RAP AT TERBUKA MAJELIS WALl AMANAT
RAPAT TERBUKA MAJELIS WALl AMANAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Menuju Indonesia Sehat:
Harapan, Tantangan, dan
Pemikiran untuk Mencapainya
Pidato Ilmiah
Disampaikan oleh:
Prof. Dr. dr. Sutaryo, Sp.AK
Puncak Peringatan Dies Natalis ke-67
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Senin, 19 Desember 2016
MENUJU INDONESIA SEHAT: HARAPAN, TANTANGAN,
DAN PEMIKIRAN UNTUK MENCAPAINYA
Yang kami hormati,
Sri Sultan Hamengku Buwono X
Ketua, Sekretaris, dan anggota Majelis Wali Amanat,
Ketua, Sekretaris, dan anggota Dewan Guru Besar,
Ketua, Sekretaris, dan anggota Senat Akademik,
Rektor dan Wakil Rektor,
Para Dekan dan Wakil Dekan,
Ketua Lembaga dan Kepala Pusat Studi,
Ketua dan Sekretaris Senat Fakultas,
Para dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa,
Para pengurus dan anggota Keluarga Alumni Universitas Gadjah
Mada,
Para tamu undangan dan hadirin yang kami muliakan.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi, sa/am sejahtera,
om swastiastu.
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan perkenan-Nya hari ini kita dapat berkumpul di sini untuk
memperingati Dies Natalis Universitas Gadjah Mada yang ke-67.
Dalam rentangan panjang sejarah perkembangan manusia,
kesehatan bersama-sama dengan pendidikan, menempati posisi sentral
dalam pembangunan suatu peradaban. Bangsa yang dihuni rakyat yang
sehat dan terdidik merupakan ukuran pencapaian dan sekaligus tiang
penopang dari tegaknya peradaban yang agung. Tidak mengherankan,
jika dalam perkembangan modern, keduanya telah dijadikan sebagai
variabel kunci dalam menilai kualitas suatu bangsa. Salah satu skala
pengl!kuran modern yang diterima luas adalah apa yang kita kenai
3
dengan lndeks Pembangunan Manusia (I PM) yang digunakan sebagai
indikator untuk menilai perkembangan kualitas manusia di suatu
negara. Kualitas manusia merupakan persoalan yang kita hadapi
saat ini. Data komparasi antarnegara di tahun 2015 dengan sangat
benderang menunjukkan ketertinggalan kita dalam kualitas manusia:
Kita menempati urutan 110 dari 188 negara.
Dua dasar utama untuk membangun kualitas manusia adalah
pendidikan dan kesehatan. Mengalir dari keprihatinan di atas, dan
dengan didorong keinginan luhur untuk mengembalikan fungsi tut
wuri handayani, ing ngarso sungtulodo, dan ing madyo mangun karsa
dari ·universitas Gadjah Mada dalam ikut membangun peradaban
baru bangsa Indonesia yang adiluhung, orasi Dies ke 67 UGM kali ini
mengambil tema sentral perihal kesehatan dengan judul:
Menuju Indonesia Sehat:
Harapan, Tantangan, dan Pemikiran untuk Mencapainya
Hadirin yang kami muliakan
Indonesia sehat adalah sebuah keharusan jika menjadi bangsa
dengan peradaban adiluhung adalah asa cita-cita kita ke depan.
Sebuah bangsa yang sehat adalah bangsa yang tiap-tiap individu dan
masyarakatnya hidup sehat.
Seperti halnya tanaman, untuk mendapatkan buah yang berkualitas
diperlukan bibitnya harus baik, tanah yang cocok, dipupuk dan dipelihara
oleh tangan petani yang profesional. Kualitas manusia Indonesia akan
baik kalau disiapkan "bibit manusia" yang baik, tumbuh dengan baik di
lingkungan yang baik, dan dipelihara oleh abdi negara yang profesional.
Sejarah hebatnya kualitas manusia Indonesia dapat dilacak dari
lembaran sejarah dan situs peninggalan berupa Candi Prambanan,
Borobudur, kerajaan nasional dan maritim Sriwijaya dan Majapahit.
Kedua candi tersebut merupakan produk dari sistem pendidikan yang
terencana di bawah kepepimpinan Mahaguru Janabadra, dengan 1.000
murid yang berasal dari luar negeri; berikut Sriwijaya dan Majapahit yang
4
sangat piawai dalam teknologi kemaritiman. Hal tersebut merupakan
keberhasilan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan. Pada abad 7
sampai 13, Indonesia merupakan salah satu pusat peradaban dunia.
Saat itu, Benua Amerika Utara belum maju. Restorasi Meiji di Jepang
dan renaisan di Eropa, bukti nyata keberhasilan suatu peradaban baru
yang dimulai dengan pendidikan dan kesehatan.
Mandat pendirian Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah kawah
candradimuka untuk mendidik manusia susila, berkualitas lahir batin,
yang memiliki kemampuan untuk membangun peradaban baru bangsa
Indonesia.
Indonesia pernah mengalami salah langkah. Saat booming minyak
pada 1970-an dana kita melimpah, pembangunan fisik dikerjakan
secara luar biasa. Tetapi tidak disertai dengan pembangunan karakter,
kesehatan, dan pendidikan. Karena kesalahan itu maka hari ini kita
memetik hasilnya. Kita berada pad a nomor urut 110 dalam IPM serta
dihadapkan dengan masalah serius kasus korupsi dan narkoba. Kondisi
itu secara tidak sadar turut mewarnai masalah politik, ekonomi, dan
sosial-budaya yang berimplikasi pada kesehatan masyarakat.
Kualitas hidup manusia sangat tergantung dari derajat kesehatan
masyarakatnya. Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya maka pembangunan di bidang kesehatan perlu
diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat setiap orang. Hal ini dilakukan sebagai investasi bagi
pembangunan manusia yang produktif secara sosial ekonomis.
Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan ditandai dengan
penduduk yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang ·
bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan
yang tinggi. Hal ini seperti tercantum dalam arah kebijakan dan strategi
pembangunan kesehatan nasional2015-2019 yang merupakan bagian
dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan
(RP JPK) 2005-2025. 1
1. Badan Pusat Statistik. 2016. lndeks Pembangunan Manusia 2015. Jakarta, hal 46
5
Hadirin yang kami muliakan
Indonesia sehat adalah upaya yang perlu diupayakan bila ingin
menggapai kesejahteraan di masa yang akan datang. Harapan itu dapat
dicapai dengan menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatnya
kesejahteraan penduduk di segala usia. Apa tantangan yang dihadapi
dalam menjamin kehidupan masyarakat yang sehat? Serta bagaimana
membangun manusia Indonesia agar menjadi manusia sehat? Dua
pertanyaan itu yang disoroti dalam pidato orasi ini.
Sebelum kita membahas kedua pertanyaan itu perlu kita pahami
apa arti sehat. Sehat itu menu rut WHO adalah "suatu keadaan sejahtera
yang meliputi fisik, mental dan sosial, yang tidak hanya bebas dari
penyakit dan kecacatan".
Agar orasi dengan waktu yang terbatas ini dapat terfokus maka
paparan dipusatkan pada kesehatan fisik, mental dan sosial. Sesuai
dengan kata bijak dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.
Sekaligus juga akan diutarakan sedikit tentang pendidikan.
IPM mencerminkan kualitas manusia karena pendekatan yang
digunakan mengandung tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan
sehat, pengetahuan, dan penghidupan yang produktif dan layak. Tidak
hanya pendidikan dan kesejahteraan (sosial ekonomi yang layak)
yang menjadi dasar determinan utama kualitas manusia, tetapi juga
kesehatan. ltu artinya kesehatan merupakan unsur penting yang perlu
mendapat perhatian dalam memahami kualias manusia. Atas dasar
pertimbangan itulah, orasi ini mengunakan !PM sebagai proxy untuk
menilai kualitas masyarakat dengan memfokuskan pad a ihwal kesehatan.
IPM Indonesia pada tahun 2015 tergolong rendah bila dibandingkan
dengan beberapa negara maju dan ASEAN. Pada tahun 2015 IPM
Indonesia tercatat mencapai angka 0,68. Angka itu berada di peringkat
110 dari 188 negara (lampiran 1). Indonesia berada di posisi kelima di
negara-negera ASEAN, Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, dan
Thailand. Memang Indonesia sedikit berada di atas Vietnam dan Filipina,
Laos, Kamboja, dan Myanmar, tetapi posisi IPM itu menunjukkan bahwa
Indonesia masih perlu meningkatkan upaya dalam pembangunan
manusia agar kualitas manusia kita sejajar dengan negara-negara
6
maju di ASEAN (lampiran 2). Harapan itu dapat dicapai bila kita dapat
menyingkirkan tantangan yang menghadang dalam upaya menuju
Indonesia sehat. Untuk itu kita perlu mencermati tantangan yang
dihadapi dalam proses menuju Indonesia Sehat.
Hadirin yang kami muliakan
Salah satu indikator untuk menilai kualitas man usia yang digunakan
UNDP adalah sehat dan umur panjang. Artinya untuk menilai manusia
sehat itu dapat dinilai dari umurnya dan itu dapat kita cermati dari Angka
Harapan Hidup (AHH). Pada tahun 2015, AHH Indonesia mencapai 69
tahun . Perbedaan angka harapan hidup antara Indonesia dan Singapura
memiliki selisih sebesar 14 tahun. ltu berarti bayi yang lahir di Indonesia
memiliki harapan hid up hingga usia 69 tahun, sedang bayi yang lahir di
Singapura memiliki harapan hidup lebih panjang, mencapai 83 tahun 2 •
Berdasarkan data United Nation Development Programme tahun
2015, negara-negara dengan angka harapan hidup tertinggi adalah
Hong Kong, kemudian diikuti oleh Jepang, ltalia. Perbedaan AHH itu
mencerminkan bahwa masyarakat Indonesia belum dapat dikatakan
hidup sehat karena AHH masih rendah. Hal ini merupakan tantangan
yang perlu mendapat perhatian dalam menuju Indonesia Sehat.
Mencermati AHH dari 34 provinsi di Indonesia, terdapat variasi
antarprovinsi. Beberapa provinsi tercatat AHH di atas rata-rata AHH
Indonesia. Ada 10 provinsi yang AHH tergolong tinggi, yakni Provinsi
Oaerah lstimewa Yogyakarta (75 tahun), Kalimantan Timur (74 tahun)
Jawa Tengah (73 tahun), Jakarta dan Jawa Barat (72 tahun,), Riau, Jawa
Timur, Sulawesi Utara, Bali masing-masing 71 tahun (Lihat Lampiran
5). Sedang 24 provinsi lainnya rata-rata harapan hidup masih di bawah
rata-rata AHH Indonesia berkisar antara 65-70 tahun. Rata-rata harapan
hidup terendah sekitar 65 tahun tercatat di Provinsi NTB, NTT, Maluku,
Papua dan Papua Barat. Data itu mengindikasikan dari 10 provinsi yang
AHH nya di atas rata-rata AHH Indonesia, enam provinsi di antaranya
2. UNDP, Human Development Report 2015
7
berada di Jawa dan Bali, sedang 5 terendah ada di provinsi Indonesia
Timur.
