TATA CARA PENYELENGGARAAN JENAZAH docx
TATA CARA PENYELENGGARAAN JENAZAH
Nama Kelompok :
1. Mad. Wardoyo
2. Agus Harianto
3. Adi Wibowo
4. Fathurrohman
5. Radianto
SMK N 1 SAPURAN
TAHUN AJARAN 2014/2015
TATA CARA PENYELENGGARAAN JENAZAH
Seorang muslim hendaknya senantiasa mempersiapkan diri untuk menyongsong kematian
dengan memperbanyak amal shalih dan menjauhkan diri dari perkara haram. Apabila seorang
muslim telah dipastikan meninggal, maka wajib bagi orang yang berada di dekatnya untuk
melakukan beberapa hal :
Menutup kedua mata si mayit.
“Sesungguhnya pandangan mata akan mengikuti ruh saat keluar (dari jasad).” (HR. Muslim)
Melemaskan seluruh persendian si mayit agar tidak mengeras, serta meletakkan, sesuatu di
atas perutnya agar tidak mengembung. Menutup sekujur jasad si mayit dengan kain
“Aisyah ra berkata, “Ketika Rasulullah saw wafat, jenazah beliau ditutupi dengan kain yang
bercorak.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Menyegerakan penyelenggaraan jenazahnya, shalat dan penguburan. Islam telah
mengingatkan kita semua bahwa setiap insan yang bernyawa pasti mengalami kematian.
Allah SWT telah berfirman :
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam
syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan” ( Q.S. Ali-‘Imran :185)
A. TAJHIZUL JENAZAH (MERAWAT MAYIT)
Tajhizul jenazah adalah merawat atau mengurus seseorang yang telah meninggal. Perawatan
di sini berhukum fardlu kifayah, kecuali bila hanya terdapat satu orang saja, maka hukumnya
fardlu ‘ain.
Hal-hal yang harus dilakukan saat merawat jenazah sebenarnya meliputi lima hal,yaitu:
1. Memandikan
2. Mengkafani
3. Menshalatkan
4. Memakamkan
5. Takziah dan ziarah kubur
Dari keempat hal yang diwajibkan di atas, pada taraf praktek terdapat beberapa pemilahan
sebagai berikut:
Orang Muslim
a. Muslim yang bukan syahid
Kewajiban yang harus dilakukan adalah:
1. Memandikan.
2. Mengkafani.
3. Menshalati.
4. Memakamkan.
b. Muslimyang syahid dunia atau syahid dunia-akhirat,mayatnya haram dimandikan dan
dishalati, sehingga kewajiban merawatnya hanya meliputi:
a. Menyempurnakan kafannya jika pakaian yang dipakainya tidak cukup untuk menutup
seluruh tubuhnya.
b. Memakamkan.
Bayi yang terlahir sebelum usia 6 bulan (Siqtu)
Dalam kitab-kitab salafy dikenal tiga macam kondisi bayi, yakni:
a. Lahir dalam keadaan hidup. Perawatannya sama dengan perawatan jenazah muslim
dewasa.
b. Berbentuk manusia sempurna, tapi tidak tampak tanda-tanda kehidupan. Hal-hal yang
harus dilakukan sama dengan kewajiban terhadap jenazah muslim dewasa, selain menshalati.
c. Belum berbentuk manusia sempurna. Bayi yang demikian, tidak ada kewajiban apapun
dalam perawatannya, akan tetapi disunahkan membungkus dan memakamkannya.
Adapun bayi yang lahir pada usia 6 bulan lebih, baik terlahir dalam keadaan hidup ataupun
mati, kewajiban perawatannya sama dengan orang dewasa.
Orang Kafir
Dalam hal ini orang kafir dibedakan menjadi dua:
a. Kafir dzimmi (termasuk kafir muaman dan mu’ahad)
Hukum menshalati mayit kafir adalah haram, adapun hal yang harus dilakukan pada mayat
kafir dzimmi adalah mengkafani dan memakamkan.
b. Kafir harbi dan Orang murtad
Pada dasarnya tidak ada kewajiban apapun atas perawatan keduanya, hanya saja
diperbolehkan untuk mengkafani dan memakamkannya.
1) Memandikan Jenazah
Memandikan mayat hukumnya adalah fardhu kifayah atas muslimin lain yang masih hidup.
Artinya, apabila diantara mereka ada yang mengerjakannya, maka kewajiban itu sudah
terbayar dan gugur bagi muslimin selebihnya. Karena perintah memandikan mayat itu adalah
kepada umumnya kaum muslimin. Sedangkan muslim yang mati syahid tidaklah dimandikan
walau ia dalam keadaan junub sekalipun, melainkan ia hanya dikafani dengan pakaian yang
baik untuk kain kafan, ditambah jika kurang atau dikurangi jika berlebih dari tuntunan
sunnah, lalu dimakamkan dengan darahnya tanpa dibasuh sedikitpun juga. Dan beliau
menyuruh agar para syuhada dari perang Uhud dikubukan dengan darah mereka tanpa
dimandikan dan disembahyangkan.
a. Syarat Wajib Memandikan Jenazah :
1. Mayat orang Islam.
2. Ada tubuhnya walaupun sedikit.
3. Mayat itu bukan mati syahid.
b. Tahap-tahap memandikan jenazah :
1. Letakkan mayat pada tempat yang tinggi, seperti bangku panjang, batang pisang yang
dijejerkan.
2. Gunakan tabir untuk melindungi tempat memandikan dari pandangan umum.
3. Ganti pakaian jenazah dengan pakaian basahan, seperi sarung agar lebih mudah
memandikannya, tetapi auratnya tetap ditutup.
4. Sandarkan punggung jenazah dan urutlah perutnya agar kotoran di dalamnya keluar.
5. Basuhlah mulut, gigi, jari, kepala dan janggutnya.
6. Sisirlah rambutnya agar rapi.
7. Siramlah seluruh badan lalu bilas dengan sabun.
8.Mewudlukan mayit. Adapun rukun dan kesunahannya sama persis dengan wudlunya orang
hidup. Hanya saja, saat berkumur disunahkan tidak membuka mulut mayit agar airnya tidak
masuk ke dalam perut. Hal ini apabila tidak terdapat hajat untuk membukanya.
c. Yang Berhak Memandikan Mayat :
Jikalau mayitnya laki-laki yang memandikan harus laki-laki begitu pula apabila mayitnya
perempuan, kecuali apabila masih ada ikatan mahrom, suami-istri, atau mayit adalah anak
kecil yang belum menimbulkan syahwat. Bila tidak ditemukan orang yang boleh
memandikan, maka mayit cukup ditayamumi dengan ditutup semua anggota tubuhnya selain
anggota tayamum, dan yang mentayamumi harus memakai alas tangan.
Urutan orang yang lebih utama memandikan mayit laki-laki adalah ahli waris ashabah lakilaki, kerabat lai-laki yang lain, istri, orang laki-laki lain. Waris ashabah yang dimaksud
adalah:
1. Ayah
2. Kakek dan seatasnya
3. Anak laki-laki
4. Cucu laki-laki dan sebawahnya
5. Saudara laki-laki kandung
6. Saudara laki-laki seayah
7. Anak dari saudara laki-laki kandung
8. Anak dari saudara laki-laki seayah
9. Saudara ayah kandung
10. Saudara ayah seayah
Bagi mayit perempuan, yang paling utama memandikannya adalah perempuan yang masih
memiliki hubungan kerabat dan ikatan mahram dengannya ;seperti anak perempuan, ibu dan
saudara perempuan.
Bila seorang perempuan meninggal dan di tempat itu tidak ada perempuan, suami atau
mahramnya, maka mayat itu hendaklah “ditayammumkan” saja, tidak boleh dimandikan oleh
laki-laki yang lain. Kecuali kalau mayat itu adalah anak-anak, maka laki-laki boleh
memandikanya . Begitu juga kalau yang meninggal adalah seorang laki-laki. Jika ada
beberapa orang yang berhak memandikan, maka yang lebih berhak ialah keluarga yang
terdekat dengan si mayit, dengan syarat ia mengetahui kewajiban mandi serta dapat
dipercaya. Kalau tidak, berpindahlah hak itu kepada keluarga jauh yang berpengetahuan serta
amanah (dipecaya).
Rasulullah SAW bersabda :
”Dari ‘Aisyah Rasul bersabda : “Barang siapa memandikan mayat dan dijaganya
kepercayaan, tidak dibukakannya kepada orang lain apa-apa yang dilihat pada mayat itu,
maka bersihlah ia dari segala dosanya, seperti keadaannya sewaktu dilahirkan oleh ibunya”.
