tahun 2010 :

pemisahaan penghasilan komprehensif lain dan

penyajian informasi komparatif.

Efektif berlaku 1 Januari 2015, tidak ada

penerapan dini.


(31)

Komponen Laporan Keuangan

a. laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode; b. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain

selama periode;

c. laporan perubahan ekuitas selama periode; d. laporan arus kas selama periode;

e. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan

ea informasi komparatif untuk mematuhi periode

sebelumnya sebagaimana ditentukan dalam paragraf 38 dan 38A

f. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif sebelumnya yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau

membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya sesuai dengan paragraf 40A-40D.


(32)

Informasi Komparatif Minimum

38,38A, 38B

• Entitas menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali diizinkan atau disyaratkan lain oleh SAK.

• Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari

laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.

• Entitas menyajikan minimal, dua laporan posisi keuangan, dua laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dua laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), dua laporan arus kas dan dua laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan terkait.

• Dalam beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan dalam laporan keuangan untuk periode sebelumnya masih tetap relevan pada periode berjalan.


(33)

Informasi Komparatif -

Tambahan

• Entitas dapat menyajikan informasi komparatif sebagai tambahan atas laporan keuangan komparatif minimum yang disyaratkan PSAK/ISAK, sepanjang informasi tersebut disusun sesuai dengan PSAK/ISAK.

• Informasi komparatif ini dapat berisi terdiri satu atau lebih laporan keuangan, namun tidak terdiri dari laporan keuangan lengkap.

• Ketika hal ini terjadi, entitas menyajikan catatan informasi yang berhubungan dengan laporan tambahan tersebut.

• Misalnya, entitas dapat menyajikan tiga laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (sehingga menyajikan periode berjalan, periode sebelumnya, dan satu periode komparatif tambahan).

• Entitas tidak disyaratkan untuk menyajikan tiga laporan posisi keuangan, tiga laporan arus kas, atau tiga laporan perubahan ekuitas (yaitu laporan keuangan komparatif tambahan). Entitas disyaratkan menyajikan, dalam catatan atas laporan keuangan, informasi komparatif yang terkait dengan laporan tambahan atas laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.


(34)

Perubahan Kebijakan Akuntansi, Penyajian

kembali, retrospektif atau reklasifikasi

Entitas menyajikan laporan posisi keuangan ketiga pada

posisi awal periode sebelumnya sebagai tambahan atas

laporan keuangan komparatif minimum jika:

a. entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif, membuat penyajian kembali retrospektif atas pos-pos

dalam laporan keuangan atau reklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan; dan

b. penerapan retrospektif, penyajian kembali retropsektif atau reklasifikasi memiliki dampak material atas informasi dalam laporan posisi keuangan pada awal periode sebelumnya.

Entitas menyajikan tiga laporan posisi keuangan pada:

– (a) akhir periode berjalan;

– (b) akhir periode sebelumnya; dan


(35)

(36)

Penghasilan Komprehensif Lain

Penghasilan komprehensif lain: berisi pos-pos

penghasilan dan beban (termasuk penyesuaian

reklasifikasi) yan tidak diakui dalam laba rugi

sebagaimana disyaratkan atau diizinkan oleh SAK

Komponen penghasilan komprehensif:

Selisih revaluasi aset tetap

Pengukuran kembali program imbalan pasti

Laba rugi dampak dari penjabaran laporan keuangan

Perubahan nilai investasi available for sales


(37)

Informasi dalam Penghasilan Komprehensif

Lain

Bagian penghasilan komprehensif lain menyajikan pos-pos

untuk jumlah penghasilan komprehensif lain dalam periode berjalan, diklasifikasikan berdasarkan sifat (termasuk bagian penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan

ventura bersama yang dicatat menggunakan metode ekuitas) dan dikelompokkan, sesuai dengan PSAK/ISAK lainnya:

a) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan

b) akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.

Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul, dan subtotal jika

penyajian tersebut relevan untuk pemahaman kinerja keuangan entitas.

Entitas tidak diperkenankan untuk meyajikan pos-pos

penghasilan dan beban seperti pos luar biasa dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain atau dalam


(38)

Penghasilan Komprehensif Lain – Tidak Direklasifikasi

Entitas melakukan revaluasi aset tetap pada 2 Januari

2015. Nilai perolehan 600.000 akumulasi depresiasi

200.000. Aset direvaluasi menjadi 500.000 dan masa

manfaat tersisa 10 tahun.

Jurnal saat revaluasi

– Akumulasi Depresiasi 200.000

– Aset tetap 200.000

– Aset tetap 100.000

– Surplus revaluasi 100.000

Jurnal saat depresiasi

– Beban Depresiasi 50.000

– Akumulasi Depresiasi 50.000


(39)

Penghasilan Komprehensif Lain – Direklasifikasi

Entitas membeli investasi tersedia dijual seharga

100.000 pada 1 Desember 2015. Pada 31 Desember

nilainya naik menjadi 115.000. Inbvestasi ini dijual

dengan harga 110.000 pada 1 Maret 2016.

Jurnal saat pembelian

– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 100.000

– Kas 100.000

Jurnal saat penilaian 31 Desember 2015

– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 15.000

– Penghasilan komprehensif lain 15.000

Jurnal saat penjualan 1 Maret 2016

– Kas 110.000

– Penghasilan komprehensif lain 15.000

– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 115.000


(40)

Ilustrasi Penerapan

PSAK 1 R2013


(41)

Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013

41


(42)

(43)

PSAK 2: LAPORAN ARUS KAS

Informasi arus kas entitas berguna sebagai

dasar untuk menilai kemampuan entias

dalam menghasilkan kas dan setara kas

serta menilai kebutuhan kas entitas untuk

menggunakan arus kas tersebut.

