kapasitas dan PERMINTAAN AGREGAT (3)

PERMINTAAN AGREGAT

Disusun Oleh:
1. Lingga Kurnia Putra (2016121713)
2. Raka Mahardika (2016121102)
3. Irfan (2016122045)
4. Miad Mustikawati (2016121143)
5. Lahmadya Marasabessy (2016121218)
6. Muhammad Sidik

Universitas Pamulang
Program Studi Akuntansi S1
Tahun Ajaran 2017/2018

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................................4
A.


LATAR BELAKANG............................................................................................................4

B.

RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................4

C.

TUJUAN PENELITIAN........................................................................................................4

BAB II...............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................................5
A. PERMINTAAN
AGREGAT………………………………………………………………………………………………
……5
B. MODEL PERMINTAAN
AGREGAT……………………………………………………………………………………..16
C.
INVESTASI……………………………………………………………………………………………
………………………….19

D. MULTIPLIER ATAU FAKTOR PELIPAT…………………………….
………………………………………………....21
BAB
III……………………………………………………………………………………………………
……………………………………..25

KESIMPULAN……………………………………………………………………………………
……………………………..….25
BAB
IV……………………………………………………………………………………………………
……………………..………………25

PENUTUP…………………………………………………………………………………………
………………………………….25
BAB V
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………………………
…………..………..26

2


3

KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul
“Permintaan Agregat “.
Di dalam pembuatan makalah ini, kami berusaha menguraikan dan menjelaskan
tentang model permintaan agregat. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati
kami menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dilla Anggraini selaku dosen Ekonomi Makro.
Yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna
dan banyak kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan saran, kritik dan petunjuk
dari berbagai pihak untuk pembuatan makalah ini menjadi lebih baik dikemudian hari.
Semoga makalah yang telah kami buat ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan
informasi pada masa yang akan datang, khususnya bagi Mahasiswa/I Universitas Pamulang.
Terima kasih.

4


BAB I
PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Depresi Besar (Great Depression) menyebabkan banyak ekonom mempertanyakan
keabsahan teori ekonomi klasik. Mereka percaya mereka perlu model baru untuk menjelaskan
kemerosotan ekonomi yang dahsyat itu dan untuk menyarankan kebijakan pemerintah yang
bisa mengurangi kesulitan ekonomi yang masyarakat alami.
Pada 1936, John Maynard Keynes menulis The General Theory of Employment,
Interest and Money. Di dalamnya, ia mengusulkan cara baru untuk menganalisis
perekonomian, yang ia hadirkan sebagai alternatif dari teori klasik.
Keynes menyatakan permintaan agregat rendah bertanggung jawab atas rendahnya
pendapatan dan tingginya pengangguran yang mencirikan kemerosotan ekonomi. Ia
mengkritik teori bahwa hanya penawaran agregat yang menentukan pendapatan nasional.
Model Keynes” diartikan berbeda-beda oleh banyak orang. Hal yang berguna untuk
memikirkan modelKeynes buku teks dasar sebagai perincian dan perluasan dari “teori
klasik”. Perputaran uang variabel dan harga “kaku”-nya mencerminkan kepercayaan Keynes

bahwa kelemahan model klasik berasal dari asumsi terlalu-ketat nya tentang perputaran
konstan serta upah dan harga yang sangat fleksibel.
B.

RUMUSAN MASALAH

Apabila permintaan agregat lebih kecil daripada penawaran agregat, maka situasi
kelebihan produksi terjadi. Pada periode berikutnya output akan turun atau harga akan turun,
atau keduanya terjadi bersama-sama. Pertanyaannya adalah bagaimana mekanisme
permintaan agregat dalam menentukan output atau income tersebut?
C.

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan model-model permintaan agregat serta
memberikan solusi grafik dan membahas perubahan dalam investasi dalam kegiatan
ekonomi.

