Modul Pengajaran dan Praktik Teknologi I

MODUL MATA AJARAN
(TEORI & PRAKTIK)

TEKNOLOGI INFORMASI KESEHATAN II

DISUSUN OLEH:
MUSTARA

PROGRAM STUDI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN CIREBON

POITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TASIKMALAYA

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
selesainya penyusunan modul mata ajaran teknologi dan informasi kesehatan 2
(Pengenalan Aplikasi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan). Modul ini disusun guna
mempermudah mahasiswa dalam mempelajari sekaligus mempraktikan ilmu
dalam mata kuliah ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak terdapat banyak kekurangan dalam

modul ini, oleh karenanya penyusun sangat mengharapkan kritik dan masukan
demi penyempurnaan modul ini. Walaupun modul ini masih banyak kekurangan,
namun penyusun berharap semoga modul ini dapat bermanfaat dan membantu
mahasiswamemahami dan mempraktikan mata ajaran teknologi dan informasi
kesehatan 2 (Pengenalan Aplikasi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan).
Pada akhirnya penyusun banyak mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyelesaian modul ini.

Penyusun,

i

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
Deskripsi Singkat ............................................................................................... 1
Relevansi ........................................................................................................... 1

Tujuan Instruksional ......................................................................................... 2
POKOK BAHASAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN NASIONAL ........................... 3
Pengertian ........................................................................................................ 3
Tujuan ............................................................................................................... 4
Peran SIK dalam Sistem Kesehatan .................................................................. 5
Pengembangan SIK ........................................................................................... 7
POKOK BAHASAN PENGENALAN APLIKASI PADA FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN........................................................................................................... 9
Pendahuluan ..................................................................................................... 9
Aplikasi di Puskesmas ....................................................................................... 9
Aplikasi di Rumah Sakit................................................................................... 18
Latihan/Tugas ................................................................................................. 21
POKOK BAHASAN KONSEP SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
(SIMRS) ............................................................................................................... 23
Pengertian ...................................................................................................... 23
Tujuan ............................................................................................................. 23
ii

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM
Arsitektur dan Unsur Keamanan SIMRS ......................................................... 24

POKOK BAHASAN APLIKASI SIMRS ..................................................................... 27
Aplikasi Sistem Klasifikasi Penyakit dan Tindakan (ICD) ................................. 27
Aplikasi Sistem Pembiayaan Kesehatan di RS ................................................ 29
POKOK BAHASAN KONSEP SISTEM INFORMASI PUSKESMAS ............................ 40
Pengertian ...................................................................................................... 40
Tujuan ............................................................................................................. 40
Sumber Informasi SIMPUS ............................................................................. 41
Mekanisme Penyelenggaraan SIMPUS ........................................................... 42
POKOK BAHASAN APLIKASI SIMPUS ................................................................... 43
Aplikasi Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS) ............................................. 43
Pengaturan Kabupaten/Kota dan Puskesmas ................................................ 43
Modul Loket ................................................................................................... 57
Modul Pelayanan ............................................................................................ 59
Modul Apotik .................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 65
RIWAYAT PENULIS .............................................................................................. 66

iii

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM


PENDAHULUAN

Deskripsi Singkat
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan baik
puskesmas maupun rumah sakit saat ini sudah didorong dengan perkembangan
teknologi dan informasi. Pelayanan kesehatan terhadap pasien pada suatu
institusi kesehatan dimulai dari pendaftaran sampai dengan pasien pulang. Hal
itu perlu dilakukan pencatatan dan pendokumentasian terhadap apa yang sudah
dilakukan terhadap pasien.
Pencatatan dan pendokumentasian serta pelayanan terhadap pasien dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi diharapkan dapat
mendorong optimalisasi pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh karena
itu, berbagai perangkat lunak dikembangkan untuk itu. Beberapa perangkat
lu ak a g digu aka di ‘u ah “akit a tara lai : “IM‘“, INA CBG s, da ICD X.
Sedangkan beberapa aplikasi yang digunakan di Puskesmas antara lain SIMPUS.

Relevansi
Penguasaan terhadap keterampilan menggunakan berbagai aplikasi di fasilitas
pelayanan kesehatan akan sangat membantu lulusan D3 perekam medis dan

informasi kesehatan. Lulusan D3 sebagai tenaga yang dihasilkan dari program
pendidikan vokasional tentunya harus memiliki keterampilan yang dapat
diunggulkan. Berbagai perkembangan saat ini terkait dengan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas dan RS) pada
kenyataannya sudah memanfaatkan berbagai aplikasi baik itu yang
dikembangkan sendiri maupun hasil pengembangan instansi lain. Tentunya

1

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM
pembelajaran tentang berbagai konsep aplikasi dan penggunaanya perlu
dikuasai oleh lulusan rekam medis.

Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari modul ini diharapakan mahasiswa mampu:
1. Mengetahui berbagai macam bentuk aplikasi perangkat lunak pada
fasilitas pelayanan kesehatan
2. Mengoperasikan aplikasi perangkat lunak yang dipakai di fasilitas
pelayanan kesehatan


2

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

POKOK BAHASAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian
Kementerian Kesehatan sudah sejak lama mengembangkan Sistem
Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS). Sejak diciptakannya Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) pada tahun 1970an. Pengembangan SIKNAS ini semakin ditingkatkan lagi sejak tahun 1984
dengan dibentuknya Pusat Data Kesehatan pada Departemen Kesehatan
RI. Namun dalam perkembangannya pengembangan SIKNAS masih
memiliki hambatan dan tantangan yang perlu diselesaikan.
Sistem Informasi Kesehatan Nasional merupakan bagian dari konsep
Sistem Informasi Kesehatan (SIK). Menurut Perturan Pemerintah (PP)
Nomor 46 Tahun 2014 SIK adalah seperangkat tatanan yang meliputi data,
informasi, indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya
manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk
mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam mendukung
pembangunan kesehatan. Pengertian lain dari SIK adalah adalah suatu

sistem yang menyediakan dukungan informasi bagi proses pengambilan
keputusan di setiap jenjang administrasi kesehatan, baik di tingkat unit
pelaksana upaya kesehatan, di tingkat kabupaten/kota, di tingkat provinsi,
maupun di tingkat pusat.
Pengambilan keputusan akan lebih mudah jika semua informasi yang
dibutuhkan sudah tersedia. Untuk tujuan itu, suatu sistem informasi perlu
dibangun dengan mengorganisir berbagai data yang telah dikumpulkan
secara sistematik, memproses data menjadi informasi yang berguna.
3

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

Sistem informasi atau sistem informasi manajemen pada hakekatnya
adalah serangkaian prosedur dan integrasinya dengan perangkat dan
manusia untuk menghasilkan data/informasi untuk manajemen. Sistem
informasi merupakan tatanan yang melibatkan manusia, peralatan, dan
prosedur untuk menghasilkan data dan informasi yang digunakan untuk
pengambilan keputusan.
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus didukung oleh SIK yang
baik. SIK dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan

harus dapat mengelola data, informasi, dan indikator kesehatan. Data
kesehatan adalah angka dan fakta kejadian berupa keterangan dan tandatanda yang secara relatif belum bermakna bagi pembangunan kesehatan.
Informasi kesehatan adalah data kesehatan yang telah diolah atau
diproses menjadi bentuk yang mengandung nilai dan makna yang berguna
untuk meningkatkan pengetahuan dalam mendukung pembangunan
kesehatan, dan indikator kesehatan adalah istilah, nilai, dan/atau
tingkatan sebagai variabel yang membantu untuk menganalisis atau
mengukur status kesehatan atau perubahan baik langsung maupun tidak
langsung dalam pembangunan kesehatan.
Data kesehatan dalam SIK terdiri dari 2 yaitu: (1) Data yang dikumpulkan
secara teratur oleh penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan, instansi
Pemerintah Daerah, dan instansi Pemerintah melalui pencatatan dan
pelaporan atau cara lain disebut data rutin; (2) Data yang dikumpulkan
sewaktu-waktu sesuai kebutuhan dan prioritas pembangunan kesehatan
yang ditetapkan oleh Pemerintah disebut data non rutin.

Tujuan
Pengaturan Sistem Informasi Kesehatan ini bertujuan untuk:
4


MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

1. Menjamin ketersediaan, kualitas, dan akses terhadap Informasi
Kesehatan
yang
bernilai
pengetahuan
serta
dapat
dipertanggungjawabkan;
2. Memberdayakan peran serta masyarakat, termasuk organisasi
profesi dalam penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan;
3. Mewujudkan penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan dalam
ruang lingkup sistem kesehatan nasional yang berdaya guna dan
berhasil guna terutama melalui penguatan kerja sama, koordinasi,
integrasi, dan sinkronisasi dalam mendukung penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang berkesinambungan

Peran SIK dalam Sistem Kesehatan
Menurut World Health Organization WHO dala

uku Design and
Implementaiton of Health Information System
ahwa suatu siste
informasi kesehatan tidak dapat berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian
dari suatu sistem kesehatan. Sistem informasi kesehatan yang efektif
memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan
semua jenjang. Sistem informasi harus dijadikan sebagai alat yang efektif
bagi manajemen. WHO juga menyebutkan bahwa SIK merupakan salah
satu
dari
6
uildi g
lo ks
atau
komponen utama dalam suatu sistem kesehatan. Enam komponen Sistem
kesehatan tersebut adalah:
1. Service Delivery / Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
2. Medical products, vacines, and technologies / Produk Medis,
Vaksin, dan Teknologi Kesehatan
3. Health Workforce / Tenaga Medis

4. Health System Financing / Sistem Pembiayaan Kesehatan
5. Health Information System / Sistem Informasi Kesehatan
5

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

6. Leadership and Governance / Kepemimpinan dan Pemerintahan
SIK disebut sebagai salah satu dari 7 komponen yang mendukung suatu
sistem kesehatan, dimana sistem kesehatan tidak bisa berfungsi tanpa
satu dari komponen tersebut. SIK bukan saja berperan dalam memastikan
data mengenai kasus kesehatan dilaporkan tetapi juga mempunyai
potensi untuk membantu dalam meningkatkan efisiensi dan transparansi
proses kerja. Sistem Kesehatan Nasional terdiri dari dari tujuh subsistem,
yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Upaya kesehatan,
Penelitian dan pengembangan kesehatan,
Pembiayaan kesehatan,
Sumber daya manusia kesehatan,
Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan,
Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan,
Pemberdayaan masyarakat

SIK Nasional yang diharapkan adalah SIK Terintegrasi yaitu sistem
informasi yang menyediakan mekanisme saling hubung antar sub sistem
informasi dengan berbagai cara yang sesuai dengan yang dibutuhkan,
sehingga data dari satu sistem secara rutin dapat melintas, menuju atau
diambil oleh satu atau lebih sistem yang lain. Hal ini melingkupi sistem
secara teknis (sistem yang bisa berkomunikasi antar satu sama lain) dan
konten (data set yang sama). Aliran informasi antar sistem sangat
bermanfaat bila data dalam file suatu sistem diperlukan juga oleh sistem
yang lainnya, atau output suatu sistem menjadi input bagi sistem lainnya.
Bentuk fisik dari SIK Terintegrasi adalah sebuah aplikasi system informasi
yang dihubungkan dengan aplikasi lain (aplikasi sistem informasi
puskesmas, sistem informasi rumah sakit, dan aplikasi lainnya) sehingga
6

