Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Point

15

JURNAL INFORMATIKA & MULTIMEDIA, Vol. 05, No. 01, Tahun 2013

Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Point of Sale
Integrasi Barcode (Studi Kasus Apotek)
Heru Prasetyo, Fadelis Sukya, Ekojono
Politeknik Kediri, Politeknik Kediri
Jl.Mayor Bismo No.27 Kediri
Jl.Mayor Bismo No.27 Kediri
Email : 08010015@student.poltek-kediri.ac.id , fadeliss@poltek-kediri.ac.id

Abstrak— Sistem informasi dalam dunia globalisasi menuntut
untuk lebih cepat akurat dan efisien. Terutama didalam dunia
bisnis, sebuah sistem informasi sangat diperlukan untuk
membantu segala sesuatu termasuk segala proses dan pendataan
suatu transaksi yang terjadi. Perancangan dan Pembuatan
Aplikasi Point of Sale Integrasi Barcode (Studi Kasus Apotek)
secara komputerisasi mencangkup pendataan obat serta transaksi
pembelian dan penjualan obat yang berjalan agar lebih mudah,
efektif dan efisien.


II. LANDASAN TEORI

A. Apotek
Menurut Menteri Kesehatan RI (Kep. Menkes RI) No.
1332/MENKES/ SK/X/2002, tentang perubahan atas peraturan
Menkes RI No. 992/MENKES/PER/X/1993 mengenai
ketentuan dan tata cara pemberian ijin apotek, yang dimaksud
dengan apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan
pekerjaan kefarmasian penyaluran, pembekalan farmasi kepada
Kata Kunci— Point of Sale, Barcode, Apotek, Obat
masyarakat. Pekerjaan kefarmasian yang dimaksud sesuai
dengan ketentuan umum UU Kesehatan No. 23 tahun 1992
I. PENDAHULUAN
meliputi : pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan
Perkembangan teknologi informasi telah mengubah manusia bentuk, pencampuran, penyimpanan, penyaluran, penyerahan
dalam menyelesaikan semua pekerjaannya, tidak hanya dalam pembekalan farmasi lainnya dan pelayanaan informasi
pekerjaannya saja tetapi dalam segala aspek kehidupan mengenai pembekalan farmasi yang terdiri atas obat, bahan
manusia, seperti pada sistem penjualan obat di Apotek. Apotek obat, obat asli Indonesia (obat tradisioanal), bahan obat asli
itu sendiri merupakan perusahaan jasa yang bergerak dalam indonesia (simplisia), alat kesehatan dan kosmetika.

bidang penyediaan obat-obatan dengan memiliki banyak
Apotek secara umum sebenarnya tidak memiliki fungsi yang
supplier dan customer. Kegiatan yang terjadi di Apotek salah banyak, apotek hanya memiliki 2 fungsi yaitu :
satunya meliputi transaksi pembelian obat dari supplier dan
 Apotek berfungsi sebagai unit pelayanan kefarmasian
transaksi penjualan obat-obatan kepada customer.
 Apotek berfungsi sebagai unit bisnis
Permasalahannya adalah pencatatan sistem informasi pada
Apotek sebagai unit yang melakukan pelayanan kefarmasian
Apotek ini masih dilakukan secara manual sehingga
harus memiliki tenaga kefarmasian yang terdiri atas apoteker
menimbulkan kemungkinan terjadinya human errors. Selain itu,
dan asisten apoteker. Apoteker bertugas sebagai penanggung
dengan semakin banyaknya jenis obat-obatan, maka proses
jawab apotek untuk mengkoordinir pelayanan kefarmasian
pendataan yang dilakukan secara manual akan membutuhkan
kepada pelanggan apotek. Apoteker bertugas melakukan
waktu yang cukup lama. Oleh sebab itu, Apotek perlu
pelayanan informasi obat (PIO) kepada pelanggan apotek.
mengubah sistem informasinya dari sistem manual menjadi

Selain itu apoteker bertugas melakukan pemberian konseling,
sistem terkomputerisasi yang diharapkan dapat membantu
informasi dan edukasi (KIE) kepada pelanggan. Hal ini berguna
dalam penanganan fungsi administrasi dan pendataan
untuk menghindari penggunaan obat yang salah dan
transaksi-transaksi yang terjadi. Meskipun ada beberapa apotek
penyalahgunaan penggunaan obat. Selanjutnya asisten
yang telah menerapkan sistem penjualannya dengan
apoteker bertugas sebagai tenaga teknis untuk meracik obat di
komputerisasi tetapi menurut penulis masih banyak yang belum
apotek.
diintegrasikan dengan pemanfaatan barcode.
Apotek sebagai unit bisnis mengharuskan adanya Pemilik
Dilatarbelakangi oleh kondisi itu, maka penulis mencoba
Sarana Apotek (PSA) yang mengeluarkan modal pendirian
melakukan perancangan dan pembuatan aplikasi point of sale
apotek. Modal yang telah dikeluarkan tersebut dalam jangka
integrasi barcode studi kasus pada Apotek menggunakan
waktu tertentu harus mengalami Break Even Point (BEP) atau
pemrograman berbasis web serta menjadikannya ke dalam

balik modal. Seberapa cepat BEP terjadi tergantung bagaimana
penelitian tugas akhir dengan judul : “Perancangan dan
Apoteker dan PSA bekerja sama mengelola apotek.
Pembuatan Aplikasi Point of Sale Integrasi Barcode (Studi
Kasus Apotek)”.
B. Point of Sale
Point Of Sale atau disingkat POS dapat diterjemahkan bebas
menjadi sistem kasir, yaitu aktivitas yang ber-orientasi pada
penjualan yang terjadi pada bidang usaha retail. Mengapa POS
ini menjadi terlihat sangat penting? Hal ini semata-mata adalah
karena POS merupakan terminal tempat uang diterima dari
pelanggan ke toko retail. Bagi pemilik usaha, uang masuk

Prasetyo, Sukya, dan Ekojono

ISSN: 2252 – 486X

16
adalah indikator yang paling mudah untuk mengukur
pendapatan, disebut dengan OMZET.

