PENGARUH RASIO (ETHANOLMENGKUDU) DAN JUMLAH SIKLUS EKSTRAKSI TERHADAP YIELD MINYAK BIJI MENGKUDU

  

PENGARUH RASIO (ETHANOL/MENGKUDU) DAN

JUMLAH SIKLUS EKSTRAKSI TERHADAP YIELD

MINYAK BIJI MENGKUDU

H. M. Faizal, Karimatul Huda, Septian Achmad

  

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Abstrak

  Saat ini banyak sekali pemakaian tanaman obat – obatan seperti buah mengkudu yang dijadikan

produk seperti jus dan kapsul buah mengkudu, proses ini menghasilkan limbah berupa biji dan perlu

dimanfaatkan dengan cara mengestraksi biji mengkudu tersebut. Ekatraksi dapat dilakukan dengan cara

memvariasikan ratio (ethanol/mengkudu) dan jumlah siklus ekstraksi menggunakan pelarut ethanol untuk

mendapatkan minyak biji mengkudu. Jumlah yield yang paling tinggi dihasilkan dari ekstraksi minyak biji

mengkudu dengan menggunakan rasio antara ethanol dan mengkudu sebesar 4, dan dengan ekstraksi

sebanyak 2 siklus sebesar 22,23%, berat jenis 0,932, viskositas 2,632 dan angka asam 29,824.

  Kata kunci : Biji Mengkudu, Ekstraksi, Ratio (Etanol/mengkudu), dan jumlah siklus ekstraksi.

  

Abstrak

Right now more use medicine plant such as mengkudu is made product such as juice and capsule of

mengkudu, this process yielding waster in the form of mengkudu’s seed and exploited with extract that

mengkudu’s seed. Extraction is done with ratio variation (ethanol/mengkudu) and total extraction cycle and

use ethaol as solvent to yielding oil seed mengkudu. Total yield in extraction oil mengkudu’s seed with use

ratio of 4 (ethanol/mengkudu) and 2 cycle is the best with it’s yield 22,33%, density is 0,932, viscosity 2,632

and aacid number 29,824.

  Kata kunci : Mengkudu’s Seed, Extraction, ratio (ethanol.mengkudu), and Total Extraction Cycle.

I. PENDAHULUAN mendapatkan minyak dari biji mengkudu secara ekstraksi.

  Indonesia adalah Negara agraris yang kaya Ini berarti cukup banyak biji mengkudu dari akan buah-buahan. Diantaranya adalah buah produksi jus dan kapsul mengkudu yang mengkudu yang selalu ada setiap musim. Produk dari terbuang percuma, padahal sebenarnya minyak pohon mengkudu telah banyak di produksi oleh biji mengkudu mempunyai nilai ekonomis beberapa produsen dalam dan luar negeri dalam tinggi. Minyak biji mengkudu ini biasanya bentuk jus dan kapsul buah mengkudu. Dan di dalam dimanfaatkan untuk aroma makanan, parfum, proses produksi jus mengkudu akan dihasilkan pewangi sabun, bahan baku sediaan kosmetik, limbah berupa biji. Jumlah biji mengkudu yang lilin, dan massage oils, dapat menghaluskan dihasilkan cukup besar yaitu 20% – 25% dari total kulit (cleansing agents),dan yang terakhir berat buah. adalah dapat menurunkan kadar diabetes. Berdasarkan hal tersebut maka akan dilakukan penelitian terhadap pemanfaatan biji mengkudu dengan cara mengekstraksi minyak dari biji mengkudu tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk

II. FUNDAMENTAL Ekstraksi

  3. Tekanan

  Berdasarkan penelitian, ada sekitar 61 lebih senyawa berkhasiat yang dikandung

  et al., 1992).

  Di Indonesia tanaman mengkudu sudah dimanfaatkan sejak jaman dahulu kala. Menurut silsilahnya bahwa mengkudu merupakan tanaman asli dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Mengkudu tumbuh hampir diseluruh kepulauan di Indonesia, umumnya tumbuh liar di pantai laut, di pinggir hutan, ladang, pinggir jalan dan aliran air, serta pinggir kampung. Tanaman ini sengaja ditanam sebagai batas kepemilikan tanah dan untuk kebutuhan obat keluarga. Penggunaan mengkudu sebagai obat di Indonesia tercatat dalam cerita pewayangan yang ditulis dalam pemerintahan raja-raja dan para Sunan. Bukti sejarah pemanfaatan mengkudu pada masa itu dapat dilihat dari terdapatnya tanaman mengkudu yang tumbuh di museum koleksi tanaman obat di keraton bekas kerajaan dan di mesjid-mesjid para sunan. Di Keraton Surakarta misalnya terdapat pohon mengkudu yang umurnya diperkirakan sudah ratusan tahun (Sudiarto et al., 2003). Dalam pengobatan tradisional, mengkudu digunakan untuk obat batuk, radang amandel, sariawan, tekanan darah tinggi, beri-beri, melancarkan kencing, radang ginjal, radang empedu, radang usus, sembelit, limpa, lever, kencing manis, cacingan, cacar air, sakit pinggang, sakit perut, masuk angin, dan kegemukan (Wijayakusuma

