AKUNTANSI UNTUK OPERASI kantor CABANG

AKUNTANSI UNTUK
OPERASI CABANG
Kelompok 5
Ahmad ahkam hikami
Camelia aslahah
DADANG KURNIAWAN
Detty sarah
DIAH AYU NURMALASARI

Ika almukaromah
Miftahul fitri
MUHAMMAD IKMAN
ROMDONI
Nurul rahmah

AKUNTANSI UNTUK OPERASI CABANG

Salah satu cara ekspansi perusahaan adalah melaui
pertumbuhan internal selain pertumbuhan yang terjadi
perusahaan juga memperluas usahanya dengan membangun
lokasi penambahan, ketika operasi di jalankan lebih dari satu

maka lokasi yang berbeda dapat diistilahkan sebagai agen
penjualan, cabang, pabrik.

PERBEDAAN ANTARA AGEN PENJUALAN DAN CABANG

Agen Penjualan
Agen penjual (sales agency) biasanya tidak beroperasi
secara otonom tetapi bertindak sebagai kantor pusat (home
office) agan penjualan biasanya memajang dan
mendemontrasikan contoh produk, menerima pesanan dan
mengatur pengiriman dan agen penjualan tidak menyimpan
stok persediaan, pemilihan produk, pengiklanan, pemberian
kredit, penagihan hutang.

Kantor Cabang
kantor cabang (branch office) memiliki otonomi yang
lebih luas dan memberikan berbagai layanan yang lebih besar,
kantor cabang menyediakan stok persediaan dan memenuhi
pesanan pelangan dan menjalankan fungsi pemberian kredit
secara mandiri system pengambilan keputusan management

dibuat dikantor pusat dan agen penjualan melakukan operasi
rutin dari pengambilan keputusan, sementara manager cabang
hanya memiliki sedikit pilihan dan manager kantor cabang
dapat beroprasi relatife lebih independent dari kantor pusat.

SISTEM AKUNTANSI DAN ENTITAS AKUNTASI
Agen penjualan umumnya tidak mengelola sistem akuntansi keuangan melainkan
hanya menyimpan catatan yang cukup dalam menjalankan usahanya. Kantor pusat
mengelola sistem akuntansi sedangkan transaksi-transaksi agen dicatat oleh
kantor pusat. Sementara di lain pihak, sebuah cabang sebagian besar mengelola
sistem akuntansi keuangan lengkap.
Ketika catatan akuntansi cabang terpisah dikelola untuk tujuan internal, seperti
tanggung jawab akuntansi dan evaluasi kinerja. Akun-akun yang ada di cabang
dan kantor pusat harus digabungkan dalam penyusunan laporan akuntansi
eksternal.

AKUNTANSI UNTUK AGEN PENJUALAN
Untuk beberapa jenis transaksi, ayat jurnal yang dicatat oleh kantor pusat sebagai berikut :
Misalnya, kantor pusat mencatat transaksi agen berdasarkan faktur penjualan, catatan
penggajian, dan dokumen voucher kas kecil yang disediakan oleh agen penjualan.

Transaksi lainnya dapat dicatat berdasarkan dokumen sumber lain yang diserahkan pihak
eksternal secara langsung ke kantor pusat.
Misalnya, perusahaan yang memberikan jasa gas, listrik, air, dan telekomunikasi ke agen
dapat mengirim tagihan langsung ke kantor pusat.
Kantor pusat umumnya mencatat aset, pendapatan, dan beban tiap-tiap agen
secara terpisah. Hal ini untuk mengontrol aset dan menyediakan informasi untuk
menilai kinerja tiap-tiap agen.

