Kelebihan dan Kekurangan Pilkada Langsun

Kelebihan dan Kekurangan Pilkada
Langsung Maupun Tak Langsung
Laporan Sirojul Munir Anif Mubarok | Jumat, 05 September 2014 | 18:14 WIB
suarasurabaya.net - Beberapa ahli politik Indonesia menyampaikan pendapatnya, perihal kedua
pilihan dalam proses Pilkada antara dipilih langsung oleh rakyat, maupun pemilihan kepala
daerah melalui DPRD, yang dari masing-masing pilihan tersebut sama-sama memiliki kelebihan
dan kelemahannya tersendiri.
Pemilihan Melalui DPRD
JIka pemilihan dilakukan langsung oleh DPRD, maka yang paling banyak akan diuntungkan
adalah partai-partai besar yang memiliki perwakilan yang banyak di DPRD karena mereka
memiliki suara dukungan yang banyak, maka merekalah yang kemungkinan besar
memenangkan setiap pemilihan.
Sedangkan keuntungan pemilihan oleh DPRD, dapat mengurangi cost politics yang dinilai
sangat besar, selain itu, tidak akan menelan waktu yang lama dalam pelaksanaannya akan
lebih efisien, sengketa pilkada juga akan menurun, sehingga tugas dari Mahkamah Konstitusi
juga menjadi lebih ringan. Selain itu akan lebih mengurangi kemungkinan korupsi oleh para
kandidat terpilih, karena biaya yang mereka keluarkan saat mencalonkan diri tidak terlalu
banyak, seperti untuk kampanye, kegiatan sosial, maupun atribut-atribut promosi.
Pemilihan Secara Langsung oleh Rakyat
Sistem pemilihan kepala daerah secara langsung oleh kepala daerah dilakukan langsung oleh
rakyat, maka bagi siapapun memiliki kemungkinan dan potensi menjadi kepala daerah, bukan

hanya kandidat dari partai-partai kecil, mereka yang bukan pengurus parpol pun bisa
menempuh jalur independent.
Namun sistem ini memiliki kelemahan dari faktor financial, yakni menghabiskan biaya yang
lebih banyak dan tidak sedikit. Selain untuk biaya penyelenggaraannya, political cost yang
harus dikeluarkan oleh kandidat juga sangat besar, sebab mereka perlu menyiapkan anggaran
untuk atribut, kampanye, dan kegiatan sosial lainnya, bahka tak jarang para kandidat juga
membayar langsung pada para pemilih agar bisa memenangkan pertarungan. Sehingga hal ini
juga dapat memicu tingginya tingkat kemungkinan korupsi oleh para kandidat yang nantinya
terpilih, untuk mengganti biaya yang sebelumnya telah ia keluarkan.
Hingga saat ini Panitia Kerja (Panja) RUU Pilkada di DPR RI sedang membahas akankah
Pilkada ke depan dilaksanakan langsung atau tak langsung alias lewat DPRD. Aspirasi Pilkada
tak langsung unggul jumlah dukungan. Wakil Ketua DPR mengimbau agar masyarakat tak
berpikir negatif dulu soal Pilkada lewat DPRD, termasuk berpikiran aspirasi ini merupakan balas

dendam kubu koalisi merah putih yang kalah dalam Pilpres 2014.
"‎Jangan berkonotasi negatif dulu. Tujuan Pilkada lewat DPRD adalah untuk lebih
mengefisienkan dan memudahkan prosesnya,"‎ kata Priyo Budi Santoso Wakil Ketua DPR di
Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (5/9/2014).