Kata Beliau lagi : “Yang memimpinnya hendaklah keluarga yang terdekat kepada mayat jika
ia pandai memandikan mayat. Jika ia tidak pandai, maka siapa saja yang dipandang berhak
karena wara’nya atau karena amanahnya.” (H.R Ahmad)
2) Mengkhafani
Pada dasarnya tujuan mengkafani adalah menutup seluruh bagian tubuh mayit. Walaupun
demikian para fuqaha’ memberi batasan tertentu sesuai dengan jenis kelamin mayit. Batasanbatasan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Batas Minimal
Batas minimal mengkafani mayit, baik laki-laki ataupun perempuan, adalah selembar kain
yang dapat menutupi seluruh tubuh mayit.
2. Batas Kesempurnaan
a) Bagi mayit laki-laki
Bagi mayit laki-laki yang lebih utama adalah 3 lapis kain kafan dengan ukuran panjang dan
lebar sama, dan boleh mengkafani dengan 5 lapis yang terdiri dari 3 lapis kain kafan
ditambah surban dan baju kurung, atau 2 lapis kain kafan ditambah surban, baju kurung dan
sarung.
b) Bagi mayit perempuan
Bagi mayit perempuan kafannya adalah 5 lapis yang terdiri dari 2 lapis kain kafan ditambah
kerudung, baju kurung dan sewek. Kain kafan yang dipergunakan hendaknya berwarna putih
dan diberi wewangian, bila mengkafani lebih dari ketentuan batas maka hukumnya makruh,
sebab dianggap berlebihan.
a.Cara-cara Mengkafani Mayit
Siapkan 5 lembar kain berwarna putih yang terdiri dari surban atau kerudung, baju kurung,
sarung atau sewek, dan 2 lembar kain
untuk menutup seluruh tubuh mayit. Untuk memudahkan proses mengkafani, urutan
peletakannya adalah sebagai berikut:
1. Tali.
2. Kain kafan pembungkus seluruh tubuh.
3. Baju kurung.
4. Sarung atau sewek.
5. Sorban atau kerudung.
6. Setelah kain kafan diletakkan di tempatnya, letakkan mayit yang telah selesai dimandikan
dengan posisi terlentang di atasnya dalam keadaan tangan disedekapkan.
7. Letakkan kapas yang telah diberi wewangian pada anggota tubuh yang berlubang, anggota
tubuh ini meliputi:
a) Mata
b) Lubang hidung
c) Telinga
d) Mulut
e) Dubur
Demikian juga pada anggota sujud, meliputi:
a) Jidat
b) Hidung
c) Kedua siku
d) Telapak tangan
e) Jari-jari telapak kaki
8. Mengikat pantat dengan kain sehelai.
9. Memakaikan baju kurung, sewek atau sarung, dan surban atau kerudung.
10. Mayit dibungkus dengan kain kafan yang menutupi seluruh tubuhnya, dengan cara
melipat lapisan pertama, dimulai dari sisi kiri dilipat ke sisi kanan, kemudian sisi kanan
dilipat ke kiri. Begitu pula untuk lapis kedua dan ketiga.
11. Mengikat kelebihan kain di ujung kepala dan kaki (dipocong), dan diusahakan pocongan
kepala lebih panjang.
12. Setelah ujug kepala dan ujung kaki diikat, sebaiknya ditambahkan ikatan pada bagian
tubuh mayit; seperti perut dan dada, agar kafan tidak mudah terbuka saat dibawa ke
pemakaman.
3) Mensholatkan Jenazah
a. Syarat-syarat Shalat Jenazah :
a) Mayit telah disucikan dari najis baik tubuh, kafan maupun tempatnya.
b) Orang yang menshalati telah memenuhi syarat sah shalat (Menutup aurat, suci hadats/najis
dan menghadap kiblat)
c) Bila mayitnya hadir, posisi mushalli harus berada di belakang mayit. Adapun aturannya
adalah sebagai berikut:
1) Mayit laki-laki:
Mayit dibaringkan dengan meletakkan kepala di sebelah utara. Imam atau munfarid berdiri
lurus dengan kepala mayit.
2) Mayit perempuan
Cara peletakkan mayit sama dengan mayit laki-laki, sedangkan imam atau munfarid berdiri
lurus dengan pantat mayit.
d) Jarak antara mayit dan mushalli tidak melebihi 300 dziro’ atau sekitar 150 m. Hal ini jika
shalat dilakukan di luar masjid.
e) Tidak ada penghalang antara keduanya; misalnya seandainya mayit berada dalam keranda,
maka keranda tersebut tidak boleh dipaku.
f) Bila mayit hadir, maka orang yang menshalati juga harus hadir di tempat tersebut.
b. Rukun Shalat Mayit
a) Niat.
Lafal lafal niat shalat jenazah
1. untuk jenazah laki laki Satu
عللى لهلذا واللم هي ل ه
ت لفورلض والهكلفاي لهة لمأ ومموومما /اهلمامما لهل لهه تللعاللى
ت ا لوربللع ن لك وهبي ولرا ت
ا ملصهللى ل
2. untuk jenazah laki laki dua
عللى لهلذي وهن واللم هي ل ه
ت لفورلض والهكلفاي لهة لمأ ومموومما /اهلمامما لهل لهه تللعاللى
ت ا لوربللع ن لك وهبي ولرا ت
ا ملصهللى ل
3. untuk jenazah banyak
ت لفورلض والهكلفاي لهة لمأ ومموومما /اهلمامما لهل لهه تللعالى
عللى لههمؤل لهءواللموولتى ا لوربللع ن لك وهبي ولرا ت
ا ملصهللى ل
4. untuk jenazah perempuan Satu
ت لفورلض والهكلفاي لهة لمأ ومموومما /اهلمامما لهل لهه تللعاللى
عللى لههذهه واللم هي لتلهة ا لوربللع ن لك وهبي ولرا ت
ا ملصهللى ل
) 5. untuk jenazah ghoib ( imam
عللى واللم هي ل ه
ت لفورلض والهكلفاي لهة اهلمامما لهل لهه تللعاللى
ت واللغاهئهب )مفل لون( ا لوربللع ن لك وهبي ولرا ت
ا ملصهللى ل
) 6. untuk jenazah ghoib ( makmum
ت لفورلض والهكلفاي لهة لمأ ومموومما لهل لهه تللعاللى
عل لي وهه ا ولهلمامم ا لوربللع ن لك وهبي ولرا ت
عللى لمون لصل لى ل
ا ملصهللى ل
b) Berdiri bagi yang mampu.
c) Melakukan takbir sebanyak empat kali termasuk takbiratul ihram.
d) Membaca surat Al Fatihah setelah takbir pertama.
e) Membaca shalawat Nabi setelah takbir kedua.
Contoh bacaan sholawat:
ح لمتد
الل لـ لمهمل لص ل هل ل
عللى لس هي لهدلنامم ل
f) Mendo’akan mayit setelah takbir ketiga.
Contoh do’a:
Lafal doa setelah takbir ke 3
جن للة
لالل لمهمل ا و
عاهفهه لوا و
عمف ل
غهفور ل لمه لواورلحوممه لو ل
عن ومه لوا لك وهروم ن ممزل لمه لولوهلسوع لمود لخل لمه لواوجلعهل ال و ل
لمثولوامه
Artinya : “ Ya Allah , ampunilah dia , berilah kasih (rahmat ) padanya , berilah maaf
padanya , muliakanlah kedatangannya (tempatnya ) , lapangkanlah pintu masuknya ( kekubur
“ ) dan jadikanlah surga tempat kembalinya .
Lafal do ‘a setelah takbir ke 4
غهفور للنا ل لول لمه
حهرومنا ل ا لوجلرمه لول ل تلوفهتنا ل بلوعلدمه لوا و
لالل لمهمل ل ل تل و
“Ya Allah , janganlah Engkau rugikan kami dari pada mendapat pahalanya , dan janganlah
Engkau beri kami fitnah sepeninggalnya , dan ampunilah kami dan dia . “
Penjelasan :
Ketika membaca do‘a dalam salat jenazah setelah takbir ke 3 dan ke 4 hendaklah bacaan
dlamir ( kata ganti orang ) disesuaikan dengan jenis jenazah tersebut ( laki – laki atau
permpuan ), misalnya :
1. Apabila jenazahnya wanita maka dlamir ( kata ) hu ( )مهdiganti dengan dlamir ha ( ) ها ل
2. Apabila jenazahnya dua orang maka dlamir ( kata ) hu ( )مهdiganti dengan dlamir huma (
) مهلما
3 Apabila jenazahnya banyak maka dlamir ( kata ) hu ( )مهdiganti dengan dlamir hum ( ) مهوم
g) Mengucapkan salam pertama setelah takbir keempat.