Sebagai contoh asumsikan kantor pusat untuk agen penjualan, asumsikan bahwa PT
Cemara, sebuah produsen struktur modular dan partisi yang berbasis di jakart,
membangun sebuah agen di surabaya. Ayat-ayat jurnal untuk mencatat transaksitransaksi agen penjualan yang khas pada pembukuan kantor pusat diilustrasikan pada
Figur 17-1.
FIGUR 17-1
Ayat Jurnal Kantor Pusat untuk Transaksi Agen Penjualan
Transaksi
Menyewa tanah untuk fasilitas penjualan

Membangun dan melengkapi gedung untuk
fasilitas penjualan


Transfer kas ke agen untuk dana kas kecil
Transfer persediaan yang akan digunakan
untuk peragaan pada agen penjualan

Ayat Jurnal pada Pembukuan Kantor Pusat
Sewa Dibayar di Muka-Agen Surabaya
Kas

50.000.000

Perbaikan Prasarana-Agen Surabaya
Perabot dan Perlengkapan Kantor-Agen
Surabaya
Peralatan-Agen Surabaya

80.000.000

Kas
Kas Kecil-Agen Surabaya
Kas

Persediaan Peragaan-Agen Surabaya
Persediaan

50.000.000

21.000.000
16.000.000
117.000.000
2.500.000
2.500.000
135.000.000
135.000.000

Transaksi
membayar tagihan yang diterima kantor pusat
atas beban-beban agen penjualan

Membayar gaji karyawan agen penjualan
Memenuhi pesanan dari agen penjualan


Ayat Jurnal pada Pembukuan Kantor Pusat
Beban Utilitas-Agen Surabaya
Beban Kantor-Agen Surabaya
Beban Asuransi-Agen Surabaya
Beban Perjalanan-Agen Surabaya
Beban Iklan-Agen Surabaya
Kas
Beban Gaji-Agen Surabaya
Kas
Piutang Dagang
Penjualan-Agen Surabaya
Beban pokok Penjualan-Agen Surabaya
Persediaan

Mengisi Kembali dana kas kecil agen penjualan Beban Kantor-Agen Surabaya
Beban Perjalanan-Agen Surabaya
Beban Tenaga Kerja Lepas-Agen Surabaya
Kas
Mencatat ayat jurnal penyesuaian akhir periode Beban Sewa-Agen Surabaya
Beban Penyusutan-Agen Surabaya

Beban Gaji-Agen Surabaya
Sewa Dibayar di Muka-Agen Sby
Akumulasi Penyusutan-Agen Sby
Utang Gaji

1.100.000
800.000
2.000.000
1.400.000
2.700.000
8.000.000
31.000.000
31.000.000
88.000.000
88.000.000
56.000.000
56.000.000
220.000
1.200.000
750.000

2.370.000
25.000.000
14.500.000
1.900.000
25.000.000
14.500.000
1.900.000

AKUNTANSI UNTUK OPERASI CABANG

Walaupun kantor pusat dan masing-masing cabang mengelola pembukuan
tersendiri, seluruh akun akan digabungkan untuk pelaporan eksternal sehingga
laporan keuangan eksternal menyajikan perusahaan sebagai entitas ekonomi
tunggal. Seperti saat menyusun laporan keuangan konsolidasi, hanya
menambahkan bersamaan saldo dari akun-akun yang terdapat di setiap sistem
akuntansi tidak menghasilkan gambaran entitas ekonomi tunggal. Beberapa
eliminasi juga diperlukan.

AKUN ANTAR PERUSAHAAN


Transaksi yang terjadi dengan pihak eksternal dicatat dengan cara yang normal
seperti biasa. Transaksi antara kantor pusat dan kantor cabang juga dicatat seperti
biasa kecuali bahwa mereka dicatat dalam akun antarperusahaan (intercompany
accounts). Akun ini merupakan akun resiprokal (reciprocal accounts) antara kantor
pusat dan kantor cabang. Ketika pembukuan dikantor pusat dan cabang selesai
dimutakhiran, saldo akun antarperusahaan pada pembukuan kantor pusat akan sama
jumlahnya. Tetapi berlawanan dengan akun antarperusahaan terkait pada pembukuan
cabang.
Misalnya, jika akun antarperusahaan pada pembukuan kantor pusat memiliki saldo
debit sebesar RP10.000.000, maka akun antarperusahaan terkait pada pembukuan
kantor cabang harus memiliki saldo kredit dalam jumlah yang sama.

