DASAR BIOLOGIS BAHASA pascal sebarah

1

DASAR BIOLOGIS BAHASA
Moh Arif Anddrian
156150600111002, PTI-B
Abstrak
Setiap insan memiliki potensi yang sama untuk menguasai bahasa.
Proses dan sifat penguasaan bahasa setiap orang berlangsung dinamis
dan melalui tahapan berjenjang. Manusia mengawali komunikasinya
dengan dunia sekitarnya melalui bahasa tangis. Seorang bayi melatih
bahasa tersebut dengan mengkomunikasikan segala kebutuhan dan
keinginannya. Sejalan dengan perkembangan kemampuan serta
kematangan jasmani terutama yang berkaitan dengan proses bicara,
komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas, Misalnya, dengan
orang di sekitarnya, lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang
baru dikenal dan bersahabat dengannya.
Kata-kata kunci: Bahasa, proses bicara, komunikasi

Pendahuluan
Pada masa anak-anak perkembangan bahasa sangatlah penting.
Perkembangan bahasa pada anak-anak sangat penting karena anak dapat

mengembangkan kemampuan sosialnya (social skill) melalui berbahasa.
Keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial dimulai dengan penguasaan
kemampuan berbahasa. Melalui bahasa, anak dapat mengekspresikan
pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat menangkap apa
yang dipikirkan oleh anak dan menciptakan suatu hubungan sosial.
Pada saatnya anak akan dapat berkembang dan tumbuh menjadi pribadi
yang bahagia karena dengan mulai berkomunikasi dengan lingkungan, bersedia
mcmberi dan menerima segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya. Proses
perkembangan tersebut melalui berbagai tahapan-tahapan perkembangan
bahasa anak, mulai kanak-kanak sampai dengan penguasaan usia sekolah.
Dalam tahapan penguasaan bahasa inilah peran orang tua sebagai orang
terdekat sangat dibutuhkan. Orang tua sebaiknya selalu memperhatikan
perkernbangan tersebut, sebab pada masa ini sangat menentukan
prosesseorang anak dalam bersosialisasi maupun belajar. Hal ini dapat.
dilakukan dengan memberi contoh yang baik, memberikan motivasi pada anak
untuk belajar dan sebagainya.
Pembahasan
Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Bahasa merupakan faktor hakiki yang membedakan manusia dengan hewan.
Bahasa erat kaitannya dengan perekembangan berfikir individu. Perkembangan

berfikir individu tampak dalam perkembangan bahasanya yaitu kemampuan
membentuk pengertian, menyusun pendapat dan menarik kesimpulan. Menurut
pendapat Soenyono Darjowidjojo (Tarigan dkk.,1998) bahwa pemerolehan
bahasa anak itu tidaklah tiba-tiba atau sekaligus, tetapi bertahap. Kemajuan
kemampuan berbahasa mereka berjalan seiring dengan perkembangan fisik,

2

mental, intelektual, dan sosialnya. Oleh karena itu, perkembangan bahasa anak
ditandai oleh suatu rangkaian kesatuan yang bergerak dari bunyi-bunyi atau
ucapan yang sederhana menuju tuturan yang lebih kompleks. Perkembangan
bahasa anak itu dipengaruhi oleh bakat bawaan, lingkungan atau faktor lain
yang menunjang, yaitu perkembangan fisik dan intelektual.
Kemampuan berbahasa sangat penting bagi anak-anak karena anak-anak
akan dapat mengembangkan kemampuan sosialnya melalui berbahasa.
Keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial dimulai dengan penguasaan
kemampuan berbahasa. Melalui bahasa, anak dapat mengekspresikan pikiran,
sehingga orang lain memahaminya dan menciptakan suatu hubungan sosial.
Jadi, tidaklah mengherankan bahwa bahasa dianggap sebagai salah satu
indikator kesuksesan seorang anak.

Menurut Chomsky (1965) bahasa hanya dapat dikuasai oleh manusia,
Binatang tidak mungkin dapat menguasai bahasa manusia. Pendapat ini
didasarkan pada asumsi. Pertama,perilaku bahasa adalah sesuattu yang
diturunkan (genetik); pola perkembangan bahasa adalah sama pada semua
macam bahasa dan budaya (merupakan sesuatu yang universal); dan
lingkungan hanya memiliki peran kecil di dalan proses pematangan bahasa.
Kedua, bahasa dapat dikuasai dalam waktu singkat, anak berusia empat tahun
sudah dapat berbicara mirip dengan orang dewasa. Ketiga, lingkungan bahasa si
anak tidak dapat menyediakan data secukupnya bagi penguasaan tata bahasa
yang rumit dari orang dewasa.
Menurut Chomsky, seorang anak dibekali “alat pemerolehan bahasa”
(language acquisition device (LAD). Alat yang merupakan pemberian biologis
yang sudah diprogramkan untuk merinci butir-butir yang mungkin dari suatu tat
bahasa, dan dianggap sebagai bagian fisiologis dari otak yang khususuntuk
memproses bahasa, yang tidak punya kaitannya dengan kemempuan kognitif
lainnya.
Studi tentang hubungan bahasa-otak sudah ada semenjak orang Mesir
kuno pertama kali menemukan afasia, kita telah mempelajari banyak mengenai
otak dan mengenai bahasa. Tetapi walaupun kita telah memperoleh banyak
fakta, sebuah perhitungan yang padu mengenai hubungan antara dua area

