Struktur dan Fungsi dan Organel
                                                                                10 Struktur dan Fungsi Organel-organel Sel, TERLENGKAP
Biologi Sel
Sel memegang peranan penting dalam sistem kehidupan. Berdasarkan strukur
internal sel, terdapat dua jenis sel yakni sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel
prokariotik tidak memiliki membran inti sel dan beberapa organel yang kompleks,
sedangkan sel eukariotik memiliki membran inti sel dan memperlihatkan susunan
internal yang kompleks.
Materi mengenai Struktur dan Fungsi Organel-organel Sel ini akan difokuskan
pada sel eukariotik yang memiliki organel-organel sel yang kompleks dibandingkan
dengan sel prokariotik. Sel eukariotik pada dasarnya tersusun dari protoplasma dan
paraplasma. Untuk mempermudah pemahaman mengenai struktur sel eukariotik,
silahkan dilihat peta konsep pada gambar 1.
Pembahasan utama pada materi ini adalah mengenai organel sel. Berdasarkan peta
konsep tersebut, banyak yang masih salah konsep mengenai pengertian organel sel.
Sebagai contoh menganggap bahwa inti sel dan dinding sel adalah organel sel.
Pengertian organel sel adalah subunit sel yang memiliki struktur dan fungsi tertentu
di dalam sel eukariotik. Defnisi organel sel juga dikatakan sebagai sistem membran
dalam atau struktur kompartemen/ruangan yang berada di sitoplasma. Kegiatan di
masing-masing organel memiliki fungsi yang saling berkaitan. Berikut adalah
pembahasan
mengenai
masing-masing
organel
yang
fungsinya.
Baca Juga: 27 Perbedaan Sel Hewan dan Tumbuhan
meliputi
struktur
dan
Gambar 1.Peta konsep struktur umum sel eukariotik
1. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma adalah suatu organel yang memiliki bentuk seperti kantong
pipih yang meluas di dalam sitoplasma sel eukariot. Ciri-ciri retikulum endoplasma
(RE) memiliki membran yang dinamis dengan struktur seperti labirin. RE tersusun
atas
jaringan
tubula
dan
gelembung
membran
(sisterna).
Membran
RE
bersambungan dengan selubung nukleus. Jalinan membran RE membentuk suatu
jaringan sistem peredaran dan enzim-enzim di dalam sel untuk tujuan aktivitas
metabolisme. Retikulum endoplasma berfungsi sebagai kegiatan metabolisme,
detoksifkasi, dan pemindahan polipeptida metabolis.
Berdasarkan morfologinya, RE dibedakan menjadi 3 bentuk, yakni lamela (sisterna),
pipa (tubulus), dan vesikula. Sementara berdasarkan strukturnya, RE memiliki dua
bentuk struktur yakni retikulum endoplasma halus (REH) dan retikulum endoplasma
kasar (REK).
Gambar 2.Struktur retikulum endoplasma dengan bentuk lamela/sisterna (kiri) dan tubulus (kanan).
a. Retikulum Endoplasma Halus (REH)
Retikulum Endoplasma Halus (REH) adalah organel RE yang memiliki bentuk pipa
(tubulus) dengan berbagai aktivitasnya seperti kegiatan reaksi sintesis dan
modifkasi bahan kimia. Fungsi dari Retikulum Endoplasma Halus adalahe
Sintesis lipid (sterol). Enzin retikulum endoplasma halus mampu
mensintesis kolestrol untuk bahan baku steoroid.
Metabolisme karbohidrat. REH berperan keseimbangan glukosa dengan
mengatur enzim glukosa-6-fosfatase serta berperan dalam sintesis glikoprotein.
Detoksifikasi. REH mampu mentralisir toksin (detoksifkasi) dari yang
berasal dari luar sel seperti racun dan obat dengan cara menambahkan guguk
hidroksil sehingga mudah larut dengan air yang selanjutnya dibuang dengan mudah
dari tubuh.
b. Retikulum Endoplasma Kasar (REK)
Retikulum Endoplasma Kasar (REK) adalah organel RE yang memiliki bentuk lamela
(sisterna)
yang
berasosiasi
dengan
organel
ribosom.
Fungsi
Endoplasma
Kasar
dari
retikulum
endoplasma kasar adalah tempat sintesis protein.
Setelah
mempelajari
tentang Retikulum
dan Retikulum
Endoplasma Halus, maka perbedaan keduanya dapat dilihat dalam tabel berikute
Tabel 1. Perbedaan REK dan REH.
2. Ribosom
Ribosom adalah tempat berlangsungnya sintesis protein. Sel yang mempunyai laju
sintesis protein tinggi pada umumnya memiliki jumlah ribosom yang banyak,
contohnya adalah sel hati manusia yang mengandung beberapa juta ribosom.
Terdapat dua letak posisi ribosom di sitoplasma, yakni ribosom bebas yang
tersuspensi dalam sitosol dan ribosom yang terikat dilekatkan pada retikulum
endoplasma.
Gambar 3.Struktur ribosom
Pada umumnya hasil protein yang dibuat oleh ribosom bebas memiliki peranan
aktivitas dalam sitosol, contohnya adalah enzim-enzim yang berprean dalam proses
metabolisme di dalam sitosol. Adapun ribosom yang terikat biasanya membuat
protein yang kemudian dimasukkan ke dalam membran untuk berbagai keperluan
seperti pembentukan organel lisosom dan juga dikirim ke luar sel.
Struktur atau ciri-ciri ribosom terdiri dari protein dan rRNA, tidak memiliki membran,
dan diameter 15 - 20 nm. Berdasarkan bentuknya, terdapat dua macam ribosom
yakni ribosom subunit kecil (40S) dan ribosom subunit besar (60S) dengan masingmasing ribosom mengandung rRNA. Fungsi ribosom adalah tempat sintesis protein.
3. Badan Golgi
Badan golgi atau dengan nama lain seperti aparatus golgi, kompleks golgi, dan
vesikula golgi adalah organel sel bermembran mirip RE yang ditemukan pertama kali
oleh Camillio Golgi pada tahun 1898. Badan golgi adalah organel yang tampak
seperti tumpukan beberapa kantung bermembran dengan bentuk pipih. Setiap
kantung pipih disebut dengan sisterna, sakulus alau lamela. Tiap sisterna cenderung
berbentuk seperti cakram dengan membran halus. Ruangan yang ada dalam
kantung disebut lumen.
Sisterna mempunyai membran setebal 75 Angstrom, lumen 15 angstrom. Tumpukan
sisterna disebut diktiosom. Sisterna yang satu dengan yang lain berarak 20 nm.
Tepi-tepi sisterna dapat berlubang-lubang membentuk fenestra atau membentuk
perpanjangan seperti tabung-tabung yang bercabang- cabang dan membentuk
jalinan.
Setiap sisterna agak melengkung, sehingga seluruh kompleks golgi tampak seperti
busur.
Sisterna
pada
bagian
ujung
cembung
disebut permukaan
cis atau
permukaan pembentukan yang dekat dengan retikulum endoplasma, sedangkan
sisterna pada ujung cenderung cekung, disebut permukaan trans atau permukaan
pematangan. Vesikula kecil disebut vesikula transisi yang berdekatan dengan
permukaan sisi akan melebur dengan kompleks golgi dan menambah struktur
kompleks golgi.
Vesikula dekat permukaan trans labih besar, dibentuk oleh sistema cis. Vesikula
kecil juga dilepaskan dari tepi-tepi sistema yang terdapat pada permukaan cis.
Vesikel golgi berfungsi untuk didistribusikan ke berbagai tempat.
Gambar 4.Struktur badan golgi
Fungsi Badan Golgi pada sel eukariotik mempunyai banyak fungsi, antara laine
Pengemasan bahan-bahan sekretori yang dikeluarkan dari sel.
Pemrosesan protein (sebagai contoh, glikosilasi, fosforilasi sulfasi, dan
proteolisis terpilih) yang disintesis oleh ribosom pada retikulum endoplasma kasar.
Sintesis polisakarida tertentu dan glikolipid.
Pemilihan protein yang diperuntukkan untuk berbagai tempat di dalam sel
Pelepasan elemen membran baru untuk membentuk membran plasma
Pemrosesan komponen membran yang masuk sitosol selama endositosis.
4. Badan Mikro
Badan mikro adalah suatu organel sel berselaput yang mengandung enzim favin
oksidase dan katalase. Organela ini berbentuk ovoid atau sferis serta mempunyai
selaput tunggal dan kadang-kadang mengandung matriks granuler yang amorf.
Organel ini mempunyai variasi dalam struktur, penampakan maupun fungsi antara
sel yang satu dengan sel yang lain.
Badan
mikro
tertentu
menunjukkan
komponen
biokimiawi
yang
spesifk
sebagaimana distribusinya pun juga spesifk di antara hewan, tumbuhan dan sel-sel
mikrobia.
Ada
dua
jenis
badan
mikro,
yaitu peroksisom dan glioksisom Perbedaannya hanya terletak pada enzim yang
dikandungnya. Pada jaringan hewan, letak badan mikro tersebar merata dalam sel,
namun pada umumnya terdapat di sekitar retikulum endoplasma. Sementara pada
sel tumbuhan, badan mikro sering berasosiasi dengan kloroplas yang mencerminkan
keterkaitan metabolisme antara kedua organela tersebut dalam menjalankan reaksi
reaksi jalur glikolat
a.Peroksisom
Peroksisom adalah organela sel yang berperan sebagai aktiftas peroksidatif yakni
berkaitan dengan nama senyawa yang merupakan senyawa perantara dalam reaksi,
yaitu hidrogen peroksida. Sejumlah enzim khusus yang terdapat dalam peroksisom
meliputi asam urat oksidase, asam D-amino oksidase, asil-koA oksidase, poliamin
oksidase, asam β-hidroksi oksidase, NADH-glioksilat reduktase, NADP-isositrat
dehidrogenase dan katalase. Jika asam urat oksidase terdapat dalam jumlah yang
besar, seringkali membentuk serupa inti parakristalin pada bagian tengah organel.
Gambar 5.Struktur peroksisom.