Laporan arus kas menggambarkan

perubahan historis dalam kas dan setara kas

yang diklasifikasikan atas aktivitas operasi,

investasi dan pendanaan selama satu


(44)

PSAK 3 : Laporan Interim

Laporan keuangan interim: laporan keuangan, baik laporan

keuangan lengkap atau laporan keuangan ringkas untuk

suatu periode interim.

LK Interim dapat disajikan secara lengkap atau ringkas

Komponen Minimal Laporan Interim

– Laporan posisi keuangan ringkas

– Laporan laba rugi komprehensif ringkas.

Kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan

tahunan diterapkan dalam laporan keuangan interim,

kecuali untuk perubahan kebijakan akuntansi yang

dilakukan setelah tanggal laporan keuangan tahunan

terkini.


(45)

(46)

Ketentuan LK Tersendiri

Sebagai

bagian dari

informasi

tambahan

Sebagai

bagian dari

informasi

tambahan

Investasi

dicatat

dengan

menggunaka

n metode

biaya

Dividen

diakui saat

ditetapkan

Investasi

dicatat

dengan

menggunaka

n metode

biaya

Dividen

diakui saat

ditetapkan

Hanya

untuk

entitas

terkonsolida

si

Hanya

untuk

entitas

terkonsolida

si

Ketentuan


(47)

PSAK 5 Segmen

Segmen operasi adalah komponen dari entitas:

– Terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan

dan menimbulkan beban,

– Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk alokasi sumber daya dan menilai kinerja, dan

– Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan

Kriteria suatu unit dianggap sebagai segmen: 10% dari

pendapatan, laba rugi atau aset.

Pengungkapan:

– Jika tidak memenuhi ambang batas dapat dipertimbangkan (10% pendapatan, laba rugi atau aset)  jika manjemen percaya informasi tersebut berguna bagi pengguna.

– Yang tidak memenuhi ambang batas dapat digabung jika memenuhi kriteria agregasi.

– Jika yang dilaporkan kurang dari 75% dari pendapatan entitas  tambahan segmen diidentifikasi (walau tidak memenuhi

kriteria).

– Segmen operasi lain yang tidak dilaporkan digabungkan dan diungkapkan dalam kategori “semua segmen lain”.


(48)

Ilustrasi Segmen

Pelaporan segmen ad. Segment reporting

Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya, menilai kinerja segmen operasi dan membuat keputusan strategis.


(49)

PSAK 7 Pengungkapan Pihak

Berelasi

Mengapa perlu ??

Laporan Posisi

Keuangan

Dan Laba Rugi

Transaksi dan

Saldo

Dipengaruh

i

Keberadaan pihak yang

mempunyai hubungan

istimewa

Komitment dengan pihak


(50)

PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi

Identifikasi hubungan dan transaksi

dengan pihak-pihak berelasi

Identifikasi saldo, komitmen antara entitas

dengan pihak-pihak berelasi.

Menentukan pengungkapan yang

diperlukan baik untuk LK konsolidasian,

tersendiri, yang disajikan individual.

Pengungkapan atas sifat hubungan


(51)

PSAK 8 Peristiwa setelah Periode

Pelaporan

Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang

terjadi antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporan

keuangan diotorisasi untuk terbit

Peristiwa setelah periode pelaporan yang memerlukan

penyesuaian adalah peristiwa yg memberikan bukti atas

adanya kondisi pada akhir periode pelaporan

Peristiwa setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan

penyesuaian adalah peristiwa yang mengindikasikan

kondisi setelah periode pelaporan

Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah

tanggal laporan keuangan sudah final

– Laporan keuangan diaudit : tanggal laporan auditor

– Laporan keuangan tidak diaudit : tanggal laporan keuangan selesai disusun manajemen


(52)

(53)

PSAK 10 :

Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

• Entitas menyajikan laporan keuangan dengan menggunakan mata uang fungsionalnya.

– Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana suatu entitas beroperasi

– Mata uang asing : mata uang selain mata uanng fungsional

• Akuntansi transaksi dan saldo dalam mata uang asing, kecuali transaksi dan saldo derivatif (PSAK 55)  disajikan dengan mata uang fungsional. Selisih kurs diakui dalam laba rugi:

– Suatu transaksi mata uang asing harus dicatat dalam mata uang fungsional

– Dihitung ke dalam mata uang fungsional dengan kurs spot antara mata uang fungsional dan mata uang asing pada tanggal transaksi

• Menjabarkan hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar negeri yang termasuk dalam laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian.

– Translasi  dari mata uang fungsional ke mata uang pelaporan yang berbeda. Selisih akan diakui sebagai penghasilan komprehensif lain.


(54)

Properti Investasi – PSAK 13

Properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—

atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee

melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau

untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya.

Pengakuan

Entitas dapat memilih model nilai wajar atau model biaya

sebagai kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan

tersebut pada seluruh properti investasinya.

Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas

properti investasi diakui dalam laporan laba rugi

Nilai wajar harus mencerminkan kondisi pasar pada


(55)

Pengukuran setelah Pengakuan

Awal

Fair value model

(PSAK 13)

• Menggunakan nilai wajar

• Menggunakan nilai wajar • Menggunakan nilai wajarMenggunakan nilai wajar

Revaluation model

(PSAK 16)

• Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.

• Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.

• Perubahan nilai wajar diakui dalam ekuitas atau laporan laba rugi jika rugi (loss)  impairment

• Perubahan nilai wajar diakui dalam ekuitas atau laporan laba rugi jika rugi (loss)  impairment

• Tidak ada penyusutan.

