Hukum dan kebijakan publik dan privat
Sigit Atmo Arwendo
HUKUM DAN
KEBIJAKAN PUBLIK
Membuat kebijakan publik itu sulit?
Yang bisa diimplementasikan secara efektif
Yang bisa meningkatkan kewibawaan dan kepercayaan rakyat
kepada pemerintah
.....
Mengapa banyak peraturan daerah yang digugat untuk
dibatalkan? Juga undang-undang dan peraturan lain yang
dijudicial review?
Mengapa memutuskan kenaikan harga BBM menjadi
lebih sulit? Mengapa terjadi krisis bawang?
Mana lebih banyak hukum berhasil atau gagal mencapai
tujuan yang dimaksudkan?
Kebijakan publik = keputusan politik
yang berformat hukum?
Ex. Perdebatan tentang format hukum
RPJMD Peraturan Kepala Daerah atau
Peraturan Daerah?
Relasi hukum dan politik
Relasi Hukum dan Politik
Hubungan law &
politics
(aspek statis)
Model otonom
Model
embedded
Model
interseksi
Hubungan lawmaking & political
order
(aspek dinamis)
Hubungan legal
discipline to
political material
(aspek
epismemologi)
Model Otonom
POLITICS
LAW
Model Embedded
POLITICS
LAW
Model Interseksi
POLITICS
LAW
Kebijakan dalam perspektif
politik dan hukum
POLITIK
KEBIJAKAN
HUKUM
[proses &
hasil
konversi]
HUKUM
General System Theory: David
Easton
Tuntutan
Dukungan
Kewenangan
Politik
Umpan-balik
Keputusan atau
Kebijakan
Li
Outputs
Inputs
Li
u
k
ng
n
a
ng
u
k
ng
n
a
ng
11
Modifikasi Model Sistem
Politik
Decisions
Government
and actionsOutputs
Decision Makers
Withinputs
Social,
Economic,
Results
Inputs
and Political
Environment
Demands
Apathy
Support
Feedback
12
Perspektif sistem atas
proses politik: Gabriel A
Almond
Environmental
Inputs
Demands
Conversion
Policy-Making
Processes
Participant
Support
Outputs into
Environment
Extractions
Distributions
Regulations
Symbols
Outcomes
Domestic and
International
Welfare and
Security
Preceding
Environmental
States
Subject
Support
Endogenous
Changes in
Environment*
Feedback loops
*Changes not caused by actions of political system itself
13
Hofferbert’s Model for Comparative
Study of Policy Formation
Formal Policy
Conversion
1
2
3
4
Governmental
Mass PoliticalInstitutions
Socio- Behavior
Historic- Economic
Composition
Geographic
Conditions
5
Elite Behavior
Policy
Output
Ekonomi
Ilmu
Politik
Kebijakan publik
dan administrasi
Analisis
Kebijakan
Studi
manajeme
n&
organisasi
Studi-studi
perumahan
Studi-studi
pendidikan
Sosiologi
Kebijakan sosial
(dan administrasi)
Studi
perkotaan
Studi-studi
kesehatan
The policy studies family
Kriminologi
Politik dan kebijakan
Apakah politik itu?
Robert Dahl: ‘power, rule and authority’
Harold Laswell: ‘shaping and sharing of power’
David Easton: ‘authoritative allocation of values’
Kebijakan merupakan jejaring proses dan
keputusan di mana masukan-masukan yang
datang dari lingkungan ke tatanan politik
dikonversi menjadi keluaran yang bersifat
otoritatif yang dirancang untuk memiliki
dampak terhadap lingkungan.
Hukum dan kebijakan
‘Transformational moment’ – nilai-nilai input
ditransformasikan menjadi outputs yang
berkategori legal, sebelum diimplementasikan ke
masyarakat dengan sarana-sarana hukum.
Masukan dan keluaran adalah (bermuatan)
nilai/norma;
Law-in books and the law-in-action
Yehezkel Dror, “Law as a Tool of Directed Social
Change: A Framework for Policy-making” – social
policy instruments, dan normative policy analysis
Apakah kebijakan publik?
Kebijakan = penggunaan kewenangan
Kewenangan atau
otoritas
Kekuasaan resmi (legal-formal);
Berdayapaksa yang sedikit banyak sah –
legitimasi minimal (legal-prosedural,
substantif, instrumental);
Yurisdiksi legal-formal;
Kewenangan publik tidak mungkin
dapat dijalankan dengan baik tanpa
dukungan dan kepercayaan publik
Beberapa definisi kebijakan
Thomas R Dye: “anything government
choose to do or not to do”
Willian Dunn: “disiplin ilmu sosial terapan
yang menggunakan berbagai metode,
argumen, dan transformasi informasi
yang relevan dalam suatu setting politik
untuk memecahkan problem
publik/kebijakan”
John Dewey: kebijakan publik
“Publik dan problem-problemnya”
Kebijakan publik membahas bagaimana problemproblem itu dikonstruksikan, didefinisikan, dan
diletakkan dalam agenda kebijakan dan agenda politik;
Kebijakan publik interaksi antara pihak pemegang
otoritas (pejabat dan institusi) dan publiknya.
