Makalah Sejarah Suku Jawa 11 35 AM

Makalah Sejarah Suku Jawa
Ibrahim MA
11:35 AM
Pendidikan Sosial sejarah
Suku bangsa Jawa
Suku bangsa Jawa adalah suku bangasa Indonesia yang paling banyak jumlahnya, menempati
seluruh daerah jawa tengah, jawa timur dan sebagian jawa barat mereka menggunakan bahasa
jawa secara keseluruhan, hanya saja terdapat perbedaan dialek di daerah tertentu. Suku
bangsa jawa termasuk suku bangsa yang telah maju kebudayaannya, karena sejak zaman
dahulu mereka telah banyak mendapat pengaruh dari berbagai kebudayaan, seperti :
kedubayanan Hindu, Budha, Islam dan Eropa. Setelah mengetahui suku bangsa di Indonesia
maka sekarang penyusun akan membahas tentang salah satu suku di Indonsia yaitu Suku
jawa.

Sistem Kekerabatan di Suku Jawa
Di dalam rumusan masalah ada permasalahan yaitu tentang bagaimana system kekerabatan
Suku Jawa. Dalam system kekerabatan Jawa keturunan dari Ibu dan Ayah dianggap sama hak
nya, dan warisan anak perempuan sama dengan warisan laki-laki tetapi, berbeda dengan
banyak suku bangsa yang lain, yang ada Indonesia. Misalnya, dengan suku-suku Batak di
Sumatra Utara, masyarakat jawa tidak mengenal system marga. Susunan kekerabatan suku
jawa berdasarkan pada keturunan kepada kedua belah pihak yang di sebut Bilateral atau

Parental yang menunjukan system penggolongan menurut angkatan-angkatan. Walaupun
hubungan kekerabatan di luar keluarga inti tidak begitu ketat aturannya, namun bagi orang
jawa hubungan dengan keluarga jauh adalah tetap penting.
Masyarakat Jawa dalam hal perkawinana melalui beberapa tahapan. Biasanya seluruh
rangkaian acara perkawinan berlangsug selama kurang lebih dua bulan, mencangkup
Nontoni; Melihat calon istri dan keluarganya, dengan mengirim utusan (wakil).
Nglamar (meminang); Tahapan setelah nontoni apabila si gadis bersedia dipersunting.
Paningset ; Pemberian harta benda, berupa pakaian lengkap disertai cin-cin kawin.

Pasok Tukon ; Upacara penyerahan harta benda kepada keluarga si gadis berupa uang,pakaian
dan sebagainya, diberikan tiga hari sebelum pernikahan.
Pingitan ; Calon istri tidak diper4bolehkan keluar rumah selama 7 hari atau 40 hari sebelum
perkawinan.
Tarub ; Mempersiapkan perlengkapan perkawianan termasuk menghias rumah dengan janur.
Siraman ; Upacara mandi bagi calon pengantin wanita yang dilanjutkan dengan selamatan.
Ijab Kabul (Akad Nikah); Upacara pernikahan dihadapan penghulu, disertai orang tua atau
Wali dan saksi-saksi.
Temon (Panggih manten); Saat pertemuan pengantin pria dengan wanita.
Ngunduh Mantu (ngunduh temanten) ; Memboyong pengantin wanita kerumah pengantin
pria yang disertai pesta ditempat pengantin pria.

Jika di dalam perkawinan ada masalah antara suami istri maka dapat dilakukan "Pegatan"
(Perceraian). Jika istri menjatuhkan cerai di sebut "talak" sedangkan istri meminta cerai
kepada suami di sebut "talik". Jika keinginan isteri tidak di kabulkan oleh suami istri
mengajukan ke pengadilan maka di sebut "rapak". Jika ingin kembali lagi jenjang waktunya
mereka rukun kembali adalah 100 hari di namakan "Rujuk" jika lebih dari 100 hari
dinamakan "balen" (kembali). Setelah cerai seorang janda boleh menikah dengan yang lain
setelah "masa Iddah".
Ada bentuk perkawinan lain yaitu :
Perkawinan Magang
Perkawinan triman
Perkawinan unggah unggahi
Perkawinan paksa
Agama di Suku Jawa
Orang Jawa mayoritas memeluk agama Islam. Sebagian memeluk Nasrani, Hindu, Budha,
dan aliran Kejawen. Orang jawa yang menganut kejawen percaya bahwa hidup di dunia ini
sudah diatur dalam alam semesta, sehingga mereka bersikap pasrah kepada takdir dan
bersikap "Nrima" ( pasrah ). Orang jawa memeluk agama Islam di bedakan menjadi dua yaitu
"Islam santri" dan "Islam Kejawen", disamping orang-orang Jawa masih percaya kepada
kekuatan gaib yaitu kekuatan yant melebihi kekuatan lain yang di sebut "Kasakten"