Fungsi peroksisom di dalam sel hewan beraneka ragam. Katalase peroksisomal
terlibat dalam penguraian H2O2 yang bersifat toksik bagi sel dan mempunyai sumber
yang berasal dari reaksi peroksisomal yang lain. Asam urat oksidase sangat penting
dalam jalur katabolik yang menguraikan purin. Pada pengamatan awal menunjukkan
ditemukannya peroksisom yang melimpah pada sel-sel yang sedang melakukan
metabolisme lemak, sehingga diyakini organela ini terlibat dalam metabolisme
lemak. Tetapi kini telah diketahui bahwa peroksisom mengandung sebagian besar
sistem β-oksidasi untuk asam lemak, meskipun enzim ini berbeda dengan yang ada
di mitokondria, namun enzim ini dapat menghasilkan senyawa yang sama yaitu
asetil-koA
Ada
kaitan
yang
peroksisomal.
erat
Sebagai
antara
contoh
peroksisom dan
glioksilat
yang
mitokondria
dihasilkan
dalam
dalam
kegiatan
peroksisom
dikonversi menjadi glisin melalui proses transaminasi. Di dalam mitokondria, glisin
diproses melalui berbagai jalur metabolik, termasuk konversi menjadi asam amino
lain atau digabung dalam heme.
b. Glioksisom
Glioksisom adalah organel sel tumbuhan yang ditemukan pertama kali pada sel-sel
penyimpan lemak dari perkecambahan biji yang ternyata mengandung enzim untuk
seluruh daur glikolat, selain katalase dan oksidase. Organel ini tidak saja
mengandung enzim khusus untuk daur glikolat, tetapi juga mengandung beberapa
enzim penting dari daur kreb, yang berfungsi secara simultan baik pada mitokondria
maupun glioksisom.
Gambar 6.Struktur Glioksisom (Lehninger, 2008).
Hubungan fungsional antara glioksisom dan mitokondria dalam peristiwa daur kreb
dan daur glikolat menggunakan reaksi yang sama untuk menghasilkan isositrat dari
asetil-koA dan oksaloasetat, tetapi melalui jalur yang berbeda. Di dalam daur kreb,
isositrat berturut-turut mengalami dekarboksilasi menghasilkan dua molekul CO 2 dan
suksinat. Di dalam daur glikolat, isositrat dikonversi menjadi suksinat dan glikolat.
Sebagai pengganti dua molekul CO 2, glioksilat yang berkarbon dua bergabung
dengan asetil koA yang lain membentuk asam dikarboksilat dengan 4 karbon, yaitu
malat. Empat atom karbon dari dua molekul asetil-koA membentuk satu senyawa,
sesudah proses konversi menjadi suksinat dan bermigrasi ke mitokondria, yang
kemudian dikonversi menjadi oksaloasetat.
5. Lisosom
Lisosom adalah organel sel yang memiliki ciri-ciri (a) diselubungi selapis membran
pembatas, (b) mengandung dua atau lebih enzim hidrolase asam, (c) menunjukkan
kelatenan enzim atau "Enzyme latency". Ketiga ciri tersebut berlaku terutama untuk
lisosom
dalam
jaringan
hewan.
Pengamatan
dengan
mikroskop
elektron
memperlihatkan adanya tiga struktur lisosom yang berkaitan erat dengan fungsi
fsiologisnya.
Ketiga
lisosom
tersebut
yaitu
Lisosom Primer. Dibentuk paling awal oleh sel dan belum ikut serta dalam
suatu peristiwa dalam sel tersebut. Lisosom primer mempunyai ciri-ciri berselaput
tunggal. mengandung enzim positif dengan reaksi reaksi untuk fosfatase asam,
penampangnya membulat.
Lisosom Sekunder. Lisosom ini berperan dalam aktiftas pencernaan dalam
sel, mempunyai dua fungsi yang berbeda yaitu (1) mencerna bahan yang berasal
dari dari luar sel yang masuk secara endositosis, disebut juga fagosom. Lisosom ini
dinamakan heterolisosom atau vakuola pencernaan. Heterolisosom dibentuk dari
hasil peleburan antara lisosom primer dengan fagosom; (2) mencema bahan intrasel
milik sel itu sendiri atau disebut sitosegrosom. Lisosom ini dinamakan
pula autolisosom atau vakuola autofagi. Autolisosom dibentuk dari hasil peleburan
antara lisosom primer dengan sitosegrosom.
Telolisosom, Bila heterolisosom dan autolisosom mengalami penuaan dan
mengalami degenerasi menjadi badan residu yang tetap tinggal dalam sel,
dinamakan telolisosom, atau postlisosom atau badan-badan residu sewaktu-waktu
bahan yang terdapat di dalam telolisosom dapat dilepaskan ke luar sel.
Gambar 7.Struktur lisosom (Campbell, 2017).
Berdasarkan analisis kimia yang dilakukan terhadap lisosom menunjukkan bahwa
komponen-komponen
penyusun
membran
lisosom
serupa
dengan
penyusun
membran plasma pada umumnya. Sifat membran lisosom yang unik adalah
kemampuan membran tersebut melebur dengan membran sel yang lain. Yang paling
sering adalah peleburan lisosom primer dengan fagosom selama pencernaan sel dan
antara
lisosom
primer
dengan
membran
plasma
selama
sekresi
seluler.
Isi lumen lisosom terdiri dari protein yang sebagian besar adalah enzim-enzim yang
bekerja dengan kegitan optimal pada pH kurang dari 6. Fungsi lisosom dalam sel
sangat bervariasi, tetapi semua fungsi tersebut berkaitan dengan pencernaan yang
sebagian besar terjadi di dalam sel atau pencernaan intrasel, yaitue
Heterofagi adalah pencernaan bahan-bahan yang berasal dari luar sel
masuk melalui mekanisme endositosis, yang kemudian diselubungi oleh membran,
kemudian diberi nama endosom. Bahan-bahan tersebut akhirnya akan dikeluarkan
kembali ke luar sel dengan mekanisme eksositosis atau endosom melebur dengan
satu atau beberapa lisosom dan membentuk partikel baru dengan nama lisosom
sekunder. Enzim hidrolase dalam lisosom sekunder memecah materi endositik
menghasilkan berbagai macam materi baik yang berguna maupun yang bersifat
limbah.
Autofagi adalah pencernaan bahan-bahan yang berasal dari dalam sel itu
sendiri. Peristiwa tersebut contohnya adalah proses regresi dari suatu organ,
misalnya perubahan uterus setelah parturasi, metamorfosis insekta, hilangnya ekor
berudu. Vakuola autofagi mengandung pecahan-pecahan mitokondria, retikulum
endoplasma, badan mikro, partikel glikogen, sehingga vakuola tersebut terlibat
dalam aktivitas penguraian sel
Selain fungsi lisosom sebagai organel pencerna, fungi lain yakni sebagai sekresi
hormon tiroksin dan triodotiroksin di dalam kelenjar tiroid. Kedua hormon tersebut
berikatan secara kovalen dengan satu protein, yaitu tiroglobulin dan bentuk ini
terdapat di dalam folikel kelenjar tiroid TSH merangsang pinosistosis pada sisi lumen
epitel folikel. Tetes-tetes tiroglobulin bergabung dengan lisosom primer dan di dalam
lisosom hormon tiroid dilepaskan dari protein, kemudian dilepaskan ke kapiler darah
secara difusi stau transpor aktif.
6. Sitoskeleton
Sitoskeleton adalah sistem struktural dan aktivitas di dalam sel. Secara umum, ciriciri skeleton yakni memiliki bentuk seperti anyaman flamen-flamen halus ketika
diamati dengan mikroskop elektron. Sitoskeleton berperan dalam mekanisme
gerakan intrasel seperti perpindahan organel dari satu tempat ke tempat yang lain.
Selain itu, fungsi sitoskeleton yakni memberikan bentuk pada sel dan memberikan
daya mekanis sel.
Sitoskelet
berupa
anyaman
flamen
yang
yakni mikrotubulus, mikrofilamen dan filamen
terdiri
dari
intermedia.
tiga
macam
Masing-masing
flamen terdiri atas subunit protein yang berbeda. Penjelasan mengenai masingmasing mengenai sitoskeleton antara lain sebagai berikut.
a. Mikrotubulus
Mikrotubulus adalah flamen yang memiliki rongga seperti tabung, kaku, serta
mudah mengalami penguraian di suatu tempat dan juga mudah mengalami
perakitan kembali di tempat yang lain.
Penyusun mikrotubulus adalah molekul tubulin. Tiap molekul berupa heterodimer
yang disebut dimer tubulin α β. Masing-masing heterodimer tersusun atas dua
subunit yang saling terikat erat dengan ikatan kovalen. Subunit-subunit tersebut
yakni subunit α dan subunit β.
Molekul tubulin akan membentuk protofilamen dengan cara subunit tubulin β akan
berikatan dengan subunit tubulin α dari molekul tubulin α β yang saling berdekatan.
13 protoflamen tersusun membentuk suatu tabung lingkaran. Struktur tersubut
dinakaman mikrotubulus. Perakitan mikrotubulus dapat dihambat oleh senyawa
kimia tertentu seperti kolkisin. Filamen mikrotubulus memiliki peran sangat penting
dalam mengatur fungsi sel-sel eukaryota seperti memberi bentuk dan mendukung
sel serta berfungsi untuk mengatur pergerakan organel.
b. Mikrofilamen (Filamen Aktin)
Mikroflamen adalah struktur dengan bantuk batang padat debgan diameter sektita
7 nm. Mikroflamen juga disebut flamen aktin dikarenakan bahan penyusunnya
berupa molekul aktin. Mkroflamen berupa rantai ganda subunit aktin yang saling
melilit. Fungsi mikroflamen yakni memberikan daya tahan terhadap tegangan/daya
tarik serta pergerakan sel terutama kontraksi otot.
c. Filamen Intermedia
Filamen intermedia adalah struktur yang memiliki diameter lebih besar dari
mikroflamen
namun
diameternya
kurang
dari
mikrotubulus,
yakni
ukuran
diameternya 8-12 nm. Terdapat 4 kelompok flamen intermedia yaknie
Filemen Intermedia Tipe I. Polipeptidanya penyusunnya berupa keratin
yang ditemukan di sel epitelium dan derivat epidermis (rambut, kuku).
Filemen Intermedia Tipe II. Polipeptidanya penyusunnya berupa vimentin,
desmin, dan protein fbrilar yang ditemukan di sel mesenkin dan sel otot.
Filemen Intermedia Tipe III. Polipeptidanya penyusunnya berupa protein
penyusun neuroflamen seperti di sel saraf.
Filemen Intermedia Tipe IV. Polipeptidanya penyusunnya berupa protein
lamina nuklear.
Fungsi flamen intermedia adalah mempertahankan bentuk sel, menahan tarikan,
tempat tautannya nukleus, dan pembentukan lamina nukleus.
Gambar 8.Macam-macam sitoskeleton (a) Mikrotubulus, (b) Mikroflamen, (c) Filamen intermedia
(Campbell, 2017).
7. Mitokondria
Mitokondria adalah organel sel yang memiliki mebran rangkap dengan bentuk bulat
panjang. Organel ini ditemukan pada organime dengan sel eukariotik aerob.
