Pengaruh Sistem Informasi Pemasaran dan

Pengaruh Sistem Informasi Pemasaran dan Loyalitas Konsumen Terhadap
Kinerja Pemasaran
Oleh : Sasa Ani Arnomo, S.Kom., M.S.I
Dosen Tetap Universitas Putera Batam

ABSTRACT

Marketing information systems is critical for the company. The benefits of this system is to provide
information for sales, sales promotion, marketing activities, market research activities and other
related marketing. The second influential factor for the performance of marketing is consumer
loyalty associated with re purchasing a product. Based on these factors, the researcher will analyze
the influence of marketing information systems and loyalty to the ongoing marketing performance.
Title: Information Systems Marketing, Customer Loyalty, Marketing Performance

A. Latar Belakang
Dalam dunia perdagangan, faktor kunci yang sangat menentukan dalam mendukung aktifitas
usaha, adalah penjualan. Faktor inilah yang menjadi kunci sekaligus indikator apakah sebuah usaha
perdagangan dapat dikatakan mengalami kemajuan atau sebaliknya, mengalami kemunduran.
Bahkan bila dikaitkan dengan proses produksi dalam suatu perusahaan, hampir bisa dipastikan
tanpa adanya penjualan atau pemasaran dari produk yang dihasilkan, perusahaan tersebut akan
mengalami kerugian. Sedangkan semakin tinggi penjualan maka semakin baik pula dalam

pemasaran.
Kegiatan-kegiatan dalam usaha pemasaran tidak hanya kegiatan memindahkan barang /jasa
dari tangan produsen ke tangan konsumen saja dengan sistem penjualan, tetapi banyak kegiatan lain
yang juga dijalankan dalam kegiatan pemasaran. Penjualan hanyalah salah satu dari berbagai fungsi
pemasaran. Apabila pemasar melakukan pekerjaan dengan baik untuk mengidentifikasi kebutuhan
konsumen, mengembangkan produk dan menetapkan harga yang tepat, mendistribusikan dan
mempromosikannya secara efektif, maka akan sangat mudah menjual barang-barang tersebut.
Strategi pemasaran di era sekarang ini mulai mengarah ke pemasaran internet sehingga
perusahaan banyak yang membuat sistem informasi pemasaran. Jumlah pengguna Internet yang
semakin besar memberikan peluang besar bagi pelaku bisnis untuk menjaring pelanggan melalui
media online. Pilihan media online sebagai sarana pemasaran memiliki beberapa keunggulan
diantaranya biaya yang murah dan jangkauan yang sangat luas.
Namun demikian strategi pemasaran melalui media online ini tidak serta merta memberikan
hasil yang efektif. Perlu dilakukan dengan sunggguh-sungguh dan evaluasi secara terukur terhadap
hasilnya.
Sedangkan dilihat dari sisi kompetisi antara perusahaan persaingan juga semakin berat, oleh
karena itu perusahaan berupaya untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan
membuat program-program loyalitas pelanggan.
Keuntungan dari adanya Loyalitas pelanggan adalah berkurangnya pengaruh serangan dari
para kompetitor dari perusahaan sejenis, tidak hanya kompetisi dalam hal produk namun juga

kompetisi dalam hal persepsi. Selain itu konsumen yang loyal dapat mendorong perkembangan
perusahaan. karena mereka biasanya memberikan ide atau saran kepada perusahaan agar
meningkatkan kualitas produknya dan pada akhirnya mereka tidak akan begitu mempermasalahkan
harga karena mereka percaya pada produk dan kualitas yang dimiliki perusahaan.

Pengukuran terhadap tingkat loyalitas pelanggan perusahaan merupakan hal yang sangat
penting, karena dengan demikian maka kinerja perusahaan dapat diukur dan dibandingkan dengan
para pesaingnya. Selain itu perusahaan dapat mengetahui jika ada kekurangan atau kelemahan
terhadap produk (barang atau jasa) yang ditawarkan.
Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka peneliti mengangkat penelitian yang berjudul
Pengaruh Sistem Informasi Pemasaran dan Loyalitas Konsumen Terhadap Kinerja Pemasaran
dengan objek penelitian sistem informasi pemasaran, pelanggan dan marketing pada PT. Fajar
Benua Indopack Batam. Sedangkan rumusan masalah dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Apakah sistem informasi pemasaran yang telah dibuat berpengaruh terhadap kinerja
pemasaran?
2. Apakah loyalitas konsumen dalam pembelian produk berpengaruh terhadap kinerja bagian
pemasaran/marketing?
B. Pembahasan
1. Pengertian Pemasaran
Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang

ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang
dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.
Philip Kotler (2000, p8) mendefinisikan pemasaran sebagai proses sosial dan managerial
di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan
menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.
Pertukaran dari kedua belah pihak akan diukur dalam suatu ukuran yang disebut sebagai
transaksi penjualan bagi suatu perusahaan kepada konsumen (pelanggan). Oleh karena itu terlihat
bahwa penjualan merupakan salah satu bagian dari berbagai fungsi pemasaran.
Ada lima konsep pemasaran menurut Philip Kotler (2000, p17) yang mendasari organisasi
dalam melakukan kegiatan pemasaran yaitu:
a. Konsep pemasaran berdasarkan produksi
Konsumen akan membeli barang atau jasa yang mudah didapatkan dan harga
yang terjangkau.
Hal tersebut menyebabkan seorang manager akan
berusaha meningkatkan efisiensi produksi, biaya yang rendah dan memperluas area
distribusi.
b. Konsep pemasaran berdasarkan produk
Konsumen akan membeli produk yang menawarkan kualitas, kinerja terbaik
atau produk yang inovatif. Dengan demikian seorang manager dituntut untuk fokus
dalam membuat produk yang lebih baik dan terus menyempurnakannya setiap saat

baik dalam hal kualitas maupun inovatif.
c. Konsep pemasaran berdasarkan menjual
Kemungkinan besar konsumen tidak mengetahui atau tidak membeli produk
jika perusahaan tidak melakukan usaha penjualan dan mempromosikan produk dengan
tepat atau agresif.
d. Konsep pemasaran berdasarkan marketing
Konsep ini memegang kunci untuk mencapai tujuan organisasi yaitu membuat
perusahaan lebih efektif dibandingkan pesaing dalam hal penciptaan produk,
pengiriman produk dan komunikasi kepada pelanggan.
e. Konsep pemasaran berdasarkan masyarakat
Tugas perusahaan adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan
pasar dan memenuhinya dengan lebih efektif dan efisien daripada saingan dengan cara
meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.

2. Sistem Informasi Pemasaran
Definisi dari Philip Kotler (2000, p100) tentang sistem informasi pemasaran adalah
terdiri dari orang-orang, peralatan dan prosedur untuk mengumpulkan, mengurutkan,
menganalisis, mengevaluasi serta mendistribusikan informasi yang dibutuhkan secara tepat
waktu dan akurat kepada pengambil keputusan dalam bidang
pemasaran serta berguna bagi perusahaan dalam pengambil keputusan yang bersifat kritikal

mengenai peluang dan kesempatan yang ada.
Informasi memegang peranan penting untuk para manager dalam menganalisis dan
membuat rencana perusahaan di masa yang akan datang.
Menurut Philip Kotler (2000, p101) ada empat subsistem yang digunakan untuk
merancang sistem informasi pemasaran yang baik. Empat subsistem tersebut adalah:
a. Sistem pencatatan internal
Mengolah data-data terbaru mengenai penjualan, biaya, persediaan, arus kas,
harga produk dan hutang piutang. Dengan adanya informasi ini, level manager
dapat melihat masalah dan kesempatan yang muncul.
b. Sistem inteligen pemasaran
Merupakan serangkaian prosedur dan sumber daya yang digunakan oleh
level manager untuk mendapatkan informasi secara rutin atau setiap hari tentang
perkembangan pemasaran eksternal.
c. Sistem riset pemasaran
Perancangan, pengumpulan, analisis, dan pelaporan yang sistematis dari data
yang berhubungan dengan situasi atau kondisi pemasaran tertentu yang sedang
dihadapi oleh perusahaan.
d. Sistem pendukung keputusan pemasaran
Merupakan sebuah sistem yang mengkoordinasikan pengumpulan data, sistem,
alat- alat, dan teknik dengan dukungan perangkat lunak dan perangkat keras dimana

organisasi mengumpulkan dan mengintepretasikan informasi-informasi bisnis dan
keadaan pasar dan mengubahnya menjadi tindakan pemasaran.

3. Pengertian Loyalitas
Istilah loyalitas sering kali diperdengarkan oleh pakar pemasaran maupun praktisi bisnis,
loyalitas merupakan konsep yang tampak mudah dibicarakan dalam konteks sehari-hari, tetap
menjadi lebih sulit ketika dianalisis makananya. Dalam banyak definisi Ali Hasan (2008:81)
menjelaskan loyalitas sebagai berikut:
a. Sebagai konsep generic, loyalitas merek menujukkan kecenderungan konsumen untuk
membeli sebuah merek tertentu dengan tingkat konsistensi yang tinggi.
b. Sebagai konsep perilaku, pembelian ulang kerap kali dihubungkan denga loyalitas merek
(brand loyality). Perbedaannya, bila loyalitas merek mencemirkan komitmen psikologis
terhadap merek tertentu, perilaku pembelian ulang menyangkut pembelian merek yang sama
secara berulang kali.
c. Pembelian ulang merupakan hasil dominasi (1) berhasil membuat produknya menjadi satusatunya alternative yang tersedia, (2) yang terus – menerus melakukan promosi untuk
memikat dan membujuk pelanggan membeli kembali merek yang sama.