POS juga menjadi penting karena seiring dengan
berkembangnya usaha, sistem kasir akan dijalankan bukan oleh
pemilik, namun oleh karyawan. Karena itu pemilik wajib tahu
apa yang dikerjakan oleh kasir, dan berapa uang yang
didapatkan secara tepat.
Para pengusaha retail lama mungkin telah terbiasa dengan
mesin kasir elektronik atau disebut Cash Register. Cash
Register adalah sistem kasir sederhana yang bisa mengetahui
omzet hari ini. Mesin ini juga bisa mengetahui aktivitas uang
masuk oleh masing-masing karyawan kasir, jika dipakai oleh
lebih dari satu orang.
Seiring dengan pesatnya perkembangan komputer, cash
register mulai ditinggalkan dengan alasan sebagai berikut:
 Kapasitas penyimpanan terbatas
 Hanya dapat melakukan transaksi POS sederhana
 Tidak dapat digunakan untuk kepentingan lainnya
 Sistem POS terlalu sederhana. Kalaupun ada cash
register yang mampu mendukung sistem stok
(persediaan), harganya sangat mahal dibandingkan
komputer

 Tidak dapat di upgrade. Misalnya tidak mendukung
sistem Barcode. Kalaupun ada, harganya juga mahal.
 Biaya maintenance tinggi. Jika terjadi kerusakan modul,
spare-part jarang tersedia dan harganya mahal.
Karena itu dewasa ini, sistem POS atau kasir telah
digantikan oleh sistem komputer kasir. Walaupun tahap
implementasi awal terlihat lebih rumit, namun fitur yang
disediakan jauh melebihi cash register.
Saat ini cash register hanya cocok dipakai untuk countercounter sederhana yang tidak mempunyai terlalu banyak
barang. Misalnya depot di food court, open space counter di
mall, atau usaha retail dengan frekuensi penjualan yang rendah.
Satu-satunya keunggulan cash register adalah bentuknya yang
compact dan mudah dipindah-pindah.
Mesin POS memiliki banyak pengertian, namun secara
umum Point of Sale adalah sebuah sistem yang memungkinkan
diadakannya proses transaksi. Kalau ingin dirunut lebih
spesifik lagi, maka POS memiliki pengertian sebagai hardware
atau software yang digunakan untuk transaksi. Tidak itu saja,
sistem POS modern dilengkapi dengan sistem pelaporan
manajemen yang terintegrasi. Sistem POS digunakan di

supermarket, restoran, hotel dan tempat-tempat lain yang
membuka jasa retail. Dalam lingkup yang luas, POS juga bisa
berarti proses pelayanan transaksi dalam sebuah toko retail.
Secara umum bahwa POS adalah sebuah sistem yang
memungkinkan diadakannya transaksi yang di dalamnya
termasuk juga penggunaan mesin kasir. Dalam lingkup POS,
sebuah mesin kasir tidak berdiri sendiri, namun sudah termasuk
di dalamnya software penunjang dan piranti lain. Sistem POS
melakukan lebih dari sekedar tugas transaksi jual beli, di
dalamnya bisa terintegrasi juga perhitungan akuntansi,
manajemen barang dan stok, modul penggajian karyawan,
perhitungan hutang piutang dan berbagai macam fungsi lainnya.
Dalam perkembangannya, mesin kasir mengalami evolusi
sampai sekarang yang kita lihat sekarang ini di berbagai

ISSN: 2252 – 486X

JURNAL INFORMATIKA & MULTIMEDIA, Vol. 05, No. 01, Tahun 2013

supermarket ataupun hipermarket. Mesin kasir yang sudah

computerized plus dilengkapi dengan barcode scanner, cash
drawer dan digital scale bisa disebut juga dengan nama mesin
POS.
Mesin POS lebih mengacu kepada penggunaan teknologi
untuk melakukan efisiensi transaksi, dalam hal ini adalah
kecepatan, ketelitian, dan kelengkapan pelaporan manajemen.
C. Barcode
Barcode adalah susunan garis cetak vertikal hitam putih
dengan lebar berbeda untuk menyimpan data-data spesifik
seperti kode produksi, nomor identitas, dll sehingga sistem
komputer dapat mengidentifikasi dengan mudah, informasi
yang dikodekan dalam barcode.
Dewasa ini barcode dapat dijumpai dimana-mana. Coba
ambilah sebuah produk di supermarket terdekat, dan periksa
apakah terdapat banyak garis hitam vertikal warna hitam yang
saling berdekatan. Itulah yang disebut barcode. Di dalam
barcode tersebut terdapat informasi (umumnya berupa angka).
Angka tersebut biasanya juga tercantum di bawah barcode
tersebut.
Mungkin anda bertanya, kalau sudah ada kode angka,

mengapa masih diperlukan barcode? Jawabnya adalah bagi alat
(atau komputer) lebih mudah membaca sesuatu yang bersifat
digital daripada angka yang bersifat analog. Kode barcode
dengan warna contrast (biasanya hitam di atas putih) sangat
mudah dikenali oleh sensor optik CCD atau laser yang ada pada
alat pemindah, untuk kemudian diterjemahkan oleh komputer
menjadi angka.
Ada beberapa standarisasi jenis barcode. Berikut ini adalah
jenis barcode yang sering digunakan:

Code 39, sebagai simbolik yang paling populer di
dunia barcode non-retail, dengan variabel digit yang panjang.
Namun saat ini code 39 makin sedikit dipergunakan dan
digantikan dengan Code 128 yang lebih mudah dibaca oleh
pemindai.

Universal Product Code (UPC)-A, terdiri dari 12 digit,
yaitu 11 digit data, 1 check digit : untuk kebutuhan industri
retail.


UPC-E, terdiri dari 7 digit, yaitu 6 digit data, 1 check
digit : untuk bisnis retail skala kecil.