5


BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN PERMINTAAN AGREGAT

Definisi Permintaan Agregat
Permintaan dan Penawaran Agregat - berikut adalah penjelasan mengenai Defisini
Permintaan dan Penawaran Agregat, Permintaan Agregat adalah keseluruhan permintaan
terhadap barang & jasa oleh pengguna dalam ekonomi.) Permintaan agregat menunjukkan
hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan
tingkat harga.
Permintaan Agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli
oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga.Permintaan agregat dapat
ditampilkan dengan menggunakan Kurva atau tabel yang menunjukkan berbagai jenis barang
& jasa yang dibeli secara kolektif pada tingkat harga tertentu. Kurve permintaan agregat
mempunyai slope negatif. .Faktor-faktor yang menyebabkan Kurva permintaan agregat berslope negatif adalah:

Efek Kekayaan

Biaya yang digunakan oleh produsen tergantung pada kekayaan yang dimiliki.

Keduanya memiliki satu hubungan yang positif. (Kekayaan mengacu pada pemegangan uang,
saham, obligasi, rumah serta asset fisik yang lain. Kekayaan yang dimiliki dipengaruhi oleh
tingkat harga)

Dampak Harga Bunga

Efek harga bunga ditujukan karena perubahan tingkat haraga mempengaruhi
harga bunga. Efek ini mempengaruhi produksi & investasi

Efek Pembelian Asing (Ekspor & Impor)

Jumlah ekspor & impor dalam suatu ekonomi tergantung pada harga Domestic
& asing
Kurva Permintaan agregat (aggregate demand curve ) adalah kurva yang menjelaskan
hubungan antara jumlah output agregat yang diminta dengan tingkat harga ketika semua
variabel lain dianggap konstan. ada dua cara yang digunakan untuk menurunkan kurva
permintaaan agregat. Pendekatan yang pertama dan yang paling sederhana adalah penekatan
teori jumlah uang dimena permintaan agregat ditentukan semata-mata oleh jumlah uang.
Sementara pedekatan yang kedua didasarkan pada pengujian perilaku bagian-bagian
komponen permintaan agregat seperti konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan

ekspor bersih. Pendekatan ini juga mempertimbangkan peran jumlah uang dalam menentukan
permintaan agregat, tetapi tidak secara langsung, meleinkan dengan cara mempertimbangkn
bagaimana perubahan jumlah uang mempengaruhi komponen-komponen permintaan agregat.

6

Pendekatan Teori Jumlah
Permintaan Agregat

Uang

terhadap

Teori jumlah uang menghubungkan jumlah uang M dengan jumlah pengeluaran nominal atas
barang dan jasa P X Y dimana P adalah tingkat harga dan Y adalah output riil agregat atau
secara ekuivalen adalah pendapatan riil agregat. Keterkaitan antara jumlah uang dan total
pengeluaran dari barang dan jasa akhir dikemukakan oleh Irving Fisher. Untuk memperoleh
hubungan ini, teori jumlah uang menggunakan konsep percepatan uang (velocity of money )
yaitu rata-rata jumlah berapa kali per tahun (perputaran) dari satu unit mata uang (misalya
rupiah ) yang digunakan untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam

perekonomian. Percepatan (velocity-V ) dinyatakan secara lebih jelas sebagai total
pengeluaran P xY dibagi dengan jumlah uang M :
V=PxY
M
Misalkan PDB nominal (P xY ) dalam setahun adalah Rp.5 triiun, jumlah uang sebesar Rp, 1
triliun, barang dan jasa akhir dalam perekonomian adalah sebanyak 5 kali.
Dengan mengalikan kedua sisi persamaan dengan M, akan didapatkan persamaan pertukaran
(equation of change) yang menghubungkan pendapatan nominal dengan jumlah uang dan
percepatan.
MxV=PxY
Persamaan ini menyatakan bahwa jumlah uang dikalikan dengan berapa kali uang ini
digunakan dalam satu tahun tertentu harus sama dengan pendapatan nominal, yaitu total
jumlah nominal yang dikeluarkan untuk membeli barang dan jasa pada tahun tersebut.
Persamaan pertukaran ini tidak lebih dari satu identitas suatu hubungan yang benar menurut
definisi, dimana persamaan tersebut menyatakan bahwa ketika uang beredar M berubah,
pendapatan nominal ( P x Y) berubah dengan arah yang sama ; kenaikan M misalnya dapat
diimbangi dengan penurunan V yang membiarkan M x V (dan karenanya P x Y) tidak
berubah.
Teori jumlah permintaan uang yang dikembangkan oleh Milton Friedman menyatakan bahwa
percepatan berubas sepanjang waktu dalam cara yang dapat diprediksi yang tidak

dihubungkan denagn perubahan uang beredar. Dengan analisis ini, prsamaan pertukaran
dibah menjadi suatu teori mengenai bagaimana pengeluaran agregat ditentukan dan disebut
sebagai teori jumlah uang ( quantity theory of money ). Dengam demikian, teori jumlah uang
menyimpulkan bahwa perubahan pengeluaran agregat terutama ditentun oleh perubahan
uang beredar.