Loyalitas pelanggan merupakan salah satu tujuan inti yang diupayakan dalam pemasaran
modern. Hal ini dikarenakan dengan loyalitas diharapkan perusahaan akan mendapatkan
keuntungan jangka panjang atas hubungan mutualisme yang terjalindalam kurun waktu tertentu.

Boulding (dalam Ali Hasan, 2008:83) mengemukakan bahwa terjadinya loyalitas merek
pada konsumen disebabkan oleh adanya pengaruh kepuasan dan ketidakpuasan terhadap merek
tersebut yang terakumulasi secara terus – menerus disamping adanya persepsi tentang kualitas
produk.
Customer loyalty atau loyalitas konsumen menurut Amin Widjaja Tunggal (2008:6) adalah
kelekatan pelanggan pada suatu merek, took, pabrikan, pemberi jasa, atau entitas lain berdasarkan
sikap yang menguntungkan dan tanggapan yang baik, seperti pembelian ulang. Berdasarkan definisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada unsur perilaku dan sikap dalam loyalitas pelanggan.
Loyalitas adalah respon perilaku pembelian yang dapat terungkap secara terus menerus oleh
pengambil keputusan dengan memperhatikan satu atau lebih merek alternative dari sejumlah merek
sejenis dan merupakan fungsi proses psikologis. Perlu ditekankan bahwa hal tersebut berbedad
dengan perilaku membeli ulang, loyalitas pelanggan menyertakan aspek perasaan, tidak melibatkan
aspek afektif didalamnya (Dharmesta, dalam Diah Dharmayanti, 2006:37-38).
Olson (dalam Trisno Mushanto, 2004 128) berpendapat bahwa loyalitas pelanggan
merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang dan untuk
membangun kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk maupun jasa yang dihasilkan oleh badan
usaha tersebut yang membutuhkan waktu yang lama melalui suatu proses pembelian yang terjadi
secara berulang-ulang.
Menurut Ali Hasan (2008:83) Loyalitas pelanggan dedefinisikan sebagai orang yang
membeli, khusunya yang membeli secara teratur dan berulang-ulang. Pelanggan merupakan

seseorang yang terus menerus dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk
memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa dan
membayar produk atau jasa tersebut.
Mnurut Gremler dan Brown (dalam Ali Hasan, 2008:83) bahwa loyalitas pelanggan adalah
pelanggan yang tidak hanya membeli ulang suatu barang dan jasa, tetapi juga mempunyai
komitmen dan sikap yang positif terhadap perusahaan jasa, misalnya dengan merekomendasikan
orang lain untuk membeli.
Griffin (dalam Diah Dharmayanti, 2006 :38) berpendapat bahwa pelanggan yang loyal
adalah pelanggan yang sangat puas dengan produk atau jasa tertentu sehingga mempunyai
antusiasme untuk memperkenalkanny kepada siapapun yang dikenal.
Engel, Blackwell, Miniard (dalam Ali Hasan, 2008 : 84) mengemukakan bahwa loyalitas
pelanggan merupakan kebiasaan perilaku pengulangan pembelian, keterkaitan dan keterlibatan yang
tinggi pada pilihannya, dan bercirikan dengan pencarian informasi eksternal dan evaluasi
alternative.
Dick dan Basu (dalam Ali Hasan, 2008:84) menyatakan definisi loyalitas lebih bersifat
operasional yang menyebutkan bahwa loyalitas sebagai sebuah konsep yang menekankan pada
tuntutan pembelian, proporsi pembelian, atau probabilitas pembelian. Sementara itu Alida Palilati (
2004:67) mengatakan bahwa loyalitas terhadap produk atau jasa perusahaan (merek) didefinisikan
sebagai sikap menyenagi (favorable) terhadap sesuatu merek, yang direpresentasikan dalam
pembelian yang konsisten terhadap merek itu sepanjang waktu.


Seorang pelanggan yang loyal memiliki prasangka spesifik mengenai apa yang akan dibeli
dan dari siapa. Pembeliannya bukan merupakan peristiwa acak. Selain itu, loyalitas menunjukkan
kondisi dari durasi waktu dan mensyaratkan bahwa tidakan kurang dari dua kali (Jill Griffin,
2003:5). Terakhir, unti pengambilan keputusan menunjukkan bahwa keputusan untuk membeli
mungkin dilakukan oleh lebih dari satu orang. Pada kasus demikian, keputusan pembelian dapat
menunjukkan kompromi yang dilakukan seseorang dalam unit dan dapt menjelaskan mengapa ia
terkadang tidak loyal pada produk atau jasa yang paling disukainya.
Dari berbagai uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa loyalitas pelanggan meruapakan
sebuah sikap yang menjadi dorongan perilaku untuk melakukan pembelian produk/jasa dari suatu
perusahaan yang menyertakan aspek perasaan didalamnya, khusunya yang membeli secara teratur
dan berulang-ulang dengan konsistensi yang tinggi, namun tidak hanya membeli ulang suatu barang
dan jasa, tetapi juga mempunya komitmen dan sikap yang positif terhadap perusahaan yang
menawarkan produk/ jasa tersebut.
4. Manfaat Loyalitas
Griffin (2003 ; 223) mengemukakan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh
perusahaan apabila memiliki pelanggan yang loyal antara lain :
a.
b.
c.

d.
e.