Perbedaan AHH itu kemungkinan karena ada perbedaan
ketersediaan fasilitas, infrastruktur kesehatan, tenaga medis, biaya
dan kualitas pelayanan, serta perbedaan pendidikan yang akan
memengaruhi perbedaan pola hidup. Data yang tertera di lampiran 6
memuat rasio fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan
terhadap jumlah penduduk per provinsi per 100.000 penduduk. Tidak
semua provinsi di Indonesia dapat memenuhi standar pelayanan
kesehatan yang memadai. Daerah yang tergolong pinggiran masih
belum dapat dilayani dengan baik karena kurangnya fasilitas dan rasio
tenaga kesehatan yang tersedia untuk melayani penduduk masih
rendah. Tidak hanya perbedaan antarprovinsi tetapi dapat terjadi juga
antargolongan masyarakat. Golong9n m.asyarakat yang berpenghasilan
menengah-atas dapat menikmati pelayanan yang berkualitas karena
mereka mampu membayar. Sedang masyarakat berpenghasilan rendah
belum menikmati pelayanan yang berkualitas karena keterbatasan
kemampuan ekonomi. Artinya, daerah dan masyarakat pinggiran belum
semua dapat menikmati pelayanan kesehatan seperti yang diharapkan.
Hadirin yang kami muliakan
Setelah diutarakan masalah AHH, marilah kita memperhatikan
apakah "bibit manusia" Indonesia baik. Pada tahun 2015 jumlah ibu
hamil 5.382.779 orang 3 . Dari janin yang dikandung oleh ibu-ibu itu
diharapkan akan lahir manusia Indonesia baru yang sehat dan kuat
yang kelak akan menjadi generasi penggerak pembangunan bangsa.
Namun, harapan itu mungkin belum dapat dicapai karena dihadang
oleh beberapa persoalan. Kesehatan ibu hamil belum seperti yang
diharapkan. Pada 2011 ibu hamil yang menderita anemia mencapai
29,6%. lni akan berpengaruh tidak hanya pada kesehatan ibu tetapi
juga pada kesehatan janin yang akan dilahirkan. Anemia merupakan
salah satu penyebab be rat badan bayi rendah saat lahir. Angka kematian
3. Kementerian Kesehatan Rl. Profil Kesehatan Indonesia 2015, hal?
8
neonatal tahun 2012 menunjukkan janin yang lahir kemudian mati
sebanyak 19 per 1.000 kelahiran. Jan in lahir yang tercatat dengan be rat
badan lahir rendah sekitar 10,2 % 4 • Sedangkan pada tahun 2015 bayi
yang dilahirkan kemudian meninggal sampai umur bayi tercatat 26 per
1.000 kelahiran hidup (lihat lampiran 7).
Ar~gka
kematian bayi (AKB) tidak hanya dapat dipakai untuk
mencerminkan kesehatan dan pengetahuan ibu tetapi juga mencerminkan
kesejahteraan keluarga (gizi) dan kondisi lingkungan kehidupan
masyarakat. Lagi-lagi dengan mencermati data AKB antarprovinsi
seperti yang tertera pad a lampiran 7, tampak bahwa beberapa provinsi
yang berada di Jawa dan Bali AKB lebih rendah bila dibandingkan
dengan provinsi yang ada di luar Jawa (kecuali Provinsi Kalimantan
Timur). AKB terendah tercatat di Provinsi D.I.Yogyakarta (13) dan
tertinggi di Provinsi Sulawesi Barat (51).
Bagaimana posisi AKB Indonesia bila dibandingkan dengan AKB
di negara-negara ASEAN? AKB Indonesia lebih rendah dibanding
Myanmar yang memiliki angka 40 kematian bayi dalam 1.000 kelahiran.
· Sedangkan AKB Indonesia jauh lebih tinggi jika dibanding Singapura,
Malaysia dan Thailand yang masing-masing tercatat 2, 6 dan 11 (lihat
lampiran 8).
Setelah lahir, bayi yang luput dari kematian dihadapkan dengan
masalah kekurangan gizi. Stunting adalah kegagalan seseorang untuk
mencapai tinggi badan sesuai potensi genetiknya. Dikatakan stunted
atau pendek bila panjang atau tinggi badan berada di bawah dua
standar deviasi. Pendek terjadi pada sepertiga anak balita dan sering
tidak terdeteksi oleh keluarga karena masyarakat menganggap pendek
itu normal. Keadaan pendek oleh masyarakat umum tidak mendapat
perhatian seperti halnya berat badan rendah atau kurus. Anak Indonesia
kurang gizi yang ditunjukkan oleh anak Indonesia stunted atau pendek
waktu lahir sebanyak 20,2% dan selama masa anak (balita) 37%. 5
4. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Hal 182.
5. Ibid, hal 185
9
Yang memprihatinkan pada tahun 2013 prevalensi lebih dari
40% terdapat pada 15 provinsi di Indonesia, 18% di antaranya sangat
pendek6 . Padahal akibat dari pendek itu akan terjadi kenaikan risiko
untuk kematian anak, efek yang jelek terhadap perkembangan kognitif
dan motorik, kecerdasan yang kurang waktu sekolah, menaikkan
kegemukan, mendapat penyakit noninfeksi, serta yang paling parah
adalah mengurangi produktivitas masa dewasa.
Kekurangan gizi, termasuk zat besi, merupakan unsur utama
pembentuk sel otak. Pembentukan sel otak paling cepat adalah sampai
umur dua tahun. Oleh karena itu kekurangan zat besi akan memengaruhi
kecerdasan seseorang. Saat ini anak-anak yang menderita anemia
kekurangan besi mencapai 40-60% 7 • Kejadian anemia defesiensi besi
ini sudah dialami ibu sejak hamil, anak setelah lahir dan masa sekolah.
Bagaimana tahap selanjutnya setelah anak mampu bertahan
hidup? Anak-anak yang dapat tumbuh hingga dewasa tidak selamanya
bebas dari berbagai penyakit, dapat bertahan hid up sehat dan berumur
panjang. Berbagai macam penyakit siap menghadang dalam perjalanan
hidupnya. Saat ini Indonesia menghadapi triple burden: penyakit infeksi,
penyakit tidak menular, dan cedera . Penyakit infeksi misalnya difteri,
polio, tetanus, TBC, hepatitis, campak, cacar air, typhus, parotitis,
campak jerman (Rubella), Hemofilus influenza, Penumokokus, dll.
Penyakit infeksi itu sudah ada vaksinasinya. Tetapi yang divaksinasi
lengkap baru 59,2% . Apalagi setelah muncul vaksin palsu dan
kelangkaan persediaan vaksin nasional, angka kelengkapan itu diduga
mengalami penurunan. Penyakit infeksi memberikan kontribusi kematian
30%. Penyakit tidak menular misalnya penyakitjantung, diabetes, ginjal,
hipertensi, kanker, dsb., memberikan kontribusi kematian 57% 8 •
6. Black RE , Victoria CG, Walker SP, Bhutta ZA, Christian P, de onis M eta/. "Maternal
and Child Undernutrition and Overweight in Low-Income and Middle-Income
Countries". Lancet. 2013
7. lkatan Dokter Anak Indonesia. 2007. Buku Rekomendasi Anemia Defisiensi Besi.
8. Double Burden of Diseases & WHO NCO Country Profiles (2014)
10
Hadirin yang saya muliakan
Tantangan saat ini kita tidak hanya dihadapkan dengan kesehatan
fisik, yang tidak kalah serius adalah masalah kesehatan mental dan
sosial. Keduanya ini saling berkaitan, dan erat hubungannya dengan
pertumbuhan fisik, khususnya otak.
Pertumbuhan otak dan fisik selama periode anak dan remaja akan
berpengaruh pada kesehatan mental-sosial pada usia selanjutnya. Pada
anak yang menderita anemia defisiensi besi ada gangguan perilaku
makan yang disebut pica, yaitu makan yang tidak biasa misalnya makan
pasir, kertas, kayu, dsb. Dari sudut pandang ilmu jiwa, gangguan perilaku
tersebut dapat berkembang menjadi gangguan perilaku berkelompok
dan gangguan sikap membangkang. Kelompok masyarakat ini seringkali
dan secara aktif membangkang norma masyarakat, dan dengan sengaja
mengusik orang lain. Biasanya mereka bersifat pemarah, pembenci dan
mudah terganggu. Kesalahan selalu ditimpakan pada orang lain, cepat
frustrasi. Sifat menentangnya provokatif, selalu mengawali konfrontasi,
sering menunjukkan kasar sekali, kurang suka gotong royong dan
menentang otoritas.
Koentjaraningrat (197 4) menyebutkan masyarakat Indonesia
mengidap mental jalan pintas atau senang menerobos. Ditandai dengan
meluasnya perilaku korupsi hampir di setiap lini kehidupan dan penyakit
sosial, seperti amok atau ngamuk, tawuran, bonek sepak bola, geng
motor, geng sekolahan yang sad is, radikalisme atau kehilangan akal
sehat. Analisis lain adalah masyarakat di Indonesia terdampak gejala
personalitas yang terbelah (split personality). Hal itu kemungkinan besar
karena terlalu lama dijajah dan kurang gizi waktu pertumbuhan. Di satu
pihak pikiran ingin merdeka, di pihak lain untuk hidup enak harus jadi
abdi penjajah. Di satu pihak kepengin pintar di kelas, tetapi otak dan
uang tidak cukup. Di satu pihak timnya harus menang, nyatanya timnya
jelek dan kalah. Di satu pihak ingin sebagai pemeluk agama yang taat
untuk menggapai surga, di pihak lain ingin cepat kaya dengan jalan
pintas melalui jalan neraka dengan korupsi.
Hal lain yang belakangan ini perlu menjadi perhatian adalah
meluasnya penggunaan narkoba. Akhir-akhir ini jumlah narkoba yang
11
disita bukan lagi dalam bilangan kiloan tetapi sudah ton-tonan. Laporan
dari Badan Narkotika Nasional, Sea dan Cukai, serta Bareskrim Polri
hanya dalam tahun ini sudah menyita 4,14 ton sabu, 24,30 ton ganja,
1.676.000 pil ekstasi. Belum termasuk new psychoachtive substances
(NPS) yang berjumlah 37 jenis9 • Saat ini jumlah pemakai 5 juta orang
dan kematian akibat pemakaian narkoba dipekirakan 50 orang per
hari. Situasi seperti itu tentu dapat berpengaruh pada kualitas manusia
dan menghancurkan kehidupan masa depan generasi muda. Negara
juga kehilangan potensi anggaran karena mengeluarkan dana untuk
membiayai proses rehabilitasi dan biaya hidup mereka yang berada di
penjara. Presiden Indonesia Bapak Joke Widodo telah mengeluarkan
pernyataan bahwa negara kita dalam keadaan darurat narkoba.