Tindakan pemegang otoritas – aktif (action) dan pasif
(inaction) –berdampak dalam kehidupan publik,
direspon atau direaksi oleh publik dengan berbagai
cara.
Perlunya intervensi kebijakan
Mencegah “homo homini lupus”
Jika mekanisme alamiah, cara-cara masyarakat
sendiri justru bermasalah, seperti: tiadanya
kepastian hak, meningkatnya ketidakadilan, atau
tiadanya perlindungan bagi mereka yang lemah;
Intervensi harus mempertimbangkan: pencapaian
tujuan, efek sampingnya, biaya yang harus
ditanggung, di satu pihak oleh pemerintah, dan
individu, dunia usaha dan institusi-institusi di
pihak lain.
Kebijakan publik berfungsi
Menyediakan kerangka untuk pengekspresian
pesan-pesan politik dan pencapaian tujuantujuan sosial;
Penggunaan kebijakan sebagai instrumen
pemerintahan – ekstraktif, distributif, regulatif –
sangat sentral dalam rangka menjaga
hubungan-hubungan sosial, ekonomi, politik:
Antara negara dan warga negara
Antara penyelenggara dan pengguna layanan-layanan
dsb
`
28
Konteks dan Aktor Kebijakan
Hogwood and Peters
Policies do not develop in a vacuum, but
are adopted in a crowded policy space
that leaves little space for policy
innovation
Negara, Pasar, Civil Society
Negara mencakup wilayah interaksi di mana paksaan
politik, bahkan kalau perlu penggunaan kekerasan,
diterima dan diabsahkan;
Pasar adalah wilayah di mana warga masyarakat
mengejar penguasaan sumber daya material dan nonmaterial (jasa) melalui proses-proses produksi dan
pertukaran-pertukaran;
Sebutan ‘masyarakat sipil’ untuk menunjuk prosesproses interaksi di luar ranah negara dan pasar, di mana
nilai-nilai diciptakan, dikembangkan, dan dirawat,
bahkan seringkali menuntut kesediaan berkorban.
Peran Negara dan Konteksnya
K
S
A
S
I
AT AL
R
K OB
O L
M
E IG
D
•
•
•
•
•
Akuntabilitas
Responsivitas
Responsibilitas
Partisipasi
Keadilan
NEGARA
BIROKRASI
MASYARAKAT SIPIL
[Warga Negara/Pemilih]
AP
G ITA
LO L
B ISM
AL
E
•Efisiensi;
•Privatisasi;
•Reinvent-Government
•NPM
PASAR
[Konsumen]
NEGARA
Agen-agen publik
formal
nonprovit
informal
provit
Publik
LSM/ORMAS
Privat
Organisasi sukarela
Nonprovit
KOMUNITAS
Rumah tangga, keluarga
Ketetanggaan, dst
PASAR
Usaha-usaha swasta
Aktor dan Institusi dalam
Proses Kebijakan
Or
ga
nis
m
as
la al
a
id
d ion
i
s at
ala
a
s
m
ni tern
a
ma
g In
r
O m
Aktor Kebijakan
sy
ar
e
t
s
ak
Si
at
Organisasi kenegaraan
35
Aktor dalam Proses
Kebijakan
Pejabat-pejabat yang dipilih: eksekutif,
legislatif
Pejabat-pejabat yang diangkat;
Kelompok-kelompok kepentingan
Organisasi-organisasi penelitian dan
pengkajian
Mass media
36
NEO-LIBERALISME
Homo Economicus [ekonomi motif tunggal hubungan antarmanusia]
Free Capital Movement
Newly-made
Rules
• WTO
• GATTS
• TRIPs
• TRIMs
APA
Praktik Bisnis
Trans-nasional
GLOBALISASI
BAGAIMANA Advertisment
Konsumerisme/
Ideologi
• Brand
• Logo
• Labeling
SIAPA
Perusahaan
Trans-nasional
World Bank, IMF, IFIs, MDBs
Market
Power
Deregulasi
Liberalisasi
Privatisasi
Kebijakan
Publik
Gaya Hidup Global
Identitas Global
Kultur Global
Provision of Public Needs—
Our Shared Life
State
Power
Community
Power
Pilihan
Individual
Manajemen publik
Tak semata-mata bisa dipahami sebagai
berkaitan dengan struktur-struktur –
pendelegasian dan kontrol kewenangan secara
resmi dan kaku – melainkan juga perlu dipahami
Sebagai kiat, keterampilan (craft) – kinerja
individu-individu untuk menjalankan peranperan manajerial – serta
Sebagai institusi-institusi, yaitu bagaimana
dan atas nilai-nilai apa para pejabat publik
berkiat.