Mengurangi biaya pemasaran (karena biay\a untuk menarik pelangan baru lebih mahal).
Mengurangi biaya transaksi (seperti biaya negosiasi kontrak, pemrosesan pesanan, dll).
Mengurangi biaya turn over pelanggan (karena pergantian pelanggan yang lebih sedikit).
Meningkatkan penjualan silang yang akan memperbesar pangsa pasar perusahaan.
Word of mouth yang lebih positif dengan asumsi bahwa pelanggan yang loyal juga berarti
mereka yang merasa puas.
f. Mengurangi biaya kegagalan (seperti biaya pergantian, dll).
Menurut Kotler, Hayes, dan Bloom (dalam Buchari Alma 2002:275) ada enam alasan
mengapa perusahaan harus menjaga dan mempertahankan konsumennya:
a. Pelanggan yang sudah ada memiliki prospek yang lebih besar untuk memberikan
keuntungan kepada perusahaan.
b. Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam menjaga dan memperthankan pelanggan yang
sudah ada, jauh lebih kecil daripada mencari pelanggan baru.
c. Pelanggan yang percaya kepada suatu lembaga dalam suatu urusan bisnis, cenderung akan
percaya juga pada urusan bisnis yang lain.
d. Jika sebuah perusahaan lama memiliki banyak pelanggan lama, maka perusahaan tersebut
akan mendapatkan keuntungan karena adanya efisiensi. Pelanggan lama sudah barang tentu

tidak akan banyak lagi tuntutan, perusahaan cukup menjaga dan mempertahankan mereka.
Untuk melayani merekabisa digunakan karyawan-karyawan baru dalam rangka melatih
mereka, sehingga biaya pelayanan lebih murah.
e. Pelanggan lama tentunya telah banyak memiliki pengalaman positifyang berhubungan
dengan perusahaan, sehingga mengurangi biaya psikologis dan sosialisasi.
f. Pelanggan lama akan berusaha membela perusahaan, dan mereferensikan perusahaan
tersebut kepada teman-teman maupun lingkungannya.

5. Kinerja Pemasaran
Ferdinand (1999) mengemukakan kinerja pemasaran merupakan faktor yang umum
digunakan untuk mengukur dampak dari sebuah strategi perusahaan. Strategi perusahaan selalu

diarahkan untuk menghasilkan kinerja pemasaran seperti volume penjualan, porsi pasar dan tingkat
pertumbuhan penjualan maupun kinerja keuangan. Disarankan pengukuran kinerja menggunakan
aktivitas-aktivitas pemasaran yang menghasilkan kinerja yaitu unit yang terjual dan perputaran
pelanggan (Ferdinand, 2000).
Pertumbuhan penjualan merupakan konsep untuk mengukur prestasi pasar suatu produk.
Pertumbuhan penjualan merupakan sumber pertumbuhan pangsa pasar. Pertumbuhan penjualan
digunakan untuk semua peneliti sebagai salah satu variabel pembentuk kinerja pasar. Kinerja pasar
merupakan bagian dari kinerja pemasaran (Mckee, et al, 1989 dalam Han, et al, 1998, p.36 dan
permadi, 1998, p.75).
6. Kerangka Berpikir
Sesuai dengan hakikat tujuan penelitian ini, yaitu, hubungan antara variabel terikat
(dependent variable) dengan sejumlah variabel bebas (independent variable), maka kerangka
penelitian secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:
SIP1

SIP2

SIP3

SIP4

SIP5

SIP6

SIP7

SIP8

Sistem Informasi
Pemasaran
(X1)

SIP9

H1

SIP10
KP1
SIP11
KP2

Kinerja Pemasaran
(Y)

SIP12

KP3
SIP13
KP4

L1
H2
L2

L3

Loyalitas Konsumen
(X2)

