MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI JARING-JARING KUBUS DAN BALOK KELAS IV-B SEMESTER II TAHUN 20142015 DI SD NEGERI 2 SURODAKAN KECAMATAN TRENGGALEK KABUPATEN TRENGGALEK

  206 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016

MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI JARING-JARING KUBUS DAN BALOK KELAS IV-B

  

SEMESTER II TAHUN 2014/2015 DI SD NEGERI 2 SURODAKAN

KECAMATAN TRENGGALEK KABUPATEN TRENGGALEK

  Oleh: Wiwik Kustini

  SD Negeri 2 Surodakan, Kec. Trenggalek, Kab. Trenggalek

  Abstrak. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatan motivasi belajar siswa kelas

  IV pada bidang studi Matematika materi penjumlahan dan pengurangan pecahan melalui Metode

Student Facilitator and Explaining (SFAE). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD

Negeri 2 Surodakan Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek pada bidang studi Matematika.

  Dari hasil persiklus mengalami peningkatan yaitu dari awal siklus: 68.21 siklus I: 73.21 siklus II:

90.00 dari sini dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan Metode Student Facilitator and

Explaining (SFAE) dapat meningkatkan motivasi belajar bidang studi Matematika pada siswa

Kelas IV semester II SD Negeri 2 Surondakan Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek

Tahun Pelajaran 2014/2015 secara meyakinkan.

  Kata kunci: Matematika, Metode SFAE

  Pada zaman modern seperti sekarang ini berkembangnya tehnolgi dan kemajuan jaman, kebutuhan manusia terhadap pendi- dikan merupakan kebutuhan utama. Kebutu- an manusia akan pendidikan merupakan ke- butuhan sepanjang masa. Setiap manusia akan membutuhkan pendidikan, sampai ka- pan dan dimanapun ia berada, pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendi- dikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Tujuan pendidi- kan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur serta moral yang baik.

  Hal ini sejalan dengan tujuan pendi- dikan yang salah satunya untuk mencerdas- kan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan

  Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pro- ses belajar mengajar merupakan suatu pro- ses yang berlangsung lama dan sangat komplek yang mana di dalam pendidikan menunjukkan proses bimbingan terhadap siswa. Keberhasilan mengajar guru tidak hanya ditentukan penguasaan pengetahuan guru tentang ilmu yang diajarkan tetapi ditentukan faktor-faktor antara lain: tujuan, metode dan cara menerapkan dalam proses belajar mengajar. Karena masing-masing metode mengajar mempunyai kelemahan dan kelebihan maka untuk mencapai hasil yang memuaskan antara metode yang satu dengan metode yang lain perlu panduan mengajar yang tepat, sehingga dapat

  Wiwik Kustini, Melalui Metode Student Facilitator And Explaining... 207

  digunakan metode yang lain untuk saling melengkapi dengan yang lain.

  Seorang pendidik harus dapat mem- antu siswa untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki oleh siswa. Untuk me- wujudkan tujuan pendidikan perlu adanya upaya-upaya dalam penyelenggaraan pen- didikan, seperti peningkatan interaksi timbal balik antara siswa dan guru. Interaksi timbal balik tersebut dapat berupa perlakuan khu- sus pada saat proses belajar mengajar ber- langsung atau pemberian umpan balik ter- hadap hasil yang dicapai siswa. Yang di- maksud dengan interaksi timbal balik guru murid adalah respon langsung maupun tidak langsung dalam proses belajar mengajar dari guru ke siswa atau dari siswa ke guru. Um- pan balik perilaku guru dapat diwujudkan dalam bentuk membantu setiap anak yang mengalami kesulitan belajar secara individu- al dengan cara memberikan pujian, kritikan dan arahan serta tanggapan terhadap hasil pekerjaan siswa selama proses belajar me- ngajar.

  Pelaksanaan pembangunan pendidikan secara lebih merata dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat telah memperkuat dan memantapkan dasar bagi terwujudnya sis- tem pendidikan yang dari tahun ke tahun terus bertambah. Program wajib belajar 9 ta- hun dari segi penyebarannya telah mencapai kemajuan yang berarti baik melalui penye- lenggaraan pada jalur sekolah maupun luar sekolah.

  Pembelajaran Matematika merupakan salatu mata pelajaran yang penting, karena dengan pembelajaran Matematika anak dila- tih berfikir secara kritis, kreatif, cermat dan teliti serta bertindak secara logis. Dengan demikian perlu sekali diperhatikan bagai- mana cara agar anak didik dapat menyerap materi ajar Matematika semaksimal mung- kin, sehingga anak didik dapat mengguna- kannya di dalam kehidupan sehari-hari.

  Terdapat beberapa permasalahan yang menyebabkan sebagian besar siswa kurang tertarik pada mata pelajaran Matematika diantaranya: (1) Siswa merasa takut pada mata pelajaran Matematika, (2) siswa sulit memahami dan menerapkan pokok bahasan Matematika, (3) sebagian guru kurang tepat dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang digunakan dan (4) se- bagian guru masih belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi.

