MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI JENIS-JENIS PESAWAT SEDERHANA MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS V SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20142015 SDN 2 TASIKMADU KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK
154 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA
MATERI JENIS-JENIS PESAWAT SEDERHANA MELALUI METODE
DEMONSTRASI DAN KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS V
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SDN 2 TASIKMADU
KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK
Oleh: Sumaryatin
SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek
Abstrak. Pendidikan IPA di sekolah dasar bertujuan agar siswa menguasai pengetahuan, fakta,
konsep, prinsip, proses penemuan, serta memiliki sifat ilmiah yang akan bermanfaat bagi siswa
dalam mempelajari diri dan alam sekitar. Beberapa hal yang dapat dilakukan guru agar
pembelajaran IPA menjadi lebih bermakna bagi peserta didik, antara lain: memilih metode strategi
dan model pembelajaran yang sesuai sehingga dapat menemukan yang sesuai bagi dirinya. Subjek
dalam penelitian ini ada-lah siswa kelas V SDN 2 Tasikmadu semester II tahun pelajaran
2014/2015. Jumlah siswanya sebanyak 14 siswa dengan rincian 7 siswa laki-laki dan 7 orang pe-
rempuan. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas memperhatikan meningkat sebesar 15,63%,
aktivitas menirukan membuat pesawat sederhana meningkat sebesar 21,87%, dan aktivitas
melakukan kerjasama meningkat sebesar 12,50%. Hasil belajar siswa juga mengalami
peningkatan, pada pra siklus persentase ketuntasan sebesar 28,57% atau sebanyak 4 siswa yang
dinyatakan tuntas. Pada siklus I terjadi peningkatan pada persentase ketuntasan siswa sebesar
42,86% atau sebanyak 6 siswa yang dinyatakan tuntas. Dan pada akhir siklus II peningkatan
ketuntasan meningkat menjadi 85,71% atau sebanyak 12 siswa tuntas dari pembelajaran.
Kata kunci: hasil belajar, pembelajaran IPA, jenis-jenis pesawat sederhana, metode demonstrasi
dan kerja kelompokPembelajaran diartikan sebagai perangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan dalam suatu sistem instruksional. Proses pembe- lajaran terdiri dari perangkat pembelajaran yang saling berkaitan dan bertujuan untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Selama proses pembelajaran siswa diarahkan untuk melakukan proses belajar.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dide- finisikan sebagai proses ilmiah, sikap ilmi- ah, dan produk ilmiah terdiri atas berbagai produk keterampilan, yaitu keterampilan proses dasar seperti mengamati dan mengu- kur, serta keterampilan proses meliputi: merumuskan masalah, menarik kesimpulan dan sebagainya. Rahma (1992:18) menjelas- kan bahwa IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara khusus yaitu melakukan observasi, eks- perimen, penyusunan teori dan saling ber- kaitan antara yang satu dengan yang lain.
Depdiknas (2006) mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (uni-
versal ) dan berupa kumpulan data hasil ob-
servasi dan eksperimen. Di sekolah IPA me- megang peranan penting, karena dapat me- ningkatkan pengetahuan siswa dalam berpi- kir secara logis, rasional, kritis, cermat,
Sumaryatin, Meningkatkan Hasil Belajar Dalam Pembelajaran IPA... 155
efektif, dan efisien. Oleh karena itu, IPA harus dikuasai sedini mungkin oleh siswa.
Pendidikan IPA di sekolah dasar ber- tujuan agar siswa menguasai pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, proses penemuan, serta memiliki sifat ilmiah yang akan ber- manfaat bagi siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitar.
IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu dan berbuat sehingga mampu menjelahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari berbagai permasalahan, diantaranya adalah rendahnya hasil belajar siswa dan pemilihan model pembelajaran yang kuran tepat, sehingga siswa kurang memahami ditetapkan.
Berbagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembela- jaran harus ditempuh oleh guru. Proses bela- jar yang tidak menarik dapat mengakibatkan kejenuhan pada diri siswa. Jika hal ini ter- jadi, maka hasil belajar siswa tidak dapat di- tingkatkan. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus mengubah proses belajar mengajar, dari proses yang men- jenuhkan menjadi proses belajar mengajar yang menarik.
Hasil belajar merupakan bagian ter- penting dalam pembelajaran. Sudjana (2008: 3) memaparkan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam pembelajaran IPA, peran seorang gu- ru adalah sebagai fasilitator yang memung- kinkan tercapainya kondisi yang baik bagi siswa untuk belajar. Terciptanya kondisi yang baik bisa menumbuhkan minat dan meningkatkan gairah siswa dalam belajar, sehingga siswa merasa senang, mudah me- nerima dan memahami pelajaran IPA. Minat yang rendah mengakibatkan kurangnya pe- mahaman dalam pembelajaran, kurangnya pemahaman ini menimbulkan hasil yang be- lum maksimal.