Francis Fukuyama: “tidak ada ilmu
administrasi negara” (no science of
public administration). Yang ada
adalah art!
Bagaimana mempelajari
kebijakan publik?
Teori-teori policy cycle
Policy cycle: model penyederhanaan proses
kebijakan;
Tahap-tahapan policy cycle
Agenda-setting: pengakuan masalah dan seleksi
issue
Formulasi kebijakan dan pembuatan keputusan
(policy formulation and decision making);
Implementasi;
Evaluasi dan terminasi
The Stages and Fields of Public Policy
Agenda setting
Policy
formulation
Policy design
Policy
Process and
subsystems
Policy adoption
Actors & institutions
Policy
implementation
Implementation
Policy evaluation
Policy evaluation
Agenda setting
Pembuatan kebijakan berawal dari
pengakuan adanya sebuah masalah
kebijakan;
Pengakuan terhadap masalah itu
mensyaratkan adanya masalah sosial yang
didefinisikan sedemikian rupa dan
memerlukan campur tangan negara yang
harus dinyatakan;
Masalah tersebut harus diagendakan untuk
dipertimbangkan secara serius tindakan
publiknya (agenda setting).
Agenda setting …
Agenda setting merupakan hasil dari proses
menyeleksi di antara berbagai macam
permasalahan dan issue;
Kalau begitu, bagaimana agenda setting itu
muncul? Apa yang dipahami sebagai
problem kebijakan? Bagaimana dan kapan
permasalahan kebijakan menjadi agenda
(formal) pemerintah? Mengapa
permasalahan lain disingkirkan dari
agenda?
Dalam masyarakat demokratis
Pengakuan masalah dan pendefinisian masalah sebagian
besar terjadi di ranah publik, di media atau sekurangnya
dalam domein-spesifik komunitas profesional, sehingga
agenda setting yang aktual ditandai oleh pola-pola
komposisi aktor dan peran publik yang berbeda:
Pola outside-initiation – tekanan sosial ke pemerintah
Pola inside-initiation
Mobilization – pemerintah mencari setelah ada gagasan yang
dirumuskan tanpa melibatkan aktor-aktor di luar
Consolidation – aktor-aktor negara menginisiasi issu di mana
dukungan publik sudah tinggi
Tingkat rasionalitas agenda?
Bagaimana berbagai variabel – aktor-aktor, institusi,
gagasan, dan kondisi material – saling berinteraksi
sangat dipengaruhi oleh situasi-situasi spesifik –
kadang-kadang memaksa pemerintah mengadopsi
kebijakan yang bertentangan dengan ukuranukuran yang diperkenalkan sebelumnya
Tiga arus: policy stream (solusi-solusi), politics
stream (sentimen publik, pergantian pemerintahan,
dsb), dan problem stream (persepsi tentang
masalah) saling berinteraksi
Aktivitas dan elemen polciy
making
AKTIVITAS
Riset (policy science)
Analisis kebijakan
Pengambilan
keputusan kebijakan
dan implementasi
ELEMEN UTAMA
Rasionalitas analitik
Konflik nilai dan resolusi
Faktor-faktor birokrasi
(TEORI-TEORI)
Formulasi kebijakan & pembuatan
keputusan
Problem-problem yang diekspresikan, tuntutan, dan
proposal akan ditransformasikan menjadi programprogram pemerintah;
Formulasi dan adopsi kebijakan mencakup perumusan
tujuan-tujuan – apa yang ingin dicapai dengan kebijakan
– dan mempertimbangkan berbagai alternatif tindakan
yang berbeda-beda
Selain ada beberapa pendekatan untuk memahami
proses ini – intermediasi kepentingan pluralistik,
korporatis, inkremental, dll – juga ada upaya-upaya
menyediakan techniques and tools agar pembuatan
keputusan makin rasional
Proses pembuatan keputusan
Pembuatan keputusan (seringkali) tidak
sekadar mencakup kegiatan menghimpun
informasi dan mengolahnya (analisis),
melainkan juga harus menyelesaikan
konflik di dalam dan di antara aktor-aktor
publik dan privat, serta departemendepartemen pemerintahan
Jejaring kebijakan (policy
network)
Jejaring kebijakan pada umumnya ditandai oleh
hubungan-hubungan yang nonhierarkhis, horizontal,
antaraktor-aktor di dalam jejaring; terjadi
pertukaran (exchange) dan upaya saling membantu
‘secara tersembunyi’ (diffuse reciprocity);
Sebuah subsistem kebijakan seringkali mencakup
lebih dari satu jejaring. Antarjejaring (atau koalisi
advokasi) saling bersaing untuk mendominasi
domein kebijakan masing-masing. Perubahan
nomenklatur – network?
