Gereja Tonggak Kebenaran dan Tanda Kasih (1)

Gereja Tonggak Kebenaran dan
Tanda Kasih Tuhan (Bagian 1)

Rangkaian tulisan tentang Gereja
Bagian Pertama
1. Gereja yang berlangsung sepanjang sejarah
2. Empat tanda dari Gereja yang sejati
1. Satu
2. Kudus
3. Katolik
4. Apostolik
3. Gereja sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran adalah Gereja yang
satu, kudus, katolik dan apostolik.

Bagian Kedua
1. Gereja Tanda Kasih Tuhan
2. Gereja sebagai tujuan akhir kehidupan manusia
3. Gereja sebagai sarana untuk mencapai tujuan akhir hidup manusia:
1. Kepemimpinan/ Struktur Gereja
2. Sakramen- sakramen Gereja



Sakramen Pembaptisan



Sakramen Ekaristi



Sakramen Penguatan



Sakramen Pengakuan Dosa



Sakramen Perkawinan




Sakramen Tahbisan suci



Sakramen Urapan Orang Sakit

4. Gereja sebagai Tanda Kasih Tuhan adalah tujuan akhir dan sarana untuk
mencapai tujuan akhir tersebut.

Bagian Ketiga
1. Gereja sebagai Tonggak Kebenaran menyampaikan kebenaran dan
keutuhan rencana Keselamatan Allah.
2. Kebenaran ini disampaikan oleh tiga unsur yang tak dapat dipisahkan,
yaitu
1. Tradisi Suci
2. Kitab Suci
3. Magisterium

Bagian Ke-empat

1. Gereja sebagai Tanda Kasih Tuhan menjadi tanda persekutuan manusia
dengan Allah dan dengan Para Kudus-Nya.
2. Persekutuan ini dialami melalui tiga hal yang mengacu kepada ‘kekudusan’
yaitu,
1. Doa
2. Sakramen-sakramen Gereja
3. Perbuatan- perbuatan kasih.

Bagian Ke-lima
Melihat begitu indahnya dan dalamnya pengajaran iman Katolik, maka tugas kita
sebagai anggota Gereja Katolik adalah:
1. Mempelajari iman Katolik
2. Hidup sesuai dengan iman Katolik (=hidup kudus)
3. Menyebarkan iman Katolik.

Gereja yang seperti apa?
Mungkin kita pernah mendengar orang-orang mempertanyakan apa sih ciri-ciri
Gereja yang sejati? Apakah benar Gereja Katolik itu Gereja yang didirikan Yesus
Kristus, dan yang dengan setia meneruskan serta menjaga kemurnian ajaran
Kristus itu? Atau mungkin kita pernah mendengar pertanyaan-pertanyaan seperti,

“Apakah anda yakin anda selamat? Sudahkah anda menerima Yesus sebagai

Juruselamat anda pribadi?” Ulasan berikut ini mungkin bermanfaat bagi refleksi
kita semua.
Ajaran Gereja Katolik menjawab pertanyaan yang paling mendasar dalam hidup
kita, seperti, “Siapa yang menciptakan aku? Mengapa aku diciptakan? Apa Tuhan
sungguh ada? Apa yang harus kulakukan supaya aku bahagia? Mengapa ada
banyak penderitaan di dunia ini?” Pertanyaan- pertanyaan ini hanya bisa dijawab
dengan memuaskan jika kita punya keterbukaan hati terhadap rahmat Tuhan,
menerima apa yang dinyatakan Yesus melalui Gereja yang didirikan-Nya, dan
selanjutnya mengikuti rencana-Nya untuk setiap dari kita.

Gereja yang berlangsung sepanjang sejarah
Gereja adalah terang dunia yang meneruskan Yesus Sang Terang kepada dunia.[1]
Ini berdasarkan perkataan Yesus sendiri, “Kamu adalah terang dunia. Kota yang
terletak di atas di atas gunung tidak mungkin tersembunyi “(Mat 5:14). Karena
itu, Gereja yang didirikan oleh Yesus dimaksudkan untuk berdiri sebagai institusi
yang kelihatan. Yesus sendiri berjanji, “…di atas batu karang ini (Petrus) Aku
akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” (Mat
16:18) Artinya, Gereja-Nya tidak akan pernah binasa, dan tidak akan pernah