Hadirin yang kami muliakan
Saya telah menguraikan apa yang ingin dicapai menuju Indonesia
Sehat dan tantangan yang dihadapi dalam mencapai tujuan itu.
Mengingat tantangan yang dihadapi dalam proses menuju Indonesia
Sehat maka perlu diutarakan beberapa pemikiran untuk mencapai tujuan
!tu. Satu hal yang perlu dipikirkan adalah untuk memperpanjang angka
harapan hidup dan menurunkan angka kematian bayi melalui pendidikan
dan kesehatan. Pendidikan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan tentang arti penting kesehatan dalam kehidupan. Kemudian
diharapkan dapat mengubah pola hidup menuju hidup sehat. Salah
satu contoh tentang dampak pendidikan pada kesehatan dapat kita
lihat dari pengalaman di Daerah lstimewa Yogyakarta. Daerah lstimewa
Yogyakarta merupakan salah satu provinsi dengan angka penduduk
hidup di bawah garis kemiskinan tertinggi di Jawa 10 •
Untuk membangun pola budaya hidup sehat adalah dengan jalan
pendidikan. Pendidikan di keluarga, di masyarakat dan di sekolah/
perguruan. Masa kanak-kanak adalah masa emas yang sangat penting
9. Kompas, 19 November 2016
10. Bad an Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Pusat Statistik. 2013.
Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035.
12
untuk membangun budaya sehat. Guru, setelah ibu, adalah manusia terbaik
dalam membudayakan hid up sehat. Sayang saat ini kita masih kekurangan
guru tetap untukjenjang SO, SMP dan SMA/SMK sebanyak 550.604 11 •
Variasi dan kesenjangan AHH dan AKB itu tampaknya terkait
adanya perbedaan fasilitas pelayanan dan ketersediaan tenaga
medis, infrastruktur kesehatan, ketersediaan obat dan biaya berobat
antarprovinsi di Jawa dan di luar Jawa, di kota dan di desa. Tidak semua
daerah di Indonesia dapat memenuhi standar pelayanan kesehatan yang
memadai. Daerah yang tergolong pinggiran masih belum dapat dilayani
dengan baik karena kurangnya fasilitas, kalau pun tersedia biayanya
mahal, dan juga mahalnya harga obat. Mengurangi kesenjangan itu maka
perlu ada kebijakan yang berbeda antarprovinsi, terutama di daerahdaerah yang jumlah penduduknya rendah dan sebarannya tidak merata.
Terkait tenaga kesehatan tidak dapat terlepas dari sistem
pendidikan nasional. Pengembangan sistem pendidikan nasional
merupakan tanggung jawab Kementerian Pendidikan Nasional,
namun penyebaran dan pembinaan teknis pendidikan tenaga
kesehatan merupakan kewenangan Kementerian Kesehatan . Jumlah
tenaga kesehatan, terutama dokter perlu mendapat perhatian dalam
besarannya. Saat ini jumlah dokter teregistrasi sebanyak 140.000
orang. Kalau dihitung perbandingan jumlah dokter per penduduk adalah
1 : 2.500 maka 140.000 dokter bisa melayani 350.000.000 penduduk.
Jumlah Fakultas Kedokteran di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi
dan Riset dan Teknologi, pada tahun 2016 sebanyak 83 institusi. Jumlah
lulusan per tahun sekitar 10.000 dan 10 tahun yang akan datang akan
mencapai sekitar 17.000. Saat itu kalau pola penyebaran dokter masih
seperti sekarang akan terjadi inflasi dokter umum atau dokter spesialis
di ibu kota kabupaten dan provinsi, di mana sekitar 45 - 60% berada
di situ dan sisanya tersebar di daerah pinggiran. Diperlukan kebijakan
untuk menyeimbangkan distribusi tenaga dokter dan tenaga kesehatan
11 . Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan . 2016. Data Pokok Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan .
13
lainnya, serta fasilitas kesehatan, agar akses pelayanan kesehatan
dapat dirasakan secara mudah bagi semua penduduk. 12
Hadirin yang kami muliakan
Saat Republik di Yogyakarta, 1949, Prof. GA Siwabessy selaku
Menteri Kesehatan menggagas sistem asuransi kesehatan untuk
seluruh rakyat. Beliau mulai dengan asuransi khusus pegawai negeri
dan keluarganya. Cita-cita beliau tahap demi setahap mulai muncul
secara pasti mulai tahun 1968 sampai sekarang dengan adanya Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan menggunakan
mekanisme asuransi kesehatan sosial bersifat wajib (mandatory)
berdasar Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN. Tujuan
UU ini adalah menjamin kesehatan seluruh warga negara.
Jumlah peserta BPJS Kesehatan sampai akhir 2016 diperkirakan
188.700.552 dan akan menggunakan dana Rp 73,6 trilyun. Berdasarkan
data klaim Indonesian-Case Based Groups (INA-CBGs) sampai dengan
bulan bayar Januari 2016, penyakitjantung paling banyak membutuhkan
biaya pengobatan, yaitu Rp 6,9 triliun. Kemudian disusul penyakit kanker
Rp 1,8 triliun, stroke Rp 1,5 triliun, ginjal Rp 1,5 triliun, dan diabetes Rp
1,2 triliun 13 .
Biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan (kuratif) cukup besar.
Sedang penyakit kanker, jantung, diabetes adalah akibat pola hidup
kurang sehat. Untuk menekan biaya pengobatan kuratif itu maka perlu
digalakkan pendekatan preventif dengan mengalakkan gerakan pola
hidup sehat. Mencegah penyakit lebih baik dan lebih murah daripada
mengobati penyakit. Gerakan nasional masyarakat hidup sehat
(GERMAS) ini telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 15
November 2016.
12. Konsil Kedokteran Indonesia. Data Dokterdan Sebarannya. 14 Des 2016.
13. Penyakit Terkait Rokok Paling Banyak Sedot Dana BPJS diakses di http ://health .
ko m pa s.com/ rea d/2016/07 /30/080000723/Penya kit.Terka it.Ro kok. Pa Ii ng.Ba nyak.Sed ot.
Dan a. BPJS pada tanggal6 Desember 2016
14
Pola budaya hidup sehat sudah dikampanyekan cukup lama,
tetapi hasilnya masih belum tampak nyata. Hal itu dapat dilihat dari
penyakit yang ditimbulkan oleh pola makanan yang tidak benar, malas
berolahraga, merokok, alkohol dan budaya tidak sehat semakin lama
semakin meluas. Dengan semakin tingginya pendapatan, semakin
banyak penyakit karena kebiasaan makan tidak sehat, misalnya makan
fast food. Kebiasaan jajan fast food belakangan ini menjadi simbol
kemapanan (status sosial). Akibat pola makan tidak sehat pada tahun
1975 sampai 2015 di beberapa negara berkembang pengidap hipertensi
meningkat. Tekanan darah di negara maju cenderung menurun, di
negara berkembang semakin meningkat. Di negara maju masyarakat
sudah terbiasa dengan mengurangi lemak, gula, garam, merokok,
alkohol, makan banyak sayur dan buah serta berolah raga, di negara
berkembang malahan sebaliknya.
Membentuk pola hidup budaya sehat paling baik lewat pendidikan,
baik pendidikan di lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah.
Kita wajib mengingatkan pembangunan infrastruksur dan ekonomi
desa harus dibarengi pendidikan dan kesehatan. Jumlah desa pada
tahun 2016 adalah 74.754, tahun 2018 adalah 74.954. Dana desa
2017 sebesar Rp 60 triliun, 2018 sebesar Rp 120 triliun 14 • Dana untuk
desa juga harus memperhatikan dana pendidikan dan kesehatan yang
kemungkinan belum terpenuhi dari Kartu Indonesia Sehat dan Kartu
Indonesia Pintar. Kalau tidak sehat dan terdidik mereka akan menjadi
kuli di desa sendiri.
Hadirin yang senantiasa mencintai Indonesia
Indonesia menghadapi masalah dalam hal kemandirian obat dan
alat-alat kesehatan . Data dari Gabungan Pengusaha Alat Kesehatan dan
Laboratorium (Gakeslab, 2012} menyebutkan bahwa 80% alat kesehatan
yang beredar di Indonesia merupakan produk impor. Sementara,
data Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan,
Kementerian Kesehatan, menunjukkan bahwa dari total Rp 6.732
14. Kompas, 29 Nov 2016 hal17
15
miliar nilai penjualan alat kesehatan tahun 2012, hanya Rp 260 miliar
atau 3,86 persen di antaranya yang merupakan produk dalam negeri.
Ketertinggalan industri alat kesehatan Indonesia ditunjk~m
dengan
posisi urutan terbawah dibandingkan negara-negara besar Asia Tenggara
lainnya, yaitu Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Filipina.
Penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 255 juta jiwa memiliki
potensi pang sa pasar yang luar biasa besar. Diperkirakan 20% penduduk
Indonesia golongan menengah ke atas berjumlah sekitar 50 juta jiwa.
Jumlah ini 5 kali lipat dari jumlah penduduk Singapura. Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pasar menjanjikan
bagi produksi obat dan alat kesehatan dari industri swasta nasional
maupun internasional.
Saat ini teknologi pengobatan berkembang sangat pesat,
sehingga seringkali kita dihadapkan pada begitu banyak pilihan yang
membingungkan. Untuk itulah, diperlukan mekanisme pemilihan obat
dan alat kesehatan yang dinilai terbaik berdasarkan bukti kemanfaatan,
keamanan, keterjangkauan, dan ketersediaan. Dalam hal ini, Indonesia
telah mempunyai pengalaman berpuluh tahun dengan Daftar Obat
Esensial, yang kemudian dikembangkan menjadi Formularium Nasional
sebagai instrumen prioritisasi penyediaan obat untuk pelayanan
kesehatan nasional. Terkait alat kesehatan terpilih, sampai saat ini
belum ada daftar acuannya.
Obat bukanlah komoditas dagang biasa. Kegagalan penyediaan
obat oleh pemenang tender pada saat diperlukan jelas akan sangat
merugikan pelayanan kesehatan, baik dari kerugian karena tidak
tertolongnya pasien, kerugian karena pembelian mendadak dengan
harga lebih tinggi , sampai lunturnya kepercayaan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan negara.
Kini, ketersediaan obat dan alat kesehatan menjadi masalah di
banyak fasilitas pelayanan kesehatan publik, dan upaya pengadaan
darurat langsung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten kadang dianggap
tidak sesuai dengan aturan keuangan yang ada, dan risiko masuk penjara.
Terkait dengan upaya penjaminan terhadap ketersediaan obat
esensial dan alat kesehatan terpilih, Indonesia sejak 1983 telah memiliki
16
Kebijakan Obat Nasional (KONAS), dengan revisi terbaru tahun 2007.