7

Menurunkan Kurva Permintaan Agregat
Untuk menentukan permintaan agregat, selain dengan melihat bagaimana uang memengaruhi
jumlah permintaan agregat, kita juga dapat menurunkan kurva permintaan agregat dengan
melihat 4 komponen, yaitu :
1.
Pengeluaran konsumen ( customer expenditure )
Yaitu jumlah permintaan akan barang dan jasa konsumen.
2.
Pengeluaran investasi yang direncanakan ( planned investment spending )
Yaitu jumlah pengeluaran yang direncanakan oleh perusahaan atas mesin pabrik, dan barang
modal lain yang bar ditambah pengeluaran yang direncanakan atas rumah baru.
3.

Pengeluaran pemerintah ( goverment spending )
Yaitu pengeluaran oleh semua jajaran pemerintah atas barag dan jasa .
4.
Ekspor bersih (net export )
Yaitu pengeluaran luar negeri bersih atas barang dan jasa domestik, sama dengan ekspor
dikurangi impor.
Maka persamaan permintaan agregat dapat diperoleh :

Dimana :
C = pengeluaran konsumen,
I = pengeluaran investasi
G = pengeluaran pemerintah
NX = ekspor bersih
Pendekatan komponen, seperti pendekatan teori jumlah menjelaskan bahwa kurva permintaan
agregat mempunyai kemiringan menurun, karena semakin rendah tingkat harga (P ↓), dengan
juml uang nominal yang konstan, menyebabkan jumlah uang riil ( dalam arti barang dan jasa
yang dapat dibeli, (M/P ↑ ) yang semakin besar. Semakin besar jumlah uang dalam arti riil
(M/P ↑ ) yang dihasilkan dan tingkat harga yang semain rendah menyebabkan suku bunga
menurun (i ↓ ). Biaya investasi yang murah untuk membeli modal fisik baru membuat
investasi menjadi lebih menguntungkan dan menstimulasi pengeluaran investasi yang
direncanakan. Karena kenaikan pengeluaran investasi yang direncanakan secara langsung
menambah permintaan agregat (Yαd ), tingkat harga yang lebih rendah mengakibatkan
tingkat jumlah output agregat yang diminta lebih tinggi (P↓ →Yαd↑ ), secara sistematis,
persamaan itu dapat dituliskan sebagai berikut :
P ↑→M/P ↑→ i ↓ Yαd↑
Mekanisme lain yang menghasilkan kurva permintaan agregat mempunyai kemiringan yang
menurun beroperasi melalui perdagangan luar negeri. Karena tingkat harga yang lebih
rendah, mengakibatkan jumlah uang dalam arti riil yang lebih besar dan menurunkan suku
bunga. Hal ini menyebabkan penurunan nilai aset dollar relatif terhadap nilai mata uang lain.
Nilai dollar yang semakin rendah membuat barang-barang domestik relatif menjadi lebih
8

murah terhadap barang-barang luar negeri, hal ini menyebakan ekspor bersih meningkat an
meningkatkan permintaan agregat.
P ↓→M/P ↑→ i ↓E↓→ Yαd↑

