Memori dinamis asd memori Eskternal

A. Magnetik disk

Gambar 6.1 Komponen Magnetik disk
Magnetik disk adalah perangkat untuk penyimpanan informasi yang mendukung kapasitas
penyimpanan yang besar dan mempunyai waktu akses yang relatif cepat. Disk merupakan sebuah
piringan bundar yang terbuat dari logam atau plastik yang dilapisi dengan bahan yang dapat
dimagnetiasi. Data direkam diatasnya dan kemudain dapat dibaca dari disk dengan menggunakan
kumparan pengkonduksi, yang dinamakan head. Disk magnetik mempunyai head yang dapat
bergerak pada tumpukan satu atau lebih piringan yang berjarak beberapa millimeter satu dengan
yang lainnya dan ditopang oleh sebuah spindle. Setiap piringan mempunyai dua permukaan yang
terbuat dari aluminium atau glass yang dibungkus dengan partikel-partikel kecil dari bahan
magnetik seperti besi oksida.
Mekanisme penulisan berdasarkan pada medan magnet yang dihasilkan arus listrik yang mengalir
melauli sebuah kumparan. Pulsa dikirimkan ke head dan pola-pola magnetik direkam pada
permukaan dibawahnya dengan pola yang berbeda bagi arus listrik positif dan negatif. Mekanisme
pembacaan didasarkan pada arus listrik yang berada di dalam kumparan yang dihasilkan oleh
medan listrik yang bergerak relatif terhadap kumparan. Pada saat kumparan listrik melewati bagian
bawah head, maka permukaan disk mengeluarkan arus yang mempunyai polaritas yang sama
dengan polaritas yang telah direkam. Bahan dasar (substart) yang terbuat dari glass mempunyai
keuntungan :
1. Permukaannya lebih merata sehingga memberikan keandalan yang lebih baik.

2. Kecacatan/kerusakan pada permukaan lebih sedikit sehingga mengurangi error yang terjadi
saat pembacaan/penulisan.

3. Lebih baik dalam menangani/mendukung flying height.
4. Kelakuannya lebih baik untuk mengurangi/menjaga pengaruh dinamis disk.
5. Lebih tahan terhadap goncangan dan kerusakan
6. Lebih tahan panas.

B. Organisasi Data dan Pemformatan
Head adalah perangkat yang relatif berukuran kecil yang dapat membaca atau menulis dari bagian
piringan yang bergerak di bawahnya. Hal ini mempengaruhi organisasi data pada piringan untuk
berbentuk sejumlah cincin-cincin yang konsentris, yang disebut track. Track yang berdekatan
dipisahkan oleh gap. Gap mencegah sedikitnya dapat mengurangi error sehubungan dengan
melestnya head atau interferensi medan magnet. Untuk menyederhanakan elektroniknya, bit dalam
jumlah yang sama biasanya tersimpan pada setiap track. Jadi, kerapatan dalam bit per inci linear
akan bertambah dengan bergeraknya dari trak sebelah luar ke track sebelah dalam.

Gambar 6.2 Layout data disk
Data disimpan pada daerah-daerah berukuran blok yang dikenal sebagai sector . Sector-sector yang
berdekatan dipisahkan oleh gap-gap intra-track. Ada titik awal pada track dan cara untuk

mengidentifikasi awal dan akhir setiap sector. Persyaratan ini ditangani dengan menggunakan
pengontrolan data yang direkam pada disk. Jadi disk diformat dengan sejumlah data tambahan yang
hanya digunakan oleh disk drive dan tidak dapat diakses oleh pengguna. Tambahan ini adalah
informsi kontrol yang berguna bagi disk kontroler. Field ID merupakan ifentifier atau alamat yang
unik yang digunakan untuk menemukan sektor tertentu. Byte SYNCH adalah pola bit khusus yang
menandai awal field. Nomor track mengidentifikasikan track pada permukaan. Nomor head
mengidentifikasikan sebuah head, karena disk ini memiliki beberapa permukaan. Field ID dan field
data berisi kode error detecting.
Parameter-parameter yang menentukan kinerja suatu disk meliputi seek time, rotational delay,
access time dan transfer time. Disk berotasi atau berputar secara konstan ketika disk drive