terlepas daripadaNya. Gereja-Nya akan bertahan terus sampai kedatanganNya
kembali di akhir zaman.
Gereja Katolik adalah Gereja satu-satunya yang bertahan sejak didirikan oleh
Kristus (sekitar 30 AD). Dapat dikatakan bahwa gereja yang lain adalah
kelompok yang memecahkan diri dari kesatuan Gereja Katolik. Gereja Timur
Orthodox memisahkan diri dari pada tahun 1054, gereja Protestan tahun 1517,
dan gereja-gereja Protestan yang lain adalah pemecahan dari gereja Protestan
yang awal ini.[2]
Hanya Gereja Katolik yang bertahan dari abad pertama yang dengan setia
mengajarkan pengajaran yang diberikan oleh Kristus kepada para RasulNya, tanpa mengurangi ataupun mengubah. Kesinambungan para Paus dapat
ditelusuri asalnya sampai kepada Rasul Petrus. Hal ini tidak pernah terjadi di
dalam organisasi apapun di dunia. Pemerintahan negara dunia yang tertua-pun
tidak dapat menandingi lamanya keberadaan Gereja Katolik. Banyak gereja yang
sekarang aktif menjalankan penginjilan didirikan hanya di abad- 19 atau ke- 20,
atau baru-baru ini saja di abad ke-21. Tidak ada dari mereka yang dapat berkata
mereka didirikan sendiri oleh Yesus.
Gereja Katolik telah berdiri selama kira-kira 2000 tahun, walaupun dalam
sejarahnya sering menghadapi pertentangan dari dunia. Ini adalah kesaksian yang
nyata bahwa Gereja berasal dari Tuhan, sebagai pemenuhan dari janji Kristus.
Jadi, Gereja bukan semata-mata organisasi manusia, meskipun tidak bisa

dipungkiri bahwa ada masa-masa di mana dipimpin oleh mereka yang tidak
bijaksana, yang mencoreng nama Gereja dengan perbuatan- perbuatan mereka.
Namun, kenyataannya, mereka tidak sanggup menghancurkan Gereja. Gereja
Katolik tetap berdiri sampai sekarang. Jika Gereja ini hanya organisasi manusia
semata, tentulah ia sudah hancur sejak lama. Sekarang Gereja Katolik
beranggotakan sekitar satu milyar anggota, sekitar seper-enam dari jumlah
manusia di dunia, dan menjadi kelompok yang terbesar dibandingkan dengan
gereja-gereja yang lain. Ini bukan hasil dari kepandaian para pemimpin Gereja,
tetapi karena karya Roh Kudus.

Empat tanda Gereja sejati
Jika kita ingin tahu apa yang menjadi ciri-ciri Gereja yang didirikan oleh Kristus,
kita akan mengetahui bahwa ada empat ciri; yaitu Gereja yang satu, kudus,
katolik dan apostolik (Lumen Gentium / LG, 8)

Gereja yang Satu
(Rom 12:5, 1Kor 10:17, 12:13, KGK (Katekismus Gereja Katolik 813-822), LG
4)
Yesus mendirikan hanya satu Gereja, yang disebut sebagai Tubuh-Nya (lih. Ef
1:23). Sebagaimana Kristus itu satu, maka Tubuh-Nya juga satu. Kristus

mengatakan bahwa Ia akan mendirikan Gereja-Nya (bukan gereja-gereja) di atas
Petrus (Mat 16:18). Di saat Perjamuan Terakhir sebelum wafatNya, Kristus
berdoa kepada Bapa untuk kesatuan GerejaNya, “supaya mereka semua menjadi
satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau…”
(Yoh 17:21). Kitab suci mengatakan bahwa Gereja adalah ‘mempelai Kristus’ (Ef
5:23-32). Karena itu, tidak mungkin Ia mempunyai lebih dari satu mempelai.
Mempelai-Nya yang satu adalah Gereja Katolik, sebab Gereja Katolik adalah
satu-satunya Gereja yang dipimpin oleh para penerus Rasul Petrus, yang atasnya
Kristus telah mendirikan Gereja-Nya.
Kesatuan Gereja Katolik ini ditunjukkan dengan kesatuan dalam hal (1)iman
dan pengajaran, berdasarkan ajaran Kristus (2) liturgi dan sakramen dan (3)
kepemimpinan, yang awalnya dipegang oleh para rasul di bawah kepemimpinan
Rasul Petrus, yang kemudian diteruskan oleh para pengganti mereka. Kepada
kesatuan inilah semua para pengikut Kristus dipanggil (Flp 1:27, 2:2), sebagai
“sebuah bangsa yang dipersatukan dengan kesatuan Bapa, Putera dan Roh
Kudus.” (LG 4)
Kesatuan Gereja Katolik dalam hal pengajaran mempunyai dua dimensi, yaitu
berlaku di seluruh dunia dan berlaku sepanjang sejarah. Hal ini
dimungkinkan karena dalam hal iman kepemimpinan Gereja dipegang oleh
seorang kepala, yaitu seorang Paus yang bertindak sebagai wakil Kristus.