Contoh bacaan salam:
عل لي وك موم لولروحلممة اللهه لوبللرلكاتممه
لال لسل لمم ل
c. Kesunahan Dalam Shalat Jenazah
a) Mengangkat kedua telapak tangan sampai sebatas bahu, lalu meletakkannya diantara dada
pusar pada setiap takbir.
b) Menyempurnakan lafadh niat;
عللى لهذا ل ال ولم هي ل ه
هإلمامما هللهه تللعاللى/ لههذهه ال ولم هي لتلهة لفورلض ال وهكلفاي لهة لمأ ومموومما/ت
أ ملصله لوي ل.
c) Melirihkan bacaan fatihan, shalawat dan do’a.
d) Membaca ta’awwudz sebelum membaca surat Al Fatihah.
e) Tidak membaca do’a iftitah.
f) Membaca hamdalah sebelum membaca shalawat.
g) Menyempurnakan bacaan shalawat. Adapun lafadhnya adalah:
، لولباهروك،عللى آهل لس هي لهدلنا هإبولراههي ولم
عللى لس هي لهدلنا هإبولراههي ولم لو ل
ت ل
ح لمتد لو ل
الل لـ لمهمل لص ل هل ل
ك للما لصل لي و ل،ح لمتد
عللى آهل لس هي لهدلنا مم ل
عللى لس هي لهدلنا مم ل
هفي ال ولعال لهمي ولن هإن للك،عللى آهل لس هي لهدلنا هإبولراههي ولم
عللى لس هي لهدلنا هإبولراههي ولم لو ل
ت ل
ح لمتد لو ل
ل
ح لمتد ك للما لبالرك و ل
عللى آهل لس هي لهدلنا مم ل
عللى لس هي لهدلنا مم ل
لحهمي ودد لمهجي ودد.
h) Menyempurnakan bacaan do’a untuk si mayit
خلطاليا ك للما
عن ومه ،لوأ لك وهروم ن ممزل لمه ،لولوهلسوع لمودلخل لمه ،لوا و
الل لـ لمهمل ا و
غهسل ومه هبلماتء لوث لل وتج وبللرتد ،لون لهلقهه هملن ال ل
عاهفهه لوا و
عمف ل
غهفور ل لمه ،لواورلحوممه ،لو ل
ل
ل
ل
ل
ب البوي لمض هملن ال لدن لهس ،لوأبوهدل ومه لدارا م لخويرا م همون لداهرهه ،لوأوهل م لخويرا م همون أوهلههه ،لولزووجا م لخويرا م همون لزووهجهه ،لوهقهه هفتون للة ال ولقبوهر
ي من ل لقى الث لوو م
ه
ه
غاهئهبلنا ،لولصهغي وهرلنا ،لوك لهبي وهرلنا ،لولذك لهرلنا ،لوأ من ولثانلا ،الل لـ لمهمل لمون أ لوحي لي وتلمه هم لنا لفأ لوحهيهه
ل
ر
ف
غ
ا
م
ه
ـ
ل
ال
ل
و
علذا ه
حهلينلا ،لولم هي لهتلنا ،لولشاهههدلنا ،لو ل
ب النا لهر .ل م ل
لو ل
و ل
ل
ل
ه
ه
ه
ه
حبمووهبلها
عبودلك ،لخلرلج مون مرووهح ال لمدن وليا لولسلعتلها لولم و
عبومدمك لوابومن ل
عللى ا وهلي ولماهن .الل لـ لمهمل لهلذا ل
عللى ا وهلوسل لهم ،لولمون تللوفي وتلمه م لنا لفتللوفمه ل
ل
ت أ ول
ل
ل
ل
ل
ل
ل
ه
ه
ه
ه
م
ه
ه
ل
ل
ل
م
عل لمم هبهه،
ن
أ
و
ك
ل
و
س
ر
و
ك
ل
د
ب
ع
ا
مد
ح
م
ن
ل
أ
و
ت،
ن
أ
ل
إ
ه
ل
إ
ل
ن
أ
د
ه
ش
ي
ن
ا
ك
ه،
ي
ق
ل
و
ه
ما
و
ر
ب
ق
و
ل
ا
ة
م
و
ل
ظ
لى
إ
ها
ي
ف
ه
ئ
با
ح
أ
و
ل
ل
ل
ه
ه
ه
ه
و
ل
ل
ل ل
لو ل م
و لل مل لم
و ل ل م ل ل لوم لل م و ل و ل
ول
ل
م ل
علذاهبهه ،لولقود هجئولنالك لراهغهبي ولن هإل لي ولك مشلفلعالء
ت ل
غهن ل د
عون ل
ي ل
ت لخي ومر لمن ومزووتل هبهه ،لوأ لوصبللح لفهقويرا م هإللى لروحلمهتلك لوأ لن و ل
الل لـ لمهمل ن لهلزل هبلك لوأ لن و ل
علذاهبلك ،لح لتى تلبولعثلمه
عن ومه ،لول لهلقهه هبلروحلمهتلك ا ول للملن همون ل
جالووز ل
ل لمه ،الل لـ لمهمل هإون لكالن مم و
حهسنا م لفهزود هفوي هإوحلساهنهه ،لوهإون لكالن ممهسويئا م لفتل ل
.هإللى لجن لهتلك ليا أ لورلحلم ال لراهحهمي ولن
i) Bila mayatnya anak kecil sunah untuk menambah do’a:
عللى مقل مووهبههلما لول ل تلوفهتن لمهلما
الل لـ لمهمل اوجلعل ومه لفلرطا م هل لبلوويهه لولسللفا م لومذ و
خرما ،لوهعلظمة لوا و
عهتلبارا م لولشهفويعما ،لوث لهلقول هبهه لملواهزي ون لمهلما لوأ لوفهرهغ ال لصبولر ل
ل
حهروممهلما أوجلرمه
.بلوعلدمه لول ل تل و
j) Setelah takbir ke-empat sunah untuk membaca do’a:
غهفور ل للنا لول لمه
حهروملنا أ لوجلرمه لول ل تلوفهت لنا بلوعلدمه لوا و
.الل لـ لمهمل ل ل تل و
k) Membaca do’a untuk masing-masing mukmin setelah membaca shalawat:
ت لوال ومموسلههمي ولن لوال ومموسلهلما ه
غهفور لهل ومموؤهمهني ولن لوال ومموؤهملنا ه
ت
.الل لـ لمهمل ا و
l) Salam yang kedua sunah untuk menyempur-nakan. Redaksinya adalah:
علي وك موم لولروحلممة اللهه لوبللرلكاتممه
.لال لسل لمم ل
m) Sunah dilakukan di masjid dengan memper-banyak shaf .
4) Menguburkan Jenazah
Adapun urusan selanjutnya sesudah dishalatkan hendaknya jenazah dibawa kepemakaman
untuk dikuburkan. Meskipun demikian ada beberapa waktu yang dianggap makruh oleh
ulama untuk menguburkan jenazah adalah matahari terbit, matahari berada ditengah-tengah
dan matahari terbenam. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penguburan jenazah
adalah :
1. Jenazah segera dikuburkan.
“Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda, ”Hendaklah kamu segerakan mengubur
jenazah, karena jika orang shaleh, maka kamu mendekatkannya pada kebaikan, dan jika ia
”bukan orang yang shaleh, supaya kejahatan itu lekas terbuang dari tanggunganmu.
(H.R.Muslim).
2. Liang lahat dibuat seukuran jenazah dengan dengan kedalaman kira-kira setinggi orang
ditambah setengah lengan, lebar kira-kira 1 meter.
3. Liang lahat tidak dibongkar dengan binatang buas. Maksud menguburkan jenazah adalah
untuk menjaga kehormatan mayat dan menjaga keehatan orang-orang disekitar makam dari
bau busuk.
4. Mayat dipikul dari empat penjuru.
“Barang siapa yang mengikuti jenazah maka hendaklah memikul pada keempat penjuru
)ranjang (keranda) karena sesungguhnya seperti itu adalah dari sunah Nabi. (H.R.Ibnu Majah
5. Setelah sampai di tempat pemakaman, jenazah dimasukkan ke liang lahat dengan posisi
miring ke kanan dan dihadapkan ke kiblat. Ketika meletakkan jenazah di dalam kubur, kita
membaca doa :
بسمﺍﷲوعلىملةرسﻭﻝﷲ
Artinya :
Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah. (H.R.at-Tirmidzi)
6. Lepaskan tali-tali pengikat,lalu tutup dengan papan, kayu, atau bambu, dan timbun sampai
galian liang kubur menjadi rata.
