Tabungan Giro dan Deposito dan

PERBANKAN
BAB 4
TABUNGAN, DEPOSITO & GIRO

Nama

: Nurhikmah

Kelas

: X Akuntansi 1

No. Absen

: 29
SMK Negeri 01 Brebes
Tahun Ajaran 2014/2015
Jl. Dr. Setiabudi No. 17

TABUNGAN
1. Pengertian Tabungan

Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
Tabungan adalah simpanan dari pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan
cek, bilyet giro dan atau alat lainya yang dapat dipersamakan dengan itu. Selain itu, tabungan
juga sering diartikan sebagai pendapatan suatu masyarakat yang tidak di belanjakan dan
hanya disimpan sebagai cadangan yang digunakan untuk berjaga-jaga dalam jangka pendek.
Tabungan nasional (national saving) dapat didefinisikan sebagai pendapatan total
dalam perekonomian yang tersisa setelah dipakai untuk pengeluaran pemerintah dan
konsumsi. Dalam suatu negara, investasi domestik dapat dibiayai oleh tabungan nasional dan
pinjaman dari luar negeri. Total dana yang tersedia untuk membiayai investasi (I) sama
dengan tabungan nasional (S+(T-G)) ditambah dengan pinjaman dari luar negeri (X-M).
secara matematis dapat dirumuskan :
I = S + (T-G) + (X-M) …………………………..…….……….(1.1)
Namun untuk mengurangi ketergantungan suatu negara terhadap bantuan dari pihak
lain, tabungan nasional diutamakan sebagai sumber pembiayaan investasi domestik. Secara
garis besar, tabungan nasional diciptakan oleh tiga pelaku, yaitu pemerintah, perusahaan dan
rumah tangga.

Tabungan pemerintah merupakan selisih antara realisasi penerimaan dengan
pengeluaran pemerintah. Tabungan perusahaan merupakan kelebihan pendapatan (laba) yang
tidak dibagikan kepada pemegang saham yang besarnya dapat diketahui dari neraca
perusahaan. Sedangkan tabungan rumah tangga merupakan bagian dari pendapatan yang
diterima rumah tangga yang tidak dibelanjakanuntuk keperluan konsumsi. Secara matematis
persamaan tabungan dapat dijabarkan sebagai berikut:
Jika tabungan swasta adalah S = (Y-T) – C dan
Tabungan pemerintah adalah (T-G), maka
Tabungan nasional = S + (T-G)
= (Y-T) – C +(T-G)
= Y – C - G ………………………….….……..(1.2)

dimana S adalah tabungan swasta
Y adalah pendapatan aggregat
T adalah pendapatan pajak netto
C adalah konsumsi
G adalah pengeluaran pemerintah
Jika T-G bernilai positif, maka pemerintah akan mengalami budget surplus, dan sektor
ini akan ditambahkan pada sektor swasta untuk menambah sumber pembiayaan investasi.
Namun jika T-G bernilai negatif berarti pemerintah mengalami budget deficit, dan pemerintah

harus meminjam dana dari pihak lain.

2. Ketentuan Umum Tabungan
1.Persyaratan Umum

a. Tabungan diperuntukan bagi penabung perorangan.
b. Sebagai bukti tabungan, bank penyelenggara akan menerbitkan Buku Tabungan untuk
masing-masing penabung dan menatausahakan kartu rekening atas nama penabung. Akan
tetapi ada tabungan yang tidak menerbitkan buku tabungan dan sebagai gantinnya, tiap bulan
Bank menerbitkan rekening koran sebagai bukti mutasi tiap transaksi pada bulan tersebut.
c. Apabila terdapat perbedaan saldo tabungan antara Buku Tabungan dengan Kartu
Rekening, maka untuk sementara (sampai terdapat penyelesaian lebih lanjut) sebagai patokan
bagi bank dipergunakan saldo tabungan yang tecantum dalam kartu rekening.
2.Penyetoran dan Pengambilan

a.Jumlah setoran pertama dan seterusnya ditentukan oleh masing-masing bank yang
bersangkutan.
b.Setoran dapat dilakukan setiap waktu selama jam kerja (jam kas dinuka)
c. Penarikan dapat dilakukan setiap saaat selama saldonya masih ada. Apabila bank
menentukan pembatasan, baik jumlah maupun saktunya harus diberitahukan sebelumnya

kepada penabung. Media penarikan/pengambilan dapat dilakukan melalui kartu ATM, bila
Bank tersebut telah on line system.
d.Saldo Tabungan yang harus disisakan di bank setiap kali dilakukan pengambilan dapat
ditentukan sendiri oleh bank yang bersangkutan (saldo minimal).
e.Pengambilan pertama kali dapat dilakukan setelah setoran pertama mengendap di bank
dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan bank bersangkutan.

3.Bunga Tabungan
a.Besarnya persentase suku bunga tabungan pada dasarnya dapat ditentukan sendiri oleh bank
yang bersangkutann, akan tetapi eaktu ini mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia karena
pemerintah menjamin pembayaran tabungan dan bunga tersebut.
b.Perhitungan bunga pada dasarnya dapat dilakukan dengan salah satu cara berikut ini:
1)Atas dasar saldo terendah yang terdapat dalam satu bulan dengan saldo tabungan
sekurang-kurangnya yang ditentukan sendiri oleh bank yang bersangkutan.
2)Atas dasar saldo rata-rata harian tanpa menentukan saldo minimal/terendah.
3)Atas dasar saldo harian tanpa menentukan saldo minimal.
4)Atas dasar saldo rata-rata harian dengan menentukan saldo minimal yang dapat
diperhitungkan bunga.
c.Bunga dapat dibayarkan dengan memilih alternatif berikut ini:
1)Setiap akhir bulan dengan cara ditambahkan pada kartu rekening dan buku

tabungan penabung dan penambahan jumlah bunga tersebut langsung efektif
menambah saldo tabungan.
2)Setiap akhir tahun takwin dengan cara ditambahkan pada kartu rekening dan buku
tabungan penabung serta penambahan jumlah bunga tersebut baru efektif menambah
saldo tabungan pada akhir tahun.
d.Setiap bunga yang akan dibayarkan akan dikredit ke rekening tabungan nasabah setelah
dipotong kesajiban PPh Pasal 4 ayat 2 sebesar 20%.
e.Apabila terjadi perubahan suku bunga, maka perubahan tersebut segera diperlakukan atas
tabungan pada saat berlakunya perubahan bunga.
4.Perangsang Tabungan
a.Tabungan dapat dijadikan jaminan kredit pada bank yang bersangkutan.
b.Dapat diikutsertakan dalam undian apabila bank menyelenggarakan undian berhadiah
5.Ketentuan Penabung Pasif
a.Penabung yang memiliki saldo tabungan kurang dari jumlah yang ditentukan sendiri oleh
bank yang bersangkutan, dan selama jangka waktu tertentu tidak pernah ada mutasi, baik
dalam penyetoran maupun pengambilan, dapat digolongkan sebagai penabung pasif.
Ketentuan saldo minimum dan jangka waktu untuk menentukan penabung termasuk
penabung pasid ditentuka bank. Selama menjadi penabung pasif dibebani biaya lebih tinggi
daipada biaya administrasi tabungan pasif. Akan tetapi sebelum dijadikan tabungan pasif,


nasabah dikirimi surat lebih duul kecuali ketentuan tersebut telah dicantumkan di buku
tabungan.
b.Penabung-penabung yang tergolong pasif dapat diperlakukan sebagai berikut:
1)Tidak diikutsertakan dalam undian sekiranya bank yang bersangkutan memang
mengadakan undian.
2)Dikenakan biaya adminstrasi yang besarnya ditemtukan oleh bank yang
bersangkutan, dan sebelumnya telah diketahui penabung pada waktu pembukaan
rekening.
3)Saldo penabung pasif yang dimaksud setelah jangka waktu tertentu dengan
adminstrasi tersebut setiap bulan diperkirakan akan menjadi nihil.