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

secara interoperable terjadi pertukaran data antar aplikasi. Dengan SIK
Terintegrasi, data entri hanya perlu dilakukan satu kali sehingga data yang
sama akan disimpan secara elektronik dan bisa dikirim dan diolah. SIK
Terintegrasi yang berbasis elektronik adalah strategi pengembangan yang
akan diadopsi untuk meringankan beban pencatatan dan pelaporan
petugas kesehatan di lapangan.
Dalam rangka mewujudkan SIK Terintegrasi, dikembangkan model SIK
Nasional yang menggantikan sistem yang saat ini masih diterapkan di
Indonesia. Model ini memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi tetapi tetap dapat menampung SIK Manual untuk fasilitas
kesehatan yang masih mempunyai keterbatasan infrastruktur (seperti
pasokan listrik dan peralatan komputer serta jaringan internet). Kedepan
semua pemangku kepentingan SIK bisa bergerak menuju ke arah SIK
Komputerisasi dimana proses pencatatan, penyimpanan dan diseminasi
informasi bisa lebih efisien dan efektif serta keakuratan data dapat
ditingkatkan.

Pengembangan SIK
Landasan pembangunan kesehatan di Indonesia mengacu pada Sistem
Kesehatan Nasional (SKN) yang sudah ditetapkan berdasarkan Perpres
Nomor 72 tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional. Dalam SKN
terdapat 7 sub sistem yang salah satunya adalah sub sistem manajemen,
informasi, dan regulasi kesehatan. Secara konseptual tata hubungan antar
sub sistem dalam kerangka SKN sebagaimana terlihat dalam gambar 1
dibawah ini:

7

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

Gambar 1 Tata Hubungan Sub Sistem Dalam SKN

Strategi Pengembangan SIKNAS adalah sebagai berikut:
1. Integrasi sistem-sistem informasi kesehatan yang ada
2. Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan bersama
(sharing) data dan informasi terintegrasi.
3. Fasilitasi pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Daerah
4. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen
5. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat
6. Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi

8

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

POKOK BAHASAN PENGENALAN APLIKASI PADA
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Pendahuluan
Perkembangan teknologi dan informasi saat ini memberikan dampak yang
signifikan terhadap konsep penyelenggaraan dan tata hubungan dalam
suatu organisasi. Proses – proses produksi dalam suatu institusi tentunya
harus mengikuti kemajuan teknologi dan informasi. Hal ini semata – mata
untuk menjamin bahwa konsumen/klien dari intitusi yang bersangkutan
mendapatkan produk yang cepat dan berkualitas.
Dala
i dustri ida g kesehata pu de ikia , Pela a a kesehata
sebagai suatu produk dari institusi kesehatan tentunya harus dapat
diakses dan dinikmati oleh konsumen/klien. Rumah sakit dan puskesmas
sebagai intitusi pelayanan kesehatan juga harus mengikuti kemajuan
teknologi agar pelayanan kepada pasien dan masyarakat menjadi lebih
optimal lagi. Salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan tersebut
telah mengadopsi perkembangan teknologi dan informasi adalah dengan
digunakannya perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
dalam proses bisnis yang dijalankan oleh keduanya.

Aplikasi di Puskesmas
Pencatatan dan pelaporan di Puskesmas merupakan ujung tombak dari
penyusunan informasi kesehatan dalam rangka mendukung
pembangunan kesehatan baik nasional, regional, maupun lokal. Dalam
perjalanannya pencatatan dan pelaporan di Puskesmas dapat
dikelompokan dalam periodesasi sebagai berikut:
9

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

1. Masa Sentralisasi. Pada masa ini pencatatan dan pelaporan yang
dilakukan oleh semua puskesmas yang ada di Indonesia dibuat
seragam. Acuan yang digunakan adalah Kepmenkes Nomor 63
tahun 1981 tentang SP2TP. Selanjutnya kebijakan tersebut
dikuatkan lagi dengan Kpeutusan Dirjen Binkesmas Nomor
590/BM-Info/V/1996 tentang SIMPUS. Dalam perkembangannya
dilakukan evaluasi dan penyederhanaan terhadap SP2TP menjadi
SP3 yang dilakukan oleh Pusdatin.
2. Masa Desentralisasi. Sejalan dengan kebijakan otonomi daerah
dimana bidang kesehatan merupakan bidang yang diserahkan
urusan dan kewenangannya kepada daerah maka setiap daerah
(kab/kota) melakukan pengembangan terhadap sistem
pencatatan dan pelaporan di puskesmas. Hampir setiap daerah
melakukan pengembangan aplikasi di puskesmas dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi. Melihat
fenomena tersebut maka pada tahun 2009 Kementerian
Kesehatan melalui Pusdatin melakukan pembenahan terhadap
sistem pencatatan dan pelaporan di puskesmas. Pengembangan
sistem pencatatan dan pelaporan puskesmas berbasis elektronik
dikembangkan oleh Pusdatin dengan nama SIKDA Generik (modul
puskesmas dan modul dinkes).
Model alur pencatatan dan pelaporan di Puskesmas sebagaimana terlihat
pada gambar 2 dibawah ini:

10

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

Gambar 2 Alur Pencatatan dan Pelaporan Dalam SP2TP

Mekanisme pengumpulan data dengan menggunakan
sebagaimana terlihat pada gambar 3 berikut ini:

11

SIMPUS

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

Gambar 3 Mekanisme Pengumpulan Data Dalam SIMPUS

Dalam aplikasi SIMPUS ini mengenal beberapa modul antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Modul Data Kesehatan
Modul Loket
Modul Pelayanan
Modul Apotik
Modul Gudang
Modul Laporan

Penggunaan aplikasi SIMPUS dengan cara jalankan aplikasi mozilla firefox
atau

google

crome

yang

sudah
12

terinstal,

kemudian

ketik

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM
http://www.sikda.depkes.go.id/sikda-new/
menjalankan aplikasi SIMPUS.

da

teka

Enter

u tuk

1. Masukan user, password, dan pilih puskesmas sebagai berikut:

User: puskesmas
Password: puskesmas
Puskesmas: Kec. Setia Budi
Selanjutnya klik login sehingga muncul tampilan seperti berikut:

2. Berikut tampilan utama aplikasi SIMPUS setelah user berhasil

login.

13

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

Melalui halaman ini dapat dilihat grafik kunjungan pasien per hari,
5 diagnosis terbanyak dalam 30 hari terakhir, dan 5 kunjungan poli
terbanyak dalam 30 hari terakhir (dalam rounded rectangel
merah).
3. Dalam tampilan utama terdapat beberapa menu dan sub menu

yang bisa digunakan. Untuk menu transaksi berfungsi untuk
melakukan pendaftaran pasien baru dan lama yang berkunjung ke
puskesmas. Pasien baru yang berkunjung ke puskesmas didaftar
pada sub menu pendaftaran sebagaimana tampilan gambar
berikut:

14

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM



Pendaftaran > Pendaftaran Baru

15

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM



Pelayanan



Apotik

16

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM



Kasir



Laporan bisa memilih laporan harian atau laporan bulanan
17

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

Aplikasi di Rumah Sakit
Beberapa aplikasi yang digunakan di RS antara lain:
1. Aplikasi sistem pendaftaran di RS:

18

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

2. Aplikasi sistem klasifikasi penyakit dan tindakan

19

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

3. Aplikasi sistem pembiayaan di rumah sakit

20

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

Latihan/Tugas
A. Pedoman Praktikum:
1. Setiap mahasiswa bekerja dengan perangkat komputer yang sudah
terinstal aplikasi:
a. INA CBGs
b. SIKDA Generik (SIMPUS)
B. Kegiatan Praktik Aplikasi INA CBGs
1. Siapkan komputer kerja
2. Anda sebagai koder
3. Buka aplikasi INA CBGs
4. Lakukan perekaman data terhadap pasien yang berobat ke Instalasi
Rawat Jalan sebagai berikut:
a. Nama Pasien (nama anda)
b. Nomor Rekam Medis (0000--)  dua digit terakhir nomor
absensi anda
c. Jenis Kelamin (disesuaikan)
d. Tanggal Lahir (bebas)
e. Model Pembayaran (JKN)
f. Nomor Peserta (bebas)
g. Nomor SEP (NIM)
h. Cara Pulang (sembuh)
i. Dokter Penanggung Jawab (nama anda)
j. Tarif RS (300000)
k. Surat Rujukan (ada)
l. Diagnosa (Typhoid)
5. Print out Laporan Individual Pasien (dilampirkan bersama dengan
laporan praktikum)
6. Buatlah laporan praktikum penggunaan aplikasi INA CBGs
7. Dikumpulkan pada perkuliahan berikutnya
8. Selamat berlatih
C. Kegiatan Praktik Aplikasi SIMPUS
1. Siapkan komputer kerja
21

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM
2. Anda sebagai petugas pendaftaran
3. Buka aplikasi SIMPUS
4. Lakukan perekaman data terhadap pasien baru yang berobat ke
Instalasi Rawat Jalan sebagai berikut:
a. Nomor Rekam Medis : otomatis
b. NIK : Bebas – 16 digit angka
c. Nama Lengkap : Nama Anda Sendiri
d. Tanggal Daftar : Hari saat pendaftaran
e. Tempat Lahir : Tempat lahir
f. Tanggal Lahir : Tanggal lahir
g. Jenis Kelamin : Laki/Perempuan
h. Kel/Jenis Pasien : JKN
i. Data Alamat (rincian variabel) : Bebas
j. Data Pribadi (rincian variabel) : Bebas
k. Keluarga (rincian variabel) : Bebas
l. Daftarkan ke kunjungan : Rawat Jalan
m. Poliklinik : umum
n. Petugas : Bebas

22

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

POKOK BAHASAN KONSEP SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN RUMAH SAKIT (SIMRS)
Pengertian
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 tahun 2013 tentang SIMRS
yang dimaksud dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan
yang diberikan oleh rumah sakit dilakukan baik oleh tenaga kesehatan maupun
tenaga non kesehatan. Dalam setiap tindakan dan pelayanan yang diberikan
kepada pasien di RS harus didokumentasikan dengan baik dalam bentuk rekam
medis. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 tahun
2008 tentang Rekam Medis pada Pasal 5 ayat (3) pembuatan rekam medis ...
dilaksanakan melalui pencatatan dan pendokumentasian hasil pemeriksaan,
pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat SIMRS
adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk
jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh
informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari Sistem Informasi
Kesehatan.

Tujuan
Pengaturan SIMRS bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas,
profesionalisme, kinerja, serta akses dan pelayanan Rumah Sakit. Sebagaimana
amanat dari Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 tahun 2013 tentang SIMRS
bahwa setiap RS wajib menyelenggarakan SIMRS.