Doa Orek Kubur :
منهاخلقكمومنهانعيدكمومنهانخﺭجكمتاﺭﺓﺍخﺭﻯ
7. Mendoakan dan memohonkan ampun atas jenazah.
a) Tata Cara Menguburkan Jenazah :
Dalam penguburan jenazah, kita tidak boleh sembarangan. Kita harus mengetahui tata cara
penguburannya. Tata cara tersebut adalah sebagai berikut :
· Waktu Untuk Mengubur Mayat
Mengubur mayat boleh pada siang atau malam hari. Beberapa sahabat Rasulullah saw dan
keluarga beliau dikubur pada malam hari.
· Memperdalam Galian Lubang Kubur
Maksud mengubur mayat ialah supaya tertutup, tidak nampak jasadnya dan tidak tercium
baunya dan juga agar tidak mudah dimakan burung atau binatang lainnya. Oleh sebab itu,
lubang kubur harus cukup dalam sehingga jasad mayat itu aman dari hal-hal di atas.
· Tentang Liang Lahad
Cara menaruh mayat dalam kubur ada yang ditaruh di tepi lubang sebelah kiblat, kemudian di
atasnya ditaruh semacam bata dengan posisi agak condong, supaya nantinya setelah ditimbun
mayat tidak langsung tertimpa tanah. Cara ini dalam bahasa Arab disebut lahad. Ada juga
dengan menggali di tengah-tengah dasar lubang kubur, kemudian mayat diletakkan di
dalamnya, lalu di atasnya diletakkan semacam bata dengan posisi mendatar untuk penahan
tanah timbunan. Cara ini dalam bahasa Arab disebut syaqqu atau dlarhu. Cara lain ialah
menaruh mayat dalam peti dan menanam bersama peti tersebut ke dalam kubur. Atau peti
tersebut terlebih dahulu diletakkan dalam keadaan kosong dan terbuka, kemudian setelah
mayat dimasukkan ke dalam peti lalu peti itu ditutup lalu ditimbun dengan tanah.
· Cara Memasukkan Mayat ke Dalam Lubang Kubur
Cara terbaik ialah dengan mendahulukan memasukkan kepala mayat dari arah kaki kubur,
karena demikian menurut sunnah Rasulullah SAW.
· Menghadapkan Mayat ke Arah Kiblat
Baik di dalam lahad, syaqqu maupun dikubur di dalam peti, mayat diletakkan miring ke
kanan menghadap kea arah kiblat dengan menyandarkan bagian tubuh sebelah kiri ke dinding
kubur atau dinding peti supaya tidak terlentang kembali.
· Tentang Mengalas Dasar Kubur
Para ulama mazhab empat berpendapat makruh menaruh hamparan atau bantal di bawah
mayat di dalam kubur. Bahkan para ulama menganjurkan supaya ditaruh tanah di bawah pipi
mayat sebelah kanan setelah dibukakan kain kafannya dari pipi itu ditempelkan langsung ke
tanah.
· Berdoa Waktu Menaruh Mayat Dalam Kubur
Pada waktu mayat dimasukkan ke dalam kubur maka dianjurkan supaya membaca doa:
بسمﺍﷲوعلىملةرسﻭﻝﷲ
Artinya: “Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah”.
· Menutupi Kubur Mayat Perempuan Pada Waktu Ia Dimasukkan Kedalamnya.
Bagi mayat perempuan hendaknya dibentangkan kain dan sebagainya di atas kuburnya pada
waktu ia dimasukkan kedalamnya.
· Mencurah Kubur Dengan Tanah Tiga Kali
Sesudah mayat diletakkan dengan baik, maka masing-masing orang yang menyaksikan
penguburan itu dianjurkan mencurahi lubang kubur itu dengan tanah tiga kali dengan
tangannya dari arah kepalanya. Sesudah itu, dilanjutkan ditimbun dengan tanah galian kubur
itu sampai cukup.
· Sunat Menyapu Kubur Dengan Telapak Tangan
Disunnatkan bagi orang yang menyaksikan pemakaman mayat, menyapu kubur dari arah
kepala mayat sebanyak tiga kali.
· Sunat Berdoa Untuk Mayat Seusai Pemakaman
Disunatkan memohon ampun bagi mayat dan minta dikuatkan pendiriannya seusai ia
dimakamkan, karena pada saat itu ia sedang ditanya di dalam kubur
B. TAKZIAH
Takziah artinya melawat atau menjenguk orang yang meninggal dunia untuk turut
mengatakan bela sungkawakepada keluarganya, serta member penghormatan terakhir kepada
orang yang telah dipanggiluntuk menghadap kehadirat Allah SWT.
Takziah dapat dilakukan sebelum dan sesudah jenazah dikuburkan hingga selam tiga hari.
Namun demikian, takziah diutamakan dilakukan sebelum jenazah dikuburkan.
1. Adab dan Etika Takziah
· Apabila kita mendengar kabar ada seseorang yang meninggal dunia, maka hendaklah
mengucapkan:
· Datanglah dengan segera melawat kerumah duka, masuklah kerumahnya dengan
mengucapkan salam dam mendoakan.
· Pada ssaat takziah, hendaklah bersikap dan berpakaian sopan.
· Hendaknya memberikan nasihat untuk tetap sabar dan tabah dalam menghadapi musibah.
· Hendaklah ikut mengerjakan shalat jenazahdengan ikhlas dan khusyuk.
· Apabila tidak ada uzur, hendaklah kita mengantarkan jenazah itu sampai selesai
dimakamkan.
· Memberikan bantuan materi dan moril kepada keluarga yang ditinggalkan, termasuk
memberoikan makanan , karena mereka sedang mendapat cobaan.
2. Hikmah Takziah
- Dapat meringankan beban keluarga si mayat, terutama dari segi mental, sehingga merasa
sedikit terhibur.
- Tugas dan kewajiban keluarga yang ditinggalkan terbantu.
- Dapat mengingatkan akan kematian
- Penghormatan terakhir pada almarhum/ah
- Ikut mendoakan almarhum/ah
- Mempererat tali persaudaraan umat muslim
C. ZIARAH KUBUR
1. Pengertian dan Hukum Ziarah Kubur
Ziarah kubur adalah dating ke makam keluarga atau bukan keluargadengan maksud untuk
mendoakan agar diterima amalnya dan diampuni dosanya oleh Allah SWT. Ziarah kubur
adalah sunah bagi laki-laki, sedangkan bagi perempuan adalah makruh. Alasannya
dikhawatirkan perempuan akan menambah perasaan sedih.
2. Adab (Etika) Berziarah Kubur
Ada beberapa etika dalam berziarah kubur, yakni sebagai berikut:
a. Peziarah hendaknya mengucapkan salam kepada ahli kubur ketika memasuki area makam.
b. Membaca doa-doa, istighfar, tahlil, surah yasin, dan lain sebagainya.Dengan harapan
mereka mendapat pengampunan dari Allah SWT.
c. Pada saat berziarah kubur, bersikap sopan dan berhati-hati, jangan duduk diatas kuburan
atau bergurau , bermain-main atau yang tidak sesuai dengan suasana ziarah kubur.
d. Ziarah kubur orangtuanya atau orang lain bukan untuk meminta sesuatu, tetapi mendoakan
kepada ahli kubur agar mendapat pengampunan dari Allah SWT.
3. Hikmah Ziarah Kubur
Hikmah ziarah kubur diantaranya:
a. Ziarah kubur dapat mengingatkan akan akhirat, maka akan menambah tebalnya iman
kepada Allah SWT dan memperbanyak amal saleh.
b. Kita dapat melakukan kontak batin dengan arwah almarhumah, sekalipun dengan alam
yang berbeda melalui doa.
c. Ziarah kubur adalah perbuatan ibadah karena sunah Rasulullah. Dengan melihat nisan
sebagai saksi bisu akan tumbuh rasa takut kepada Allah SWT.
Pada awalnya ziarah kubur dilarang oleh Rasulullah karena dikhawatirkan menimbulkan
syirik (meminta pada leluhurnya) akan tetapi setelah Rasulullah SAW menilai bahwa tingkat
keimanan umat sudah kuat, maka Rasullulah pun memerintahkan untuk berziarah kubur.