Perhatikan bahwa kenaikan dalam akun investasi di cabang pada pembukuan
kantor pusat dicatat dengan ayat jurnal di sisi dan penurunannya dicatat di sisi
kredit. Cara sebaliknya berlaku pada akun kantor pusat di cabang.
Sifat timbal balik investasi di Cabang dan Kantor Pusat, dan bagaimana
pengeruhnya terhadap berbagai transaksi, ditunjukan di bawah ini.

Investasi di Cabang
(Pembukuan Kantor Pusat)

XXX

Investasi Pusat
(Pembukuan Cabang)

XXX

Transfer aset ke cabang
Transfer aset dari cabang

XXX

Laba Cabang
Rugi Cabang

XXX

XXX
XXX
XXX

XXX

PENDIRIAN CABANG
Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa PT Jaya berlokasi di Jakarta, mendirikan sebuah
cabang di Medan, Sumatra Utara. Kantor pusat mentransfer ke cabang berupa kas
Rp20.000.000, peralatan kantor baru senilai Rp5.000.000, dan peralatan toko baru
senilai Rp30.000.000. Kantor pusat mencatat transfer tersebut dengan ayat jurnal
sebagai berikut.
H(1)

Dr. Investasi di Cabang Medan
Rp55.000.000
Cr. Kas
Rp20.000.000
Peralatan Kantor
Rp 5.000.000
Peralatan Toko
Rp30.000.000
Transfer aset ke cabang Medan

INGAT !!
KODE “H” jurnal dibuat Kantor Pusat
KODE “B” jurnal dibuat Kantor Cabang

Seperti pada Bab-bab sebelumnya, ayat jurnal diberi angka secara berurutan selama
pembahasan bab sehingga setiap ayat jurnal dapat diidentifikasi. Ayat jurnal pada
bab ini dibuat oleh kantor pusat diberi tambahan kode huruf H, sementara yang
dibuat di cabang diberi tambahan kode huruf B. Cabang Medan PT Jaya mencatat
transfer aset dari kantor pusat dengan ayat jurnal berikut ini.
B(2) Dr. Kas
Rp20.000.000
Peralatan Kantor
Rp 5.000.000
Peralatan Toko
Rp30.000.000
Cr. Kantor Pusat
Rp55.000.000
Transfer aset dari kantor pusat

Setelah Kantor Pusat dan cabang mencatat transfer, akun Investasi di Cabang
Medan pada pembukuan kantor pusat dan akun Kantor Pusat pada pembukuan
cabang memiliki saldo resiprokal sebesar Rp55.000.000 Laporan posisi
keuangan tersendiri yang dibuat oleh cabang Medan sesaat setelah transfer akan
tampak seperti berikut.
Cabang Medan PT Jaya
Laporan Posisi Keuangan
Liabilitas:

Aset:
Kas

Total:

Rp20.000.000

Peralatan Kantor

5.000.000

Peralatan Toko

30.000.000
Rp55.000.000

Kantor Pusat

Rp55.000.000

Total:

Rp55.000.000

BIAYA PENGIRIMAN BARANG DAGANG
Biaya pengiriman yang timbul atas pengiriman barang dagang dari kantor pusat ke
cabang menjadi bagian dari biaya perolehan persediaan cabang. Misalnya,
asumsikan bahwa kantor pusat PT. jaya membayar Rp. 100.000 untuk mengirim
barang dagang senilai Rp. 8.000.000 ke cabang medan. Transfer tersebut dicatat oleh
kantor pusat sebagai berikut.