European Articles Numbering (EAN)-8, terdiri dari 8
digit, yaitu 2 digit kode negara, 5 digit data, 1 check digit.

EAN-13 atau UPC-A versi Eropa, terdiri dari 13 digit,
yaitu 12 digit data, 1 check digit
Tipe barcode yang banyak di Indonesia adalah EAN 13,
yaitu kode barcode dengan 13 digit. Dimana 3 kode awalnya
merupakan kode negara Indonesia (899). Kemudian empat
angka berikutnya menunjukkan kode perusahaan. Selanjutnya
lima angka secara berturut-turut merupakan kode produk dan
angka terakhir berupa validasi atau cek digit.
Pada tahun 1932, Wallace Flint membuat sistem
pemeriksaan barang di perusahaan retail. Awalnya, teknologi
barcode dikendalikan oleh perusahaan retail, lalu diikuti oleh
perusahaan industri. Lalu pada tahun 1948, pemilik toko
makanan lokal meminta Drexel Institute of Technology di
Philadelphia untuk membuat sistem pembacaan informasi

produk selama checkout secara otomatis.

Prasetyo: Perancangan dan Pembuatan Aplikasi …

17

JURNAL INFORMATIKA & MULTIMEDIA, Vol. 05, No. 01, Tahun 2013

Kemudian Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland,
lulusan Drexel, bergabung untuk mencari solusi. Woodland
mengusulkan tinta yang sensitif terhadap sinar ultraviolet.
Prototype ditolak karena tidak stabil dan mahal. Tangal 20
Oktober 1949 Woodland dan Silver berhasil membuat prototipe
yang lebih baik.
Akhirnya pada tanggal 7 Oktober 1952, mereka mendapat
hak paten dari hasil penelitian mereka. 1966: Pertama kalinya
barcode dipakai secara komersial adalah pada tahun 1970
ketika Logicon Inc. membuat Universal Grocery Products
Identification Standard (UGPIC).
Perusahaan pertama yang memproduksi perlengkapan
barcode untuk perdagangan retail adalah Monach Marking.
Pemakaian di dunia industri pertama kali oleh Plessey
Telecommunications. Pada tahun 1972, Toko Kroger di
Cincinnati mulai menggunakan bull’s-eye code. Selain itu,
sebuah komite dibentuk dalam grocery industry untuk memilih
kode standar yang akan digunakan di industri. Pada tanggal 3
April 1973 Komite memilih simbol UPC (Uniform Product
Code) sebagai standar industri.
Kode batang (barcode) terutama UPC, sudah menjadi bagian
penting dalam peradaban modern. Penggunaan yang sudah
tersebar luas menjadikan kode batang terus digunakan dan
berkembang dengan baik, seperti:
 Hampir semua barang yang dijual di toko grosir,
department store menggunakan dan memiliki kode
batang UPC. Hal ini sangat membantu dalam melacak
seluruh item yang dibeli dengan memunculkan harga
dan data yang sebelumnya sudah program.
 Penggunaan pada kartu anggota Ritel (hampir seluruh
toko ritel seperti alat olah raga, kosmetik, peralatan
kantor,
obat,
dan
factory
outlet)
untuk
mengidentifikasikan konsumen yang menjadi anggota.
 Pelacakan gerakan item, termasuk sewa mobil, bagasi
maskapai penerbangan. Sejak tahun 2005, maskapai
menggunakan standar IATA 2D kode batang di
boarding pass.
 Beberapa 2D kode batang embed hyperlink halaman web
page. Sebuah selular mampu dapat digunakan untuk
membaca kode batang dan browsing situs yang
terhubung.
 Pada 1970-an dan 1980-an, perangkat lunak kode
sumber ini kadang-kadang dikodekan dalam kode
batang dan dicetak di atas kertas.
Terdapat 6 kategori barcode berdasarkan kegunaannya, yaitu:
 Barcode untuk keperluan retail. Barcode untuk
keperluan retail, salah satu contohnya adalah UPC
(Universal Price Codes), biasanya digunakan untuk
keperluan produk yang dijual di supermarket.
 Barcode untuk keperluan packaging. Barcode untuk
packaging biasanya digunakan untuk pengiriman barang,
dan salah satunya adalah barcode tipe ITF.
 Barcode untuk penerbitan. Barcode untuk keperluan
penerbitan, sering digunakan pada penerbitan suatu
produk, misalkan barcode yang menunjukkan ISSN
suatu buku.

Prasetyo, Sukya, dan Ekojono







Barcode untuk keperluan farmasi. Barcode untuk
keperluan farmasi biasanya digunakan untuk identifikasi
suatu produk obat-obatan. Salah satu barcode farmasi
adalah barcode jenis HIBC.
Barcode untuk keperluan non retail. Barcode untuk
kepentingan non retail, misalkan barcode untuk
pelabelan buku-buku yang ada di perpustakaan. Salah
satu tipe barcode untuk keperluan non retail ini adalah
Code 39.
Barcode untuk keperluan lain.

Industri pengguna barcode dapat di lihat kembali sepanjang
tahun 1960, yang dipakai untuk mengidentifikasi lintasan mobil
(railroad car). Barcode linear umum dengan kode barcode UPC
(universal product code) mulai dipakai pada papan rak grosir
pada awal 1970 untuk mengotomasi proses indentifikasi
barang-barang grosir. Saat ini, barcode ada dimana-mana dan
digunakan untuk identifikasi di hampir semua bidang bisnis.
Ketika teknologi barcode diterapkan dalam proses bisnis, maka
ada prosedur yang terotomasi untuk meningkatkan
produktifitas dan mengurangi kesalahan manusia. Barcode
digunakan kapanpun ketika ada kebutuhan untuk keakuratan
identifikasi atau melacak sesuatu.
Tipe-tipe barcode yang digunakan tergantung dari beberapa
variabel yaitu:
 Standard dan instruksi
 Tujuan dan penggunaan
 Encoding data
 Cetak dan atau metode decoding
Ada beberapa tipe barcode berbeda untuk tujuan yang
berbeda, hal ini dinamakan dengan simbol atau symbology.
Setiap tipe simbol atau tipe barcode merupakan standard yang
menjelaskan simbol yang tercetak dan bagaimana peralatannya
seperti barcode scanner, membaca dan mendecoding simbol
yang tercetak tersebut.
Standard industri biasanya dibangun ketika perusahaan
banyak (multiple) melibatkan proses ID. Standard tidak begitu
penting sama seperti simbol barcode. Standard barcode
menjelaskan bagaimana menggunakan simbol barcode didalam
situasi khusus. Sebagai contoh label buku yang menggunakan
ISBN dan secara berkala menggunakan simbol EAN-13 (EAN
= European Articel Number) seperti Gambar 1.