  Gambar 1. Buah Mengkudu Filum : Angiospermae Sub Filum : Dycotiledones Divisi : Lignosae Famili : Rubiaceae Genus : Morinda Spesies : Citrifolia Nama Ilmiah : Morinda Citrifolia

  Mengkudu

  6. Luas permukaan materi yang akan diekstrak.

  5. Kondisi kontak ekstraksi

  4. Jumlah stage

  Ekstraksi adalah suatu metode pemisahan komponen pada suatu campuran berdasarkan kemampuan kelarutan satu atau beberapa komponen ditambahakan biasanya berupa zat cair sedangkan campuran yang akan dipisahkan dapat berupa zat cair atau padat

  Berdasarkan Metode Kontaknya Ekstraksi terbagi menjadi 3 macam a) Eksraksi ’single stage’

  1. Solven

  Faktor – faktor yang mempengaruhi ekstraksi :

  Ekstraksi liquid solid adalah ekstraksi yang memisahkan satu atau lebih komponen dalam campuran melalui reaksi sampel ataupun tidak. Ekstraksi ini sngat dipengaruhi oleh ukuran partikel padatan yang akan diekstrak. Karena total luas permukaan akan semakin luas dengan berkurangnya ukuran partikel sedangkan luas permukaan total sangat berpengaruh baik pada ekstraksi karena reaksi sampel atau difusi.

  Ekstrak liquid- liquid memisahkan komponen dari campuran liquid yang homogen berdasarkan perbedaan kelarutannya pada solven. Karena proses pemisahan jenis ini lebih baik dari pada destilasi. (sankey B.M, 1967)

  1) Ekstrak liquid-liquid 2) Ekstrak liquid-solid

  Ekstraksi counter current adalah jenis ekstraksi yang paling efisien biasanya digunakan untuk tujuan komersial apabila memungkinkan. Rafinat dan ekstrak mengalir berlawanan arah (sankey B.M, 1967) Berdasarkan fase campuarnnya maka ekstrak terbagi menjadi 2 macam, yaitu :

  Pada ekstraksi cross current solven ditambahkan di setiap stage, hasil pemisahannya lebih baik tetapi jumlah solven yang dibutuhkan lebih banyak juga. (sankey B.M, 1967)

  c) Ekstraksi ’counter current’ Ekstraksi single stage adalah ekstraksi satu tahap dimana feed dan solven dicmapur hingga tercapai kesetimbangan dan diperoleh ekstrak yang diinginkan (sankey B.M, 1967)

  b) Ekstraksi ’cross current’

  2. Temperatur

  Perkembangan tentang destilasi sudah sangat maju pada penutup abad ke 5, namun perkembangan tentang proses dan peralatannya jauh tertinggal. Baru pada tahun 1808 Celeir dan Blumenthal dari Perancis berhasil membuat Still – Kontinyu yang pertama di Dunia. Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa pertengahan tahun 1800 kedudukan etanol di Amerika Serikat mulai

Tabel 2.3 Kandungan (%) Bahan-Bahan

  Alkohol yang sering kita temui di pasaran adalah ethyl alcohol ( Etanol ) dalam bentuk cair telah dikenal sejak awal peradaban manusia. Keahlian untuk membuta dan memisahkan alkohol dari bahan – bahan terfermentasi telah dimiliki oleh orang Mesir sejak dulu. Keahlian tersebut diturunkan kepada bangsa Arab yang telah dengan tekun mempelajari dan menyempurnakannya ( abad ke 7 sampai ke 12 sesudah masehi). Tahun 860

  Ethanol

  33,38 52,42 Sumber : Jones (2000).