23

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM
Pelaksanaan SIMRS harus mampu meningkatkan dan mendukung proses
pelayanan di RS yang meliputi:
1. Kecepatan, akurasi, integrasi, peningkatan pelayanan, peningkatan
efisiensi, kemudahan pelaporan dalam pelaksanaan operasional;
2. Kecepatan mengambil keputusan, akurasi dan kecepatan identifikasi
masalah dan kemudahan dalam penyusunan strategi dalam pelaksanaan
manajerial;
3. Budaya kerja, transparansi, koordinasi antar unit, pemahaman sistem
dan pengurangan biaya administrasi dalam pelaksanaan organisasi

Arsitektur dan Unsur Keamanan SIMRS
Arsitektur SIMRS paling sedikit terdiri atas:
1. Kegiatan pelayanan utama (front office)
Setiap Rumah Sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan
lainnya), tetapi secara umum/generik memiliki prosedur pelayanan
terintegrasi yang sama yaitu proses pendaftaran, proses rawat (jalan
atau inap) dan proses pulang (seperti pada gambar berikut). Selama
proses perawatan, pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat
layanan dan tindakan dari unit-unit seperti farmasi, laboratorium,
radiologi, gizi, bedah, invasive, diagnostic non invasive dan lainnya. Unit
tersebut mendapat order/pesanan dari dokter (misalnya berupa resep
untuk farmasi, formulir lab dan sejenisnya) dan perawat.
2. Kegiatan administratif (back office)
Rumah Sakit merupakan unit yang mengelola sumber daya fisik
(manusia, uang, mesin/alat kesehatan/aset, material seperti obat,
reagen, alat tulis kantor, barang habis pakai dan sejenisnya). Walaupun
proses bisnis setiap Rumah Sakit unik tapi tetap terdapat proses umum,
diantaranya perencanaan, pembelian/pengadaan, pemeliharaan
stok/inventory, pengelolaan Aset, pengelolaan SDM, pengelolaan uang
(hutang, piutang, kas, buku besar dan lainnya). Proses back office ini
24

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM
berhubungan/link dengan proses pada front office, digambarkan berikut
ini.
3. Komunikasi dan kolaborasi

Kemanan SIMRS meliputi:
1. Kemanan fisik
Adanya kebijakan hak akses pada ruang data center/server.
Selain itu perlu ada kebijakan tentang hak akses terhadap
komputer pengguna.
2. Keamanan jaringan
Keamanan jaringan (network security) dalam jaringan komputer sangat
penting dilakukan untuk memonitor akses jaringan dan mencegah
penyalahgunaan sumber daya jaringan yang tidak sah. Tugas keamanan
jaringan dikontrol oleh administrator jaringan. Kemanan dalam jaringan
juga meliputi:
a. Informasi (data) hanya bisa diakses oleh pihak yang memiliki
wewenang.
b. Informasi hanya dapat diubah oleh pihak yang memiliki
wewenang.
c. Informasi tersedia untuk pihak yang memiliki wewenang ketika
dibutuhkan.
d. Pengirim suatu informasi dapat diidentifikasi dengan benar dan
ada jaminan bahwa identitas yang didapat tidak palsu.
e. Pengirim maupun penerima informasi tidak dapat menyangkal
pengiriman dan penerimaan pesan

3. Keamanan aplikasi
Untuk memenuhi syarat keamanan sebuah, maka sistem harus memenui
syarat-syarat sebagai berikut:
a. Keamanan
aplikasi
harus
mendukung
dan
mengimplementasikan protocol keamanan dalam melakukan
transfer data (seperti: SSL, TLS)
25

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

b. Aplikasi harus memungkinkan masing-masing user dapat
didentifikasikan secara unik, baik dari segi nama dan perannya.

c. Akses melalui metode akses remote dapat berfungsi dengan baik
melalui aplikasi client (yaitu melalui VPN, modem, wireless, dan
sejenisnya).
d. Aplikasi dapat berfungsi dengan baik pada software anti-virus
yang digunakan saat ini.

26

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

POKOK BAHASAN APLIKASI SIMRS
Aplikasi Sistem Klasifikasi Penyakit dan Tindakan (ICD)
Salah satu aplikasi yang dapat digunakan untuk mencari diagnosis penyakit
adalah aplikasi ICD – 10 yang dikembangkan oleh WHO. Penggunaan aplikasi
tersebut sebagai berikut:
1. Klik satu kali aplikasi ICD-10

Sehingga terbuka tampilan utama sebagai berikut:

Ketikan diagnosa penyakit yang akan dicari (cholera) pada kolom search
for dan klik satu kali tombol
search forward ( ) untuk
melakukan pencarian sehingga
muncul tampilan dibawah ini:
27

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

Untuk lebih detail/spesifik lagi mencari diagnosa penyakit yang
dimaksud maka lakukan klik
search forward ( ) sampai diagnosa
yang dicari ditemukan. Tampilan yang akan muncul sebagai berikut:

28

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

Aplikasi Sistem Pembiayaan Kesehatan di RS
Pembayaran yang dilakukan di rumah sakit ketika sudah dilakukan pelayanan
dapat dilakukan melalui pembayaran langsung maupun tidak langsung.
Pembayaran tidak langsung dilakukan melalui mekanisme klaim terhadap
penangunggung jawab pembayaran pasien. Bagi pasien sebagai peserta BPJS
maka penanggungjawab pembayarannya adalah BPJS Kesehatan, maka
mekanisme yang digunakan untuk pembayarannya dilakukan melalui klaim ke
BPJS Kesehatan. Aplikasi yang dikembangkan untuk melakukan klaim ke BPJS
Kesehata di ‘“ adalah aplikasi INA CBG s.
Cara

e gi stall aplikasi INA CBG s adalah se agai erikut:

1. Pilih icon installer INA CBGs 4.0 dan klik 2 kali untuk mulai melakukan
instalasi aplikasi.
2. Klik OK. Akan terlihat proses instalasi sebagaimana gambar dibawah ini:

29

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM
3. Lakukan instal XAMPP sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini,
selanjutnya Klik Next.