Membran mitokondria tersusun atas dua lapis membran kuat, feksibel, stabil,
dengan bahan penyusun berupa lipoprotein. Membran dalam mitokondria berbentuk
lekukan yang disebut krista yang berfungsi untuk memperluas permukaan agar
memaksimalkan penyerapan oksigen. Kompartemen bagian dalam mitokondria
berisi cairan yang disebut dengan matriks mitokondria yang mengandung enzim
pernapasan (sitokrom), DNA, RNA, dan protein.
Gambar 9.Struktur mitokondria
Mitokondria juga mempunyai DNA tersendiri yang berfungsi untuk menghasilkan
kode sintesis protein spesifk. Fungsi mitokondria yakni berperan dalam proses
oksidasi makanan, respirasi sel, dehidrogenasi, fosforilasi oksidasif, dan sistem
transfer elektron. Oksidasi zat makanan yang terjadi di dalam mitokondria
menghasilkan energi dan zat residu. Berkaitan dengan fungsinya tersebut, maka
mitokondria dijuluki dengan the power house of cell.
Penjelasan lengkap mengenai mitokondria diulas tersendiri dalam materi "Struktur
dan Fungsi Lengkap Organel Mitokondria". Sedangkan Fungsi mitokondria
sebagai respirasi juga ditulis dalam materi "Respirasi Sel dan Cara Mudah
Menghafalkannya"
8. Plastida
Plastida adalah organel bermembran rangkap dengan bentuk dan fungsi yang
bermacam-macam. Plastida terdiri dari 3 macam yakni kloroplas, kromoplas, dan
leukoplas.
a. Kloroplas
Gambar 10.Struktur kloroplas.
Kloroplas
adalah
organel
sel
tumbuhan
yang
mengandung
pigmen
warna
hijau/klorofl. Klorofl memiliki fungsi menyerap gelombang cahaya saat fotosintesis.
Struktur kloroplas tersusun atas membran luar yang berfungsi untuk keluar
masuknya
molekul-molekul
yang
memiliki
ukuran
kurang
dari
10
kilodalton; membran dalam yang memiiki sifat selektif permeabel yang berfungsi
untuk keluar masuknya zat secara transpor aktif; stroma adalah cairan dalam
kloroplas yang memiliki fungsi untuk menyimpan hasil fotosintesis dalam bentuk
amilum; dan tilakoid tempat terjadinya fotosintesis.
b. Kromoplas
Kromoplas adalah plastida yang memiliki warna oranye serta merah karena memiliki
kandungan pigmen karoten. Sel-sel yang memiliki kromoplas biasanya terdapat
pada organ bunga, buah masak, serta daun yang akan mengalami keguguran.
Warna pada kromoplas memiliki variasi yang banyak. Hal tersebut dikarenakan
adanya rasosiasi dengan pigmen bunga dan buah lainnya, seperti pigmen antosianin
yang tersimpan di dalam vakuola.
c. Leukoplas
Leukoplas adalah plastida yang tidak berwarna. Fungsi leukoplas adalah untuk
menyimpan cadangan makanan, seperti amilum dan protein pada sel-sel batang
ketela
pohon
dan
sel-sel
akar
pada
kentang.
Terdapat
3
jenis
leukoplas
yakni Amiloplas, Elaioplas, dan Proteoplas.
9. Vakuola
Vakuola addalah organel bermembran yang beris cairan vakuola. Vakuola terdapat
pada sel hewan dan sel nan tumbuhan. Namun, vakuola pada sel tumbuhan
fungsinya lebih nyata daripada vakuola sel hewan. Saat tumbuhan masih muda, sel
tumbuhan tersebut memiliki vakuola yang ukurannya kecil. Ketika tumbuhan sudah
dewasa, maka ukuran vakuola akan membesar dan mendominasi ruang sel dan
sitoplasma serta mendesak sitoplasma ke tepi dinding sel.
Gambar 11.Stuktur vakuola (Campbell, 2017).
Dalam
keadaan
normal,
cairan
sitoplasma
bersifat
hipertonis
terhadap
lingkungannya sehingga akan terjadi mekanisme osmosis yakni vakuola menyerap
air. Selanjutnya, vakuola tersebut akan mengalami peningkatan volume serta
meningkatkan
tekanan
air
di
dalamnya.
Peristiwa
tersebut
merupakan
tekanan turgor yang memberikan daya dorong pada membran vakuola (tonoplas)
menuju ke seleuruh penjuru sitoplasma. Sitoplasma akan memberikan dorongan
tekanan menuju dinding sel. Tekanan turgor untuk bertujuan untuk mengatur
mekanisme osmosis cairan dari luar sel ke dalam sel.
Vakuola berisi berbagai zat atau senyawa seperti cadangan makanan (asam amino,
glukosa, asam organik, dan protein). Vakuola juga berisi metabolit sekunder seperti
ftokimia dan pigmen warna bunga.
10. Sentrosom
Sentrosom adalah bagian struktur berbentuk bulat kecil yang berada di salah satu
kutub inti sel hewan. Pada saat terjadi pembelahan sel, sentrosom akan membelah
menjadi sentriol.
Sentriol
merupakan
benang
mikritubulus
menggerakan kromosom ketika sel melakukan pembelahan.
yang
berfunsgsi
Struktur, Gambar, dan Fungsi
Organel-Organel Sel
Organel Sel – Apa pengertian sel? sel merupakan salah satu dari
beberapa struktur yang mempunyai fungsi khusus terapung-apung
di dalam sitoplasma sel eukariot. Suatu sel baik tumbuhan ataupun
hewan mempunyai berbagai macam organel sel dengan fungsifungsi yang berbeda atau memiliki perbedaan antara sel hewan dan
sel tumbuhan.
Penelitian telah menunjukan bahwa unit satuan terkecil dari
kehidupan ialah sel. Kata sel dikemukakan oleh Robert Hooke yang
mempunyai arti kotak-kotak kosong. Kemudian berikutnya
disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat Protoplasma, zat
Protoplasma dibagi menjadi dua bagian
yaitu Neukleoplasma dan Sitoplasma.
Nukleus (inti sel) memegang peranan penting dalam sel, yaitu
mengatur semua aktivitas sel karena di dalam inti sel terdapat
kromosom berisi ADN yang mengatur sintesis protein, dan menjaga
integritas gen-gen tersebut. YukSinau.id organel sel lebih dalam.
Untuk mempermudah pembahasan, kamu harus
mengetahui terlebih dahulu anatomi dan fsiologi sel,
secara anatomi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
1. Membran Sel (Plasmalemma atau Selaput Plasma)
2. Sitoplasma dan Organel Sel
3. Nukleus (Inti Sel)
Struktur, Gambar, dan Fungsi Organel Sel
1. Membran Sel (Plasmalemma atau Selaput Plasma)
Merupakan membran sel atau selaput yang letaknya
paling luar yang terbentuk dari senyawa
kimia Lipoprotein (gabungan protein dan lemak) dengan
perbandingan 50:50. Lipid penyusun membran
yaitu pospolid.
Protein yang ada di permukaan luar dan dalam disebut protein
instriksik yang mempunyai sifat hidroflik (larut dalam air) dan yang
ada dan menembus kedua lapis lipid disebut protein instriksi yang
mempunyai sifat hidrofobik (tidak larut dalam air). Oleh karenanya
membran sel bersifat Selektif Permeabel (Semi Permeabel) yang
artinya hanya bisa dilewati oleh molekul tertentu saja.
Fungsi dari Membran Sele
 Melindungi sel
 Mengatur keluar masuk (pertukaran) zat dari sel satu ke sel
lainnya
 Penerima rangsang dari luar sel
 Tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia
Khusus sel tumbuhan, selain selaput plasma terdapat satu struktur
yang letaknya diluar selaput plasma yaitu Cell Wall atau Dinding Sel.
Tersusun dari dua lapisan senyawa Selulosa. Diantara kedua lapisan
selulosa terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle
Lamel) yang bisa terisi oleh zat penguat (contohe chitine, pektin,
suberine, lignin).
Pada sel tumbuhan terkadang juga terdapat celah yang disebut
Noktah. Di notah/pit ini sering dijumpai penjuluran Sitoplasma yang
disebut Plasmodesma yang mempunyai fungsi hampir sama dengan
fungsi saraf pada hewan.
2. Sitoplasma dan Organel Sel
Bagian cair dalam sel disebut dengan Sitoplasma yang ada dalam
dua bentuk yaitu Fase Sol (padat) dan Fase Gel (cair) dan khusus
cairan yang berada di dalam inti sel disebut Nukleoplasma.
Sitoplasma disusun oleh 90% air dimana air menjadi penyusun
utamanya, dan berfungsi melarutkan zat-zat kimia dan tempat
reaksi kimia sel.
Organel sel sendiri merupakan benda-benda solid yang ada di dalam
sitoplasma dan menjalankan fungsi kehidupan (bersifat hidup).
Terdapat berbagai macam organel sel, organel sel tersebut yaitue
a. Retikulum Endoplasma (RE.)
Retikulum Endoplasma merupakan organel yang berupa sistem
membran berlipat-lipat menghubungkan membran sel dengan
membran inti berbentuk seperti benang-benang jala. Ikut berperan
juga dalam proses transpor zat intra sel. Ada dua macam Retikulum
Endoplasma yaitu RE Kasar dan RE Halus. Struktur Retikulum
Endoplasma hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron.
Fungsi RE Haluse
 Sebagai transpor atau pengangkut sintesis lemak dan steroit.
 Tempat menyimpan fospolipid, glikolipid, dan steroid
 Melaksanakan detoksifkasi drug dan racun
 Tidak terdapat ribosom di RE Halus
Fungsi RE Kerase transpor atau pengangkut sintetis protein, terdapat
juga di ribosom.
b. Ribosom (Ergastoplasma)
Ribosom merupakan organel pen sintensis protein. Ribosom kerap
menempel satu sama lain dan membentuk rantai yang sering
disebut polisom atau pololiribosom. Struktur ribosom berbentuk
bulat bundar terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang
soliter dan ada yang melekat sepanjang R.E.
Ribosom adalah organel sel terkecil yang tersuspensi dalam
sel. Antara satu ribosom dengan yang lainnya diikat oleh mRNA.
Menurut kecepatan sedimentasi dibedakan menjadi ribolom sub unit
kecil (40s) dan ribosom sub unit besar (60s)
Fungsi Ribosome Sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein
dan contoh organel tidak bermembran. Oleh penyusun utamanya
yaitu asam ribonukleat dan berada bebas di dalam sitoplasma
ataupun melekat pada RE.
c. Mitokondria (The Power House)
Di dalam biologi Mitokondria diberi julukan The Power
House karena merupakan organel yang mempunyai fungsi sebagai
tempat respirasi aerob untuk pembentukan ATP sebagai sumber
energi sel. Mitokondria memiliki dua lapisan membran yaitu
membran dalam dan membran luar.