  Dengan adanya permasalahan tersebut berpengaruh terhadap rendahnya motivasi belajar Matematika pada siswa kelas IV-B Semester II SD Negeri 2 Surodakan Keca- matan Trenggalek Tahun 2014/2015, masih banyak siswa yang berada di bawah KKM Matematika (85). Motivasi berarti “dorong- an yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tin- dakan dengan tujuan tertentu” (Moeliono, 1989-593) sedangkan belajar berarti “ber- usaha memperoleh kepandaian atau ilmu” Moeliono, 1989: 13). Motivasi belajar atau disebut juga pendorong kegiatan belajar sis- wa menurut Indrakusuma (1998:65) Jika di- perinci ada dua macam yaitu motivasi ins- trinsik dan motivasi ekstrinsik. Menurut Purwanto (1997: 73) tujuan motivasi adalah “Untuk mengerakkan atau menggugah sese- orang agar timbul keinginan dan kemauan- nya untuk melakukan sesuatu sehingga da- pat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu”. Oleh karena itu perlu diadakan perbaikan proses pembelajaran Matematika yang mampu menumbuhkan motivasi bela- jar sehingga prestasi belajar siswa secara otomatis juga meningkat.

  Menurut Arends, sebagaimana dikutip oleh Suprijono (2010:46), model pembela-

  208 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016

  tor and Explaining merupakan suatu model

  dimana siswa/peserta didik belajar mempre- sentasikan ide/pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model pembelajaran ini efek- tif untuk melatih siswa berbicara untuk menyampaikan ide/gagasan atau pendapat- nya sendiri. Model ini merupakan model yang mudah, guna memperoleh keaktifan kelas secara keseluruhan dan tanggungjawab secara individu. Model ini memberikan ke- sempatan kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar/penje- las materi dan seorang yang memfasilitasi proses pembelajaran” terhadap peserta didik lain. Dengan model ini, peserta didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.

  Explaining merupakan model pembelajaran

  jaran yang digunakan oleh pendidik dengan maksud meminta peserta didik untuk ber- peran menjadi narasumber terhadap teman- nya di kelas. Rachmad Widodo (2010) mo- del pembelajaran Student Facilitator and

  tor and Explaining adalah model pembela-

  Model pembelajaran Student Facilita-

  yang memberikan kesempatan kepada siswa atau peserta untuk mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta lainnya. Model Student Facilitator and Explaining mempunyai kelebihan yaitu siswa diajak untuk dapat menjelaskan kepada siswa lain, siswa dapat mengeluarkan ide-ide yang ada dipikirannya sehingga dapat lebih memaha- mi materi tersebut.

  Devira (2013) Model Student Facilita-

  jaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan- tujuan pembelajaran, lingkungan pembela- jaran, dan pengelolaan kelas. Soekamto et.al., sebagaimana dikutip oleh Trianto (2007: 5), mengemukakan maksud dari mo- del pembelajaran adalah: Kerangka konsep- tual yang melukiskan prosedur yang siste- matis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar terten- tu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar me- ngajar.

  satu model pembelajaran kooperatif yang melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran koopera- tif dengan menggunakan kelompok-kelom- pok kecil dengan jumlah anggota tiap ke- lompok 3-4 siswa secara heterogen (Trianto, 2007:52).

  Facilitator and Explaining merupakan salah

  dalam berbagai kegiatan, semacam penatar- an dan pelatihan, dengan harapan peserta penataran atau pelatihan dapat langsung mempraktikkan materi-materi yang ditatar- kan dan dilatihkan. Dalam penelitian ini, Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE) merupakan model pembelajaran dimana siswa/peserta didik belajar mempre- sentasikan ide/pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model pembelajaran Student

  Explaining (SFAE) sudah sering digunakan

  Metode Student Facilitator and

  Menurut Joyce & Weil, sebagaimana dikutip oleh Rusman (2013:133), berpenda- pat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pem- belajaran jangka panjang), merancang ba- han-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Guru yang latar belakang pendidikan keguruan biasanya lebih terampil dalam memilih mo- del dan tepat dalam menerapkannya. http:/ /surantoro.staff.fkip.uns.ac.id/ (7 Mei 2013).