• Tidak ada penyusutan. • Penyusutan.Penyusutan.

• Mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca.

• Mencerminkan kondisi pasar

pada tanggal neraca. • Tidak spesifik, hanya mengharuskan secara reguler

(terjadi perbedaan signifikan ) • Tidak spesifik, hanya

mengharuskan secara reguler (terjadi perbedaan signifikan )


(56)

Persediaan – PSAK 14

Biaya perolehan terkait selisih valuta asing yang terkait

pembelian persediaan dapat diakui sebagai biaya perolehan

persediaan.

Nilai persediaan tidak termasuk pembayaran yang ditagihkan

kepada pihak ketiga contoh pajak.

Biaya perolehan persediaan secara tangguh diatur dan dapat

menimbulkan beban bunga.

Persediaan disajikan di neraca sebesar nilai terendah antara

harga perolehan

dan

nilai realisasi bersih 

kerugian

yang timbul atau recovery kerugian diklastifikasikan dalam

pendapatan lain-lain


(57)

Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama PSAK 15

Entitas Asosiasi  entitas yang mana investor memiliki pengaruh

signifikan

Ventura Bersama  pengaturan bersama yang para pihaknya

memiliki pengendalian bersama atas pengaturan memiliki hak atas aset neto dari pengaturan

Metode Ekuitas  metode akuntansi di mana investasi awalnya

dicatat sebesar harga perolehan selanjutnya disesuaikan atas perubahan pascaperolehan  laba atau rugi dan penghasilan komprehensif lain.

Harga perolehan awal + bagian laba – bagian rugi – bagian distribusi dari investee +/- penghasilan komprehensif

Ketika investasi rugi sehingga investasi menjadi negatif, maka

investasi akan disajikan sebesar nol, liabilitas diakui jika memiliki kewajiban hukum dan konstruktif. Jika laba, pengakuan laba baru setelah bagian laba sama dengan bagian rugi yang telah diakui.


(58)

Pengaturan Aset Tetap dalam

PSAK

PSAK 16 PSAK 26 PSAK 48 PSAK 58 PSAK 30 ISAK 8

PSAK – Terkait

Aset tetap

PSAK 13 & 19 ISAK 25

Penurunan Nilai Aset

Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan Investasi Sewa Aset Tetap Bunga Pinjaman


(59)

Pengertian Aset Tetap

Definisi

 Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par

6)

1.

Dimiliki

untuk

digunakan

dalam produksi atau

penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan

kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif;

dan

2. Diharapkan digunakan selama

lebih dari satu

periode

.

Tidak

berlaku

untuk

Hak penambangan Reservasi tambang

Ciri

Used in operations

” and not

for resale.

Long-term

in nature and

usually depreciated.


(60)

Pengakuan Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap harus diakui

sebagai aset jika dan hanya jika : (par 7)

a)Besar

kemungkinan

manfaat

ekonomis

di masa depan berkenaan

dengan aset tersebut akan

mengalir

ke entitas; dan

b)Biaya perolehan

aset dapat

diukur

secara andal

.

Kriteria pengakuan berlaku

pada saat


(61)

Pengukuran setelah Pengakuan

Awal

Entitas harus memilih antara:

Cost Model

Cost Model

Revaluation Model

Revaluation Model

Sebagai kebijakan

akuntansinya, dan

Menerapkan kebijakan

tersebut terhadap

seluruh aset tetap dalam

kelompok yang sama.


(62)

Pengukuran setelah Pengakuan

Awal

Cost Model

Cost Model

Revaluation Model

Revaluation Model

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :

Biaya perolehandikurangi

Akumulasi penyusutan dan

Akumulasi rugi penurunan nilai aset

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :

Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada

tanggal revaluasi,

dikurangi

Akumulasi penyusutan dan


(63)

Revaluation Model

Metode Eliminasi

Metode Eliminasi

Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh

tanggal 1 Januari 2012 dengan masa

manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai

sisa. tanggal 31 Desember 2010 nilai

wajar aset adalah 4.800.000.

Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh

tanggal 1 Januari 2012 dengan masa

manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai

sisa. tanggal 31 Desember 2010 nilai

wajar aset adalah 4.800.000.

Example Example

1/1/ 2012 Aset tetap 4.000,000

Kas 4.000,000

31/12/ 2012 Beban Penyusutan 800.000

Akumulasi Penyusutan 800.000

31/12/ 2012 Akumulasi Penyusutan 800.000

Aset Tetap 800.000

Aset Tetap 1.600,000


(64)

Revaluation Model

• PT. Kenanga membeli mesin dengan harga 100.000 pada 1 Jan 2010 dan

menggunakan metode revaluasi

• Mesin tersebut

disusutkan dengan metode garis lurus 5thn.

• Pada 31 Desember 2010 direvaluasi sebesar 96.000

Contoh

Contoh

Dr Aset tetap 100,000 Cr Kas 100,000

Dr Aset tetap 100,000

Cr Kas 100,000

Dr Beban Penyusutan 20,000 Cr Akumulasi Penyusutan

20,000

Dr Beban Penyusutan 20,000

Cr Akumulasi Penyusutan

20,000

Dr Akumulasi Penyusutan 20,000 Cr Aset tetap 4,000

Cr Surplus Revaluasi 16,000

Dr Akumulasi Penyusutan 20,000

Cr Aset tetap 4,000

Cr Surplus Revaluasi 16,000

Revaluation Model

Revaluation Model

Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 24,000

Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 24,000

1.1.2010

31.12.2011


(65)

Penyusutan

Penyusutan

adalah alokasi sistematis

jumlah yang dapat

disusutkan (depreciable amount)

dari suatu aset selama

umur manfaatnya (useful life)

.