dioperasikan. untuk melakukan pembacaan atau penulisan, maka head harus ditempatkan pada
posisi sektor di atas track yang diinginkan. Pemilihan track yang tepat/sesuai dengan yang
diinginkan dilakukan oleh sistem movable head. Pada sistem fixed headm pemilihan satu head
dilakukan secara elektronik. Pada sistem movable head waktu yang dibutuhkan oleh perangkat head
untuk mencari track yang sesuai disebut seek time. Sedangkan waktu yang dibutuhkan oleh
pergerakan putaran piringan untuk mencapai sektor yang sesuai disebut rotational delay atau
disebut juga rotational latency. Jumlah/total waktu antara seek time jika ada dan rotational delay
disebut dengan access time yang merupakan waktu untuk memulai melakukan pembacaan atau
penulisan. Ketika head telah berada pada posisi yang sesuai, maka operasi baca atau tulis pada

sektor dilakukan dan ketika bagian data diperoleh dan ditransfer ke head disebut sebagai transfer
time.

C. Karakteristik Sistem Disk
Tabel 6.1 Karateristik sistem disk
No

Karakteristi

Elemen

Gambar

Keterangan

k
1.

Gerakan


Fixed

head

Head

(one per track)

baca/tulis

Movable head

bergerak.

(one

Movable head dimana head

per


surface)

Fixed head dimana head
tidak

dapat

baca/tulis bergerak dari satu
track ke track lain seperti
yang

diperintahkan

komputer.
2.

Portabilitas

Nonremovable


Nonremovable

Disk

disk

dimana

Removable

permanen permanen berada

disk

pada disk drive.

disk

disk
secara


Removable disk dimana
disk

dapat

dipindahkan/dilepaskan jika
tidak digunakan.

3.

Sides

Single-sided

Single-sided lapisan yang

Double-sided

dimagnetisasi hanya satu

sisi atau bermuka tunggal.
Double-sided lapisan yang
dimagnetisasi

digunakan

kepada kedua sisi atau dua
muka.

4.

Platters

Single-platter

Single-platter disk drive

Multiple-

yang terdiri hanya satu


platter

piringan.
Multiple-platter disk drive
yang terdiri dari sejumlah
piringan

yang

tersusun

secara vertikal dan tepisah
beberapa inci.

5.

Mekanisme

Contact


Head

(floppy), Fixed
gap
Aerodynamic
gap

Gambar 6.3 Format track disk Winchester (Seagate ST506)
Istilah Winchester merujuk pada suatu teknologi baru yang diperkenalkan oleh IBM pada tahun
1973. Semua disk drive di pasaran sebelum tahun 1973 merupakan non-Winchester disk drive.
Teknologi Winchester dianggap suatu revolusi atau terobosan baru dalam harddisk drive. Fitur
utama teknologi Winchester adalah :
1. Head baca/tulis dan disk ditempatkan dalam suatu tempat yang tersegel.
2. Head melayang berada sangat dekat dengan hard disk sekitar lebih kecil dari 19 mikro inch.
3. Head diparkir pada zona parkir ketika disk tidak berputar. Head akan melayang atau
mendarat pada lapisan tipis di udara ketika disk mulai start. Tidak ada data yang direkam
pada zona parkir.
4. Permukaan disk diberi pelumas untuk mecegah kerusakan pada head atau track.