Membran dalam membentuk tonjolan-tonjolan ke arah dalam
(membran krista). Krista mempunyai fungsi memperluas permukaan
agar proses pengikatan oksigen dalam respirasi sel berlangsung
semakin efektif.
Terdapat Mastrik Mitokondria yang terletak diantara membran krista
dan banyak mengandung enzim pernafasan atau sitokrom, protein,
dna dan ribosom yang memungkinkan sintesis enzim-enzim
respirasi secara otonom. Untuk melintasi membran mitokondria
memerlukan mekanisme transpor aktif. Mastrik Mitokondria
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya respirasi untuk
menghasilkan energi.
d. Lisosom
Lisosom dihasilkan oleh aparatus golgi yang penuh dengan protein.
Berbentuk kantong-lantong kecil dan menghasilkan enzimenzim hidrolitik seperti fosfatase, lipase, dan proteolitik. Enzim
hidrolitik mempunyai fungsi untuk mencerna makanan yang masuk
ke dalam sel secara fagositosis.
Lisosom menghasilkan zat kekebalan sehingga banyak ditemui pada
sel darah putih, bersifat autofagi, autolisis, dan menghancurkan
makanan secara edsosistosis. Fungsi organel sel lisosom ini ialah
sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah
satunya yaitu Lisozym.
Ada dua macam lisosom yaitu lisosom primer dan
sekunder, lisosom primer memproduksi enzim yang
belum aktif. Berfungsi sebagai vakuola makanan.
Lisosom sekunder adalah lisosom yang terlibat dalam
kegiatan mencerna, berfungsi sebagai autofagosom.
Lisosom mempunyai peran dalam peristiwae
 Pencernaan instrasele mencerna materi secara fagositosis
 Eksositosise pembebasan sekrit keluar sel
 Autofagie penghancuran organel sel yang telah rusak
 Autolisise penghancuran diri sel dengan cara melepas enzim
pencerna dari dalam lisosom ke dalam sel, contoh proses ini
yaitu hilangnya ekor berudu ketika proses menuju dewasa.
e. Badan Golgi (Aparatus Golgi = Diktiosom)
Badan golsi terdiri dari kumpulan vesikel pipih yang mempunyai
bentuk berkelok-kelok (sisternae) atau berbentuk seperti kantong
pipih. Badan golgi yang ada di dalam sel tumbuhan
disebut diktiosom, dimana kebanyakan berada di dekat membran
sel.
Di dalam badan golgi terdapat banyak enzim pencernaan yang
belum aktif, seperti koenzim dan zimogen. Dihasilkan juga lendir
yang disebut musin, badan golgi juga dapat membentuk lisosom.
Badan golgi bisa bergerak mendekati membran sel untuk
mensekresikan isinya ke luar sel, karena ini disebut juga organes
sekresi.
Organel sel ini dihubungkan dengan fungsi ekskreasi sel, dan
struktur nya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya
biasa. Badan golgi banyak ditemui di organ tubuh yang
melaksanakan fungsi eksresi atau sel-sel penyusun kelenjar (contohe
ginjal).
f. Sentrosom (Sentriol)
Hal yang sangat penting yaitu setrosom hanya bisa ditemukan pada
sel hewan. Sentrosom disaat reproduksi sel akan membelah menjadi
sentriol. Struktur sentrosom berbentuk bintang dengan fungsi untuk
pembelahan sel (Meiosis maupun Mitosis).
Sentriol berbentuk layaknya tabung dan tersusun oleh mikrotubulus
yang terdiri 9 triplet, terletak disalah satu kutub inti sel. Sentriol
berperan dalam kegiatan pembelahan sel dengan membentuk
benang spindel. Benang ini yang menarik kromosom menuju ke
kutub sel berlawanan.
g. Plastida
Plastida ialah organel yang umumnya berisi pigmen. Plastida yang
berisi pigmen klorofl disebut kloroplas, fungsinya yaitu sebagai
organel utama dalam proses fotosintesis. Kroloplas berasal dari
proplastida, proplastida berukuran lebih kecil dari kloroplas dimana
terdapat sedikit bahkan tanpa membran internal.
Kloroplas terbungkus membran ganda, membran yang berperang
mengatur keluar masuk senyawa atau ion ke dandari dalam
kloroplas. Di membran internal kloroplas ada pigmen fotosintesis
yang banyak ditemui di permukaan luar membran internal yang
disebut thilakoid.
Sedangkan plastida yang berisi pigmen selain klorofl (contohe
fkoerithin, aantofl, karoten) disebut dengan Kromoplas. Plastida
yang tidak mempunyai warna (tidak berwarna) disebut leukoplas.
Ada macam-macam leukoplas berdasarkan bahan yang
dikandungnyam yaitu elaioplas (lipoplas) berisi lemak, amiloplas
berisi amilum, dan proteoplas berisi protein. Yang dapat dilihat
dengan mikroskop cahaya biasa.
Tiga jenis plastisida, yaitu:
1. Lekoplas yaitu plastida berwarna putih yang berfungsi sebagai
tempat menyimpan makanan. terdiri darie
 Amiloplase tempat menyimpan amilum
 Elaioplas (Lipidoplas)e tempat menyimpan lemak/minyak
 Proteoplase tempat menyimpan protein
2. Kloroplas yaitu plastida berwarna hijau yang berfungsi
menghasilkan klorofl dan tempat berlangsungnya fotosintesis
3. Klomoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnyae
 Fikodanin (biru)
 Fikosantin (kuning)
 Karotin (kuning)
 Fikoeritrin (merah)
h. Vakuola (RonggaSel)
Vakuola tidak dimasukan dalam organel sel oleh beberapa ahli,
benda ini bisa dilihat melalui mikroskop cahaya biasa. Vakuola berisi
garam-garam organik, tanin (zat penyamak), glikosida, minyak
eteris, enzime, alkaloid, dan butir-butir pati. Selaput pembatas
antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas. Pada beberapa
spesies terdapat vakuola kontraktil dan vakuola nonkontraktil.
Pada beberapa terdapat vakuola kecil atau bahkan tidak ada,
kecuali hewan bersel satu. Hewan bersel satu terdapat dua jenis
vakuola yaitu vakuola makanan dengan fungsi dalam proses
pencernaan intrasel dan vakuola kontraktil yang berfungsi sebagai
osmoregulator.
i. Mikrotubulus
Mikrotubulus berbentuk benang silindris, kaku dan mempunyai
fungsi untuk membentuk silia, fagela, sentriol dan benang-benang
spindel, serta mempertahankan bentuk sel dan sebagai rangka sel.
Contoh organel ini antaranya yaitu benang-benang gelembung
pembelahan.
Mikrotubulus ini disusun oleh protein yang disebut tubulin. Diameter
mikrotubulus kira-kira 25 nm. Organel ini merupakan serabut
penyusun sitoskeleton terbesar.
j. Mikrofilamen
Organel mikroflamen mirip seperti mikrotubulus tetapi mempunyai
diameter yang lebih kecil. Bahan pembentuk mikroflamen
adalah miosin dan aktin seperti yang ditemui pada otot.
Berdasarkan hasil penelitian, mikroflamen ikut andil dalam proses
pergerakan sel, eksositosis, dan endositosis. Contohnya yaitu
gerakan amuba.
k. Peroksisom (Badan Mikro)
Peroksisom atau badan mikro mempunyai ukuran sama seperti
Lisosom dan dibentuk dalam Retikulum Endoplasma Granular.
organel peroksisom ini terus menerus berasosiasi dengan organel
sel lain, banyak juga mengandung enzim katalase dan oksidae yang
banyak disimpan dalam sel-sel hati.
Peroksisom memiliki fungsi mengurangikan peroksida (H2O2)
dimana ini merupakan sisa metabolisme yang bersifat toksik
menjadi oksigen dan air. Badan mikro pada tumbuhan disebut
Gliosisom, ikut andil dalam proses pengubahan senyawa lemak
menjadi sukrosa.
3. Inti Sel (Nukleus)
Nukleus merupakan bagian sel yang berukuran lebih besar
dibandingkan dengan organel sel seperti biasanya, mempunyai
ukuran 10 – 20 nm. Letak inti sel (nukleus) terkadang di bagian tepi
atau di tengah, mempunyai bentuk bulit atau lonjong seperti
cakram.
Inti sel atau Nukleus merupakan bagian sel yang mempunyai fungsi
sebagai pusat pengendali aktivitas atau pusat perintah sel karena
adanya benang-benang kromosom di dalam nukleus. Umumnya selsel mempunyai satu nukelus inti.
Inti sel (nukelus) dibatasi oleh membran inti atau selaput inti yang
mempunyai kontrol keluar masuk nukleus. Nukleus diperlukan untuk
mengontrol reaksi-reaksi kimia, pembelahan sel, dan pertumbuhan.
Tetapi sesuai dengan fungsinya, ada juga sel yang mempunyai dua
atau lebih inti. Nukelus juga mempunyai tugas untuk membawa
perintah sintesis di inti DNA dikarenakan terdapat sandi DNA (DNA
code) di dalamnya untuk menentukan urutan asam amino protein.
Nukleus terdiri dari bagian-bagiane
 Nukleoplasma (Kariolimfa)
 Kromatin / Kromosom
 Selapue Inti (Karioteka)
 Nukleolus(anak inti)
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti, dikenal dua penggolongan
sel yaitue
1. Sel Eukariotik (Sel yang mempunyai selaput inti)
2. Sel Prokariotik (Sel yang tidak memiliki selaput inti, contohnya
pada ganggang biru, bakteri.
Fungsi dari nukelus sendiri adalah mengatur semua aktivitas sel,
karena di dalam nukleus terdapat kromosom yang berisikan ADN
yang mengatur sintesis protein. Inti mempunyai tugas
mengendalikan semua kegiatan sel mulai dari metabolisme sampai
pembelahan sel.
Pada sel eukariotik, inti diselubungi membran inti atau karioteka
rangkap dua dan berpori, lain hal dengan sel prokariotik dimana sel
ini tidak memiliki membran. Di dalam nukleus terdapat cairan yang
biasa disebut nukleoplasma, kromosom yang biasanya berupa
benang kromatin, serta Nukleolus (anak inti) yang digunakan
sebagai tempat pembentukan asam ribonukleat (ARN).
Itulah pembahasan lengkap mengenai struktur organel sel hewan
dan tumbuhan dilengkapi gambar beserta fungsi organel sel,
semoga bermanfaat untuk menyelesaikan tugas makalah, tugas
sekolah, atau sekedar penambah informasi untuk kalian.