(H) Db. Investasi di cabang Medan
Rp. 8.100.000
Cr. Persediaan
Rp. 8.000.000
Cr. Kas
Rp. 100.000
Transfer persediaan kecabang medan dan membayar ongkos kirim
Cabang Medan mencatat transfer sebagai berikut.
(B) Db. Persediaan
Rp. 8.100.000
Cr. Kantor pusat
Rp. 8.100.000

BARANG DAGANG YANG DITAGIH MELEBIHI BIAYA PEROLEHAN

Perusahaan terkadang mentransfer persediaan dari kantor pusat kecabang dan
menagihkan cabang atas jumlah yang lebih besar dari biaya perolehan dari kantor
pusat, sebagai contoh, ketika kantor pusat dan setiap cabang di perlakukan
sebagai pusat laba untuk tujuan pelaporan dan evaluasi internal.
Untuk menguji perlakuan jika terjadi laba antar perusahaan dalam pengiriman
Banag dagang ke cabang, asumsikan bahwa kantor pusat PT. jaya membeli barang
dagang dengan harga Rp. 12.000.000 dan mengirimkan ke cabang Medan,
menagihkan ke cabang sebesar Rp. 15.000.000. kantor pusat mencatat pengiriman
barang dagang dengan ayat jurnal sebagai berikut,
(H2) Db. Investasi di cabang Medan
Rp. 15.000.000
Cr. Persdiaan
Rp. 12.000.000
Cr.Laba antar perusahaan yang belum terealisasi Rp. 3.000.000

Laba antar perusahaan sebesar Rp. 3.000.000 belum terealisasi
karena persediaan belum dijual kepihak eksternal. Pengakuan
laba ditangguhkan sampai dengan cabang dapat menjual barang
dagang ke eksternal.
Cabang mencatat penerimaan pengiriman persediaan dengan ayat
jurnal sebagai berikut.
(B2) Db. Persediaan – dari kantor pusat
Rp. 15.000.000
Cr. Kantor pusat
Rp. 15.000.000

Mentransfer persediaan dari kantor pusat.
Jurnal tersebut mencatat persediaan sebesar biaya perolehan untuk cabang
tanpa memisahkan pengakuan laba antar perusahaan yang di masukan dalam
harga transfer.
Dengan demikian, laba antar perusahaan yang belum terealisasi sebesar Rp.
3.000.000 dieliminasi dan persediaan dilaporkan sebesar harga perolehan
awalnya sebesar Rp. 12.000.000
Ketika cabang menjual persediaan yang di peroleh dari kantor pusat, cabang
mengakui laba sebesar selisih antara harga jual ke pihak eksternal
dengan harga transfer dari kantor pusat. Setelah persediaan di jual ke
eksternal, kantor pusat mengakui laba antar perusahaan yang sebelumnya
ditangguhkan.
Misalnya, jika cabang medan menjual 80% persediaan yang ditransfer dari
kantor pusat, laba antar perusahaan yang diakui oleh kantor pusat dengan ayat
jurnal sebagai berikut.

(H) Db. Laba atas perusahaan yang
belum terealisasi
Cr. Laba Cabang Medan
Mengakui laba antar perusahaan :
Rp. 3.000.000 x 0,8

Rp. 2.400.000
Rp. 2.400.000

Laba
dialokasi ke
Cabang
Medan

Alternatif lainnya, perusahaan dapat menganggap bahwa laba antar perusahaan
seharusnya dialokasikan ke kantor pusat atas jasa yang telah diberikan. Untuk
kasus tersebut laba antar perusahaan diakui pada pembukuan kantor pusat dengan
ayat jurnal sebagai berikut.
Laba
(H) Db. Laba antar perusahaan yang
dialokasi ke
belum terealisasi
Rp. 2.400.000
Kantor Pusat
Cr. Laba terealisasi atas
pengiriman ke Cabang
Rp. 2.400.000
Mengakui laba antar perusahaan :
Rp. 3.000.000 x 0,8