  0,75 1,51 7,12 4,82

  Serat Karbohidrat

  Air Abu

  Protein Lemak

  Terpenting Dalam 100 G Buah Mengkudu Jenis bahan Kandungan (%)

  (1993) melaporkan bahwa kandungan karotin pada daun mengkudu lebih tinggi dibanding dengan yang terkandung pada daun cay sin (Brassica chinensis) dan Colocasia esculenta.

  mengkudu. Menurut penelitian dr. Mona Harrison dari fakultas Kedokteran Universitas Bolton, konsumsi sari buah mengkudu akan membantu penyediaan hormone xeronine. Xeronine dari mengkudu bekerja secara kontradiktif. Pada penderita tekanan darah tinggi, xeronin menurunkan tekanan rendah, mengkudu meningkatkan tekanan darah. Dengan kata lain, sari buah mengkudu berfungsi sebagai adaptogen, penyeimbang fungsi sel-sel tubuh.

  lumbricoides yang ada pada usus. Aalbersberg

  Pada daun mengkudu terkandung protein, zat kapur, zat besi, karoten dan askorbin. Effek farmakologis daun mengkudu pertama kali ditemukan oleh Raj dalam Darusman (2002), dilaoprkan bahwa ekstrak kloroform daun muda mengkudu secara in- cukup baik melawan cacing Ascari

  ditelusuri ternyata bahwa dalam akar, kulit, daun dan bunganya juga mengandung senyawa metabolit sekunder yang berkhasiat sebagai obat.

  ilmuwan menduga ada sejumlah zat yang berbeda-beda dalam buah mengkudu yang bekerja secara bersama-sama menghasilkan efek yang baik bagi tubuh. Namun setelah

  Hasil penelitian tentang senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada mengkudu telah banyak dilaporkan. Berdasarkan sejumlah literatur dan publikasi ilmiah, ternyata hampir pada semua bagian tanaman mengkudu terkandung berbagai macam senyawa metabolit sekunder yang berguna bagi kesehatan manusia. Bangun dan Sarwono (2002), mengemukakan bahwa semula para

  Komposisi Kimia Mengkudu

  Produk dari pohon mengkudu telah banyak di produksi oleh beberapa produsen dalam dan luar negeri dalam bentuk jus dan kapsul buah mengkudu. Dan di dalam proses produksi jus mengkudu akan dihasilkan limbah berupa biji. Jumlah biji mengkudu yang dihasilkan cukup besar yaitu 20% – 25% dari total berat buah yang diperlukan.

  Pesatnya perkembangan industri obat tradisional yang mengolah buah mengkudu belum diimbangi dengan upaya pengembangan budidaya yang memadai. Baru beberapa tahun terakhir di beberapa daerah petani dan pengusaha agribisnis mengebunkan mengkudu dalam luas areal yang masih terbatas dan dengan cara-cara budidaya yang masih sangat sederhana, sehingga untuk memenuhi kebutuhan buah mengkudu sebagai bahan baku industri obat sebagian besar masih dipanen dari tanaman liar.

  Efek kontradiktif buah mengkudu juga telah diteliti oleh Y. Murati (1981) dari fakultas Kedokteran UGM. Perasan daging buah mengkudu memberikan perubahan sangat berarti pada jantung, yaitu menurunkan kekuatan kontraksi otot jantung, menurunkan kecepatan denyut jantung dan menaikkan jumlah aliran darah koroner jantung setiap menitnya.

  • – 940, Rhases berhasil menemukan suatu cara untuk memekatkan anggur melalui destilasi menggunakan kapur dan abu.
  • – besaran, tetapi karena produksinya masih sangat mahal, bahan ini tidak dapat bersaing dengan alkohol hasil fermentasi.

  • Rumus molekul : C
  • Densitas : 0,789 gr/cm
  • Cp ( 25

  • Berat molekul : 46,07 gr/mol
  • Wujud (25

  • Boiling point
  • Titik beku : -117,3 C • P Kritis : 63 atm
  • T kritis : 243,3 C • Mudah menguap (volatile)
  • Dapat bercampur dengan air dengan segala perbandingan

  2 H

  menggunakan pelarut yang mudah menguap, seperti alkohol. Hasil ekstraksi yang didapatkan kemudian di destilasi, sehingga didapatkanlah yield berupa minyak biji mengkudu yang disebut dengan ekstrak. Sedangkan Serbuk biji mengkudu yang telah diekstraksi disebut dengan rendemen, yaitu sisa hasil ekstraksi atau raffinat.

  dapat diperoleh dengan cara mengekstraksi biji mengkudu yang telah dikeringkan dan dihaluskan

  Minyak biji mengkudu merupakan salah satu jenis dari minyak atsiri. Minyak biji mengkudu

  Minyak Biji Mengkudu

  Minyak tersebut disintesis dalam sel kelenjar pada jaringan tanaman dan ada juga yang terbentuk dalam pembuluh resin, misalnya minyak terpentin dari pohon pinus dihasilkan oleh tanaman dapat juga terbentuk dari hasil degradasi trigliserida oleh enzim atau dapat dibuat secara sintesis. Minyak atsiri umumnya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O) serta beberapa persenyawaan kimia yang mengandung unsur unsur nitrogen (N) dan belerang (5). Umumnya komponen kimia dalam minyak atsiri terdiri dari campuran hidrokarbon dan turunannya yang mengandung oksigen yang disebut dengan terpen atau terpenoid. Terpen merupakan persenyawaan hidrokarbon tidak jenuh dan satuan terkecil dalam molekulnya disebut isopren (CsHa). Senyawa terpen mempunyai rangka karbon yang terdiri dari 2 atau lebih satuan isopren. Klassifikasi dari terpen didasarkan atas jumlah satuan isopren yang terdapat dalam molekulnya

  Minyak atsiri merupakan salah satu hasil sisa proses metabolisme dalam tanaman, yang terbentuk karena reaksi antara berbagai persenyawaan kimia dengan adanya air.