D. RAID
Pada tahun 1988, David Patterson, Garth Gibson dan Randy Katz dari Universitas California di
Barkeley mengusulkan sistem penyimpanan yang berbasis banyak disk, yang disebutnya RAID
(Redundant Array of Inexpensive Disks). Karena istilah “Inexpensive” adalah relatif dan dapat
menyesatkan, maka diusulkan mengganti akronim tersebut yang sekarang sudah umum diterima
yaitu “Redundant Array of Independent Disks”.
David Patterson, Garth Gibson dan Randy Katz menetapkan lima tipe (level) RAID tetapi tidak
menunjukan hirarki. Setiap level mempunyai karakteristik kinerja dan keandalan yang berbedabeda. Tingkatan-tingkatan ini tidak mengartikan hubungan hirarkis namun penanda arsitektur
rancangan yang berbeda yang mempunyai tiga karakteristik umum :

1. RAID merupakan sekumpulan disk drive yang dianggap oleh sistem operasi sebagai
sebuah drive logika tunggal.
2. Data didistribusikan ke drive fisik array.
3. Kapasitas redundant disk digunakan untuk menyimpan informasi paritas, yang menjamin
recoverability data ketika terjadi kegagalan disk.
Tidak semua level RAID dapat mendukung ketiga karateristik tersebut. Namun, beberapa
karakteristik terdapat dibeberapa level RAID. RAID diajukan untuk menjembatani antara kecepatan
prosesor yang makin cepat dan elektromekanis disk drive yang relatif lambat. strateginya adalah
dengan menggantikan disk berkapasitas besar dengan sejumlah disk drive berkapasitas kecil dan
mendistribusikan data sedemikian rupa sehingga memungkinkan akses data dari sejumlah drive
secara simultan yang akan meningkatkan kinerja I/O dan memungkinkan peningkatan kapasitas
secara mudah. RAID adalah menyangkut tentang kebutuhan redudansi. Redudansi, yaitu kejadian
berulangnya data atau kumpulan data yang sama dalam sebuah database yang mengakibatkan
pemborosan media penyimpanan. RAID memanfaatkan paritas yang tersimpan yang
memungkinkan recovery data yang hilang sehubungan dengan adanya kegagalan disk. Sekarang
akan dibahas tingkatan-tingkatan RAID dari level 0 hingga level 5.
a. RAID Level 0

Gambar 6.4 RAID 0
RAID tingkat 0 bukan anggota keluarga RAID sebenarnya, karena RAID tingkat o tidak
menggunakan redudansi untuk meningkatkan kinerja. Akan tetapi, terdapat beberapa
aplikasi, misalnya aplikasi yang beroperasi pada superkomputer dengan kinerja dan kapasitas
merupakan perhatian yang utama dan biaya yang murah merupakan hal yang lebih penting
dibandingkan dengan peningkatan reliabilitas.

Pada RAID 0, data pengguna dan data sistem didistribusikan keseluruh disk pada array. Hal
ini merupakan keutungan yang cukup besar dibandingkan dengan penggunaan disk tunggal
berkapasitas besar. Apabila dua buah request I/O yang berbeda menunggu dua buah blok data
yang berbeda. Maka di sini terdapat kemungkinan besar blok yang diminta tersebut berada
pada disk yang berbeda. Jadi dua buah request dapat dikeluarkan secara paralel, yang
mengurangi waktu antrean I/O.
RAID 0 telah berkembang jauh tidak sekedar mendistribusikan data disk array. Seluruh data
pengguna dan data sistem dianggap tersimpan pada suatu disk logik. Disk dibagi menjadi
strip-strip, strip-strip ini dapat berupa blok-blok, sektor-sektor atau unit-unit lainya secara
fisik.Strip dipetakan secara round-robin ke anggota-anggota array yang berurutan.
Kumpulan-kumpulan strip yang berurutan yang memetakan tempat sebuah strip ke setiap
anggota array dikenal sebagai stripe. RAID 0 hanya menawarkan keuntungan kinerja,
direkomendasikan untuk data yang tidak kritis. Data kritis adalah data yang sering
mengalami perubahan dan di-back up secara reguler.