KONAS ini adalah satu-satunya acuan nasional yang merangkul semua
pemangku kepentingan dalam menjamin ketersediaan obat esensial dan
menjamin mutu obat yang beredar di Indonesia. Penguatan terhadap
Kebijakan Obat Nasional ini sangat diperlukan. Kunjungan Presiden
Joke Widodo ke India baru-baru ini dalam rangka penyediaan bahan
baku obat perlu didukung semua pihak. Perlu juga dijajaki untuk hal
yang sama dengan negara-negara Eropa Timur.
Hadirin yang mencintai riset di Indonesia
Sebenarnya Indonesia sudah mempunyai institusi penelitian,
produksi vaksin dan obat yang andal. Indonesia mempunyai Biofarma
Bandung, LIPI, BPPT, Litbangkes, dan lembaga penelitian di perguran
tinggi, serta laboratorium swasta nasional. Pabrik farmasi baik sudah
banyak menyediakan kebutuhan obat nasional. Namun , kerja sama
antarpemerintah, akademisi, pebisnis, dan masyarakat masih diperlukan
satu komando koordinasi. Reformasi organisasi diperlukan supaya riset di
lembaga perguruan tinggi, Litbangkes, LIPI, BPPT, Pabrik!BUMN, Biofarma,
dan swasta menjadi satu gerakan yang didukung dan difasilitasi negara.
Dalam koordinasi itu dimasukkan juga riset inovasi jangka panjang.
Riset obat-obatan yang banyak digunakan untuk rakyat, termasuk riset dan
penggunaan obat tradisionallndonesia perlu ditingkatkan. Dalam waktu
dekat ini agar Indonesia melepaskan diri dari ketergantungan impor obat
esensial, perlu dimulai dengan memproduksi obat sendiri. Contohnya
parasetamol untuk penurun demam dan pengurang rasa nyeri, antibiotik
paling sederhana ampisilin atau derivatnya yang banyak ·digunakan.
Ada satu hal lagi yang ingin kami sampaikan pada orasi ini, yaitu
sejarah keberhasilan program kesehatan di Indonesia. Pengalaman
keberhasilan program kesehatan di Indonesia paling cepat dengan
sistem komando. Contoh untuk pemberantasan penyakit malaria
dibentuk Komando Pemberantasan Malaria. Untuk pemberantasan
polio dibentuk Komando Pemberian Vaksin Polio. Keberhasilan keluarga
berencana karena ada BKKBN, yang tidak lepas dari Komando Presiden.
17
Keberhasilan keberadaan Puskesmas yang menjadi acuan internasional
tidak lepas dari lnstruksi Presiden . Oleh karena itu, agar Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) berhasil, perlu menerapkan model
Komando Presiden, dengan gerakan yang sistematik dan masif.
Hadirin yang mencintai rakyat
Sebagai akhir orasi ini, kami ingin sampaikan beberapa pemikiran
sebagai berikut:
1. Untuk Indonesia sehat mutlak diperlukan "bibit manusia" yang
berkualitas. Kesehatan ibu hamil yang optimal merupakan tugas
negara.
2. Sampai umur dua tahun anak Indonesia tidak boleh kekurangan
gizi karena itu merupakan pembentukan otak yang paling cepat dan
optimal.
3. Pendidikan di lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah
merupakan pilar budaya hidup sehat. Peran utama ada pada guru
dan ibu. Oleh karena itu pendidikan guru dan ibu harus menjadi
program utama pemerintah.
Butir 1, 2, 3 adalah dasar utama revolusi mental, karena di masa itu
adalah masa pembentukan karakter bangsa Indonesia.
4. Reformasi semua institusi riset kesehatan baik negeri atau swasta.
5. Perlu sistem komando untuk GERMAS (Gerakan masyarakat Hidup
Sehat).
Hadirin yang kami muliakan,
Sebagai penutup orasi kami mengucapkan terima kasih kepada
pelbagai pihak yang telah membantu data , analisis , dan usulan
rekomendasi dalam orasi hari ini.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
18
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Prof. Fahmi ldris dan jajaran BPJS Jakarta
2. Staf Departemen llmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UGM/
RSUP Dr. Sardjito
3. Penyumbang data, analisis, dan usulan pemikiran yang tidak bisa
kami sebutkan satu persatu.
DISUSUN OLEH
Prof. Dr. dr. Sutaryo, Sp.AK
Prof. Dr. Tadjuddin Nur Effendi
Prof. Dr. Ora. Sri Suryawati, Apt.
Dr. Cornelis Lay, M.A.
Prof. Dr. dr. Hardyanto Soebono, Sp.KK(K)
Prof. Dr. dr. lwa Sutardjo Rus Sudarso, S.U., Sp.KGA(K)
Prof. Dr. Djoko Wahyono
Prof. Dr. Subagus Wahyuono, M.Sc., Apt.
Prof. dr. Sofia Mubarika, M.Med.Sc., Ph.D.
Prof. dr. Yati Soenarto, Ph.D., Sp.AK
drg. lka Dewi Ana, Ph.D.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Litbangkes Departemen Kesehatan Rl. 2013. Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta.
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. 2015. Press Release
Akhir Tahun 2015. Jakarta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan Rl. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Pusat Statistik.
2013. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2016. lndeks Pembangunan Manusia 2015.
Jakarta.
Black RE, Victoria CG, Walker SP, Bhutta ZA, Christian P, de onis M
eta/. "Maternal and Child Undernutrition and Overweight in LowIncome and Middle-Income Countries". Lancet. 2013: doi:10.1016/
S0140-6736(13)60937 -X.
Harian Bernas. "Dokter Berebut Peserta BPJS" 28 Oktober 2016,
halaman 3.
Harriet Torlesse, dkk. 2016. Determinants of Stunting in Indonesian
Children: Evidence from a Cross-Sectional Survey Indicate A
Prominent Role for the Water, Sanitation, and Hygiene Sector in
Stunting Reduction. BMC Public Health 669, hal1-16.
lkatan Dokter Anak Indonesia. 2007. Buku Rekomendasi Anemia
Defisiensi Besi.
Julianto Ibrahim. 2013 Opium dan Revolusi, Perdagangan dan
Penggunaan Candu di Surakarta Masa Revolusi (1945-1950).
Pustaka Pelajar, Yogyakarta; hal67-70
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Profil Kesehatan
Indonesia 2015. Jakarta.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Data Pokok Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Diakses di http://dapo.
dikdasmen.kemdikbud.go.id/ tanggal 4 Desember 2016
Koentjaraningrat. 1974. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan.
PT Gramedia, Jakarta.
Kompas. "lmpian Berjaya Lagi di Laut" Liputan Satu Indonesia 28
Oktober 2016, halaman 33.
Kompas.com. "Penyakit Terkait Rokok Paling Banyak Sedot Dana
BPJ S". http://health. kom pas. com/read/20 16/0 7/30/080000 723/
Penyakit.Terkait.Rokok.Paling.Banyak.Sedot.Da Diakses 4
Desember 2016.
Majalah Gatra. Laporan Khusus Edisi 30 November 2016. Hal 84- 91.
Menkes: Rl Hadapi Masalah Kesehatan Triple Burden http://www.
beritasatu .com/kesehatan/399031-menkes-ri-hadapi-masalahkesehatan-triple-burden.html diakses 19 November 2016
Menteri Kesehatan Rl. 2016. Pidato Pembukaan Pertemuan 1/miah
Tahunan lkatan Dokter Anak Indonesia. Makasar.
National ·lnstitute of Research and Development, Ministry of Health.
2013. Basic Health Research (Riset Kesehatan Dasar). Jakarta:
Nasional Institute of Research and Development, Ministry of
Health.
Poh BK, Ng BK, Siti Haslinda MD, Nik Shanita S, Wong JE, Budin SB,
et a/. Nutritional Status and Dietary Intakes of Children Ages 6
Months to 12 Years: Fending of the Nutrition Survey of Malaysia
Children (SEANUTS Malaysia) The British Journal of Nutrition.
2013; 110 Suppl. 3:S21-35. Doi: 10.1017/S0007114513002092
PMID: 24016764.
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan. http://www2.
pdsp.kemdikbud.go.id/ diakses 27 Desember 2016
22
Rachmi SN, Agho KE, Li M, Baur LA. 2016. "Stunting, Underweight
and Overweight in Children Ages 2.0-4.9 Years in Indonesia:
Prevelance Trends and Associated Risk Factor". P/os ONE 11 (5):
e0154756, United States.
Refleksi Satu Tahun Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi, http://ristekdikti .go. id/refleksi-1-tahun-kementerian-risetteknologi-dan-pendidikan-tinggi/ diunduh 27 November 2016
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Rl Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan.
Rusdi Muslim. 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan
Ringkas dari PPDGJ-111 dan OSM-5. PT Nuh Jaya. Jakarta.
Tempo.co. "Wapres JK: Indonesia Juara Dunia Hukum Koruptor".
https://m.tempo.co/read/news/20 16/1 0/25/078814912/wapresjk-indonesia-juara-dunia-hukum-koruptor/ diakses 21 November
2016.
United Nations Development Programme. 2015. Human Development
Report 2015. New York.
World Bank. 2016. "Mortality Rate, Infant (Per 1,000 Live Births)".
diakses dari http://data.worldbank.org/indicator/SP.DYN.IMRT.IN
pada 4 Desember 2016.
23
LAMP IRAN
Lampiran 1.
SEPULUH NEGARA DENGAN INDEKS PEMBANGUNAN MAN USIA
TERTINGGI + INDONESIA
Notwegia • • • ••
• • • • • • • • • • • • • • • • • • 0,944
Australia • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 0,935
Switzerland • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 0.93
Denm ark • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 0,923
Be landa • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 0,922
lrlandia • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 0,916
Jerman
Am erika
New Zealand
Indonesia {110)
0,684
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0 ,6
0,7
Sumber: United Nations Development Programme.
Development Report 2015. New York.
0,8
0,9
2015.
Human
Lampiran 2.
PERINGKAT IPM ASEAN
Singapura (11)
Brunei Darussalam (31)
Malaysia (62)
Thailand (93)
Indonesia (110)
Filipina (115)
Vietnam (116)
laos (141)
Kamboja (143)
Myanmar (148)
0
10
20
30
40
so
60
70
80.
90
100
25
Lampiran 3.
SEPULUH NEGARA DENGAN ANGKA HARAPAN HIDUP
TERTINGGI + INDONESIA
Hong Kong
Japan
Italy
Switzerland
Singapore
Australia
Spain
Iceland
Israel
france
Indonesia
0
10
20
30
40
50
60
Sumber: United Nations Development Programme.
Development Report 2015. New York.
26
70
80
2015.
90
Human
Lampiran 4.
SEPULUH NEGARA DENGAN ANGKA PENDIDIKAN TERTINGGI +
INDONESIA
Australia
New Zealand
Norway
Netherlands
United States
Ireland
Germany
lithuania
Denmark
Czech Republic
Indonesia
0
0, 1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
Sumber: United Nations Development Programme.
Development Report 2015. New York.
0,8
2015.
