Konsep dan Terminologi Depresiasi rupiah
Konsep dan Terminologi Depresiasi
Depresiasi atau penysutan dalam akutansi adalah alokasi sistematis jumlah
yang dapat disusutkan dari suatu asset selama umur manfaatnya. Penerapan
depresiasi akan memengaruhi laporan kekeuangan, termasuk penghasilan kena pajak
suatu perusahaan.
Ada juga yang berpendapat Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik
properti seiring dengan waktu dan penggunaannya. Dalam konsep akuntansi,
depresiasi adalah pemotongan tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak sehingga
pengaruh waktu dan penggunaan atas nilai aset dapat terwakili dalam laporan
keuangan suatu
perusahaan. Depresiasi adalah biaya non-kas yang berpengaruh terhadap pajak
pendapatan.
Properti yang dapat didepresiasi harus memenuhi ketentuan berikut:
1. Harus digunakan dalam usaha atau dipertahankan untuk menghasilkan pendapatan.
2. Harus mempunyai umur manfaat
3. Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis, mengalami peluruhan/ kehancuran,
usang, atau mengalami pengurangan nilai dari nilai asalnya.
4. Bukan inventaris, persediaan atau stok penjualan, atau properti investasi.
Properti yang dapat didepresiasi dikelompokkan menjadi:
a.
Nyata (tangible): dapat dilihat atau dipegang. Terdiri dari properti personal (personal
property) seperti mesin-mesin, kendaraan, peralatan, furnitur dan item-item yang
sejenis; dan properti riil (real property) seperti tanah dan segala sesuatu yang
dikeluarkan dari atau tumbuh atau berdiri di atas tanah tersebut.
b.
Tidak nyata (intangible). Properti personal seperti hak cipta, paten atau franchise.
Metode yang paling mudah dan paling sering digunakan untuk menghitung
penyusutan adalah metode penyusutan garis lurus (straight-line depreciation). Akan
tetapi selain itu, adapula metode perhitungan lain yang bias digunakan, seperti metode
penyusutan dipercepat, penyusutan jumlah angka tahun dan saldo menurun ganda.
Secara sederhana depresiasi adalah penurunan nilai suatu benda karena
kadar atau lama pemakaiannya.
Secara umum depresiasi dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Depresiasi fisik
b. Depresiasi fungsional
Depresiasi fisik
Depresiasi fisik disebabkan karena berkurangnya kemampuan fisik dalam suatu
alat dalam memberikan hasil. Hal ini menyebabkan biaya operasi dan dan
pemeliharaaan meningkat dan hasil keluarannya menurun sedangkan.
Contoh depresiasi fisik
Mobil yang semakin tua harga biasanya semakin menurun karena kemampuan
jelajahnya yang semakin menurun.
Depresiasi fungsional
Depresiasi fungsional adalah suatu penurunan nilai yang disebabkan oleh
berkurangnya permintaan terhadap fungsi dan alat tersebut.
Contoh depresiasi fungsional
Computer pentium menurun, karena munculnya komputer core 2 duo yang mempunyai
kemampuan yang lebih tinggi.
Definisi-Definisi
Basis, atau basis harga: biaya awal untuk mendapatkan aset (harga beli
ditambah pajak), termasuk biaya transportasi dan biaya lain sampai aset tersebut dapat
digunakan sesuai fungsinya. Basis (harga) yang disesuaikan: harga awal aset
disesuaikan dengan kenaikan atau penurunan yang diperkenankan.Misalnya: biaya
perbaikan aset dengan umur manfaat lebih dari setahun meningkatkan basis harga
awal, dan kecelakanna atau kecurian menurunkan harga awal.
Nilai (harga) buku: nilai properti (aset) sesuai dengan laporan akuntansi, yang
mewakili jumlah modal yang masih diinvestasikan pada aset tersebut. Sama dengan
harga awal (termasuk segala penyesuaian) dikurangi dengan pengurangan karena
depresiasi.