(kesaktian). Selain itu juga percaya kepada arwah leluhur dan makhluk-makhluk halus seperti
Memedi, tuyul, lelembut dan jin.
Selain itu masyarakat Jawa percaya terhadap hal-hal tertentu yang dianggap keramat, yang
dapat mendatangkan mala petaka jika di tintang atau diabaikan. Kepercayaan itu
diantaranya :
Kepercayaan terhadap Nyi roro kidul
Kepercayaan kepada hari kelahiran (Wathon)
Kepercayan terhadap hari-hari yang dianggap baik
Kepercayaan kepada Nitowong
Kepercayaan kepada dukun prewangan
Masyarakat suku jawa khususnya yang berada di pedesaan sering kali mengadakan upacara
selamatan untuk tujuan tertentu yang biasanya dipimipin oleh seorang "Mudin" dalam
membaca doa. Upacara seperti itu di golongkan menjadi 6 macam antara lain :
Selamatan memperingati siklus hidup
Selamatan berkaitan dengan kehidupan Desa
Selamatan menjelang pernikahan
Selamatan berkaitan dengan kejadian tertentu
Selamatan untuk memperingati hari besar keagamaan
Selamatan memperingati meninggalnya seseorang.
ISTILAH KEKERABATAN ORANG JAWA BERDASARKAN PERKAWINAN


Morosepuh Morosepuh Ibu Bapak
Pripeyan Ipe Pripeyan Ipe Ipe Garwo Ego (saya) Ipe
Besan Besan
Keterangan:
= Laki-laki

= Perempuan
= Kawin Mantu Anak-anak Mantu
= Saudara Sekandung
= Keturunan

Budaya Suku Jawa
Budaya merupakan ciri yang membedakan satu suku dengan yang lainnya. Tetapi yang akan
di bahas adalah budaya suku jawa tengah salah satu ciri dari suku jawa tengah adalah
kebudayaan tentang kerajaan yang ada di jawa antara lain adalah adanya sebuah kerajaan.
Contoh kerajaannya adalah kerajaan Mataram. Kerajaan Mataram ini berada di Yogyakarta
yang di pimpin oleh seorang Raja. Dari zaman itulah berasal monument-monument bangunan
jawa tengah besar yang pertama, yaitu Candi-candi syiwais di daratan dieng tidak lama
kemudian jawa tengah kebawah kekuasaan dinasti syailendra dari Sumatra yang menganut

agama Budha yang sebenarnya tidak perlu kita sebut disini kecuali karena selama kekuasaan
mereka yang hanya berlangsung selama 60-an tahun di sebelah barat Yogyakarta sekarang
didirikan setupa budha di dunia yaitu Candi Borobudur.
Candi Borobudur di bangun menurut tradisi jawa kuno sebagai candi yang berteras dan
melambangkan alam raya.dengan demikian borobudur merupakan mandala raksasa dalam
batu, suatu lingkaran mistik yang di samping pungsi simbolisnya, sekaligus memiliki
kekuatan nyata yang dapat menghasilkan bagi kaum beriman apa yang di lambangkan itu.
Mungkin juga bahwa candi Borobudur sekaligus masih mempunyai maksud lain yaitu
menjadi makam monumental bagi raja syailendra yang berkuasa. Kalo begitu maka
kebudayaan jawa yang mengambil alih agama-agama asing untuk diabdikan dari dalam bagi
kepentingan sendiri, artinya untuk menjawakannya. Tendensi jawanisasi juga nampak dalam
penggantian bahasa sangsakerta dengan bahasa jawa kuno dan dalam perkembangan huruf
jawa yang mulai pada waktu itu.
Kesenian Suku Jawa