Selain itu berziarah kubur banyak lagi hikmah yang dapat digali.
Nama Kelompok :
1. Mad. Wardoyo
2. Agus Harianto
3. Adi Wibowo
4. Fathurrohman
5. Radianto
SMK N 1 SAPURAN
TAHUN AJARAN 2014/2015
TATA CARA PENYELENGGARAAN JENAZAH
Seorang muslim hendaknya senantiasa mempersiapkan diri untuk menyongsong kematian
dengan memperbanyak amal shalih dan menjauhkan diri dari perkara haram. Apabila seorang
muslim telah dipastikan meninggal, maka wajib bagi orang yang berada di dekatnya untuk
melakukan beberapa hal :
Menutup kedua mata si mayit.
“Sesungguhnya pandangan mata akan mengikuti ruh saat keluar (dari jasad).” (HR. Muslim)
Melemaskan seluruh persendian si mayit agar tidak mengeras, serta meletakkan, sesuatu di
atas perutnya agar tidak mengembung. Menutup sekujur jasad si mayit dengan kain
“Aisyah ra berkata, “Ketika Rasulullah saw wafat, jenazah beliau ditutupi dengan kain yang
bercorak.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Menyegerakan penyelenggaraan jenazahnya, shalat dan penguburan. Islam telah
mengingatkan kita semua bahwa setiap insan yang bernyawa pasti mengalami kematian.
Allah SWT telah berfirman :
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam
syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan” ( Q.S. Ali-‘Imran :185)
A. TAJHIZUL JENAZAH (MERAWAT MAYIT)
Tajhizul jenazah adalah merawat atau mengurus seseorang yang telah meninggal. Perawatan
di sini berhukum fardlu kifayah, kecuali bila hanya terdapat satu orang saja, maka hukumnya
fardlu ‘ain.
Hal-hal yang harus dilakukan saat merawat jenazah sebenarnya meliputi lima hal,yaitu:
1. Memandikan
2. Mengkafani
3. Menshalatkan
4. Memakamkan
5. Takziah dan ziarah kubur
Dari keempat hal yang diwajibkan di atas, pada taraf praktek terdapat beberapa pemilahan
sebagai berikut:
Orang Muslim
a. Muslim yang bukan syahid
Kewajiban yang harus dilakukan adalah:
1. Memandikan.
2. Mengkafani.
3. Menshalati.
4. Memakamkan.
b. Muslimyang syahid dunia atau syahid dunia-akhirat,mayatnya haram dimandikan dan
dishalati, sehingga kewajiban merawatnya hanya meliputi:
a. Menyempurnakan kafannya jika pakaian yang dipakainya tidak cukup untuk menutup
seluruh tubuhnya.
b. Memakamkan.
Bayi yang terlahir sebelum usia 6 bulan (Siqtu)
Dalam kitab-kitab salafy dikenal tiga macam kondisi bayi, yakni:
a. Lahir dalam keadaan hidup. Perawatannya sama dengan perawatan jenazah muslim
dewasa.
b. Berbentuk manusia sempurna, tapi tidak tampak tanda-tanda kehidupan. Hal-hal yang
harus dilakukan sama dengan kewajiban terhadap jenazah muslim dewasa, selain menshalati.
c. Belum berbentuk manusia sempurna. Bayi yang demikian, tidak ada kewajiban apapun
dalam perawatannya, akan tetapi disunahkan membungkus dan memakamkannya.
Adapun bayi yang lahir pada usia 6 bulan lebih, baik terlahir dalam keadaan hidup ataupun
mati, kewajiban perawatannya sama dengan orang dewasa.
Orang Kafir
Dalam hal ini orang kafir dibedakan menjadi dua:
a. Kafir dzimmi (termasuk kafir muaman dan mu’ahad)
Hukum menshalati mayit kafir adalah haram, adapun hal yang harus dilakukan pada mayat
kafir dzimmi adalah mengkafani dan memakamkan.
b. Kafir harbi dan Orang murtad
Pada dasarnya tidak ada kewajiban apapun atas perawatan keduanya, hanya saja
diperbolehkan untuk mengkafani dan memakamkannya.
1) Memandikan Jenazah
Memandikan mayat hukumnya adalah fardhu kifayah atas muslimin lain yang masih hidup.
Artinya, apabila diantara mereka ada yang mengerjakannya, maka kewajiban itu sudah
terbayar dan gugur bagi muslimin selebihnya. Karena perintah memandikan mayat itu adalah
kepada umumnya kaum muslimin. Sedangkan muslim yang mati syahid tidaklah dimandikan
walau ia dalam keadaan junub sekalipun, melainkan ia hanya dikafani dengan pakaian yang
baik untuk kain kafan, ditambah jika kurang atau dikurangi jika berlebih dari tuntunan
sunnah, lalu dimakamkan dengan darahnya tanpa dibasuh sedikitpun juga. Dan beliau
menyuruh agar para syuhada dari perang Uhud dikubukan dengan darah mereka tanpa
dimandikan dan disembahyangkan.
a. Syarat Wajib Memandikan Jenazah :
1. Mayat orang Islam.
2. Ada tubuhnya walaupun sedikit.
3. Mayat itu bukan mati syahid.
b. Tahap-tahap memandikan jenazah :
1. Letakkan mayat pada tempat yang tinggi, seperti bangku panjang, batang pisang yang
dijejerkan.
2. Gunakan tabir untuk melindungi tempat memandikan dari pandangan umum.
3. Ganti pakaian jenazah dengan pakaian basahan, seperi sarung agar lebih mudah
memandikannya, tetapi auratnya tetap ditutup.
4. Sandarkan punggung jenazah dan urutlah perutnya agar kotoran di dalamnya keluar.
5. Basuhlah mulut, gigi, jari, kepala dan janggutnya.
6. Sisirlah rambutnya agar rapi.
7. Siramlah seluruh badan lalu bilas dengan sabun.
8.Mewudlukan mayit. Adapun rukun dan kesunahannya sama persis dengan wudlunya orang
hidup. Hanya saja, saat berkumur disunahkan tidak membuka mulut mayit agar airnya tidak
masuk ke dalam perut. Hal ini apabila tidak terdapat hajat untuk membukanya.
c. Yang Berhak Memandikan Mayat :
Jikalau mayitnya laki-laki yang memandikan harus laki-laki begitu pula apabila mayitnya
perempuan, kecuali apabila masih ada ikatan mahrom, suami-istri, atau mayit adalah anak
kecil yang belum menimbulkan syahwat. Bila tidak ditemukan orang yang boleh
memandikan, maka mayit cukup ditayamumi dengan ditutup semua anggota tubuhnya selain
anggota tayamum, dan yang mentayamumi harus memakai alas tangan.
Urutan orang yang lebih utama memandikan mayit laki-laki adalah ahli waris ashabah lakilaki, kerabat lai-laki yang lain, istri, orang laki-laki lain. Waris ashabah yang dimaksud
adalah:
1. Ayah
2. Kakek dan seatasnya
3. Anak laki-laki
4. Cucu laki-laki dan sebawahnya
5. Saudara laki-laki kandung
6. Saudara laki-laki seayah
7. Anak dari saudara laki-laki kandung
8. Anak dari saudara laki-laki seayah
9. Saudara ayah kandung
10. Saudara ayah seayah
Bagi mayit perempuan, yang paling utama memandikannya adalah perempuan yang masih
memiliki hubungan kerabat dan ikatan mahram dengannya ;seperti anak perempuan, ibu dan
saudara perempuan.
Bila seorang perempuan meninggal dan di tempat itu tidak ada perempuan, suami atau
mahramnya, maka mayat itu hendaklah “ditayammumkan” saja, tidak boleh dimandikan oleh
laki-laki yang lain. Kecuali kalau mayat itu adalah anak-anak, maka laki-laki boleh
memandikanya . Begitu juga kalau yang meninggal adalah seorang laki-laki. Jika ada
beberapa orang yang berhak memandikan, maka yang lebih berhak ialah keluarga yang
terdekat dengan si mayit, dengan syarat ia mengetahui kewajiban mandi serta dapat
dipercaya. Kalau tidak, berpindahlah hak itu kepada keluarga jauh yang berpengetahuan serta
amanah (dipecaya).
Rasulullah SAW bersabda :
”Dari ‘Aisyah Rasul bersabda : “Barang siapa memandikan mayat dan dijaganya
kepercayaan, tidak dibukakannya kepada orang lain apa-apa yang dilihat pada mayat itu,
maka bersihlah ia dari segala dosanya, seperti keadaannya sewaktu dilahirkan oleh ibunya”.