3. Jenis-Jenis Tabungan
Dalam dunia perbankan di Indonesia terdapat beberapa jenis- jenis tabungan.
Perbedaan jenis tabungan ini hanya terletak dari fasilitas yang diberikan kepada nasabah.
Dengan demikian maka nasabah mempunyai banyak pilihan. Jenis-jenis tabungan yang
diselenggarakan bank pada umumnya sebagai berikut :
a. Tabungan Pembangunan Nasional ( Tabanas ), merupakan bentuk tabungan yang tidak
terikat oleh jangka waktu dengan syarat penyetoran dan pengambilan, tabanas pertama kali
diatur pada tahun 1971. Tabanas tersebut terdiri dari :
1. Tabanas Umum Yaitu tabanas yang berlaku bagi perorangan yang dilaksanakan

secara sendiri-sendiri oleh penabung yang bersangkutan.
2. Tabanas Pemuda, Pelajar dan Pramuka ( Tappelpram ) Yaitu tabanas khusus yang
dilaksanakan secara kolektif melalui organisasi pemuda, sekolah dan satuan pramuka
yang pertama kalinya diatur dalam piagam-piagam kerja sama antara Bank Indonesia
dan departemen PDK serta Depdagri dan antara Bank Indonesia dan Kwarnas
Pramuka, pada tanggal 22 Februari 1974.
3. Tabungan Pegawai Yaitu tabanas khusus para pegawai dari semua golongan
kepangkatan di lingkungan Departemen/Lembaga/Instansi Pemerintah dan
Perusahaan Pemerintah maupun Swasta yang pelaksanaan penyetorannya dilakukan
secara kolektif.
b. Taska, merupakan bentuk tabungan yang dikaitkan dengan asuransi jiwa, yang pertama
kali diatur tahun 1971.
c. Tabungan ONH, merupakan setoran ongkos naik haji atas nama calon jemaah haji untuk
setiap musim haji yang bersangkutan. Besarnya setoran dimuka berdasarkan prinsip diskonto
untuk setiap musim haji, ditetapkan pertama kali oleh Keppres pada tahun 1969.

d. Tabungan lainnya, merupakan tabungan selain Tabanas dan Taska, misalnya tabungan
dari pegawai bank sendiri yang bukan Tabanas dan Taska atau tabungan masyarakat pada
bank-bank lain yang bukan penyelenggara Tabanas ataupun Taska.


4.

Tujuan dan manfaat Menabung



Tujuan Menabung adalah :
1. Penyisihan sebagian hasil pendapatan nasabah untuk dikumpulkan sebagai
cadangan hari depan
2. Sebagai alat untuk melakukan transaksi bisnis atau usaha individu / kelompok.



Manfaat Menabung Untuk Diri Sendiri


Hidup hemat

Hidup hemat berarti menyesuaikan pengeluaran dengan kebutuhan. Atau dengan kata
lain, menghindari pembelian/pengeluaran yang tidak bermanfaat.



Keamanan

Dengan menabung/menyimpan uang di bank, simpenabung akan terhindar dari
kehilangan, pencurian/perampokan, atau musibah kebakaran.


Bekal di kemudian hari

Misalnya bila ada kebutuhan yang mendesak untuk dipenuhi, atau bila ada kebutuhan
yang memerlukan dana besar seperti untuk membangun rumah, membeli mobil, atau
biaya sekolah.


Penghasilan

Dengan menyimpan/menabung di bank, sipenabung akan memperoleh imbalan jasa,
yang disebut bunga uang dari bank.
Manfaat Menabung Untuk Pembangunan

Fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya ke
masyarakat. Uang yang disimpan di bank yang berasal (dihimpun) dari masyarakat
penabung, oleh bank dapat dipinjamkan ke para pengusaha atau perusahaanperusahaan untuk menabung usaha baru atau untuk memperluas usaha yang sudah
ada. Dengan kata lain, tabungan masyarakat itu akan digunakan menjadi modal oleh
para pengusaha untuk meningkatkan produksi. Usaha baru atau perluasan usaha yang
sudah ada ini tentu membuka lapangan kerja (menyerap tenaga kerja) dan sekaligus

meningkatkan produksi. Semakin banyak lapangan kerja yang terbuka dan semakin
tinggi jumlah produksi akan membuata masyarakat atau negara semakin makmur.

5. Sarana Penarikan Tabungan

 Buku Tabungan
 Slip penarikan
 ATM (Anjungan Tunai Mandiri)
 Kwitansi
 Sarana lainnya (Formulir Transfer, Internet Banking, Mobile Banking, dll
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi tabungan :
 Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat
 Tinggi rendahnya suku bunga bank

 Adanya tingkat kepercayaan terhadap bank
Menurut ekonom klasik, seperti Adam Smith, tabungan merupakan fungsi dari tingkat
bunga. Tingkat bunga merupakan pembayaran dari tidak dilakukannya konsumsi, imbalan
dari kesediaan untuk menunggu dan tidak dilakukannya konsumsi dan pembayaran atas
penggunaan dana. Oleh karena itu, jika tingkat bunga naik, jumlah tabungan juga akan
meningkat. Tingkat bunga ditentukan dari titik keseimbangan antara tabungan dan investasi.
Alfred Marshall dari kaum neoklasik mengemukakan bahwa terdapat faktor ekonomi
dan non ekonomi yang mempengaruhi tabungan. Diantara faktor-faktor ekonomi tersebut, dia
menekankan pada tingkat bunga, walaupun mungkin ada keadaan dimana tetap ada tabungan
walaupun tungkat bunga negatif.
Menurut teori ‘Ricardian Equivalence’, peningkatan pada defisit anggaran pemerintah
akan menstimulasi tabungan swasta karena mereka berekspektasi akan terjadi peningkatan
pada kewajiban pajak mereka di masa yang akan dating. Sebagai hasilnya, mereka akan
mengurangi tingkat konsumsinya dan meningkatkan tabungan. Tetapi teori ‘Ricardian
Equivalence’ tidak dapat digunakan di negara berkembang (Hadjimicheal et al 1995), karena
diperlukan adanya eksistensi pasar modal yang efisien, yang jarang ditemui pada karakteristik
negara-negara berkembang.