Gambar 1 Barcode EAN-13

ISSN: 2252 – 486X

18

JURNAL INFORMATIKA & MULTIMEDIA, Vol. 05, No. 01, Tahun 2013

III. ANALISA DAN PERANCANGAN
A. Analisa Sistem
Sebelum membuat suatu sistem kita harus melakukan
analisa terhadap sistem yang akan kita buat. Sistem pada apotek
itu sendiri ada beberapa analisa yang dibuat untuk menunjang
proses bisnis yang terjadi pada Apotek. Proses bisnis yang
terjadi pada Apotek antara lain meliputi :
1) Transaksi Pembelian
Transaksi Pembelian adalah transaksi pembelian obat/barang
yang dilakukan antara Supplier dan Administrasi Apotek.
Supplier menyediakan berbagai macam obat-obatan untuk
dijual ke beberapa Apotek. Apotek melakukan pemesanan atau
pembelian obat/barang dari Supplier.
2) Transaksi Penjualan
Transaksi Penjualan adalah transaksi penjualan obat/barang
yang dilakukan antara Customer/Pembeli dan Kasir Apotek.
Customer/Pembeli melakukan pembelian obat/barang dari
Apotek. Apotek menyediakan berbagai macam obat-obatan
yang diperoleh dari Supplier untuk dijual kepada
Pembeli/Customer.
3) Retur Pembelian
Retur Pembelian adalah retur dari transaksi pembelian
obat/barang yang dilakukan oleh Administrasi Apotek. Retur
Pembelian terdiri dari retur stok obat/barang, dan retur
obat/barang yang rusak/hilang. Administrasi Apotek membuat
retur pembelian obat/barang harian, mingguan, bulanan,
ataupun tahunan dari transaksi pembelian yang terjadi untuk
diserahkan kepada Pimpinan Apotek.
4) Retur Penjualan
Retur Penjualan adalah retur dari transaksi penjualan
obat/barang yang dilakukan oleh Administrasi Apotek.
Administrasi Apotek membuat retur pembelian obat/barang
harian, mingguan, bulanan, ataupun tahunan dari transaksi
pembelian yang terjadi untuk diserahkan kepada Pimpinan
Apotek.
5) Laporan Harian Kasir
Laporan Harian Kasir adalah laporan harian dari tiap-tiap
kasir dengan merekap jumlah penjualan dari transaksi
penjualan yang dilakukan oleh kasir. Kasir melakukan rekap
penjualan tiap harinya untuk diserahkan ke Administrasi
Apotek. Administrasi Apotek melakukan cek ulang laporan
harian dari masing-masing kasir, selanjutnya akan diserahkan
kepada Pimpinan Apotek.
6) Laporan Pembelian
Laporan Pembelian adalah laporan dari rekap transaksi
pembelian yang terjadi pada Apotek.
7) Laporan Laba / Rugi Penjualan
Laporan Laba/Rugi Penjualan adalah laporan tentang
perhitungan laba atau rugi dari penjualan. Apabila nilai
penjualan lebih besar daripada nilai pembelian, maka akan
mendapatkan laba atau keuntungan. Apabila nilai penjualan
lebih kecil daripada nilai pembelian, atau terjadi
kerusakan/kehilangan obat/barang, maka akan mengalami
kerugian.
8) Laporan Obat/Barang Terlaris

ISSN: 2252 – 486X

Laporan Obat/Barang Terlaris adalah laporan mengenai
obat/barang terlaris yang dibeli oleh customer dinilai dari
banyaknya item obat/barang yang telah terjual.
9) Laporan Stok Obat Rusak/Hilang
Laporan Stok Obat Rusak/Hilang adalah laporan mengenai
stok obat/barang yang rusak atau hilang dan mencatat jumlah
kerugian yang harus ditanggung.
B. Perancangan DFD
DFD (Data Flow Diagram) merupakan diagram yang
dirancang untuk menggambarkan alur jalannya data yang
terjadi pada sistem yang telah dibuat. DFD Level 0 pada
Aplikasi Point of Sale Integrasi Barcode Studi Kasus Apotek
terdiri dari 5 (Lima) Entitas yang terlibat pada sistem
diantaranya entitas admin, kasir, supplier, pegawai, dan
customer. DFD Level 0 Aplikasi Point of Sale Integrasi
Barcode Studi Kasus Apotek terlihat pada Gambar 2.
C. Perancangan Database
Entity Relationship Diagram (ERD) pada dasarnya
merupakan diagram relasi antar entitas yang terlibat pada
sistem. Relasi adalah hubungan antara tabel yang satu dengan
tabel yang lainnya.
Ada tiga bentuk relasi antar tabel, yaitu :
a.
Relasi one-to-one (satu ke satu), yaitu ketika satu
record pada satu tabel hanya berhubungan dengan satu record
pada tabel lainnya.
b.
Relasi one-to-many (satu ke banyak), yaitu ketika satu
record pada satu tabel berhubungan dengan banyak record pada
tabel lainnya.
c.
Relasi many-to-many (banyak ke banyak), yaitu
ketika banyak record pada suatu tabel berhubungan dengan
dengan record pada tabel lainnya.
ERD Aplikasi Point of Sale Apotek terlihat pada Gambar 3.