Kata Beliau lagi : “Yang memimpinnya hendaklah keluarga yang terdekat kepada mayat jika
ia pandai memandikan mayat. Jika ia tidak pandai, maka siapa saja yang dipandang berhak
karena wara’nya atau karena amanahnya.” (H.R Ahmad)
2) Mengkhafani
Pada dasarnya tujuan mengkafani adalah menutup seluruh bagian tubuh mayit. Walaupun
demikian para fuqaha’ memberi batasan tertentu sesuai dengan jenis kelamin mayit. Batasanbatasan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Batas Minimal
Batas minimal mengkafani mayit, baik laki-laki ataupun perempuan, adalah selembar kain
yang dapat menutupi seluruh tubuh mayit.
2. Batas Kesempurnaan
a) Bagi mayit laki-laki
Bagi mayit laki-laki yang lebih utama adalah 3 lapis kain kafan dengan ukuran panjang dan
lebar sama, dan boleh mengkafani dengan 5 lapis yang terdiri dari 3 lapis kain kafan
ditambah surban dan baju kurung, atau 2 lapis kain kafan ditambah surban, baju kurung dan
sarung.
b) Bagi mayit perempuan
Bagi mayit perempuan kafannya adalah 5 lapis yang terdiri dari 2 lapis kain kafan ditambah
kerudung, baju kurung dan sewek. Kain kafan yang dipergunakan hendaknya berwarna putih
dan diberi wewangian, bila mengkafani lebih dari ketentuan batas maka hukumnya makruh,
sebab dianggap berlebihan.
a.Cara-cara Mengkafani Mayit
Siapkan 5 lembar kain berwarna putih yang terdiri dari surban atau kerudung, baju kurung,
sarung atau sewek, dan 2 lembar kain
untuk menutup seluruh tubuh mayit. Untuk memudahkan proses mengkafani, urutan
peletakannya adalah sebagai berikut:
1. Tali.
2. Kain kafan pembungkus seluruh tubuh.
3. Baju kurung.
4. Sarung atau sewek.
5. Sorban atau kerudung.
6. Setelah kain kafan diletakkan di tempatnya, letakkan mayit yang telah selesai dimandikan
dengan posisi terlentang di atasnya dalam keadaan tangan disedekapkan.
7. Letakkan kapas yang telah diberi wewangian pada anggota tubuh yang berlubang, anggota
tubuh ini meliputi:
a) Mata
b) Lubang hidung
c) Telinga
d) Mulut
e) Dubur
Demikian juga pada anggota sujud, meliputi:
a) Jidat
b) Hidung
c) Kedua siku
d) Telapak tangan
e) Jari-jari telapak kaki
8. Mengikat pantat dengan kain sehelai.
9. Memakaikan baju kurung, sewek atau sarung, dan surban atau kerudung.
10. Mayit dibungkus dengan kain kafan yang menutupi seluruh tubuhnya, dengan cara
melipat lapisan pertama, dimulai dari sisi kiri dilipat ke sisi kanan, kemudian sisi kanan
dilipat ke kiri. Begitu pula untuk lapis kedua dan ketiga.
11. Mengikat kelebihan kain di ujung kepala dan kaki (dipocong), dan diusahakan pocongan
kepala lebih panjang.
12. Setelah ujug kepala dan ujung kaki diikat, sebaiknya ditambahkan ikatan pada bagian
tubuh mayit; seperti perut dan dada, agar kafan tidak mudah terbuka saat dibawa ke
pemakaman.
3) Mensholatkan Jenazah
a. Syarat-syarat Shalat Jenazah :
a) Mayit telah disucikan dari najis baik tubuh, kafan maupun tempatnya.
b) Orang yang menshalati telah memenuhi syarat sah shalat (Menutup aurat, suci hadats/najis
dan menghadap kiblat)
c) Bila mayitnya hadir, posisi mushalli harus berada di belakang mayit. Adapun aturannya
adalah sebagai berikut:
1) Mayit laki-laki:
Mayit dibaringkan dengan meletakkan kepala di sebelah utara. Imam atau munfarid berdiri
lurus dengan kepala mayit.
2) Mayit perempuan
Cara peletakkan mayit sama dengan mayit laki-laki, sedangkan imam atau munfarid berdiri
lurus dengan pantat mayit.
d) Jarak antara mayit dan mushalli tidak melebihi 300 dziro’ atau sekitar 150 m. Hal ini jika
shalat dilakukan di luar masjid.
e) Tidak ada penghalang antara keduanya; misalnya seandainya mayit berada dalam keranda,
maka keranda tersebut tidak boleh dipaku.
f) Bila mayit hadir, maka orang yang menshalati juga harus hadir di tempat tersebut.
b. Rukun Shalat Mayit
a) Niat.
Lafal lafal niat shalat jenazah
1. untuk jenazah laki laki Satu
عللى لهلذا واللم هي ل ه
ت لفورلض والهكلفاي لهة لمأ ومموومما /اهلمامما لهل لهه تللعاللى
ت ا لوربللع ن لك وهبي ولرا ت
ا ملصهللى ل
2. untuk jenazah laki laki dua
عللى لهلذي وهن واللم هي ل ه
ت لفورلض والهكلفاي لهة لمأ ومموومما /اهلمامما لهل لهه تللعاللى
ت ا لوربللع ن لك وهبي ولرا ت
ا ملصهللى ل
3. untuk jenazah banyak
ت لفورلض والهكلفاي لهة لمأ ومموومما /اهلمامما لهل لهه تللعالى
عللى لههمؤل لهءواللموولتى ا لوربللع ن لك وهبي ولرا ت
ا ملصهللى ل
4. untuk jenazah perempuan Satu
ت لفورلض والهكلفاي لهة لمأ ومموومما /اهلمامما لهل لهه تللعاللى
عللى لههذهه واللم هي لتلهة ا لوربللع ن لك وهبي ولرا ت
ا ملصهللى ل
) 5. untuk jenazah ghoib ( imam
عللى واللم هي ل ه
ت لفورلض والهكلفاي لهة اهلمامما لهل لهه تللعاللى
ت واللغاهئهب )مفل لون( ا لوربللع ن لك وهبي ولرا ت
ا ملصهللى ل
) 6. untuk jenazah ghoib ( makmum
ت لفورلض والهكلفاي لهة لمأ ومموومما لهل لهه تللعاللى
عل لي وهه ا ولهلمامم ا لوربللع ن لك وهبي ولرا ت
عللى لمون لصل لى ل
ا ملصهللى ل
b) Berdiri bagi yang mampu.
c) Melakukan takbir sebanyak empat kali termasuk takbiratul ihram.
d) Membaca surat Al Fatihah setelah takbir pertama.
e) Membaca shalawat Nabi setelah takbir kedua.
Contoh bacaan sholawat:
ح لمتد
الل لـ لمهمل لص ل هل ل
عللى لس هي لهدلنامم ل
f) Mendo’akan mayit setelah takbir ketiga.
Contoh do’a:
Lafal doa setelah takbir ke 3
جن للة
لالل لمهمل ا و
عاهفهه لوا و
عمف ل
غهفور ل لمه لواورلحوممه لو ل
عن ومه لوا لك وهروم ن ممزل لمه لولوهلسوع لمود لخل لمه لواوجلعهل ال و ل
لمثولوامه
Artinya : “ Ya Allah , ampunilah dia , berilah kasih (rahmat ) padanya , berilah maaf
padanya , muliakanlah kedatangannya (tempatnya ) , lapangkanlah pintu masuknya ( kekubur
“ ) dan jadikanlah surga tempat kembalinya .
Lafal do ‘a setelah takbir ke 4
غهفور للنا ل لول لمه
حهرومنا ل ا لوجلرمه لول ل تلوفهتنا ل بلوعلدمه لوا و
لالل لمهمل ل ل تل و
“Ya Allah , janganlah Engkau rugikan kami dari pada mendapat pahalanya , dan janganlah
Engkau beri kami fitnah sepeninggalnya , dan ampunilah kami dan dia . “
Penjelasan :
Ketika membaca do‘a dalam salat jenazah setelah takbir ke 3 dan ke 4 hendaklah bacaan
dlamir ( kata ganti orang ) disesuaikan dengan jenis jenazah tersebut ( laki – laki atau
permpuan ), misalnya :
1. Apabila jenazahnya wanita maka dlamir ( kata ) hu ( )مهdiganti dengan dlamir ha ( ) ها ل
2. Apabila jenazahnya dua orang maka dlamir ( kata ) hu ( )مهdiganti dengan dlamir huma (
) مهلما
3 Apabila jenazahnya banyak maka dlamir ( kata ) hu ( )مهdiganti dengan dlamir hum ( ) مهوم
g) Mengucapkan salam pertama setelah takbir keempat.