Referensie
imaisfree.wordpress.com/struktur-dan-fungsi-organel-sel/
reinyfeiny.blogspot.co.id/2011/11/organel-organel-sel-danfungsinya.html
                                            
                Biologi Sel
Sel memegang peranan penting dalam sistem kehidupan. Berdasarkan strukur
internal sel, terdapat dua jenis sel yakni sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel
prokariotik tidak memiliki membran inti sel dan beberapa organel yang kompleks,
sedangkan sel eukariotik memiliki membran inti sel dan memperlihatkan susunan
internal yang kompleks.
Materi mengenai Struktur dan Fungsi Organel-organel Sel ini akan difokuskan
pada sel eukariotik yang memiliki organel-organel sel yang kompleks dibandingkan
dengan sel prokariotik. Sel eukariotik pada dasarnya tersusun dari protoplasma dan
paraplasma. Untuk mempermudah pemahaman mengenai struktur sel eukariotik,
silahkan dilihat peta konsep pada gambar 1.
Pembahasan utama pada materi ini adalah mengenai organel sel. Berdasarkan peta
konsep tersebut, banyak yang masih salah konsep mengenai pengertian organel sel.
Sebagai contoh menganggap bahwa inti sel dan dinding sel adalah organel sel.
Pengertian organel sel adalah subunit sel yang memiliki struktur dan fungsi tertentu
di dalam sel eukariotik. Defnisi organel sel juga dikatakan sebagai sistem membran
dalam atau struktur kompartemen/ruangan yang berada di sitoplasma. Kegiatan di
masing-masing organel memiliki fungsi yang saling berkaitan. Berikut adalah
pembahasan
mengenai
masing-masing
organel
yang
fungsinya.
Baca Juga: 27 Perbedaan Sel Hewan dan Tumbuhan
meliputi
struktur
dan
Gambar 1.Peta konsep struktur umum sel eukariotik
1. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma adalah suatu organel yang memiliki bentuk seperti kantong
pipih yang meluas di dalam sitoplasma sel eukariot. Ciri-ciri retikulum endoplasma
(RE) memiliki membran yang dinamis dengan struktur seperti labirin. RE tersusun
atas
jaringan
tubula
dan
gelembung
membran
(sisterna).
Membran
RE
bersambungan dengan selubung nukleus. Jalinan membran RE membentuk suatu
jaringan sistem peredaran dan enzim-enzim di dalam sel untuk tujuan aktivitas
metabolisme. Retikulum endoplasma berfungsi sebagai kegiatan metabolisme,
detoksifkasi, dan pemindahan polipeptida metabolis.
Berdasarkan morfologinya, RE dibedakan menjadi 3 bentuk, yakni lamela (sisterna),
pipa (tubulus), dan vesikula. Sementara berdasarkan strukturnya, RE memiliki dua
bentuk struktur yakni retikulum endoplasma halus (REH) dan retikulum endoplasma
kasar (REK).
Gambar 2.Struktur retikulum endoplasma dengan bentuk lamela/sisterna (kiri) dan tubulus (kanan).
a. Retikulum Endoplasma Halus (REH)
Retikulum Endoplasma Halus (REH) adalah organel RE yang memiliki bentuk pipa
(tubulus) dengan berbagai aktivitasnya seperti kegiatan reaksi sintesis dan
modifkasi bahan kimia. Fungsi dari Retikulum Endoplasma Halus adalahe
Sintesis lipid (sterol). Enzin retikulum endoplasma halus mampu
mensintesis kolestrol untuk bahan baku steoroid.
Metabolisme karbohidrat. REH berperan keseimbangan glukosa dengan
mengatur enzim glukosa-6-fosfatase serta berperan dalam sintesis glikoprotein.
Detoksifikasi. REH mampu mentralisir toksin (detoksifkasi) dari yang
berasal dari luar sel seperti racun dan obat dengan cara menambahkan guguk
hidroksil sehingga mudah larut dengan air yang selanjutnya dibuang dengan mudah
dari tubuh.
b. Retikulum Endoplasma Kasar (REK)
Retikulum Endoplasma Kasar (REK) adalah organel RE yang memiliki bentuk lamela
(sisterna)
yang
berasosiasi
dengan
organel
ribosom.
Fungsi
Endoplasma
Kasar
dari
retikulum
endoplasma kasar adalah tempat sintesis protein.
Setelah
mempelajari
tentang Retikulum
dan Retikulum
Endoplasma Halus, maka perbedaan keduanya dapat dilihat dalam tabel berikute
Tabel 1. Perbedaan REK dan REH.
2. Ribosom
Ribosom adalah tempat berlangsungnya sintesis protein. Sel yang mempunyai laju
sintesis protein tinggi pada umumnya memiliki jumlah ribosom yang banyak,
contohnya adalah sel hati manusia yang mengandung beberapa juta ribosom.
Terdapat dua letak posisi ribosom di sitoplasma, yakni ribosom bebas yang
tersuspensi dalam sitosol dan ribosom yang terikat dilekatkan pada retikulum
endoplasma.
Gambar 3.Struktur ribosom
Pada umumnya hasil protein yang dibuat oleh ribosom bebas memiliki peranan
aktivitas dalam sitosol, contohnya adalah enzim-enzim yang berprean dalam proses
metabolisme di dalam sitosol. Adapun ribosom yang terikat biasanya membuat
protein yang kemudian dimasukkan ke dalam membran untuk berbagai keperluan
seperti pembentukan organel lisosom dan juga dikirim ke luar sel.
Struktur atau ciri-ciri ribosom terdiri dari protein dan rRNA, tidak memiliki membran,
dan diameter 15 - 20 nm. Berdasarkan bentuknya, terdapat dua macam ribosom
yakni ribosom subunit kecil (40S) dan ribosom subunit besar (60S) dengan masingmasing ribosom mengandung rRNA. Fungsi ribosom adalah tempat sintesis protein.
3. Badan Golgi
Badan golgi atau dengan nama lain seperti aparatus golgi, kompleks golgi, dan
vesikula golgi adalah organel sel bermembran mirip RE yang ditemukan pertama kali
oleh Camillio Golgi pada tahun 1898. Badan golgi adalah organel yang tampak
seperti tumpukan beberapa kantung bermembran dengan bentuk pipih. Setiap
kantung pipih disebut dengan sisterna, sakulus alau lamela. Tiap sisterna cenderung
berbentuk seperti cakram dengan membran halus. Ruangan yang ada dalam
kantung disebut lumen.
Sisterna mempunyai membran setebal 75 Angstrom, lumen 15 angstrom. Tumpukan
sisterna disebut diktiosom. Sisterna yang satu dengan yang lain berarak 20 nm.
Tepi-tepi sisterna dapat berlubang-lubang membentuk fenestra atau membentuk
perpanjangan seperti tabung-tabung yang bercabang- cabang dan membentuk
jalinan.
Setiap sisterna agak melengkung, sehingga seluruh kompleks golgi tampak seperti
busur.
Sisterna
pada
bagian
ujung
cembung
disebut permukaan
cis atau
permukaan pembentukan yang dekat dengan retikulum endoplasma, sedangkan
sisterna pada ujung cenderung cekung, disebut permukaan trans atau permukaan
pematangan. Vesikula kecil disebut vesikula transisi yang berdekatan dengan
permukaan sisi akan melebur dengan kompleks golgi dan menambah struktur
kompleks golgi.
Vesikula dekat permukaan trans labih besar, dibentuk oleh sistema cis. Vesikula
kecil juga dilepaskan dari tepi-tepi sistema yang terdapat pada permukaan cis.
Vesikel golgi berfungsi untuk didistribusikan ke berbagai tempat.
Gambar 4.Struktur badan golgi
Fungsi Badan Golgi pada sel eukariotik mempunyai banyak fungsi, antara laine
Pengemasan bahan-bahan sekretori yang dikeluarkan dari sel.
Pemrosesan protein (sebagai contoh, glikosilasi, fosforilasi sulfasi, dan
proteolisis terpilih) yang disintesis oleh ribosom pada retikulum endoplasma kasar.
Sintesis polisakarida tertentu dan glikolipid.
Pemilihan protein yang diperuntukkan untuk berbagai tempat di dalam sel
Pelepasan elemen membran baru untuk membentuk membran plasma
Pemrosesan komponen membran yang masuk sitosol selama endositosis.
4. Badan Mikro
Badan mikro adalah suatu organel sel berselaput yang mengandung enzim favin
oksidase dan katalase. Organela ini berbentuk ovoid atau sferis serta mempunyai
selaput tunggal dan kadang-kadang mengandung matriks granuler yang amorf.
Organel ini mempunyai variasi dalam struktur, penampakan maupun fungsi antara
sel yang satu dengan sel yang lain.
Badan
mikro
tertentu
menunjukkan
komponen
biokimiawi
yang
spesifk
sebagaimana distribusinya pun juga spesifk di antara hewan, tumbuhan dan sel-sel
mikrobia.
Ada
dua
jenis
badan
mikro,
yaitu peroksisom dan glioksisom Perbedaannya hanya terletak pada enzim yang
dikandungnya. Pada jaringan hewan, letak badan mikro tersebar merata dalam sel,
namun pada umumnya terdapat di sekitar retikulum endoplasma. Sementara pada
sel tumbuhan, badan mikro sering berasosiasi dengan kloroplas yang mencerminkan
keterkaitan metabolisme antara kedua organela tersebut dalam menjalankan reaksi
reaksi jalur glikolat
a.Peroksisom
Peroksisom adalah organela sel yang berperan sebagai aktiftas peroksidatif yakni
berkaitan dengan nama senyawa yang merupakan senyawa perantara dalam reaksi,
yaitu hidrogen peroksida. Sejumlah enzim khusus yang terdapat dalam peroksisom
meliputi asam urat oksidase, asam D-amino oksidase, asil-koA oksidase, poliamin
oksidase, asam β-hidroksi oksidase, NADH-glioksilat reduktase, NADP-isositrat
dehidrogenase dan katalase. Jika asam urat oksidase terdapat dalam jumlah yang
besar, seringkali membentuk serupa inti parakristalin pada bagian tengah organel.
Gambar 5.Struktur peroksisom.