Adopsi kebijakan
Di antara beberapa opsi kebijakan mana
yang diadopsi?
Kelayakan opsi-opsi kebijakan disederhanakan
melalui parameter-parameter dasar yang
substansial. Sejumlah kebijakan disingkirkan
karena kekurangan sumber daya – bukan
semata-mata dalam pengertian ekonomi, tapi
juga dukungan politik;
Alokasi kompetensi di antara aktor yang berbeda
memainkan peran krusial dalam pembuatan
keputusan
Formulasi kebijakan = proses sosial yang
Implementasi kebijakan
Tidak sepenuhnya ada jaminan tindakan di
lapangan akan secara ketat mengikuti
tujuan dan sasaran yang ditetapkan
pembuat kebijakan;
Implementasi kebijakan: “apa yang terjadi
di antara penetapan keputusan pemerintah
untuk melakukan sesuatu, atau tidak
melakukan sesuatu, dan hasil akhir
(ultimate impact) di dalam praktik (the
world of action) – O’Toole
Implementasi kebijakan
Implementasi merupakan tahapan kritis,
bagaimana tindakan politis dan
administratif di garis depan dapat benarbenar dapat dikendalikan oleh tujuan,
program, hukum, dan sebagainya;
Kebijakan dan apa yang dihajatkan
sebelumnya sangat sering diubah atau
didistorsikan di lapangan; pelaksanaannya
ditunda atau bahkan dihalang-halangi
seluruhnya
Elemen proses implementasi
Detail spesifikasi program – bagaimana dan melalui
agen/organisasi mana seharusnya program
dieksekusi? Bagaimana seharusnya
hukum/program diinterpretasi?
Alokasi sumber daya – bagaimana anggaran
didistribusi? Personel mana yang akan
mengeksekusi program? Unit organisasi mana yang
akan ditugasi?
Keputusan-keputusan – bagaimana keputusan
untuk setiap kasus akan ditentukan?
Top-down dan bottom-up
Awal studi implementasi dipahami sebagai proses yang
hierarkhis, top-down, sekurangnya sebagai standar
pengukuran normatif untuk menguji hasil implementasi;
Bukti-bukti empiris kurang menunjukan bahwa
implementasi merupakan jalinan tindakan hierarkhis yang
diarahkan secara langsung dari pusat hingga ke
pelaksanaan di lapangan;
Studi bottom-up mengkaji (i) peran agen dan personel
dalam menentukan hasil kebijakan sesungguhnya:
bagaimana mengatasi berbagai tuntutan terkait kebijakan,
(ii) hasil implementasi adalah produk interaksi antaraktoraktor dan program-program lain, (iii) pengakuan atas
luasnya kaitan dan jejaring antarbanyak aktor melintasi
garis formulasi implementasi/kebijakan
Evaluasi dan terminasi
Pembuatan kebijakan mengandaikan kontribusi
pemecahan masalah atau sedikitnya mengurangi
tumpukan masalah;
Fokus studi evaluasi adalah hasil kebijakan – hasil
yang dikehendaki maupun konsekuensi yang tak
dikehendaki;
Terminasi kebijakan – problem kebijakan sudah
teratasi atau diakui tidak efektif menangani tujuan
kebijakan? Umumnya: karena anggaran atau
pergantian pemerintahan …
Banyak kritik tapi tetap penting
Policy-cycle secara implisit didasarkan perspektif top-down,
pembuatan kebijakan dibingkai secara hierarkhis
Interaksi di antara berbagai program, hukum, norma, serta
implementasi dan evaluasi yang paralel kurang diperhatikan
Kerangka kerja policy cycle terlalu menyederhanakan dan
tak memberi gambaran realistis? Interaksi antara aktivitas
kebijakan yang terkait pada peringkat dan arena yang
berbeda?
Kebijakan senantiasa diperdebatkan, diimplementasikan,
ditegakkan, dan dievaluasi
Bagaimana menyejahterakan
masyarakat?
Melalui pembangunan
berkesinambungan?
antropos
ethnos
oikos
tekne
Field of policy
study
Policy and politics
Representative
research
questions
Representative
conceptual
framework
Methodological
approach &
examples
Representative
disciplines
Political science
Policy process
Policy analysis
Political science
Economics
Public administration
Policy-specific subfields
Policy evaluation
Political science
Economics
Public administration
Policy-specific subfields
Policy design
Political science
Philosophy/theory
Sociology
Policy makers &
policymaking
institutions
Political science
Economics
Public administration
Policy
implementation
Political science
Economics
Public administration
Policy-specific subfields
HUKUM DAN
KEBIJAKAN PUBLIK
Membuat kebijakan publik itu sulit?