L4

L5

Gambar Kerangka Berfikir
7. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Sebagai objek tempat pelaksanaan penelitian ini adalah PT. Fajar Benua Indopack,
Komplek Anggrek Sari Blok E1 No 71 Batam Center

b. Waktu Penelitian
Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama dua bulan, sejak
bulan Juni 2012 sampai dengan bulan Juli 2012.
8. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 61). Populasi dalam penelitian ini adalah
semua konsumen dari Natasha Skin Care Bandung. Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010: 62). Sampel dalam penelitian ini adalah
80 orang konsumen Natasha Skin Care yang menggunakan krim anti jerawat.
9. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel yang representatif dari
populasi (Sugiyono, 2010: 62). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik simple random
sampling. Teknik simple random sampling adalah cara pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam populasi itu
(Sugiyono, 2010: 64).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
jumlah Sample = N / (1+N.e.e)
Dimana :
- N adalah jumlah populasi
e adalah persentase toleransi ketidaktelitian (presesi) karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir.
Jumlah sample

= 575/(1+575*0.1*0.1)
= 84.1852
= 85 (Pembulatan keatas)

N = 537
e = 10 %
Dengan demikian jumlah kuesioner yang akan dianalisi sebanyak 85
responden.
10. Definisi Operasional Variabel
Menurut Umar (2003:63) Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjelaskan
atau mempengaruhi variabel yang lain, sedangkan variabel dependen (tergantung) adalah variabel
yang dijelaskan atau yang dipengaruhi variabe independen. Variabel yang mempengaruhi disebut
variabel penyebab, variabel bebas atau independent variabel (X), sedangkan variabel akibat disebut
variabel tidak bebas atau variabel tergantung, variabel terikat atau dependent variabel (Y). Variabel
bebas penelitian ini adalah Sistem Informasi Pemasaran (X1) dan Loyalitas Konsumen (X2),
sedangkan variabel tak bebas penelitian ini adalah Kinerja Pemasaran (Y).
Dalam melakukan analisa tentang penelitian Pengaruh Sistem Informasi Pemasaran dan
Loyalitas Konsumen Terhadap Kinerja Pemasaran ada beberapa variabel yang dibutuhkan, berikut
adalah variabel dan kode yang ada dalam pengolahan:
Variabel
Sistem
Informasi
Pemasaran
(X1)

1.
2.

Indikator

Kode

Sistem Informasi Pemasaran menyediakan
informasi mengenai barang yang lengkap
Sistem Informasi Pemasaran menyediakan
berbagai jenis laporan yang berguna untuk

Sip1
Sip2

4.
5.
6.
7.
8.
9.

10.
11.

12.
13.

Loyalitas
Konsumen
(X2)

Kinerja
Pemasaran
(Y)

transaksi.
Informasi yang dihasilkan Sistem Informasi
Pemasaran sangat akurat
Sistem Informasi Pemasaran jarang terjadi
error ketika anda menggunakannya
Sistem Informasi Pemasaran menghasilkan
informasi yang dapat diandalkan dan dipercaya
Informasi yang ditampilkan oleh Sistem
Informasi Pemasaran sangat jelas.
Tampilan antarmuka Sistem Informasi
Pemasaran sangat menarik.
Komposisi warna dalam Sistem Informasi
Pemasaran sangat baik sehingga tidak
melelahkan mata.
Cara Sistem Informasi Pemasaran
menampilkan sebuah informasi sangat baik.
Format dan bentuk laporan yang dihasilkan
sistem Informasi Pemasaran mudah dimengerti
dan dipahami
Sistem Informasi Pemasaran sangat user
friendly
Sistem Informasi Pemasaran sebaiknya
memberikan data yang Up-To-Date

1.
2.
3.
4.
5.

Pembelian ulang
Rekomendasi kepada orang lain
Menambah frekuensi konsumsi
Meceritakan hal-hal positif tentang produk
Kesediaan membayar dengan harga yang lebih
tinggi.

1.
2.
3.
4.

Pencapaian target penjualan
Tingkat kenaikan penjualan
Tingkat kenaikan jumlah pelanggan
Memperluas area pemasaran

Sip3
Sip4
Sip5
Sip6
Sip7
Sip8

Sip9
Sip10

Sip11
Sip12

L1
L2
L3
L4
L5

KP1
KP2
KP3
KP4

11. Deskriptif Data
Pengumpulan data telah dilakukan dengan mengumpulkan jawaban dari para responden
yang telah mengisi pertanyaan dalam kuesioner (bentuk dari kuesioner dapat dilihat pada halaman
lampiran). Penyebaran kuesioner dilakukan dengan menyebar hardcopy sebanyak delapan puluh
lima (85) lembar.
a. Responden
Data yang telah dikumpulkan dari responden adalah sebagai berikut
1) Umur
Berdasarkan umur maka jumlah responden dari umur 15 th sampai 20 adalah
1,18%, umur dari 21 th sampai 25 th sebanyak 36,47 %, sedangkan umur dari 26 th
sampai 30 th sebanyak 20 %. Untuk umur 31 th sampai 35 th hanya 28,24 % dan
diatas 35 th sebesar 14,12%, berikut rincian dalam bentuk tabel:

Profil Responden Berdasarkan Umur
Umur (th)
Frekuensi

Presentase (%)

