Penyakit Penting Tanaman Kelapa Sawit.do

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM
PENYAKIT PENTING TANAMAN UTAMA
Nama : Kiki Audiva W.

Tanggal : 04 Maret 2016

NIM : 05071281320028

Asisten

: 1. Dede Darmadi

Kelas : A

2. Debora H.P Manalu

Judul : Penyakit Penting pada Tanaman

3. Kokos Muchriandi

Kelapa Sawit

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Salah satu tanaman komoditas perkebunan yang penting di Indonesia

adalah kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Kelapa sawit merupakan sebagai
penghasil minyak nabati beserta beberapa produk turunan lainnya. Pada saat
Indonesia mengalami krisis ekonomi, industri kelapa sawit merupakan salah satu
agroindustri andalan yang menghasilkan devisa bagi negara.
Saat ini Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar kedua di
dunia setelah Malaysia. Sebanyak 85 % lebih pasar dunia kelapa sawit dikuasai
oleh Indonesia dan Malaysia. Disamping itu, krisis energi yang melanda dunia
mengharuskan kita untuk mencari energi alternatif yang dapat diperbaharui
(renewable energy). Potensi minyak kelapa sawit sebagai salah satu bahan baku
biofuel menggantikan bahan bakar minyak bumi atau fosil membuat permintaan
akan minyak kelapa sawit dunia semakin tinggi. Sejak tahun 2007, Indonesia
merupakan produsen Crude Palm Oil (CPO) terbesar di dunia, dengan rata-rata
produktivitas 2,6 ton CPO/ ha/ tahun (Dahuri, 2008).

Indonesia merupakan negara produsen minyak kelapa sawit terbesar di
dunia, yaitu sekitar 43 % dari total produksi minyak sawit mentah (Crude Palm
Oil/CPO) dunia dan terus mengalami pertumbuhan permintaan sebesar 5 % per
tahun. Sejalan dengan meningkatnya pengembangan dan perluasan areal

Universitas Sriwijaya
1

2

penanaman maka masalah penyakit kelapa sawit akhir – akhir ini cenderung
meningkat.
Industri kelapa sawit merupakan salah satu agroindustri andalan
penghasil devisa negara, karena ditinjau dari segi ekonomi harga minyak dunia
telah mencapai US$ 136,04/barrel, selain itu industri kelapa sawit berperan dalam
menyediakan kebutuhan minyak dalam negeri, dan mampu menyerap tenaga kerja
hingga lebih dari 3,5 juta orang (DPKK, 2009). Sejalan dengan meningkatnya
pengembangan dan perluasan areal penanaman maka para petani kerap kali
menghadapi beragam serangan hama maupun penyakit yang menyerang tanaman
kelapa sawit. Serangan hama dan penyakit tersebut tampak melalui gejala-gejala

fisik yang timbul pada tanaman, jika tidak segera dikendalikan maka dapat
mengakibatkan rendahnya perkembangan dan produktivitas kelapa sawit.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan penurunan hasil produksi pada
tanaman kelapa sawit salah satu diantaranya adalah adanya serangan hama dan
penyakit. Adapun penyakit-penyakit penting yang menyerang tanaman kelapa
sawit adalah : penyakit busuk pangkal batang (BPB) yang disebabkan oleh
Ganoderma boninense, penyakit busuk tandan yang disebabkan oleh patogen
Marasmius palmivorus dan penyakit tajuk.

1.2. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami penyakit
penting pada tanaman kelapa sawit serta cara pengendaliannya.

Universitas Sriwijaya

BAB 2
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Fitopatologi, Jurusan
Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas

Sriwijaya, Indralaya. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 04
Maret 2016 mulai pukul 13.30 WIB sampai dengan selesai.
2.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu : 1). Alat tulis, 2).
Bunsen, 3). Cover glass, 4). Kaca Preparat, dan 5). Mikroskop.
Bahan yang digunakan dalam ini, antara lain: 1). Aquadest, dan 2).
Tanaman Kelapa Sawit yang sakit .
2.3. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah :
1.

Diamati gejala pada tanaman kelapa sawit yang terserang patogen.

2.

Disiapkan mikroskop, gelas objek dan penutup kaca preparat.

3.

Diambil konidia atau spora dan diletakkan di diatas gelas objek,kemudian

diberi air sedikit.

4.

Gelas objek yang terisi spora atau konidia ditutup dengan kaca preparat.

5.

Diamati konidia pada gelas objek di bawah mikroskop.

Universitas Sriwijaya
3

BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil
Adapun hasil yang didapatkan dari praktikum kali ini adalah sebagai
berikut:


Gambar 3.1. Mikroskopis Cercospora elaedis
Sumber : Koleksi Pribadi

3.2. Pembahasan
Penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit umumnya disebabkan
oleh dua penyebab utama yaitu jamur dan bakteri. Serangan jamur lebih sering
dijumpai daripada serangan bakteri. Akar, batang, dan daun adalah bagian dari
tanaman yang sering terserang penyakit. Bagian tanaman yang dijadikan
penelitian adalah daun. Pemilihan daun disebabkan ciri dan karakteristiknya
merupakan keutamaan untuk membedakan jenis satu dengan yang lainnya.
Pada praktikum ini, dilakukan pengisolasian ke medium PDA. Ada yang
mengisolasi daun, buah, batang, bahkan tanah dekat perakaran. Pada kali ini, saya
mengisolasi melalui daun. Yaitu daun kelapa sawit yang terdapat bercak. Diduga
karena beberapa spesies jamur seperti antara lain Curvularia eragrostidis,
Curvularia spp., Drechslera halodes, Cochliobolus carbonus, Cochliobolus sp,
dan Pestalotiopsis sp. (Purba, 2002).