System kesenian masyarakat jawa memiliki dua tipe yaitu, tipe jawa tengah dan jawa timur.
a. Kesenian tipe jawa tengah
Wujud kesenian tipe jawa tengah bermacam-macam misalnya sebagai berikut :
1. Seni Tari Contoh : Seni tari tipe jawa tengah adalah tari serimpi dan tari bambang cakil
2. Seni Tembang berupa lagu-lagu daerah jawa, misalnya lagu-lagu dolanan suwe ora jamu,

gek kepiye dan pitik tukung
3. Seni pewayangan merupakan wujud seni teater di jawa tengah
4. Seni teater tradisional wujud seni teater tradisional di jawa tengah antara lain adalah
ketoprak.
b. Kesenian tipe jawa timur
Wujud kesenian dari pesisir dan ujung timur serta madura juga bermacam-macam, misalnya
sebagai berikut :
1. Seni tari dan teater antara lain tari ngremo, tari tayuban, dan tari kuda lumping
2. Seni pewayangan antara lain wayang beber
3. Seni suara antara lain berupa lagu-lagu daerah seprerti tanduk majeng (dari Madura) dan
ngidung (dari Surabaya)
4. Seni teater tradisional antara lain ludruk dan kentrung.
c. Rumah adat tipe jawa, antara lain corak limasan dan joglo. Rumah situbondo merupakan
model rumah adat jawa timur yang mendapat pengaruh dari rumah madura
d. Pakaian adat jawa, pakaian pria jawa tengah adalah penutup kepala yang di sebut kuluk,
berbaju jas sikepan, korset dan kris yang terselip di pinggang. Memakai kain batik dengan
pola dan corak yang sama dengan wanita. Wanitanya memakai kain kebaya panjang dengan
batik sanggulnya disebut bakor mengkurep yang diisi dengan daun pandan wangi.
Sistem Ekonomi Jawa
Sistem perekonomian masyarakat Jawa mencakup

1) Pertanian

Yang dimaksud pertanian disini terdiri atas pesawahan dan perladangan (tegalan), tanaman
utama adalah padi. Tanaman lainnya jagung, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau dan sayur
mayor, yang umumnya ditanam di tegalan. Sawah juga ditanami tanaman perdagangan,
seperti tembakau, tebu dan rosella.
2) Perikanan
Adapun usaha yang dilakukan cukup banyak baik perikanan darat dan perikanan laut.
Perikanan laut diusahakan di pantai utara laut jawa. Peralatannya berupa kail, perahu, jala dan
jarring
3) Peternakan
Binatang ternak berupa kerbau, sapi, kambing, ayam dan itik dan lain-lain.
4) Kerajinan
Kerajinan sangat maju terutama menghasilkan batik, ukir-ukiran, peralatan rumah tangga, dan
peralatan pertanian.
Adapun mata pencaharian dalam suku Jawa atau masyaraakat Jawa biasanya bermata
pencaharian bertani, baik bertani di sawah maupun tegalan, juga Beternak pada umumnya
bersipat sambilan, selain itu juga masyarakat Jawa bermata pencaharian Nelayan yang
biasanya dilakukan masyarakat pantai.
Sistem kemasyarakatan dan politik Suku Jawa

Masyarakat jawa masih membedakan antara golongan priyayi dan orang kebanyakan wong
cilik, Golongan priyayi atau bendara terdiri atas pegawai negri dan kaum terpelajar. Orang
kebanyakan disebut juga wong cilik, seperti petani,tukang,dan pekerja kasar lainnya.priyayi
dan bendara merupakan lapisan atas, sedangkan wong cilik menjadi lapisan bawah.
Secara administrative,suatu desa di jawa biasanya disebut kelurahan yang dikepalai oleh
seorang lurah. Dalam melakukan pekerjaan sehari-hari ,seorang kepala desa dengan semua
pembantunya disebut pamong desa. Pamong desa mempunyai dua tugas pokok, yaitu tugas
kesejahteraan desa dan tugas kepolisian untuk keamanan dan ketertiban desa.