  Menurut Suprijono (2010: 128) terd- apat enam langkah dalam pelaksanaan mo- del pembelajarn Student Facilitator and Ex-

  Wiwik Kustini, Melalui Metode Student Facilitator And Explaining... 209 plaining , yaitu sebagai berikut: (a) Guru me-

  nyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; (b) Guru menjelaskan tujuan belajarnya, me- nyampaikan ringkasan dari isi dan me- ngaitkan dengan gambaran yang lebih besar mengenai silabus atau skema kerja; (c) Guru menggunakan Metode Student Facilitator

  and Explaining (SFAE) atau menyajikan

  materi; (d) Guru menyajikan materi yang di- pelajari pada saat itu dan siswa memper- hatikan. Setelah selesai menjelaskan guru membagi siswa menjadi berkelompok secara heterogenitas. Guru menjelaskan dan men- contohkan kepada siswa bagaimana mem- buat bagan/peta konsep. Kemudian guru bi- sa meminta siswa untuk mencatat apa yang telah mereka ketahui atau yang bisa dilaku- kan, berkaitan dengan aspek apapun yang berhubungan dengan materi tersebut. Guru juga bisa meminta siswa saling bertukar pi- kiran sehingga mereka lebih percaya diri. Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan/peta konsep. Dalam tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan/peta konsep. Me- minta seorang sukarelawan untuk maju dan menjelaskan di depan kelas apa yang dia ketahui. Siswa lain boleh bertanya, dan sang sukarelawan berhak berkata “lewat” jika dia tidak yakin dengan jawabannya dan guru dapat menambahkan komentar pada tahap berikutnya. (e) Guru menyimpulkan ide/ pendapat dari siswa; (f) Ketika sang sukare- lawan menjelaskan apa yang mereka ketahui di depan kelas, guru mencatat poin-poin penting untuk diulas kembali. Informasi yang tidak akurat, ide yang kurang tepat atau yang hanya dijelaskan separuh, miskon- sepsi, bagian yang hilang, hal ini bisa dita- ngani langsung sehingga siswa tidak mem- bentuk kesan yang salah, atau mereka dapat membuat dasar dari rencana pembelajaran yang telah diperbaiki untuk beberapa pela- jaran berikutnya; (g) Guru menerangkan se- mua materiyang disajikan saat itu; (h) Guru menjelaskan keseluruhan dari materi agar siswa lebih memahami materi yang sudah dibahas pada saat itu; (i) Penutup.

  Setiap model yang sudah ada selama ini memiliki kelebihan dan kekurangan, be- gitu juga dengan model Student Facilitator and Explaining memiliki kedua hal tersebut. Menurut Prasetya (2010) adapun kelebihan dan kekurangan dari model ini yaitu:

  Kelebihan, meliputi: (a) Dapat mendo- rong tumbuh dan berkembangya potensi berpikir kritis siswa secara optimal; (b) Me- latih siswa aktif, kreatif dalam menghadapi setiap permasalahan; (c) Mendorong tum- buhnya tenggang rasa, mau mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain; (d) Mendorong tumbuhnya sikap Metode Stu-

  dent Facilitator and Explaining (SFAE); (e)

  Melatih siswa untuk meningkatkan kemam- puan saling bertukar pendapat secara ob- yektif, rasional guna menemukan suatu ke- benaran dalam kerjasama anggota kelom- pok; (f) Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat siswa secara terbu- ka; (g) Melatih siswa untuk selalu dapat mandiri dalam menghadapi setiap masalah; (h) Melatih kepemimpinan siswa; (i) Mem- perluas wawasan siswa melalui kegiatan sa- ling bertukar informasi, pendapat dan pe- ngalaman antar mereka.

  Kekurangan, meliputi: (a) Timbul rasa yang kurang sehat antar siswa satu dengan yang lainnya; (b) Peserta didik yang malas mungkin akan menyerahkan bagian pekerja- annya kepada siswa yang pintar; (c) Penilai- an individu sulit karena tersembunyi dibalik kelompoknya; (d) Model Student Facilitator

  210 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 and Explaining memerlukan persiapan yang

  rumit dibanding dengan model lain, misal- nya model ceramah; (e) Apabila terjadi per- saingan yang negatif hasil pekerjaan akan memburuk; (f) Peserta didik yang malas memiliki kesempatan untuk tetap pasif da- lam kelompoknya, dan memungkinkan akan mempengaruhi kelompoknya sehingga usa- ha kelompok tersebut gagal.

  Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksa- nakan di SD Negeri 2 Surodakan Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek Tahun

  Pelajaran 2014/2015 yang dilaksanakan da- lam bulan Maret sampai bulan April 2015 pada bidang studi Matematika. Sedangkan kelas yang dijadikan obyek dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas IV-B Semester II SD Negeri 2 Surodakan Kecamatan Treng- galek Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajar- an 2014/2015 yang kelasnya berjumlah 28 siswa.

  Dalam menyiapkan penelitian tindak- an kelas ini dilakukan langkah-langkah se- bagai berikut: (1) Mengubah formasi tempat duduk dan bangku siswa menurut model yang ada pada penelitian tindakan kelas; (2) Menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari buku penunjang yang dipakai di sekolah; (3) Hal yang berhubungan de- ngan penjumlahan dan pengurangan pecah- an; (4) Mengajak mitra guru untuk menjadi pengamat sekaligus kolaborator dalam penilaian.

  Populasi dari penelitian ini adalah jumlah keseluruhan Siswa Kelas IV-B Semester II SD Negeri 2 Surodakan Ke- camatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015 yang kelasnya berjumlah 28 siswa. Karena jumlah populasi dalam penelitian ini hanya 28 siswa maka berdasarkan pendapat di atas peneliti me- ngambil sampel. Hal ini berarti populasi se- cara keseluruhan dijadikan sampel, yang berarti seluruh siswa Kelas IV-B Semester II SD Negeri 2 Surodakan Kecamatan Treng- galek Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajar- an 2014/2015.

  Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang ma- sing-masing meliputi: planning (perencana- an), action (pelaksanaan), observation (pe- ngamatan) dan replection (refleksi). Tiap si- klus terdiri dari 2 pertemuan. Tiap siklus di- laksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus pertama direfleksi- kan bersama tim peneliti dalam suatu perte- muan kolaborasi, untuk mencari penyebab- nya, selanjutnya peneliti merencanakan ber- bagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus berikutnya.

METODE PENELITIAN

  Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas, pada siklus dalam penelitian ini tindakan yang diberikan berupa penggunaan

  Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE) dalam proses belajar mengajar.

  Untuk mengumpulkan data hasil penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa instrument penelitian antara lain: (1) Lembar Observasi; (2) Lembar Tes Tertulis; (3) Dokumen Siswa; (4) Lembar Angket; (5) Daftar nilai

  Metode yang digunakan dalam peneli- tian ini adalah pembelajaran SFAE, yaitu pendekatan yang memberikan pengakuan terhadap keragaman siswa. Dalam pandang- an pembelajaran SFAE ini diakui bahwa siswa, pada awal proses pembelajaran, telah memiliki konsep kognitif, afektif dan

  Wiwik Kustini, Melalui Metode Student Facilitator And Explaining... 211

  80 T - baik

  80 T - baik 18 Nabla Azzahra Putri R. 60 - TT kurang

  19 Olivia Citra Permatasari 60 - TT kurang

  20 Rafi Aqila maulana 60 - TT kurang

  21 Sabrina Rahil Alya 60 - TT kurang

  22 Sasmita Rachmawati

  80 T - baik

  23 Shafa Aulia Alfatri 60 - TT kurang

  24 Tio Chandra Febrian

  25 Wangsa Husada Gumelar

  16 Muhammad Naufal Adwa 70 - TT kurang

  80 T - baik 26 Eugenia Alexandra G. M. 60 - TT kurang

  27 Ibnu Abas

  80 T - baik

  28 Zulfikhar Gilang Winanda

  80 T - baik JUMLAH JAWABAN BENAR 1910

  12

  16 DAYA PEMBEDA

  68.21

  42.86

  17 M. Reza Syach Pahlevi

  15 Masayu Tya Salsabeila 50 - TT kurang

  psikomotor tertentu sebagai akibat pem- belajaran dan pengalaman sebelumnya. Ber- tolak dari pengetahuan awal dan pengala- man ini, siswa membangun sendiri pan- dangan mereka terhadap pengetahuan baru yang sedang diperolehnya. Waktu penelitian adalah rentang waktu untuk melakukan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April semester ganjil Tahun 2014/2015. Obyek bagi penelitian ini adalah siswa-siswi Kelas IV-B semester II SD Negeri 2 Surodakan Keca- matan Trenggalek Trenggalek Tahun 2014/ 2015 yang berjumlah 28 siswa.

  6 Elok Tri Yulianti 50 - TT kurang

  Untuk melihat kriteria penilaian dalam penelitian digunakan range sebagai berikut: Nilai 86 - 100 A (baik sekali) Nilai 76 - 85 B (baik) Nilai 60 - 75 C (cukup) Nilai 50 - 59 D (kurang) Nilai 0 - 49 E (kurang sekali) Dalam penelitian ini memfokuskan kriteria tingkat keberhasilan atau ketuntasan secara klasikal, suatu kelas telah tuntas belajar jika sekurang- kurangnya 85% siswa telah tuntas belajar dengan ketentuan nilai- nya ≥ 65. Sedangkan kriteria minat belajar siswa, peneliti tentukan sebagai berikut: 70 % - 100% = Baik

  41 % - 69% = Cukup 0 % - 40% = Kurang

  Tabel 1 Nilai Prasiklus No. Nama Jml Ketuntasan Kriteria T TT 1 Aisyah Raihan Ayu R. M.

  80 T - baik

  2 Akhdan Artur Ardiansyah

  80 T - baik

  3 Alifia Umny hanif

  80 T - baik

  4 Arva Zeliq Pradyatma 50 - TT kurang 5 Cellonada Javaneysya R. 70 - TT kurang

  7 Ferlitakahanaya 60 - TT kurang

  80 T - baik

  8 Hidya Rahmadany Fadilla

  80 T - baik

  9 Ike Putri Nugroho 60 - TT kurang

  10 Indra Aditya Herlambang 60 - TT kurang

  11 Junior Galih Wicaksono 60 - TT kurang

  12 M. Adam Firmansyah

  80 T - baik

  13 Marcella Oktavino Kathar 60 - TT kurang

  14 Marla Velisya Papilaya

  57.14

  212 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 HASIL DAN PEMBAHASAN Prasiklus

  Sebelum dilakukan penelitian Siklus I dan Siklus II terlebih dahulu dilakukan tes Prasiklus untuk melihat sejauh mana nilai siswa sebelum diadakan penelitian.