Harga pasar: nilai yang dibayar seorang pembeli kepada penjual aset dimana
masing-masing mendapatkan keuntungan dan bertindak tanpa paksaan.
Periode perolehan kembali (recovery period): jumlah tahun dimana basis
(harga) suatu aset diperoleh kembali melalui proses akuntansi. Disebut juga umur
manfaat (klasik) atau kelas properti atau umur kelas.
Tingkat perolehan kembali: persentase untuk setiap tahun periode perolehan
kembali, yang digunakan untuk menghitung pengurangan karena depresiasi tahunan.
Nilai sisa: perkiraan nilai aset pada akhir umur manfaatnya, merupakan harga
jula suatu aset jika tidak lagi digunakan untuk proses produksi oleh pemiliknya.
Umur manfaat: perkiraan periode waktu pemakaian aset (properti) dalam
kegiatan produktif atau untuk menghasilkan pendapatan.
Metode Perhitungan Depresiasi
Secara umum, metode perhitungan depresiasi dibagi dua, yaitu:
1.
Metode klasik, terdiri dari:
a.
Metode garis lurus (straight-line, SL)
Depresiasi suatu aktiva tetap dilihat dari anggapan bahwa lamanya suatu aktiva
tetap dalam peranannya dalam usaha mendapatkan penghasilan, peranan aktiva tetap
tersebut sama besarnya tanpa memandang lama atau barunya aktiva tetap tersebut.
Nilai sisa atau nilai residu dapat diikutsertakan dalam perhitungan.
Penurunan asset terjadi secara linear terhadap waktu atau umur asset tersebut
dimana: Dt = besarnya depresiasi tahun ke tahun
P = ongkos awal barang tersebut
S = nilai sisa dari barang tersebut
N = masa pakai( umur barang)
Biaya Depresiasi Tahunan = Biaya Aktiva Tetap – Nilai Sisa
Umur Manfaat Aset(tahun)
Contoh perhitungan depresiasi dengan garis lurus(straight-line)
Budi membeli sebuah laptop baru seharga Rp 2.400.000,00 , adapun umur
laptop tersebut diperkirakan 4 tahun jika dengan cara menggunakan dengan baik dan
sesuai peraturan, sebelum akhirnya dijual. Pada saat dijual kembali diperkirakan harga
barang tersebut menyusut dari harga belinya sebesar Rp 400.000,00. Berapakah biaya
depresiasi tahunan?
Penyelesaiannya:
Diketahui: Biaya awal laptop tetap Rp 2.400.000,00
Umur manfaat laptop 4 tahun
Nilai sisa/ harga penyusutan dari laptop tersebut Rp 400.000,00
Ditanya : Biaya depresiasi tahunan.....?
Dijawab :
Biaya depresiasi tahunan = biaya awal – nilai sisa
Umur manfaat
= Rp 2.400.000 – Rp 400.000
4
= Rp 2.000.000
4
= Rp 500.000
c.
Metode declining balance (DB) / metode saldo menurun
Depresiasi suatu aktiva tetap dilihat dari anggapan bahwa aktiva tetap baru
sangat besar peranannya dalam usaha mendapatkan penghasilan, peranan aktiva tetap
tersebut semakin lama semakin mengecil seiring dengan semakin tuanya aktiva tetap
tersebut. Nilai sisa atau nilai residu tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Satusatunya metode depresiasi yang menggunakan nilai buku.
Rumus Depresiasi Saldo Menurun :
= { (100%/umur ekonomis) x 2 } x Nilai Perolehan / NilaiBuku
Contoh perhitungan Metode declining balance (DB)
PT. SEJAHTERA ABADI membeli peralatan kantor pada tanggal 21 Januari 2012
seharga Rp. 50.000.000,- dengan nilai sisa diperkirakan sebesar 5% dari harga
perolehan. Umur ekonomis 4 tahun ( nilai sisa tidak digunakan hanya jebakan saja).
