Otonomi Daerah dan Otonomi Pendidikan

Inom Nasution, Otonomi Daerah dan...

OTONOMI DAERAH DAN OTONOMI PENDIDIKAN
Inom Nasution1

ABSTRAK

Reformasi yang terjadi di Indonesia telah mengakibatkan pergeseran penyelenggaraan pemerintahan
dari sentralisasi ke desentralisasi. Pergeseran ke desentralisasi membuat daerah memiliki otonomi
penuh. Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan otonomi dan desentralisasi ialah semakin
optimalnya pengelolaan sekolah dan makin meningkatnya kualitas pendidikan. Namun, dalam
perjalanan awal otonomi daerah yang meliputi juga otonomi pendidikan muncul fenomena
berdampak semakin dinomorduakan pendidikan. Hal itu dapat dilihat dari semakin melemahnya
kualitas pendidikan. Sebenarnya komponen pendidikan merupakan komponen utama pembangunan
daerah. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah, pendidikan harus menjadi
ujung tombak pembangunan daerah. Upaya peningkatan mutu pendidikan melalui otonomi daerah
mencakup antara lain sarana prasarana, kesejahtaraan guru, rekrutmen guru dan penempatan guru,
kurikulum, peran serta masyarakat, serta dana operasional.

Kata Kunci: Otonomi Daerah dan Pendidikan


Inom Nasution, Dosen Prodi Pendidikan Jasmani Dan Rekreasi – STKIP Bina Bangsa Getsempena, Jalan Tgk
Chik Di Tiro, Peuniti, Banda Aceh, Telepon 0651-33427, Email: inom71@gmail.com

1

ISSN 2086 – 1397

Volume I. Nomor 2. Juli – Desember 2010 | 1

Inom Nasution, Otonomi Daerah dan...

penggantinya tertuang dalam UU No.22,

A. Pendahuluan

Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah. Di
Reformasi yang terjadi di Indonesia
telah

mengakibatkan


penyelenggaraan

pergeseran

pemerintahan

dari

dalam undang-undang ini diberikan beberapa
batasan istilah, diantaranya 1) otonomi daerah
adalah kewenangan daerah otonom untuk

sentralisasi ke desentralisasi. Pergeseran ke

mengatur

desentralisasi

memiliki


masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri

otonomi penuh. Otonomi ini dimaksudkan

berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan

untuk

dan

peraturan perundang-undangan, 2) daerah

masing-

otonom adalah kesatuan masyarakat hukum

membuat

lebih


daerah

memandirikan

memberdayakan

potensi

daerah

daerah

dan

masing, serta masyarakat, sehingga lebih

yang

leluasa


berwenang

mengatur

dan

melaksanakan

pembangunan daerah atas prakarsa sendiri.

mempunyai

mengurus

batas

mengatur

kepentingan


daerah
dan

tertentu,

kepentingan

masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri

Pemberian otonomi yang luas dan

berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan

bertanggung jawab dilaksanakan berdasarkan

Negara

prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip demokrasi


otonomi daerah masih menghadapi kendala

mengisyaratkan peran serta masyarakat dengan

sehingga muncul Undang-Undang Otonomi

memperhatikan potensi dan keanekaragaman

Daerah No 32 tahun 2004. Dalam UU tersebut

daerah. Selain itu wujud otonomi berada pada

Bab VII, Pasal 150 (1) menyatakan “Dalam

titik sentral di tingkat wilayah yang paling

rangka menyelenggarakan pemerintahan di

dekat dengan rakyat, yaitu kabupaten dan kota.


daerah disusun perencanaan pembangunan

Realisasi

otonomi

daerah

kesatuan

RI.

Ternyata

realisasi

sudah

daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem


dimulai sejak keluarnya Undang-Undang No.5

perencanaan pembangunan nasional”. (Fokus

Tahun 1974 Tentang pemerintahan di daerah

Media, 2004:91). Berarti semua komponen

yang mengatur tiga jenis asas pemerintahan di

pemerintahan yang termasuk dalam wilayah

daerah, yaitu 1) asas desentralisasi, 2) asas

otonomi

dekonsentrasi, dan 3) asas perbantuan. Lebih

pembangunan daerah.


lanjut undang-undang ini menegaskan tentang
pokok-pokok

pemerintahan otonomi daerah

menjadi

Pendidikan
komponen

satu

kesatuan

merupakan

dalam

dalam


salah satu

pembangunan

daerah.