4. Lakukan instalasi XAMPP dengan menmilih button Instal, sebagaimana
terlihat pada gambar dibawah ini:

30

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

5. Selesai menginstal XAMPP dan Klik button NO sebagaimana terlihat
pada gambar dibawah ini:

6. Selanjutnya melakukan instalasi aplikasi INA CBGs, sebagaimana
aterlihat pada gambar dibawah ini:

31

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

7. Lanjutkan dengan menginstall INA CBGs Grouper sebagaimana terlihat
pada gambar dibawah ini:

32

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM
8. U tuk dapat ela jutka i stalasi asuka password ase i u u
dan Klik button Next sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:

9. Lakukan Update Grouper sebagaimana terlihat pada gambar dibawah
ini:

33

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

10. Setelah selesai menginstal secara lengkap aplikasi INA CBGs, pilih No
untuk restart komputer sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:

11. Lakukan Update Grouper pada file installer update grouper yang ada
pada folder CBGs 2015 sebagaiman terlihat pada gambar dibawah ini:

12. Instalasi aplikasi INA CBGs sudah selesai
34

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM
Cara

e ggu aka aplikasi INA CBG s adalah se agai erikut:

1. Pe ggu aa aplikasi INA CBG s Versi 4. de ga

cara jalankan
aplikasi Mozilla firefox atau google crome yang sudah terinstal,
kemudian ketik http://localhost/inacbg/ da teka Enter sehingga
muncul tampilan sebagai berikut:

2. Untuk dapat masuk kedalam aplikasi masukan user NCC dan
password ncc dan selanjutnya klik OK sehingga akan muncul
tampilan sebagai berikut:

35

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

3. Lakukan pencarian dengan cara memasukan nama/nomor rekam
medis pasien bagi pasien yang sudah pernah dilakukan entry data
kemudian klik tombol cari sehingga muncul tampilan sebagai
berikut:

36

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

Selanjutnya pilih pasien yang dikehendaki dengan cara mengklik
satu kali nomor RM atau nama pasien. Sehingga muncul tampilan
sebagai berikut:

4. Bagi pasien yang baru lakukan entry data dengan cara klik tombol
baru sehingga muncul tampilan sebagai berikut:
a. Isikan identitas pasien

Kemudian klik simpan

37

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

b. Isikan data klaim /grouping pasien

Kemudian klik simpan
c. Isikan data klaim/grouping selanjutnya

Kemudian klik proses CBG Grouper

38

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

d. Setelah dilakukan proses grouper maka akan muncul
tampilan sebagai berikut yang menunjukan biya klaim
pasien tersebut:

e. Hasil grouper dapat diprint sebagai Laporan Individual
Pasien sebagai mana tampilan dibawah ini:

39

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

POKOK BAHASAN KONSEP SISTEM INFORMASI
PUSKESMAS
Pengertian
Sistem pendacatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) telah
diberlakukan sejak tahun 1981. SP2TP secara potensial, dapat berperan banyak
dalam menunjang proses manajemen Puskesmas. Namun berbagai data SP2TP
yang tersedia untuk menunjang menejemen puskesmas belum dapat
dimanfaatkan secara optimal. Pada tahun 1992 telah diupayakan
penyederhanaan format pelaporan Puskesmas. Dasar emikiran penyederhanaan
tersebut adalah pengurangan beban kerja Puskesmas dan peningkatan mutu
data yang dilaporkan serta pemanfaatannya sehingga laporan SP2TP diutamakan
pada informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan dalam
meningkatkan manajemen Puskesmas.
SIMPUS adalah suatu tatanan manusia/peralatan yang menyediakan informasi
untuk membantu proses manajemen Puskesmas mencapai sasaran kegiatannya.
Sumber informasi utamanya adalah SP2TP, sedangkan informasi lain yang ada
berperan sebagai pelengkap.

Tujuan
Tujuan Umum:
Meningkatnya kualitas manajemen Puskesmas secara lebih berhasil-guna
dan berdaya-guna, melalui pemanfaatan secara optimal data SP2TP dan
informasi lainnya yang menunjang.

40

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

Tujuan Khusus:
1. Sebagai dasar penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)
2. Sebagai dasar penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan pokok
Puskesmas (Lokakarya Mini)
3. Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
pokok Puskesmas (PWS dan Stratifikasi Puskesmas)
4. Untuk mengatasi berbagai hambatan pelaksanaan kegiatan
pokok Puskesmas

Sumber Informasi SIMPUS
Sebagaimana diketahui SP2TP terdiri dari komponen pencatatan dan
komponen pelaporan. Hal yang penting dalam menunjang kegiatan
manajemen Puskesmas adalah komponen pencatatannya, oleh karena
informasi yang dapat dihasilkan dari komponen ini lebih lengkap daripada
komponen pelaporannya.
Pencatatan-pencatatan yang utama antar alain:
1. Kartu individu, seperti: Kartu Rawat Jalan, Kartu Ibu, Kartu TB,
Kartu Rumah dan sebagainya
2. Register, seperti: Register Kunjungan, Register KIA, Register
Posyandu, dan sebagainya
3. Laporan Kejadian Luar Biasa dan Laporan Bulanan Sentinel
4. Rekam Kesehatan Keluarga (RKK atau Family Folder), yang
diberikan khusus untuk keluarga berisiko antara lain:
a. Salah seorang anggotanya menderita TB Paru
b. Salah seorang anggotanya menderita kusta
41