Penyusutan

Penyusutan

Cost Model

Cost Model

Revaluation Model

Revaluation Model

Nilai residu

dan

umur manfaat

suatu aset

harus di-review minimum setiap akhir tahun

buku

Jika hasil review berbeda dengan estimasi

sebelumnya maka perbedaan tersebut

harus diperlakukan sebagai perubahan

estimasi akuntansi.


(66)

Penyusutan

Metode penyusutan yang

digunakan:

Harus

mencerminkan

ekspektasi

pola

konsumsi

manfaat

ekonomis

masa

depan atas aset oleh

entitas

.

Harus

di-review

minimum

setiap akhir tahun buku, dan

Perubahan

metode

diperlakukan

sebagai

Metode Penyusutan Metode Penyusutan


(67)

Aset tak berwujud – PSAK 19

Aset tak berwujud  memiliki manfaat ekonomi di

masa mendatang, dapat diukur dengan andal

Masa manfaat –

terbatas dan tidak terbatas

Direview setiap tanggal laporan keuangan

Ketentuan tentang masa manfaat tak terbatas

Model Biaya dan Model Revaluasi

Akuisisi aset tak berwujud dalam kombinasi bisnis

Akuisisi melalui hibah pemerintah

Biaya situs web bukan aset tak berwujud kecuali


(68)

PSAK – 22 dan IFRS 3R Business Combination

Biaya akuisisi Metode Pencatatan

Ruang Lingkup

PSAK 22 1994

• Kecuali

• Under common

control

• Ventura bersama • Purchase dan Polling of

interest

• Komponen harga

perolehan

• Panduan tersendiri

untuk nilai wajar

• Diukur dengan nilai

wajar saat perolehan tidak ada penilaian kembali

• Berdasarkan nilai

tercatat netto Non Pengendali

Akuisisi bertahap

Pengukuran aset dan liab

PSAK 22 2010

• Kecuali • UCC

• Ventura bersama • Akuisisi aset • Metode Akuisisi

• Dibebankan periode

berjalan

• Mengikuti SAK lain • Diukur kembali, selisih

diakui laba/rugi

• Berdasarkan nilai wajar /

porsi aset identifikasi


(69)

Pendapatan - PSAK 23 (2010)

Pendapatan

adalah arus masuk bruto dari

manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal

entitas selama suatu periode jika arus masuk

tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang

tidak berasal dari kontribusi pemilik.

Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan

yang

diterima

atau

dapat diterima

Diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima

atau dapat diterima dan dikurangi diskon atau

rabat.

Jenis pendapatan:

Penjualan barang

Penjualan jasa

Penggunaan aset entitas oleh pihak yang menghasilkan


(70)

Ruang Lingkup PSAK 24

Imbalan

Kerja

Imbalan

Kerja Jangka

Pendek

Pesangon

Paska Kerja

Imbalan

Imbalan

Kerja

Jangka

Panjang

Lainnya

ImbalanJangk a Pendek Absen Bagi hasil atau Bonus Kontribusi Pasti Manfaat Pasti Past service cost Current Service Cost Diterapkan oleh pemberi kerja dalam


(71)

Perubahan Signifikan

Pengakua n

keuntunga n dan kerugian

Aktuaria

Melalui

Laba

Rugi

Melalui

OCI

Koridor

Pengakuan keuntungan

dan kerugian

Aktuaria

Melaui

OCI

PSAK 24 R


(72)

Pengakuan dan Pengukuran Imbalan Jangka Pendek

Diakui saat

pekerja telah

memberi jasa

Diakui saat

pekerja telah

memberi jasa

Liabilitas jangka pendek sebagai:

Liabilitas jangka pendek sebagai:

Liabilitas setelah dikurangi yang

telah dibayar, beban dibayar dimuka

jika terjadi kelebihan pembayaran

Beban atau pernyataan lain

membolehkan sbg biaya perolehan

Cuti berimbalan

Cuti berimbalan

jangka pendek

Boleh diakumulasi

pekerja memberikan jasa

diakui pada saat

Boleh diakumulasi

diakui pada saat

pekerja memberikan jasa


(73)

Program Bagi Laba dan Bonus

Syarat pengakuan biaya pembayaran bagi laba dan bonus

Syarat pengakuan biaya pembayaran bagi laba dan bonus

1

Ada kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif

sebagai akibat dari peristiwa masa lalu

2

Dapat diestimasi secara andal

Kewajiban kini timbul jika, dan hanya jika, entitas tidak

mempunyai alternatif realistis lainnya kecuali melakukan

pembayaran.

Kewajiban kini timbul jika, dan hanya jika, entitas tidak

mempunyai alternatif realistis lainnya kecuali melakukan

pembayaran.


(74)

Imbalan Paska Kerja

EMPLOYER EMPLOYER PENSION FUND PENSION FUND EMPLOYEE EMPLOYEE CONTRIBUTION S BENEFIT Defined Contributio n Plans Defined Contributio n Plans Defined Benefit Plans Defined Benefit Plans DEFINED VOLATILE VOLATILE DEFINED RISK LIMIT RISK LIMIT


(75)

Program Iuran Pasti

Pengakuan dan

Pengukuran

Diakui sebagai beban

Diakui sebagai beban

Diakui liabilitas (beban

terakru) setelah dikurangi

dengan iuran telah dibayar

atau aset (pembayaran

dimuka jika terdapat

kelebihan).

Diakui liabilitas (beban

terakru) setelah dikurangi

dengan iuran telah dibayar

atau aset (pembayaran

dimuka jika terdapat

kelebihan).