Adapun pembantu-pembantu lurah dipilih sendiri oleh lurah. Pembantu-pembantu lurah
terdiri atas:
a) Carik,bertugas sebagai pembantu umum dan penulis desa.
b) jawa tirta atau ulu-ulu,bertugas mengatur air kesawah-sawah penduduk.
c) Jaga baya,bertugas menjaga keamanan desa.
Etika seksual jawa
Mengenai etika seksual di jawa tidak ada superior ataupun interior,semua pria dan wanita
sama saja. Hanya tanggung jawabnya saja yang berbeda.dalam bidang seksual, masyarakat
jawa condong untuk bersikap tegas. pada setiap perayaan-perayaan di desa, pria dan wanita
duduk secara terpisah.
Para orang tua melarang keras jika putrinya berjalan dengan seorang pria. Mereka

berpendapat bahwa anak muda tidak dapat menahan emosinya, Sehingga mereka takut terjadi
sesuatu kepada putrinya.
Kesimpulan
Pada dasarnya di Indonesia merupakan bangsa yang paling banyak suku-nya diantara bangsabangsa yang lain dan diantara suku-suku itu yang paling banyak jumlah penduduknya yaitu
suku bangsa Jawa sendiri yang menempati seluruh daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan juga
Jawa Barat. Adapun sistem kekerabatan yang dianut oleh masyarakat Jawa lebih didasarkan
pada prinsip keturunan bilateral atau parental, sedangkan sistem klasifikasi dilakukan
menurut angkatan-angkataya. Dalam system religi / kepercayaan suku Jawa mayoritas Agama
Islam merupakan agama yang dianut oleh sebagian besar masyarakat suku Bangsa jawa.
Walaupun ada sebagian lagi yang menganut bukan Islam yaitu Nasrani, Hindu, Budha dan
aliran kejawen. Disini yang dimasud Islam yang dianut-Nya Islam Santri dan Islam Kejawen.
DAFTAR PUSTAKA
Drs.Eddy Supriyatno, 1994. "Bahan Acuan kegiatan belajar mengajar Antropologi"
PT.Rakaditu, Jakarta.
Yad Mulyadi, 1999. ”Antropologi" Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kodiran. 1975, "Kebudayaan Jawa", dalam Koentjaraningrat, Jakarta.

Koentjaraningrat, 1975, "Antropology in Indonesia",Jakarta.
Edel, May and Abraham edel, 1968. "Antropology and Ethics. The Press of Case Western
Reserve University Press".

Dewey, Alice G. "Antropology Agama" Jakarta ,1975.
Kamlah, W ,1973 "philosophische Anthropology" , Mannheim/wien/Zurich ;
Bibliographisches institute, Jakarta.
Kartodirdjo,1975 "sejarah nasional Indonesia", Jakarta; Departemen pendidikan dan
kebudayaan, Jakarta.
Koentjoroningrat, 1977 "system gotong-royong dan jiwa gotong royong", dalam berita
anthropology, Jakarta
Mulder, Niels. 1973 "Kepribadian jawa dan pembangunan nasional". Yigyakarta; Gadjah
mada University press.
Sajogo, 1978 "Lapisan masyarakat yang paling lemah di pedesaan jawa". Dalam
prisma.Bandung.

Suku bangsa Jawa
Suku bangsa Jawa adalah suku bangasa Indonesia yang paling banyak jumlahnya,
menempati seluruh daerah jawa tengah, jawa timur dan sebagian jawa barat mereka
menggunakan bahasa jawa secara keseluruhan, hanya saja terdapat perbedaan dialek di
daerah tertentu. Suku bangsa jawa termasuk suku bangsa yang telah maju kebudayaannya,
karena sejak zaman dahulu mereka telah banyak mendapat pengaruh dari berbagai
kebudayaan, seperti : kedubayanan Hindu, Budha, Islam dan Eropa. Setelah mengetahui suku
bangsa di Indonesia maka sekarang penyusun akan membahas tentang salah satu suku di

Indonsia yaitu Suku jawa.