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

c. Salah seorang anggotanya mempunyai risiko tinggi
seperti: ibu hamil, BBLR, dan balita kurang energi kronis
d. Salah satu anggotana menderita gangguan jiwa

Mekanisme Penyelenggaraan SIMPUS
Mekanisme penyelenggaraan SIMPUS
dimulai dari data untuk SP2TP
dikumpulkan , diolah, dianalisis, dan diinterpretasikan berdasarkan petunjuk dari
Pedoman Pengolahan dan Pemanfaatan Data SP2TP dan petunjuk lain dari
masing – masing program yang ada seperti (Gizi, KIA, Imunisasi, Kesehatan
Lingkungan, dan sebagainya).
Pengolahan dan analisis dilakukan oleh masing – masing penanggung jawab
kegiatan progam di Puskesmas dan pengelola program disemua jenjang
administrasi. Informasi yang diperoleh dari pengolahan dan interpretasi data
SP2TP dan sumber lainnya dapat bersifat kualitatif (seperti meningkat, menurun
dan tidak ada perubahan) dan bersifat kuantitatif dalam bentuk angka seperti
jumlah, presentase, dan sebagainya.
Pemanfatana informasi yang dihasilkan dari pengolahan dan interpretasi SP2TP
adalah:
1. Untuk menunjang proses manajemen di tingkat Puskesmas, sebagai
bahan untuk penyusunan renacanan tahunan Puskesmas, penyusunan
rencana kerja operasional Puskesmas, bahan pemantauan evaluasi dan
pembinaan
2. Membantu Dinas Kesehatan untuk perencanaan tahunan dan penilaian
kinerja Puskesmas berdasarkan beban kerja dan pencapaian hasil
kegiatan Puskesmas
3. Membantu kelancaran perencanaan (P1), penggerakan pelaksanaan,
(P2), dan pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3) program program
42

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

POKOK BAHASAN APLIKASI SIMPUS
Aplikasi Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS)

Pengaturan Kabupaten/Kota dan Puskesmas
1. Buka aplikasi SIMPUS dengan mengklik icon SIKDA Generik ( ), sehingga
tampilan seperti gambar dibawah ini:

2. Masuka user ad i da password ad i ta pa ta da kutip
kemudian klik Login
3. Buat pengaturan untuk level Kabupaten/Kota dengan cara klik Setting
Aplikasi dan klik Input Setting Profil Aplikasi seperti gambar berikut:

43

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

4. Isikan profil aplikasi untuk Level Kabupaten sebagai berikut:

Level = Kabupaten
Kode Provinsi = 32 (Jawa Barat)
Kode Kabupaten = 3209 (Cirebon)
Server Kementerian Kesehatan = http://localhost:8082/
Server Dinas Kesehatan Provisni = http://localhost:8082/
Server Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota = http://localhost:8082/
44

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM
Sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:

Selanjutnya klik Proses Data
5. Selanjutnya buat pengaturan pengguna untuk level kabupaten/kota
dengan cara klik Pengguna pada sub menu Atur Aplikasi selanjutnya
isikan identitas sebagaimana mana terlihat pada gambar dibawah ini:

45

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

Isikan identitas sebagai berikut, selanjutnya klik Proses Data
sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:

Setelah pengguna untuk level kabupaten/kota dibuat selanjutnya keluar
dari aplikasi dan masuk kembali dengan User = kab_cirebon dan
Password = kab_cirebon selanjutnya klik login sebagaimana terlihat pada
gambar dibawah ini:

6. Setelah berhasil Login untuk level Kabupaten Cirebon, maka akan
terlihat gambar sebagaimana gambar dibawah ini:

46

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

Pada level kabupaten/kota ini langkah berikutnya adalah membuat
pengaturan untuk level puskesmas dan membuat user – user untuk para
penggunanya di level puskesmas.
Pertama buat pengaturan untuk puskesmas dengan cara mengklik
Setting Dalam Wilayah Kerja selanjutnya klik Input Wilayah Kerja
sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:

47

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

Dalam kasus ini buatlah pengaturan untuk :
Provinsi = 32 (Jawa Barat)
Kabupaten/Kota = 3209 (Cirebon)
Kecamata = 3209130 (Palimanan)
Puskesmas = P3209130201 (Palimanan)
Kelurahan/Desa = 3209130011 (Palimanan Timur)

Setelah input data dilakukan dan proses data dilakukan maka
pengaturan level puskesmas sudah selesai seperti terlihat pada gambar
dibawah ini:

48

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

7. Sebelum membuat user – user pada level Puskesmas Palimanan lakukan
pengaturan terhadap petugas dan pelayanan terlebih dahulu dengan
cara sebagai berikut:
Pengaturan Petugas dilakukan dengan cara mengklik Petugas dan klik
Input Petugas seagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:

Masukan data sebagai berikut:
Kode Petugas = DR2
Nama Petugas = MAMAN
49

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM
Unit = Umum
Kode Petugas = BIDKOR
Nama Petugas = ENDAH
Unit = KIA

Pengaturan pelayanan untuk mengatur nama kepala puskesmas dengan
cara klik Dokter dan Petugas Kesehatan selanjutnya klik Input
Dokter/Petugas sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:

Masukan data kepala puskesmas sebagai berikut selanjutnya klik proses
data:

50

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

Masukan data bidan kordinator sebagai berikut selanjutnya klik proses
data:

8. Selanjutnya membuat setting aplikasi untuk level puskesmas dilanjutkan
dengan cara sebagai berikut:

51

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

Selanjutnya lengkapi profil Puskesmas Palimanan sebagaimana terlihat
pada gambar dibawah ini:

Setelah selesai dibuat aplikasi untuk level puskesmas. Selanjutnya dibuat
user – user pada level puskesmas dan user yang akan dibuat antara lain:
user kapus, user loket, user kia, dan user obat. Untuk itu lakukan
pengaturan aplikasi dengan cara mengklik Setting Aplikasi dan Input
Setting Profil Aplikasi sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
52

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM
Pembuatan user kapus

Pembuatan user loket

Pembuatan user pelayanan kia

53

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

Pembuatan user obat

54

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM
Pembuatan user untuk level puskesmas selesai. Dalam kasus ini dibuat
tiga user (kapus, loket, kia, dan obat)
9. Selanjutnya gunakan user kapus untuk salah satunya mengatur stok obat
dengan cara sebagai berikut:

Selanjutnya buat stock obat masuk ke puskesmas sebagai berikut:

Selanjutnya lengkapi isian dibawah ini dengan lengkap sebagaimana
terlihat pada gambar dibawah ini:
55

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

Setelah obat – obat masuk kedalam gudang puskesmas selanjutnya
kapus mendistribusikannya ke apotik puskesmas masih melalui user
kapus. Dengan cara mengklik obat keluar sebagai berikut:

Selanjutnya isikan informasi yang diminta agar stock obat di apotik
puskesmas terisi sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
56

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

Beberapa jumlah obat terdistribusi ke apotik puskesmas dan siap
diberikan ke pasien yang diberikan resep pada saat pelayanan di
puskesmas. Sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:

Modul Loket
1. Masuk dengan user loket dan password loket selanjutnya lakukan
pemasukan data pasien baru sebagaimana terlihat pada gambar dibawah
ini:
57

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

Selanjutnya isikan data pasien baru sebagai berikut:

58

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM
Sampai semuanya terisi lengkap dan data pasien baru tersimpan
sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:

Modul Pelayanan
1. Setelah pasien dilayani di loket pendaftaran selanjutnya pasien dilayani di
unit KIA sebagaimana tujuan dari pasien. Untuk itu masuk dengan user kia
sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:

Selanjutnya terlihat tampilan sebagaimana pada gambar berikut ini:
59

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

2. Selanjutnya klik menu pelayanan dan isikan identitas yang dibutuhkan
serta kode diagnosis dan tindakan serta obat yang diberikan pada pasien.
Sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:

60

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

3. Setelah pasien diberikan pelayanan dan dicatatkan dalam aplikasi ini maka
akan muncul keterangan bahwa pasien sudah dilayani sebagaimana
terlihat pada gambar dibawah ini:

Modul Apotik
1. Setelah pasien dilayani pada unit KIA selanjutnya pasien menuju apotik
puskesmas (pelayanan obat). Petugas di pelayanan obat memulai dengan
61

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM
memasukan user obat dan password obat sebagaimana terlihat pada
gambar dibawah ini:

Setelah masuk dengan user obat maka lihat pada menu apotik dengan cara
mengklik apotik. Maka akan terlihat gambar seperti dibawah ini dan
kemudian klik tanda plus (+):

62

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM
2. Untuk dapat mencetak resep obat bagi pasien sebelumnya lakukan
posting obat terlebih dahulu sebelum resep dapat dicetak. Maka akan
terlihat gambar sebagai berikut:

3. Setelah proses posting berhasil maka akan terlihat tampilan sebagaimana
terlihat pada gambar dibawah ini:

63

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM
4. Selanjutnya setelah posting berhasil klik cetak resep sebagaimana terlihat
pada gambar dibawah ini:

5. Setelah resep tercetak berikan obat sesuai dengan resep obat pasien.

64

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1997. Pedoman Sistem Informasi Puskesmas
Kemenkes RI. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269
Tahun 2008 tentang Rekam Medis
Kemenkes RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1171
Tahun 2011 tentang Juknis SIRS 2011
Kemenkes RI. 2011. Petunjuk Teknis Sistem Informasi Kesehatan
Kemenkes RI. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82
Tahun 2013 tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

65

MODUL PENGAJARAN DAN PRAKTIKUM

RIWAYAT PENULIS
Mustara, lahir di Majalengka pada tanggal 9 September 1979. Jabatan saat
ini dosen (JFU) pada Program Studi Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan Cirebon Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya.
Mengawali pendidikan SD sampai dengan SMP di Majalengka. Menempuh
pendidikan lanjutan menengah atas di Sekolah Perawat Kesehatan (SPK)
Pemda Sumedang. Melanjutkan pendidikan pada perguruan tinggi di
Jakarta tingkat S1 diselesaikan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat di
Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) tahun 2001 dan tingkat S2
diselesaikan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Indonesia
(UI) tahun 2006.
Mengawali karir sebagai PNS pada tahun 2001 – 2007 di Pemerintah
Provinsi Banten. Pada tahun 2007 – 2009 di Direktorat Bina Kesehatan
Kerja Kemenkes RI. Pada tahun 2009 – 2010 di Pemerintah Kota
Tangerang Selatan. Pada tahun 2010 – 2014 di Pusat Perencanaan dan
Pendayagunaan SDMK Kemenkes RI. Pada tahun 2015 s/d sekarang seagai
dosen (JFU) di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.

66