AKUNTANSI UNTUK ASET TETAP CABANG

Prosedur normal diterapkan dalam akuntansi untuk aset tetap cabang yang
dicatat pada pembukuan cabang. Jika aset tetap yang dibeli kantor pusat untuk
cabang dan cabang mencatat aset tersebut pada pembukuannya, maka ayat jurnal
harus dicatat oleh kantor pusat maupun cabang.
Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa kantor pusat PT Jaya membeli peralatan
toko senilai Rp 30.000.000 untuk cabang Medan. Kantor pusat mencatat
pembelian tersebut dengan ayat jurnal sebagai berikut.

H(13) Investasi di Cabang Medan
30.000.000
Kas
30.000.000
Membeli peralatan untuk cabang Medan

KP yang beli, AT
dicatat oleh
Cabang

Pembelian ini dicatat oleh cabang dengan ayat jurnal sebagai berikut.
B(14) Peralatan Toko
30.000.000
Kantor Pusat
30.000.000
Mencatat pembelian peralatan oleh kantor pusat
Ketika aset tetap cabang dicatat hanya pada pembukuan kantor pusat,tidak ada
ayat jurnal yang diperlukan pada pembukuan cabang jika kantor pusat melakukan
pembelian.Misalnya,jika kantor pusat PT Jaya membeli Rp 30.000.000 peralatan toko
untuk cabang Medan dan peralatan tersebut dicatat pembukuan kantor pusat daripada
cabang,maka kantor pusat mencatat pembelian tersebut sebagai berikut.

KP yang beli, AT
tidak dicatat oleh
Cabang
H(15) Peralatan Toko-Cabang Medan 30.000.000
Kas
30.000.000
Membeli peralatan untuk cabang Medan
Tidak ada ayat jurnal yang dicatat pada pembukuan cabang.
Jika cabang membeli aset tetap yang dicatat pada pembukuan kantor pusat, maka
ayat jurnal harus dibuat oleh kantor pusat maupun cabang.
Misalnya,asumsikan bahwa cabang Medan PT Jaya membeli peralatan toko senilai
Rp 30.000.000 yang digunakan oleh cabang,tetapi dicatat oleh kantor pusat.Cabang
mencatat pembelian tersebut dengan ayat jurnal sebagai berikut.

Cabang yang beli,
AT tidak dicatat
oleh Cabang
B(16) Kantor Pusat
Kas
Membeli peralatan

30.000.000
30.000.000

Pembelian dicatat oleh kantor pusat sebagai berikut.
H(17) Peralatan Toko-Cabang Medan 30.000.000
Investasi di Cabang Medan
30.000.000
Mencatat pembelian peralatan cabang oleh cabang Medan

PEMBAGIAN BEBAN SECARA PROPOSIONAL

Penetapan beban dapat dibagi ke beberapa jenis,yaitu:
1.

2.

3.

Beban yang dikeluarkan oleh cabang tetapi dibayar oleh kantor pusat.
Misalnya,persediaan yang dibeli dari pihak eksternal oleh cabang dan
ditagihkan ke kantor pusat.
Beban yang dikeluarkan oleh kantor pusat atas nama cabang.Misalnya,
penyusutan atas peralatan cabang yang dicatat pada pembukuan kantor
pusat atau biaya kampanye iklan untuk cabang yang diminta oleh kantor
pusat.
Alokasi biaya yang dikeluarkan oleh kantor pusat. Misalnya,sebagian dari
biaya kampanye iklan umum atau sebagian dari biaya overhead umum
kantor pusat.