Selain tingkat bunga, pendapatan juga dikatakan sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi tabungan nasional.
Pendapat tersebut dikemukakan oleh J.M. Keynes dalam teorinya mengenai
kecenderungan untuk mengkonsumsi (propensity to consume) yang secara eksplisit
menghubungkan antara tabungan dan pendapatan. Keynes menyatakan suatu fungsi konsumsi
modern yang didasari oleh perilaku psikologis modern, yaitu apabila terjadi peningkatan pada
pendapatan riil, peningkatan tersebut tidak digunakan seluruhnya untuk meningkatlkan
konsumsi, tetapi dari sisa pendapatan tersebut juga digunakan untuk menabung, hal ini dapat
dijelaskan dalam persamaan berikut :
S ≡ Y – C ………………………………………………..……….……..(1.3)
C = Ĉ + cY ; Ĉ > 0 ;0 < c
Dimana : S = saving
Y = income
Ĉ = intercept; tingkat konsumsi ketika pendapatan nol
c = marginal propensity to consume
Jika kedua persamaan (1.3) dan (1.4) atau disebut juga budget constraint tersebut
digabungkan, maka akan menjelaskan fungsi persamaan tabungan. Fungsi persamaan
tabungan sendiri menjelaskan hubungan tingkat tabungan dan tingkat pendapatan. Dengan
mensubstitusi persamaan konsumsi (1.3) dengan persamaan budget constraint (1.4), maka
kita akan mendapatkan fungsi persamaan tabungan :
S ≡ Y – C = Y - Ĉ – cY = - Ĉ + (1-c)Y ………………..……….(1.5)
Dari persamaan (1.5) kita dapat melihat bahwa tabungan memiliki hubungan positif
dengan pendapatan karena marginal propensity to save, s =1 – c, adalah positif. Dengan kata
lain, tabungan meningkat ketika pendapatan meningkat.
The life-cycle permanent income theory of consumption and saving (Modigliani,1986)
menjelaskan tentang pilihan bagaimana memelihara standar hidup yang stabil dalam
menghadapi perubahan pendapatan dalam waktu hidup seseorang. Jadi, teori ini menjelaskan
hubungan antara pendapatan sepanjang waktu, konsumsi, dan tabungan. The life cycle
hypothesis melibatkan individu, untuk merencanakan perilaku konsumsi dan perilaku
tabungannya dalam jangka panjang dengan tujuan mengalokasikan konsumsinya dengan cara
terbaik untuk seluruh masa hidupnya.
Keterangan : WR = wealth
YL = annual labor income
C = consumption

WL = working life
NL = number of years of life
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa konsumsi konstan sepanjang waktu. Selama
masa kerja (WL tahun), individu menabung dan mengumpulkan aset. Pada akhir masa
kerjanya, individu mulai menarik kembali aset-aset tersebut, tidak menabung (dissaving /
negative saving) pada masa sisa hidupnya (NL – WL) sehingga aset tersebut akan bernilai nol
pada akhir hidupnya.
Teori Moneter Keynes
Keynes dalam bukunya yang berjudul “The General Theory of Employment, Interest and
Money”, 1936 melakukan kritik terhadap teori Klasik. Menurut keynes, mekanisme pasar
tidak secara otomatis menciptakan Full Employment dalam perekonomian. Oleh karena itu
membutuhkan camput tangan pemerintah (investasi yang besar) sebagaimana disampaikan
dalam kumpulan kuliahnya di Oxford University yang diterbikan ahun 1926 dengan judul
”The End of Laissez Faire”, dalam bukunya dinyatakan ;
“I believe that some coordinate act of intelligent judgement is required as to the scale on
which it is desirable that the community as a whole should save, to scale on which these
savings should go abroad in the form of foreign investments, and whether the present
organization ot the investment market distributes savings along the most nationally
productive channels. I do not think that these matter should be left entirely to the chances of
private judgement and privat profits, as they are at present”
A Tract on Monetary Reform merupakan buku Keynes yang menegaskan pentingnya
kebijakan stabilitas harga. Instabilitas harga memiliki dampak yang berbeda terhadap tiga
golongan masyarakat.
1. Investor, dirugikan pada sat terjadi inflasi (kenaikan harga)
2. Pengusaha, dirugikan saat terjadi deflasi
3. Penerima Upah, dirugikan saat terjadi deflasi
Oleh karena itu diperlukan kebijaksanaan tentang Stabilitas Harga oleh pemrintah, karena
stabilisasi tidak dapat dilakukan dalam sistim moneter saat itu (standar emas).
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Keynes membantah Klasik dimana S = I dalam keadan full employment. Menurut Keynes,
dalam kenyataan S ≠ I, dan keseimbangan pendapatan dpat tercapai sebelum full
employment.
Contoh Kasus :
Output Perusahaan (FE) Rp. 1.000,- juta (Y) dengan kasus sebagai berikut ;

1. Perusahaan
Menjual 800
2. Konsumen / RT Membeli 800

Persediaan 200 Keinginan perusahaan tepat sama
Tabungan 200 dengan keinginan Rumah Tangga
Tabungan 300 Keinginan tidak sama,

3. Konsumen / RT Membeli 700

bagaimana ?
Terhadap kasus no 3 di atas Klasik dan Keynes memiliki pendapat dan penyelesaian yang
berbeda ;
KLASIK
Keinginan menabung > investasi ð

KEYNES
Keinginan menabung > investasi ð

Output tdk terjual ð harga turun sampai

Perusahaan mengurangi produksi ð

terjual habis ð Upah turun karena

Output akan turun selama S>I, dan

produksi berkurang dan buruh tidak

berhenti saat S=I ð Tercipta

beredia menganggur ð Bunga turun

keseimbangan baru dimana Yeq baru <

karena S > I ð Tabungan turun &

Yeq lama

konsumsi naik ð S = I dalam keadaan FE

7. Metode Perhitungan Bunga
Secara umum ada 3 metode perhitungan bunga tabungan yaitu:
1.Berdasarkan saldo terendah
2.Berdasarkan saldo rata-rata
3.Berdasarkan saldo harian.
Beberapa bank menerapkan jumlah hari dalam 1 tahun 365 hari, namun ada pula yang
menerapkan jumlah hari bunga 360 hari.
Misalkan Andi membuka tabungan pada tanggal 1 Juni dengan setoran awal Rp 1.000.000,00
kemudian Andi melakukan penyetoran dan penarikan selama bulan Juni sebagai berikut:

Tgl

Setor

Juni,1

1.000.000,00

1.000.000,00

5

5.000.000,00

6.000.000,00

6
10
20

tarik

500.000,00
2.500.000,00

Saldo

5.500.000,00
8.000.000,00

1.000.000,00

7.000.000,00

25

10.000.000,00

30

17.000.000,00
2.000.000,00

15.000.000,00

Bunga yang akan Anda peroleh ditentukan oleh cara perhitungan bunga yang dilakukan bank.
Besarnya bunga tabungan berdasarkan tiga metode perhitungan dapat dilihat dibawah ini:
1. Metode Perhitungan Bunga Berdasarkan Saldo Terendah
Pada metode ini, bunga dalam satu bulan dihitung berdasarkan saldo terendah dalam
bulan tersebut. Bunga dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Bunga = ST x i x t / 365
Keterangan :
ST

= saldo terendah

I

= suku bunga tabungan pertahun,

t

= jumlah hari dalam 1 bulan

365

= jumlah hari dalam 1 tahun.

Misalkan suku bunga yang berlaku adalah 5% pa (per annum).
Karena saldo terendah dalam bulan Juni adalah Rp.1.000.000,00, maka perhitungan bunga
adalah sebagai berikut:
Bunga bulan Juni
= Rp. 1.000.000,- x 5/100 x 30 / 365
= Rp. 4.109,59
2. Metode Perhitungan Bunga Berdasarkan Saldo Rata-rata
Pada metode ini, bunga dalam satu bulan dihitung berdasarkan saldo rata-rata dalam
bulan berjalan. Saldo rata-rata dihitung berdasarkan jumlah saldo akhir tabungan setiap hari
dalam bulan berjalan, dibagi dengan jumlah hari dalam bulan tersebut
Bunga = SRH x i x t /365
Keterangan :
SRH

= Saldo rata-rata harian

I

= suku bunga tabungan pertahun

T

= jumlah hari dalam bulan berjalan.

