Apa itu Kista dan Tindakan

Apa itu Kista dan Tindakan Preventif
Jumlah wanita yang terkena kista hingga kini semakin meningkat dari hari ke hari.
Dibandingkan dengan jenis tumorovarium (indung telur)lainnya,
kista memang merupakan kasus yang paling sering ditemui pada wanita.
Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus oleh selaput semacam jaringan.
Bentuknya kistik dan ada pula yang berbentuk seperti anggur. Kista dapat berisi udara,
cairan kental, maupun nanah. Kumpulan sel-sel tumor itu terpisah dengan jaringan normal di
sekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Itu merupakan alasan mengapa tumor jinak relatif mudah?diangkat melalui pembedahan dan
tidak terlalu membahayakan kesehatan bagi penderitanya.
Berdasarkan tingkat keganasannya, kista dibedakan menjadi dua macam, yaitu kista nonneoplastik dan kista neoplastik. Kista non-neoplastik bersifat jinak dan
biasanya akan mengempis dengan sendirinya setelah dua atau tiga bulan.
Sedangkan kista neoplastik umumnya harus dioperasi, namun tetap tergantung pada ukuran dan
sifatnya, apakah membahayakan atau tidak.
Selain pada ovarium, kista dapat juga tumbuh di vagina dan daerah vulva
(bagian luar alat kelamin wanita). Kista yang tumbuh di daerah vagina, antara lain inklusi, ductus
gartner, endometriosis, dan adenosis. Sedangkan kista yang tumbuh di daerah vulva, antara lain
pada kelenjar bartholini, kelenjar sebasea, serta inklusi epidermal.
Kista umumnya tidak disertai dengan keluhan atau gejala spesifik.
Keluhan biasanya akan muncul jika ukuran kista sudah membesar dan
letaknya mengganggu organ lain di sekitarnya. Jika si penderita menekan saluran kemih, usus,

saraf, atau pembuluh darah besar di sekitar rongga panggul, maka?akan menimbulkan
keluhan berupa susah buang air kecil dan buang air besar, gangguan pencernaan, kesemutan,
atau bengkak pada kaki.
Kista memang tumor yang jinak, namun 20-30% kista dapat berpotensi menjadi ganas.
Keadaan itu ditandai dengan terjadinya pembesaran tumor
dalam waktu singkat sehingga memicu tumbuhnya kanker. Hingga kini,
kista masih menjadi topik?penelitian yang menarik. Pasalnya,
sampai sekarang belum diketahui secara pasti faktor-faktor penyebab tumbuhnya kista dalam tub
uh seorang wanita?dan cara pencegahannya pun belum terungkap dengan jelas.
Beberapa literatur?menyebutkan bahwa
penyebab terbentuknya kista pada ovarium adalah gagalnya sel telur (folikel)?untuk berovulasi.
Dalam siklus reproduksi, satu sel
telur dalam ovarium wanita setiap bulannya akan mengalami ovulasi, yaitu keluarnya inti sel
telur dari folikel untuk kemudian ditangkap serabut fimbria dan ditempatkan di
saluran ovarium (tuba falopii), dan siap dibuahi jika bertemu sperma. Folikel yang

sudah kehilangan inti sel telur itu disebut dengan corpus luteum, yang secara normal
akan mengalami degenerasi dan hilang diserap tubuh.
Namun, ada kalanya proses keluarnya inti sel telur dari dalam folikel gagal terjadi. Sel telur yang
gagal berovulasi tersebut lama-kelamaan dapat berubah menjadi kista. Selain itu,

dapat pula terjadi kegagalan penyerapan corpus luteum oleh tubuh.
Keadaan itu dapat pula berpotensi menyebabkan kista.
Selain disebabkan oleh kelainan pada sel telur (folikel), kista di
ovarium juga dapat tumbuh begitu saja. Kista semacam itu terdiri atas selaput yang
berisi darah kental dan sering disebut sebagai endometriosis.
Seiring dengan berjalannya waktu, kista akan terus mengalami pembesaran.
Dalam jangka waktu tertentu,
kista terus tumbuh hingga diameternya mencapai puluhan sentimeter.
Sebenarnya tidak ada patokan mengenai ukuran besarnya kista sehingga berpotensi untuk pecah.
Pecahnya kista dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi rusak dan
menimbulkan terjadinya perdarahan yang dapat berakibat fatal.