Sebagai ilustrasi perlakuan pembagian biaya kantor pusat,asumsikan bahwa
kantor pusat PT Jaya yang mengeluarkan biaya yang ditetapkan ke cabang
Medan adalah sebagai berikut.
Beban utilitas (biaya yang dikeluarkan oleh cabang Medan
dan ditagih ke akun utama kantor pusat)
Rp 14.000.000
Beban penyusutan (aset cabang Medan yang dicatat pada
pembukuan kantor pusat)
Rp 3.000.000
Overhead umum (dialokasikan ke cabang berdasarkan
penjualan bruto)
Rp 18.000.000
Total
Rp 35.000.000

Kantor pusat PT Jaya mencatat ayat jurnal berikut setelah memberitahukan cabang
Medan mengenai beban yang dibagi secara proposional sebesar Rp 35.000.000.
H(18) Investasi di Cabang Medan
35.000.000
Beban Utilitas
14.000.000
Beban Penyusutan
3.000.000
Beban Overhead Umum
18.000.000
Membagi beban ke cabang Medan
Setelah pemberitahuan beban dari kantor pusat,cabang mencatat beban tersebut sebagai
berikut.
B(19) Beban Utilitas
14.000.000
Beban Penyusutan
3.000.000
Beban Overhead Umum
18.000.000
Kantor Pusat
35.000.000
Mencatat beban yang dibagi dari kantor pusat

LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERUSAHAAN SECARA
KESELURUHAN

Penyusunan laporan keuangan perusahaan secara
keseluruhan umumnya menggunakan kertas kerja untuk
memudahkan penggabungan akun-akun kantor pusat dan
cabang serta mengeliminasi akun-akun antarperusahaan.
Jika yang disusun adalah laporan keuangan
lengkap,maka kertas kerja tiga bagian dapat digunakan
untuk menggabungkan akun-akun kantor pusat dan cabang.

Asumsikan data berikut terkait dengan tahun fiskal PT Jaya yang berakhir pada
31 Desember 20X1.
1. PT Jaya mendirikan cabang di Medan dan segera mentransfer kas,peralatan
kantor dan peralatan toko dengan nilai total sebesar Rp 55.000.000 ke
cabang,seperti yang dicatat dalam ayat jurnal H(1).Kemudian pada tahun
tersebut kantor pusat PT Jaya mentransfer persediaan senilai Rp 12.000.000
ke cabang dan menagihnya Rp 15.000.000,seperti yang dicatat dalam ayat
jurnal H(2).PT Jaya melaporkan saldo Investasi di Cabang Medan sebesar
Rp 70.000.000 pada tanggal 31 Desember 20X1,sebelum jurnal penutup
dicatat.
2. Cabang Medan melaporkan laba sebesar Rp 63.000.000 untuk tahun 20X1.
3. Saldo akun Investasi di Cabang Medan dan akun Kantor Pusat meningkat
sebesar Rp 133.000.000 pada tanggal 31 Desember 20X1.
Saldo prapenutupan,31 Desember 20X1
Rp 70.000.000
Laba cabang Medan 20X1
Rp 63.000.000
Saldo pascapenutupan,31 Desember 20X1
Rp 133.000.000

4.

Pada tanggal 31 Desember 20X1,cabang Medan memiliki persediaan senilai
Rp 8.000.000 yang diperoleh dari kantor pusat; persediaan dicatat dalam
akun terpisah dari persediaan yang dibeli secara eksternal.

5.

Bagian yang dikreditkan sebesar Rp 3.000.000 dari akun Laba
Antarperusahaan Belum yang Terealisasi PT Jaya atas pengiriman
persediaan ke cabang Medan selama tahun 20X1 diakui sebagai berikut.