0,9
1
Human
27
N
r-
(/)
c:::
(X)
3
o
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Menuju Indonesia Sehat:
Harapan, Tantangan, dan
Pemikiran untuk Mencapainya
Pidato Ilmiah
Disampaikan oleh:
Prof. Dr. dr. Sutaryo, Sp.AK
Puncak Peringatan Dies Natalis ke-67
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Senin, 19 Desember 2016
MENUJU INDONESIA SEHAT: HARAPAN, TANTANGAN,
DAN PEMIKIRAN UNTUK MENCAPAINYA
Yang kami hormati,
Sri Sultan Hamengku Buwono X
Ketua, Sekretaris, dan anggota Majelis Wali Amanat,
Ketua, Sekretaris, dan anggota Dewan Guru Besar,
Ketua, Sekretaris, dan anggota Senat Akademik,
Rektor dan Wakil Rektor,
Para Dekan dan Wakil Dekan,
Ketua Lembaga dan Kepala Pusat Studi,
Ketua dan Sekretaris Senat Fakultas,
Para dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa,
Para pengurus dan anggota Keluarga Alumni Universitas Gadjah
Mada,
Para tamu undangan dan hadirin yang kami muliakan.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi, sa/am sejahtera,
om swastiastu.
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan perkenan-Nya hari ini kita dapat berkumpul di sini untuk
memperingati Dies Natalis Universitas Gadjah Mada yang ke-67.
Dalam rentangan panjang sejarah perkembangan manusia,
kesehatan bersama-sama dengan pendidikan, menempati posisi sentral
dalam pembangunan suatu peradaban. Bangsa yang dihuni rakyat yang
sehat dan terdidik merupakan ukuran pencapaian dan sekaligus tiang
penopang dari tegaknya peradaban yang agung. Tidak mengherankan,
jika dalam perkembangan modern, keduanya telah dijadikan sebagai
variabel kunci dalam menilai kualitas suatu bangsa. Salah satu skala
pengl!kuran modern yang diterima luas adalah apa yang kita kenai
3
dengan lndeks Pembangunan Manusia (I PM) yang digunakan sebagai
indikator untuk menilai perkembangan kualitas manusia di suatu
negara. Kualitas manusia merupakan persoalan yang kita hadapi
saat ini. Data komparasi antarnegara di tahun 2015 dengan sangat
benderang menunjukkan ketertinggalan kita dalam kualitas manusia:
Kita menempati urutan 110 dari 188 negara.
Dua dasar utama untuk membangun kualitas manusia adalah
pendidikan dan kesehatan. Mengalir dari keprihatinan di atas, dan
dengan didorong keinginan luhur untuk mengembalikan fungsi tut
wuri handayani, ing ngarso sungtulodo, dan ing madyo mangun karsa
dari ·universitas Gadjah Mada dalam ikut membangun peradaban
baru bangsa Indonesia yang adiluhung, orasi Dies ke 67 UGM kali ini
mengambil tema sentral perihal kesehatan dengan judul:
Menuju Indonesia Sehat:
Harapan, Tantangan, dan Pemikiran untuk Mencapainya
Hadirin yang kami muliakan
Indonesia sehat adalah sebuah keharusan jika menjadi bangsa
dengan peradaban adiluhung adalah asa cita-cita kita ke depan.
Sebuah bangsa yang sehat adalah bangsa yang tiap-tiap individu dan
masyarakatnya hidup sehat.
Seperti halnya tanaman, untuk mendapatkan buah yang berkualitas
diperlukan bibitnya harus baik, tanah yang cocok, dipupuk dan dipelihara
oleh tangan petani yang profesional. Kualitas manusia Indonesia akan
baik kalau disiapkan "bibit manusia" yang baik, tumbuh dengan baik di
lingkungan yang baik, dan dipelihara oleh abdi negara yang profesional.
Sejarah hebatnya kualitas manusia Indonesia dapat dilacak dari
lembaran sejarah dan situs peninggalan berupa Candi Prambanan,
Borobudur, kerajaan nasional dan maritim Sriwijaya dan Majapahit.
Kedua candi tersebut merupakan produk dari sistem pendidikan yang
terencana di bawah kepepimpinan Mahaguru Janabadra, dengan 1.000
murid yang berasal dari luar negeri; berikut Sriwijaya dan Majapahit yang
4
sangat piawai dalam teknologi kemaritiman. Hal tersebut merupakan
keberhasilan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan. Pada abad 7
sampai 13, Indonesia merupakan salah satu pusat peradaban dunia.
Saat itu, Benua Amerika Utara belum maju. Restorasi Meiji di Jepang
dan renaisan di Eropa, bukti nyata keberhasilan suatu peradaban baru
yang dimulai dengan pendidikan dan kesehatan.
Mandat pendirian Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah kawah
candradimuka untuk mendidik manusia susila, berkualitas lahir batin,
yang memiliki kemampuan untuk membangun peradaban baru bangsa
Indonesia.
Indonesia pernah mengalami salah langkah. Saat booming minyak
pada 1970-an dana kita melimpah, pembangunan fisik dikerjakan
secara luar biasa. Tetapi tidak disertai dengan pembangunan karakter,
kesehatan, dan pendidikan. Karena kesalahan itu maka hari ini kita
memetik hasilnya. Kita berada pad a nomor urut 110 dalam IPM serta
dihadapkan dengan masalah serius kasus korupsi dan narkoba. Kondisi
itu secara tidak sadar turut mewarnai masalah politik, ekonomi, dan
sosial-budaya yang berimplikasi pada kesehatan masyarakat.
Kualitas hidup manusia sangat tergantung dari derajat kesehatan
masyarakatnya. Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya maka pembangunan di bidang kesehatan perlu
diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat setiap orang. Hal ini dilakukan sebagai investasi bagi
pembangunan manusia yang produktif secara sosial ekonomis.
Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan ditandai dengan
penduduk yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang ·
bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan
yang tinggi. Hal ini seperti tercantum dalam arah kebijakan dan strategi
pembangunan kesehatan nasional2015-2019 yang merupakan bagian
dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan
(RP JPK) 2005-2025. 1
1. Badan Pusat Statistik. 2016. lndeks Pembangunan Manusia 2015. Jakarta, hal 46
5
Hadirin yang kami muliakan
Indonesia sehat adalah upaya yang perlu diupayakan bila ingin
menggapai kesejahteraan di masa yang akan datang. Harapan itu dapat
dicapai dengan menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatnya
kesejahteraan penduduk di segala usia. Apa tantangan yang dihadapi
dalam menjamin kehidupan masyarakat yang sehat? Serta bagaimana
membangun manusia Indonesia agar menjadi manusia sehat? Dua
pertanyaan itu yang disoroti dalam pidato orasi ini.
Sebelum kita membahas kedua pertanyaan itu perlu kita pahami
apa arti sehat. Sehat itu menu rut WHO adalah "suatu keadaan sejahtera
yang meliputi fisik, mental dan sosial, yang tidak hanya bebas dari
penyakit dan kecacatan".
Agar orasi dengan waktu yang terbatas ini dapat terfokus maka
paparan dipusatkan pada kesehatan fisik, mental dan sosial. Sesuai
dengan kata bijak dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.
Sekaligus juga akan diutarakan sedikit tentang pendidikan.
IPM mencerminkan kualitas manusia karena pendekatan yang
digunakan mengandung tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan
sehat, pengetahuan, dan penghidupan yang produktif dan layak. Tidak
hanya pendidikan dan kesejahteraan (sosial ekonomi yang layak)
yang menjadi dasar determinan utama kualitas manusia, tetapi juga
kesehatan. ltu artinya kesehatan merupakan unsur penting yang perlu
mendapat perhatian dalam memahami kualias manusia. Atas dasar
pertimbangan itulah, orasi ini mengunakan !PM sebagai proxy untuk
menilai kualitas masyarakat dengan memfokuskan pad a ihwal kesehatan.
IPM Indonesia pada tahun 2015 tergolong rendah bila dibandingkan
dengan beberapa negara maju dan ASEAN. Pada tahun 2015 IPM
Indonesia tercatat mencapai angka 0,68. Angka itu berada di peringkat
110 dari 188 negara (lampiran 1). Indonesia berada di posisi kelima di
negara-negera ASEAN, Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, dan
Thailand. Memang Indonesia sedikit berada di atas Vietnam dan Filipina,
Laos, Kamboja, dan Myanmar, tetapi posisi IPM itu menunjukkan bahwa
Indonesia masih perlu meningkatkan upaya dalam pembangunan
manusia agar kualitas manusia kita sejajar dengan negara-negara
6
maju di ASEAN (lampiran 2). Harapan itu dapat dicapai bila kita dapat
menyingkirkan tantangan yang menghadang dalam upaya menuju
Indonesia sehat. Untuk itu kita perlu mencermati tantangan yang
dihadapi dalam proses menuju Indonesia Sehat.
Hadirin yang kami muliakan
Salah satu indikator untuk menilai kualitas man usia yang digunakan
UNDP adalah sehat dan umur panjang. Artinya untuk menilai manusia
sehat itu dapat dinilai dari umurnya dan itu dapat kita cermati dari Angka
Harapan Hidup (AHH). Pada tahun 2015, AHH Indonesia mencapai 69
tahun . Perbedaan angka harapan hidup antara Indonesia dan Singapura
memiliki selisih sebesar 14 tahun. ltu berarti bayi yang lahir di Indonesia
memiliki harapan hid up hingga usia 69 tahun, sedang bayi yang lahir di
Singapura memiliki harapan hidup lebih panjang, mencapai 83 tahun 2 •
Berdasarkan data United Nation Development Programme tahun
2015, negara-negara dengan angka harapan hidup tertinggi adalah
Hong Kong, kemudian diikuti oleh Jepang, ltalia. Perbedaan AHH itu
mencerminkan bahwa masyarakat Indonesia belum dapat dikatakan
hidup sehat karena AHH masih rendah. Hal ini merupakan tantangan
yang perlu mendapat perhatian dalam menuju Indonesia Sehat.
Mencermati AHH dari 34 provinsi di Indonesia, terdapat variasi
antarprovinsi. Beberapa provinsi tercatat AHH di atas rata-rata AHH
Indonesia. Ada 10 provinsi yang AHH tergolong tinggi, yakni Provinsi
Oaerah lstimewa Yogyakarta (75 tahun), Kalimantan Timur (74 tahun)
Jawa Tengah (73 tahun), Jakarta dan Jawa Barat (72 tahun,), Riau, Jawa
Timur, Sulawesi Utara, Bali masing-masing 71 tahun (Lihat Lampiran
5). Sedang 24 provinsi lainnya rata-rata harapan hidup masih di bawah
rata-rata AHH Indonesia berkisar antara 65-70 tahun. Rata-rata harapan
hidup terendah sekitar 65 tahun tercatat di Provinsi NTB, NTT, Maluku,
Papua dan Papua Barat. Data itu mengindikasikan dari 10 provinsi yang
AHH nya di atas rata-rata AHH Indonesia, enam provinsi di antaranya
2. UNDP, Human Development Report 2015
7
berada di Jawa dan Bali, sedang 5 terendah ada di provinsi Indonesia
Timur.