  Minyak Atsiri

  2) Media ekstraksi Untuk pembuatan acetaldehide, asam asetat, ethylen, butadien, 2-ethyl heksanol, pembuatan zat warna, obat – obatan, elastomer, detergen, pelapis permukaan, kosmetik, anti freez ( anti beku ), media pertumbuhan yeast.

  banyak kegunaan, yaitu sebagai : 1) Pelarut untuk resin, lemak, fatty acid, minyak, hidrokarbon.

  5 OH yang dalam industri mempunyai

  : 78,3 C

  Etanol adalah suatu senyawa dengan rumus molekul C

  C) : 0,69 kkal/gr C

  3

  C) : cair tidak berwarna

  5 OH

  2 H

  Sifat fisika dan kimia ethanol antara lain adalah :

  Namun dalam perkembangan dewasa ini, harga alkohol sintetik menunjukkan akan bersaing dengan alkohol dari fermentasi bahan – bahan berkarbohidrat ( STAFF, Chem.Mark.Rep, 1982). Dalam skala besar etanol hasil produksi secara fermentasi akan tergantung pada perbaikan proses yang dilakukan sehingga dapat memproduksi hasil yang maksimal ( Noo-Young,1986).

  Sejak tahun 1920 bahan bakar etanol murni mulai dipakai di Argentina, Australia, Kuba, Jepang, Columbia, Afrika Selatan, dan Swedia. Pada perang dunia I alkohol sintetik telah diproduksi secara besar

  Pada pertengahan abad ke 19 orang sudah dapat membuat alkohol secara sintetik. Pemanfaatnya juga tidak terbatas pada minuman keras, kosmetik, bakar, pelarut, antiseptik dan sebagai bahan antara pembuatan sejumlah besar bahan organik lainnya.

  menggeser penggunaan minyak ikan paus sebagai lampu penerangan karena etanol tersebut bersih dan tidak menimbulkan bau.

  Dari hasil penelitian sebelumnya yang mengekstraksi biji mengkudu dengan pelarut heksane dan menggunakan variabel proses seperti konsentrasi pelarut, volume pelarut dan waktu ekstraksi diketahui bahwa minyak biji mengkudu memiliki berat jenis (densitas) yang berkisar antara 0,8323 – 0,8541 gr/ml. Selain itu, didapatkan juga indeks bias dari minyak biji mengkudu dengan kisaran 1,4459 – 1,4657. Sedangkan angka penyabunan untuk minyak biji mengkudu berkisar antara 180,9316 – 186,3269 mg Ekstraksi yang berlangsung memakai rasio (etanol/mengkudu) 2,3,4 dan siklus ekstraksi 1,2,3, memakai pelarut etanol 96 %, suhu ekstraksi 80 C dan dilakukan destilasi untuk mendapatkan minyaknya.

  Proses ekstaraksi minyak minyak biji mengkudu dilakukan dengan memberikan perlakuan pada minyak biji mengkudu dengan etanol dengan variasi rasio (etanol/mengkudu) adalah 2,3,4.

  KOH/gr minyak. Angka penyabunan adalah bilangan yang menunjukan banyaknya mg KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan minyak secara sempurna dari 1 gr minyak. Angka penyabunan sangat dipengaruhi oleh berat molekul. Semakin tinggi berat molekul maka angka penyabunan akan semakin rendah.

  Semakin rendah angka penyabunan maka kualitas minyak akan semakin baik. Sifat fisika dan kimia minyak mengkudu :

  • Mempunyai titik didih

  1) Persiapan Bahan Dasar Diambil buah mengkudu yang sudah masak kemudian dipisahakan biji mengkudu dengan kulit buah, dilakukan dengan cara pencucian dengan air dan penyaringan, untuk menurunkan kadar air dalam biji mengkudu , maka dilakukan pengeringan terhadap biji mengkudu mengggunakan sinar matahari sehingga diperkirakan kadar airnya tersisa 2% - 8%. Biji kering tersebut selanjutnya dihaluskan.

  o

  C

  • Berat moleku l: 250 – 285 gr/mol
  • Densitas : 0,8154 - 0,9377 gr/ml
  • Angka penyabunan

  : 185 mg KOH/gr minyak

  : 220 – 290

  3.3 Prosedur Penelitian

  • Tidak larut dalam air
  • Larut dalam alkohol dan eter
  • Berwarna kuning kecoklatan

III. METODOLOGI PENELITIAN Peralatan dan Bahan Baku

  Gambar 2. Rangkaian Alat

  Bahan baku proses ini adalah biji mengkudu dan etanol 96 %, Bahan baku tersebut diekstraksi dalam suatu soklet ekstraksi pada Gambar 2.