Laba antarperusahaan telah terealisasi pada akhir tahun
Rp 1.400.000
Laba antarperusahaan yang belum terealisasi pada akhir tahun Rp 1.600.000
Total laba antarperusahaan 20X1
Rp 3.000.000
= 15.000.000 – Rp. 8.000.000
= 7.000.000
=7.000.000 x 3.000.000 =
1.400.000
15.000.000

Ayat jurnal yang diperlukan PT Jaya pada tanggal 31 Desember 20X1.
E(20) Laba Cabang Medan
Kantor Pusat,saldo prapenutupan
Investasi di Cabang Medan
Mengeliminasi akun antarperusahaan

63.000.000
70.000.000
133.000.000

E(21) Laba yang Terealisasi atas Pengiriman ke Cabang
1.400.000
Beban Pokok Penjualan
1.400.000
Mengeliminasi laba kantor pusat dari beban pokok penjualan
E(22) Laba Antarperusahaan yang Belum Terealisasi 1.600.000
Persediaan-dari Kantor Pusat
1.600.000
Mengeliminasi laba belum terealisasi dari nilai persediaan
E(23) Persediaan
6.400.000
Persediaan-dari Kantor Pusat
6.400.000
Mereklasifikasi persediaan dari kantor pusat
Rp 8.000.000-Rp 1.600.000

Ilustrasi Akuntansi Untuk Operasi Cabang
Sebagai ilustrasi ringkasan akuntansi untuk operasi cabang, asumsikan
bahwa PT Ultra Surabaya Jawa Timur, distributor peralatan kantor
mendirikan kantor cabang penjualan di Denpasar Bali. Kantor pusat
menjual kepada peritel (pengecer) dan kepada cabang Bali dengan laba
atas penjualan antarperusahaan yang dialokasikan ke kantor pusat.
Asumsi lainnya adalah sebagai berikut :
a. PT Ultra mendirikan cabang Denpasar pada tahun 20X1 dengan
mentransfer dana uang tunai sebesar Rp30.000.000. selain itu,
kantor pusat juga mentransfer peralatan dan perlengkapan kantor
baru senilai Rp100.000.000 ke cabang Denpasar.

b.

c.

d.

Selama tahun 20X1, kantor pusat dan cabang Denpasar membeli barang
dagang masing-masing sebesar Rp260.000.000 dan Rp50.000.000 dari
pihak eksternal.
Selama tahun berjalan, kantor pusat mentransfer barang dagang ke
cabang Denpasar dengan total harga transfer sebesar Rp110.000.000.
Biaya perolehan barang dagang kantor pusat senilai Rp70.000.000.
Kantor pusat menjual barang dagang seharga Rp254.000.000 ke pihak
eksternal dengan harga Rp500.000.000 selama tahun berjalan dan piutang
yang berhasil ditagih sebesar Rp480.000.000. Cabang Denpasar menjual
barang dagang senilai Rp128.000.000 ke pihak eksternal dengan harga
Rp200.000.000 dan berhasil menagih piutang sebesar Rp158.000.000.
Sejumlah persediaan yang dijual oleh cabang Denpasar senilai
Rp38.000.000 telah dibeli dari pihak eksternal.

e.
f.

g.
h.
i.

j.

Cabang Denpasar mengirimkan kas sebesar Rp70.000.000 ke kantor pusat.
Selama tahun berjalan beban operasi yang terjadi di kantor pusat sebesar
Rp133.000.000. Sementara beban operasi yang terjadi di cabang Denpasar
sebesar Rp34.000.000.
Kantor Pusat membayar utang sebesar Rp390.000.000 selama tahun 20X1,
sementara cabang Denpasar membayar utang Rp77.000.000.
PT Ultra mengumumkan dan membayar dividen sebesar Rp50.000.000.
Pada akhir tahun 20X1, kantor pusat mencatat penyusutan sebesar
Rp30.000.000, sementara cabang Denpasar mencatat penyusutan Rp
6.000.000.
Pada akhir tahun 20X1, saldo persediaan cabang yang telah dibeli dari pihak
eksternal memiliki biaya sebesar Rp12.000.000. Saldo persediaan cabang
yang telah di transfer dari kantor pusat memiliki biaya perolehan dari kantor
pusat sebesar Rp15.000.000 dan ditagihkan ke cabang sebesar Rp20.000.000