35

12

14,12%

Sedangkan kalau dilihat dari bentuk diagram dari masing-masing
pengelompokan umur adalah sebagai berikut:

Profil Responden Berdasarkan Umur
40.00%
35.00%
30.00%
25.00%
20.00%

Umur

15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
35

Diagram Profil Responden Berdasarkan Umur

2) Pendidikan
Reponden mempunyai tingkat pendidikan yang berbeda-beda, jumlah
responden berpendidikan terakhir SMA/SMK sebesar 77,65 %, Untuk pendidikan
terakhir S1 sebanyak 20 %, sedangkan pendidikan terakhir S2 sebesar 2,35%.
Berikut penggambaran dalam bentuk tabel:
Tabel Profil Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
Frekuensi
Presentase (%)
SD

0

0,00%

SMP

0

0,00%

SMA/SMK

66

77,65%

S1

17

20,00%

S2

2

2,35%

S3

0

0,00%

Apabila dilihat dari bentuk diagram dari tingkat pendidikan responden
didominasi oleh tingkat pendidikan terakhir SMA/SMK. Untuk lebih jelasnya
berikut diagram profil responden berdasarkan pendidikan:

Profil Responden Berdasarkan
Pendidikan
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%

Tingkat Pendidikan

Diagram Profil Responden Berdasarkan Pendidikan
3) Jenis Kelamin
Berdasarkan gender, jumlah responden dalam penelitian ini didominasi oleh
jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 51,76 % sedangkan dari perempuan sebanyak
48,24 %. Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dapat digambarkan pada tabel
berikut:
Tabel Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frekuensi
Presentase (%)
Laki-Laki

44

51,76%

Perempuan

41

48,24%

Sedangkan kalau dilihat dari bentuk diagram dari profil responden
berdasarkan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan adalah sebagai berikut:
Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

52.00%
51.00%
50.00%
Jenis Kelamin

49.00%
48.00%
47.00%
46.00%
Laki-Laki

Perempuan

Diagram Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
12. Uji Validitas
Untuk validitas, jika nilai Corrected Item Total Correlation lebih besar dari r table (0.213)
maka Item Indikator tersebut dikatakan valid.
a. Uji Validitas Sisten Informasi Pemasaran (SIP)
Berikut adalah tabel Item Total Statistic Sisten Informasi Pemasaran untuk menilai
validitas dari item-item variabel tersebut.
Tabel Item Total Statistic SIP
Item-Total Statistics
Scale
Scale Mean if Variance if
Item Deleted Item Deleted
SIP1
SIP2
SIP3
SIP4
SIP5
SIP6
SIP7
SIP8
SIP9
SIP10
SIP11
SIP12
SIP13

47.19
47.71
47.96
47.80
48.01
48.07
47.99
47.76
48.11
48.05
48.19
48.14
48.32

Corrected
Item-Total
Correlation

21.488
21.591
21.892
20.829
20.488
21.138
21.250
21.277
21.262
21.164
21.559
21.837
22.338

.579
.378
.327
.441
.450
.368
.371
.499
.370
.415
.327
.326
.301

Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.739
.753
.758
.746
.745
.754
.754
.742
.754
.749
.758
.758
.760

Dari tabel tersebut menunjukkan nilai Corrected Item Total Correlation masingmasing indikator lebih besar dari r table (0.213) dengan demikian data yang digunakan
adalah valid.
b. Uji Validitas Loyalitas Konsumen (L)
Berikut adalah tabel Item Total Statistic Loyalitas Konsumen untuk menilai validitas
dari item-item loyalitas konsumen.
Tabel Item Total Statistic L
Item-Total Statistics
Scale
Scale Mean if Variance if
Item Deleted Item Deleted
L1
L2

15.41
16.41

2.817
3.150

Corrected
Item-Total
Correlation
.600
.384

Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.623
.708

L3
L4
L5

15.81
15.66
16.42

2.893
2.894
3.152

.503
.502
.407

.661
.661
.699

Dari tabel tersebut menunjukkan nilai Corrected Item Total Correlation masingmasing indikator lebih besar dari r table (0.213) dengan demikian data yang digunakan
adalah valid.
c. Uji Validitas Kinerja Pemasaran (KP)
Berikut adalah tabel Item Total Statistic Kinerja Pemasaran untuk menilai validitas
dari item-item variabel tersebut.
Tabel Item Total Statistic KP
Item-Total Statistics
Scale
Scale Mean if Variance if
Item Deleted Item Deleted
KP1
KP2
KP3
KP4