Yang bisa diimplementasikan secara efektif
Yang bisa meningkatkan kewibawaan dan kepercayaan rakyat
kepada pemerintah
.....
Mengapa banyak peraturan daerah yang digugat untuk
dibatalkan? Juga undang-undang dan peraturan lain yang
dijudicial review?
Mengapa memutuskan kenaikan harga BBM menjadi
lebih sulit? Mengapa terjadi krisis bawang?
Mana lebih banyak hukum berhasil atau gagal mencapai
tujuan yang dimaksudkan?
Kebijakan publik = keputusan politik
yang berformat hukum?
Ex. Perdebatan tentang format hukum
RPJMD Peraturan Kepala Daerah atau
Peraturan Daerah?
Relasi hukum dan politik
Relasi Hukum dan Politik
Hubungan law &
politics
(aspek statis)
Model otonom
Model
embedded
Model
interseksi
Hubungan lawmaking & political
order
(aspek dinamis)
Hubungan legal
discipline to
political material
(aspek
epismemologi)
Model Otonom
POLITICS
LAW
Model Embedded
POLITICS
LAW
Model Interseksi
POLITICS
LAW
Kebijakan dalam perspektif
politik dan hukum
POLITIK
KEBIJAKAN
HUKUM
[proses &
hasil
konversi]
HUKUM
General System Theory: David
Easton
Tuntutan
Dukungan
Kewenangan
Politik
Umpan-balik
Keputusan atau
Kebijakan
Li
Outputs
Inputs
Li
u
k
ng
n
a
ng
u
k
ng
n
a
ng
11
Modifikasi Model Sistem
Politik
Decisions
Government
and actionsOutputs
Decision Makers
Withinputs
Social,
Economic,
Results
Inputs
and Political
Environment
Demands
Apathy
Support
Feedback
12
Perspektif sistem atas
proses politik: Gabriel A
Almond
Environmental
Inputs
Demands
Conversion
Policy-Making
Processes
Participant
Support
Outputs into
Environment
Extractions
Distributions
Regulations
Symbols
Outcomes
Domestic and
International
Welfare and
Security
Preceding
Environmental
States
Subject
Support
Endogenous
Changes in
Environment*
Feedback loops
*Changes not caused by actions of political system itself
13
Hofferbert’s Model for Comparative
Study of Policy Formation
Formal Policy
Conversion
1
2
3
4
Governmental
Mass PoliticalInstitutions
Socio- Behavior
Historic- Economic
Composition
Geographic
Conditions
5
Elite Behavior
Policy
Output
Ekonomi
Ilmu
Politik
Kebijakan publik
dan administrasi
Analisis
Kebijakan
Studi
manajeme
n&
organisasi
Studi-studi
perumahan
Studi-studi
pendidikan
Sosiologi
Kebijakan sosial
(dan administrasi)
Studi
perkotaan
Studi-studi
kesehatan
The policy studies family
Kriminologi
Politik dan kebijakan
Apakah politik itu?
Robert Dahl: ‘power, rule and authority’
Harold Laswell: ‘shaping and sharing of power’
David Easton: ‘authoritative allocation of values’
Kebijakan merupakan jejaring proses dan
keputusan di mana masukan-masukan yang
datang dari lingkungan ke tatanan politik
dikonversi menjadi keluaran yang bersifat
otoritatif yang dirancang untuk memiliki
dampak terhadap lingkungan.
Hukum dan kebijakan
‘Transformational moment’ – nilai-nilai input
ditransformasikan menjadi outputs yang
berkategori legal, sebelum diimplementasikan ke
masyarakat dengan sarana-sarana hukum.
Masukan dan keluaran adalah (bermuatan)
nilai/norma;
Law-in books and the law-in-action
Yehezkel Dror, “Law as a Tool of Directed Social
Change: A Framework for Policy-making” – social
policy instruments, dan normative policy analysis
Apakah kebijakan publik?
Kebijakan = penggunaan kewenangan
Kewenangan atau
otoritas
Kekuasaan resmi (legal-formal);
Berdayapaksa yang sedikit banyak sah –
legitimasi minimal (legal-prosedural,
substantif, instrumental);
Yurisdiksi legal-formal;
Kewenangan publik tidak mungkin
dapat dijalankan dengan baik tanpa
dukungan dan kepercayaan publik
Beberapa definisi kebijakan
Thomas R Dye: “anything government
choose to do or not to do”
Willian Dunn: “disiplin ilmu sosial terapan
yang menggunakan berbagai metode,
argumen, dan transformasi informasi
yang relevan dalam suatu setting politik
untuk memecahkan problem
publik/kebijakan”
John Dewey: kebijakan publik
“Publik dan problem-problemnya”
Kebijakan publik membahas bagaimana problemproblem itu dikonstruksikan, didefinisikan, dan
diletakkan dalam agenda kebijakan dan agenda politik;
Kebijakan publik interaksi antara pihak pemegang
otoritas (pejabat dan institusi) dan publiknya.