kepentingan masih menghindari kita. Kebanyakan setiap aspek dari keterlibatan
otak dalam bahasa masih memunculkan argumen yang panas. Kita seharusnya
tidak merasakan hal ini terlalu mengejutkan, karena kita telah melihat banyak
bukti bahwasanya proses yang terlibat dalam performa berikut sebagai
pemahaman dan menghasilkan ujaran sangat kompleks. Dan biasanya yang
tampak pada otak manusia adalah kekomplekannya. Menemukan hubungan
antara seperangkat kompleksitas dan yang lainnya sangatlah sulit.
Proses Perkembangan Bahasa Anak (1.) Fonologi Anak menggunakan
bunyi-bunyi yang telah dipelajarinya dengan bunyi-bunyi yang belum dipelajari,
misalnya menggantikan bunyi /l/ yang sudah dipelajari dengan bunyi /r/ yang
belum dipelajari. Pada akhir periode berceloteh, anak sudah mampu
mengendalikan intonasi, modulasi nada, dan kontur bahasa yang dipelajarinya.
(2.) Morfologi Pada usia 3 tahun anak sudah membentuk beberapa morfem yang
menunjukkan fungsi gramatikal nomina dan verba yang digunakan. Kesalahan

3

gramatika sering terjadi pada tahap ini karena anak masih berusaha mengatakan
apa yang ingin dia sampaikan. Anak terus memperbaiki bahasanya sampai usia
sepuluh tahun. (3.) Sintaksis Alamsyah (2007:21) menyebutkan bahwa anakanak mengembangkan tingkat gramatikal kalimat yang dihasilkan melalui

beberapa tahap, yaitu melalui peniruan, melalui penggolongan morfem, dan
melalui penyusunan dengan cara menempatkan kata-kata secara bersama-sama
untuk membentuk kalimat. (4.) Semantik Anak menggunakan kata-kata tertentu
berdasarkan kesamaan gerak, ukuran, dan bentuk. Misalnya, anak sudah
mengetahui makna kata jam. Awalnya anak hanya mengacu pada jam tangan
orang tuanya, namun kemudian dia memakai kata tersebut untuk semua jenis
jam. (5.) Tahap Pralinguistik(Masa Meraban) Pada tahap ini, bunyi – bunyi
bahasa yang dihasilkan anak belumlah bermakna. Bunyi – bunyi itu memang
telah menyerupai vocal atau konsonan tertentu. Akan tetapi secara keseluruhan
bunyi tersebut tidak mengacu pada kata dan makna tertentu. Tahap pralinguistik
merupakan tahap perkembangan bahasa anak yang dialami oleh anak yang
berusia 0-1 tahun.

Penutup
Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Bahasa merupakan faktor hakiki yang membedakan manusia dengan hewan.
Bahasa erat kaitannya dengan perekembangan berfikir individu. Perkembangan
berfikir individu tampak dalam perkembangan bahasanya yaitu kemampuan
membentuk pengertian, menyusun pendapat dan menarik kesimpulan.
Sedangkan, perkembangan merupakan suatu proses yang pasti dialami setiap

individu, perkembangan ini adalah bersifat kualitatif dan berhubungan dengan
kematangan serta sistematis. Perkembangan bahasa pada anak sangatlah
penting karena melalui bahasa, anak dapat mengekspresikan pikiran, sehingga
orang lain memahaminya dan menciptakan suatu hubungan sosial. Jadi, tidaklah
mengherankan bahwa bahasa dianggap sebagai salah satu indikator
kesuksesan seorang anak.
Kemampuan bahasa asing menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat
saat ini. Fenomena ini dikaitkan dengan era globalisasi yang terjadi di setiap
negara di dunia. Globalisasi yang identik dengan tidak ada batasan bagi negaranegara di dunia menuntut suatu bahasa komunikasi universal. Saat ini bahasa
yang dijadiakn bahasa universal di dunia adalah bahasa Inggris. Kemampuan
berbahasa asing, terutama bahasa inggris, dijadikan prasyarat kesuksesan bagi
seseorang di masa depan. Anggapan di masyarakat menyatakan bahwa orang
yang mahir berbahasa asing akan lebih diterima di dunia kerja. Asumsi ini
membuat berbagai institusi pendidikan menyediakan pendidikan bahasa asing
bagi perkembangan bahasa anak, termasuk menyediakan program bilingual.
Bilingual berarti mampu menggunakan dua bahasa dengan baik. Sekolah
yang menyediakan program bilingual berarti menggunakan dua bahasa di dalam
kegiatan pendidikannya. Bahasa yang sering digunakan pada sekolah bilingual
di Indonesia adalah Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Dengan menerapkan
konsep bilingual pihak sekolah dan orang tua mengharapkan anak dapat lebih


4

mahir dan menguasai bahasa asing terutama bahasa Inggris. Saat ini sekolahsekolah di Indonesia mulai menerapkan program bilingual sebagai program
pengembangan bahasa pelajar. Program ini berada di tingkat SD, SMP, dan
SMA dengan fokus meningkatkan kemampuan bahasa Inggris pada anak.
Daftar Rujukan
Alamsyah, Teuku. 1997. Pemerolehan Bahasa Kedua (Second Language
Acqusition). Diktat Kuliah Program S-2. Banda Aceh: Universitas Syiah
Kuala.
C.K, Angela Wika. Peran Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia Dalam
Pendidikan Bilingual : www.ayahbunda.co.id (12 Desember 2009)
Pressley, M. & McCormick, C. B. 2007. Child and Adolescent Development for
Educators. New York: The Guilford Press.
Tarigan dkk., Djago dkk. 1998. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Rendah. Jakarta: Depdikbud.