  2) Persiapan pelarut Pelarut organik yang digunakan adalah etanol dengan konsentrasi etanol 96%.

  Variasi volume larutan disesuaikan dengan rasio (etanol / mengkudu) yang telah ditetapkan yaitu 2, 3 ,4. 3) Tahap Ekstraksi

  Pada tahap ini, serbuk biji mengkudu yang telah di bungkus dengan kertas saring diekstraksi dalam soklet dengan pelarut etanol 96 % variasi volume pelarut disesuikan dengan rasio (etanol/mengkudu) dengan rasio yang ditetapkan 2,3,4 dan jumlah siklus ekstraksi ditetapakan 1,2,3.

  Untuk cara kerja sokletasi yaitu pertama-tama yang harus dilakukan adalah serbuk sampel dibungkus dengan kertas saring atau tempat tertentu. Kemudian dimasukkan ke dalam alat soklet. Pelarut etanol ditambahkan dari bagian atas sampai tumpah ke dalam labu. Ditambahkan pelarut lagi kira-kira sampai setengahnya. Labu yang sudah berisi pelarut tersebut dipanaskan pada suhu 80

  o

  C sampai mendidih. Pada proses ini uap pelarut akan naik dan bersentuhan dengan kondensor. Dimana uap akan terkondensasi dan menetes di atas sampel dan selanjutnya merendam sampel

3.2 Perlakuan Dan Rancangan Penelitian

3.2.1. Perlakuan Penelitian

  tersebut. Selama proses ini serbuk sampel akan

  V N

  40 × ×

  Angka Asam =

  terekstraksi. Apabila ekstrak sudah sampai pada

  Ws

  batas “pipa u” maka ekstrak akan turun ke labu Dimana : V = Volume titrasi NaOH dan akan mendidih kembali. Proses ini akan

  N = Normalitas NaOH berjalan terus menerus sampai semua ekstrak Ws = Berat sampel terekstraksi.

  Destilasi dilakukan pada suhu 80 C untuk menguapkan dan mengambil pelarut yang masih

  IV. HASIL DAN PENGAMATAN bercampur dengan minyak.

  4.1 Hasil Penelitian

  Berikut data hasil pengamatan dari

3.4 Prosedur Analisa Hasil

  penelitian yang telah dilakukan. Hasil yang

  3.4.1 Menghitung Berat Jenis Minyak

  diamati berupa keadaan fisik dari minyak biji 1) Menimbang piknometer kosong yang telah mengkudu dan jumlah / hasil yang diperoleh, dibersihkan dan dikeringkan. meliputi : data hasil ekstraksi, data hasil

  2) Menimbang piknometer yang telah berisi sampel analisa berat jenis, data hasil analisa viskositas minyak biji mengkudu. dan data hasil analisa angka asam. 3) Berat jenis dihitung dengan persamaan :

  4.1.1 Pengamatan Fisik Sampel WsWo

  Ekstraksi minyak biji mengkudu dengan Densitas

  = Rasio (Ethanol/Mengkudu) sebesar 2

  V Dimana : Ws = Berat pikno berisi

Tabel 4.1. Pengamatan Fisik Minyak Biji

  Wo = Berat pikno kosong

  Mengkudu Secara Ekstraksi dengan Rasio

  V = Volume Piknometer

  2

  3.4.2 Menghitung Viskositas

  Siklus Aspek Kualitatif 1) Siapkan Viskometer yang akan digunakan bersama stopwatch. o

  Warna coklat bening dan 2) Masukkan sampel minyak biji mengkudu dan encer hisap sampel dari bagian atas viskometer dengan o

  1 Tidak ada gelembung menggunakan bola karet atau pompa vakum o Bau tidak terlalu pekat sampai garis batas pertama. o Ada sedikit endapan

  3) Hitung waktu tempuh sampel hingga mencapai garis batas kedua. o Warna coklat bening dan

  4) Viskositas dapat dihitung dengan persamaan : encer

   Viskositas = 0,014 x waktu tempuh sampel o

  Tidak ada gelembung Dimana 0,014 merupakan nilai tetapan o

  2 Bau tidak terlalu pekat viskositas. o Ada sedikit endapan

  3.4.3 Menghitung Angka Asam

  1) Timbang 0,1 gram contoh minyak ke dalam o Warna coklat bening dan sebuah labu erlenmeyer 250 ml. encer

  2) Tambahkan 100 ml campuran pelarut yang telah o Tidak ada gelembung

  3 dinetralkan ke dalam labu erlenmeyer tersebut o Bau tidak terlalu pekat

  3) Dalam keadaan teraduk kuat, titrasi larutan isi o Ada sedikit endapan labu erlenmeyer dengan larutan NaOH dalam alkohol sampai kembali berwarna merah jambu dengan intensitas yang sama seperti pada campuran pelarut yang telah dinetralkan di atas.