dimaksudkan sebagai hak, wewenang dan

Berdasarkan UU otonomi pendidikan juga

kewajiban

daerah

dan

memiliki hak dan kewenangan untuk mengatur

mengurus

rumah tangganya sendiri sesuai

dirinya sendiri. Walaupun dalam arti menjadi

untuk

mengatur

dengan peraturan perundang-undangan yang

bagian

berlaku (Silverius, 2002: 1). Namun, konsep

pembangunan daerah.

ini dipandang tidak sesuai lagi dengan prinsip
penyelenggaraan
perkembangan
ISSN 2086 – 1397

otonomi
keadaan,

daerah

sehingga

dan

dari

Bagaimana

komponen-komponen

sebenarnya

realisasi

pelaksanaan otonomi pendidikan menjadi

konsep
Volume I Nomor 1. Juli – Desember 2010 | 2

Inom Nasution, Otonomi Daerah dan...

bagian otonomi daerah. Inilah permasalahan

dilihat dari

yang dikaji dalam makalah ini.

pendidikan.

semakin melemahnya kualitas

Tidak

semua

daerah

memiliki

B. Pembahasan

kemampuan sumber daya alam dan sumber

1. Proses otonomi pendidikan

daya manusia yang sama. Ada daerah yang

Otonomi daerah

menunjuk pada

memiliki sumber daya yang cukup untuk

kemandirian daerah, di mana daerah diberikan

segera merealisasi otonomi dalam semua

kewenangan untuk mengatur dan mengurus

komponen,

rumah

atau

pendidikan. Namun ada daerah yang tidak atau

mengupayakan seminimal mungkin adanya

belum memiliki sumber daya yang memadai

campur tangan atau intervensi pihak lain atau

untuk merealisasi otonomi baik untuk daerah

pemerintah pusat clan pemerintah di atasnya.

maupun untuk pendidikan. Dengan demikian

Dengan otonomi tersebut, daerah bebas untuk

pemerintah

berimprovisasi,

dan

komponen daerah yang masih dalam kondisi

mengapresiasikan kemampuan dan potensi

belum memiliki sumber daya yang memadai.

yang dimiliki, mempunyai kebebasan berpikir

Antara lain komponen yang dimaksud adalah

dan bertindak, sehingga bisa berkarya sesuai

sektor pendidikan.

tangganya

sendiri

tanpa

mengekspresikan

dengan kebcbasan yang dimilikinya.

desentralisasi

pusat

dalam

belum

bidang

melepaskan

Berdasarkan pengamatan penulis dari

Otonomi daerah sebagai salah satu
bentuk

termasuk

media

menunjukkan

bahwa

pada

pendidikan sebagai komponen otonomi daerah

memenuhi

masih belum memiliki sumber daya manusia

kepentingan bangsa secara keseluruhan, yaitu

yang memadai. Tenaga kependidikan dan guru

upaya untuk lebih mendekati tujuan-tujuan

masih memiliki latar belakang pendidikan

penyelenggaraan

yang belum memenuhi ketentuan.

hakikatnya

ditujukan

pemerintahan,

berbagai

untuk

pemerintahan

untuk

mewujudkan cita-cita masyarakat yang lebih

Kondisi

Sektor

pendidikan

yang

baik, suatu masyarakat yang lebih adil dan

demikian jika dilepaskan dari pemerintah

lebih sejahtera.

pusat menurut hemat penulis dikhawatirkan

Hasil

yang

dari

akan menurunkan kualitas pendidikan daerah.

pelaksanaan otonomi dan desentralisasi ialah

Penurunan itu sekaligus akan mempengaruhi

semakin optimalnya pengelolaan sekolah dan

kualitas pendidikan nasional. Apalagi kalau

makin meningkatnya kualitas pendidikan.

dilihat komponen aparat pemerintahan di

Namun, dalam perjalanan awal otonomi

daerah yang ternyata sangat sedikit memiliki

daerah yang meliputi juga otonomi pendidikan

latar

muncul

pendidikan. Akibatnya sektor pendidikan di

fenomena

diharapkan

berdampak

semakin

dinomorduakan pendidikan. Hal itu dapat

daerah

belakang

tidak

kualifikasi

dijadikan

dalam

sebagai

bidang

prioritas

pertama dalam pembangunan daerah.

ISSN 2086 – 1397

Volume I. Nomor 2. Juli – Desember 2010 | 3

Inom Nasution, Otonomi Daerah dan...