Misalkan bunga tabungan yang berlaku adalah sebagai berikut:
Saldo dibawah Rp.5 juta, bunga = 3% pa
Saldo 5 juta keatas, bunga = 5 % pa

Maka SRH tabungan Andi adalah sebagai berikut:
[ (Rp.1.000.000,00 x 4 hari) + (Rp.6.000.000,00 x 1 hari) +(Rp.5.500.000,00 x 4 hari ) +
(Rp.8.000.000,00 x 10 hari) +(Rp.7.000.000,00 x 5 hari) + (Rp.17.000.000,00 x 5 hari) +
(Rp.15.000.000,00 x 1 hari) ] / 30
= Rp.8.233.333,00
Karena SRH Andi diatas Rp.5 juta, maka Anda berhak atas suku bunga 5%, sehingga bunga
yang akan Anda terima adalah sebagai berikut:
Bunga Juni
= Rp.8.233.333,00 x 5% x 30 .
365
= Rp. 33.835,62
3. Metode Perhitungan Bunga Berdasarkan Saldo Harian
Pada metode ini bunga dihitung dari saldo harian.Bunga tabungan dalam bulan berjalan
dihitung dengan menjumlahkan hasil perhitungan bunga setiap harinya.
Misalkan bunga tabungan yang berlaku adalah sebagai berikut :
Saldo dibawah Rp.5 juta, bunga = 3% pa
Saldo Rp.5 juta ke atas, bunga = 5% pa
Cara perhitungan bunga:
Tgl 1 : Rp.1.000.000,00 x 3 % x 1/365 = 82,19
Tgl 2 : Rp.1.000.000,00 x 3 % x 1/365 = 82,19
Tgl 3 : Rp.1.000.000,00 x 3 % x 1/365 = 82,19
Tgl 4 : Rp.1.000.000,00 x 3 % x 1/365 = 82,19
Tgl 5 : Rp.6.000.000,00 x 5 % x 1/365 = 821,92
dan seterusnya
Berdasarkan cara perhitungan diatas, bunga tabungan Andi selama bulan Juni adalah
Rp.33.616,44

DEPOSITO

1. Pengertian Deposito / Simpanan Berjangka
Pengertian deposito menurut Simorangkir berpendapat bahwa: Deposito adalah setiap
jumlah uang yang dapat disetor oleh seseorang debitur atau penyewa sebagai uang panjar
atau uang muka, baik telah dikredit maupun akan dikredit kepadanya atas nama deposito atau
uang muka, baik jumlah tersebut akan telah dibayar kepada kreditur atau pemilik atau
seseorang lainnya, atau akan telah dilunaskan melalui pembayaran uang atau transfer atau
melalui penyerahan barang-barang atau dengan cara lain.
Menurut Undang-Undang No. 10/1998, Pasal 1 ayat 7 (1998:7) yang memberikan
pengertian deposito adalah sebagai berikut: Deposito adalah simpanan yang penarikannya
hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan
dengan bank.
Sedangkan menurut Thomas Suyatno (1989:36), pengertian deposito adalah : Simpanan
pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam waktu tertentu
menurut perjanjian pihak ketiga dengan bank yang bersangkutan.
Simpanan Berjangka atau Deposito (time deposit = deposito berjangka) adalah simpanan
dari pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu
tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan.


DEPOSITO DIBEDAKAN MENJADI DUA, YAITU:
1. Deposito berjangka, pembayaran bunga dilakukan setiap tanggal jatuh tempo
bunga/pokok, pemindahan hak tidak dapat dipindahtangankan, kepemilikan atas
nama, dan perhitungan bunga tidak discounted.
2. Sertifikat deposito, pembayaran bunga dilakukan pada saat pembukaan rekening
(discounted), pemindahan hak dapat dipindahtangankan, kepemilikan atas unjuk, dan
perhitungan bunga discounted.

A. DEPOSITO BERJANGKA
Menurut UU No 10 tahun 1998 yang di maksud dengan Deposito berjangka Deposito
berjangka merupakan deposito yang di terbitkan menurut jangka waktu tertentu.
Jangka waktu deposito biasanya bervariasi mulai dari 1,3,6,12,18, sampai dengan 24
bulan. Deposito berjangka di terbitkan atas nama lembaga maupun perorangan artinya
didalam bilyet deposito tercantum nama seorang ataupun lembaga.

Kepada setiap deposan diberikan bunga yang besarnya sesuai dengan berlakunya
bunga pada saat deposito berjangka di buka. Pencairan bunga deposito dapat
dilakukan setiap bulan atau setelah jatuh tempo, sering disebut jatuh tempo. Penarikan
dapat dilakukan secara tunai ataupun non tunai (pemindahbukuan ). Kepada setiap
deposan di kenakan pajak terhadap bunga yang di terimanya. Penarikan deposito
sebelum jatuh tempo untuk Bank tertentu dikenakan penalty rate (denda).
Untuk menarik minat para deposan biasanya Bank menyediakan berbagai intensif atau
bonus. Insentif diberikan untuk jumlah nominal tertentu biasanya dalam jumlah yang
besar. Insentif dapat berupa special rate ( bunga lebih tinggi dari bunga yang berlaku
umum ).



Persyaratan Deposito
Perorangan :

 Fotocopy KTP yang masih berlaku
 Syarat lain yang tertuang dalam profile nasabah
 Menandatangani surat perjanjian pembukaan deposito
Badan hukum :
 Fotocopy KTP yang masih berlaku
 Fotocopy SIUP
 Fotocopy TDP
 Fotocopy NPWP
Deposito tidak terdapat perbedaan antara PSAK 50 dan 55 sebelum dan
sesudah edisi revisi 2006 untuk perlakuan pada saat pengakuan
awal,pengukuran dan penyajian.
 Dibuka atas nama
 Nominal bebas
 Tidak bisa diperjual-belikan
 Bunga dibayar dibelakang
 Bisa dalam bentuk currency Rp dan Valas
 Bisa diperpanjang secara ARO (automatic roll over)



Kriteria Deposito Berjangka

 Kriteria Deposito BerjangkaMerupakan simpanan yang pencairannya dilakukan
berdasarkan waktu tertentu saja.
 Pada umumnya mempunyai jangka waktu mulai dari 1,3,6 dan 12 sampai dengan 24
bulan.
 Sertifikat Deposito diterbitkan dengan mencantumkan nama pemilik deposito baik
perorangan maupun lembaga,Artinya,di dalam bilyet deposito tercantum nama
seseorang atau lembaga si pemilik deposito berjangka.
 Kepada setiap deposan(Orang yang mendepositokan dananya) diberikan bunga yang
besarnya dan waktu pembayaran yang sesuai.
 Pembayaran bunga deposito dapat dilakukan setiap bulan atau setelah jatuh tempo
sesuai jangka waktunya.
 Pembayaran dapat dilakukan secara tunai maupun non tunai(pemindahbukuan)
 Kepada setiap deposan dengan nominal deposito tertentu dikenakan pajak penghasilan
dari bunga yang diterimanya.
 Pencarian deposito sebelum jatuh tempo umumnya dikenakan denda.
Deposito berjangka yang diterbitkan dalam valuta asing, biasanya diterbitkan oleh bank
devisa. Perhitungan, penerbitan, pencairan, dan bunga dilakukan menggunakan kurs devisa
umum. Penerbitan deposito berjangka dalam valas biasanya diterbitkan dalam valas yang
kuat seperti US dollar, yen jepang, DM jerman, atau mata uang kuat lainnya.
Deposito On Call merupakan deposito yang penarikannya memberitahukan lebih dahulu
dengan periode jangka pendek kurang dari satu bulan.Seringkali Deposito On Call ini
digunakan oleh orang yang ingin serba instant.