SISTEM KEPERCAYAAN ATAU RELIGI
Agama yang dianut oleh sebagian besar suku jawa adalah Agama Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, dan budha.
Pemeluk Agama Islam dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1.Golongan Islam Santri, yaitu golongan yang menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran
Islam dengan syariat-syariatnya.
2.Golongan Islam Kejawen, yaitu golongan yang percaya pada ajaran Islam, tetapi tidak
patuh menjalankan syariat Islam dan masih percaya kepada kekuatan lain.
Selain itu, orang Jawa masih percaya pada hal yang gaib atau kekuatan lain:
1.Percaya pada makhluk-makhluk halus seperti memedi, genderuwo, tuyul, setan, dan lainlain.
2.Percaya pada hari baik atau naas.
3.Percaya pada hari kelahiran atau weton.
4.Percaya pada benda-benda pusaka, jimat, dan sejenisnya.
Sehubungan dengan berbagai kepercayaan, maka dilaksanakan upacara-upacara selametan
sebagai berikut:

ØUpacara selametan yang berhubungan dengan lingkaran hidup manusia, seperti mitoni,
kematian, dan lainnya.
Ø Upacara selametan yang berhubungan dengan kehidupan desa, seperti bersih desa,
penggarapan pertanian, dan lainnya.
Ø Upacara selametan yang berhubungan dengan pernikahan, seperti selamatan sepasaran
setelah pernikahan.
Ø Upacara selametan yang berhubungan dengan peringatan hari-hari atau bulan-bulan besar
Islam, seperti sekatenan atau grebeg maulud, sura, dan sebagainya.
Ø Upacara selametan yang berhubungan dengan kejadian-kejadian tertentu, seperti
melakukan perjalanan jauh, mulai membuat rumah, dan sebagainya.
Ø Upacara selametan yang berhubungan dengan orang meninggal dunia, seperti selametan
surtanah atau (geblak), nelung dina, dan lainnya.
SISTEM KEKERABATAN
Masyarakat Jawa menganut sistem kekerabatan bilateral atau parental, yaitu sistem
kekerabatan yang menarik garis keturunan dari bapak/ibu.
Istilah- istilah yang digunakan dalam sistem kekerabatan Jawa sebagai berikut:
1.Pakde dan Bude (uwa), yaitu semua kakak dari bapak dan ibu, baik laki-laki maupun
perempunan beserta suami dan istrinya.
2.Paklik (Paman) dan Bulik (bibi), yaitu semua adik dari ayah dan ibu,baik laki-laki maupun
perempuan beserta suami dan istrinya.
3.Nak Ndulur (Sepupu), yaitu anak dari pakde-bude dan paklik-bulik.
4.Misan, yaitu anak dari saudara sepupu.

Pada masyarakat Jawa, perkawinan dianggap ideal apabila diukur dari segi keyakinan dan
kesamaan adat yang menunjukan adanya pemilihan jodoh ideal.
Ukuran ideal bagi pria adalah perhitungan bibit, bebet, dan bobot. Sedangkan bagi wanita,
perhitungannya didasarkan pada mugen, tegen, dan rigen.
Pernikahan yang dilarang, yaitu menikah dengan:
1.Saudara kandung.
2.Pancer lanang (anak dari dua saudara kandung laki-laki).
3.Pihak laki-laki lebih muda abunya dari pihak perempuan.
SISTEM POLITIK DAN KEMASYARAKATAN
1.Dahulu, pada suku Jawa terdapat stratifikasi sosial yang dikenal dengan golongan bendoro,
priyayi, dan wong cilik.
2.Stratifikasi sosial berdasarkan kepemilikan tanah, yaitu wong baku, kuli gondok (lindung),
dan sinoman.
3.Dalam bidang pemerintah, pamong desa memilih seorang kepala desa (lurah) dengan
semua pembantunya, seperti carik, juga tirta (ulu-ulu), dan juga baya. Tugas utama mereka
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan desa.
SISTEM EKONOMI
Sistem perekonomian masyarakat Jawa mencakup
1) Pertanian
Yang dimaksud pertanian disini terdiri atas pesawahan dan perladangan (tegalan), tanaman
utama adalah padi. Tanaman lainnya jagung, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau dan sayur
mayor, yang umumnya ditanam di tegalan. Sawah juga ditanami tanaman perdagangan,
seperti tembakau, tebu dan rosella.
2) Perikanan
Adapun usaha yang dilakukan cukup banyak baik perikanan darat dan perikanan laut.
Perikanan laut diusahakan di pantai utara laut jawa. Peralatannya berupa kail, perahu, jala dan
jarring
3) Peternakan
Binatang ternak berupa kerbau, sapi, kambing, ayam dan itik dan lain-lain.
4) Kerajinan
Kerajinan sangat maju terutama menghasilkan batik, ukir-ukiran, peralatan rumah tangga, dan
peralatan pertanian.