Perbedaan AHH itu kemungkinan karena ada perbedaan
ketersediaan fasilitas, infrastruktur kesehatan, tenaga medis, biaya
dan kualitas pelayanan, serta perbedaan pendidikan yang akan
memengaruhi perbedaan pola hidup. Data yang tertera di lampiran 6
memuat rasio fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan
terhadap jumlah penduduk per provinsi per 100.000 penduduk. Tidak
semua provinsi di Indonesia dapat memenuhi standar pelayanan
kesehatan yang memadai. Daerah yang tergolong pinggiran masih
belum dapat dilayani dengan baik karena kurangnya fasilitas dan rasio
tenaga kesehatan yang tersedia untuk melayani penduduk masih
rendah. Tidak hanya perbedaan antarprovinsi tetapi dapat terjadi juga
antargolongan masyarakat. Golong9n m.asyarakat yang berpenghasilan
menengah-atas dapat menikmati pelayanan yang berkualitas karena
mereka mampu membayar. Sedang masyarakat berpenghasilan rendah
belum menikmati pelayanan yang berkualitas karena keterbatasan
kemampuan ekonomi. Artinya, daerah dan masyarakat pinggiran belum
semua dapat menikmati pelayanan kesehatan seperti yang diharapkan.
Hadirin yang kami muliakan
Setelah diutarakan masalah AHH, marilah kita memperhatikan
apakah "bibit manusia" Indonesia baik. Pada tahun 2015 jumlah ibu
hamil 5.382.779 orang 3 . Dari janin yang dikandung oleh ibu-ibu itu
diharapkan akan lahir manusia Indonesia baru yang sehat dan kuat
yang kelak akan menjadi generasi penggerak pembangunan bangsa.
Namun, harapan itu mungkin belum dapat dicapai karena dihadang
oleh beberapa persoalan. Kesehatan ibu hamil belum seperti yang
diharapkan. Pada 2011 ibu hamil yang menderita anemia mencapai
29,6%. lni akan berpengaruh tidak hanya pada kesehatan ibu tetapi
juga pada kesehatan janin yang akan dilahirkan. Anemia merupakan
salah satu penyebab be rat badan bayi rendah saat lahir. Angka kematian
3. Kementerian Kesehatan Rl. Profil Kesehatan Indonesia 2015, hal?
8
neonatal tahun 2012 menunjukkan janin yang lahir kemudian mati
sebanyak 19 per 1.000 kelahiran. Jan in lahir yang tercatat dengan be rat
badan lahir rendah sekitar 10,2 % 4 • Sedangkan pada tahun 2015 bayi
yang dilahirkan kemudian meninggal sampai umur bayi tercatat 26 per
1.000 kelahiran hidup (lihat lampiran 7).
Ar~gka
kematian bayi (AKB) tidak hanya dapat dipakai untuk
mencerminkan kesehatan dan pengetahuan ibu tetapi juga mencerminkan
kesejahteraan keluarga (gizi) dan kondisi lingkungan kehidupan
masyarakat. Lagi-lagi dengan mencermati data AKB antarprovinsi
seperti yang tertera pad a lampiran 7, tampak bahwa beberapa provinsi
yang berada di Jawa dan Bali AKB lebih rendah bila dibandingkan
dengan provinsi yang ada di luar Jawa (kecuali Provinsi Kalimantan
Timur). AKB terendah tercatat di Provinsi D.I.Yogyakarta (13) dan
tertinggi di Provinsi Sulawesi Barat (51).
Bagaimana posisi AKB Indonesia bila dibandingkan dengan AKB
di negara-negara ASEAN? AKB Indonesia lebih rendah dibanding
Myanmar yang memiliki angka 40 kematian bayi dalam 1.000 kelahiran.
· Sedangkan AKB Indonesia jauh lebih tinggi jika dibanding Singapura,
Malaysia dan Thailand yang masing-masing tercatat 2, 6 dan 11 (lihat
lampiran 8).
Setelah lahir, bayi yang luput dari kematian dihadapkan dengan
masalah kekurangan gizi. Stunting adalah kegagalan seseorang untuk
mencapai tinggi badan sesuai potensi genetiknya. Dikatakan stunted
atau pendek bila panjang atau tinggi badan berada di bawah dua
standar deviasi. Pendek terjadi pada sepertiga anak balita dan sering
tidak terdeteksi oleh keluarga karena masyarakat menganggap pendek
itu normal. Keadaan pendek oleh masyarakat umum tidak mendapat
perhatian seperti halnya berat badan rendah atau kurus. Anak Indonesia
kurang gizi yang ditunjukkan oleh anak Indonesia stunted atau pendek
waktu lahir sebanyak 20,2% dan selama masa anak (balita) 37%. 5
4. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Hal 182.
5. Ibid, hal 185
9
Yang memprihatinkan pada tahun 2013 prevalensi lebih dari
40% terdapat pada 15 provinsi di Indonesia, 18% di antaranya sangat
pendek6 . Padahal akibat dari pendek itu akan terjadi kenaikan risiko
untuk kematian anak, efek yang jelek terhadap perkembangan kognitif
dan motorik, kecerdasan yang kurang waktu sekolah, menaikkan
kegemukan, mendapat penyakit noninfeksi, serta yang paling parah
adalah mengurangi produktivitas masa dewasa.
Kekurangan gizi, termasuk zat besi, merupakan unsur utama
pembentuk sel otak. Pembentukan sel otak paling cepat adalah sampai
umur dua tahun. Oleh karena itu kekurangan zat besi akan memengaruhi
kecerdasan seseorang. Saat ini anak-anak yang menderita anemia
kekurangan besi mencapai 40-60% 7 • Kejadian anemia defesiensi besi
ini sudah dialami ibu sejak hamil, anak setelah lahir dan masa sekolah.
Bagaimana tahap selanjutnya setelah anak mampu bertahan
hidup? Anak-anak yang dapat tumbuh hingga dewasa tidak selamanya
bebas dari berbagai penyakit, dapat bertahan hid up sehat dan berumur
panjang. Berbagai macam penyakit siap menghadang dalam perjalanan
hidupnya. Saat ini Indonesia menghadapi triple burden: penyakit infeksi,
penyakit tidak menular, dan cedera . Penyakit infeksi misalnya difteri,
polio, tetanus, TBC, hepatitis, campak, cacar air, typhus, parotitis,
campak jerman (Rubella), Hemofilus influenza, Penumokokus, dll.
Penyakit infeksi itu sudah ada vaksinasinya. Tetapi yang divaksinasi
lengkap baru 59,2% . Apalagi setelah muncul vaksin palsu dan
kelangkaan persediaan vaksin nasional, angka kelengkapan itu diduga
mengalami penurunan. Penyakit infeksi memberikan kontribusi kematian
30%. Penyakit tidak menular misalnya penyakitjantung, diabetes, ginjal,
hipertensi, kanker, dsb., memberikan kontribusi kematian 57% 8 •
6. Black RE , Victoria CG, Walker SP, Bhutta ZA, Christian P, de onis M eta/. "Maternal
and Child Undernutrition and Overweight in Low-Income and Middle-Income
Countries". Lancet. 2013
7. lkatan Dokter Anak Indonesia. 2007. Buku Rekomendasi Anemia Defisiensi Besi.
8. Double Burden of Diseases & WHO NCO Country Profiles (2014)
10
Hadirin yang saya muliakan
Tantangan saat ini kita tidak hanya dihadapkan dengan kesehatan
fisik, yang tidak kalah serius adalah masalah kesehatan mental dan
sosial. Keduanya ini saling berkaitan, dan erat hubungannya dengan
pertumbuhan fisik, khususnya otak.
Pertumbuhan otak dan fisik selama periode anak dan remaja akan
berpengaruh pada kesehatan mental-sosial pada usia selanjutnya. Pada
anak yang menderita anemia defisiensi besi ada gangguan perilaku
makan yang disebut pica, yaitu makan yang tidak biasa misalnya makan
pasir, kertas, kayu, dsb. Dari sudut pandang ilmu jiwa, gangguan perilaku
tersebut dapat berkembang menjadi gangguan perilaku berkelompok
dan gangguan sikap membangkang. Kelompok masyarakat ini seringkali
dan secara aktif membangkang norma masyarakat, dan dengan sengaja
mengusik orang lain. Biasanya mereka bersifat pemarah, pembenci dan
mudah terganggu. Kesalahan selalu ditimpakan pada orang lain, cepat
frustrasi. Sifat menentangnya provokatif, selalu mengawali konfrontasi,
sering menunjukkan kasar sekali, kurang suka gotong royong dan
menentang otoritas.
Koentjaraningrat (197 4) menyebutkan masyarakat Indonesia
mengidap mental jalan pintas atau senang menerobos. Ditandai dengan
meluasnya perilaku korupsi hampir di setiap lini kehidupan dan penyakit
sosial, seperti amok atau ngamuk, tawuran, bonek sepak bola, geng
motor, geng sekolahan yang sad is, radikalisme atau kehilangan akal
sehat. Analisis lain adalah masyarakat di Indonesia terdampak gejala
personalitas yang terbelah (split personality). Hal itu kemungkinan besar
karena terlalu lama dijajah dan kurang gizi waktu pertumbuhan. Di satu
pihak pikiran ingin merdeka, di pihak lain untuk hidup enak harus jadi
abdi penjajah. Di satu pihak kepengin pintar di kelas, tetapi otak dan
uang tidak cukup. Di satu pihak timnya harus menang, nyatanya timnya
jelek dan kalah. Di satu pihak ingin sebagai pemeluk agama yang taat
untuk menggapai surga, di pihak lain ingin cepat kaya dengan jalan
pintas melalui jalan neraka dengan korupsi.
Hal lain yang belakangan ini perlu menjadi perhatian adalah
meluasnya penggunaan narkoba. Akhir-akhir ini jumlah narkoba yang
11
disita bukan lagi dalam bilangan kiloan tetapi sudah ton-tonan. Laporan
dari Badan Narkotika Nasional, Sea dan Cukai, serta Bareskrim Polri
hanya dalam tahun ini sudah menyita 4,14 ton sabu, 24,30 ton ganja,
1.676.000 pil ekstasi. Belum termasuk new psychoachtive substances
(NPS) yang berjumlah 37 jenis9 • Saat ini jumlah pemakai 5 juta orang
dan kematian akibat pemakaian narkoba dipekirakan 50 orang per
hari. Situasi seperti itu tentu dapat berpengaruh pada kualitas manusia
dan menghancurkan kehidupan masa depan generasi muda. Negara
juga kehilangan potensi anggaran karena mengeluarkan dana untuk
membiayai proses rehabilitasi dan biaya hidup mereka yang berada di
penjara. Presiden Indonesia Bapak Joke Widodo telah mengeluarkan
pernyataan bahwa negara kita dalam keadaan darurat narkoba.