Sebenarnya

pendidikan

pendidikan dalam hal kebijakan pendidikan

merupakan komponen utama pembangunan

dan aspek pendanaannya dari pemerintah pusat

daerah. Untuk meningkatkan kualitas sumber

ke pemerintah daerah (propinsi dan distrik),

daya manusia di daerah, pendidikan harus

dan kedua , desentralisasi pendidikan dengan

menjadi ujung tombak pembangunan daerah.

fokus pada pemberian kewenangan yang lebih

Hadiyanto

komponen

mengemukakan

bahwa

besar di tingkat sekolah. Konsep desentralisasi

“Sisi lain dari kesiapan sumber daya manusia

pendidikan yang pertama terutama berkaitan

adalah belum terpenuhinya lapangan kerja

dengan otonomi daerah dan desentralisasi

dengan kemampuan sumber daya yang ada.”

penyelenggaraan pemerintahan dari pusat ke

(Hadiyanto, 2004: 43). Selanjutnya Sidiyanto

daerah,

mengatakan bahwa “ . . . . .

pendidikan

kemampuan

sedangkan

konsep

yang

desentralisasi

memfokuskan

pada

pemerintah untuk mengangkat pendidikan

pemberian kewenangan yang lebih besar pada

sebagai wahana penting perbaikan sumber

tingkat sekolah dilakukan dengan motivasi

daya manusia Indonesia, masih terasa berat”

untuk

(Hadiyanto:2004:45). Hal ini juga sebagai

Tujuan

dampak dari Negara kita belum mampunyai

pendidikan

target dalam mengejar laju pertumbuhan

pengalaman desentralisasi pendidikan yang

ekonomi nasional dan kemampuan keuangan

dilakukan di beberapa negara Amerika Latin,

Negara yang masih terasa tersendat.

di Amerika Serikat dan Eropa. Jika yang

meningkatkan
dan

kualitas

orientasi
sangat

dari

bervariasi

pendidikan.
desentralisasi
berdasarkan

Meskipun otonomi pendidikan sudah

menjadi tujuan adalah pemberian kewenangan

ada dalam peraturan dan regulasi otonomi

di sektor pendidikan yang lebih besar kepada

daerah, tetapi dalam kelembagaan dan sikap

pemerintah daerah, maka fokus desentralisasi

akademik guru, kepala sekolah dan Dinas

pendidikan

Pendidikan

belum

pelimpahan kewenangan yang lebih besar

menunjukkan suatu sinkronisasi. Pemerintah

kepada pemerintah lokal atau kepada Dewan

Daerah belum menunjukkan penampilan dan

Sekolah. Implisit ke dalam strategi desentralisi

cara kerja yang jelas, dan yang mereka

pendidikan yang seperti ini adalah target untuk

lakukan bahwa otonomi pendidikan masih

mencapai efisiensi dalam penggunaan sumber

memerlukan waktu untuk sosialisasi bagi

daya (school resources; dana pendidikan yang

Dinas

berasal yang pemerintah dan masyarakat).

sebagai

Pendidikan

atasannya

di

Pemerintah Daerah, dan

tingkat

daerah,

masyarakat pada

umumnya.

yang

dilakukan

adalah

pada

Dilain pihak, jika yang menjadi tujuan
desentralisasi pendidikan adalah peningkatan
kualitas proses belajar mengajar dan kualitas
dari hasil proses belajar mengajar tersebut,

2. Prinsip Desentralisasi Pendidikan
Secara konseptual, terdapat dua jenis
desentralisasi pendidikan, yaitu:
desentralisasi
ISSN 2086 – 1397

kewenangan

di

pertama ,

sektor

maka

desentralisasi

difokuskan

pada

pendidikan
reformasi

lebih
proses

belajarmengajar. Partisipasi orang tua dalam
Volume I Nomor 1. Juli – Desember 2010 | 4

Inom Nasution, Otonomi Daerah dan...

proses belajar mengajar dianggap merupakan

memiliki

salah satu faktor yang paling menentukan.

kepemimpinan yang kuat, staf pengajar dengan

Dalam

desentralisasi

kualifikasi dan komitmen tinggi, fokus pada

pendidikan yang dilakukan di banyak Negara

proses pembelajaran, dan bertanggung jawab

merupakan bagian dari proses reformasi

terhadap

pendidikan secara keseluruhan dan tidak

desentralisasi sektor pendidikan yang meliputi

sekedar merupakan bagian dari proses otonomi

pemberian kewenangan yang lebih besar ke

daerah dan desentralisasi fiskal. Desentralisasi

pemerintah daerah dalam alokasi anggaran dan

pendidikan

proses

perencanaan pendidikan di daerah, serta

pemberian kewenangan yang lebih luas di

pemberian kewenangan yang lebih besar pada

bidang

sekolah dalam manajemen guru, pendanaan,

kenyataannya,

akan

kebijakan

pendanaannya
pemerintah

dari

lokal

meliputi

suatu

pendidikan

dan

pemerintah
dan

pada

aspek

pusat
saat

ke
yang

bersamaan kewenangan yang lebih besar juga

karakteristik-karakteristik:

hasil

yang

dicapai.