Fungsi peroksisom di dalam sel hewan beraneka ragam. Katalase peroksisomal
terlibat dalam penguraian H2O2 yang bersifat toksik bagi sel dan mempunyai sumber
yang berasal dari reaksi peroksisomal yang lain. Asam urat oksidase sangat penting
dalam jalur katabolik yang menguraikan purin. Pada pengamatan awal menunjukkan
ditemukannya peroksisom yang melimpah pada sel-sel yang sedang melakukan
metabolisme lemak, sehingga diyakini organela ini terlibat dalam metabolisme
lemak. Tetapi kini telah diketahui bahwa peroksisom mengandung sebagian besar
sistem β-oksidasi untuk asam lemak, meskipun enzim ini berbeda dengan yang ada
di mitokondria, namun enzim ini dapat menghasilkan senyawa yang sama yaitu
asetil-koA
Ada
kaitan
yang
peroksisomal.
erat
Sebagai
antara
contoh
peroksisom dan
glioksilat
yang
mitokondria
dihasilkan
dalam
dalam
kegiatan
peroksisom
dikonversi menjadi glisin melalui proses transaminasi. Di dalam mitokondria, glisin
diproses melalui berbagai jalur metabolik, termasuk konversi menjadi asam amino
lain atau digabung dalam heme.
b. Glioksisom
Glioksisom adalah organel sel tumbuhan yang ditemukan pertama kali pada sel-sel
penyimpan lemak dari perkecambahan biji yang ternyata mengandung enzim untuk
seluruh daur glikolat, selain katalase dan oksidase. Organel ini tidak saja
mengandung enzim khusus untuk daur glikolat, tetapi juga mengandung beberapa
enzim penting dari daur kreb, yang berfungsi secara simultan baik pada mitokondria
maupun glioksisom.
Gambar 6.Struktur Glioksisom (Lehninger, 2008).
Hubungan fungsional antara glioksisom dan mitokondria dalam peristiwa daur kreb
dan daur glikolat menggunakan reaksi yang sama untuk menghasilkan isositrat dari
asetil-koA dan oksaloasetat, tetapi melalui jalur yang berbeda. Di dalam daur kreb,
isositrat berturut-turut mengalami dekarboksilasi menghasilkan dua molekul CO 2 dan
suksinat. Di dalam daur glikolat, isositrat dikonversi menjadi suksinat dan glikolat.
Sebagai pengganti dua molekul CO 2, glioksilat yang berkarbon dua bergabung
dengan asetil koA yang lain membentuk asam dikarboksilat dengan 4 karbon, yaitu
malat. Empat atom karbon dari dua molekul asetil-koA membentuk satu senyawa,
sesudah proses konversi menjadi suksinat dan bermigrasi ke mitokondria, yang
kemudian dikonversi menjadi oksaloasetat.
5. Lisosom
Lisosom adalah organel sel yang memiliki ciri-ciri (a) diselubungi selapis membran
pembatas, (b) mengandung dua atau lebih enzim hidrolase asam, (c) menunjukkan
kelatenan enzim atau "Enzyme latency". Ketiga ciri tersebut berlaku terutama untuk
lisosom
dalam
jaringan
hewan.
Pengamatan
dengan
mikroskop
elektron
memperlihatkan adanya tiga struktur lisosom yang berkaitan erat dengan fungsi
fsiologisnya.
Ketiga
lisosom
tersebut
yaitu
Lisosom Primer. Dibentuk paling awal oleh sel dan belum ikut serta dalam
suatu peristiwa dalam sel tersebut. Lisosom primer mempunyai ciri-ciri berselaput
tunggal. mengandung enzim positif dengan reaksi reaksi untuk fosfatase asam,
penampangnya membulat.
Lisosom Sekunder. Lisosom ini berperan dalam aktiftas pencernaan dalam
sel, mempunyai dua fungsi yang berbeda yaitu (1) mencerna bahan yang berasal
dari dari luar sel yang masuk secara endositosis, disebut juga fagosom. Lisosom ini
dinamakan heterolisosom atau vakuola pencernaan. Heterolisosom dibentuk dari
hasil peleburan antara lisosom primer dengan fagosom; (2) mencema bahan intrasel
milik sel itu sendiri atau disebut sitosegrosom. Lisosom ini dinamakan
pula autolisosom atau vakuola autofagi. Autolisosom dibentuk dari hasil peleburan
antara lisosom primer dengan sitosegrosom.
Telolisosom, Bila heterolisosom dan autolisosom mengalami penuaan dan
mengalami degenerasi menjadi badan residu yang tetap tinggal dalam sel,
dinamakan telolisosom, atau postlisosom atau badan-badan residu sewaktu-waktu
bahan yang terdapat di dalam telolisosom dapat dilepaskan ke luar sel.
Gambar 7.Struktur lisosom (Campbell, 2017).
Berdasarkan analisis kimia yang dilakukan terhadap lisosom menunjukkan bahwa
komponen-komponen
penyusun
membran
lisosom
serupa
dengan
penyusun
membran plasma pada umumnya. Sifat membran lisosom yang unik adalah
kemampuan membran tersebut melebur dengan membran sel yang lain. Yang paling
sering adalah peleburan lisosom primer dengan fagosom selama pencernaan sel dan
antara
lisosom
primer
dengan
membran
plasma
selama
sekresi
seluler.
Isi lumen lisosom terdiri dari protein yang sebagian besar adalah enzim-enzim yang
bekerja dengan kegitan optimal pada pH kurang dari 6. Fungsi lisosom dalam sel
sangat bervariasi, tetapi semua fungsi tersebut berkaitan dengan pencernaan yang
sebagian besar terjadi di dalam sel atau pencernaan intrasel, yaitue
Heterofagi adalah pencernaan bahan-bahan yang berasal dari luar sel
masuk melalui mekanisme endositosis, yang kemudian diselubungi oleh membran,
kemudian diberi nama endosom. Bahan-bahan tersebut akhirnya akan dikeluarkan
kembali ke luar sel dengan mekanisme eksositosis atau endosom melebur dengan
satu atau beberapa lisosom dan membentuk partikel baru dengan nama lisosom
sekunder. Enzim hidrolase dalam lisosom sekunder memecah materi endositik
menghasilkan berbagai macam materi baik yang berguna maupun yang bersifat
limbah.
Autofagi adalah pencernaan bahan-bahan yang berasal dari dalam sel itu
sendiri. Peristiwa tersebut contohnya adalah proses regresi dari suatu organ,
misalnya perubahan uterus setelah parturasi, metamorfosis insekta, hilangnya ekor
berudu. Vakuola autofagi mengandung pecahan-pecahan mitokondria, retikulum
endoplasma, badan mikro, partikel glikogen, sehingga vakuola tersebut terlibat
dalam aktivitas penguraian sel
Selain fungsi lisosom sebagai organel pencerna, fungi lain yakni sebagai sekresi
hormon tiroksin dan triodotiroksin di dalam kelenjar tiroid. Kedua hormon tersebut
berikatan secara kovalen dengan satu protein, yaitu tiroglobulin dan bentuk ini
terdapat di dalam folikel kelenjar tiroid TSH merangsang pinosistosis pada sisi lumen
epitel folikel. Tetes-tetes tiroglobulin bergabung dengan lisosom primer dan di dalam
lisosom hormon tiroid dilepaskan dari protein, kemudian dilepaskan ke kapiler darah
secara difusi stau transpor aktif.
6. Sitoskeleton
Sitoskeleton adalah sistem struktural dan aktivitas di dalam sel. Secara umum, ciriciri skeleton yakni memiliki bentuk seperti anyaman flamen-flamen halus ketika
diamati dengan mikroskop elektron. Sitoskeleton berperan dalam mekanisme
gerakan intrasel seperti perpindahan organel dari satu tempat ke tempat yang lain.
Selain itu, fungsi sitoskeleton yakni memberikan bentuk pada sel dan memberikan
daya mekanis sel.
Sitoskelet
berupa
anyaman
flamen
yang
yakni mikrotubulus, mikrofilamen dan filamen
terdiri
dari
intermedia.
tiga
macam
Masing-masing
flamen terdiri atas subunit protein yang berbeda. Penjelasan mengenai masingmasing mengenai sitoskeleton antara lain sebagai berikut.
a. Mikrotubulus
Mikrotubulus adalah flamen yang memiliki rongga seperti tabung, kaku, serta
mudah mengalami penguraian di suatu tempat dan juga mudah mengalami
perakitan kembali di tempat yang lain.
Penyusun mikrotubulus adalah molekul tubulin. Tiap molekul berupa heterodimer
yang disebut dimer tubulin α β. Masing-masing heterodimer tersusun atas dua
subunit yang saling terikat erat dengan ikatan kovalen. Subunit-subunit tersebut
yakni subunit α dan subunit β.
Molekul tubulin akan membentuk protofilamen dengan cara subunit tubulin β akan
berikatan dengan subunit tubulin α dari molekul tubulin α β yang saling berdekatan.
13 protoflamen tersusun membentuk suatu tabung lingkaran. Struktur tersubut
dinakaman mikrotubulus. Perakitan mikrotubulus dapat dihambat oleh senyawa
kimia tertentu seperti kolkisin. Filamen mikrotubulus memiliki peran sangat penting
dalam mengatur fungsi sel-sel eukaryota seperti memberi bentuk dan mendukung
sel serta berfungsi untuk mengatur pergerakan organel.
b. Mikrofilamen (Filamen Aktin)
Mikroflamen adalah struktur dengan bantuk batang padat debgan diameter sektita
7 nm. Mikroflamen juga disebut flamen aktin dikarenakan bahan penyusunnya
berupa molekul aktin. Mkroflamen berupa rantai ganda subunit aktin yang saling
melilit. Fungsi mikroflamen yakni memberikan daya tahan terhadap tegangan/daya
tarik serta pergerakan sel terutama kontraksi otot.
c. Filamen Intermedia
Filamen intermedia adalah struktur yang memiliki diameter lebih besar dari
mikroflamen
namun
diameternya
kurang
dari
mikrotubulus,
yakni
ukuran
diameternya 8-12 nm. Terdapat 4 kelompok flamen intermedia yaknie
Filemen Intermedia Tipe I. Polipeptidanya penyusunnya berupa keratin
yang ditemukan di sel epitelium dan derivat epidermis (rambut, kuku).
Filemen Intermedia Tipe II. Polipeptidanya penyusunnya berupa vimentin,
desmin, dan protein fbrilar yang ditemukan di sel mesenkin dan sel otot.
Filemen Intermedia Tipe III. Polipeptidanya penyusunnya berupa protein
penyusun neuroflamen seperti di sel saraf.
Filemen Intermedia Tipe IV. Polipeptidanya penyusunnya berupa protein
lamina nuklear.
Fungsi flamen intermedia adalah mempertahankan bentuk sel, menahan tarikan,
tempat tautannya nukleus, dan pembentukan lamina nukleus.
Gambar 8.Macam-macam sitoskeleton (a) Mikrotubulus, (b) Mikroflamen, (c) Filamen intermedia
(Campbell, 2017).
7. Mitokondria
Mitokondria adalah organel sel yang memiliki mebran rangkap dengan bentuk bulat
panjang. Organel ini ditemukan pada organime dengan sel eukariotik aerob.