Sepanjang sejarah, oleh bimbingan Roh Kudus, Gereja semakin memahami akan
ajaran-ajaran Kristus (Yoh 16:12-13) dan menjabarkannya, namun tidak pernah
menetapkan sesuatu yang bertentangan dari apa yang sudah ditetapkan
sebelumnya.

Gereja yang kudus
(Ef 5:25-27, Why 19:7-8, KGK 823-829, LG 8, 39, 41,42)
Kekudusan Gereja disebabkan oleh kekudusan Kristus yang mendirikannya.
Hal ini tidak berarti bahwa setiap anggota Gereja-Nya adalah kudus, sebab Yesus
sendiri mengakui bahwa para anggotaNya terdiri dari yang baik dan yang jahat
(lih. Yoh 6:70), dan karena itu tak semua dari anggotaNya masuk ke surga (Mat
7:21-23). Tetapi Gereja-Nya menjadi kudus karena ia adalah mempelai Kristus
dan Tubuh-Nya sendiri, sehingga Gereja menjadi sumber kekudusan dan sebagai
penjaga alat yang istimewa untuk menyampaikan rahmat Tuhan melalui
sakramen- sakramen (lih. Ef 5:26).

Jadi kekudusan Gereja dapat dilihat dari para anggotanya yang hidup di dalam
rahmat pengudusan, terutama mereka yang sungguh-sungguh menerapkan
kekudusan itu di dalam kaul religius seperti para rohaniwan, rohaniwati dan
terutama terlihat nyata pada para martir dan Orang Kudus (lih. LG 42).

Kekudusan Gereja juga terlihat dari banyaknya mukjizat yang dilakukan oleh Para
Kudus sepanjang sejarah. Dalam hal kekudusan inilah, maka Gereja
menggarisbawahi pentingnya pertobatan (lih. LG 8), agar para anggotanya dibawa
kepada rahmat pengudusan Allah.

Gereja yang katolik
(Mat 28:19-20, Why 5:9-10, KGK 830-856, LG 1
Istilah ‘katolik‘ merupakan istilah yang sudah ada sejak abad awal, yaitu sejak
zaman Santo Polycarpus (murid Rasul Yohanes) untuk menggambarkan iman
Kristiani,[1] bahkan pada jaman para rasul. Kis 9:31 menuliskan asal mula kata
Gereja Katolik (katholikos) yang berasal dari kata “Ekklesia Katha Holos“.
Ayatnya berbunyi, “Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan
Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut
akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan
Roh Kudus.” (Kis 9:31). Di sini kata “Katha holos atau katholikos; dalam bahasa
Indonesia adalah jemaat/ umat Seluruh/ Universal atau Gereja Katolik, sehingga
kalau ingin diterjemahkan secara konsisten, maka Kis 9:31, bunyinya adalah,
“Selama beberapa waktu Gereja Katolik di Yudea, Galilea, dan Samaria berada
dalam keadaan damai. Gereja itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan.
Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh

Kudus.”
Namun nama ‘Gereja Katolik‘ baru resmi digunakan pada awal abad ke-2 (tahun
107), ketika Santo Ignatius dari Antiokhia menjelaskan dalam suratnya kepada
jemaat di Smyrna 8, untuk menyatakan bahwa Gereja Katolik adalah Gereja
satu-satunya yang didirikan Yesus Kristus, untuk membedakannya dari para
heretik pada saat itu -yang juga mengaku sebagai jemaat Kristen- yang menolak
bahwa Yesus adalah Allah yang sungguh-sungguh menjelma menjadi manusia.
Ajaran sesat itu adalah heresi/ bidaah Docetisme dan Gnosticisme. Dengan surat
tersebut, St. Ignatius mengajarkan tentang hirarki Gereja, imam, dan Ekaristi yang
bertujuan untuk menunjukkan kesatuan Gereja dan kesetiaan Gereja kepada
ajaran yang diajarkan oleh Kristus. Demikian penggalan kalimatnya, “…Di mana
uskup berada, maka di sana pula umat berada, sama seperti di mana ada Yesus
Kristus, maka di sana juga ada Gereja Katolik….”[2]. Sejak saat itu Gereja
Katolik memiliki arti yang kurang lebih sama dengan yang kita ketahui sekarang,
bahwa Gereja Katolik adalah Gereja universal di bawah pimpinan para uskup
yang mengajarkan doktrin yang lengkap, sesuai dengan yang diajarkan
Kristus.
Kata ‘Katolik’ sendiri berasal dari bahasa Yunani, katholikos, yang artinya
“keseluruhan/ universal“; atau “lengkap“. Jadi dalam hal ini kata katolik
mempunyai dua arti, yaitu bahwa: 1) Gereja yang didirikan Yesus ini bukan hanya