Jenis Jenis Deposito berjangka ynag dikeluarkan oleh berbagai macam Bank :

 Deposito berjangka biasa (non aro) Deposito berjangka yang berakhir pada akhir
jangka waktu yang telah disepakati.
 Deposito berjangka automated roll over(aro) Deposito yang secara otomatis
diperpanjang untuk jangka waktu yang sama tanpa pemberitahuan deposan dan
bunganya akan menambah pokok nominal pada setiap perpanjangan

 Deposit on Call, yaitu simpanan yang berada dalam bank selama deposan
membutuhkannya, berbeda dengan deposito berjangka lainnya apabila seorang ingin
menarik simpanannya terlebih dahulu dia harus memberitahukan kepada bank, sesuai
dengan perjanjian antara deposan dengan bank. Di luar negeri deposit on call ini
banyak disukai oleh para nasabah.


Manfaat dan Resiko Deposito

Manfaat :
 Lebih aman jika dibanding membawa uang tunai
 Dapat dijadikan jaminan kredit
 Diberikan bunga deposito
Resiko :
 Deposito yang diberikan bunga diatas penjaminan jika bank yang bersangkutan tidak
dijamin oleh BI



Cara menghitung bunga deposito berjangka

Bunga deposito(Rp) =Nominal (Rp) x bunga deposito(%) x Hari dalam 1 bulan x 80%(pajak)
365
 Suku bunga ini berubah rubah sesuai BI rate, tanyakan pada bank anda berapa bunga
yang diberikan kepada anda karena masing-masing bank memiliki suku bunga yang
berbeda beda walau BI rate yang ditetapkan adalah sama, biasanya bank selalu
memberikan suku bunga di counternya serendah mungkin, negosiasikan dengan
customer service untuk mendapatkan bunga semaksimal mungkin, untuk penempatan
dengan nominal besar biasanya akan mendapat bunga khusus, namun tidak akan
melebihi suku bunga yang ditetapkan BI.
 Misalkan uang Andi Rp.100.000.000,- dan asumsikan BI rate sekarang ini 8% dan
sekarang bulan maret jadi ada 31 hari, maka bunga yang Andi dapatkan :
Rp.100.000.000,- x 8% x 31 hari x 80% = Rp.543.562,- pada bulan maret
365
Untuk menghitung berapa pajak yang dipotong dari bunga deposito ganti 80% menjadi 20%
Hal lain yang penting di ketahui :



Biasanya Customer Service akan menanyakan pada anda tentang bunga akan di
Automatic Roll Over/ atau digulung sehingga nominal deposito akan bertambah tiap
bulan atau di Principal Roll over / bunga ditranfer ke rekening tabungan anda baik di
bank tersebut atau ke bank lain, biasanya bila ke bank lain akan dikenakan biaya
pengiriman sesuai dengan biaya transfer yang berlaku di bank tersebut.Ada juga Non
Automatic Roll Over dimana deposito anda akan dicairkan pada saat jatuh waktu
dengan persetujuan anda dari awal.



Jangka waktu deposito juga bervariasi dari 1 bulan, 3 bulan , 6 bulan, 12 bulan bahkan
24 bulan, tanyakan pada bank anda berapa suku bunga untuk setiap jangka waktu
tersebut karena biasanya lebih besar untuk jangka waktu yang lebih lama bila BI rate
sedang naik, tapi bisa lebih kecil atau minimum sama untuk setiap jangka waktu bila
BI rate sedang turun.



Bank akan menerbitkan Bilyet deposito yang ditandatangani oleh pejabat bank.



Biasanya penempatan minimal Rp.8.000.000,- karena aturan BI bahwa jumlah diatas
Rp.7.500.000,- akan dikenakan pajak 20% yang bersifat final, jadi biasanya bank
membatasi penempatan deposito harus minimal Rp.8.000.000,- .



Tanyakan pada bank anda apabila tanggal jatuh tempo anda jatuh pada hari libur
(sabtu, minggu atau hari libur nasional), biasanya akan dapat dicairkan keesokan hari
dari hari libur tersebut dan tanyakan bagaimana bunga hari libur tersebut karena ada
yang tidak membayarkan bunga hari libur tersebut.



Keuntungan bila anda menempatkan deposito lebih dari 1 bulan adalah bahwa bunga
tersebut tidak berubah selama jangka waktu yang ditetapkan sehingga bila ada
perubahan BI rate dan turun anda akan tetap memiliki bunga tersebut.



Bunga yang diberikan untuk hitungan pertahun karena sebenarnya yang anda
dapatkan dalam rupiah tiap bulannya adalah suku bunga dibagi 12 bulan, jadi mis
suku bunga 8%, sebenarnya bunga yang anda dapatkan 8% dibagi 12 yaitu 0.7 %



Untuk deposito biasanya digunakan suku bunga fixed rate dimana bunga ini tidak
akan berubah untuk jangka waktu 1 bulan.



Anda dapat menempatkan deposito dalam kondisi “or” , misalnya A or B sehingga
salah satu bisa mencairkan deposito tersebut apabila salah satu berhalangan, baiknya
lagi apabila salah satu meninggal dunia maka salah satu bisa mencairkan deposito
tanpa harus mengurus surat ahliwaris dari pengadilan. Ada juga kondisi “and” namun
sekarang ini bank jarang menggunakan karena berarti harus ada tanda tangan
keduanya pada saat pencairan.



Ada juga depositi on call dimana deposito ini hanya untuk diatas jumlah tertentu dan
suku bunga nya lebih rendah dari pada suku bunga deposito berjangka tetapi tetap
lebih tinggi dari pada suku bunga tabungan karena deposito on call ini jangka
waktunya untuk 1 atau 2 minggu malah kadang bisa dalam hitungan hari. Cara
hitungnya sama dengan diatas hanya diganti harinya saja.



Minta konfirmasi perpanjangan deposito anda tiap bulannya untuk mengetahui berapa
bunga yang anda dapatka setiap bulannya dan untuk mengecek sudah betulkah bunga
yang dibayarkan kepada anda.



Tanyakan bank anda apakah bank tersebut mengikuti LPS,karena sekarang
pemerintah hanya menjamin Rp.100.000,000/ bank dari semua rekening baik
tabungan dan deposito, maka ada baiknya anda mengetahui apa bank anda cukup
save/kuat, juga ada baiknya anda memecah deposito anda jadi beberapa nama atau qq
dengan anak anda yang masih kecil karena dihitung perorang juga.