  Warna merah jambu ini harus bertahan paling sedikitnya 15 detik. 4) Catat volume titran yang dibutuhkan (V ml). 5) Angka Asam dihitung denga persamaan :

  Ekstraksi minyak biji mengkudu dengan Rasio (Ethanol/Mengkudu) sebesar 3

  1 0,82 3,85

  1 7,95 15,9 2 11,16 22,32 3 10,04 20,08

  4.1.3 Hasil Analisa Minyak Biji Mengkudu Tabel4.5. Data Hasil Analisa Minyak Biji Mengkudu dengan Pelarut Ethanol

  VARIABEL (Rasio dan

  Siklus)

  ρ

  (gr/ml) µ

  (cSt) ANGKA ASAM

  2

  50 100 = gr gr

  16,4 2 0,824 3,276 19,776 3 0,868 2,954 24,304

  4

  3

  50 150 = gr gr

  1 0,828 2,548 26,496 2 0,89 2,772 24,92 3 0,844 2,646 20,256

  4

  50 200 = gr gr

  1 0,93 2,674 18,6 2 0,932 2,632 29,824 3 0,908 2,87 21,792

  4.2 Pembahasan

  4.2.1 Hasil Penelitian Ekstraksi Minyak Biji Mengkudu

  Dari hasil ekstraksi minyak biji mengkudu dengan pelarut ethanol diperoleh % yield yang berbeda-beda, sesuai dengan variabelnya terutama berdasarkan perbedaan

  50 200 = gr gr

  1 4,74 9,48 2 5,01 10,02 3 6,35 12,7

Tabel 4.2. Pengamatan Fisik Minyak Biji Mengkudu Secara Ekstraksi dengan Rasio 3

  2 o Warna coklat muda dan kental o

  Siklus Aspek Kualitatif

  1 o Warna hitam dan encer o Tidak ada gelembung o Bau pekat o Ada sedikit endapan

  2 o Warna hitam dan encer o Tidak ada gelembung o Bau pekat o Ada sedikit endapan

  3 o Warna hitam dan encer o Tidak ada gelembung o Bau pekat o Ada sedikit endapan

  Ekstraksi minyak biji mengkudu dengan Rasio (Ethanol/Mengkudu) sebesar 4

Tabel 4.3. Pengamatan Fisik Minyak Biji Mengkudu Secara Ekstraksi dengan Rasio 4

  Siklus Aspek Kualitatif

  1 o Warna coklat muda dan kental o

  Tidak ada gelembung o Bau pekat o Ada banyak endapan

  Tidak ada gelembung o Bau pekat o Ada banyak endapan

  50 150 = gr gr

  3 o Warna coklat tua dan kental o

  Tidak ada gelembung o Bau pekat o Ada banyak endapan

Tabel 4.4. Data Hasil Ekstraksi Minyak dari Biji Mengkudu

  VARIABEL (Rasio dan Siklus)

  MASSA MINYAK (gram)

  YIELD (%)

  2

  50 100 = gr gr

  1 9,24 18,84 2 9,22 18,44 3 4,78 9,56

  3

4.1.2 Hasil Ekstraksi Minyak Biji Mengkudu

  rasio antara ethanol dan mengkudu. Ekstraksi dengan rasio 2 akan memberikan yield sebesar 9,56 – 18,84 %. Ekstraksi dengan rasio 3 memberikan yield sebesar 9,48 – 12,70 %. Sedangkan ekstraksi dengan rasio 4 memberikan yield sebesar 15,90 – 22,32 %. Hal ini sesuai dengan literatur yang sudah ada. mengandung kadar minyak sebesar 6,5693 – 23,59 %.

  4.2.3 Analisa Viskositas dari Minyak Biji Mengkudu

  /sec. Hal ini menunjukan bahwa ekstraksi dengan rasio 3 memberikan hasil yang lebih baik, sehingga

  2

  Dan hasil ekstraksi dengan rasio 4 berkisar antara 2,632 – 2,87 mm

  2 /sec.