Universitas Sriwijaya
4


5

Jamur-jamur tersebut menyebar dengan spora melalui hembusan
angin atau percikan air yang mengenai bercak. Penyakit ini biasanya
menyerang tanaman bibit kelapa sawit yang masih muda. Pemicunya
adalah kelembaban udara yang terlalu tinggi, sehingga spora mudah
tumbuh berkembang. Selain itu, kurang bersihnya lapangan pembibitan
dari gulma juga menjadi pendorong datangnya wabah penyakit ini. Sejenis
gulma dari keluarga gramineae merupakan inang sementara yang potensial
bagi jamur patogen ini. Karena itu, bersihkanlah lahan pembibitan dan
lahan disekitarnya.
Setelah dilakukan pengorekan dan diamati di bawah mikroskop,
didapatkan lah bahwa patogennya adalah Cercospora elaedis. Gejala
penyakit Cercospora sp. berupa bercak spot-spot coklat (atau kumpula
spot coklat) yang mengering menjadi kelabu. Sesuai dengan pendapat
Venita (2010), serangan oleh

Cercospora elaeidis

menyebabkan


munculnya bintik kuning kecil dengan titik coklat di tengah. Menyebar
dan berubah menjadi cokelat, dan kemudian dikelilingi oleh lingkaran
cahaya kekuningan.
Pada tahap selanjutnya, menurut Elvina et al. (2011), semua
terlihat seperti bintik-bintik coklat tersebar di daun. Jamur ini
menghasilkan jumlah yang sangat besar konidia pada bagian bawah daun,
meliputi tempat dengan warna kecoklatan. Bintik-bintik menyebar dan
kemudian berubah menjadi kuning-coklat dan kemudian seragam cokelat
dari ujung ke dasar dan dari tepi selebaran ke arah tulang rusuk pusat.
Daun menjadi abu-abu dan rapuh. Menurut Mariana dan Budi (2010),
bercak daun Cercospora dapat dikurangi dengan teknik pembibitan yang
baik, khususnya menjamin pasokan air yang cukup dan menggunakan
pupuk.

Media pembawa : buah (fruit), benih (seed), bunga

(flower/infloresence),

bagian tanaman (part of plants), media tanam


(planting medium).

Universitas Sriwijaya

6

BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari praktikum ini antara lain
sebagai berikut :
1. Penyakit bercak daun kelapa sawit disebabkan oleh patogennya adalah
Cercospora elaedis
2. Serangan oleh Cercospora elaeidis menyebabkan munculnya bintik kuning
kecil dengan titik coklat di tengah menyebar dan berubah menjadi cokelat,
dan kemudian dikelilingi oleh lingkaran cahaya kekuningan.
3. Pada serangan berat, jamur ini menghasilkan jumlah yang sangat besar
konidia pada bagian bawah daun, meliputi tempat dengan warna kecoklatan.

4. Jamur-jamur tersebut menyebar dengan spora melalui hembusan angin atau
percikan air yang mengenai bercak.
5. Bercak daun Cercospora dapat dikurangi dengan teknik pembibitan yang baik,
khususnya menjamin pasokan air yang cukup dan menggunakan pupuk.
Media pembawa : buah (fruit), benih (seed), bunga (flower/infloresence),
bagian tanaman (part of plants), media tanam (planting medium).

4.2. Saran
Melalui praktikum kali ini, dapat disarankan untuk praktikum
dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi kontaminan

Universitas Sriwijaya
7

DAFTAR PUSTAKA

Dahuri, G. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guinense Jacq.) di Indonesia. Edisi 2.
Pusat Penelitian Marihat. Pematang Siantar Sumatera Utara.
Dinas Perkebunan Kabupaten Kampar. 2009. Data Perkebunan Kelapa Sawit di
Kabupaten Kampar. Bangkinang.

Elfina S, Yetti., Muhammad Ali, Maria Magdalena. 2011. Identifikasi Penyakit
Kelapa Sawit dan Tingkat Serangannya Pada Tanaman Belum
Menghasilkan di Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Laboratorium
Penyakit Tumbuhan Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Riau: Riau.
Purba, R. Y. 2002. Pengenalan dan Pengendalian Penyakit Utama Pada Tanaman
Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS). Medan. Sumatera
Utara.
Sembiring, Ngakumalem BR. 2003. Identifikasi Penyakit Tajuk pada Kelapa
Sawit dengan Penanda RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA)
melalui Strategi BSA (Bulk Segregant Analysis). Program Pasca Sarja
USU: Medan.
Venita, Yunel. 2010. Indentifikasi Penyakit Tanaman yang Menyerang Tanaman
Kelapa Sawit pada Tanaman yang Telah Menghasilkan di Desa Pantai
Cermin Km. 25 Pekanbaru. Seminar Nasional Fakultas Teknik-Ur:
Pekanbaru.
Mariana dan I.S. Budi, 2010. Eksplorasi dan karakterisasi cendawan rizosfir dan
endofit untuk pengendalian penyebab penyakit busuk pangkal batang
kelapa sawit di Kalimantan Selatan. Lembaga Penelitian Unlam

Universitas Sriwijaya
8