Contoh bacaan salam:
عل لي وك موم لولروحلممة اللهه لوبللرلكاتممه
لال لسل لمم ل
c. Kesunahan Dalam Shalat Jenazah
a) Mengangkat kedua telapak tangan sampai sebatas bahu, lalu meletakkannya diantara dada
pusar pada setiap takbir.
b) Menyempurnakan lafadh niat;
عللى لهذا ل ال ولم هي ل ه
هإلمامما هللهه تللعاللى/ لههذهه ال ولم هي لتلهة لفورلض ال وهكلفاي لهة لمأ ومموومما/ت
أ ملصله لوي ل.
c) Melirihkan bacaan fatihan, shalawat dan do’a.
d) Membaca ta’awwudz sebelum membaca surat Al Fatihah.
e) Tidak membaca do’a iftitah.
f) Membaca hamdalah sebelum membaca shalawat.
g) Menyempurnakan bacaan shalawat. Adapun lafadhnya adalah:
، لولباهروك،عللى آهل لس هي لهدلنا هإبولراههي ولم
عللى لس هي لهدلنا هإبولراههي ولم لو ل
ت ل
ح لمتد لو ل
الل لـ لمهمل لص ل هل ل
ك للما لصل لي و ل،ح لمتد
عللى آهل لس هي لهدلنا مم ل
عللى لس هي لهدلنا مم ل
هفي ال ولعال لهمي ولن هإن للك،عللى آهل لس هي لهدلنا هإبولراههي ولم
عللى لس هي لهدلنا هإبولراههي ولم لو ل
ت ل
ح لمتد لو ل
ل
ح لمتد ك للما لبالرك و ل
عللى آهل لس هي لهدلنا مم ل
عللى لس هي لهدلنا مم ل
لحهمي ودد لمهجي ودد.
h) Menyempurnakan bacaan do’a untuk si mayit
خلطاليا ك للما
عن ومه ،لوأ لك وهروم ن ممزل لمه ،لولوهلسوع لمودلخل لمه ،لوا و
الل لـ لمهمل ا و
غهسل ومه هبلماتء لوث لل وتج وبللرتد ،لون لهلقهه هملن ال ل
عاهفهه لوا و
عمف ل
غهفور ل لمه ،لواورلحوممه ،لو ل
ل
ل
ل
ل
ب البوي لمض هملن ال لدن لهس ،لوأبوهدل ومه لدارا م لخويرا م همون لداهرهه ،لوأوهل م لخويرا م همون أوهلههه ،لولزووجا م لخويرا م همون لزووهجهه ،لوهقهه هفتون للة ال ولقبوهر
ي من ل لقى الث لوو م
ه
ه
غاهئهبلنا ،لولصهغي وهرلنا ،لوك لهبي وهرلنا ،لولذك لهرلنا ،لوأ من ولثانلا ،الل لـ لمهمل لمون أ لوحي لي وتلمه هم لنا لفأ لوحهيهه
ل
ر
ف
غ
ا
م
ه
ـ
ل
ال
ل
و
علذا ه
حهلينلا ،لولم هي لهتلنا ،لولشاهههدلنا ،لو ل
ب النا لهر .ل م ل
لو ل
و ل
ل
ل
ه
ه
ه
ه
حبمووهبلها
عبودلك ،لخلرلج مون مرووهح ال لمدن وليا لولسلعتلها لولم و
عبومدمك لوابومن ل
عللى ا وهلي ولماهن .الل لـ لمهمل لهلذا ل
عللى ا وهلوسل لهم ،لولمون تللوفي وتلمه م لنا لفتللوفمه ل
ل
ت أ ول
ل
ل
ل
ل
ل
ل
ه
ه
ه
ه
م
ه
ه
ل
ل
ل
م
عل لمم هبهه،
ن
أ
و
ك
ل
و
س
ر
و
ك
ل
د
ب
ع
ا
مد
ح
م
ن
ل
أ
و
ت،
ن
أ
ل
إ
ه
ل
إ
ل
ن
أ
د
ه
ش
ي
ن
ا
ك
ه،
ي
ق
ل
و
ه
ما
و
ر
ب
ق
و
ل
ا
ة
م
و
ل
ظ
لى
إ
ها
ي
ف
ه
ئ
با
ح
أ
و
ل
ل
ل
ه
ه
ه
ه
و
ل
ل
ل ل
لو ل م
و لل مل لم
و ل ل م ل ل لوم لل م و ل و ل
ول
ل
م ل
علذاهبهه ،لولقود هجئولنالك لراهغهبي ولن هإل لي ولك مشلفلعالء
ت ل
غهن ل د
عون ل
ي ل
ت لخي ومر لمن ومزووتل هبهه ،لوأ لوصبللح لفهقويرا م هإللى لروحلمهتلك لوأ لن و ل
الل لـ لمهمل ن لهلزل هبلك لوأ لن و ل
علذاهبلك ،لح لتى تلبولعثلمه
عن ومه ،لول لهلقهه هبلروحلمهتلك ا ول للملن همون ل
جالووز ل
ل لمه ،الل لـ لمهمل هإون لكالن مم و
حهسنا م لفهزود هفوي هإوحلساهنهه ،لوهإون لكالن ممهسويئا م لفتل ل
.هإللى لجن لهتلك ليا أ لورلحلم ال لراهحهمي ولن
i) Bila mayatnya anak kecil sunah untuk menambah do’a:
عللى مقل مووهبههلما لول ل تلوفهتن لمهلما
الل لـ لمهمل اوجلعل ومه لفلرطا م هل لبلوويهه لولسللفا م لومذ و
خرما ،لوهعلظمة لوا و
عهتلبارا م لولشهفويعما ،لوث لهلقول هبهه لملواهزي ون لمهلما لوأ لوفهرهغ ال لصبولر ل
ل
حهروممهلما أوجلرمه
.بلوعلدمه لول ل تل و
j) Setelah takbir ke-empat sunah untuk membaca do’a:
غهفور ل للنا لول لمه
حهروملنا أ لوجلرمه لول ل تلوفهت لنا بلوعلدمه لوا و
.الل لـ لمهمل ل ل تل و
k) Membaca do’a untuk masing-masing mukmin setelah membaca shalawat:
ت لوال ومموسلههمي ولن لوال ومموسلهلما ه
غهفور لهل ومموؤهمهني ولن لوال ومموؤهملنا ه
ت
.الل لـ لمهمل ا و
l) Salam yang kedua sunah untuk menyempur-nakan. Redaksinya adalah:
علي وك موم لولروحلممة اللهه لوبللرلكاتممه
.لال لسل لمم ل
m) Sunah dilakukan di masjid dengan memper-banyak shaf .
4) Menguburkan Jenazah
Adapun urusan selanjutnya sesudah dishalatkan hendaknya jenazah dibawa kepemakaman
untuk dikuburkan. Meskipun demikian ada beberapa waktu yang dianggap makruh oleh
ulama untuk menguburkan jenazah adalah matahari terbit, matahari berada ditengah-tengah
dan matahari terbenam. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penguburan jenazah
adalah :
1. Jenazah segera dikuburkan.
“Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda, ”Hendaklah kamu segerakan mengubur
jenazah, karena jika orang shaleh, maka kamu mendekatkannya pada kebaikan, dan jika ia
”bukan orang yang shaleh, supaya kejahatan itu lekas terbuang dari tanggunganmu.
(H.R.Muslim).
2. Liang lahat dibuat seukuran jenazah dengan dengan kedalaman kira-kira setinggi orang
ditambah setengah lengan, lebar kira-kira 1 meter.
3. Liang lahat tidak dibongkar dengan binatang buas. Maksud menguburkan jenazah adalah
untuk menjaga kehormatan mayat dan menjaga keehatan orang-orang disekitar makam dari
bau busuk.
4. Mayat dipikul dari empat penjuru.
“Barang siapa yang mengikuti jenazah maka hendaklah memikul pada keempat penjuru
)ranjang (keranda) karena sesungguhnya seperti itu adalah dari sunah Nabi. (H.R.Ibnu Majah
5. Setelah sampai di tempat pemakaman, jenazah dimasukkan ke liang lahat dengan posisi
miring ke kanan dan dihadapkan ke kiblat. Ketika meletakkan jenazah di dalam kubur, kita
membaca doa :
بسمﺍﷲوعلىملةرسﻭﻝﷲ
Artinya :
Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah. (H.R.at-Tirmidzi)
6. Lepaskan tali-tali pengikat,lalu tutup dengan papan, kayu, atau bambu, dan timbun sampai
galian liang kubur menjadi rata.