b. RAID Level 1

Gambar 6.5 RAID 1
RAID 1 redudansi diperoleh cukup dengan cara menduplikasi seluruh data. Seperti halnya
pada RAID 0 digunakan data stripping.Namun, dalam hal ini setiap strip logik dipetakan ke
dua buah disk yang secara logik terpisah sehingga setiap disk pada array mempunyai mirror
disk yang berisi data yang sama. Aspek positif bagi organisasi RAID 1 :
1. Read request/membaca dapat dilayani oleh salah satu dari kedua disk yang berisi
data yang diminta, yang memiliki seek time plus rotational latency yang minimum.
2. Write request/menulis memerlukan kedua strip yang berkaitan untuk di-update,
namun hal ini dapat dilakukan secara paralel. Jadi kinerja penulisan ditentukan

oleh penulisan yang lebih lambat (penulisan yang mempunyai seek time dan
rotational latency yang lebih besar).
3. Recovery dari kegagalan cukup sederhana. Bila drive mengalami kegagalan, maka
data masih dapat diakses dari drive kedua.
Kekurangan RAID 1 adalah biaya, karena memerlukan biaya dua kali ruang disk dari disk
logika yang didukungnya. Karena itu, konfigurasi RAID 1 cenderung untuk terbatas bagi
drive yang menyimpan software sistem, data dan file-file yang sangat kritis lainya. RAID 1
memberikan real-time backup bagi seluruh data sehingga saat terjadinya kegagalan disk, data
yang kritis masih dapat diperoleh dengan segera. RAID 1 juga memberikan peningkatan
kinerja dibandingkan dengan RAID 0 dalam hal aplikasi trasnfer data yang intensif dengan
presentase pembacaan yang tinggi.

c. RAID Level 2

Gambar 6.6 RAID 2
RAID 2 menggunakan teknik akses paralel. Dalam paralel akses array, seluruh anggota disk
berpartisipasi

dalam mengeksekusi

setiap

request

I/O.

Umumnya,

setiap

drive

disinkronisasikan sehingga seluruh head disk selalu berada pada posisi yang sama pada setiap
disk yang terdapat pada array. Pada RAID 2 digunakan pula striping data, strip-stripnya
berukutan kecil sering kali berukuran 1 byte atau word. Hal ini memerlukan delapan
permukaan yang hanya untuk mengakomodasi data. Drive-drive tambahan digunakan untuk
informasi koreksi error yang dibangkitkan menggunakan sebuah kode Hamming. Jumlah drive
kode Hamming diperlukan untuk membetulkan eror bit tunggal dan mendeteksi eror bit ganda.
RAID 2 masih tetap membutuhkan biaya yang mahal. Jumlah disk sebanding dengan jumlah
disk data.

Pada sebuah pembacaan, seluruh disk diakses secara simultan. Data yang diminta dan kode
error-correcting yang bersangkutan dikirimkan ke pengontrol array. Bila terdapat eror bit

tunggal, kontroler dapat mengetahuinya dan melakukan koreksi eror dengan segera, sehingga
waktu akses pembacaan tersebut tidak diperlambat. Pada sebuah penulisan, seluruh disk data
dan disk paritas diaskses untuk keperluan operasi penulisan.
RAID 2 hanya akan menjadi pilihan yang tepat untuk lingkungan yang sering mengalami erir
disk. RAID 2 tidak tepat digunakan, bila keadaan dimana relibilitas disk dan drive yang tinggi.

d. RAID Level 3

Gambar 6.7 RAID 3
RAID 3 diorganisasikan dan disusun mirip dengan RAID 2. Perbedaanya adalah RAID 3
hanya memerlukan redudant disk tunggal seberapa pun besarnya disk array. RAID 3
mengunakan akses paralel, dengan data yang didistribusikan dalam bentuk strip-strip kecil.
Karena dalam bentuk strip-strip kecil, maka RAID 3 mencapai kelajuan transfer yang sangat
tinggi. Namun dalam proses request I/O hanya terdapat satu request yang dapat dieksekusi
pada suatu saat. Jadi di dalam suatu lingkungan yang berorientasi transaksi, kinerja akan
mengalami penurunan. Di sini kode eror tidak dihitung, melainkan bit paritas sederhana.
Pada setiap kegagalan drive, drive paritas diakses dan data dibentuk kembali dari perangkatperangkat yang tersisa. Sekali drive gagal telah diganti, maka data yang hilang dapat disimpan
lagi pada drive baru dan operasi dapat dilanjutkan kembali. Kalkulasi paritas dapat dilakukan
dengan cepat dalam hardware menggunakan operasi exclusive OR (XOR) pada setiap bit data.
Dalam mode ini, untuk operasi pembacaan data yang hilang diregenerasi dengan cepat
mengunakan perhitungan OR. Ketika data ditulis ke redudansi RAID array, konsistensi paritas
harus dipelihara untuk regenerasi berikutnya. Pengembalian ke operasi penuh mengharuskan

disk yang gagal itu diganti dan isis keseluruhan disk yang gagal akan diregenerasi pada disk
yang baru.