  Dari data Tabel 1 dapat diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata siswa sebelum di- adakan siklus adalah 68.21 dengan tingkat ketuntasan sebesar 42.86%. Data tersebut masih jauh di bawah rata-rata ketuntasan sebesar 85.00%. Sehingga diperlukan perla- kuan kusus berupa perubahan cara mengajar atau metode mengajar Guru.

  Hasil Penelitian Siklus I Refleksi Awal

  Dalam kunjungan peneliti pada observasi awal di kelas IV-B SD Negeri 2 Surodakan ditemukan permasalahan yaitu masih rendahnya nilai hasil belajar siswa pada bidang studi Matematika. Hal ini disebabkan guru dalam pembelajaran mate- matika masih menggunakan metode pembe- lajaran yang konvensional sehingga para sis- wa merasa cepat bosan dan cenderung pasif

  Perencanaan (Planning)

  Meliputi: (a) Guru mempersiapkan pe- rangkat pembelajaran, yaitu satuan pelajar- an, rencana pembelajaran dengan Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE). (b) Guru mempersiapkan instrumen peneliti- an, yaitu lembar observasi guru dan siswa, lembar angket minat siswa dan catatan la- pangan; (c) Guru mempersiapkan alat yang digunakan untuk menguji siswa; (d) Guru membuat perangkat sistem penilaian.

  Pelaksanaan (Action)

  Kegiatan awal, meliputi: (a) Berdoa bersama; (b) Absensi siswa; (c) Apresiasi dan menjelaskan metode yang dipakai dalam proses pembelajaran. Kegiatan Inti, meliputi: (a) Penjelasan singkat tentang cara membuat berbagai jaring-jaring kubus dan balok; (b) Siswa menunjukkan hasil ker- janya untuk diamati dan didiskusikan; (c) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya; (d) Kelompok lain memberikan tanggapan; (e) Menyimpulkan hasil diskusi kelas. Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Mencatat hasil diskusi; (b) Penilaian; (c) Pemajangan hasil tes; (d) Penegasan catatan siswa.

  Pengamatan (Observation)

  Guru selalu memusatkan perhatian, memperjelas pendapat siswa, memberi wak- tu yang cukup untuk berfikir, mengajukan pertanyaan secara merata, membuat rangku- man dan memberikan kesimpulan.

  Siswa selalu memperhatikan: (1) guru sedang memberi penjelasan, (2) Siswa yang mengemukakan pendapat, (3) Siswa yang mendefinisikan suatu konsep, (4) Siswa yang sedang mengerjakan soal. Di samping itu siswa bersikap selalu: (1) Melaksanakan perintah, (2) Mempelajari pokok bahasan, dan (3) Bekerja sama dengan kelompoknya.

  Sedangkan kegiatan yang sering di- lakukan oleh guru adalah: (1) Menguraikan permasalahan bila ada pendapat yang ku- rang jelas, (2) Meminta Pendapat kelompok lain untuk memberi penegasan, dan (3) memberi kesempatan siswa untuk bertanya.

  Aktifitas siswa yang sering dilakukan: (1) Menanyakan hal-hal yang kurang jelas tentang pokok bahasan, dan (2) Memperha- tikan temannya yang sedang menggunakan Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE) pada suatu pokok bahasan.

  Wiwik Kustini, Melalui Metode Student Facilitator And Explaining... 213

  Pelaksanaan (Action)

  Refleksi

  dakan siswa lebih percaya diri dan kelihatan menyakinkan; (c) Tindakan merubah urut- urutan pembelajaran dan juga memberi bim- bingan dan arahan kepada siswa semakin membuat situasi pembelajaran lebih baik dan menyenangkan; (d) Hasil Pengukuran minat pada siklus II yang memenuhi kriteria cukup yaitu: mempersiapkan buku Matema- tika, berusaha menyelesaikan tugas yang di- berikan guru, aktif berkumpul dengan ang- gota kelompoknya memperhatikan arahan guru, berusaha menjawab bila mendapat pertanyaan, dan lebih intensif jika diberita- hukan akan ada ulangan.

  dent Facilitator and Explaining (SFAE) tin-

  Hasil pengamatan guru dan pengamat menunjukkan: (a) Guru berhasil melaksana- kan seluruh rencana tindakan dengan efek- tif; (b) Ketika melaksanakan Metode Stu-

  Pengamatan (Observation)

  Kegiatan awal, meliputi: (a) Berdoa bersama; (b) Absensi siswa; (b) Apresiasi dan menjelaskan metode yang dipakai da- lam proses pembelajaran. Kegiatan Inti, me- liputi: (a) Penjelasan singkat tentang cara membuat berbagai jaring-jaring kubus dan balok; (b) Siswa dapat menyelesaikan lem- bar kerja (tugas) secara kelompok tentang jaring-jaring balok dan kubus; (c) Siswa menunjukkan hasil kerjanya untuk diamati dan didiskusikan; (d) Siswa mempresentasi- kan hasil diskusinya; (e) Kelompok lain memberikan tanggapan; (f) Menyimpulkan hasil diskusi kelas. Kegiatan Akhir, melipu- ti: (a) Mencatat hasil diskusi; (b) Penilaian; (c) Pemajangan hasil tes; (d) Penegasan ca- tatan siswa.

  litator and Explaining (SFAE) sebagaimana yang petunjuknya ada di dalam buku.

  Sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan maka pada siklus I kompo- nen-komponen minat yang masih memenuhi kriteria kurang, yaitu mempersiapkan buku Matematika, berusaha menyelesaikan tugas rumah yang diberikan guru, aktif berkumpul dengan anggota kelompoknya, memperhati- kan arahan guru, berusaha mencari jawaban bila mendapat tugas dan belajar lebih intensif bila diberi tahu akan ada ulangan.

  jukkan kepada setiap kelompok untuk ber- siap-siap melakukan Metode Student Faci-

  litator and Explaining (SFAE); (b) Menun-

  Berdasarkan hasil tindakan yang dila- kukan pada siklus I yang dipaparkan di atas maka guru peneliti dan guru pengamat saat diskusi merumuskan rencana tindakan untuk siklus II, dengan beberapa perubahan dianta- ranya: (a) Menekankan pemahaman siswa dengan menggunakan Metode Student Faci-

  Siklus Kedua Perencanaan (planning)

  Semua tindakan yang direncanakan dapat terlaksana meskipun belum efektif. Guru peneliti menyadari adanya kekurang- an-kekurangan yang timbul saat proses pem- belajaran. Siswa lebih memperhatikan keti- ka guru sedang menjelaskan sesuatu perma- salahan, hal ini disebabkan pandangan siswa dengan guru tidak terhalang siswa lain. Ren- cana perbaikan, meliputi: (a) Guru akan me- rubah urutan pembelajaran; (b) Memberi kesempatan bertanya pada siswa supaya lebih aktif; (c) Mendiskusikan langkah-lang- kah yang sudah mapan yang telah dilakukan di siklus I.

  Refleksi

  Dari hasil pengamatan guru peneliti dan guru pengamat pada siklus II dapat di-

  214 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016

  80 T - baik

  80 T - baik

  16 Muhammad Naufal Adwa

  80 T - baik

  17 M. Reza Syach Pahlevi 60 - TT kurang 18 Nabla Azzahra Putri R. 50 - TT kurang

  19 Olivia Citra Permatasari

  80 T - baik

  20 Rafi Aqila maulana 50 - TT kurang

  21 Sabrina Rahil Alya 60 - TT kurang

  22 Sasmita Rachmawati

  80 T - baik

  23 Shafa Aulia Alfatri

  24 Tio Chandra Febrian

  14 Marla Velisya Papilaya 60 - TT kurang

  80 T - baik

  25 Wangsa Husada Gumelar 50 - TT kurang 26 Eugenia Alexandra G. M.

  90 T - baik

  27 Ibnu Abas

  80 T - baik

  28 Zulfikhar Gilang Winanda

  90 T - baik JUMLAH JAWABAN BENAR 2050

  18

  10 DAYA PEMBEDA

  73.21

  64.29

  15 Masayu Tya Salsabeila

  13 Marcella Oktavino Kathar 50 - TT kurang

  ilustrasikan sebagai berikut: (a) Semua tin- dakan yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik; (b) Kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran dapat diatasi oleh guru peneliti; (c) Alur berfikir lebih menye- luruh dalam memahami suatu konsep, terlihat dari kemampuan siswa dalam me- ngerjakan soal-soal matematika sesuai po- kok bahasan.

  4 Arva Zeliq Pradyatma 70 - TT kurang 5 Cellonada Javaneysya R.

  HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I

  Penelitian siklus I dengan mengguna- kan metode Student Facilitator and Explain-

  ing (SFAE) memberikan hasil yang signi- fikan dibandingkan dengan sebelum siklus.

  Berikut akan ditampilkan data nilai siswa siklus I pada Tabel 1.

  Berdasarkan data nilai di atas dapat di- ketahui nilai rata-rata sebelum siklus 68.21 dengan ketuntasan 42.86% dan pada siklus I 73.21 dengan ketuntasan belajar 64.29%. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus I mengalami peningkatan dibandingkan siklus sebelum siklus namun hasi pada siklus I ini belum memuaskan sehingga perlu diting- katkan lagi pada penelitian siklus ke II.

  Tabel 1 Nilai Siswa Siklus I No. Nama Jml Ketuntasan Kriteria T TT 1 Aisyah Raihan Ayu R. M.