Tindakan pemegang otoritas – aktif (action) dan pasif
(inaction) –berdampak dalam kehidupan publik,
direspon atau direaksi oleh publik dengan berbagai
cara.
Perlunya intervensi kebijakan
Mencegah “homo homini lupus”
Jika mekanisme alamiah, cara-cara masyarakat
sendiri justru bermasalah, seperti: tiadanya
kepastian hak, meningkatnya ketidakadilan, atau
tiadanya perlindungan bagi mereka yang lemah;
Intervensi harus mempertimbangkan: pencapaian
tujuan, efek sampingnya, biaya yang harus
ditanggung, di satu pihak oleh pemerintah, dan
individu, dunia usaha dan institusi-institusi di
pihak lain.
Kebijakan publik berfungsi
Menyediakan kerangka untuk pengekspresian
pesan-pesan politik dan pencapaian tujuantujuan sosial;
Penggunaan kebijakan sebagai instrumen
pemerintahan – ekstraktif, distributif, regulatif –
sangat sentral dalam rangka menjaga
hubungan-hubungan sosial, ekonomi, politik:
Antara negara dan warga negara
Antara penyelenggara dan pengguna layanan-layanan
dsb
`
28
Konteks dan Aktor Kebijakan
Hogwood and Peters
Policies do not develop in a vacuum, but
are adopted in a crowded policy space
that leaves little space for policy
innovation
Negara, Pasar, Civil Society
Negara mencakup wilayah interaksi di mana paksaan
politik, bahkan kalau perlu penggunaan kekerasan,
diterima dan diabsahkan;
Pasar adalah wilayah di mana warga masyarakat
mengejar penguasaan sumber daya material dan nonmaterial (jasa) melalui proses-proses produksi dan
pertukaran-pertukaran;
Sebutan ‘masyarakat sipil’ untuk menunjuk prosesproses interaksi di luar ranah negara dan pasar, di mana
nilai-nilai diciptakan, dikembangkan, dan dirawat,
bahkan seringkali menuntut kesediaan berkorban.
Peran Negara dan Konteksnya
K
S
A
S
I
AT AL
R
K OB
O L
M
E IG
D
•
•
•
•
•
Akuntabilitas
Responsivitas
Responsibilitas
Partisipasi
Keadilan
NEGARA
BIROKRASI
MASYARAKAT SIPIL
[Warga Negara/Pemilih]
AP
G ITA
LO L
B ISM
AL
E
•Efisiensi;
•Privatisasi;
•Reinvent-Government
•NPM
PASAR
[Konsumen]
NEGARA
Agen-agen publik
formal
nonprovit
informal
provit
Publik
LSM/ORMAS
Privat
Organisasi sukarela
Nonprovit
KOMUNITAS
Rumah tangga, keluarga
Ketetanggaan, dst
PASAR
Usaha-usaha swasta
Aktor dan Institusi dalam
Proses Kebijakan
Or
ga
nis
m
as
la al
a
id
d ion
i
s at
ala
a
s
m
ni tern
a
ma
g In
r
O m
Aktor Kebijakan
sy
ar
e
t
s
ak
Si
at
Organisasi kenegaraan
35
Aktor dalam Proses
Kebijakan
Pejabat-pejabat yang dipilih: eksekutif,
legislatif
Pejabat-pejabat yang diangkat;
Kelompok-kelompok kepentingan
Organisasi-organisasi penelitian dan
pengkajian
Mass media
36
NEO-LIBERALISME
Homo Economicus [ekonomi motif tunggal hubungan antarmanusia]
Free Capital Movement
Newly-made
Rules
• WTO
• GATTS
• TRIPs
• TRIMs
APA
Praktik Bisnis
Trans-nasional
GLOBALISASI
BAGAIMANA Advertisment
Konsumerisme/
Ideologi
• Brand
• Logo
• Labeling
SIAPA
Perusahaan
Trans-nasional
World Bank, IMF, IFIs, MDBs
Market
Power
Deregulasi
Liberalisasi
Privatisasi
Kebijakan
Publik
Gaya Hidup Global
Identitas Global
Kultur Global
Provision of Public Needs—
Our Shared Life
State
Power
Community
Power
Pilihan
Individual
Manajemen publik
Tak semata-mata bisa dipahami sebagai
berkaitan dengan struktur-struktur –
pendelegasian dan kontrol kewenangan secara
resmi dan kaku – melainkan juga perlu dipahami
Sebagai kiat, keterampilan (craft) – kinerja
individu-individu untuk menjalankan peranperan manajerial – serta
Sebagai institusi-institusi, yaitu bagaimana
dan atas nilai-nilai apa para pejabat publik
berkiat.