Beberapa hal yang dapat dilakukan guru agar pembelajaran IPA menjadi lebih bermakna bagi peserta didik, antara lain: memilih metode strategi dan model pembe- lajaran yang sesuai sehingga dapat menemu- kan yang sesuai bagi dirinya. Jika guru telah menemukan model strategi, metode yang tepat dan sesuai bagi peserta didik maka su- asana pembelajaran menjadi lebih kreatif, dinamis, tidak moton, dan menyenangkan. Dampak lain pemaham terhadap konsep IPA bermakna, lebih kuat dan berdaya guna, sehingga hasil belajar anak didik menjadi le- bih baik.
Salah satu materi yang dipelajari dari mata pelajaran IPA adalah pesawat sederha- na. Menurut Kusumawati (2006:23) yang dimaksud pesawat sederhana adalah: (a) pe- ngungkit atau tuas; (b) bidang miring; (c) katrol; dan (d) roda. Pengungkit atau tuas adalah alat untuk mempermudah pekerjaan yang berupa batang yang disebut tuas atau pengungkit, misalnya: kereta dorong, pem- buka botol, dan skop. Bidang miring meru- pakan bidang datar yang salah satu ujungnya lebih tinggi daripada ujung lainnya, dengan menggunakan bidang miring gaya yang di- perlukan lebih kecil jika dibandingkan de- ngan benda itu diangkat langsung. Katrol adalah alat berupa program yang dapat dipu- tar pada porosnya. Katrol dapat memudah- kan orang dalam mengangkat beban karena arah tarikan menjadi ke bawah. Roda meru- pakan pesawat sederhana, manusia dapat memindahkan benda berat dengan meng-
156 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016
gunakan roda. Misalnya: mobil, sepeda, ge- robak, dan kereta api.
Salah satu model pembelajaran yang dapat dilakukan guru dalam pembelajaran
IPA adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran (Trianto, 2010). Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang harus disertai dengan penjelasan lisan (Sudirman dkk, 1989:133).
Metode demonstrasi baik digunakan tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakan, komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.
Kelebihan dari metode demonstrasi yaitu: (1) metode ini dapat membuat peng- ajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindarkan verbalisme; (2) siswa diharapkan lebih muda dalam mema- hami apa yang telah dipelajari; (3) proses pelajaran akan lebih menarik; (4) siswa di- rancang untuk aktif mengamati, menye- suaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri; (5) melalui metode ini dapat disajikan materi pelajaran yang tidak mungkin atau kurang sesuai dengan menggunakan metode lain.
Subjek dalam penelitian ini ada-lah tahun pelajaran 2014/2015. Jumlah siswa- nya sebanyak 14 siswa dengan rincian 7 siswa laki-laki dan 7 orang perempuan.
Penelitian ini berbentuk tindakan yaitu kerjasama antara peneliti dengan teman sejawat. Menurut Sunardi (2010), penelitian tindakan kelas adalah penyelidikan secara sistematis dan terencana yang dilakukan guru untuk memperbaiki pembelajaran di kelasnya dengan jalan mengadakan per- baikan dan mempelajari akibat yang ditim- bulkan. Penelitian ini menggunakan dua siklus. Hal ini direncanakan agar dalam pro- ses belajar mengajar dapat mencapat pe- ningkatan. Siklus pertama dilakukan sebagai acuan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua, sedangkan siklus kedua dilakukan lah dilakukan dan untuk membuktikan bah- wa pelajaran dapat digunakan dalam indi- kator yang berbeda dalam materi yang sama.
Siklus dalam tindakan kelas diawali dengan perencanaan (planning), penerapan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Keempat langkah utama dalam PTK merupakan satu siklus dan dalam PTK siklus selalu berulang. Sete- lah satu siklus selesai, guru akan menemu- kan masalah baru atau masalah lama yang belum tuntas dipecahkan, dilanjutkan ke si- klus kedua dengan langkah yang sama se- perti pada siklus pertama. Berdasarkan hasil tindakan atau pengalaman pada siklus per- tama guru akan kembali mengikuti langkah perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi pada siklus kedua.
Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan pada hasil observasi. Sedangan analisis data kuantitatif dikenakan pada hasil tes. Untuk mengetahui
METODE PENELITIAN
Sumaryatin, Meningkatkan Hasil Belajar Dalam Pembelajaran IPA... 157
persentase ketuntasan hasil belajar seluruh siswa (P) dicari dengan rumus: = 100%
Keterangan: P = persentase ketuntasan belajar n = jumlah siswa yang tuntas belajar N = jumlah seluruh siswa
Penelitian ini adalah penelitian tin- dakan kelas yang bertujuan untuk menge- tahui bagaimana penerapan, aktivitas siswa selama penerapan, dan bagaimana hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran dengan penerapan metode demonstrasi dan kerja kelompok. Secara keseluruhan pene- rapan metode demonstrasi dan kerja kelompok berjalan dengan baik, meskipun ada beberapa hambatan yang dihadapi na- mun hambatan tersebut dapat diselesaikan pada pertemuan selanjutnya.