13.16
13.36
13.34
13.25

Corrected
Item-Total
Correlation

1.830
1.806
1.775
1.926

Cronbach's
Alpha if Item
Deleted

.549
.501
.621
.442

.662
.690
.622
.722

Dari tabel tersebut menunjukkan nilai Corrected Item Total Correlation masingmasing indikator lebih besar dari r table (0.213) dengan demikian data yang digunakan
adalah valid.
13. Uji Reliabilitas
Untuk reabilitastas, jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.700 maka Item
Indikator tersebut dikatakan reliabel.
a. Uji Reliabilitas Sistem Informasi Pemasaran (SIP)
Berikut adalah tabel Cronbach’s Alpha Sistem Informasi Pemasaran untuk menilai
reliabilitas dari item-item variabel Sistem Informasi Pemasaran (X1).
Tabel 5.36 Tabel Cronbach’s Alpha SIP
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.766

N of Items
13

Nilai Cronbach’s Alpha dari Sistem Informasi Pemasaran adalah 0.766. Dengan
demikian nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.700 sehingga data yang digunakan
adalah reliabel.
b. Uji Reliabilitas Loyalitas Konsumen (L)
Berikut adalah tabel Cronbach’s Alpha Loyalitas Konsumen
reliabilitas dari item-item variabel tersebut.

untuk menilai

Tabel Cronbach’s Alpha L
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha

N of Items

.719

5

Nilai Cronbach’s Alpha dari Loyalitas Konsumen adalah 0.719. Dengan demikian
nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.700 sehingga data yang digunakan adalah reliabel.

c. Uji Reliabilitas Kinerja Pemasaran
Berikut adalah tabel Cronbach’s Alpha Kinerja Pemasaran untuk menilai
reliabilitas dari item-item variabel tersebut
Tabel Cronbach’s Alpha Use
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha

N of Items

.735

4

Nilai Cronbach’s Alpha dari Kinerja Pemasaran adalah 0.735. Dengan demikian
nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.700 sehingga data yang digunakan adalah reliabel.
14. Variables Entered
Tabel Variables Entered menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang dikeluarkan
(removed), atau dengan demikian semua variabel bebas dimasukkan dalam perhitungan
regresi.
Tabel Variables Entered
Variables Entered/Removed
Model

Variables
Entered
a

Variables
Removed

1
TL, TSIP
a. All requested variables entered.

Method
. Enter

15. Model Summary
Angka R Square adalah 0.028. Hal ini berarti hanya 2% dari variabel Kinerja
Pemasaran bisa dijelaskan oleh variabel Sistem Infomasi Pemasaran dan Loyalitas
Konsumen.
Tabel Model Summary

Model Summary
Model

R

R Square

Adjusted R
Square

a

1
.168
.028
a. Predictors: (Constant), TL, TSIP

Std. Error of
the Estimate

.005

1.727

16. Anova
Dari uji Anova atau F Test, didapat F hitung adalah 1.191 dengan tingkat signifikasi
0.309. Karena probabilitas (0.309) lebih besar dari 0.05, maka model regresi tidak bisa
digunakan untuk memprediksi Kinerja Pemasaran. Dengan kesimpulan Sistem Informasi
Pemasaran dan Loyalitas Konsumen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap
Kinerja Pemasaran.
Tabel Anova
ANOVAb
Sum of
Squares

Model
1

Regression

df

Mean Square

7.106

2

3.553

244.541

82

2.982

Total
251.647
a. Predictors: (Constant), TL, TSIP
b. Dependent Variable: TKP

84

Residual

F

Sig.

1.191

.309a

17. Coefficients
Tabel uji coefficients menunjukkan bahwa variabel independent yaitu variabel
Sistem Informasi Pemasaran dan variabel Loyalitas Konsumen mempunyai nilai t hitung
sebesar 1.323 dan 1.177 yang menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t tabel
(1.988). Maka hasil kesimpulan bahwa kedua variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap
Kinerja Pemasaran.

Tabel Coefficients Use Dependent
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1

B
(Constant)

Standardized
Coefficients

Std. Error

18.225

2.333

-.053

.040

TL
.112
a. Dependent Variable: TKP

.095

TSIP

Beta

t

Sig.