  80 T - baik

  2 Akhdan Artur Ardiansyah

  80 T - baik

  3 Alifia Umny hanif

  80 T - baik

  80 T - baik

  80 T - baik

  6 Elok Tri Yulianti 70 - TT kurang

  7 Ferlitakahanaya

  80 T - baik

  8 Hidya Rahmadany Fadilla

  80 T - baik

  9 Ike Putri Nugroho

  80 T - baik

  10 Indra Aditya Herlambang 70 - TT kurang

  11 Junior Galih Wicaksono

  80 T - baik

  12 M. Adam Firmansyah

  35.71

  Wiwik Kustini, Melalui Metode Student Facilitator And Explaining... 215 Tabel 2 Lembar Observasi No. Aspek Yang Diteliti Skor

1. Pendahuluan

2. Kegiatan inti

3. Penutup

  80 T - baik

  20 Rafi Aqila maulana

  19 Olivia Citra Permatasari 70 - TT kurang

  90 T - baik

  80 T - baik 18 Nabla Azzahra Putri R.

  17 M. Reza Syach Pahlevi

  90 T - baik

  16 Muhammad Naufal Adwa

  21 Sabrina Rahil Alya

  15 Masayu Tya Salsabeila

  

14 Marla Velisya Papilaya 100 T - baik

  90 T - baik

  13 Marcella Oktavino Kathar

  90 T - baik

  90 T - baik

  90 T - baik

  22 Sasmita Rachmawati

  90 T - baik

  

23 Shafa Aulia Alfatri 100 T - baik

  24 Tio Chandra Febrian

  90 T - baik

  

25 Wangsa Husada Gumelar 100 T - baik

26 Eugenia Alexandra G. M.

  90 T - baik

  

27 Ibnu Abas 100 T - baik

  28 Zulfikhar Gilang Winanda

  90 T - baik JUMLAH JAWABAN BENAR 2520

  26 2 baik

  90.00

  92.86

  7.14

  

12 M. Adam Firmansyah 100 T - baik

  11 Junior Galih Wicaksono

  1

  a. Menjelaskan materi pelajaran dengan Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE)

  g. Guru dan siswa menyimpulkan hasil kelompok √ √

  f. Siswa melaporkan hasil kelompok

  e. Membantu siswa yang mengalami kesulitan

  d. Mengamati siswa saat mengerjakan tugas kelompok

  c. Memberikan masalah

  b. Pembagian kelompok sekaligus pembagian tugas

  √

  a. Menegaskan kembali catatan siswa

  c. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran √ √

  b. Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu

  a. Motivasi minat anak

  4

  3

  2

  √ √ √ √ √

  b. Melaksanakan tes/mengerjakan LKS √ √

  

10 Indra Aditya Herlambang 100 T - baik

  6 Elok Tri Yulianti 70 - TT kurang

  90 T - baik

  9 Ike Putri Nugroho

  90 T - baik

  8 Hidya Rahmadany Fadilla

  90 T - baik

  7 Ferlitakahanaya

  80 T - baik

  Tabel 3 Nilai Siswa Siklus II No. Nama Jml Ketuntasan Kriteria T TT 1 Aisyah Raihan Ayu R. M.

  90 T - baik 5 Cellonada Javaneysya R.

  4 Arva Zeliq Pradyatma

  90 T - baik

  3 Alifia Umny hanif

  

2 Akhdan Artur Ardiansyah 100 T - baik

  90 T - baik

DAYA PEMBEDA

  216 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016

  Melihat dari lembar observasi yang telah dilaksanakan oleh rekanan peneliti, diperoleh data skor peneliti dalam menyam- paikan materi pembelajaran adalah 70.83%. Nilai tersebut sudah masuk katagori baik, akan tetapi masih perlu ditingkatkan lagi agar kemampuan peneliti dalam menyam- paikan pembelajaran lebih maksimal.

1. Pendahuluan

  Jumlah 9 36

  b. Melaksanakan tes/mengerjakan LKS √ √

  a. Menegaskan kembali catatan siswa

  √ √ √ √

  g. Guru dan siswa menyimpulkan hasil kelompok √ √ √

  f. Siswa melaporkan hasil kelompok

  e. Membantu siswa yang mengalami kesulitan

  d. Mengamati siswa saat mengerjakan tugas kelompok

  c. Memberikan masalah

  b. Pembagian kelompok sekaligus pembagian tugas

  a. Menjelaskan materi pelajaran dengan Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE)

  √

  c. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran √ √

  b. Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu

  a. Motivasi minat anak

  4

  Tabel 4 Lembar Observasi No. Aspek Yang Diteliti Skor 1 2 3

  sangat baik sehingga tidak memerlukan penelitian selanjutnya. Untuk lebih jelasnya adanya peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada Gambar 1.