Adapun mata pencaharian dalam suku Jawa atau masyaraakat Jawa biasanya bermata
pencaharian bertani, baik bertani di sawah maupun tegalan, juga Beternak pada umumnya
bersipat sambilan, selain itu juga masyarakat Jawa bermata pencaharian Nelayan yang
biasanya dilakukan masyarakat pantai.

SISTEM KESENIAN

Sistem kesenian Jawa meliputi:
• Bentuk rumah adat, misalnya rumah joglo, rumah l

imasan, dan lain-lain.

• Seni tari, misal Tari Serimpi, Tari Gambyong, Tari Merak, dan lainnya.
• Seni tembang, seperti Sewu Ora Jamu, Ngidung, dan sebagainya.
• Pakaian Adat Jawa dapat berupa beskap, kebaya, batik, dan lain-lain.
Etika seksual jawa
Mengenai etika seksual di jawa tidak ada superior ataupun interior,semua pria dan wanita
sama saja. Hanya tanggung jawabnya saja yang berbeda.dalam bidang seksual, masyarakat
jawa condong untuk bersikap tegas. pada setiap perayaan-perayaan di desa, pria dan wanita
duduk secara terpisah.
Para orang tua melarang keras jika putrinya berjalan dengan seorang pria. Mereka
berpendapat bahwa anak muda tidak dapat menahan emosinya, Sehingga mereka takut terjadi
sesuatu kepada putrinya.
Kesimpulan: Pada dasarnya di Indonesia merupakan bangsa yang paling banyak suku-nya
diantara bangsa-bangsa yang lain dan diantara suku-suku itu yang paling banyak jumlah
penduduknya yaitu suku bangsa Jawa sendiri yang menempati seluruh daerah Jawa Tengah,
Jawa Timur, dan juga Jawa Barat. Adapun sistem kekerabatan yang dianut oleh masyarakat
Jawa lebih didasarkan pada prinsip keturunan bilateral atau parental, sedangkan sistem
klasifikasi dilakukan menurut angkatan-angkataya. Dalam system religi / kepercayaan suku
Jawa mayoritas Agama Islam merupakan agama yang dianut oleh sebagian besar masyarakat
suku Bangsa jawa. Walaupun ada sebagian lagi yang menganut bukan Islam yaitu Nasrani,
Hindu, Budha dan aliran kejawen. Disini yang dimasud Islam yang dianut-Nya Islam Santri
dan Islam Kejawen.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Pengaruh metode sorogan dan bandongan terhadap keberhasilan pembelajaran (studi kasus Pondok Pesantren Salafiyah Sladi Kejayan Pasuruan Jawa Timur)

45 253 84

Kesesuaian konsep islam dalam praktik kerjasama bagi hasil petani desa Tenggulun Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Jawa Timur

0 86 111

Analisis Pengaruh Lnflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga Sbi, Dan Harga Emas Terhadap Ting Kat Pengembalian (Return) Saham Sektor Industri Barang Konsumsi Pada Bei

14 85 113

EFEKTIVITAS siaran dialog interaktif di Radio Maraghita sebaga media komunikasi bagi pelanggan PT.PLN (persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten di Kelurahan Lebakgede Bandung

2 83 1

Prosedur Verifikasi Internal Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

2 110 1

Prosedur Promosi Jabatan Karyawan pada PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten UPJ Majalaya

3 53 1

Laporan Praktek Kerja Lapangan Di Divisi Humas Dan Rumah Tangga Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai Jawa Barat

5 91 1

Tinjauan seksi penagihan terhadap tata usaha piutang pajak kantor pelayanan pajak Bandung Karees Wilayah VII Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat

2 91 29

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Organizational Citizenship Behavior Terhadap Kinerja Pegawai PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten Kantor Area Sumedang

17 106 69