Membran mitokondria tersusun atas dua lapis membran kuat, feksibel, stabil,
dengan bahan penyusun berupa lipoprotein. Membran dalam mitokondria berbentuk
lekukan yang disebut krista yang berfungsi untuk memperluas permukaan agar
memaksimalkan penyerapan oksigen. Kompartemen bagian dalam mitokondria
berisi cairan yang disebut dengan matriks mitokondria yang mengandung enzim
pernapasan (sitokrom), DNA, RNA, dan protein.
Gambar 9.Struktur mitokondria
Mitokondria juga mempunyai DNA tersendiri yang berfungsi untuk menghasilkan
kode sintesis protein spesifk. Fungsi mitokondria yakni berperan dalam proses
oksidasi makanan, respirasi sel, dehidrogenasi, fosforilasi oksidasif, dan sistem
transfer elektron. Oksidasi zat makanan yang terjadi di dalam mitokondria
menghasilkan energi dan zat residu. Berkaitan dengan fungsinya tersebut, maka
mitokondria dijuluki dengan the power house of cell.
Penjelasan lengkap mengenai mitokondria diulas tersendiri dalam materi "Struktur
dan Fungsi Lengkap Organel Mitokondria". Sedangkan Fungsi mitokondria
sebagai respirasi juga ditulis dalam materi "Respirasi Sel dan Cara Mudah
Menghafalkannya"
8. Plastida
Plastida adalah organel bermembran rangkap dengan bentuk dan fungsi yang
bermacam-macam. Plastida terdiri dari 3 macam yakni kloroplas, kromoplas, dan
leukoplas.
a. Kloroplas
Gambar 10.Struktur kloroplas.
Kloroplas
adalah
organel
sel
tumbuhan
yang
mengandung
pigmen
warna
hijau/klorofl. Klorofl memiliki fungsi menyerap gelombang cahaya saat fotosintesis.
Struktur kloroplas tersusun atas membran luar yang berfungsi untuk keluar
masuknya
molekul-molekul
yang
memiliki
ukuran
kurang
dari
10
kilodalton; membran dalam yang memiiki sifat selektif permeabel yang berfungsi
untuk keluar masuknya zat secara transpor aktif; stroma adalah cairan dalam
kloroplas yang memiliki fungsi untuk menyimpan hasil fotosintesis dalam bentuk
amilum; dan tilakoid tempat terjadinya fotosintesis.
b. Kromoplas
Kromoplas adalah plastida yang memiliki warna oranye serta merah karena memiliki
kandungan pigmen karoten. Sel-sel yang memiliki kromoplas biasanya terdapat
pada organ bunga, buah masak, serta daun yang akan mengalami keguguran.
Warna pada kromoplas memiliki variasi yang banyak. Hal tersebut dikarenakan
adanya rasosiasi dengan pigmen bunga dan buah lainnya, seperti pigmen antosianin
yang tersimpan di dalam vakuola.
c. Leukoplas
Leukoplas adalah plastida yang tidak berwarna. Fungsi leukoplas adalah untuk
menyimpan cadangan makanan, seperti amilum dan protein pada sel-sel batang
ketela
pohon
dan
sel-sel
akar
pada
kentang.
Terdapat
3
jenis
leukoplas
yakni Amiloplas, Elaioplas, dan Proteoplas.
9. Vakuola
Vakuola addalah organel bermembran yang beris cairan vakuola. Vakuola terdapat
pada sel hewan dan sel nan tumbuhan. Namun, vakuola pada sel tumbuhan
fungsinya lebih nyata daripada vakuola sel hewan. Saat tumbuhan masih muda, sel
tumbuhan tersebut memiliki vakuola yang ukurannya kecil. Ketika tumbuhan sudah
dewasa, maka ukuran vakuola akan membesar dan mendominasi ruang sel dan
sitoplasma serta mendesak sitoplasma ke tepi dinding sel.
Gambar 11.Stuktur vakuola (Campbell, 2017).
Dalam
keadaan
normal,
cairan
sitoplasma
bersifat
hipertonis
terhadap
lingkungannya sehingga akan terjadi mekanisme osmosis yakni vakuola menyerap
air. Selanjutnya, vakuola tersebut akan mengalami peningkatan volume serta
meningkatkan
tekanan
air
di
dalamnya.
Peristiwa
tersebut
merupakan
tekanan turgor yang memberikan daya dorong pada membran vakuola (tonoplas)
menuju ke seleuruh penjuru sitoplasma. Sitoplasma akan memberikan dorongan
tekanan menuju dinding sel. Tekanan turgor untuk bertujuan untuk mengatur
mekanisme osmosis cairan dari luar sel ke dalam sel.
Vakuola berisi berbagai zat atau senyawa seperti cadangan makanan (asam amino,
glukosa, asam organik, dan protein). Vakuola juga berisi metabolit sekunder seperti
ftokimia dan pigmen warna bunga.
10. Sentrosom
Sentrosom adalah bagian struktur berbentuk bulat kecil yang berada di salah satu
kutub inti sel hewan. Pada saat terjadi pembelahan sel, sentrosom akan membelah
menjadi sentriol.
Sentriol
merupakan
benang
mikritubulus
menggerakan kromosom ketika sel melakukan pembelahan.
yang
berfunsgsi
Struktur, Gambar, dan Fungsi
Organel-Organel Sel
Organel Sel – Apa pengertian sel? sel merupakan salah satu dari
beberapa struktur yang mempunyai fungsi khusus terapung-apung
di dalam sitoplasma sel eukariot. Suatu sel baik tumbuhan ataupun
hewan mempunyai berbagai macam organel sel dengan fungsifungsi yang berbeda atau memiliki perbedaan antara sel hewan dan
sel tumbuhan.
Penelitian telah menunjukan bahwa unit satuan terkecil dari
kehidupan ialah sel. Kata sel dikemukakan oleh Robert Hooke yang
mempunyai arti kotak-kotak kosong. Kemudian berikutnya
disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat Protoplasma, zat
Protoplasma dibagi menjadi dua bagian
yaitu Neukleoplasma dan Sitoplasma.
Nukleus (inti sel) memegang peranan penting dalam sel, yaitu
mengatur semua aktivitas sel karena di dalam inti sel terdapat
kromosom berisi ADN yang mengatur sintesis protein, dan menjaga
integritas gen-gen tersebut. YukSinau.id organel sel lebih dalam.
Untuk mempermudah pembahasan, kamu harus
mengetahui terlebih dahulu anatomi dan fsiologi sel,
secara anatomi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
1. Membran Sel (Plasmalemma atau Selaput Plasma)
2. Sitoplasma dan Organel Sel
3. Nukleus (Inti Sel)
Struktur, Gambar, dan Fungsi Organel Sel
1. Membran Sel (Plasmalemma atau Selaput Plasma)
Merupakan membran sel atau selaput yang letaknya
paling luar yang terbentuk dari senyawa
kimia Lipoprotein (gabungan protein dan lemak) dengan
perbandingan 50:50. Lipid penyusun membran
yaitu pospolid.
Protein yang ada di permukaan luar dan dalam disebut protein
instriksik yang mempunyai sifat hidroflik (larut dalam air) dan yang
ada dan menembus kedua lapis lipid disebut protein instriksi yang
mempunyai sifat hidrofobik (tidak larut dalam air). Oleh karenanya
membran sel bersifat Selektif Permeabel (Semi Permeabel) yang
artinya hanya bisa dilewati oleh molekul tertentu saja.
Fungsi dari Membran Sele
 Melindungi sel
 Mengatur keluar masuk (pertukaran) zat dari sel satu ke sel
lainnya
 Penerima rangsang dari luar sel
 Tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia
Khusus sel tumbuhan, selain selaput plasma terdapat satu struktur
yang letaknya diluar selaput plasma yaitu Cell Wall atau Dinding Sel.
Tersusun dari dua lapisan senyawa Selulosa. Diantara kedua lapisan
selulosa terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle
Lamel) yang bisa terisi oleh zat penguat (contohe chitine, pektin,
suberine, lignin).
Pada sel tumbuhan terkadang juga terdapat celah yang disebut
Noktah. Di notah/pit ini sering dijumpai penjuluran Sitoplasma yang
disebut Plasmodesma yang mempunyai fungsi hampir sama dengan
fungsi saraf pada hewan.
2. Sitoplasma dan Organel Sel
Bagian cair dalam sel disebut dengan Sitoplasma yang ada dalam
dua bentuk yaitu Fase Sol (padat) dan Fase Gel (cair) dan khusus
cairan yang berada di dalam inti sel disebut Nukleoplasma.
Sitoplasma disusun oleh 90% air dimana air menjadi penyusun
utamanya, dan berfungsi melarutkan zat-zat kimia dan tempat
reaksi kimia sel.
Organel sel sendiri merupakan benda-benda solid yang ada di dalam
sitoplasma dan menjalankan fungsi kehidupan (bersifat hidup).
Terdapat berbagai macam organel sel, organel sel tersebut yaitue
a. Retikulum Endoplasma (RE.)
Retikulum Endoplasma merupakan organel yang berupa sistem
membran berlipat-lipat menghubungkan membran sel dengan
membran inti berbentuk seperti benang-benang jala. Ikut berperan
juga dalam proses transpor zat intra sel. Ada dua macam Retikulum
Endoplasma yaitu RE Kasar dan RE Halus. Struktur Retikulum
Endoplasma hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron.
Fungsi RE Haluse
 Sebagai transpor atau pengangkut sintesis lemak dan steroit.
 Tempat menyimpan fospolipid, glikolipid, dan steroid
 Melaksanakan detoksifkasi drug dan racun
 Tidak terdapat ribosom di RE Halus
Fungsi RE Kerase transpor atau pengangkut sintetis protein, terdapat
juga di ribosom.
b. Ribosom (Ergastoplasma)
Ribosom merupakan organel pen sintensis protein. Ribosom kerap
menempel satu sama lain dan membentuk rantai yang sering
disebut polisom atau pololiribosom. Struktur ribosom berbentuk
bulat bundar terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang
soliter dan ada yang melekat sepanjang R.E.
Ribosom adalah organel sel terkecil yang tersuspensi dalam
sel. Antara satu ribosom dengan yang lainnya diikat oleh mRNA.
Menurut kecepatan sedimentasi dibedakan menjadi ribolom sub unit
kecil (40s) dan ribosom sub unit besar (60s)
Fungsi Ribosome Sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein
dan contoh organel tidak bermembran. Oleh penyusun utamanya
yaitu asam ribonukleat dan berada bebas di dalam sitoplasma
ataupun melekat pada RE.
c. Mitokondria (The Power House)
Di dalam biologi Mitokondria diberi julukan The Power
House karena merupakan organel yang mempunyai fungsi sebagai
tempat respirasi aerob untuk pembentukan ATP sebagai sumber
energi sel. Mitokondria memiliki dua lapisan membran yaitu
membran dalam dan membran luar.