  /sec. Untuk hasil yang diperoleh dari ekstraksi dengan rasio 3 berkisar antara 2,548 – 2,772 mm

  2

  /sec. Sedangkan hasil yang diperoleh dari ekstraksi dengan rasio 2 berkisar antara 2,954 – 3,85 mm

  2

  Dari literatur, bahwa diketahui nilai viskositas minyak biji mengkudu berkisar antara 2,436 - 3,81 mm

  Untuk analisa viskositas dari minyak biji mengkudu, diperoleh nilai viskositas dari ekstraksi dengan pelarut ethanol tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan berat jenisnya. Jika viskositas semakin tinggi, tahanan untuk mengalir akan semakin tinggi. Jadi untuk minyak, semakin rendah viskositas maka akan semakin baik.

  Dari hasil analisa yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa semankin besar rasio antara ethanol dan mengkudu dan lama waktu ekstraksi, maka semakin tinggi nilai berat jenisnya. Hal ini disebabkan karena kandungan minyak yang diperoleh semakin banyak denga bertambahnya variabel proses tersebut. Nilai berat jenis tertinggi dihasilkan dari ekstraksi 2 siklus dengan rasio 4 yaitu sebesar 0,932 gr/ml. Sedangkan nilai berat jenis terendah dihasilkan dari ekstraksi 1 siklus denga rasio 2 yaitu sebesar 0,82 gr/ml. Semakin tinggi nilai berat jenis minyak menunjukan kualitas minyak yang semakin baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa rasio antara ethanol dan mengkudu, dan lamanya siklus ekstraksi mempengaruhi berat jenis minyak.

  Dari yield yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ekstraksi dengan rasio 4 akan memberikan hasil yang optimal, terutama setelah mencapai 2 siklus ekstraksi, yakni sebesar 22,32 %.

  Gambar 4. Pengaruh Rasio (Ethanol / Mengkudu) dan Jumlah Siklus Ekstraksi terhadap Berat Jenis Minyak Biji Mengkudu

  Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4

  4 Siklus Ekstraksi B er at Jen is ( g r/ m l)

  3

  2

  1

  0,8 0,85 0,9 0,95

  Dari literatur, diketahui bahwa nilai berat jenis minyak biji mengkudu berkisar antara 0,8154 - 0,9377 gr/ml. Sedangkan hasil yang diperoleh dari ekstraksi dengan rasio 2 berkisar antara 0,82 – 0,868 gr/ml. Untuk hasil yang diperoleh dari ekstraksi dengan rasio 3 berkisar antara 0,824 – 0,89 gr/ml. Dan hasil ekstraksi dengan rasio 4 berkisar antara 0,908 – 0,932 gr/ml. Hal ini menunjukan bahwa ekstraksi dengan rasio 4 memberikan hasil yang lebih baik, sehingga disarankan untuk menggunakan rasio antara ethanol dan mengkudu yang lebih besar.

  Untuk analisa berat jenis dari minyak biji mengkudu, diperoleh nilai berat jenis dari ekstraksi dengan pelarut ethanol yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan nilai berat jenis ethanol itu sendiri tinggi sehingga akan mempengaruhi nilai berat jenis minyak yang dihasilkan.

  Gambar 3. Pengaruh Rasio (Ethanol / Mengkudu) dan Jumlah Siklus Ekstraksi terhadap Yield Minyak Biji Mengkudu

  5 10 15 20 25 1 2 3 4 Siklus Ekstraksi Y ie ld ( % ) Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4

4.2.2 Analisa Berat Jenis dari Minyak Biji Mengkudu

  disarankan untuk menggunakan rasio antara ethanol

  35 dan mengkudu yang kecil.

  30

  25 Rasio 2 sam

  20 Rasio 3

  5 ka A

  15 g

  Rasio 4 sec) n

  10

  4 A 2/

  5 Rasio 2

  3 m

  Rasio 3

  1

  2

  3

  4 tas (

  2 Rasio 4 si

  Siklus Ekstraksi

  1 isko

  V Gambar 6. Pengaruh Rasio (Ethanol /

  Mengkudu) dan Jumlah Siklus Ekstraksi

  1

  2

  3

  4

  terhadap Angka Asam Minyak Biji Mengkudu

  Siklus Ekstraksi

  Dari hasil analisa diperoleh, dapat Gambar 5. Pengaruh Rasio (Ethanol / Mengkudu) dan disimpulkan bahwa semakin besar angka asam

  Jumlah Siklus Ekstraksi terhadap Viskositas Minyak maka semakin banyak minyak yang telah Biji Mengkudu terhidrolisis dan begitu juga sebaliknya. Untuk pelarut ethanol angka asam tertinggi mencapai

  Dari hasil analisa yang diperoleh, dapat 29,824 pada rasio 4 dan 2 siklus ekstraksi. disimpulkan bahwa kecilnya rasio antara ethanol dan