Depresiasi 2012 = { ( 100% /4) x 2 } x Rp. 50.000.000 = Rp. 25.000.000,-
Jurnal pada tanggal 21 Januari 2012
D : Beban Depresiasi-Peralatan kantor
K : Akumulasi Depresiasi-Peralatan kantor
= Rp. 25.000.000,= Rp. 25.000.000
c.Metode sum-of-the-years-digits (SYD) /metode angka tahun
Metode Sum-of-Year-Digit penurunan aset dibebankan lebih besar pada tahuntahun awaldan semakin kecil sampai tahun-tahun berikutnya tingkat depresiasi.
Konsepnya sama dengan metode saldo menurun, yaitu aktiva tetap masih baru jumlah
depresiasi besar, kemudian makin lama makin kecil.
Angka tahun dapat dihitung dengan menggunakan :
Rumus = N (N+1)/2
Nilai sisa dapat digunakan dalam perhitungan.
Contoh perhitungan Metode sum-of-the-years-digits (SYD) /metode angka tahun
PT. JAYA ABADI membeli mesin foto copy seharga Rp. 10.000.000 umur 4 tahun pada
tanggal 21 Januari 2012.
Jawab :
Jumlah angka tahun = 4+3+2+1= 10
Depresiasi 2010 = 4/10 x Rp. 10.000.000
= Rp. 4.000.000
Jurnal pada akhir tahun 2010:
D: Beban depresiasi mesin fotocopy
= Rp. 4.000.000
K: Akumulasi depresiasi mesin fotocopy
= Rp. 4.000.000
d.Metode Sinking Fund
Penurunan asset semakin cepat dari tahun ke tahun berikutnya atau besarnya
depresiasi akan lebih kecil pada tahun-tahun awal periode depresiasi (menyertakan
konsep time value of money)
Dt = (P-S) (A/F,i,n) (F/P,i,t-1)
Contoh perhitungan Metode Sinking Fund
UD. MAKMUR Pagi membeli mesin bubut pada tanggal 23 September 2005 seharga
Rp. 48.000.000 umur 4 tahun. Setelah beberapa tahun nilainya berkurang Rp8.000.000
Jawab :
Depresiasi tahun = (48.000.000 – 8.000.000) (4-1)
= (40.000.000)(3)
= Rp. 120.000.000
2. Sistem perolehan biaya dipercepat termodifikasi (Modified Accelerated Cost
Recovery System)
Deplesi
Deplesi adalah pengurangan nilai yang terjadi atas sumber daya alam, seperti
pertambangan, sumur minyak dan gas bumi, kehutanan, dan lain-lain. Sejalan dengan
ekstraksi dan penjualan sumber daya, cadangan akan menurun dan nilai properti akan
terus berkurang. Pada depresiasi, properti dapat diganti dengan properti yang serupa
jika properti tersebut sudah terdepresiasi penuh (nilainya sudah habis). Hal ini tidak
memunginkan pada deplesi. Pada depresiasi, jumlah yang dibebankan untuk biaya
depresiasi diinvestasikan pada peralatan baru sehingga operasi dapat dilanjutkan tanpa
batas. Pada deplesijumlah yang dibebankan untuk biaya deplesi tidak dapat
digunakan untuk mengganti sumber daya alam, akibatnya perusahaan akan menutup
usahanya sedikit demi sedikit sejalan dengan operasi normalnya. Oleh karena itu,
pembayaran terhadap pemilik dilakukan dalam 2 bagian: (1) keuntungan yang diperoleh
dan (2) bagian dari modal pemilik yang dikembalikan, dalam bentuk deplesi.
Metode perhitungan deplesi:
1. Metode biaya:
Satuan deplesi ditentukan dengan membagi basis harga dengan jumlah satuan
tersisa yang masih dapat ditambang atau dipanen. Pengurangan deplesi dihitung
sebagai hasil perkalian antara jumlah satuan terjual pada tahun tersebut dengan satuan
deplesi dalam dolar. Diterapkan untuk semua tipe properti yang dikenai deplesi dan
lebih umum digunakan.