  Facilitator and Explaining (SFAE) sudah

  Dari data Tabel 4 diperoleh hasil ob- servasi yang dilakukan oleh rekanan pene- litian pada siklus II adalah sebesar 93.75%. Melihat dari hasil nilai yang sangat bagus mencerminkan bahwa penguasaan materi, penguasaan kelas, cara menyampaikan pe- ngajaran dan penguasaan metode Student

  ik, penguasaan kelas juga sudah sangat ba- gus. Penguasaan materi juga sangat bagus sehingga tidak ada masalah pada siklus yang kedua ini.

  cilitator and Explaining (SFAE) dengan ba-

  Berdasarkan data di atas dapat dilihat hasil perbandingan nilai rata-rata siswa dari siklus I dan juga siklus II, dari siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 73.21 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 90.00 dengan ketuntasan belajar 92.86%, maka dari itu permasalahan pada siklus ke I dapat diatasi pada siklus ke II dengan baik. Nilai siklus II sangat baik karena peneliti sudah benar benar menguasai metode Student Fa-

  Penelitian siklus II dilakukan atas dasar nilai siklus I yang belum mencapai nilai maksimal yaitu rata-rata 73.21 dengan ketuntasan 64.29%. Hasil dari penelitian siklus II dipaparkan pada Tabel 3.

  Siklus II

2. Kegiatan inti

3. Penutup

  Wiwik Kustini, Melalui Metode Student Facilitator And Explaining... 217

Gambar 1 Kenaikan Hasil Belajar Siswa

  PENUTUP Kesimpulan

  Dalam pembelajaran Matematika pe- nggunaan Metode Student Facilitator and

  Explaining (SFAE) sangat sesuai sehingga

  dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari perolehan hasil belajar siswa yang meningkat dari sebelum siklus,siklus I dan siklus ke II, dan siswa mampu mengerjakan latihan soal-soal yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengu- rangan pecahan. Keberhasilan penggunaan Metode Student Facilitator and Explaining

  (SFAE) dalam penelitian ini ditunjukkan oleh ketuntasan belajar secara klasikal.

  Saran

  Dengan menggunakan Metode Student

  Facilitator and Explaining (SFAE) dalam

  pembelajaran Matematika yang telah diurai- kan di atas, maka siswa harus sering me- ngerjakan soal-soal yang berhubungan de- ngan penjumlahan dan pengurangan pecah- an. Pihak perpustakaan sekolah agar mengu- sahakan keberadaan buku-buku bacaan po- puler yang ada sangkut pautnya dengan Matematika, sehingga menambah sumber belajar siswa.

DAFTAR RUJUKAN

  Anton. 1989. Pengembangan dan pembinaan bahasa: ancangan alternatif di dalam perencanaan bahasa / oleh Anton M. Moeliono. Jakarta: Djambatan

  litian Suatu Pendekatan Praktek. Ja- karta: Aksara Baru.

  Depdikbud 1996, Teknik Pembelajaran Bi-

  dang Studi Matematika, Jakarta: Dep-

  dikbud Depdiknas. 2001. Pedoman Teknis Pelaksa-

  naan CAR (Classroom Action Rese- arch) . Jakarta: Depdiknas

  Hadi, Sutrisno. 1986. Metodologi Research

  2. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Purwanto, MP, .1997. Psikologi Pendidikan,

  Bandung: PT. Remaja, Rosdakarya Sumadi Suryabrata 1983 Sumadi Surya- brata, 1983: 7= Perkembangan indivi- du/oleh Sumadi Suryabrata. Jakarta: Rajawali

  Trianto. 2007:59. Perkawinan adat Wolo- goro Suku Tengger / Trianto, Titik Triwulan Tutik. Jakarta: Prestasi Pustaka

  Arikunto Suharsimi. 1991. Prosedur Pene-

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER DI KELAS IV-A DAN IV-B SDN 2 SURODAKAN KABUPATEN TRENGGALEK

0 7 28

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN OPEN-ENDED MATERI JARING-JARING BALOK DAN KUBUS KELAS IV SD WONOKETINGAL 1

0 0 18

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS IV SEMESTER 2 MELALUI METODE INKUIRI PADA MATERI JARING- JARING BALOK DAN KUBUS

0 0 20

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI JARING-JARING BALOK DAN KUBUS MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION PESERTA DIDIK KELAS IV SD N 1 KARANGBENER

0 0 21

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI JARING-JARING KUBUS DAN BALOK MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IV SD N 5 PUYOH

0 0 24

MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI PENINGGALAN SEJARAH HINDU BUDHA DI INDONESIA PADA SISWA KELAS V SDN 2 DURENAN KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN 20132014

0 3 11

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI FPB DAN KPK MELALUI STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) DI KELAS VI SD NEGERI 2 SUKORAME KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN 20132014

0 0 10

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT DENGAN MENERAPKAN MODEL BELAJAR KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS VI SDN 2 WONOREJO KECAMATAN GANDUSARI TRENGGALEK TAHUN 20142015

0 0 11

MELALUI MODEL BELAJAR KOOPERATIF MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI IMAN KEPADA QADHA DAN QADHAR PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAMULAN KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20122013

0 0 12

MENINGKATKAN KETUNTASAN BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK BILANGAN PECAHAN MELALUI PERMAINAN KARTU BERWARNA PADA SISWA KELAS V SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20142015 SDN 2 TASIKMADU KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK

0 0 6