Tanyakan pada bank anda berapa persen pinalti dari tabungan apabila anda ingin
membreak deposito anda sebelum jatuh tempo apabila anda membutuhkan dana dari
deposito tersebut karena biasanya harga pinalti cukup besar dan dihitung dari pokok
sedangkan bunga yang berjalan juga tidak dibayar. Beberapa bank dapat
membebaskan anda dari denda pinalti sebagai pelayanan tambahan apabila anda
nasabah loyal dari bank tersebut namun dengan imbalannya bunga berjalan tidak
dibayar, adajuga yang memberikan bunga berjalan, ada juga yang memberikan bunga
berjalan namun sesuai bunga tabungan, maka tanyakan bank anda sebelum
menempatkan deposito. Sebenarnya pinalti ini tidak diperkenankan.
Cara menghitung pinalti
Pinalti = d/365 x Nominal x factor Pinalti

Keterangan :
d= hari yang belum dijalani
Faktor pinalti = 4-6 % tergantung tiap bank
Misalkan deposito anda jatuh tempo lima hari lagi dan anda membutuhkan dana tersebut dan
anda setuju bunga berjalan selama 25 hari tidak dibayarkan (asumsi saat ini bulan juni=30
hari), jadi pinaltinya
5 hari/365 x Rp.100.000.000,- x 6 % = Rp.82.192,Jadi uang anda terpotong oleh pinalti, sehingga uang yang anda terima hanya
(Rp.100.000.000,- – Rp.82.192,-)= Rp.99.917.808,-

B. SERTIFIKAT DEPOSITO
Sertifikat deposito adalah produk bank yang mirip dengan deposito,namun berbeda
prinsipnya.Sertifikat deposito adalah instrumen utang yang dikeluarkan oleh bank dan
lembaga keuangan lain kepada investor,yang mana investor ini akan mendapatkan hasil
berupa suku bunga yang cukup tinggi.
Merupakan bukti bahwa seseorang atau sebuah perusahaan yang berbentuk badan hukum
telah mendepositokan sejumlah uang tertentu di sebuah bank. Ciri-ciri yang mendasar dari
rekening deposito ini adalah bahwa dana yang didepositokan tidak dapat ditarik kembali oleh
pemiliknya paling sedikit selama 30 hari (atau lebih) dan bahwa sertifikat-sertifikat dijual
oleh bank dalam denominasi-denominasi tetap.
Di lain pihak ada pula yang mendefinisikan sertifikat deposito sebagai simpanan
berjangka atas pembawa atau unjuk dengan izin otoritas moneter dan dikeluarkan oleh bank
sebagai bukti simpanan yang dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan kepada pihak
ketiga.
Dalam kaitan ini bunga dibayar dimuka dalam arti dipotong dari nominalnya pada waktu
sertifikat deposito itu dibeli. Misalnya sertifikat deposito berjangka nominal Rp.1.000.000,00
dibeli tunai dengan Rp.940.000,00 setelah sertifikat jatuh tempo akan diterima kembali uang
sebesar Rp.1.000.000,00. Sertifikat deposito dapat diperjualbelikan kurang dari 1 bulan, 3
bulan, 6 bulan, 12 bulan.

Bunga yang diberikan oleh setiap bank yang menerbitkan sertifikat berbeda satu dengan
lainnya. Perbedaan ini tergantung dari kemampuan dan kebutuhan bank bersangkutan atas
dana yang diinginkan untuk ditarik dari masyarakat. Dari penjelasan tentang sertifikat
deposito tersebut di atas dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut:
 Sertifikat deposito bank adalah bukti penerimaan sejumlah uang yang dikeluarkan
oleh bank.
 Terikat pada suatu jangka waktu tertentu.
 Diberikan imbalan yang biasanya dibayar dimuka pada saat membeli sertifikat
deposito.
 Bank yang mengeluarkan sertifikat deposito mempertanggungjawabkan seluruh harta
kekayaannya.
 Dikeluarkan atas unjuk.
 Dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan hanya dengan cara penyerahan.
 Pengeluaran sertifikat deposito sesuai dengan Undang-undang yang berlaku di negara
yang bersangkutan.
 Bebas pajak atas bunga, deviden dan royalty.
 Dapat dijadikan jaminan atas kredit.
 Menjadi kadaluarsa setelah 30 tahun sejak tanggal jangka waktunya.
Selain itu dikenal pula istilah sertifikat deposito yang dirundingkan dan sertifikat deposito
yang tak dirundingkan. Perbedaan mendasar antara keduanya adalah bahwa sertifikat
deposito yang dapat dirundingkan dapat dijual sebelum jatuh temponya oleh pembeli
deposito asli (perdana), sedangkan pada sertifikat deposito yang tidak dapat dirundingkan,
hanya pembeli asli yang merupakan satu-satunya orang yang dapat menguangkannya.
Sertifikat Deposito terdapat perbedaan antara PSAK 50 dan 55 sebelum dan sesudah
edisi revisi 2006 untuk perlakuan pada saat pengakuan awal,pengukuran dan penyajian.
 Dibuka atas unjuk
 Nominal ditentukan oleh pihak bank
 Bisa diperjual-belikan
 Bunga diperjual-belikan
 Bunga dibayar dimuka
 Hanya bisa dalam bentuk currency Rp
 Tidak bisa diperpanjang

Persyaratan


Sertifikat Deposito

Perorangan :
 Foto Copy KTP yang masih berlaku
 Syarat lain yang tertuang dalam profile nasabah
 Menandatangani surat perjanjian pembukaan sertifikat deposito
Manfaat dan Resiko Sertifikat Deposito
Manfaat :
 Lebih aman jika dibanding membawa uang tunai
 Dapat dijadikan jaminan kredit
 Diberikan Bunga.
Resiko :
 Sertifikat Deposito diberikan bunga di atas penjaminan jika bank yang bersangkutan
ditutup tidak di jamin oleh Bank Indonesia
 Bilyet hilang tanggung jawab deposan.
Perusahaan dan lembaga keuangan di seluruh dunia menggunakan Sertifikat Deposito
sebagai sarana penyimpanan dana likuid selama suatu periode tetap demi penggunaan masa
depan. Di pasar ritel, Sertifikat Deposito lazim dikenal sebagai term deposit untuk negaranegara seperti Australia, Kanada dan Selandia Baru, sebagai time deposit di Amerika Serikat,
sebagai Bond di Inggris, dan sebagai Fixed Deposit beberapa negara, misalnya India.
Sertifikat Deposito disediakan oleh lembaga keuangan ritel seperti bank, perusahaan
simpan-pinjam dan koperasi simpan-pinjam yang biasanya diatur dengan peraturan yang
berlaku di negara tempatnya beroperasi. Di Amerika Serikat, dana yang didepositokan
sebagai Sertifikat Deposito dilindungi hingga jumlah tertentu oleh FDIC apabila Sertifikat
Deposito disimpan di lembaga keuangan yang juga anggota FDIC.
Terlepas dari perbedaan signifikan atas istilah Sertifikat Deposito di antara lembaga
keuangan dan di berbagai negara, versi Sertifikat Deposito ritel umumnya berbeda dari
rekening cek dan tabungan ritel karena tidak dapat digunakan sebagai uang dengan tidak
diperbolehkannya pemegang rekening melakukan penarikan tanpa terkena denda yang
signifikan. Sertifikat Deposito pun berbeda dari rekening semacam itu karena memiliki

tanggal jatuh tempo tetap. Setelah tanggal jatuh tempo, dananya entah dikembalikan atau
diperpanjang secara automatis.
Keamanan investasi substansial diberikan untuk Sertifikat Deposito yang diadakan
dengan lembaga keuangan andal dan terjamin, tetapi sebagai akibat dari apa yang dianggap
kurang beresiko ini, mereka biasanya hanya menawarkan tingkat pengembalian atau bunga
yang agak rendah kepada pemilik deposito jika dibandingkan dengan investasi yang lebih
beresiko seperti saham dan obligasi perusahaan.Walaupun demikian, oleh karena dana yang
tidak tersedia untuk sementara waktu bagi pemilik rekening selama jangka waktu deposito
itu, tingkat pengembalian pada Sertifikat Deposito cenderung lebih tinggi daripada rekening
tabungan lainnya.
Perhitungan Sertifikat Deposito
Perhitungan nilai yang harus dibayar atas suatu sertifikat deposito dilakukan dengan
menggunakan rumus true discount sebagai berikut :
P’=

pokok x 365x(IR x hari + 365)