2. Metode persentase
Deplesi dihitung sebagai suatu persentase dari pendapatan kotor, asalkan
jumlah yang dibebankan tidak melebihi 50% dari pendapatan bersih (100% untuk
properti gas dan minyak) sebelum pengurangan deplesi. Digunakan untuk hampir
semua tipe tambang logam, deposit geotermal, dan tambang batubara, tapi tidak untuk
sumber hutan. Jika metode persentase diterapkan untuk suatu properti, beban deplesi
harus dihitung dengan kedua metode. Beban yang lebih besar dapat digunakan untuk
mengurangi basis properti.
Contoh penghitungan deplesi pada suatu perusahaan pertambangan
PT. Aneka Tambang baru-baru ini membeli sebidang tanah yang berada dipulau
sumatera yang mengandung bijih logam dengan harga $2,000,000. Cadangan yang
dapat diperoleh dari hasil tambang tersebut diperkirakan 500,000 ton.
a. Jika 75,000 ton bijih ditambang selama tahun pertama dan 50,000 ton dijual,
berapa beban deplesi untuk tahun pertama?
b. Seandainya pada akhir tahun pertama cadangan dievaluasi kembali dan diketahui
hanya 400,000 ton. Jika 50,000 ton tambahan dijual pada tahun kedua, berapa beban
deplesi untuk tahun kedua?
Penyelesaian:
a. Satuan deplesi
= $2,000,000/500,000 ton = $4.00 per ton.
Beban deplesi tahun 1
= 50,000 ton ($4.00/ton) = $200,000
b. Basis biaya pada akhir tahun kedua
= $2,000,000 - $200,000 = $1,800,000.
Satuan deplesi = $1,800,000/400,000 ton = $4.50/ton
Beban deplesi tahun 2 = 50,000 ton ($4.50/ton) = $225,000
Sumber:
http://www.resumeakun.com/2009/10/straight-line-method-depresiasi-suatu.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Depresiasi
staff.ui.ac.id/internal/132161170/material/ekotek_depresiasi.pdf
Depresiasi atau penysutan dalam akutansi adalah alokasi sistematis jumlah
yang dapat disusutkan dari suatu asset selama umur manfaatnya. Penerapan
depresiasi akan memengaruhi laporan kekeuangan, termasuk penghasilan kena pajak
suatu perusahaan.
Ada juga yang berpendapat Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik
properti seiring dengan waktu dan penggunaannya. Dalam konsep akuntansi,
depresiasi adalah pemotongan tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak sehingga
pengaruh waktu dan penggunaan atas nilai aset dapat terwakili dalam laporan
keuangan suatu
perusahaan. Depresiasi adalah biaya non-kas yang berpengaruh terhadap pajak
pendapatan.
Properti yang dapat didepresiasi harus memenuhi ketentuan berikut:
1. Harus digunakan dalam usaha atau dipertahankan untuk menghasilkan pendapatan.
2. Harus mempunyai umur manfaat
3. Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis, mengalami peluruhan/ kehancuran,
usang, atau mengalami pengurangan nilai dari nilai asalnya.
4. Bukan inventaris, persediaan atau stok penjualan, atau properti investasi.
Properti yang dapat didepresiasi dikelompokkan menjadi:
a.
Nyata (tangible): dapat dilihat atau dipegang. Terdiri dari properti personal (personal
property) seperti mesin-mesin, kendaraan, peralatan, furnitur dan item-item yang
sejenis; dan properti riil (real property) seperti tanah dan segala sesuatu yang
dikeluarkan dari atau tumbuh atau berdiri di atas tanah tersebut.
b.
Tidak nyata (intangible). Properti personal seperti hak cipta, paten atau franchise.
Metode yang paling mudah dan paling sering digunakan untuk menghitung
penyusutan adalah metode penyusutan garis lurus (straight-line depreciation). Akan
tetapi selain itu, adapula metode perhitungan lain yang bias digunakan, seperti metode
penyusutan dipercepat, penyusutan jumlah angka tahun dan saldo menurun ganda.