Proses

pemilihan kepala sekolah manajemen proses
belajar-mengajar

diharapkan

akan

meningkatkan kualitas pendidikan.

diberikan pada tingkat sekolah. Tipologi
komponen-komponen sektor pendidikan yang

3. Upaya peningkatan mutu pendidikan

untuk

Upaya peningkatan mutu pendidikan

didesentralisasikan dapat dilihat dalam Tabel 1

melalui otonomi daerah mencakup antara lain

berikut:

sarana

dapat

dipertimbangkan

prasarana,

rekrutmen

guru

kesejahtaraan
dan

penempatan

guru,
guru,

kurikulum, peran serta masyarakat, serta dana
operasional.
Sarana
unsur

dan

penting

prasarana

dalam

merupakan

penyelenggaraan

pendidikan. Ruang kelas, ruang praktek,
laboratorim,

perpustakaan,

gedung

administrasi, buku pelajaran, alat dan media
Salah satu cara dalam mempersiapkan
desentralisasi

pendidikan

adalah

dengan

pendidikan dikembangkan dalam satu kesatuan
yang

utuh

dan

standar

sesuai

dengan

yang

kebutuhan sekolah. Dalam hal ini termasuk

mempengaruhi proses dan hasil belajar-

juga pengadaan seperangkat computer dan

mengajar, khususnya dari sekolah-sekolah

internet.

unggulan. Mohrman and Wohlstetter, 1994;

meningkatkan pendidikan harus disesuaikan

Creemers, 1994 and Darling-Hammond, 1997

dengan kebutuhan daerah dan sekolah yang

seperti

memerlukan. Terutama didaerah terpencil

mengidentifikasi

faktor-faktor

dikutip

menyimpulkan

ISSN 2086 – 1397

Burki,

bahwa

et.al.,

sekolah

1999

Dengan

demikian

untuk

unggulan

Volume I. Nomor 2. Juli – Desember 2010 | 5

Inom Nasution, Otonomi Daerah dan...

harus

lebih

utama

diperhatikan

untuk

bahwa “Pemerintah dan Pemerintah Daerah

meningkatkan kualitas pendidikan.
Peran
masyarakat

serta

masyarakat

sesungguhnya

Selanjutnya pada Pasal 46, ayat 2 dikatakan

dalam

menyediakan

anggaran

konsep

pendidikan sebagaimana diatur dalam pasal

pendidikan yang lebih banyak menggunakan

31, ayat 4, UUD 1945.” (Depdiknas, 2003:

masyarakat

wahana

31). Seyogyanya masyarakat dibebaskan dari

pendidikannya. Fasli Jalal dan Dedi Supriadi

beban biaya pendidikan bagi anak-anaknya,

mengatakan

jika

itu

sendiri

bahwa

adalah

bertanggungjawab

sebagai

“Pendidikan

berbasis

seandainya

pemerintah

benar-benar

masyarakat hanya dapat berlangsung efektif

konsekwen dengan apa yang dimaktubkannya

apabila diawali dari kebutuhan-kebutuhan

dalam Undang-Undang Pendidikan Nomor 20

akan produk-produk pendidikan tertentu yang

Tahun 2003, pada Pasal 49, ayat 1 yang

memang

tersebut”

mengatakan bahwa “dana pendidikan selain

(Depdiknas: 2001:215). Dari kutipan ini

gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan

dipahami bahwa dasar pendidikan yang akan

dialokasikan minimal 20% dari APBN pada

dikembangkan sebenarnya telah ada dalam

sektor pendidikan dan minimal 20% dari

setiap masyarakat, dan untuk mengoptimalkan

APBD. (Depdiknas: 2003:32).

produk

ada

di

pendidikan

masyarakat

diperlukan

Melalui otonomi pendidikan maka

perhatian, dukungan, bimbingan, pengawasan,

sekolah diberikan peluang dan kewenangan

dan evaluasi dari pemerintah terkait, dalam hal

untuk mengelola sumber daya dengan cara

ini Dinas Pendidikan Daerah di bawah

mengalokasikannya

dukungan Pemerintah Daerah.

