t pkn 0808334 chapter5

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam bagian

ini

akan

dikemukakan

kesimpulan

dan

rekomendasi

penelitian yang dirumuskan dari temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil
penelitian.

A.


Kesimpulan
Merujuk pada hasil temuan dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan

terdahulu, maka dapat dirumuskan beberapa butir kesimpulan sebagai berikut:
1.

Partai politik memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Melalui partai politik para pemimpin dan wakil-wakil rakyat di negara kita terpilih.
Merupakan posisi yang sangat strategis untuk menentukan nasib negara. Namun
peran penting tersebut tidak disertai oleh pelaksanaan fungsi partai politik sebagai
Instrumen of Political Education dengan baik dan benar terutama terhadap
kadernya. Hal ini terjadi karena pelaksanaan pendidikan politik oleh partai politik
sering terkendala dengan masalah dana. Dengan adanya hambatan tersebut, maka
persepsi tentang bentuk pendidikan politik itu sendiri harus dirubah. Pelaksanaan
pendidikan politik tidak hanya dapat dilakukan melalui bentuk-bentuk formal tetapi
juga dalam bentuk-bentuk non formal. Bentuk-bentuk pendidikan politik yang
dapat dilakukan oleh partai politik terhadap kadernya, diantaranya yaitu, 1)
pelaksanaan rekrutmen anggota dengan pola seleksi; 2) pelatihan kepemimpinan
dan manajerial partai; 3) pelaksanaan diskusi politik; 4) pelaksanaan rapat rutin


311

partai; 5) pemberian kesempatan pada kader baru dan kader muda untuk menempati
posisi sebagai pengurus partai; 6) pemberian kesempatan kepada kader untuk
dicalonkan dalam jabatan legislatif maupun eksekutif melalui mekanisme seleksi;
7) mengikutsertakan kader dalam seminar, pelatihan, diskusi diluar partai; 8)
pemberian beasiswa atau bantuan biaya pendidikan terhadap kader; 9) memberikan
informasi terbaru terhadap kadernya; dan 10) mendirikan organisasi sayap partai.
2.

Pendidikan Kewarganegaraan adalah wahana pendidikan. Wahana pendidikan itu
dicirikan dengan adanya tujuan dan keterstrukturan pengetahuan. Jadi Pendidikan
Kewarganegaraan dalam arti pengetahuan, memiliki body of knowledge
(kestrukturan

pengetahuan).

Pendidikan


Kewarganegaraan

sebagai

bidang

pengetahuan maka tugasnya adalah memberikan inspiransi akademik terhadap
orang-orang bagaimana menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai
proses pendidikan, Pendidikan Kewarganegaraan berusaha untuk mengembangkan
political awareness, political behavior, dan political attitude yang dikemas didalam
satu proses pendidikan yang kita sering sebut civic competence. Jembatan antara
partai politik dengan Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk mendidik
warganegara agar memiliki kompetensi kewarganegaraan (civic competence). Civic
competence itu adalah ingredient yang utama bagi warganegara untuk menjalankan
fungsinya sebagai warganegara yang baik. Memang partai politik tidak
menjalankan Pendidikan Kewarganegaraan dalam arti formal, tetapi dia dapat
menjalankan Pendidikan Kewarganegaraan dalam arti non formal. Partai politik
dapat berperan seperti halnya Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai peran yaitu
sebagai sumber-sumber inspiransi akademik (academic resources), sebagai sarana


311

pendidikan (educational vehicle), sebagai sarana perubahan perilaku (vehicle
modification), dan sebagai sarana habituasi (political habits) untuk membangun
kebiasaan politik. Dengan muatan tersebut maka diharapkan partai politik dapat
berjalan beriringan dengan Pendidikan Kewarganegaraan untuk berperan baik
didalam mencapai tujuan bangsa dan negara seperti yang selama ini bangsa
Indonesia sepakati dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
3.

Pola pendidikan politik yang dibuat secara umum harus berorientasi kepada
pembentukan individu yang memenuhi kompetensi yang dibutuhkan dalam
menjalankan aktivitas politik mereka yang dilandasi oleh kesadaran politik yang
tercermin dalam bentuk-bentuk partisipasi politik. Kompetensi yang diperlukan
oleh para kader tersebut meliputi kompetensi civic knowledge (pengetahuan
kewarganegaraan) yaitu berkaitan dengan kandungan atau apa yang seharusnya
diketahui oleh kader partai, civic skill (kecakapan kewarganegaraan) yaitu berkaitan
dengan kecakapan intelektual dan partisipatoris kader partai yang relevan, dan civic
disposition (watak kewarganegaraan) yang mengisyaratkan pada karakter publik
maupun privat. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan memformulasikan dan

melaksanakan pola pendidikan politik yang mengadopsi muatan-muatan pendidikan
kewarganegaraan kedalam kurikulum pelatihan yang didalamnya memuat
pendekatan, materi, metode penyampaian materi, dan evaluasi yang dilakukan.

B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan diatas, penelitian ini merekomendasikan beberapa hal
yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan politik dalam meningkatkan kesadaran

311

politik. Rekomendasi ini disampaikan kepada berbagai pihak. Pihak-Pihak yang
dimaksud diantaranya adalah:
1.

Kepada partai politik ada beberapa rekomendasi yang akan disampaikan yaitu:
a.

Agar dapat melaksanakan pendidikan politik terutama melalui pelatihan dan
pengkaderan sesuai dengan program yang telah ditetapkan.


b.

Untuk dapat menjalankan pendidikan politik kepada kadernya tidak hanya
dalam bentuk-bentuk formal berupa pendidikan dan pelatihan kader, seminar
dan diskusi politik, tetapi juga dalam bentuk informal berupa aktivitas-aktivitas
rutin kepartaian semisal memberikan informasi politik lewat obrolan-obrolan
kecil, melibatkan kader muda dalam rapat-rapat partai, mempercayakan kader
muda dalam jabatan strategis partai ataupun pencalonan dalam pemilihan dan
aktivitas lain yang ditujukan untuk membentuk sikap dan keterampilan
berpolitik kader.

c.

Untuk menjadikan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai muatan dalam
pelaksanaan pendidikan politik dipartai politik.

2.

Kepada Pemerintah untuk dapat membuat kebijakan yang dapat dijadikan landasan
dalam pelaksanaan pendidikan politik di Indonesia.


3.

Para pengambil kebijakan khusus dalam bidang pendidikan, terutama para
pengembang kurikulum pendidikan Nasional agar menjadikan pendidikan politik
sebagai mata pelajaran dipersekolahan yang berdiri sendiri.

4.

Komunitas akademik dan praktisi Pendidikan Kewarganegaraan disetiap jenjang
dan jalur pendidikan seyogyanya dapat memotivasi diri dalam mengembangkan
teori-teori Pendidikan Kewarganegaraan di masyarakat dan teori-teori pendidikan

311

pendidikan politik yang dirasakan masih kurang sekarang ini. Penelitian ini
diharapkan dapat menjadi inspirasi dan titik tolak untuk melakukan penelitian
lanjutan dalam rangka menyempurnakan penelitian ini dan menambah khazanah
ilmu pengetahuan terutama Pendidikan Kewarganegaraan.
5.


Kepada seluruh kader partai agar dapat mengikuti pelaksanaan pendidikan politik
yang diselenggarakan oleh partainya masing-masing berdasarkan tahapan-tahapan
pendidikan kader.

311