Secara sederhana depresiasi adalah penurunan nilai suatu benda karena
kadar atau lama pemakaiannya.
Secara umum depresiasi dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Depresiasi fisik
b. Depresiasi fungsional
Depresiasi fisik
Depresiasi fisik disebabkan karena berkurangnya kemampuan fisik dalam suatu
alat dalam memberikan hasil. Hal ini menyebabkan biaya operasi dan dan
pemeliharaaan meningkat dan hasil keluarannya menurun sedangkan.
Contoh depresiasi fisik
Mobil yang semakin tua harga biasanya semakin menurun karena kemampuan
jelajahnya yang semakin menurun.
Depresiasi fungsional
Depresiasi fungsional adalah suatu penurunan nilai yang disebabkan oleh
berkurangnya permintaan terhadap fungsi dan alat tersebut.
Contoh depresiasi fungsional
Computer pentium menurun, karena munculnya komputer core 2 duo yang mempunyai
kemampuan yang lebih tinggi.
Definisi-Definisi
Basis, atau basis harga: biaya awal untuk mendapatkan aset (harga beli
ditambah pajak), termasuk biaya transportasi dan biaya lain sampai aset tersebut dapat
digunakan sesuai fungsinya. Basis (harga) yang disesuaikan: harga awal aset
disesuaikan dengan kenaikan atau penurunan yang diperkenankan.Misalnya: biaya
perbaikan aset dengan umur manfaat lebih dari setahun meningkatkan basis harga
awal, dan kecelakanna atau kecurian menurunkan harga awal.
Nilai (harga) buku: nilai properti (aset) sesuai dengan laporan akuntansi, yang
mewakili jumlah modal yang masih diinvestasikan pada aset tersebut. Sama dengan
harga awal (termasuk segala penyesuaian) dikurangi dengan pengurangan karena
depresiasi.
Harga pasar: nilai yang dibayar seorang pembeli kepada penjual aset dimana
masing-masing mendapatkan keuntungan dan bertindak tanpa paksaan.
Periode perolehan kembali (recovery period): jumlah tahun dimana basis
(harga) suatu aset diperoleh kembali melalui proses akuntansi. Disebut juga umur
manfaat (klasik) atau kelas properti atau umur kelas.
Tingkat perolehan kembali: persentase untuk setiap tahun periode perolehan
kembali, yang digunakan untuk menghitung pengurangan karena depresiasi tahunan.
Nilai sisa: perkiraan nilai aset pada akhir umur manfaatnya, merupakan harga
jula suatu aset jika tidak lagi digunakan untuk proses produksi oleh pemiliknya.
Umur manfaat: perkiraan periode waktu pemakaian aset (properti) dalam
kegiatan produktif atau untuk menghasilkan pendapatan.
Metode Perhitungan Depresiasi
Secara umum, metode perhitungan depresiasi dibagi dua, yaitu:
1.
Metode klasik, terdiri dari:
a.
Metode garis lurus (straight-line, SL)
Depresiasi suatu aktiva tetap dilihat dari anggapan bahwa lamanya suatu aktiva
tetap dalam peranannya dalam usaha mendapatkan penghasilan, peranan aktiva tetap
tersebut sama besarnya tanpa memandang lama atau barunya aktiva tetap tersebut.
Nilai sisa atau nilai residu dapat diikutsertakan dalam perhitungan.
Penurunan asset terjadi secara linear terhadap waktu atau umur asset tersebut
dimana: Dt = besarnya depresiasi tahun ke tahun
P = ongkos awal barang tersebut
S = nilai sisa dari barang tersebut
N = masa pakai( umur barang)
Biaya Depresiasi Tahunan = Biaya Aktiva Tetap – Nilai Sisa
Umur Manfaat Aset(tahun)
Contoh perhitungan depresiasi dengan garis lurus(straight-line)
Budi membeli sebuah laptop baru seharga Rp 2.400.000,00 , adapun umur
laptop tersebut diperkirakan 4 tahun jika dengan cara menggunakan dengan baik dan
sesuai peraturan, sebelum akhirnya dijual. Pada saat dijual kembali diperkirakan harga
barang tersebut menyusut dari harga belinya sebesar Rp 400.000,00. Berapakah biaya
depresiasi tahunan?