Prasetyo: Perancangan dan Pembuatan Aplikasi …

19

JURNAL INFORMATIKA & MULTIMEDIA, Vol. 05, No. 01, Tahun 2013

Admin

Data Login
Input Data Obat
Input Data Pengguna
Input Data Pegawai
Input Data Customer
Input Data Supplier
Transaksi Pembelian
Input Barang Rusak/Hilang
Rekap Data
Buat Barcode

Data Login
Input Data Obat
Transaksi Pembelian

Operator

Info Data
Laporan Harian
Laporan Pembelian
Laporan Laba/Rugi
Laporan Obat Terlaris
Laporan Obat Rusak/Hilang

Aplikasi Point of Sale
Integrasi Barcode
(Studi Kasus Apotek)

Kasir
Data Login
Transaksi Penjualan
Rekap Penjualan

Informasi Data Obat
Laporan Pembelian

Laporan Penjualan

Gambar 2. DFD

SUPPLIER

MENGELOLA

KODE_SUPPLIER
NAMA_SUPPLIER
ALAMAT_SUPPLIER
TELP_SUPPLIER
FAX

ADMIN
USERNAME
PASSWORD

TRANS AKSI_PEMBELIAN

OBAT

MENY UPLA I

KODE_OBAT
BARCODE
NAMA_OBAT
SINGKATAN
MERK
KATEGORI
SATUAN
HARGA_BELI
TIPE

CUSTOMER

MEMBELI

ID_CUSTOMER
NAMA_CUSTOMER
ALAMAT_CUSTOMER
TELP_CUSTOMER
KETERANGAN

NOTA_KWI TANS I

KASIR
NO_KASSA
IP_ADDRESS
USERNAME
PASSWORD
MODAL_AWAL

TRANS AKSI_PENJUALAN

Gambar 3. ERD

IV. IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN
Aplikasi Point of Sale Integrasi Barcode Studi Kasus Apotek
ini dibagi menjadi 2 (dua) aplikasi yaitu admin dan kasir.
A. Aplikasi Admin

Prasetyo, Sukya, dan Ekojono

Di dalam aplikasi ini dilakukan proses manajemen data
obat/barang, data pengguna, data pegawai, data customer, data
supplier, data pendapatan lain dan data kassa. Transaksi yang
terjadi meliputi transaksi pembelian obat/barang, transaksi
penambahan stok obat, transaksi stok obat/barang rusak/hilang,
dan transaksi pendapatan lain. Administrator juga bisa

ISSN: 2252 – 486X

20

JURNAL INFORMATIKA & MULTIMEDIA, Vol. 05, No. 01, Tahun 2013

melakukan retur/laporan dari transaksi yang telah dilakukan
meliputi laporan harian kasir, laporan pembelian, laporan laba
penjualan, laporan obat terlaris, laporan stok obat/barang rusak,
dan laporan pendapatan lain. Pada aplikasi ini juga dilengkapi
dengan fitur backup database, restore database, pengsongan
database, cetak kode obat/barang, pembuatan barcode dan info
program.
1) Halaman Login
Sebelum masuk ke halaman admin, pengguna harus login
dahulu dengan mengisikan username dan password. Apabila
benar maka akan langsung masuk ke halaman admin, jika
username atau password salah maka akan dilakukan
pengulangan kembali sampai username dan password benar.
Tampilan halaman login terlihat pada Gambar 4. Diisi
username dan password.

pengguna ada 3 (tiga) yaitu : Admin, Operator, dan Kasir. Pada
konten menu ditampilkan record data berupa tabel yang
ditambahkan tombol edit dan hapus. Untuk menambahkan data
pengguna, klik tombol Tambah pada bagian bawah menu.
Contoh pengisian data pengguna terlihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Pengisian Data Pengguna

Selanjutnya klik tombol Tambah, maka akan tampak
hasilnya pada record tabel seperti terlihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Hasil Pengisian Data Pengguna
Gambar 4. Halaman Login

2) Halaman Data umum
Halaman Data Umum terdiri dari menu Data Kategori, Data
Satuan, dan Data Merk yang nantinya akan dibutuhkan dalam
pengisian data obat/barang. Pada tiap-tiap menu dari ketiga
menu tersebut ditampilkan record data berupa tabel yang
ditambahkan tombol edit dan hapus.
Klik tombol tambah untuk menambahkan item per tabel.
Icon ( ) untuk mengubah data.
Icon ( ) untuk menghapus data.
Tampilan halaman data umum seperti tampak pada Gambar 5.

4) Halaman Data Pegawai
Halaman ini berfungsi untuk melakukan penambahan,
pengubahan, ataupun menghapus data pegawai. Bagian atas
berisikan form untuk pencarian data pegawai berdasarkan nama
pegawai, nomor pegawai, alamat pegawai dan jabatan pegawai.
Pada konten menu ditampilkan record tabel data pegawai yang
ditambahkan tombol edit dan hapus. Untuk menambahkan data
pegawai, klik tombol Tambah pada menu bagian bawah.
Contoh pengisian data pegawai baru terlihat pada Gambar 8.