e. RAID Level 4

Gambar 6.8 RAID 4
RAID 4 seperti RAID 3, terdiri atas grup disk data dan disk paritas. Sebagai pengganti
penulisan data satu bit pada satu waktu di semua drive, RAID 4 menulis data pada strip dengan
ukuran yang sama, membuat strip pada semua drive. Bit-bit pada data strip di-XOR-kan satu
sama lain untuk membuat paritas strip. Pada RAID 4 digunakan pula striping data, strip
berukuran relatif besar. Strip paritas bit per bit dihitung ke seluruhan strip yang berkaitan
setiap disk data dan bit paritas disimpan di dalam strip yang berkaitan pada disk paritas.
RAID 4 menggunakan aksess yang independen. Dalam array nya dengan akses independen,
setiap disk anggota beroperasi secara independen sehingga request I/O dapat dipenuhi secara
paralel.
RAID 4 meliputi pinalti penulisan apabila request penulisan I/O berukuran kecil dibentuk.
Setiap kali terjadi penulisan, array management software harus meng-update tidak hanya data
pengguna namun juga bit-bit paritas yang berkaitan. Untuk menghitung prioritas baru, array
meanagement software harus membaca strip penggunaan yang lama dan strip paritas yang
lama. Kemudian software tersebut dapat meng-update kedua strip dengan menggunakan data
baru dan paritas yang baru dihitung. Jadi, setiap penulisan strip meliputi dua buah pembacaan
dan dua buah penulisan.
Pada penulisan I/O yang berukuran besar yang meliputi strip-strip di seluruh disk drive, paritas
dengan mudah dapat dihitung dengan perhitungan yang hanya menggunakan bit-bit data yang
baru. Jadi, drive paritas dapat di-update secara paralel dengan drive-drive data dan tidak
terdapat pembacaan dan penulisan tambahan.

Dalam sembarang kasus, setiap operasi penulisan harus melibatkan dsik paritas yang kemudan
dapat menjadi penghambat.

f. RAID Level 5

Gambar 6.9 RAID 5
RAID 5 adalah RAID 4 dengan disk-disk paritas yang menyebar melalui seluruh array, karena
beberapa permintaan dapat dilayani secara bersama. RAID 5 menyediakan troughtput
pembacaan terbaik dari semua model-model paritas dan memberikan troughtput yang dapat
diterima pada operasi-operasi penulisan. Alokasinya yang umum adalah pola round-robin,
untuk array yang memiliki n buah disk, strip paritas berada pada disk yang berada untuk n
setiap strip pertama dan pola ini berulang terus. Namun, RAID 5 memerlukan pengontrol disk
yang sangat kompleks dari semua level yang ada. RAID 5 menawarkan proteksi terbaik
dengan harga termurah.

E. Memori Pita Magnetik

Gambar 6.10 Pita Magnetik
Pita magnetik biasanya mempunyai head baca/tukis tunggal di mana head untuk pembacaan dan
penulisan dipisahkan. Bila dilakukan penulisan, lilitan pita pelastik dengan selimut magnetik yang
melewati head akan memagnetisasi pita tersebut. Dan jika dilakukan pembacaan, maka data yang
terdeteksi akan disimpan. Pita magnetik lebih murah untuk menyimpan data yang besar, tetapi
lambat karena pada waktu mengakses bagian pita tertentu head harus melewati bagian-bagian pita
yang lainya yang ada sebelumnya secara serial.
Informasi yang disimpan pada pita dilakukan dengan dua-dimensi. Bit-bit disimpan pada selembar
pita dalam suatu frame dan sepanjang pita dalam bentuk record-record. File dibuat dengan
kumpulan record-record. Record adalah data yang terkecil yang dapat dibaca dari atau ditulis ke
pita. Pita magnetik cicik untuk penyimpanan data dalam jumlah besar seperti backup dari disk atau
citra hasil pindaian, tetapi tidka cocok untuk pembacaan dan penulisan akses acak.
F. Optik