Penyelesaiannya:
Diketahui: Biaya awal laptop tetap Rp 2.400.000,00
Umur manfaat laptop 4 tahun
Nilai sisa/ harga penyusutan dari laptop tersebut Rp 400.000,00
Ditanya : Biaya depresiasi tahunan.....?
Dijawab :
Biaya depresiasi tahunan = biaya awal – nilai sisa
Umur manfaat
= Rp 2.400.000 – Rp 400.000
4
= Rp 2.000.000
4
= Rp 500.000
c.
Metode declining balance (DB) / metode saldo menurun
Depresiasi suatu aktiva tetap dilihat dari anggapan bahwa aktiva tetap baru
sangat besar peranannya dalam usaha mendapatkan penghasilan, peranan aktiva tetap
tersebut semakin lama semakin mengecil seiring dengan semakin tuanya aktiva tetap
tersebut. Nilai sisa atau nilai residu tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Satusatunya metode depresiasi yang menggunakan nilai buku.
Rumus Depresiasi Saldo Menurun :
= { (100%/umur ekonomis) x 2 } x Nilai Perolehan / NilaiBuku
Contoh perhitungan Metode declining balance (DB)
PT. SEJAHTERA ABADI membeli peralatan kantor pada tanggal 21 Januari 2012
seharga Rp. 50.000.000,- dengan nilai sisa diperkirakan sebesar 5% dari harga
perolehan. Umur ekonomis 4 tahun ( nilai sisa tidak digunakan hanya jebakan saja).
Depresiasi 2012 = { ( 100% /4) x 2 } x Rp. 50.000.000 = Rp. 25.000.000,-
Jurnal pada tanggal 21 Januari 2012
D : Beban Depresiasi-Peralatan kantor
K : Akumulasi Depresiasi-Peralatan kantor
= Rp. 25.000.000,= Rp. 25.000.000
c.Metode sum-of-the-years-digits (SYD) /metode angka tahun
Metode Sum-of-Year-Digit penurunan aset dibebankan lebih besar pada tahuntahun awaldan semakin kecil sampai tahun-tahun berikutnya tingkat depresiasi.
Konsepnya sama dengan metode saldo menurun, yaitu aktiva tetap masih baru jumlah
depresiasi besar, kemudian makin lama makin kecil.
Angka tahun dapat dihitung dengan menggunakan :
Rumus = N (N+1)/2
Nilai sisa dapat digunakan dalam perhitungan.
Contoh perhitungan Metode sum-of-the-years-digits (SYD) /metode angka tahun
PT. JAYA ABADI membeli mesin foto copy seharga Rp. 10.000.000 umur 4 tahun pada
tanggal 21 Januari 2012.