Jika iuran tidak jatuh tempo

seluruhnya dalam 12 bulan

-> didiskonto

Jika iuran tidak jatuh tempo

seluruhnya dalam 12 bulan

-> didiskonto

Pengungkapa

n

jumlah yang

diakui sebagai

beban untuk

program iuran

pasti.

Informasi

program iuran

pasti untuk

personel

manajemen

kunci


(76)

Program Manfaat Pasti

Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti (NKKIP)

Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti (NKKIP)

Nilai Wajar Aset Program (NWAP)

Nilai Wajar Aset Program (NWAP)

Faktor-faktor:

Biaya Jasa:

Biaya Jasa Kini

Biaya Jasa Lalu

Keuntungan (kerugian)

atas Penyelesaiaan

• Biaya Bunga

• Remeasurement

(Keuntungan dan kerugian aktuarial)

Biaya Jasa:

Biaya Jasa Kini

Biaya Jasa Lalu

Keuntungan (kerugian)

atas Penyelesaiaan

• Biaya Bunga

• Remeasurement

(Keuntungan dan kerugian aktuarial)

• Pendapatan Bunga

• Iuran atau Penarikan

• Remeasurement

(Keuntungan dan kerugian

• Pendapatan Bunga

• Iuran atau Penarikan

• Remeasurement


(77)

Liabilitas Imbalan Pasti (di Neraca)

+/+ Nilai kini kewajiban imbalan pasti

-/-

Nilai wajar aset program yang

digunakan untuk menyelesaikan

kewajiban secara langsung

Ekuitas (di Neraca)

+/- Penghasilan komprehensif lain 

pendapatan atau kerugian


(78)

Ilustrasi 1 – PSAK 24 (Revisi

2013)

Imbalan kerja perusahaan:

Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal

20X0 200.000

Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X0 200.000

Biaya Jasa Kini 30.000

Tingkat Diskonto 10%

Iuran 24.000

Imbalan 16.000

Nilai Kini Kewajinan imbalan akhir 20X0 250.000


(79)

Ilustrasi 1 – PSAK 24 (Revisi

2013)

JURNAL UMUM MEMO

Beban Kas

Pend

Komprehensif Liabilitas

Nilai Kini

Kewajiban Aset

Saldo awal (200.000) 200.000

Biaya jasa kini 30.000 (30.000)

Biaya bunga 20.000 (20.000)

Pendapatan bunga (20.000) 20.000

Iuran (24.000) 24.000

Imbalan 16.000 (16.000)

Rugi Aktuaria Liabiilitas 16.000 (16.000) Rugi Aktuaria – Aset

Program 6.000 (6.000)

Amortisasi biaya jasa lalu Kerugian (keuntung)

akturial

Jml tahun berjalan 30.000 (24.000) 22.000 (28.000)(250.000) 222.000

Saldo Akhir 22.000 79

Kerugi an Kerugi

an

*Hitung dulu penjumlahan dari 200.000 + 30.000+20.000 – 16.000 = 234.000. Menurut aktuaris 250.000 sehingga kerugian aktuaria = 250.000 – 234.000 = 16.000

**Hitung dulu penjumlahan dari 200.000 + 24.000+24.000 – 16.000 = 228.000. Menurut Dapen aset program pada akhir periode 220.000 sehingga kerugian aktuaria = 250.000 – 234.000 = 6.000


(80)

Jurnal

Beban pensiun

30.000

Penghasilan Komprehensif Lain

22.000

Kas

24.000

Liabilitas

28.000

Liabilitas

Kewajiban manfaat Pensiun

28.000

Ekuitas

Penghasilan komprehensif lain - kerugian

22.000

Notes

Nilai kini Kewajiban

250.000

Aset Program

222.000

Beban pensiun

30.000

Penghasilan Komprehensif Lain

22.000

Kas

24.000

Liabilitas

28.000

Liabilitas

Kewajiban manfaat Pensiun

28.000

Ekuitas

Penghasilan komprehensif lain -

kerugian

22.000

Notes

Nilai kini Kewajiban

250.000

Aset Program

222.000


(81)

Ilustrasi 2 – PSAK 24 (Revisi

2013)

Imbalan kerja perusahaan:

KETERANGAN

Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal

20X1

250.000

Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X1

222.000

Rugi Aktuaria OCI – Awal 20X1

22.000

Biaya Jasa Kini

34.000

Tingkat Diskonto

10%

Iuran

26.000

Imbalan

20.000

Nilai Kini Kewajinan imbalan – Akhir 20X1

279.500

Nilai wajar aset – Akhir 20X1

276.600


(82)

Ilustrasi 2 – PSAK 24 (Revisi 2013)

JURNAL UMUM MEMO

Beban Kas

Pendapatan

Komprehensif Liabilitas

Keweajiban Program

Aset Program

Saldo awal 22.000 (28.000) (250.000) 222.000

Biaya jasa kini 34.000 (34.000)

Biaya bunga 25.000 (25.000)

Pendapatan bunga (22.200) 22.200

Iuran (26.000) 26.000

Imbalan 20.000 (20.000)

Penurunan (kenaikan) kewajiban (9.500) 9.500

Selisih aktuaria Aset Program (26.400) 26.400

Amortisasi biaya jasa lalu Kerugian (keuntungan) akturial


(83)

Jurnal

Beban pensiun

36.800

Liabilitas manfaat pensiun

25.100

Kas

26.000

Penghasilan Komprehensif Lain

35.900

Liabilitas

Liabilitas manfaat pensiun

2.900

Ekuitas

Penghasilan komprehensif lain

13.900

Notes

Nilai kini Kewajiban (279.500) Aset Program 276.600

Net Liabilitas manfaat pensiun (2.900)

Beban pensiun

36.800

Liabilitas manfaat pensiun

25.100

Kas

26.000

Penghasilan Komprehensif Lain

35.900

Liabilitas

Liabilitas manfaat pensiun

2.900

Ekuitas

Penghasilan komprehensif lain

13.900

Notes

Nilai kini Kewajiban (279.500) Aset Program 276.600


(84)

Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan - PSAK 25

Kebijakan akuntansi harus menjelaskan pengakuan, pengukuran dan

penyajian.