milik suku tertentu atau kelompok eksklusif yang terbatas; melainkan mencakup
‘keseluruhan’keluarga Tuhan yang ada di ‘seluruh dunia’, yang merangkul semua,
dari setiap suku, bangsa, kaum dan bahasa (Why 7:9). 2) Kata ‘katolik’ juga
berarti bahwa Gereja tidak dapat memilih-milih doktrin yang tertentu asal cocok
sesuai dengan selera/ pendapat pribadi, tetapi harus doktrin yang setia kepada
‘seluruh‘ kebenaran. Rasul Paulus mengatakan bahwa hakekatnya seorang rasul
adalah untuk menjadi pengajar yang ‘katolik’ artinya yang “meneruskan firman-

Nya (Allah) dengan sepenuhnya…. tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap
orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada
kesempurnaan dalam Kristus.” (Kol 1:25, 28)
Maka, Gereja Kristus disebut sebagai katolik (= universal) sebab ia dikurniakan
kepada segala bangsa, oleh karena Allah Bapa adalah Pencipta segala bangsa.
Sebelum naik ke surga, Yesus memberikan amanat agung agar para rasulNya
pergi ke seluruh dunia untuk menjadikan semua bangsa murid-muridNya (Mat 28:
19-20). Sepanjang sejarah Gereja Katolik menjalankan misi tersebut, yaitu
menyebarkan Kabar Gembira pada semua bangsa, sebab Kristus menginginkan
semua orang menjadi anggota keluarga-Nya yang universal (Gal 3:28). Kini
Gereja Katolik ditemukan di semua negara di dunia dan masih terus mengirimkan
para missionaris untuk mengabarkan Injil. Gereja Katolik yang beranggotakan
bermacam bangsa dari berbagai budaya menggambarkan keluarga Kerajaan Allah
yang tidak terbatas hanya pada negara atau suku bangsa yang tertentu.
Namun demikian, nama “Gereja Katolik” tidak untuk dipertentangkan dengan
istilah “Kristen” yang juga sudah dikenal sejak zaman para rasul (lih. Kis 11:26).
Sebab ‘Kristen’ artinya adalah pengikut/murid Kristus, maka istilah ‘Kristen’ mau
menunjukkan bahwa umat yang menamakan diri Kristen menjadi murid Tuhan
bukan karena sebab manusiawi belaka, tetapi karena mengikuti Kristus yang
adalah Sang Mesias, Putera Allah yang hidup. Umat Katolik juga adalah umat
Kristen, yang justru menghidupi makna ‘Kristen’ itu dengan sepenuhnya, sebab
Gereja Katolik menerima dan meneruskan seluruh ajaran Kristus, sebagaimana
yang diajarkan oleh Kristus dan para rasul, yang dilestarikan oleh para penerus
mereka).

Gereja yang Apostolik
(Ef 2:19-20, KGK 857-865, LG 22)
Gereja disebut apostolik karena Yesus telah memilih para rasul-Nya untuk
menjadi pemimpin- pemimpin pertama Gereja-Nya, di bawah pimpinan Rasul
Petrus (Mat 16:18, Yoh 21:15-18). Oleh karena Yesus sendiri menjanjikan GerejaNya tidak akan binasa (Mat 16:18), maka kepemimpinan Gereja tidak berhenti
dengan kepemimpinan para rasul tetapi diteruskan oleh para penerus mereka.
Dengan demikian janji penyertaan Yesus terus berlangsung sampai pada saat ini,
di mana Ia mengatakan, “Aku akan menyertai engkau senantiasa sampai kepada
akhir zaman” (Mat 28:20).
Para rasul adalah para uskup yang pertama, dan sejak abad pertama, pengajaran
para rasul di dalam Kitab suci dan Tradisi kudus diturunkan dari mulut ke mulut
kepada para penerus mereka (lih. 2 Tes 2:15), misalnya tentang kehadiran Kristus
yang nyata di dalam Ekaristi, kurban Misa, pengampunan dosa melalui
perantaraan imam, kelahiran baru dalam pembaptisan, keberadaan Api penyucian,
peran khusus Maria dalam karya Keselamatan, hal kepemimpinan Paus, dan lainlain.
Surat pertama dari Santo Klemens (penerus ketiga setelah Rasul Petrus, tahun 96)
kepada jemaat di Korintus yang menyelesaikan konflik di antara mereka
membuktikan kepemimpinan Gereja di bawah penerus Rasul Petrus sebagai
uskup di Roma.[4] Kepemimpinan di bawah Paus di Roma ini diakui oleh Gereja
Katolik sampai saat ini (LG 22). Singkatnya, jika kita kembali ke abad pertama,
kita akan menemukan Gereja yang memiliki banyak kemiripan dengan Gereja
Katolik yang sekarang, karena memang itu adalah satu dan sama.