masyarakat setempat. Terkait dengan hal itu,

Dana

tersebut

operasional

untuk

kurikulum

sesuai

berbasis

kebutuhan

kompetensi

memberi

pengembangan program pendidikan sekaligus

peluang dan kewenangan pada Pemerintah

peningkatan kualitas pendidikan di daerah

Daerah dan/atau sekolah untuk lebih otonom

memerlukan

dalam

dukungan

dana

baik

dari

mengembangkan

dan

Pemerintah Daerah maupun dari Pemerintah

mengoperasionalisasikan

Pusat.

sekolah sesuai dengan potensi yang ada di

Dalam

periode

transisi

otonomi

daerah

mampu untuk berotonomi secara finansial

Sebelum

secara drastis, tetapi memerlukan waktu

kurikulum pendidikan di sekolah ditentukan

hingga mampu untuk berjalan secara otonomi

oleh

penuh.

Sebagaimana dicatumkan dalam

keinginan atau orientasi pemerintah sebagai

Undang-Undang Pendidikan Nomor 20 Tahun

penguasa Negara dengan tujuan-tujuannya.

2003 pada Pasal 46, ayat 1, bahwa “pendanaan

Sementara Suparno, et al mengatakan bahwa

pendidikan menjadi tanggungjawab bersama

“Kurikulum mesti dikritisi sehingga memberi

antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan

peluang kepada siswa untuk memilih bahan

masyarakat.”

pelajaran yang paling sesuai dengan minat dan

ISSN 2086 – 1397

2003:

31).

di

sekolah

di

pendidikan, tentu saja tidak semua daerah

(Depdiknas,

atau

pembelajaran

berotonomi

pemerintah

dan

masing-masing.
pendidikan,

tidak

bebas

isi

dari

Volume I Nomor 1. Juli – Desember 2010 | 6

Inom Nasution, Otonomi Daerah dan...

peluang karir di masa depan.” (Suparno, et al,
2002:70). Dengan demikian pendapat yang
berbeda

dapat

ditampung

agar

dapat

Berkenaan dengan rekrutmen dan
penempatan guru, Jalal mengemukakan:
Untuk

mendukung

kebijakan

mengakses kajian bila terdapat kesenjangan

rekrutmen

antara realitas dan pemahaman isi kurikulum

mengutamakan daerah asal, maka

dikalangan para siswa. Dengan program

rekrutmen calon mahasiswa LPTK

otonomi pendidikan, diharapkan formulasi

harus

kurikulum dapat lebih diarahkan kepada

pesebaran

kebutuhan dan potensi daerah masing-masing.

kabupaten/kota pada provinsi yang

Guru

berkualitas

tidak

sekedar

pula

calon

guru

memperhatikan
guru

di

mahasiswa

direkrut

keahliannya,

kebutuhan

daerah-daerah

memperhatikan

juga

proses

yang

mampu

mentransfer

ilmu

peta
setiap

bersangkutan dan untuk itu, calon

mentransfer ilmu pengetahuan sesuai bidang
tetapi

yang

dilayaninya.

berdasarkan
yang

Selanjutnya

ia

pengetahuan tersebut, sehingga siswa dapat

mengatakan bahwa “perlu dibelakukan

menerima pelajaran dengan suasana hati yang

sistem pengangkatan,

nyaman,

mampu

dan pembainaan tenaga kependidikan

melaksanakan kegiatan secara ilmiah sesuai

yang memungkinkan para guru untuk

jenjang pendidikannya. Guru yang berkualitas

mengembangkan diri dan karirnya

memadai adalah yang dapat berkonsentrasi

secara lebih luas sehingga, sebagai

penuh dengan tugas dan kewajibannya sebagai

tenaga

tenaga pendidik setelah kebutuhan pokok

menyandarkan kesejahteraan hidupnya

hidupnya telah terpenuhi. Bangsa Indonesia

melalui

sejauh ini belum mampu menghargai guru

layanan profesionalnya” (Jalal dan

sebagaimana mestinya dengan imbalan gaji

Dedi Supriadi, 2001: 223).