Ketika SAK spesifik berlaku, kebijakan akuntansi harus tunduk pada

PSAK dan mempertimbangkan panduan aplikasi, jika tidak ada, menggunakan pertimbangan manajemen.

• Perubahan kebijakan akuntansi tidak diperkenankan kecuali

dipersyaratkan PSAK atau menghasilkan laporan keuangan yang lebih andal dan relevan. Jika ada tidak ada ketentuan transisi

perubahan kebijakan diterapkan secara retrospektif, kecuali tidak praktis

Penerapan retrospektif suatu perubahan kebijkan akuntansi baru adalah koreksi pengakuan, pengukuran, transaksi, peristiwa dan

kondisi lain seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan.


(85)

Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan - PSAK 25

• Estimasi akuntansi mungkin perlu direvisi jika terjadi perubahan keadaan yang menjadi dasar estimasi atau akibat informasi baru atau tambahan pengalaman.

• Perubahan estimasi akuntansi adalah: Penyesuaian jumlah tercatat yang berasal dari penilaian status kini, dan ekspektasi manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan liabilitas.

• Dampak perubahan estimasi akuntansi, diakui secara prospektif dalam laporan laba rugi pada:

a) Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau

b) Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada keduanya.

• Kesalahan dapat timbul dalam pengakuan, pengukuran, penyajian atau pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan.

• Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif pada laporan keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya dengan:

a) Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu atau

b) Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, maka menyajikan kembali untuk periode lalu sajian paling awal


(86)

Bunga Pijaman PSAK 26

Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara

langsung dengan perolehan, konstruksi, atau produksi

aset kualifikasian adalah bagian dari biaya perolehan

aset tersebut.

biaya pinjaman aktual yang terjadi atas pinjaman tersebut

selama periode berjalan dikurangi

penghasilan investasi dari investasi temporer pinjaman tersebut.

Menggunakan dana secara umum  tingkat kapitalisasi

untuk pengeluaran atas aset tersebut.

Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi selama suatu

periode tidak boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang

terjadi.


(87)

PSAK 30 & ISAK 8 SEWA

Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak

kepada lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati.

Sewa Pembiayaan (Finance Lease) adalah sewa yang

mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan (par. 8)

• ISAK 8 : Dalam menentukan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau mengandung sewa, perlu diperhatikan

substansi perjanjian dan dilakukan evaluasi apakah

Pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset

Perjanjian memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tertentu

Jika perjanjian mengandung sewa, maka pihak dalam perjanjian harus menerapkan ketentuan PSAK 30


(88)

PSAK 45 : Organisasi Nirlaba

• Mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba.

• Diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.

• Pemisahan perolehan dana untuk tujuan pertanggungjawaban

• Laporan keuangan Organisasi Nirlaba

• Pernyataan ini menetapkan informasi dasar tertentu yang disajikan dalam laporan keuangan entitas nirlaba.

Pengaturan yang tidak diatur dalam Pernyataan ini mengacu pada SAK, atau SAK ETAP untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.

Laporan posisi keuangan (neraca) pada

akhir periode laporan

Laporan aktivitas untuk suatu periode


(89)

Akuntansi Pajak Penghasilan –

PSAK 46

Beban pajak adalah jumlah dari :

Pajak kini

Pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam

penghitungan pajak penghasilan

Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan

netto, kecuali secara hukum tidak mungkin saling

hapus (anak dan induk)

Pajak tangguhan disajikan terpisah dari pajak kini.

Aset pajak tangguhan direview untuk memastikan

bahwa manfaat di masa mendatang akan

diperoleh entitas


(90)

Perbedaan Pajak dan

Akuntansi -1

PSAK Undang-Undang

AKUNTANSI PAJAK

PERBEDAAN

Perman en

Tempore r

BOOK TAX GAP/ DFFERENCE – Tax Planning atau


(91)

Definisi

Aset pajak tangguhan

adalah jumlah

pajak penghasilan yang dapat dipulihkan

pada periode masa depan sebagai akibat

adanya:

a) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan;

b) akumulasi rugi pajak belum dikompensasi; dan

c) akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan,

dalam hal

peraturan perpajakan mengizinkan

.

Liabilitas pajak tangguhan

adalah

jumlah pajak penghasilan terutang pada

periode masa depan sebagai akibat adanya

perbedaan temporer kena pajak.

Laba Pajak

>

Laba Akuntansi

Laba Akuntansi

>


(92)

Pengakuan pajak kini

Jumlah pajak kini, yang belum dibayar

harus diakui sebagai

liabilitas

.

Apabila jumlah pajak yang telah dibayar

melebihi jumlah pajak terutang, maka

selisihnya, diakui sebagai

aset

.

Manfaat dari rugi pajak yang dapat ditarik

kembali untuk memulihkan pajak kini dari

periode sebelumnya diakui sebagai

aset

.