Keterangan :
P’ = nilai yang harus dibayar
Pokok = nilai nominal sertifikat deposito
IR = suku bunga sertifikat deposito dalam persen pertahun
Hari = jumlah hari sebenarnya dalam jangka waktu sertifikat

2. Jenis-jenis Deposito
Pada umumnya deposito dapat digolongkan menurut jangka waktu menuju maturity.
Beberapa penggolongan deposito tersebut adalah sebagai berikut :

A. Demand deposit (Rekening Koran)
Demand deposit (rekening koran) pada bank-bank di Amerika Serikat dapat digolongkan
menjadi empat macam, yaitu :
1. Inter bank deposit (deposito-deposito antar bank) yaitu deposito yang disimpan,
baik dengan bank yang mendepositokan maupun bagi yang menerimanya.
2. Deposito-deposito pemerintah Amerika Serikat bagi bank-bank dagang disebut
oleh bank-bank sebagai rekening–rekening pajak dan pemberian pinjaman (Tax and
loan atau T & accounts), karena timbul proses-proses perpajakan dan pemberian
pinjaman.

3. Deposito negara bagian dan daerah, merupakan deposito-deposito berbagai macam
pembagian unsur politik termasuk distrik-distrik, sekolah dan sebagainya.
4. Deposito-deposito pemerintahan yang disimpan oleh para individu firma-firma
dan perusahaan-perusahaan yang berbentuk badan hukum.

B. Time deposits
Tidak seperti deposito-deposito rekening koran yang pada umumnya homogen macamnya,
deposito berjangka dan deposito tabungan ditawarkan dalam aneka ragam bentuk. Namun
demikian, ciri-ciri yang umum dan sama dari deposito-deposito tersebut adalah kewajiban
bank membayar tingkat bunga karena nasabah memerlukan jangka waktu tertentu sebelum
deposito-deposito tersebut dicairkan kembali.

 Keuntungan Deposito
(+) Suku bunga lebih tinggi dibandingkan rekening tabungan biasa. Pemilik deposito dapat
mengharapkan imbal hasil (return) yang lebih baik jika dibandingkan menyimpan uangnya di
dalam rekening tabungan.
(+) Meskipun tidak memiliki fleksibilitas dalam hal akses atau penggunaan uang, namun
beberapa bank di Indonesia telah memberi kemudahan agar bunga deposito dapat disimpan
atau di-transfer ke rekening yang diinginkan. Jadi, pemilik deposito masih dapat menerima
pendapatan rutin dalam bentuk pembayaran bunga pada interval waktu tertentu, bulan, perempat bulan, per-enam bulan atau per-tahun.
(+) Deposito adalah instrumen investasi yang (relatif) paling aman, jika dibandingkan dengan
menempatkan uang di pasar saham, valuta asing, properti atau instrumen investasi lain yang
mengandung resiko tinggi. Hal ini dikarenakan pengetahuan analisis yang rumit tidak
diperlukan, seperti (misalnya) jika melakukan perdagangan valuta asing (forex) yang terkenal
fluktuatif (harga dapat naik atau terjun bebas dalam waktu singkat, hitungan jam, menit,
bahkan detik).
(+) Selain aman dari resiko fluktuasi pasar, deposito di Indonesia juga dilindungi oleh LPS
(Lembaga Penjamin Simpanan), dengan catatan, bank bersangkutan tercatat sebagai
anggotanya. Pemilik deposito tidak perlu khawatir jika sewaktu-waktu bank penerbit kolaps
atau mengalami kebangkrutan. LPS menjamin dana setiap nasabah hingga Rp 2 miliar
dengan suku bunga maksimal 7,5% di setiap bank.

 Kerugian Deposito

(-) Meskipun deposito adalah instrumen investasi yang (relatif) paling aman, namun imbal
hasil (return) yang sanggup diberikan juga terbilang paling rendah di antara semua instrumen
investasi lainnya.
(-) Pendapatan dari bunga deposito akan menjadi tidak berarti jika dihadapkan pada kenaikan
laju inflasi (kenaikan harga-harga secara umum di pasar). Sebagai catatan, tingkat inflasi
pada bulan Maret 2013 di Indonesia telah menembus angka 5,9%. Padahal rata-rata suku
bunga deposito yang umum saat ini (juli 2013) hanya berkisar antara 3,5% hingga 5,5%. Hal
ini masih belum memperhitungkan potongan pajak sebesar 20% bunga bagi deposito di atas
Rp 7.500.000,00
(-) Tidak ada upaya apapun yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai investasi,
dikarenakan tidak adanya kesempatan bagi pemilik deposito untuk terlibat secara langsung
dalam pengelolaannya.

3. Cara Menghitung Bunga Deposito
Misalnya Andi menempatkan uang nya dalam bentuk deposito sebesar Rp 10.000.000,00
dengan suku bunga 10% per tahun dan pajak 20% jika uang Andi lebih dari Rp 7.500.00,00
Berarti bunga bersih Andi setelah dipotong pajak adalah 8% per tahun.
Untuk menghitung jumlah bunga yang akan Andi terima adalah :
BUNGA KOTOR per tahun

= nominal uang Andi X suku bunga

BUNGA BERSIH per tahun

= bunga kotor – (tingkat pajak X bunga kotor )

BUNGA BERSIH per bulan

= (bunga bersih per tahun/ 365) X jumlah hari dalam
bulan berjalan

Contoh

:

BUNGA KOTOR per tahun

= Rp. 10.000.000,00 X 10/100 = Rp. 1.000.000,00

BUNGA BERSIH per tahun

= Rp. 1.000.000,00 – (20/100 X 1.000.000,00) = Rp.

800.000,00
Jika bulan ini adalah bulan oktober yang berjumlah 31 hari, maka bunga Andi untuk bulan
Oktober adalah :
BUNGA

KOTOR

per

tahun

=

10.000.000

X

10%

=

1.000.000

BUNGA BERSIH per tahun = 1.000.000 – (20% X 1.000.000) = 800.000
Jika bulan berjalan adalah bulan Oktober yang berjumlah 31 hari, maka bunga Anda untuk
bulan Oktober adalah:

Rp.800.000,00 / 365 X 31 = Rp.67.945,00
Dimana 365 adalah jumlah hari dalam 1 tahun yang akan menjadi pembagi.