Gambar 5. Halaman Data Umum

3) Halaman Data Pengguna
Halaman ini berfungsi untuk melakukan penambahan,
pengubahan, ataupun menghapus data pengguna. Hak dari

ISSN: 2252 – 486X

Gambar 8. Pengisian Data Pegawai

Prasetyo: Perancangan dan Pembuatan Aplikasi …

21

JURNAL INFORMATIKA & MULTIMEDIA, Vol. 05, No. 01, Tahun 2013

5) Halaman Data Customer
Halaman ini berfungsi untuk melakukan penambahan,
pengubahan, ataupun menghapus data customer. Bagian atas
berisikan form untuk pencarian data customer berdasarkan
nama customer dan alamat customer. Pada konten menu
ditampilkan record tabel data customer yang ditambahkan
tombol edit dan hapus. Untuk menambahkan data customer,
klik tombol Tambah pada menu bagian bawah. Contoh
pengisian data customer baru terlihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Pengisian Data Customer

6) Halaman Data Supplier
Halaman ini berfungsi untuk melakukan penambahan,
pengubahan, ataupun menghapus data supplier. Bagian atas
berisikan form untuk pencarian data supplier berdasarkan nama
supplier, kode supplier, dan alamat supplier. Pada konten menu
ditampilkan record tabel data supplier yang ditambahkan
tombol edit dan hapus. Untuk menambahkan data supplier, klik
tombol Tambah pada menu bagian bawah. Contoh pengisian
data supplier baru terlihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Pengisian Data Supplier

7) Halaman Data Obat/Barang
Halaman ini berfungsi untuk melakukan penambahan,
pengubahan, ataupun menghapus data obat/barang. Bagian atas
berisikan form untuk pencarian data obat/barang berdasarkan
kode, nama, merk, kategori, satuan dan tipe. Pada konten menu
ditampilkan record tabel data obat/barang yang ditambahkan
fitur tombol edit dan hapus. Untuk menambahkan data
obat/barang, klik tombol Tambah pada menu bagian bawah.
Contoh pengisian data obat/barang baru terlihat pada Gambar
11.

Prasetyo, Sukya, dan Ekojono

Gambar 11 Pengisian Data Obat

8) Halaman Data Pendapatan Lain
Halaman untuk menambahkan nama pendapatan lain apabila
ada pendapatan lain disamping pendapatan utama dari
penjualan obat/barang Apotek itu sendiri. Sebagai contoh
pendapatan dari parkir, counter pulsa, dan sebagainya. Untuk
menambahkan nama pendapatan lain, klik tombol Tambah
pada menu bagian bawah. Tampilan menu record data
pendapatan lain tampak pada Gambar 12.

Gambar 12 Menu Record Data Pendapatan Lain

9) Halaman Data Kassa/Client
Halaman ini berfungsi untuk melakukan penambahan,
pengubahan, ataupun menghapus data kassa. Pada konten menu
ditampilkan record tabel data kassa yang ditambahkan fitur
tombol edit dan hapus. Untuk menambahkan data kassa, klik
tombol Tambah pada menu bagian bawah. Contoh pengisian
data kassa baru terlihat pada Gambar 13.

ISSN: 2252 – 486X

22

JURNAL INFORMATIKA & MULTIMEDIA, Vol. 05, No. 01, Tahun 2013

obat/barang pada database akan bertambah sesuai jumlah
obat/barang yang dibeli.

Gambar 13. Pengisian Data Kassa

10) Halaman Transaksi Pembelian
Pada halaman ini dilakukan proses transaksi pembelian
obat/barang yang diperoleh dari supplier. Pada menu bagian
atas terdapat form pengisian transaksi pembelian yang terdiri
dari pengisian nama obat/barang, potongan harga, dan qty
(jumlah obat/barang yang dibeli). Untuk melakukan pembelian
obat/barang, kita isikan memilih nama obat/barang yang dibeli,
diisikan potongan harga jika ada (jika tidak ada diisi angka nol),
dan diisi qty (jumlah obat/barang yang dibeli). Contoh
pengisian pembelian obat/barang terlihat pada Gambar 14.

11) Halaman Stok Obat/Barang
Pada halaman ini berfungsi untuk melihat jumlah stok
obat/barang, mengubah harga beli dan harga jual setiap item
obat/barang serta juga dapat melakukan penambahan stok
obat/barang. Pada menu bagian atas terdapat form pencarian
data berdasarkan kode obat/barang, nama obat/barang, merk,
kategori dan stock obat/barang. Untuk melakukan pengubahan
dari data stock obat/barang, klik tombol ( ) maka akan muncul
tampilan form Edit Stock lalu kita isikan harga beli baru, harga
jual baru, dan tambah stock seperti terlihat pada Gambar 16.

Gambar 14 Pengisian Transaksi Pembelian

Setelah itu klik tombol Insert, maka akan muncul record item
pembelian obat/barang yang dibeli pada record tabel
dibawahnya seperti terlihat pada Gambar 15.

Gambar 16. Pengubahan Data Stock Obat/Barang

12) Halaman Laporan Harian Tiap Kasir
Halaman untuk melakukan rekap laporan harian dari masingmasing transaksi yang dilakukan oleh kasir. Pada laporan
harian kasir akan ditampilkan jumlah transaksi yang telah
dilakukan pada hari itu, jumlah modal awal yang diberikan
sebelumnya, dan jumlah penjualan yang didapat pada hari itu.
Tampilan halaman laporan harian tiap kasir dapat dilihat pada
Gambar 17.

Gambar 15. Hasil Pengisian Data Transaksi Pembelian

Setelah kita masukkan obat/barang yang dibeli ke dalam item
pembelian, selanjutnya kita pilih nama Supplier, dan tanggal
pembelian (secara otomatis tanggal diisikan tanggal sekarang).
Nomor bukti dan nomor nota secara otomatis diisikan oleh
sistem. Kemudian klik tombol Simpan untuk mengakhiri
transaksi pembelian. Nantinya secara otomatis stock

ISSN: 2252 – 486X

Prasetyo: Perancangan dan Pembuatan Aplikasi …

JURNAL INFORMATIKA & MULTIMEDIA, Vol. 05, No. 01, Tahun 2013

23
15) Halaman Laporan Pendapatan Lain
Halaman untuk menampilkan atau rekap laporan pendapatan
lain. Pencarian data berdasarkan tanggal, bulan dan tahun
pencatatan pendapatan lain. Apabila laporan pendapatan lain
yang dicari ingin dicetak, maka klik tombol Cetak Laporan
Pendapatan Lain, dan didapatkan tampilan pada Gambar 20.