Doa Orek Kubur :
منهاخلقكمومنهانعيدكمومنهانخﺭجكمتاﺭﺓﺍخﺭﻯ
7. Mendoakan dan memohonkan ampun atas jenazah.
a) Tata Cara Menguburkan Jenazah :
Dalam penguburan jenazah, kita tidak boleh sembarangan. Kita harus mengetahui tata cara
penguburannya. Tata cara tersebut adalah sebagai berikut :
· Waktu Untuk Mengubur Mayat
Mengubur mayat boleh pada siang atau malam hari. Beberapa sahabat Rasulullah saw dan
keluarga beliau dikubur pada malam hari.
· Memperdalam Galian Lubang Kubur
Maksud mengubur mayat ialah supaya tertutup, tidak nampak jasadnya dan tidak tercium
baunya dan juga agar tidak mudah dimakan burung atau binatang lainnya. Oleh sebab itu,
lubang kubur harus cukup dalam sehingga jasad mayat itu aman dari hal-hal di atas.
· Tentang Liang Lahad
Cara menaruh mayat dalam kubur ada yang ditaruh di tepi lubang sebelah kiblat, kemudian di
atasnya ditaruh semacam bata dengan posisi agak condong, supaya nantinya setelah ditimbun
mayat tidak langsung tertimpa tanah. Cara ini dalam bahasa Arab disebut lahad. Ada juga
dengan menggali di tengah-tengah dasar lubang kubur, kemudian mayat diletakkan di
dalamnya, lalu di atasnya diletakkan semacam bata dengan posisi mendatar untuk penahan
tanah timbunan. Cara ini dalam bahasa Arab disebut syaqqu atau dlarhu. Cara lain ialah
menaruh mayat dalam peti dan menanam bersama peti tersebut ke dalam kubur. Atau peti
tersebut terlebih dahulu diletakkan dalam keadaan kosong dan terbuka, kemudian setelah
mayat dimasukkan ke dalam peti lalu peti itu ditutup lalu ditimbun dengan tanah.
· Cara Memasukkan Mayat ke Dalam Lubang Kubur
Cara terbaik ialah dengan mendahulukan memasukkan kepala mayat dari arah kaki kubur,
karena demikian menurut sunnah Rasulullah SAW.
· Menghadapkan Mayat ke Arah Kiblat
Baik di dalam lahad, syaqqu maupun dikubur di dalam peti, mayat diletakkan miring ke
kanan menghadap kea arah kiblat dengan menyandarkan bagian tubuh sebelah kiri ke dinding
kubur atau dinding peti supaya tidak terlentang kembali.
· Tentang Mengalas Dasar Kubur
Para ulama mazhab empat berpendapat makruh menaruh hamparan atau bantal di bawah
mayat di dalam kubur. Bahkan para ulama menganjurkan supaya ditaruh tanah di bawah pipi
mayat sebelah kanan setelah dibukakan kain kafannya dari pipi itu ditempelkan langsung ke
tanah.
· Berdoa Waktu Menaruh Mayat Dalam Kubur
Pada waktu mayat dimasukkan ke dalam kubur maka dianjurkan supaya membaca doa:
بسمﺍﷲوعلىملةرسﻭﻝﷲ
Artinya: “Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah”.
· Menutupi Kubur Mayat Perempuan Pada Waktu Ia Dimasukkan Kedalamnya.
Bagi mayat perempuan hendaknya dibentangkan kain dan sebagainya di atas kuburnya pada
waktu ia dimasukkan kedalamnya.
· Mencurah Kubur Dengan Tanah Tiga Kali
Sesudah mayat diletakkan dengan baik, maka masing-masing orang yang menyaksikan
penguburan itu dianjurkan mencurahi lubang kubur itu dengan tanah tiga kali dengan
tangannya dari arah kepalanya. Sesudah itu, dilanjutkan ditimbun dengan tanah galian kubur
itu sampai cukup.
· Sunat Menyapu Kubur Dengan Telapak Tangan
Disunnatkan bagi orang yang menyaksikan pemakaman mayat, menyapu kubur dari arah
kepala mayat sebanyak tiga kali.
· Sunat Berdoa Untuk Mayat Seusai Pemakaman
Disunatkan memohon ampun bagi mayat dan minta dikuatkan pendiriannya seusai ia
dimakamkan, karena pada saat itu ia sedang ditanya di dalam kubur
B. TAKZIAH
Takziah artinya melawat atau menjenguk orang yang meninggal dunia untuk turut
mengatakan bela sungkawakepada keluarganya, serta member penghormatan terakhir kepada
orang yang telah dipanggiluntuk menghadap kehadirat Allah SWT.
Takziah dapat dilakukan sebelum dan sesudah jenazah dikuburkan hingga selam tiga hari.
Namun demikian, takziah diutamakan dilakukan sebelum jenazah dikuburkan.
1. Adab dan Etika Takziah
· Apabila kita mendengar kabar ada seseorang yang meninggal dunia, maka hendaklah
mengucapkan:
· Datanglah dengan segera melawat kerumah duka, masuklah kerumahnya dengan
mengucapkan salam dam mendoakan.
· Pada ssaat takziah, hendaklah bersikap dan berpakaian sopan.
· Hendaknya memberikan nasihat untuk tetap sabar dan tabah dalam menghadapi musibah.
· Hendaklah ikut mengerjakan shalat jenazahdengan ikhlas dan khusyuk.
· Apabila tidak ada uzur, hendaklah kita mengantarkan jenazah itu sampai selesai
dimakamkan.
· Memberikan bantuan materi dan moril kepada keluarga yang ditinggalkan, termasuk
memberoikan makanan , karena mereka sedang mendapat cobaan.
2. Hikmah Takziah
- Dapat meringankan beban keluarga si mayat, terutama dari segi mental, sehingga merasa
sedikit terhibur.
- Tugas dan kewajiban keluarga yang ditinggalkan terbantu.
- Dapat mengingatkan akan kematian
- Penghormatan terakhir pada almarhum/ah
- Ikut mendoakan almarhum/ah
- Mempererat tali persaudaraan umat muslim
C. ZIARAH KUBUR
1. Pengertian dan Hukum Ziarah Kubur
Ziarah kubur adalah dating ke makam keluarga atau bukan keluargadengan maksud untuk
mendoakan agar diterima amalnya dan diampuni dosanya oleh Allah SWT. Ziarah kubur
adalah sunah bagi laki-laki, sedangkan bagi perempuan adalah makruh. Alasannya
dikhawatirkan perempuan akan menambah perasaan sedih.
2. Adab (Etika) Berziarah Kubur
Ada beberapa etika dalam berziarah kubur, yakni sebagai berikut:
a. Peziarah hendaknya mengucapkan salam kepada ahli kubur ketika memasuki area makam.
b. Membaca doa-doa, istighfar, tahlil, surah yasin, dan lain sebagainya.Dengan harapan
mereka mendapat pengampunan dari Allah SWT.
c. Pada saat berziarah kubur, bersikap sopan dan berhati-hati, jangan duduk diatas kuburan
atau bergurau , bermain-main atau yang tidak sesuai dengan suasana ziarah kubur.
d. Ziarah kubur orangtuanya atau orang lain bukan untuk meminta sesuatu, tetapi mendoakan
kepada ahli kubur agar mendapat pengampunan dari Allah SWT.
3. Hikmah Ziarah Kubur
Hikmah ziarah kubur diantaranya:
a. Ziarah kubur dapat mengingatkan akan akhirat, maka akan menambah tebalnya iman
kepada Allah SWT dan memperbanyak amal saleh.
b. Kita dapat melakukan kontak batin dengan arwah almarhumah, sekalipun dengan alam
yang berbeda melalui doa.
c. Ziarah kubur adalah perbuatan ibadah karena sunah Rasulullah. Dengan melihat nisan
sebagai saksi bisu akan tumbuh rasa takut kepada Allah SWT.
Pada awalnya ziarah kubur dilarang oleh Rasulullah karena dikhawatirkan menimbulkan
syirik (meminta pada leluhurnya) akan tetapi setelah Rasulullah SAW menilai bahwa tingkat
keimanan umat sudah kuat, maka Rasullulah pun memerintahkan untuk berziarah kubur.
Selain itu berziarah kubur banyak lagi hikmah yang dapat digali.