4. Transaksi Deposito
Ny. Martha melakukan setoran tunai untuk pembukaan rekening Deposito berjangka 6 bulan
sebesar Rp 20.000.000,D : Kas

Rp. 20.000.000,00

K : Deposito 6 bulan Ny Martha

Rp. 20.000.000,00

Bank akan memberikan bunga 12% pa dengan perhitungan ( 20.000.000 x 12% ) / 12 bulan
maka bunga yang akan diterima adalah Rp 200.000 per bulan
D : Biaya Bunga Depo

Rp. 200.000,00

K : Bunga YMH dibayar Depo

Rp. 200.000,00

Pada saat bunga di ambil tunai
D : Bunga YMH dibayar Depo

Rp. 200.000,00

K : Kas

Rp. 200.000,00

Pencairan deposito yang belum jatuh waktu
Ny. Martha mempunyai deposito Rp 50.000.000,- bunga 19 % pa untuk jangka 1 tahun,
ternyata hendak dicairkan setelah jatuh tempo bulan ke 3, maka Ny. Martha akan di kenakan
penalty Rp. 625.000,D : Deposito Ny. Grace

Rp. 50.000.000,00

K : Pendapatan op lain-lain

Rp.

625.000,00

K : Kas

Rp. 49.375.000,00

GIRO
1. Pengertian Giro
“Giro adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan mempergunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau
dengan cara pemindahbukuan”. Sebagai imbalan bagi seorang yang menyimpan uangnya
dalam bentuk giro, biasanya bank memberikan “jasa giro”. Sayang pada saat ini jasa giro
dikenakan Pajak atas Bunga, Deviden, dan Royalti (PBDR), sehingga menjadi salah satu
faktor penyebab mengapa giro agak menurun. Dalam pelaksanaanya, giro ditatausahakan
oleh bank dalam suatu rekening yang lazimnya disebut rekening koran (current account).
Rekening ini digunakan juga untuk menatausahakan kredit yang diberikan dalam bentuk
rekening koran.

Giro adalah suatu istilah perbankan untuk suatu cara pembayaran yang hampir merupakan
kebalikan dari sistem cek. Suatu cek diberikan kepada pihak penerima pembayaran (payee)
yang menyimpannya di bank mereka, sedangkan giro diberikan oleh pihak pembayar (payer)
ke banknya, yang selanjutnya akan mentransfer dana kepada bank pihak penerima, langsung
ke akun mereka.
Perbedaan tersebut termasuk jenis perbedaan sistem ‘dorong dan tarik’ (push and pull).
Suatu cek adalah transaksi ‘tarik’: menunjukkan cek akan menyebabkan bank penerima
pembayaran mencari dana ke bank sang pembayar yang jika tersedia akan menarik uang
tersebut. Jika tidak tersedia, cek akan “terpental” dan dikembalikan dengan pesan bahwa dana
tak mencukupi. Sebaliknya, giro adalah transaksi ‘dorong’: pembayar memerintahkan
banknya untuk mengambil dana dari akun yang ada dan mengirimkannya ke bank penerima
pembayaran sehingga penerima pembayaran dapat mengambil uang tersebut. Karenanya,
suatu giro tidak dapat “terpental”, karena bank hanya akan memproses perintah jika pihak
pembayar memiliki daya yang cukup untuk melakukan pembayaran tersebut. Namun ini juga
berarti pihak pembayar tidak mendapatkan keuntungan
Surat Giro atau Postgiro memiliki sejarah yang panjang dan membanggakan dalam
sejarah finansial Eropa. Konsep dasar adalah sistem perbankan tidak berdasarkan cek, tetapi
dengan transfer langsung diantara rekening. Jika kantor akuntan di sentralisasi, maka transfer
diantara akun akan terjadi secara simultan. Uang bisa dibayarkan atau ditarik dari sistem dari
kantor pos manapun, dan nantinya koneksi ke sistem perbankan komersial dibuat, seringnya
dengan keyakinan dari bank lokal membuat akun sendiri di Postgiro.
Pada pertengahan abad 20, kebanyakan negara di benua Eropa memiliki layanan pos giro.
Sistem posgiro pertama ada di Austria di awal abad 19. Pada saat Posgiro Inggris
diadakan, Posgiro Belanda telah distabilkan dengan baik dengan setiap orang dewasa
memiliki akun posgiro dengan operasi posgiro yng besar dan digunakan dengan baik di
negara Eropa lain kebanyakan dan Skandinavia.
Istilah “bank” tidak digunakan pada saat itu juga untuk mendeskripsikan layanan tersebut.
Instrumen pembayaran utama bank didasarkan dengan cek dimana memiliki perbedaan
keseluruhan dengan model remiten “giro”.
Dalam model perbankan, cek ditulis oleh remiten dan diserahkan atau dipos kepada pihak
penerima pembayaran, yang nantinya akan mengunjungi bank atau pos ceknya ke bank. Cek
tersebut harus di clearing, proses kompleks dimana cek disortir menjadi satu, dipos ke lokasi
pusat clearing, disortir lagi, dan dipos balik ke cabang pembayaran dimana cek tersebut akan
dicek ulang terakhir kalinya dan akhirnya akan dibayarkan.

Dalam model Pos Giro, Transfer Giro dikirim melalui pos surat oleh remiter ke pusat
Giro. Dalam pengembaliannya, transfer tersebut dicek dan akun transfer mengambil tempat.
Jika transfer berjalan lancar, dokumen transfer dikirim ke penerima, bersama pernyataan
pemutakhiran dari akun yang dikreditkan. Remitter juga dikirimkan pernyataan
pemutakhiran. Pada kasus dimana fasilitas publik yang menerima ratusan trnasaksi per hari,
pernyataan akan dikirim secara elektronik dan menggunakan angka rujukan yang unik untuk
mengenali remiten untuk keperluan rekonsiliasi.
Maraknya clearing cek elektronik (dan kartu debet yang dirujuk sebagai alat pembayaran)
membuat perbedaan ini menjadi tidak begitu penting seperti dulu. Contohnya di beberapa
toko di Amerika Serikat cek dipindai dan pendaftaran tunai dikembalikan ke pelanggan
sementara dana diambil dari akun para pelanggan.


Jenis rekening

Rekening nasabah pada bank dibagi dalam dua golongan, yaitu rekening atas nama suatu
badan, dan rekening perorangan. Yang termasuk dalam golongan rekening atas nama suatu
badan adalah rekening atas nama:
(1)Instansi-instansi pemerintah/Lembaga-lembaga Negara dan organisasi masyarakat yang
tidak merupakan perusahaan.
(2)Fa, CV, Yayasan, dan semua badan hukum yang diatur dalam Kitab Undang-undang
Hukum Dagang atau peraturan perundang-undangan lainnya. Sedangkan yang termasuk
golongan rekening perorangan adalah rekening atas nama pribadi. Dalam golongan rekening
ini

termasuk pula rekening yang tidak termasuk dalam golongan butir di atas tetapi

menggunakan nama dagang seperti kongsi, toko, restoran, bengkel, warung, dan sebagainya.


Pengertian tentang Giro

Ada tiga hal yang dapat kita perhatikan dari pengertian giro seperti yang telah diuraikan
di atas, yaitu:
(1) Simpanan Pihak Ketiga
Simpanan pihak ketiga berupa penyimpanan sejumlah uang di bank dalam bentuk giro,
rekening koran (current account). Simpanan ini dilakukan dengan kesepakatan atau
perjanjian antara pihak nasabah dan bank. Dengan demikian bank dan nasabahnya terikat
pada bunyi perjanjian mereka. Nasabah mempercayakan uangnya kepada bank dan bank