• Beban Pajak Kini

• Pajak dibayar dimuka = pajak kini < jumlah yang dibayarkan (PPh 28)

• Utang pajak = pajak kini >jumlah yang dibayarkan (PPh 29)

• Beban Pajak Kini

• Pajak dibayar dimuka = pajak kini < jumlah yang dibayarkan (PPh 28)

• Utang pajak = pajak kini >jumlah yang dibayarkan (PPh 29)


(93)

Ilustrasi:

PT. Mitra melaporkan penghasilan sebesar 260.000 dan

beban sebesar 120.000 untuk tiga tahun periode usahanya. Untuk

tujuan pajak, penghasilan yang diterima sebesar 200.000, 300.000

dan 280.000.

Bagaimana hal ini dilaporkan dalam laporan keuangan?

Ilustrasi:

PT. Mitra melaporkan penghasilan sebesar 260.000 dan

beban sebesar 120.000 untuk tiga tahun periode usahanya. Untuk

tujuan pajak, penghasilan yang diterima sebesar 200.000, 300.000

dan 280.000.

Bagaimana hal ini dilaporkan dalam laporan keuangan?

Ilustrasi Perbedaan Temporer –

Liabilitas 1


(94)

Pendapatan Beban

Laba sebelum pajak

Pajak Penghasilan (25%)

260.000 120.000

140.000 35.000

2012 2013 Total

Laporan Keuangan

Laporan Keuangan

2011

Ilustrasi Perbedaan Temporer –

Liabilitas 1

260.000 120.000 140.000 35.000 260.000 120.000 140.000 35.000 780.000 360.000 420.000 105.000 Penghasilan

Beban yang boleh dikurangkan

Penghasilan kena pajak

200.000 120.000

80.000

2012 2013 Total

Laporan Pajak

2011

300.000 120.000 180.000 280.000 120.000 160.000 780.000 360.000 420.000


(95)

Laporan Keuangan (PSAK) Pajak Terutang (Fiskal)

Difference 35.000 20.000 15.000 35.000 2012 45.000 (10.000) 35.000 2013 40.000 (5.000) 105.000 Total 105.000 0

Perbandingan

Perbandingan

2011

Perbedaan tersebut akan dilaporkan dalam laporan keuangan

Tahun

Laporan yang diperlkan

2011

2012

2013

Liabilitas pajak tangguhan, bertambah 15.000

Beban pajak kini 20.000; beban pajak tangguhan 15.000

Ilustrasi Perbedaan Temporer –

Liabilitas 1

Liabilitas pajak tangguhan, berkurang 10.000

Beban pajak kini 45.000; manfaat pajak tangguhan 10.000 Liabilitas pajak tangguhan, berkurang 5.000


(96)

Ilustrasi:

PT. Merbabu melaporakan laba sebelum pajak sebesar

3.000.000 pada tahun 2013. Terdapat perbedaan antara akuntansi

dan pajak yang disebabkan oleh beberapa hal berikut:

1. Depresiasi menurut pajak lebih besar dibandingkan menurut

akuntansi sebesar 800.000

2. Pendapatan sewa mesin menurut pajak 1.000.000 lebih besar

dibandingkan menurut akuntansi.

3. Beban sumbangan sebesar 400.000 tidak diperkenankan

menurut pajak.

Tarif pajak yang berlaku sebesar 25%, perbedaan tersebut akan

dapat dipulihkan di masa mendatang. Entitas belum memiliki saldo

Ilustrasi Perbedaan Permanen dan

Temporer


(97)

Ilustrasi Perbedaan Permanen dan

Temporer

2013 Aset Pajak

Tangguhan Liabilitas Pajak Tangguhan Laba sebelum pajak (PSAK) 3.000.000

Perbedaan depresiasi (800.000) 800.000

Perbedaan pendapatan

sewa 1.000.000 1.000.000

Perbedaan sumbangan 400.000

Total penghasilan kena pajak

3.600.000

Pajak terutang (fiskal) 900.000

Pajak tangguhan 250.000 200.000

Jurnal

Beban Pajak penghasilan 850.000 900.000 – 50.000

Aset pajak tangguhan 250.000 Liabilitas pajak

tangguhan 200.000

Utang pajak penghasilan

900.000


(98)

ILUSTRASI – kerugian fiskal

Entitas A pada tahun 20x1 mengalami kerugian fiskal 8.000

(diasumsikan kerugian akuntansi nilainya sama).

Pada 20x2 entitas laba 2.000, 20x3 laba 3.000 dan 20x4 laba

sebesar 5.000.

Tidak terjadi perbedaan akuntansi dan pajak

20X1 20X2 20X3 20X4

Laba akuntansi (8.000) 2.000 3.000 5.000 Beban pajak kini - - - 500 Beban (manfaat) pajak

tangguhan (2.000) 500 750 750 Total beban (manfaat) pajak (2.000) 500 750 1.250 Laba setelah pajak (6.000) 1.500 2.250 3.750


(99)

Tahu

n Jurnal

20X1 Aset pajak tangguhan 2.000

Manfaat pajak tangguhan 2.000

20X2 Beban pajak tangguhan 500

Aset pajak tangguhan 500

20X3 Beban pajak tangguhan 750

Aset pajak tangguhan 750

20X4 Beban pajak tangguhan 750

Aset pajak tangguhan 750

Beban pajak kini 500

Utang pajak kini 500

ILUSTRASI – kerugian

fiskal


(100)

Penurunan Nilai – PSAK 48

Pada setiap tanggal neraca, perusahaan harus mereview ada atau

tidaknya indikasi penurunan nilai aktiva.

Pertimbangan dalam menentukan penurunan nilai :Informasi dari luar perusahaan

Informasi dari dalam perusahaan

Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah

jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan dengan nilai pakainya.

Jika nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aktiva lebih kecil

dari nilai tercatatnya maka nilai tercatat harus diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.