Selama pembelajaran IPA meng- gunakan demonstrasi dan kerja kelompok guru dibantu observer (teman sejawat) mengamati aktivitas siswa. Aktivitas siswa yang diamati dalam penilaian ini meliputi aktivitas memperhatikan, aktivitas meniru- kan membuat pesawat sederhana, dan aktivi- tas kerjasama dalam kelompok. Hasil ob- servasi aktivitas dapat dilihat pada Tabel 1.
Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I, yaitu: aktivitas memperhatikan se- besar 68,12%, aktivitas menirukan membuat pesawat sederhana sebesar 62,50%, dan aktivitas melakukan kerjasama dalam ke- lompok 68,75%. Sedangkan pada siklus ke- dua, aktivitas memperhatikan sebesar 83,75 %, aktivitas menirukan membuat pesawat sederhana sebesar 84,37% dan aktivitas melakukan kerjasama dalam kelompok 81,25%.
Grafik aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II yang ditampilkan pada Gambar
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Berdasarkan Gambar 1 dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa meningkat di setiap siklus. Aktivitas memperhatikan meningkat sebesar 15,63%, aktivitas menirukan mem- buat pesawat sederhana meningkat sebesar 21,87%, dan aktivitas melakukan kerjasama meningkat sebesar 12,50%. Hasil ketuntasan hasil belajar siswa ditunjukkan pada
Berdasarkan Gambar 2 dapat disim- pulkan bahwa hasil belajar siswa meningkat di setiap siklus. Pra siklus persentase ketuntasan sebesar 28,57% atau sebanyak 4 siswa yang dinyatakan tuntas. Pada siklus I terjadi peningkatan pada persentase ketun- tasan siswa sebesar 42,86% atau sebanyak 6 siswa yang dinyatakan tuntas. Dan pada akhir siklus II peningkatan ketuntasan meningkat menjadi 85,71% atau sebanyak 12 siswa tuntas dari pembelajaran.
Tabel 1. Persentase Aktivitas Siswa No Aktivitas Siswa Siklus I (%) Siklus II (%)
1. Memperhatikan 68,12 83,75
2. Membuat pesawat se- derhana 62,50 84,37
3. Melakukan kerjasama 68,75 81,25
158 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 Gambar 1 Aktivitas siswa siklus I dan siklus II Gambar 2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa
10
20
30
40
50
60
70
80
90 Memperhatikan Membuat pesawat sederhana Melakukan kerjasama
Siklus I Siklus II 0,00 10,00
20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00
Pra Siklus Siklus I Siklus II Tuntas Tidak Tuntas
Sumaryatin, Meningkatkan Hasil Belajar Dalam Pembelajaran IPA... 159 PENUTUP Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilak- sanakan di SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek kelas V pada mata pelajaran IPA materi jenis-jenis pesawat sederhana dengan metode demons- trasi dan kerja kelompok dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode demonstrasi dan kerja kelompok dapat meningkatkan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Aktivitas memperhatikan meningkat sebesar 15,63%, aktivitas menirukan membuat pesa- wat sederhana meningkat sebesar 21,87%, dan aktivitas melakukan kerjasama mening- kat sebesar 12,50%.
Hal ini juga didukung dengan pening- katan hasil belajar siswa. Pra siklus persen- tase ketuntasan sebesar 28,57% atau seba- nyak 4 siswa yang dinyatakan tuntas. Pada siklus I terjadi peningkatan pada persentase ketuntasan siswa sebesar 42,86% atau seba- nyak 6 siswa yang dinyatakan tuntas. Dan pada akhir siklus II peningkatan ketuntasan meningkat menjadi 85,71% atau sebanyak 12 siswa tuntas dari pembelajaran.
Saran
Dalam melaksanakan belajar aktif di- perlukan persiapan yang matang, sehingga guru harus mampu memerlukan topik yang benar-benar diterapkan dengan cara belajar aktif melalui metode demonstrasi, sehingga hasil yang diperoleh lebih optimal.
Untuk meningkatkan pemahaman ma- teri siswa, guru hendaknya sering melakukan demonstrasi dan kerja kelompok meski da- lam taraf yang sederhana. Sehingga siswa akan mencoba mempraktikkan sendiri.
DAFTAR RUJUKAN
didikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah .
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pen-
Kelas V
. Klaten: Intan Pariwara Rahma, E. 1992. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Sudirman, dkk. 1989. Ilmu Pendidikan.
Bandung: Remaja Karya Sudjana, N. 2008. Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar . Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sunardi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas
dalam Modul Bidang Studi Guru Kelas SD . Jember: Universitas
Jember. Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik . Jakarta: PT.
Prestasi Pustakarya.
Kusumawati, R. 2006. IPA Saling temas SD