Faktor-Faktor yang Menggeser Kurva Permintaan Agregat
Untuk setiap harga tertentu, kenaikan jumlah uang beredar menyebabkan uang beredar riil
meningkat (M/P↑), yang menyebankan kenikan permintaan agregat. Dengan demikian,
kenaikan uang beredar menggeser kurva permintaan agregat ke kanan , hal ini dikarenakan
kenaikan uang beredar akan menurunkan suku bunga dan mendorong pengeluaran investasi
yang direncanakan dan ekspor bersih.Pendekatan komponen menyatakan bahwa faktor lain
juga merupakan penyebab penting bergesernya kurva permintaan agregat.
Definisi Kurva Penawaran Agregat
Penawaran Agregat (aggregate supply) adalah jumlah barang dan jasa akhir perekonomian,
yang dimintaa pada berbagai tingkat harga yang berbeda.Kurva Penawaran Agregat adalah
kurva yang menggambarkan tentang hubungan antara tingkat harga yang berlaku dalam
ekonomi dan nilai produksi riil atau output (pendapatan nasional rill) yang akan ditawarkan
dan diproduksi oleh semua perusahaan dalam suatu perekonomian.Karena perusahaan yang
menawarkan barang dan jasa memiliki harga fleksibel dalam jangka panjang tetapi harga
kaku dalam jangka pendek, hubungan penawaran agregat yang berbeda; kurva penawaran
agregat jangka panjang (long-run aggregate supply) LRAS dan kurva penawaran agregat
jangka pendek (short-run aggregate supply) SRAS.
Dua faktor yang menentukan penawaran agregat, yaitu keseimbangan di pasar tenaga kerja
dan fungsi produksi. Keseimbangan di pasar tenaga kerja akan menentukan jumlah tenaga
kerja yang digunakan dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Dan kemampuan dari
tenaga kerja ini menghasilkan produksi nasional tergantung kepada fungsi produksi yang
menerangkan hubungan diantara jumlah tenaga kerja dan faktor-faktor produksi lain untuk
mewujudkan produksi nasional.

Definisi Kurva Permintaan Agregat Jangka Panjang
Jumlah output yang dapat diihasilkan dalam perekonomian dalam jangka panjang ditentukan
oleh jumlah modal dalam perekonomian, jumlah tenaga kerja yang ditawarkan dalam tingkat
pengerjaan penuh (full employment).beberapa pengangguran tidak dapat dibantu karena
pengangguran bersifat friksional ataupu struktural. Dengan demikian, pada pengerjaan penuh,
pengangguran tidak sama dengan nol, tetapi pada suatu tingkat di atas nol dimana permitaan
tenaga kerja sama dengan penawaran tenaga kerja.
Tingkat pengangguran alamiah (natural rate of employment) adalah dimana perekonomian
bergerak menuju jangka panjang. Tingkat output agregat yang dihasilkan pada tingkat
pengangguran alamiah disebut tingkat output natural (natural rate of output), tingkat dimana
perekonomian berada pada jangka panjang untuk setiap tingkat harga. Dengan demikian
kurva penawaran jangka panjang (long-run aggregate supply-LRAS) adalah vertikal pada
tingkat output alamiah, dinyatakan oleh Yn, sebagaimana digambarkan pada Figur 2.

9

FIGUR 2.Kurva Penawaran Jangka Panjang

Keterangan Figur 2 : jumlah output yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu merupakan
tingkat ouput alamiah (natural ratelevel of output) dalam jangka panjang, sehingga kurva
penawaran agregat jangka panjang LRAS meupakan garis vertikal pada Yn.

Kurva Permintaan Agregat Jangka Pendek
Karena upah dan harga memerlukan waktu untuk menyesuaikan terhadap kondisi
perekonomian, suatu proses yang dijelaskan dengan mengatakan bahwa upah dan harga
bersifat kaku (sticky), kurva penawaran agregat (AS,1) dalam jangka pendek mempunyai
kemiringan ke atas (Figur 3). Karena tujuan perusahaan memaksimumkan keuntungan,
jumlah output yang ditawarkan ditentukan oleh keuntungan yang dibuat atas setiap unit
output. Jika keuntungan meningkat, lebih banyak output agregat yang akan dihasikan, dan
jumah outut yang ditawarkan akan meningkat, jika keuntungan menurun, lebih sedikit output
agregat yang akan dihasilkan, dan jumlah output agregat yang ditawarkan.
Keuntungan atas suatu unit output sama dengan harga untuk unit tersebut dikurangi dengan
biaya produksinya. Dalam jangka pendek, biaya dari banyak faktor yang masuk ke dalam
produksi barang dan jasa adalah tetap. Karena biaya-biaya ini bersifat tetap dalam jangka
pendek, ketika tingkat harga keseluruhan naik, harga untuk suatu unit output akan meningkat
relatif terhadap biaya produksi dan keuntungan per unti akan meningkat. Karena tingkat
harga yang lebih tinggi menghasilkan tngkat keuntungan yang lebih besar dalam jangka
pendek, perushaan menaikkan produksi dan jumlah output agregat yang ditawarkan
meningkat, yang menghasilkan kurva penawaran agregat jangka pendek yang memiliki
kemiringan ke atas.Faktor-faktor yang mendorong pergeseran kurva permintaan agregat
adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Jumlah uang yang beredar, M
Pengeluaran pemerintah, G
Pajak, T
Ekspor bersih, NX
Optimisme konsumen, C
Optimisme dana usaha