Ayat jurnal kantor pusat dan cabang PT Ultra 20XI

Ayat jurnal kantor pusat dan cabang PT Ultra 20XI
Pembukuan Kantor Pusat

Pembukuan Kantor Cabang

Ayat jurnal eliminasi yang diperlukan dalam kertas kerja disajikan pada Figur 17-3 untuk
penyusunan laporan keuangan PT Ultra tahun 20X1 sebagai berikut :
E(24) Mengeliminasi akun antarperusahaan
Laba Cabang Denpasar
32.000.000
Kantor Pusat, saldo prapenutupan
170.000.000
Investasi di cabang Denpasar
202.000.000
E(25) Mengeliminasi laba kantor pusat dari beban pokok penjualan
Laba yang Terealisasi atas Pengiriman ke Cabang 35.000.000
Beban Pokok Penjualan
35.000.000
E(26) Mengeliminasi laba yang belum terealisasi dari persediaan
Laba Antarperusahaan yang Belum Terealisasi
5.000.000
Persediaan--Dari Kantor Pusat
5.000.000
E(27) Mereklasifikasi persediaan dari kantor pusat
Persediaan
15.000.000
Persediaan—Dari Kantor Pusat

15.000.000

31 Desember 20XI, kertas kerja PT Ultra Laporan Keuangan Gabungan Kantor Pusat dan
Cabang

Laporan Keuangan PT Ultra 20XI

PERTIMBANGAN TAMBAHAN

Transaksi antar cabang kadang kala terjadi transfer aset atau jasa antar cabang.
Meskipun ada beberapa cara akuntansi untuk transfer seperti itu, pendekatan
yang umum digunakan adalah memperlakukan transfer seolah-olah transfer
terjadi karena kantor pusat. Cabang-cabang yang terlibat dalam transfer
antarcabang biasanya mencatat transaksi transfer seolah-olah terkait dengan
kantor pusat dibandingkan dengan cabang lainnya. Sebagai contoh, jika cabang
medan PT Jaya mentransfer kas sebesar Rp. 500.000.000,- dan persediaan
senilai Rp. 10.000.000,- ke cabang padang maka cabang Medan mencatatnya
dengan ayat jurnal sebagai berikut

Cabang Medan mencatat :
B(28) Mentransfer kas dan persediaan ke cabang Padang
Kantor Pusat 15.000.000
Kas 5.000.000
Persediaan 10.000.000
Cabang Padang mencatat transfer dengan ayat jurnal
sebagai berikut.
B(29) Mentransfer kas dan persediaan dari cabang Medan
Kas 5.000.000
Persediaan 10.000.000
Kantor Pusat 15.000.000
Transaksi transfer dicatat oleh kantor pusat sebagai
berikut. Mentransfer kas dan persediaan dari cabang Medan ke cabang Padang
H(30) Investasi di Cabang Padang 15.000.000
Investasi di Cabang Medan 15.000.000

LABA YANG BELUM TEREALISASI PADA PERSEDIAAN CABANG AWAL

Laba antar perusahaan yang termasuk dalam persediaan cabang diakui pada
pembukuan kantor pusat sebagai laba terealisasi ketika barang dagang telah
dijual oleh cabang. Perlakuannya sama seperti jika transfer antar perusahaan
terjadi saat periode berjalan. Pada periode dimana cabang menjual persediaan ke
pihak eksternal, kantor pusat mengurangi akun laba antar perusahaan yang
belum terealisasi dan meningkatkan akun laba yang terealisasi atas pengiriman
ke cabang. Ketika laporan keseluruhan, saldo dari akun laba yang terealisasi atas
pengiriman ke cabang dieliminasi terhadap beban pokok penjualan dan sisa laba
antar perusahaan yang belum terealisasi dieliminasi terhadap nilai tercatat pada
persediaan.

terimakasih
Fakultas Ekonomi
Akuntansi