Gambar 6.11 Compact Disk
Pada tahun 1983, salah satu produk yang paling berhasil sepanjang masa diluncurkan sstem audio
compack disk (CD). CD merupakan disk yang tidak dapat dihapus yang dapat menyimpan dari 60
menit informasi audio pada salah satu sisinya. Keberhasilan terbesar diaraih CD karena teknologi

penyimpanan disk optik berharga murah yang menjanjikan perubahan besar pada penyimpanan
disk komputer. Produk produk disk oprik meliputi :
1. CD : Compact Disk, suatu disk yang tidak dapat dihapus yang menyimpan informasi audio
yang telah didigitasi. Sistem standar menggunakan disk 12 cm yang dapat merekam lebih
dari 60 menit waktu putar tanpa terhenti.
2. CD-ROM : Compact Disk Read-Only Memori. Disk yang tidak dapat dihapus untuk
menyimpan data komputer. Sistem standar menggunakan 12 cm yang dapat menampung
lebih dari 550 Mbyte.
3. CD-I : Compact Disk Interactive. Suatu spesifikasi yang didasrakan pada penggunaan CDROM. Spesifikasi ini menjelaskan metode penyediaan audio, grafis, teks dan kode yang
dapat dieksekysi mesin pada CD-ROM.
4. DVI : Digital Video Interactive. Sebuah teknologi untuk memproduksi representasi
informasi video yang terdigitasi dan terkompensi. Representasi dapat disimpan pada CD
atay media disk lainya. SIstem yang ada sekarang menggunakan CD dan dapat menyimpan
sekitar 20 menit video pada satu detik.
5. WORM : Write Only Read Memory. Sebuah disk yang lebih mudah ditulis dibandingkan
dengan CD-ROM, yang membuatnya secara komersial dapat menyalin sebuah CD.
Ukuran yang populer adalah 5,25 inci, yang dapat menampung 200 hingga 800 Mbyte
data.
6. Erasable Optikal Disk : Suatu disk yang menggunakan teknologi optik namun dapat
dihapus dan ditulis ulang dengan mudah. Terdapat dua jenis ukuran yang umum dipakai
3,25 inci dan 5,25 inci. Umumnya mempunyai kapasitas 650 Mbyte.
Sistem-sistem tersebut mengalami peningkatan untuk digunakan dalam aplikasi komputer : CDROM, WROM dan disk optik yang dapat dihapus.
a. CD-ROM
Baik CD audio maupun CD-ROM menggunakan teknologi yang sama. perbedaan utamnya
adalah CD_ROM player lebih kasar dan memiliki perangkat error-correcting untuk
menjamin bahw data ditransfer dengan benar dari disk ke komputer. Disk dibuat dari resin,
seperti polycarbonat dan dilapisi dengan permukaan yang sangat reflektif biasanya
aluminium. Informasi yang direkam secara digital diterbitkan sebagai sekumpulan lubanglubang mikroskopik pada permukaan yang reflektif.
Informasi dilacak dari CD atau CD-ROM dengan laser berintensitas rendah yang
ditempatkan didalam optikal-disk player atau drive unit. Laser menyinari lapisan pelindung

yang bening sementara motor memutar disk. Intensitas sinar laser yang direfleksikan akan
berubah ketika mengenai lubang-lubang tersebut. Peubahan ini dideteksi oleh fotosensor
dan dikonveksikan menjadi signal digital. Untuk mengatasi perbedaan kecepatan disk
sehingga laser dapat membaca seluruh lubang dengan kecepatan yang sama. Hal ini bisa
dilakukan seoerti disk magnetik dengan memperbesar ruang antara dua bit informasi yang
direkam oada segmen-segmen disk. Kemudian informasi dapat dilacak dengan kelajuan
yang sama dengan memutar disk oada kecepatan yang sama, yang dikenal sebagai constant
angular velocity (CAV).