7.810

.000

-.152

-1.323

.189

.135

1.177

.243

18. Hasil Analisa Hipotesis
a. H0 : Apakah sistem informasi pemasaran yang telah dibuat berpengaruh terhadap
kinerja pemasaran?
H1 : Apakah sistem informasi pemasaran yang telah dibuat berpengaruh terhadap
kinerja pemasaran?
Hasil uji-t: t= -1.323 dengan derajat kebebasan = n - k - 1 = 85 – 4 – 1 = 80 dan PValue = 0.189 yang lebih besar dari a = 0.05. Hal ini membuktikan bahwa H0 diterima
sehingga Sistem Informasi Pemasaran tidak berpengaruh terhadap Kinerja Pemasaran.
b. H0 : Apakah loyalitas konsumen dalam pembelian produk tidak berpengaruh
terhadap kinerja bagian pemasaran/marketing?
H1 : Apakah loyalitas konsumen dalam pembelian produk berpengaruh terhadap
kinerja bagian pemasaran/marketing?
Hasil uji-t: t= 1.177 dengan derajat kebebasan = n - k - 1 = 85 – 4 – 1 = 80 dan PValue = 0.243 yang lebih besar dari a = 0.05. Hal ini membuktikan bahwa H0 diterima
sehingga Loyalitas Konsumen tidak berpengaruh terhadap Kinerja Pemasaran.
C. Penutup
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Sistem Informasi Pemasaran dan Loyalitas mempunyai nilai pengaruh yang sangat kecil
sehingga dianggap bahwa tidak berpengaruh terhadap Kinerja Pemasaran. Apabila ditinjau
dari segi kinerja pemasaran mempunyai sistem kerja sendiri sebagai contoh bagian
pemasaran/marketing mempunyai target penjualan yang harus dicapai dan kewajiban
memperluas area pemasaran.
2. SIP tidak berpengaruh terhadap kinerja pemasaran berdasarkan nilai uji t yaitu 1.323 lebih
kecil dari t tabel (1.988) sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.
3. Loyalitas Konsumen tidak berpengaruh terhadap kinerja pemasaran berdasarkan nilai uji t
yaitu 1.177 lebih kecil dari t tabel (1.988) sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.

DAFTAR PUSTAKA
Aaker, D.A. 2000, Strategic Market Management, 5th edition, John Wiley &Sons,. Inc.,
New York.
Certo, S.C., dan Peter, J. 1991, Strategy Management Concept and Applications, 2nd
edition, McGraw-Hill, Inc, New York.
Cleland, D.L dan King, W.R. 1988, Project Management Hand Book, 2nd Van Nostrand
Reinhold, New York.
Craven, D,W. 1996, Pemasaran Strategis, edisi keempat, jilid 1 dan 2, terjemahan, Salim L
Penerbit Erlangga, Jakarta.
David, F. R. 2002, Manajemen Strategis, Konsep terjemahan, Sindoro, A.., PT. Prenhallindo
Jakarta.
Fandy Tjiptono, (2002) Strategi Pemasaran , Yogyakarta: Penerbit Andi (2005) Brand
Management Strategy. ANDI. Yogyakarta
Griffin Jill, (2003) Customer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan
Pelanggan, Jakarta, Erlangga.
Haryono, B.PM. 2000, Strategi Pemasaran Bagi Suatu Perusahaian Jasa Didalarn
Menghadapi Persaingan, Meditek, Vol. 8, No.21, Januari April 2000, hal. 60-66.

Indriantoro, N., dan Supomo, B. 1999, Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, BPFE.
Yogyakarta.
Prof. Dr. H. Imam Ghozali, Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro 2001.
Prof. Dr. H. Imam Ghozali, Model Persamaan Struktural, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro 2005.
Kotler, P. 1998, A Generic Concept of Marketing, Marketing Management, hal. 48-54.
Kotler, P. dan Amstrong, G. 2001, Principle of Marketing , 9th edition, Printice Hall
International, Inc. New Jersey.
Krajewski, L.J., dan Ritzman, L.P. 1999, Operations Management: Strategy and Analysis,
Addison-Wesley Publishing Company, Inc., Massachusetts.
Morledge, R. 2002a, Marketing a Solution to Market Failure, International Journal of
Construction Marketing, Vol. 1, April 2002.
Peng, L.S. dan Hua, L.S. 2002, The Strategic Response of construction Firm to the Asian
Financial Crisis 1997-1998, International Journal Construction Marketing.
Porter, M.E. 1980, Competitive Strategy, Techniques for Analyzing Industries and
Competitors, Macmillan Publishing Company, New York.
Porter, M.E. 1993, Keunggulan Bersaing, cetakan kedua, terjemahan, Dharma, A., Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Presscott, John, 1986, ‘Environments as Moderators of the Relationship between strategy
and Performance’, Academy of Management Journal, Vol 29, no.2, p.329-346.
Shoham A. dan Fiegenbaum A. 1999, Extending the Competitive Marketing Strategy
Paradigm: The Role of Strategic Reference Point Theory, Journal of the
Academy of Marketing Science, 27 (4): hat. 442-454.
Shin, N. 2001, Strategies for Competitive Advantage in Electronic Commerce, Journal of
Electronic Commerce Research, Vol. , No. 4, hat. 164-170.
Slater, S.F., dan Narver, J.C. 1995, Market Orientation and the Learning Organization,
Journal of Marketing, Vol. 57, July 1995: hat. 63-74.
Swamidass, p.M and Newell, W.T, 1987, ’Manufacturing Strategy Environmental
Uncertainly and Performance: A Path Analytic Model’, Management Science,
Vol. 33, p.509-524.
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta Bandung 2001.
Singgih Santoso, SPSS Statistik Parametrik, Elex Media Komputindo, Jakarta 2001.