  Sedangkan angka asam terendah mancapai mengkudu, dan lama waktu ekstraksi, maka semakin 16,4 pada rasio 2 dan 1 siklus ekstraksi. Dari rendah nilai viskositasnya. Nilai visositas terendah data perhitungan analisa yang diperoleh dapat dihasilkan dari ekstraksi 1 siklus dengan rasio 3 yaitu

  2

  disimpulkan bahwa minyak biji mengkudu sebesar 2,548 mm /sec. Sedangkan nilai viskositas yang dihasilkan pada rasio tertinggi dihasilkan dari ekstraksi 1 siklus dengan

  2

  (ethanol/mengkudu) 4 lebih baik daripada rasio 2 yaitu sebesar 3,85 mm /sec. Semakin rasio 3 dan rasio 2. rendahnya nilai viskositas minyak menunjukan kualitas minyak yang semakin baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa rasio antara ethanol dan mengkudu, dan lamanya siklus ekstraksi mempengaruhi

  V. KESIMPULAN DAN SARAN viskositas minyak.

  5.1 Kesimpulan

  Dari penelitian yang telah dilakukan,

4.2.4 Analisa Angka Asam dari Minyak Bij

  dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain :

  Mengkudu

  1) Pada ekstraksi minyak biji mengkudu, Angka asam menunjukan banyaknya asam rasio antara ethanol dan mengkudu dan lemak bebas dalam minyak yang dinyatakan dengan lamanya siklus ekstraksi akan mg NaOH / gr sampel. Dari literatur diperoleh bahwa mempengaruhi jumlah yield yang angka asam dari minyak biji mengkudu berkisar dihasilkan. antara 15,12 - 29,3069 mg NaOH / gram minyak.

  2) Pada ekstraksi minyak biji mengkudu, Angka asam juga merupakan parameter penting semakin besar rasio antara ethanol dan dalam menentukan kualitas minyak. Angka ini mengkudu maka semakin banyak yield menunjukan banyaknya asam lemak bebas yang yang dihasilkan. terkandung di dalam minyak akibat reaksi hidrolisis

  3) Pada ekstraksi minyak biji mengkudu, akibat reaksi kimia, pamanasan dan proses fisika. semakin lama siklus ekstraksi akan menghasilkan yield yang terbesar.

  4) Minyak biji mengkudu dengan yield yang tertinggi memiliki sifat fisik yaitu warna coklat muda dan kental, tidak ada gelembung, bau menyengat, dan ada banyak endapan. 5) Dari variabel proses yang diteliti, jumlah yield yang paling tinggi dihasilkan dari ekstraksi minyak biji mengkudu dengan menggunakan rasio antara ethanol dan mengkudu sebesar 4, dan dengan ekstraksi sebanyak 2 siklus dengan nilai 22,32%.

5.2 Saran

  1) Untuk pembuatan minyak dari biji mengkudu menguap sebaiknya dicoba dengan metode lain sehingga dapat dibandingkan keuntungan dan kerugiannya. 2) Disarankan untuk menambah analisa hasil untuk mengetahui kualitas minyak biji mengkudu yang lebih akurat. 3) Untuk menghasilkan minyak dari biji mengkudu selain menggunakan pelarut ethanol sebaiknya dicoba dengan jenis pelarut yang lainnya sehingga dapat dibandingkan kualitas dari minyak yang dihasilkan.

VI. DAFTAR PUSTAKA

  Bangun & Sarwono. 2002. Khasiat dan Manfaat Mengkudu. Agro Media Pustaka : Jakarta. Gunther, E. 1990. Minyak Atsiri jilid IIIA.

  Universitas Indonesia : Jakarta. Peneliti Muda di P3 Teknologi Farmasi dan Medika.

  2005. Minyak Dari Biji Mengkudu. Koran Cakrawala edisi Kamis,28 April 2005 : Jakarta.

  

th

  Treyball, R. E . 1981. Mass Transfer Operation 3

  Edition. Mc Graw Hill Book Company : Singapore.

  Waha, G. M. 2008. Sehat dengan Mengkudu.

  : Palembang. Werdianto, E. dkk. 2006. Pengaruh Variabel Proses

  Terhadap Kandungan Minyak Biji Mengkudu Menggunakan Metode Ekstraksi dengan Larutan Heksana.

  Laporan Penelitian 19 September 2006. Fakultas Teknik : Inderalaya. Wulandari, M. dkk. 2008. Ekstraksi Minyak Atsiri

  dari Biji Buah Mengkudu Menggunakan N-Heksana. Jurnal Teknik Kimia D3 15 Juli

  2008. Fakultas Teknik : Surabaya.