Kesimpulan: Gereja adalah tiang penopang dan
dasar kebenaran
Gereja yang otentik adalah Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik;
dan ini terdapat di Gereja Katolik.[5] Dari Kitab Suci, Tradisi dan tulisan para
Bapa Gereja dapat diketahui bahwa Gereja mengajar dengan kuasa Yesus. Di
tengah-tengah banyaknya pendapat dan ajaran dari agama-agama yang berbedabeda, Gereja Katolik selalu menyuarakan ajaran yang sama sepanjang segala
abad, sebab ia adalah “tiang penopang dan dasar kebenaran” (1 Tim 3:15).
Karena Yesus sendiri mengatakan kepada para rasul, “Barangsiapa yang
mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia
menolak Aku dan Dia yang mengutus Aku” (Luk 10:16), maka kita percaya
bahwa Yesus mempercayakan kepemimpinan Gereja kepada para rasul dan
penerus mereka. Karena Yesus sendiri berjanji akan membimbing Gereja-Nya
sampai kepada seluruh kebenaran oleh kuasa Roh KudusNya (Yoh 16:12-13),
maka kita dapat mengimani bahwa Gereja-Nya ini, Gereja Katolik, mengajarkan
kebenaran Kristus.

[1] Lihat Lumen Gentium1, Dokumen Vatikan II, Konstitusi Dogmatis tentang
Gereja, “Terang para Bangsalah Kristus itu. Maka Konsili suci ini, yang
terhimpun dalam Roh Kudus, ingin sekali menerangi semua orang dalam cahaya
Kristus, yang bersinar pada wajah Gereja, dengan mewartakan Injil kepada semua
makhluk (Lih. Mrk 16:15).”
[2] Beberapa gereja Protestan dan pendirinya adalah sebagai berikut: Anglican,
didirikan oleh Raja Henry VIII (abad ke-16) di Inggris, Lutheran dan Calvinis
oleh Luther dan Calvin (abad ke 16), Methodis didirikan oleh John Wesley (1739)
di Inggris, Kristen Baptis oleh Roger Williams (1639), Anabaptis oleh Nicolas
Stork (1521), Persbyterian didirikan di Scotland (1560). Beberapa aliran lain
misalnya Mormon didirikan oleh Joseph Smith 1830, Saksi Yehovah oleh Charles
Taze Russell (1852-1916). Atau yang baru-baru ini Unification Church didirikan
oleh Rev. Sun Myung Moon di Korea.
Sedangkan Gereja Katolik didirikan oleh Kristus di Jerusalem sekitar tahun 30
AD. Siapa dari para pendiri ini yang sudah dinubuatkan oleh para nabi di
Perjanjian Lama? Hanya Yesus Kristus.
[3] Disarikan dari New Catholic Encyclopedia, Buku ke-3 (The Catholic
University of America, Washington, DC, copyright 1967, reprinted 1981), hal.
261.
[4] Lihat Cyril C. Richardson, ed. Early Christian Fathers, A Touchstone Book,
Simon & Schuster, New York, 1996, p. 33
[5] Lihat Lumen Gentium 8, Dokumen Vatikan II, Konstitusi Dogmatis tentang
Gereja, “Itulah satu-satunya Gereja Kristus yang dalam Syahadat iman kita akui
sebagai Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik…. Gereja itu, yang didunia
ini disusun dan diatur sebagai serikat, berada dalam Gereja Katolik, yang
dipimpin oleh pengganti Petrus dan para Uskup dalam persekutuan dengannya…”