Francis Fukuyama: “tidak ada ilmu
administrasi negara” (no science of
public administration). Yang ada
adalah art!
Bagaimana mempelajari
kebijakan publik?
Teori-teori policy cycle
Policy cycle: model penyederhanaan proses
kebijakan;
Tahap-tahapan policy cycle
Agenda-setting: pengakuan masalah dan seleksi
issue
Formulasi kebijakan dan pembuatan keputusan
(policy formulation and decision making);
Implementasi;
Evaluasi dan terminasi
The Stages and Fields of Public Policy
Agenda setting
Policy
formulation
Policy design
Policy
Process and
subsystems
Policy adoption
Actors & institutions
Policy
implementation
Implementation
Policy evaluation
Policy evaluation
Agenda setting
Pembuatan kebijakan berawal dari
pengakuan adanya sebuah masalah
kebijakan;
Pengakuan terhadap masalah itu
mensyaratkan adanya masalah sosial yang
didefinisikan sedemikian rupa dan
memerlukan campur tangan negara yang
harus dinyatakan;
Masalah tersebut harus diagendakan untuk
dipertimbangkan secara serius tindakan
publiknya (agenda setting).
Agenda setting …
Agenda setting merupakan hasil dari proses
menyeleksi di antara berbagai macam
permasalahan dan issue;
Kalau begitu, bagaimana agenda setting itu
muncul? Apa yang dipahami sebagai
problem kebijakan? Bagaimana dan kapan
permasalahan kebijakan menjadi agenda
(formal) pemerintah? Mengapa
permasalahan lain disingkirkan dari
agenda?
Dalam masyarakat demokratis
Pengakuan masalah dan pendefinisian masalah sebagian
besar terjadi di ranah publik, di media atau sekurangnya
dalam domein-spesifik komunitas profesional, sehingga
agenda setting yang aktual ditandai oleh pola-pola
komposisi aktor dan peran publik yang berbeda:
Pola outside-initiation – tekanan sosial ke pemerintah
Pola inside-initiation
Mobilization – pemerintah mencari setelah ada gagasan yang
dirumuskan tanpa melibatkan aktor-aktor di luar
Consolidation – aktor-aktor negara menginisiasi issu di mana
dukungan publik sudah tinggi
Tingkat rasionalitas agenda?
Bagaimana berbagai variabel – aktor-aktor, institusi,
gagasan, dan kondisi material – saling berinteraksi
sangat dipengaruhi oleh situasi-situasi spesifik –
kadang-kadang memaksa pemerintah mengadopsi
kebijakan yang bertentangan dengan ukuranukuran yang diperkenalkan sebelumnya
Tiga arus: policy stream (solusi-solusi), politics
stream (sentimen publik, pergantian pemerintahan,
dsb), dan problem stream (persepsi tentang
masalah) saling berinteraksi
Aktivitas dan elemen polciy
making
AKTIVITAS
Riset (policy science)
Analisis kebijakan
Pengambilan
keputusan kebijakan
dan implementasi
ELEMEN UTAMA
Rasionalitas analitik
Konflik nilai dan resolusi
Faktor-faktor birokrasi
(TEORI-TEORI)
Formulasi kebijakan & pembuatan
keputusan
Problem-problem yang diekspresikan, tuntutan, dan
proposal akan ditransformasikan menjadi programprogram pemerintah;
Formulasi dan adopsi kebijakan mencakup perumusan
tujuan-tujuan – apa yang ingin dicapai dengan kebijakan
– dan mempertimbangkan berbagai alternatif tindakan
yang berbeda-beda
Selain ada beberapa pendekatan untuk memahami
proses ini – intermediasi kepentingan pluralistik,
korporatis, inkremental, dll – juga ada upaya-upaya
menyediakan techniques and tools agar pembuatan
keputusan makin rasional
Proses pembuatan keputusan
Pembuatan keputusan (seringkali) tidak
sekadar mencakup kegiatan menghimpun
informasi dan mengolahnya (analisis),
melainkan juga harus menyelesaikan
konflik di dalam dan di antara aktor-aktor
publik dan privat, serta departemendepartemen pemerintahan
Jejaring kebijakan (policy
network)
Jejaring kebijakan pada umumnya ditandai oleh
hubungan-hubungan yang nonhierarkhis, horizontal,
antaraktor-aktor di dalam jejaring; terjadi
pertukaran (exchange) dan upaya saling membantu
‘secara tersembunyi’ (diffuse reciprocity);
Sebuah subsistem kebijakan seringkali mencakup
lebih dari satu jejaring. Antarjejaring (atau koalisi
advokasi) saling bersaing untuk mendominasi
domein kebijakan masing-masing. Perubahan
nomenklatur – network?