Penurunan tersebut merupakan rugi penurunan nilai aset dan

harus segera diakui sebagai beban pada laporan laba rugi.

Beban depresiasi aktiva untuk periode yang akan datang harus


(1)

TRANSAKSI UTANG JANGKA PENDEK

Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC menerima penagihan atas

kegiatan pemeliharaan rutin AC 10.000.000. Kegiatan telah

diselesaikan Namun tagihan diterima setelah tutup anggaran

sehingga tidak dapat dikeluarkan kas untuk membayar

kegiatan tersebut.

Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC menerima penagihan atas

kegiatan pemeliharaan rutin AC 10.000.000. Kegiatan telah

diselesaikan Namun tagihan diterima setelah tutup anggaran

sehingga tidak dapat dikeluarkan kas untuk membayar

kegiatan tersebut.

Tanggal

Finansial

Anggaran

30 Juni Beban

pemeliharaan 200.000.000 Tidak ada jurnal

Utang 200.000.000

30 Juni Utang 10.000.000 Belanja

pemeliharaan 10.000.000


(2)

TRANSAKSI UTANG

Pada 1 April 20X2 Kota Bengawan menerima utang dari Luar

Negeri

5.000.000.000

untuk

pengembangan

jaringan

transportasi yang dapat menunjang industri di kota tersebut.

Utang tersebut berbunga rendah 4% per tahun. Bunga dibayar

setiap tanggal 1 April dan pembayaran akan dilakukan setelah

5 tahun selama 5 kali angsuran.

Pada 1 April 20X2 Kota Bengawan menerima utang dari Luar

Negeri

5.000.000.000

untuk

pengembangan

jaringan

transportasi yang dapat menunjang industri di kota tersebut.

Utang tersebut berbunga rendah 4% per tahun. Bunga dibayar

setiap tanggal 1 April dan pembayaran akan dilakukan setelah

5 tahun selama 5 kali angsuran.

Tanggal

Finansial

Anggaran

1 April

20X2 Kas 5.000.000.000 Perubahan SAL 5.000.000.000

Utang 5.000.000.000 Penerimaan pembiayaan - utang jangka panjang

5.000.000.000

31 Des

20X3 Beban bunga 150.000.000 Tidak ada jurnal Utang

bunga 150.000.000

1 Des

20X3 Utang bunga 150.000.000 Belanja bunga 200.000.000 Beban bunga 50.000.000 Perubahan SAL 200.000.000


(3)

Entitas membeli peralatan awal 2013 sebesar 200 juta, masa manfaat 5 tahun.

• 1 Jan 2015  akumulasi penyusutan = 80  koreksi

• Koreksi kesalahan//kebijakan 80

• Akumulasi penyusutan 80

• Beban penyusutan 40

• Akumulasi penyusutan 40

• Beban penyusutan 40  LO

• Koreksi kesalahan 80  LPE

• Akumulasi penyusutan 120  Neraca

Entitas 3 Jan 2014 membayar sewa sebesar 500 juta untuk masa sewa 5

tahun.

• 1 Jan 2015  sewa dibayar dimuka = 400  koreksi

• Sewa dibayar dimuka 400

• Koreksi kesalahan/kebijakan 400

• Beban sewa 100

• Sewa dibayar dimuka 100

• Sewa dibayar dimuka 300  Neraca

• Beban sewa 100  LO

• Koreksi kesalahan 400  LPE

Persediaan awal sebesar 200 juta, belanja barang sebesar 1.500juta, stock opname 500 juta.

• Persediaan 1.500 Belanja barang 1.500

• Kas 1.500 Perubahan SAL 1.500

• Beban barang 1.200

• Persediaan 1.200


(4)

Entitas memiliki peralatan dan tahun perolehan berikut ini:

ILUSTRASI

Aset Nilai Masa

manfaat Tahun Terlewat DepresiaBeban si

Akumula si Depresia

si 1/1/2015

A 40.000 40 2005 10 1.000 10.000

B 10.000 20 2008 7 500 3.500

C 2.000 10 2012 3 200 600

D 1.500 5 2010 5 300 1.500

E 1.600 4 2013 2 400 800

TOT 2.400 16.400

Entitas memiliki peralatan dan tahun perolehan berikut ini:

Beban Penyusutan

2.400

Koreksi kesalahan/kebijakan

16.400


(5)

Entitas pada 4 Januari 2012 menerima pendapatan sewa untuk masa sewa 5 tahun sebesar 250juta.

• 1 Jan 2015  pendapatan sewa diterima dimuka = 100  koreksi

• Koreksi kesalahan//kebijakan 100

• Pendapatan diterima dimuka 100

• Pendapatan diterima dimuka 50

• Pendapatan sewa 50

• Koreksi kesalahan 100  LPE

• Pendapatan sewa 50  LO

• Pendapatan diterima dimuka  50 Neraca

Entitas 31 Desember 2015 memiliki piutang pajak 400. Piutang awal tahun

300 juta. Selama satu tahun terdapat penerimaan pajak kas 5.000

• Kas 5.000 Perubahan SAL 5.000

• Pendapatan pajak LO 5.000 Pendapatan LRA 5.000

• Piutang pajak 100

• Pendapatan pajak LO 100


(6)

TERIMA

KASIH

Profesi untuk

Mengabdi pada

Negeri

Dwi Martani 081318227080

martani@ui.ac.id atau d wimartani@yahoo.com

http://staff.blog.ui.ac.id/martani/ Dwi Martani

081318227080

martani@ui.ac.id atau d wimartani@yahoo.com

http://staff.blog.ui.ac.id/martani/