10

Pergeseran Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek
Jika biaya produksi suatu outpu meningkat, keuntungan atas suatu unit output menurun, dan
umlah output yang ditawarkan pada setiap tingkat harga menurun.
Kesimpulan : Kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri ketika biaya produksi
meningkat dan ke kanan ketika biaya menurun.

Faktor-faktor yang Menggeser Kurva Penawaran Jangka Pendek
Faktor-faktor yang menyebabkan kurva penawaran jangka pendek bergeser adalah factor
yang mempengaruhi biaya produksi ;
1.
2.
3.
4.

tingkat kekakuan pasar tenaga kerja,
perkiraan inflasi,
upaya pekerja untuk mendorong upah riil mereka, dan
perubahan biaya produksi yang tidak berkaitan dengan upah (seperti biaya energi).

Tiga faktor pertama menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek dengan
mempengaruhi biaya upah, faktor keempat mempengaruhi biaya-biaya produksi lain.

1.

Tingkat kekakuan pasar tenaga kerja.

Kekakuan upah riil mengurangi tingkat penemuan pekerjaan dan mempertinggi
pengangguran.Jika perekonomian sedang mengalami kenaikan dan pasar tenaga kerja bersifat
kaku
(Y >Yn ),pemberi kerja mungkin mempunyai kesulitan untuk mempekerjakan tenaga kerja
yang memenuhi mutu dan bahkan mungkin mempunyai kesulitan untuk memelihara tenaga
kerjanya sekarang. Karena permintaan akan tenaga kerja sekarang melebihi penawaran di
pasar tenaga kerja, maka pemberi kerja (perusahaan) akan menaikkakn upah untuk menarik
pekerja yang dibutuhkan dan biaya produksi akan meningkat. Biaya produksi yang semakin
tinggi akan mengurangi keuntungan per unit output pada setiap tingkat harga, dan kurva
penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri.
Sebaliknya, jika perekonomian mengalami penurunan dan pasar tenaga kerja longgar (Y<
Yn), maka dalam pasar tenaga kerja yang longgar dimana jumlah tenaga kerja yang diminta
lebih kecil daripada jumlah yang ditawarkan , maka upah dan biaya produksi akan menurun,
jadi keuntungan per unit output akan meningkat dan kurva penawaran agregat jangka pendek
akan bergeser ke kanan.
FIGUR 3 Kurva Penawaran Jangka Pendek

11

2.

Perkiraan Tingkat Harga

Kenaikan perkiraan tingkat harga mengakibatkan upah lebih tinggi, yang selanjutnya
menaikkan biaya produksi, menurunkan keuntungan per unit output pada setiap tingkat harga,
dan menggeser kurva penawaran ke kiri.
Maka, kenaikan perkiraan tingkat harga menyebabkan kurva penawaran bergeser ke kiri,
semakin besar perkiraan kenaikan tingkat harga (yaitu, semakin tinggi perkiraan inflasi),
maka semakin besar pergeserannya.

3.

Dorongan Upah

Misalkan bahwa para pekerja memutuskan untuk mogok kerja untuk mendapatkan upah riil
yang lebih tinngi dan mereka berhasil mendapatkan upah riil yng lebih tinggi. Maka
dorongan upah oleh para pekerja akan menyebabkan kurva penawaran agregat bergeser ke
kiri.

4.
Perubahan Biaya
Berhubungan dengan Upah.

Produksi

yang

Tidak

Perubahan teknologi dan penawaran bahan-bahan mentah disebut
guncangan penawaran (supply shocks) juga dapat menggeser kurva
penawaran agregat. Guncangan penawaran negatif, seperti pengurangan
ketersedian
bahan
mentah,
yang
harganya
meningkat,
akan
meningkatkan biaya produksi dan menggeser kurva penawaran agregat
ke kiri dan sebaliknya.