Hadirin yang kami muliakan
Saya telah menguraikan apa yang ingin dicapai menuju Indonesia
Sehat dan tantangan yang dihadapi dalam mencapai tujuan itu.
Mengingat tantangan yang dihadapi dalam proses menuju Indonesia
Sehat maka perlu diutarakan beberapa pemikiran untuk mencapai tujuan
!tu. Satu hal yang perlu dipikirkan adalah untuk memperpanjang angka
harapan hidup dan menurunkan angka kematian bayi melalui pendidikan
dan kesehatan. Pendidikan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan tentang arti penting kesehatan dalam kehidupan. Kemudian
diharapkan dapat mengubah pola hidup menuju hidup sehat. Salah
satu contoh tentang dampak pendidikan pada kesehatan dapat kita
lihat dari pengalaman di Daerah lstimewa Yogyakarta. Daerah lstimewa
Yogyakarta merupakan salah satu provinsi dengan angka penduduk
hidup di bawah garis kemiskinan tertinggi di Jawa 10 •
Untuk membangun pola budaya hidup sehat adalah dengan jalan
pendidikan. Pendidikan di keluarga, di masyarakat dan di sekolah/
perguruan. Masa kanak-kanak adalah masa emas yang sangat penting
9. Kompas, 19 November 2016
10. Bad an Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Pusat Statistik. 2013.
Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035.
12
untuk membangun budaya sehat. Guru, setelah ibu, adalah manusia terbaik
dalam membudayakan hid up sehat. Sayang saat ini kita masih kekurangan
guru tetap untukjenjang SO, SMP dan SMA/SMK sebanyak 550.604 11 •
Variasi dan kesenjangan AHH dan AKB itu tampaknya terkait
adanya perbedaan fasilitas pelayanan dan ketersediaan tenaga
medis, infrastruktur kesehatan, ketersediaan obat dan biaya berobat
antarprovinsi di Jawa dan di luar Jawa, di kota dan di desa. Tidak semua
daerah di Indonesia dapat memenuhi standar pelayanan kesehatan yang
memadai. Daerah yang tergolong pinggiran masih belum dapat dilayani
dengan baik karena kurangnya fasilitas, kalau pun tersedia biayanya
mahal, dan juga mahalnya harga obat. Mengurangi kesenjangan itu maka
perlu ada kebijakan yang berbeda antarprovinsi, terutama di daerahdaerah yang jumlah penduduknya rendah dan sebarannya tidak merata.
Terkait tenaga kesehatan tidak dapat terlepas dari sistem
pendidikan nasional. Pengembangan sistem pendidikan nasional
merupakan tanggung jawab Kementerian Pendidikan Nasional,
namun penyebaran dan pembinaan teknis pendidikan tenaga
kesehatan merupakan kewenangan Kementerian Kesehatan . Jumlah
tenaga kesehatan, terutama dokter perlu mendapat perhatian dalam
besarannya. Saat ini jumlah dokter teregistrasi sebanyak 140.000
orang. Kalau dihitung perbandingan jumlah dokter per penduduk adalah
1 : 2.500 maka 140.000 dokter bisa melayani 350.000.000 penduduk.
Jumlah Fakultas Kedokteran di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi
dan Riset dan Teknologi, pada tahun 2016 sebanyak 83 institusi. Jumlah
lulusan per tahun sekitar 10.000 dan 10 tahun yang akan datang akan
mencapai sekitar 17.000. Saat itu kalau pola penyebaran dokter masih
seperti sekarang akan terjadi inflasi dokter umum atau dokter spesialis
di ibu kota kabupaten dan provinsi, di mana sekitar 45 - 60% berada
di situ dan sisanya tersebar di daerah pinggiran. Diperlukan kebijakan
untuk menyeimbangkan distribusi tenaga dokter dan tenaga kesehatan
11 . Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan . 2016. Data Pokok Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan .
13
lainnya, serta fasilitas kesehatan, agar akses pelayanan kesehatan
dapat dirasakan secara mudah bagi semua penduduk. 12
Hadirin yang kami muliakan
Saat Republik di Yogyakarta, 1949, Prof. GA Siwabessy selaku
Menteri Kesehatan menggagas sistem asuransi kesehatan untuk
seluruh rakyat. Beliau mulai dengan asuransi khusus pegawai negeri
dan keluarganya. Cita-cita beliau tahap demi setahap mulai muncul
secara pasti mulai tahun 1968 sampai sekarang dengan adanya Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan menggunakan
mekanisme asuransi kesehatan sosial bersifat wajib (mandatory)
berdasar Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN. Tujuan
UU ini adalah menjamin kesehatan seluruh warga negara.
Jumlah peserta BPJS Kesehatan sampai akhir 2016 diperkirakan
188.700.552 dan akan menggunakan dana Rp 73,6 trilyun. Berdasarkan
data klaim Indonesian-Case Based Groups (INA-CBGs) sampai dengan
bulan bayar Januari 2016, penyakitjantung paling banyak membutuhkan
biaya pengobatan, yaitu Rp 6,9 triliun. Kemudian disusul penyakit kanker
Rp 1,8 triliun, stroke Rp 1,5 triliun, ginjal Rp 1,5 triliun, dan diabetes Rp
1,2 triliun 13 .
Biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan (kuratif) cukup besar.
Sedang penyakit kanker, jantung, diabetes adalah akibat pola hidup
kurang sehat. Untuk menekan biaya pengobatan kuratif itu maka perlu
digalakkan pendekatan preventif dengan mengalakkan gerakan pola
hidup sehat. Mencegah penyakit lebih baik dan lebih murah daripada
mengobati penyakit. Gerakan nasional masyarakat hidup sehat
(GERMAS) ini telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 15
November 2016.
12. Konsil Kedokteran Indonesia. Data Dokterdan Sebarannya. 14 Des 2016.
13. Penyakit Terkait Rokok Paling Banyak Sedot Dana BPJS diakses di http ://health .
ko m pa s.com/ rea d/2016/07 /30/080000723/Penya kit.Terka it.Ro kok. Pa Ii ng.Ba nyak.Sed ot.
Dan a. BPJS pada tanggal6 Desember 2016
14
Pola budaya hidup sehat sudah dikampanyekan cukup lama,
tetapi hasilnya masih belum tampak nyata. Hal itu dapat dilihat dari
penyakit yang ditimbulkan oleh pola makanan yang tidak benar, malas
berolahraga, merokok, alkohol dan budaya tidak sehat semakin lama
semakin meluas. Dengan semakin tingginya pendapatan, semakin
banyak penyakit karena kebiasaan makan tidak sehat, misalnya makan
fast food. Kebiasaan jajan fast food belakangan ini menjadi simbol
kemapanan (status sosial). Akibat pola makan tidak sehat pada tahun
1975 sampai 2015 di beberapa negara berkembang pengidap hipertensi
meningkat. Tekanan darah di negara maju cenderung menurun, di
negara berkembang semakin meningkat. Di negara maju masyarakat
sudah terbiasa dengan mengurangi lemak, gula, garam, merokok,
alkohol, makan banyak sayur dan buah serta berolah raga, di negara
berkembang malahan sebaliknya.
Membentuk pola hidup budaya sehat paling baik lewat pendidikan,
baik pendidikan di lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah.
Kita wajib mengingatkan pembangunan infrastruksur dan ekonomi
desa harus dibarengi pendidikan dan kesehatan. Jumlah desa pada
tahun 2016 adalah 74.754, tahun 2018 adalah 74.954. Dana desa
2017 sebesar Rp 60 triliun, 2018 sebesar Rp 120 triliun 14 • Dana untuk
desa juga harus memperhatikan dana pendidikan dan kesehatan yang
kemungkinan belum terpenuhi dari Kartu Indonesia Sehat dan Kartu
Indonesia Pintar. Kalau tidak sehat dan terdidik mereka akan menjadi
kuli di desa sendiri.
Hadirin yang senantiasa mencintai Indonesia
Indonesia menghadapi masalah dalam hal kemandirian obat dan
alat-alat kesehatan . Data dari Gabungan Pengusaha Alat Kesehatan dan
Laboratorium (Gakeslab, 2012} menyebutkan bahwa 80% alat kesehatan
yang beredar di Indonesia merupakan produk impor. Sementara,
data Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan,
Kementerian Kesehatan, menunjukkan bahwa dari total Rp 6.732
14. Kompas, 29 Nov 2016 hal17
15
miliar nilai penjualan alat kesehatan tahun 2012, hanya Rp 260 miliar
atau 3,86 persen di antaranya yang merupakan produk dalam negeri.
Ketertinggalan industri alat kesehatan Indonesia ditunjk~m
dengan
posisi urutan terbawah dibandingkan negara-negara besar Asia Tenggara
lainnya, yaitu Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Filipina.
Penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 255 juta jiwa memiliki
potensi pang sa pasar yang luar biasa besar. Diperkirakan 20% penduduk
Indonesia golongan menengah ke atas berjumlah sekitar 50 juta jiwa.
Jumlah ini 5 kali lipat dari jumlah penduduk Singapura. Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pasar menjanjikan
bagi produksi obat dan alat kesehatan dari industri swasta nasional
maupun internasional.
Saat ini teknologi pengobatan berkembang sangat pesat,
sehingga seringkali kita dihadapkan pada begitu banyak pilihan yang
membingungkan. Untuk itulah, diperlukan mekanisme pemilihan obat
dan alat kesehatan yang dinilai terbaik berdasarkan bukti kemanfaatan,
keamanan, keterjangkauan, dan ketersediaan. Dalam hal ini, Indonesia
telah mempunyai pengalaman berpuluh tahun dengan Daftar Obat
Esensial, yang kemudian dikembangkan menjadi Formularium Nasional
sebagai instrumen prioritisasi penyediaan obat untuk pelayanan
kesehatan nasional. Terkait alat kesehatan terpilih, sampai saat ini
belum ada daftar acuannya.
Obat bukanlah komoditas dagang biasa. Kegagalan penyediaan
obat oleh pemenang tender pada saat diperlukan jelas akan sangat
merugikan pelayanan kesehatan, baik dari kerugian karena tidak
tertolongnya pasien, kerugian karena pembelian mendadak dengan
harga lebih tinggi , sampai lunturnya kepercayaan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan negara.
Kini, ketersediaan obat dan alat kesehatan menjadi masalah di
banyak fasilitas pelayanan kesehatan publik, dan upaya pengadaan
darurat langsung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten kadang dianggap
tidak sesuai dengan aturan keuangan yang ada, dan risiko masuk penjara.
Terkait dengan upaya penjaminan terhadap ketersediaan obat
esensial dan alat kesehatan terpilih, Indonesia sejak 1983 telah memiliki
16
Kebijakan Obat Nasional (KONAS), dengan revisi terbaru tahun 2007.