Gambar 20. Hasil Cetak Laporan Pendapatan Lain

16) Halaman Laporan Obat/Barang Terlaris
Halaman untuk menampilkan atau rekap laporan obat/barang
terlaris. Pencarian data berdasarkan tanggal, bulan dan tahun.
Apabila laporan obat terlaris yang dicari ingin dicetak, maka
klik tombol Cetak Laporan Barang Terlaris, dan didapatkan
tampilan pada Gambar 21.

Gambar 17. Halaman Laporan Harian Kasir

13) Halaman Laporan Pembelian
Halaman untuk menampilkan atau rekap laporan pembelian.
Pencarian data berdasarkan nama supplier, tanggal, bulan dan
tahun pembelian. Apabila laporan pembelian yang dicari ingin
dicetak, maka klik tombol Cetak Laporan Pembelian, dan
didapatkan tampilan seperti pada Gambar 18.

Gambar 21. Hasil Cetak Laporan Obat/Barang Terlaris

17) Halaman Laporan Stok Obat/Barang Rusak/Hilang
Halaman untuk menampilkan atau rekap laporan obat/barang
rusak/hilang. Pencarian data berdasarkan tanggal, bulan dan
tahun. Apabila laporan obat rusak/hilang yang dicari ingin
dicetak, maka klik tombol Cetak Laporan Barang Rusak, dan
didapatkan tampilan pada Gambar 22.

Gambar 18. Hasil Cetak Laporan Pembelian

Gambar 22. Hasil Cetak Laporan Obat/Barang Rusak/Hilang

14) Halaman Laporan Laba Penjualan
Halaman untuk menampilkan atau rekap laporan laba
penjualan. Pencarian data berdasarkan nama supplier, tanggal,
bulan dan tahun penjualan. Apabila laporan pembelian yang
dicari ingin dicetak, maka klik tombol Cetak Laporan Laba
Penjualan, dan didapatkan tampilan seperti pada Gambar 19.

18) Halaman Cetak Kode Obat/Barang
Halaman untuk bantuan mencetak kode obat/barang yang
ditempelkan pada kemasan produk. Dalam pengisian cetak
kode obat/barang diisikan kategori maka akan muncul daftar
nama obat/barang dibawahnya kemudian isikan jumlah
kuantitas cetak. Untuk melakukan pencetakan, klik tombol
Cetak Kode Barang maka didapatkan hasil seperti pada Gambar
23.

Gambar 23 Hasil Cetak Kode Obat/Barang

Gambar 19. Hasil Cetak Laporan Laba Penjualan

Prasetyo, Sukya, dan Ekojono

ISSN: 2252 – 486X

24

JURNAL INFORMATIKA & MULTIMEDIA, Vol. 05, No. 01, Tahun 2013

19) Halaman Buat Barcode
Berisikan pilihan kategori, nama barang, dan isikan qty cetak
dari penamaan sandi/nomor barcode dari obat kemudian
insertkan. Maka data akan segera tampil di konten bawahnya.
Pengisian Buat Barcode terlihat pada Gambar 24.

awal, dan no. kassa. Tampilan halaman login terlihat pada
Gambar 26.

Gambar 26. Halaman Login Kasir

Jika data diisi lengkap dengan benar maka akan diarahkan ke
halaman transaksi penjualan, apabila tidak benar atau data
belum diisi maka akan diulang kembali pada proses login.
2) Halaman Transaksi Penjualan Kasir
Pada halaman ini dilakukan proses transaksi penjualan
obat/barang yang dilakukan oleh kasir untuk melayani
pembelian dari customer. Tampilan halaman transaksi
penjualan kasir terlihat pada Gambar 27.

Gambar 24. Pengisian Buat Barcode

Untuk mencetak barcode dari item obat/barang yang
dipilih maka klik tombol Cetak Barcode. Hasilnya terlihat
seperti pada Gambar 25.

Gambar 27 Halaman Transaksi Penjualan Kasir

Gambar 25 Hasil Cetak Barcode

B. Aplikasi Kasir
Pada aplikasi ini dilakukan transaksi penjualan obat/barang,
pembayaran disertai pembuatan nota kwitansi, dan rekap
penjualan harian tiap kasir.
1) Halaman Login
Sebelum masuk ke halaman transaksi penjualan, kasir harus
login dahulu dengan mengisikan username, password, modal

ISSN: 2252 – 486X

C. Uji Coba Program
Uji Coba program yang dilakukan terdapat pada proses
transaksi pembelian dan penjualan obat/barang. Transaksi
pembelian dilakukan pada aplikasi admin dan transaksi
penjualn dilakukan pada aplikasi kasir.
1) Uji Coba Pembelian
Uji coba pembelian ini dilakukan pada menu transaksi
pembelian dari aplikasi admin. Untuk melakukan pembelian
obat/barang, kita isikan memilih nama obat/barang yang dibeli,
diisikan potongan harga jika ada (jika tidak ada diisi angka nol),

Prasetyo: Perancangan dan Pembuatan Aplikasi …

25

JURNAL INFORMATIKA & MULTIMEDIA, Vol. 05, No. 01, Tahun 2013

dan diisi qty (jumlah obat/barang yang dibeli). Contoh
pengisian pembelian obat/barang terlihat pada Gambar 28.

Gambar 28 Pengisian Pembelian Obat

Setelah itu klik tombol Insert, maka akan muncul record item
pembelian obat/barang yang dibeli pada record tabel
dibawahnya seperti terlihat pada Gambar 29.

Gambar 30 Pengisian item penjualan menggunakan barcode

2

Apabila obat/barang tidak memiliki barcode atau terjadi
masalah dengan pembacaan barcode yang menggunakan
alat barcode reader, maka penginputan item obat/barang
bisa dilakukan dengan menekan tombol F7 pada keyboard
kemudian diisikan kode obat/barang. Pengisian item
obat/barang menggunakan kode obat/barang seperti
terlihat pada Gambar 31.