Data pada CD-ROM diorganisasikan sebagai sebuah rangkaian blok-blok. Format ini terdiri
dari field-field sebagai berikut :


Sync : Field sync mengidentifikasikan awal sebuah blok. Field ini terdiri dari

sebuah byte yang seluruhnya 0, 10 byte yang seluruhnya 1 dan sebuah byte yang


seluruhnya 0.
Header : Header terdiri dari alamat blok dan byte mode. Mode 0 menandakan suatu

field data blanki, mode 1 menandakan penggunaan kode error-correcting dan 2048
byte data, Mode 2 menandakan 2336 byte pada data pengguna tanpa kode error



correcting.
Data : Data pengguna
Auxiliary : Data pengguna tambahan dalam mode 2. Pada mode 1 data ini merupaka

kode error-correcting 288 byte.
CD-ROM sesuai untuk distribusi data yang berukuran besar ke pengguna yang jumlahnya
banyak. Karena mhanya proses penulisan awla, maka CD-ROM tidak cocok untuk aplikasi
pribadi. Dibandingkan dengan disk magnetik tradisional, CD-ROM memiliki tiga buah
keuntungan besar :



Kapasitas penyimpanan infomasinya jauh lebih besar dibandingkan dengan disk
opstik.
Disk optik bersama-sama dengan informasi yang tersimpan di dalamnya dapat
diperbanyak dengan biaya murah tidak seperti halnya disk magnetik. Database
pada disk magnetik harus direproduksi dengan menyalin sebuah disk pada suatu



saat dengan menggunakan dua buah disk drive.
Disk optik dapat dipindah-pindah, yang memungkinkan disk itu sendiri dapat
digunakan untuk menyimpan arsip.

Kekurangan CD-ROM adalah :




CD-ROM hanya dapat dibaca saja (read-only) dan tidak dapat di-update
CD-ROM memiliki waktu akses yang lebih lama dibandingkan dengan waktu akses
disk drive magnetik, sebanyak setengah detik.

b. WORM
Pada WORM, sebuah disk yang dapat ditulis sekali dengan menggunakan sinal laser dengan
intensitas sedang. Jadi, dengan menggunakan kontroler disk yang harganya lebih mahal
dibandingkan CD-ROM, pelanggan dapat menulis sekali dan juga membaca disk. Untuk
dapat mengakses lebih cepat WORM emnggunakan kecepatan angular yang konstan dengan
mengorbankan kemampuan lainya. Disk optik WORM sangat menarik untuk digunakan
pada keperluan penyimpanan arsip dokumen dan file. Disk ini dapat menampung rekaman
data pengguna dalam ukuran besar yang permanen.

c. Disk optik yang dapat dihapus
Disk optik yang dapat dihapus, merupakan disk berulang-ulang ditulis dan ditulis kembali,
seperti halnya disk magnetik. Pada sistem magneto-optik, energi laser digunakan secara
bersama-sama dengan medan magnet untuk merekam dan menghapus informasi dengan
mengembalikan kutub-kutub magnetik pada daerah kecil dalam disk yang di lapisi bahan
magnetik. Sinar laser memanasi titik tertentu pada media dan medan magnet dapat
mengubah arah titik tersebut sementara temeperatur menngkat. Karena proses polarisasi
tidak mengakibatkan perubahan fisik pada disk, maka dapat dilakukan secara berulangulang. Untuk pembacaan, arah medan magnet dapat dideteksi dengan sinar laser yang
terpolasrisasi. Cahaya terpolarisasi yang dipantulakan dari titik tertentu akan mengubah
derajat rotasinya bergantung pada arah medan magnet. Keuntungan-keutungan disk oprik
yang dapat dihapys dibandingkan dengan disk magnetik adalah






Berkapasitas besar
Portabilitas
Relibiltas