memahami

dan

profesional,

pengabdian

penempatan,

mereka

optimal

dapat

bagi

yang memadai. Apa yang dibalik semua ini
adalah

menjadi

pilihan

Walaupun terlihat bahwa di tingkat

profesi terakhir. Hadiyanto mengemukakan

provinsi kebutuhan guru sudah mencukupi,

bahwa “Akibat dari penghargaan masyarakat

misalnya karena standar guru SD

terhadap guru yang rendah itu maka guru tidak

dalam kelas, tetapi di beberapa daerah

mampu bangkit untuk meng-update ilmunya

terpencil masih kekurangan guru. Pemecahan

sehingga menjadi seperti lingkaran syetan,

masalah ini dilakukan dengan memindahkan

kualitas mereka rendah dan kembali lagi

guru dari daerah yang berlebihan guru. Namun

dibayar murah.” (Hadiyanto, 2004: 27). Untuk

setelah dilaksanakannya otonomi daerah, cara

mendapatkan tenaga guru dengan kualitas

ini menjadi sulit dilakukan, karena di beberapa

tinggi, pemerintah mau tidak mau harus

daerah menolak menerima guru dari daerah

memperhatikan kesejahteraan mereka.

lain. Lagipula tenaga guru yang ada masih

ISSN 2086 – 1397

guru merupakan

mengajar

Volume I. Nomor 2. Juli – Desember 2010 | 7

Inom Nasution, Otonomi Daerah dan...

terkonsentrasi di Jawa dan kota-kota di luar

Upaya peningkatan mutu pendidikan

Jawa. Dengan demikian diperlukan kebijakan

melalui otonomi daerah mencakup antara lain

pemerintah untuk mempermudah pemindahan

sarana

dari satu daerah ke daerah lain.

rekrutmen

prasarana,
guru

kesejahteraan
dan

guru,

penempatan

guru,

kurikulum, peran serta masyarakat, serta dana
operasional.

C. Kesimpulan

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan

DAFTAR PUSTAKA

bahwa, Pemberian wewenang otonomi ini
dimaksudkan

untuk

lebih

memandirikan

Hadiyanto. Mencari

Sosok Desentralisasi

daerah dan memberdayakan potensi daerah

Manajemen Pendidikan Di Indonesia .

masing-masing, serta masyarakat, sehingga

Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

lebih leluasa

mengatur dan melaksanakan

pembangunan atas prakarsa sendiri. Otonomi

Fokus

Media.

Undang-Undang

Otonomi

pada tingkat wilayah yang paling dekat dengan

Daerah 2004. Bandung: Fokus Media,

rakyat, yaitu kabupaten dan kota.

Indonesia.

Desentralisasi pendidikan yang efektif
tidak hanya melibatkan proses pemberian

Depdiknas.

Balitbang.

Pusat data dan Informasi
Pendidikan.

kewenangan dan pendanaan yang lebih besar
dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah,

Indonesia. Depdiknas. Undang-Undang RI No.

tetapi desentralisasi juga harus menyentuh

20

pemberian kewenangan yang lebih besar ke

Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Tahun

2003

Tentang

Sistem

sekolah-sekolah dalam menentukan kebijakankebijakan: organisasi dan proses belajar-

Jalal, Fasli dan Dedi Supriadi. Reformasi

mengajar, manajemen guru, struktur dan

Pendidikan dalam Konteks Otonomi

perencanaan di tingkat sekolah, dan sumber-

Daerah. Yogyakarta: Adicita Karya

sumber pendanaan sekolah.

Nusa, 2001.

Hasil

yang

diharapkan

dari

pelaksanaan otonomi dan desentralisasi ialah

Selintas Pendidikan Indonesia Di Akhir 2002:

semakin optimalnya pengelolaan sekolah dan

Delapan

makin meningkatnya kualitas pendidikan.

Depdiknas, 2002.

Isu

Pendidikan.

Jakarta:

Namun, dalam perjalanan awal otonomi
daerah yang meliputi juga pendidikan telah

Suparno.

Reformasi

Pendidikan:

Sebuah

terjadi fenomena yang dapat berdampak

Rekomendasi. Yogyakarta: Kanisius

semakin dinomor duakan pendidikan dan

.2002

semakin melemahnya kualitas pendidikan.

ISSN 2086 – 1397

Volume I Nomor 1. Juli – Desember 2010 | 8

Inom Nasution, Otonomi Daerah dan...

Burki, Shahid J., Guillermo E. Perry and
William R. Dillinger, Beyond the
Center: Decentralizing the State , The

World Bank, Washington, D.C, 1999.

Armida S. Alisjahbana, Otonomi daerah dan
desentralisasi pendidikan, Bandung:

Universitas padjajaran, 20000

ISSN 2086 – 1397

Volume I. Nomor 2. Juli – Desember 2010 | 9