Keseimbangan Jangka Panjang dan Jangka Pendek Dalam
Analisis Permintaan Dan Penawaran Agregat
1. Keseimbangan dalam Jangka Pendek
Figur 4 mengilustrasikan keseimbangan jangka pendek dimana agregat
yang diminta sama dengan jumlah ouput yang ditawarkan. Dimana kurva
permintaan agregat jangka pendek AD dan kurva penawaran agregat
jangja pendek AS berpotongan dititik E. tingkat keseimbangan output
12

agregat Y* dan tingkat harga keseimbangan sama dengan P*.Ketika
tingkat harga (katakanlah P”)berada di atas tingkat harga keseimbangan
P*, maka jumlah ouput yang ditawarkan akan lebih besar daripada jumlah
output yang diminta (kelebihan penawaran). Sebaliknya ketika tingkat
harga (katakanlah P’) berada dibawah tingkat harga keseimbangan P*,
maka jumlah output yang diminta lebih besar daripada jumlah output
yang ditawarkan (kelebihan permintaan).
FIGUR 4 Keseimbangan dalam Jangka Pendek

Keseimbangan terjadi pada titik E pada perpotongan kurva permintaan agregat AD dan kurva
penawaran agregat jangka pendek AS.

2.Keseimbangan dalam Jangka Panjang
Pada panel (a) Figur 5, keseimbangan awal terjadi pada titik 1, perpotongan kurva permintaan
agregat AD dan kurva penawara agregat awal jangka pendek AS1. Karena tingkat output
keseimbangan Y1 lebih besar daripada tingkat alamiah Yn, pengangguran lebih rendah
daripada tingkat alamiahnya dan kekakuan yang berlebihan terjadi di pasar tenaga kerja.
Kekakuan ini mendorong tingkat upah untuk meningkat, menaikkan biaya produksi, dan
menggeser kurva penawaran agregat AS2. Keseimbangan sekarang berada pada titik 2, dan
output menurun ke Y2. Karena output agregat Y2 masih berada di tingkat alamiah Yn, upah
terus didorong naik dan secara perlahan-lahan menggeser kurva penawaran agregat ke AS3.
Keseimbangan yang dicapai pada titik 3 berada pada kurva penawaran agregat jangka
panjang yang vertical (LRAS) pada Yn dan merupakan keseimbangan jangka
panjang. Karena output tidak ada kecenderungan lebih lanjut bagi kurva penawaran agregat
untuk bergeser.
Pergerakan pada panel (a) menunjukkan bahwa perekonomian tidak akan tetap pada tingkat
output yang lebih besar daripada tingkat alamiah karena kurva penawaran agregat jangka
pendek akan bergeser kekiri, meningkatkan tingkat harga dan menyebabkan perekonomian
(kekseimbangan) meluncur naik sepanjang kurva permintaan agregat hingga mencapai titik di
sepanjang kurva penawaran jangka panjang pada tingkat output natural Yn.
Pada panel (b) keseimbangan awal pada titik 1 adalah salah satu dimana output Y1 berada
dibawah tingkat alamiah. Karena pengangguran lebih tinggi daripada tingkat alamiahnya,
upah menurun, yang menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek ke kanan hingga
13

berada

pada

AS3.

Perekonomian (keseimbangan) meluncur turun di sepanjang kurva permintaan agregat hingga
mencapai keseimbangan jangka panjang titik 3, yaitu perpotongan kurva permintaan agregat
(AD) dan kurva penawaran agregat jangka panjang (LRAS) pada Yn. Disini sebagaimana
pada panel (a), perekonomian tidak lagi bergerak ketika output telah kembali lagi ke tingkat
alamiah.
Hal yang menonjol dari kedua panel Figur 5 bahwa terlepas dimana output awalnya berbeda,
secara perlahan-lahan output kembali ke tingkat alamiahnya. Sifat ini dijelaskan dengan
mengatakan bahwa perekonomian mempunyai mekanisme koreksi diri ( self-correcting
mechanism).
Pada kedua panel, keseimbangan jangka pendek awal adalah pada titik 1 pada perpotongan
AD dan AS1. Pada panel (a), Y1>Yn sehingga kurva penawaran agregt jangka pendek terus
bergeser ke kiri hingga mencapai AS2, dimana output telah kembali ke Yn. Pada panel (b),
Y1