Adopsi kebijakan
Di antara beberapa opsi kebijakan mana
yang diadopsi?
Kelayakan opsi-opsi kebijakan disederhanakan
melalui parameter-parameter dasar yang
substansial. Sejumlah kebijakan disingkirkan
karena kekurangan sumber daya – bukan
semata-mata dalam pengertian ekonomi, tapi
juga dukungan politik;
Alokasi kompetensi di antara aktor yang berbeda
memainkan peran krusial dalam pembuatan
keputusan
Formulasi kebijakan = proses sosial yang
Implementasi kebijakan
Tidak sepenuhnya ada jaminan tindakan di
lapangan akan secara ketat mengikuti
tujuan dan sasaran yang ditetapkan
pembuat kebijakan;
Implementasi kebijakan: “apa yang terjadi
di antara penetapan keputusan pemerintah
untuk melakukan sesuatu, atau tidak
melakukan sesuatu, dan hasil akhir
(ultimate impact) di dalam praktik (the
world of action) – O’Toole
Implementasi kebijakan
Implementasi merupakan tahapan kritis,
bagaimana tindakan politis dan
administratif di garis depan dapat benarbenar dapat dikendalikan oleh tujuan,
program, hukum, dan sebagainya;
Kebijakan dan apa yang dihajatkan
sebelumnya sangat sering diubah atau
didistorsikan di lapangan; pelaksanaannya
ditunda atau bahkan dihalang-halangi
seluruhnya
Elemen proses implementasi
Detail spesifikasi program – bagaimana dan melalui
agen/organisasi mana seharusnya program
dieksekusi? Bagaimana seharusnya
hukum/program diinterpretasi?
Alokasi sumber daya – bagaimana anggaran
didistribusi? Personel mana yang akan
mengeksekusi program? Unit organisasi mana yang
akan ditugasi?
Keputusan-keputusan – bagaimana keputusan
untuk setiap kasus akan ditentukan?
Top-down dan bottom-up
Awal studi implementasi dipahami sebagai proses yang
hierarkhis, top-down, sekurangnya sebagai standar
pengukuran normatif untuk menguji hasil implementasi;
Bukti-bukti empiris kurang menunjukan bahwa
implementasi merupakan jalinan tindakan hierarkhis yang
diarahkan secara langsung dari pusat hingga ke
pelaksanaan di lapangan;
Studi bottom-up mengkaji (i) peran agen dan personel
dalam menentukan hasil kebijakan sesungguhnya:
bagaimana mengatasi berbagai tuntutan terkait kebijakan,
(ii) hasil implementasi adalah produk interaksi antaraktoraktor dan program-program lain, (iii) pengakuan atas
luasnya kaitan dan jejaring antarbanyak aktor melintasi
garis formulasi implementasi/kebijakan
Evaluasi dan terminasi
Pembuatan kebijakan mengandaikan kontribusi
pemecahan masalah atau sedikitnya mengurangi
tumpukan masalah;
Fokus studi evaluasi adalah hasil kebijakan – hasil
yang dikehendaki maupun konsekuensi yang tak
dikehendaki;
Terminasi kebijakan – problem kebijakan sudah
teratasi atau diakui tidak efektif menangani tujuan
kebijakan? Umumnya: karena anggaran atau
pergantian pemerintahan …
Banyak kritik tapi tetap penting
Policy-cycle secara implisit didasarkan perspektif top-down,
pembuatan kebijakan dibingkai secara hierarkhis
Interaksi di antara berbagai program, hukum, norma, serta
implementasi dan evaluasi yang paralel kurang diperhatikan
Kerangka kerja policy cycle terlalu menyederhanakan dan
tak memberi gambaran realistis? Interaksi antara aktivitas
kebijakan yang terkait pada peringkat dan arena yang
berbeda?
Kebijakan senantiasa diperdebatkan, diimplementasikan,
ditegakkan, dan dievaluasi
Bagaimana menyejahterakan
masyarakat?
Melalui pembangunan
berkesinambungan?
antropos
ethnos
oikos
tekne
Field of policy
study
Policy and politics
Representative
research
questions
Representative
conceptual
framework
Methodological
approach &
examples
Representative
disciplines
Political science
Policy process
Policy analysis
Political science
Economics
Public administration
Policy-specific subfields
Policy evaluation
Political science
Economics
Public administration
Policy-specific subfields
Policy design
Political science
Philosophy/theory
Sociology
Policy makers &
policymaking
institutions
Political science
Economics
Public administration
Policy
implementation
Political science
Economics
Public administration
Policy-specific subfields