KONAS ini adalah satu-satunya acuan nasional yang merangkul semua
pemangku kepentingan dalam menjamin ketersediaan obat esensial dan
menjamin mutu obat yang beredar di Indonesia. Penguatan terhadap
Kebijakan Obat Nasional ini sangat diperlukan. Kunjungan Presiden
Joke Widodo ke India baru-baru ini dalam rangka penyediaan bahan
baku obat perlu didukung semua pihak. Perlu juga dijajaki untuk hal
yang sama dengan negara-negara Eropa Timur.
Hadirin yang mencintai riset di Indonesia
Sebenarnya Indonesia sudah mempunyai institusi penelitian,
produksi vaksin dan obat yang andal. Indonesia mempunyai Biofarma
Bandung, LIPI, BPPT, Litbangkes, dan lembaga penelitian di perguran
tinggi, serta laboratorium swasta nasional. Pabrik farmasi baik sudah
banyak menyediakan kebutuhan obat nasional. Namun , kerja sama
antarpemerintah, akademisi, pebisnis, dan masyarakat masih diperlukan
satu komando koordinasi. Reformasi organisasi diperlukan supaya riset di
lembaga perguruan tinggi, Litbangkes, LIPI, BPPT, Pabrik!BUMN, Biofarma,
dan swasta menjadi satu gerakan yang didukung dan difasilitasi negara.
Dalam koordinasi itu dimasukkan juga riset inovasi jangka panjang.
Riset obat-obatan yang banyak digunakan untuk rakyat, termasuk riset dan
penggunaan obat tradisionallndonesia perlu ditingkatkan. Dalam waktu
dekat ini agar Indonesia melepaskan diri dari ketergantungan impor obat
esensial, perlu dimulai dengan memproduksi obat sendiri. Contohnya
parasetamol untuk penurun demam dan pengurang rasa nyeri, antibiotik
paling sederhana ampisilin atau derivatnya yang banyak ·digunakan.
Ada satu hal lagi yang ingin kami sampaikan pada orasi ini, yaitu
sejarah keberhasilan program kesehatan di Indonesia. Pengalaman
keberhasilan program kesehatan di Indonesia paling cepat dengan
sistem komando. Contoh untuk pemberantasan penyakit malaria
dibentuk Komando Pemberantasan Malaria. Untuk pemberantasan
polio dibentuk Komando Pemberian Vaksin Polio. Keberhasilan keluarga
berencana karena ada BKKBN, yang tidak lepas dari Komando Presiden.
17
Keberhasilan keberadaan Puskesmas yang menjadi acuan internasional
tidak lepas dari lnstruksi Presiden . Oleh karena itu, agar Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) berhasil, perlu menerapkan model
Komando Presiden, dengan gerakan yang sistematik dan masif.
Hadirin yang mencintai rakyat
Sebagai akhir orasi ini, kami ingin sampaikan beberapa pemikiran
sebagai berikut:
1. Untuk Indonesia sehat mutlak diperlukan "bibit manusia" yang
berkualitas. Kesehatan ibu hamil yang optimal merupakan tugas
negara.
2. Sampai umur dua tahun anak Indonesia tidak boleh kekurangan
gizi karena itu merupakan pembentukan otak yang paling cepat dan
optimal.
3. Pendidikan di lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah
merupakan pilar budaya hidup sehat. Peran utama ada pada guru
dan ibu. Oleh karena itu pendidikan guru dan ibu harus menjadi
program utama pemerintah.
Butir 1, 2, 3 adalah dasar utama revolusi mental, karena di masa itu
adalah masa pembentukan karakter bangsa Indonesia.
4. Reformasi semua institusi riset kesehatan baik negeri atau swasta.
5. Perlu sistem komando untuk GERMAS (Gerakan masyarakat Hidup
Sehat).
Hadirin yang kami muliakan,
Sebagai penutup orasi kami mengucapkan terima kasih kepada
pelbagai pihak yang telah membantu data , analisis , dan usulan
rekomendasi dalam orasi hari ini.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
18
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Prof. Fahmi ldris dan jajaran BPJS Jakarta
2. Staf Departemen llmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UGM/
RSUP Dr. Sardjito
3. Penyumbang data, analisis, dan usulan pemikiran yang tidak bisa
kami sebutkan satu persatu.
DISUSUN OLEH
Prof. Dr. dr. Sutaryo, Sp.AK
Prof. Dr. Tadjuddin Nur Effendi
Prof. Dr. Ora. Sri Suryawati, Apt.
Dr. Cornelis Lay, M.A.
Prof. Dr. dr. Hardyanto Soebono, Sp.KK(K)
Prof. Dr. dr. lwa Sutardjo Rus Sudarso, S.U., Sp.KGA(K)
Prof. Dr. Djoko Wahyono
Prof. Dr. Subagus Wahyuono, M.Sc., Apt.
Prof. dr. Sofia Mubarika, M.Med.Sc., Ph.D.
Prof. dr. Yati Soenarto, Ph.D., Sp.AK
drg. lka Dewi Ana, Ph.D.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Litbangkes Departemen Kesehatan Rl. 2013. Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta.
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. 2015. Press Release
Akhir Tahun 2015. Jakarta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan Rl. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Pusat Statistik.
2013. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2016. lndeks Pembangunan Manusia 2015.
Jakarta.
Black RE, Victoria CG, Walker SP, Bhutta ZA, Christian P, de onis M
eta/. "Maternal and Child Undernutrition and Overweight in LowIncome and Middle-Income Countries". Lancet. 2013: doi:10.1016/
S0140-6736(13)60937 -X.
Harian Bernas. "Dokter Berebut Peserta BPJS" 28 Oktober 2016,
halaman 3.
Harriet Torlesse, dkk. 2016. Determinants of Stunting in Indonesian
Children: Evidence from a Cross-Sectional Survey Indicate A
Prominent Role for the Water, Sanitation, and Hygiene Sector in
Stunting Reduction. BMC Public Health 669, hal1-16.
lkatan Dokter Anak Indonesia. 2007. Buku Rekomendasi Anemia
Defisiensi Besi.
Julianto Ibrahim. 2013 Opium dan Revolusi, Perdagangan dan
Penggunaan Candu di Surakarta Masa Revolusi (1945-1950).
Pustaka Pelajar, Yogyakarta; hal67-70
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Profil Kesehatan
Indonesia 2015. Jakarta.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Data Pokok Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Diakses di http://dapo.
dikdasmen.kemdikbud.go.id/ tanggal 4 Desember 2016
Koentjaraningrat. 1974. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan.
PT Gramedia, Jakarta.
Kompas. "lmpian Berjaya Lagi di Laut" Liputan Satu Indonesia 28
Oktober 2016, halaman 33.
Kompas.com. "Penyakit Terkait Rokok Paling Banyak Sedot Dana
BPJ S". http://health. kom pas. com/read/20 16/0 7/30/080000 723/
Penyakit.Terkait.Rokok.Paling.Banyak.Sedot.Da Diakses 4
Desember 2016.
Majalah Gatra. Laporan Khusus Edisi 30 November 2016. Hal 84- 91.
Menkes: Rl Hadapi Masalah Kesehatan Triple Burden http://www.
beritasatu .com/kesehatan/399031-menkes-ri-hadapi-masalahkesehatan-triple-burden.html diakses 19 November 2016
Menteri Kesehatan Rl. 2016. Pidato Pembukaan Pertemuan 1/miah
Tahunan lkatan Dokter Anak Indonesia. Makasar.
National ·lnstitute of Research and Development, Ministry of Health.
2013. Basic Health Research (Riset Kesehatan Dasar). Jakarta:
Nasional Institute of Research and Development, Ministry of
Health.
Poh BK, Ng BK, Siti Haslinda MD, Nik Shanita S, Wong JE, Budin SB,
et a/. Nutritional Status and Dietary Intakes of Children Ages 6
Months to 12 Years: Fending of the Nutrition Survey of Malaysia
Children (SEANUTS Malaysia) The British Journal of Nutrition.
2013; 110 Suppl. 3:S21-35. Doi: 10.1017/S0007114513002092
PMID: 24016764.
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan. http://www2.
pdsp.kemdikbud.go.id/ diakses 27 Desember 2016
22
Rachmi SN, Agho KE, Li M, Baur LA. 2016. "Stunting, Underweight
and Overweight in Children Ages 2.0-4.9 Years in Indonesia:
Prevelance Trends and Associated Risk Factor". P/os ONE 11 (5):
e0154756, United States.
Refleksi Satu Tahun Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi, http://ristekdikti .go. id/refleksi-1-tahun-kementerian-risetteknologi-dan-pendidikan-tinggi/ diunduh 27 November 2016
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Rl Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan.
Rusdi Muslim. 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan
Ringkas dari PPDGJ-111 dan OSM-5. PT Nuh Jaya. Jakarta.
Tempo.co. "Wapres JK: Indonesia Juara Dunia Hukum Koruptor".
https://m.tempo.co/read/news/20 16/1 0/25/078814912/wapresjk-indonesia-juara-dunia-hukum-koruptor/ diakses 21 November
2016.
United Nations Development Programme. 2015. Human Development
Report 2015. New York.
World Bank. 2016. "Mortality Rate, Infant (Per 1,000 Live Births)".
diakses dari http://data.worldbank.org/indicator/SP.DYN.IMRT.IN
pada 4 Desember 2016.
23
LAMP IRAN
Lampiran 1.
SEPULUH NEGARA DENGAN INDEKS PEMBANGUNAN MAN USIA
TERTINGGI + INDONESIA
Notwegia • • • ••
• • • • • • • • • • • • • • • • • • 0,944
Australia • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 0,935
Switzerland • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 0.93
Denm ark • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 0,923
Be landa • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 0,922
lrlandia • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 0,916
Jerman
Am erika
New Zealand
Indonesia {110)
0,684
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0 ,6
0,7
Sumber: United Nations Development Programme.
Development Report 2015. New York.
0,8
0,9
2015.
Human
Lampiran 2.
PERINGKAT IPM ASEAN
Singapura (11)
Brunei Darussalam (31)
Malaysia (62)
Thailand (93)
Indonesia (110)
Filipina (115)
Vietnam (116)
laos (141)
Kamboja (143)
Myanmar (148)
0
10
20
30
40
so
60
70
80.
90
100
25
Lampiran 3.
SEPULUH NEGARA DENGAN ANGKA HARAPAN HIDUP
TERTINGGI + INDONESIA
Hong Kong
Japan
Italy
Switzerland
Singapore
Australia
Spain
Iceland
Israel
france
Indonesia
0
10
20
30
40
50
60
Sumber: United Nations Development Programme.
Development Report 2015. New York.
26
70
80
2015.
90
Human
Lampiran 4.
SEPULUH NEGARA DENGAN ANGKA PENDIDIKAN TERTINGGI +
INDONESIA
Australia
New Zealand
Norway
Netherlands
United States
Ireland
Germany
lithuania
Denmark
Czech Republic
Indonesia
0
0, 1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
Sumber: United Nations Development Programme.
Development Report 2015. New York.
0,8
2015.
0,9
1
Human
27
N
r-
(/)
c:::
(X)
3
o