Membran dalam membentuk tonjolan-tonjolan ke arah dalam
(membran krista). Krista mempunyai fungsi memperluas permukaan
agar proses pengikatan oksigen dalam respirasi sel berlangsung
semakin efektif.
Terdapat Mastrik Mitokondria yang terletak diantara membran krista
dan banyak mengandung enzim pernafasan atau sitokrom, protein,
dna dan ribosom yang memungkinkan sintesis enzim-enzim
respirasi secara otonom. Untuk melintasi membran mitokondria
memerlukan mekanisme transpor aktif. Mastrik Mitokondria
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya respirasi untuk
menghasilkan energi.
d. Lisosom
Lisosom dihasilkan oleh aparatus golgi yang penuh dengan protein.
Berbentuk kantong-lantong kecil dan menghasilkan enzimenzim hidrolitik seperti fosfatase, lipase, dan proteolitik. Enzim
hidrolitik mempunyai fungsi untuk mencerna makanan yang masuk
ke dalam sel secara fagositosis.
Lisosom menghasilkan zat kekebalan sehingga banyak ditemui pada
sel darah putih, bersifat autofagi, autolisis, dan menghancurkan
makanan secara edsosistosis. Fungsi organel sel lisosom ini ialah
sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah
satunya yaitu Lisozym.
Ada dua macam lisosom yaitu lisosom primer dan
sekunder, lisosom primer memproduksi enzim yang
belum aktif. Berfungsi sebagai vakuola makanan.
Lisosom sekunder adalah lisosom yang terlibat dalam
kegiatan mencerna, berfungsi sebagai autofagosom.
Lisosom mempunyai peran dalam peristiwae
 Pencernaan instrasele mencerna materi secara fagositosis
 Eksositosise pembebasan sekrit keluar sel
 Autofagie penghancuran organel sel yang telah rusak
 Autolisise penghancuran diri sel dengan cara melepas enzim
pencerna dari dalam lisosom ke dalam sel, contoh proses ini
yaitu hilangnya ekor berudu ketika proses menuju dewasa.
e. Badan Golgi (Aparatus Golgi = Diktiosom)
Badan golsi terdiri dari kumpulan vesikel pipih yang mempunyai
bentuk berkelok-kelok (sisternae) atau berbentuk seperti kantong
pipih. Badan golgi yang ada di dalam sel tumbuhan
disebut diktiosom, dimana kebanyakan berada di dekat membran
sel.
Di dalam badan golgi terdapat banyak enzim pencernaan yang
belum aktif, seperti koenzim dan zimogen. Dihasilkan juga lendir
yang disebut musin, badan golgi juga dapat membentuk lisosom.
Badan golgi bisa bergerak mendekati membran sel untuk
mensekresikan isinya ke luar sel, karena ini disebut juga organes
sekresi.
Organel sel ini dihubungkan dengan fungsi ekskreasi sel, dan
struktur nya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya
biasa. Badan golgi banyak ditemui di organ tubuh yang
melaksanakan fungsi eksresi atau sel-sel penyusun kelenjar (contohe
ginjal).
f. Sentrosom (Sentriol)
Hal yang sangat penting yaitu setrosom hanya bisa ditemukan pada
sel hewan. Sentrosom disaat reproduksi sel akan membelah menjadi
sentriol. Struktur sentrosom berbentuk bintang dengan fungsi untuk
pembelahan sel (Meiosis maupun Mitosis).
Sentriol berbentuk layaknya tabung dan tersusun oleh mikrotubulus
yang terdiri 9 triplet, terletak disalah satu kutub inti sel. Sentriol
berperan dalam kegiatan pembelahan sel dengan membentuk
benang spindel. Benang ini yang menarik kromosom menuju ke
kutub sel berlawanan.
g. Plastida
Plastida ialah organel yang umumnya berisi pigmen. Plastida yang
berisi pigmen klorofl disebut kloroplas, fungsinya yaitu sebagai
organel utama dalam proses fotosintesis. Kroloplas berasal dari
proplastida, proplastida berukuran lebih kecil dari kloroplas dimana
terdapat sedikit bahkan tanpa membran internal.
Kloroplas terbungkus membran ganda, membran yang berperang
mengatur keluar masuk senyawa atau ion ke dandari dalam
kloroplas. Di membran internal kloroplas ada pigmen fotosintesis
yang banyak ditemui di permukaan luar membran internal yang
disebut thilakoid.
Sedangkan plastida yang berisi pigmen selain klorofl (contohe
fkoerithin, aantofl, karoten) disebut dengan Kromoplas. Plastida
yang tidak mempunyai warna (tidak berwarna) disebut leukoplas.
Ada macam-macam leukoplas berdasarkan bahan yang
dikandungnyam yaitu elaioplas (lipoplas) berisi lemak, amiloplas
berisi amilum, dan proteoplas berisi protein. Yang dapat dilihat
dengan mikroskop cahaya biasa.
Tiga jenis plastisida, yaitu:
1. Lekoplas yaitu plastida berwarna putih yang berfungsi sebagai
tempat menyimpan makanan. terdiri darie
 Amiloplase tempat menyimpan amilum
 Elaioplas (Lipidoplas)e tempat menyimpan lemak/minyak
 Proteoplase tempat menyimpan protein
2. Kloroplas yaitu plastida berwarna hijau yang berfungsi
menghasilkan klorofl dan tempat berlangsungnya fotosintesis
3. Klomoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnyae
 Fikodanin (biru)
 Fikosantin (kuning)
 Karotin (kuning)
 Fikoeritrin (merah)
h. Vakuola (RonggaSel)
Vakuola tidak dimasukan dalam organel sel oleh beberapa ahli,
benda ini bisa dilihat melalui mikroskop cahaya biasa. Vakuola berisi
garam-garam organik, tanin (zat penyamak), glikosida, minyak
eteris, enzime, alkaloid, dan butir-butir pati. Selaput pembatas
antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas. Pada beberapa
spesies terdapat vakuola kontraktil dan vakuola nonkontraktil.
Pada beberapa terdapat vakuola kecil atau bahkan tidak ada,
kecuali hewan bersel satu. Hewan bersel satu terdapat dua jenis
vakuola yaitu vakuola makanan dengan fungsi dalam proses
pencernaan intrasel dan vakuola kontraktil yang berfungsi sebagai
osmoregulator.
i. Mikrotubulus
Mikrotubulus berbentuk benang silindris, kaku dan mempunyai
fungsi untuk membentuk silia, fagela, sentriol dan benang-benang
spindel, serta mempertahankan bentuk sel dan sebagai rangka sel.
Contoh organel ini antaranya yaitu benang-benang gelembung
pembelahan.
Mikrotubulus ini disusun oleh protein yang disebut tubulin. Diameter
mikrotubulus kira-kira 25 nm. Organel ini merupakan serabut
penyusun sitoskeleton terbesar.
j. Mikrofilamen
Organel mikroflamen mirip seperti mikrotubulus tetapi mempunyai
diameter yang lebih kecil. Bahan pembentuk mikroflamen
adalah miosin dan aktin seperti yang ditemui pada otot.
Berdasarkan hasil penelitian, mikroflamen ikut andil dalam proses
pergerakan sel, eksositosis, dan endositosis. Contohnya yaitu
gerakan amuba.
k. Peroksisom (Badan Mikro)
Peroksisom atau badan mikro mempunyai ukuran sama seperti
Lisosom dan dibentuk dalam Retikulum Endoplasma Granular.
organel peroksisom ini terus menerus berasosiasi dengan organel
sel lain, banyak juga mengandung enzim katalase dan oksidae yang
banyak disimpan dalam sel-sel hati.
Peroksisom memiliki fungsi mengurangikan peroksida (H2O2)
dimana ini merupakan sisa metabolisme yang bersifat toksik
menjadi oksigen dan air. Badan mikro pada tumbuhan disebut
Gliosisom, ikut andil dalam proses pengubahan senyawa lemak
menjadi sukrosa.
3. Inti Sel (Nukleus)
Nukleus merupakan bagian sel yang berukuran lebih besar
dibandingkan dengan organel sel seperti biasanya, mempunyai
ukuran 10 – 20 nm. Letak inti sel (nukleus) terkadang di bagian tepi
atau di tengah, mempunyai bentuk bulit atau lonjong seperti
cakram.
Inti sel atau Nukleus merupakan bagian sel yang mempunyai fungsi
sebagai pusat pengendali aktivitas atau pusat perintah sel karena
adanya benang-benang kromosom di dalam nukleus. Umumnya selsel mempunyai satu nukelus inti.
Inti sel (nukelus) dibatasi oleh membran inti atau selaput inti yang
mempunyai kontrol keluar masuk nukleus. Nukleus diperlukan untuk
mengontrol reaksi-reaksi kimia, pembelahan sel, dan pertumbuhan.
Tetapi sesuai dengan fungsinya, ada juga sel yang mempunyai dua
atau lebih inti. Nukelus juga mempunyai tugas untuk membawa
perintah sintesis di inti DNA dikarenakan terdapat sandi DNA (DNA
code) di dalamnya untuk menentukan urutan asam amino protein.
Nukleus terdiri dari bagian-bagiane
 Nukleoplasma (Kariolimfa)
 Kromatin / Kromosom
 Selapue Inti (Karioteka)
 Nukleolus(anak inti)
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti, dikenal dua penggolongan
sel yaitue
1. Sel Eukariotik (Sel yang mempunyai selaput inti)
2. Sel Prokariotik (Sel yang tidak memiliki selaput inti, contohnya
pada ganggang biru, bakteri.
Fungsi dari nukelus sendiri adalah mengatur semua aktivitas sel,
karena di dalam nukleus terdapat kromosom yang berisikan ADN
yang mengatur sintesis protein. Inti mempunyai tugas
mengendalikan semua kegiatan sel mulai dari metabolisme sampai
pembelahan sel.
Pada sel eukariotik, inti diselubungi membran inti atau karioteka
rangkap dua dan berpori, lain hal dengan sel prokariotik dimana sel
ini tidak memiliki membran. Di dalam nukleus terdapat cairan yang
biasa disebut nukleoplasma, kromosom yang biasanya berupa
benang kromatin, serta Nukleolus (anak inti) yang digunakan
sebagai tempat pembentukan asam ribonukleat (ARN).
Itulah pembahasan lengkap mengenai struktur organel sel hewan
dan tumbuhan dilengkapi gambar beserta fungsi organel sel,
semoga bermanfaat untuk menyelesaikan tugas makalah, tugas
sekolah, atau sekedar penambah informasi untuk kalian.
Referensie
imaisfree.wordpress.com/struktur-dan-fungsi-organel-sel/
reinyfeiny.blogspot.co.id/2011/11/organel-organel-sel-danfungsinya.html