Jawab :
Jumlah angka tahun = 4+3+2+1= 10
Depresiasi 2010 = 4/10 x Rp. 10.000.000
= Rp. 4.000.000
Jurnal pada akhir tahun 2010:
D: Beban depresiasi mesin fotocopy
= Rp. 4.000.000
K: Akumulasi depresiasi mesin fotocopy
= Rp. 4.000.000
d.Metode Sinking Fund
Penurunan asset semakin cepat dari tahun ke tahun berikutnya atau besarnya
depresiasi akan lebih kecil pada tahun-tahun awal periode depresiasi (menyertakan
konsep time value of money)
Dt = (P-S) (A/F,i,n) (F/P,i,t-1)
Contoh perhitungan Metode Sinking Fund
UD. MAKMUR Pagi membeli mesin bubut pada tanggal 23 September 2005 seharga
Rp. 48.000.000 umur 4 tahun. Setelah beberapa tahun nilainya berkurang Rp8.000.000
Jawab :
Depresiasi tahun = (48.000.000 – 8.000.000) (4-1)
= (40.000.000)(3)
= Rp. 120.000.000
2. Sistem perolehan biaya dipercepat termodifikasi (Modified Accelerated Cost
Recovery System)
Deplesi
Deplesi adalah pengurangan nilai yang terjadi atas sumber daya alam, seperti
pertambangan, sumur minyak dan gas bumi, kehutanan, dan lain-lain. Sejalan dengan
ekstraksi dan penjualan sumber daya, cadangan akan menurun dan nilai properti akan
terus berkurang. Pada depresiasi, properti dapat diganti dengan properti yang serupa
jika properti tersebut sudah terdepresiasi penuh (nilainya sudah habis). Hal ini tidak
memunginkan pada deplesi. Pada depresiasi, jumlah yang dibebankan untuk biaya
depresiasi diinvestasikan pada peralatan baru sehingga operasi dapat dilanjutkan tanpa
batas. Pada deplesijumlah yang dibebankan untuk biaya deplesi tidak dapat
digunakan untuk mengganti sumber daya alam, akibatnya perusahaan akan menutup
usahanya sedikit demi sedikit sejalan dengan operasi normalnya. Oleh karena itu,
pembayaran terhadap pemilik dilakukan dalam 2 bagian: (1) keuntungan yang diperoleh
dan (2) bagian dari modal pemilik yang dikembalikan, dalam bentuk deplesi.
Metode perhitungan deplesi:
1. Metode biaya:
Satuan deplesi ditentukan dengan membagi basis harga dengan jumlah satuan
tersisa yang masih dapat ditambang atau dipanen. Pengurangan deplesi dihitung
sebagai hasil perkalian antara jumlah satuan terjual pada tahun tersebut dengan satuan
deplesi dalam dolar. Diterapkan untuk semua tipe properti yang dikenai deplesi dan
lebih umum digunakan.
2. Metode persentase
Deplesi dihitung sebagai suatu persentase dari pendapatan kotor, asalkan
jumlah yang dibebankan tidak melebihi 50% dari pendapatan bersih (100% untuk
properti gas dan minyak) sebelum pengurangan deplesi. Digunakan untuk hampir
semua tipe tambang logam, deposit geotermal, dan tambang batubara, tapi tidak untuk
sumber hutan. Jika metode persentase diterapkan untuk suatu properti, beban deplesi
harus dihitung dengan kedua metode. Beban yang lebih besar dapat digunakan untuk
mengurangi basis properti.
Contoh penghitungan deplesi pada suatu perusahaan pertambangan
PT. Aneka Tambang baru-baru ini membeli sebidang tanah yang berada dipulau
sumatera yang mengandung bijih logam dengan harga $2,000,000. Cadangan yang
dapat diperoleh dari hasil tambang tersebut diperkirakan 500,000 ton.
a. Jika 75,000 ton bijih ditambang selama tahun pertama dan 50,000 ton dijual,
berapa beban deplesi untuk tahun pertama?
b. Seandainya pada akhir tahun pertama cadangan dievaluasi kembali dan diketahui
hanya 400,000 ton. Jika 50,000 ton tambahan dijual pada tahun kedua, berapa beban
deplesi untuk tahun kedua?
Penyelesaian:
a. Satuan deplesi
= $2,000,000/500,000 ton = $4.00 per ton.
Beban deplesi tahun 1
= 50,000 ton ($4.00/ton) = $200,000
b. Basis biaya pada akhir tahun kedua
= $2,000,000 - $200,000 = $1,800,000.
Satuan deplesi = $1,800,000/400,000 ton = $4.50/ton
Beban deplesi tahun 2 = 50,000 ton ($4.50/ton) = $225,000
Sumber:
http://www.resumeakun.com/2009/10/straight-line-method-depresiasi-suatu.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Depresiasi
staff.ui.ac.id/internal/132161170/material/ekotek_depresiasi.pdf