Gambar 29. Item Pengisian Pembelian Obat

Setelah kita masukkan obat/barang yang dibeli ke dalam item
pembelian, selanjutnya kita pilih nama Supplier, dan tanggal
pembelian (secara otomatis tanggal diisikan tanggal sekarang).
Nomor bukti dan nomor nota secara otomatis diisikan oleh
sistem. Kemudian klik tombol Simpan untuk mengakhiri
transaksi pembelian. Nantinya secara otomatis stock
obat/barang pada database akan bertambah sesuai jumlah
obat/barang yang dibeli.
2) Uji Coba Penjualan
Uji coba penjualan ini dilakukan pada menu transaksi
penjualan aplikasi kasir.
1 Pertama dilakukan penginputan item obat/barang dengan
mengisikan barcode pada textbox dengan menggunakan
alat barcode reader seperti tampak pada Gambar 4.49.

Gambar 32. Pengisian item penjualan menggunakan kode obat/barang

3

Prasetyo, Sukya, dan Ekojono

Kemudian akan tampak hasilnya pada list table diatasnya.
Seperti tampak pada Gambar 33.

ISSN: 2252 – 486X

26

JURNAL INFORMATIKA & MULTIMEDIA, Vol. 05, No. 01, Tahun 2013

Gambar 34. Pengisian Uang Pembayaran
Gambar 33. Hasil Pengisian Item Obat/Barang

4

5

Di bagian bawah textbox pengisian barcode terdapat
keterangan mengenai fungsi perintah untuk menjalankan
program yaitu :
a. Pengisian barcode dan tekan Enter untuk
menginputkan item obat/barang yang dibeli.
b. Pengisian dan tekan F2 untuk menginputkan jumlah
obat/barang yang dibeli.
c. Pengisian diisi angka nol dan tekan F2 untuk
menghapus item terakhir.
d. Tekan F6 untuk melakukan reset ulang pengisian item
penjualan.
e. Tekan F7 untuk melihat item obat/barang yang ada.
Digunakan untuk mengantisipasi fungsi barcode tidak
berjalan dengan baik.
f. Tekan F8 untuk merekap laporan penjualan yang
terjadi.
g. Pengisian uang yang dibayar dan tekan F9 untuk
melakukan pembayaran dan menghasilkan nota
kwitansi yang diberikan kepada pembeli.
h. Tekan F10 untuk keluar dari sistem.
Untuk melakukan proses pembayaran, diisikan inputan
uang bayar dari pembeli kemudian tekan F9 pada keyboard.
Semisal seperti contoh pada Gambar 34 diisikan uang
bayar sebesar Rp 10.000,-.

Kwitansi pembayaran pembelian obat/barang yang
diberikan kepada pembeli berisikan hari/tanggal dan waktu
pembelian, no. nota, item obat/barang yang dibeli, jumlah uang
bayar, jumlah uang kembali, total pembelian, potongan jika ada,
dan total bayar. Nota kwitansi pembayaran dari pembelian
obat/barang terlihat pada Gambar 35.

Gambar 35. Nota Kwitansi Pembelian

V. KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dalam penulisan
Tugas Akhir ini adalah :
 Aplikasi Point of Sale Integrasi Barcode Studi Kasus
Apotek ini mempunyai manfaat untuk memudahkan
proses administrasi dan penjualan obat atau barang yang
diintegrasikan dengan barcode reader serta memudahkan
admin atau staf administrasi dalam pembuatan laporan
terkait proses transaksi yang terjadi pada kegiatan Apotek.
 Pada aplikasi admin berfungsi untuk melakukan
administrasi data yang dilengkapi dengan fitur backup
dan restore database sehingga lebih menjaga dari segi
keamanan data apabila terjadi masalah.

ISSN: 2252 – 486X

Prasetyo: Perancangan dan Pembuatan Aplikasi …

27

JURNAL INFORMATIKA & MULTIMEDIA, Vol. 05, No. 01, Tahun 2013



[4]

Aplikasi ini dilengkapi dengan pembuatan barcode untuk
mengantisipasi apabila pada obat atau barang yang dibeli
tidak mempunyai barcode.
Adapun saran yang dapat diberikan pada Tugas Akhir ini
adalah :
 Diharapkan Apotek agar dapat meningkatkan efesiensi
kerja dan memperlancar transaksi pembelian dan laporan
penjualan.
 Program ini dikembangkan lebih lanjut untuk membentuk
suatu sistem yang kompleks sesuai dengan kebutuhan.

[9]

REFERENSI

[10]

[1]
[2]
[3]

Barcode Islands. Symbologies and Barcodes Information,
http://www.barcodeisland.com/. Terakhir diakses tanggal 16 September
2011.
Peranginangin, Kasiman. 2006. Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL.
Penerbit Andi : Yogyakarta

Prasetyo, Sukya, dan Ekojono

[5]
[6]
[7]

[8]

Rosihanari.
Mudah
Membuat
Barcode,
http://www.rosihanari.blogspot.com/php-mudah-membuatbarcode.html. Terakhir diakses tanggal 5 September 2011.
Saputro, Wahju T. 2005. MyQL Untuk Pemula. Penerbit Pena Media :
Yogyakarta
Syafii, M,. 2004. Membangun Aplikasi berbasis PHP dan MySQL.
Penerbit Andi : Yogyakarta
Suyoto, Andi, M.Kom. 2007. AJAX Membangun Web dengan
Teknologi ASYNCHRONOUSE JavaScript & XML. Penerbit Andi :
Yogyakarta
Sulhan, Moh. 2007. Pengembangan Aplikasi Berbasis Web dengan PHP
& ASP. Penerbit Gava Media : Yogyakarta
Welling, Luke & Laura Thompson. 2003. PHP and MySQL Web
Development. Second Edition. USA : Sams Publishing
Williams, Hugh E., & David Lane. 2002. Web Database Applications
with PHP and MySQL. USA : O’Reilly & Associates, Inc

ISSN: 2252 – 486X