PEDOMAN TATA CARA PERUBAHAN STANDAR KOMP

LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
NOMOR : KEP. 118/LATTAS/VI/2009
TENTANG
PEDOMAN TATA CARA PERUBAHAN
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) merupakan ukuran yang
digunakan sebagai patokan untuk menghasilkan kinerja yang diinginkan dalam konteks
dunia kerja.

Ukuran tersebut menggambarkan kemampuan untuk menguasai dan

menerapkan pengetahuan, keterampilan atau keahlian, sikap kerja dan tanggungjawab
dalam pelaksanaan pekerjaan, sesuai dengan standar kerja yang ditentukan. Dengan
demikian, kompetensi kerja selalu berkaitan dengan dunia kerja nyata dan hanya dapat
dicapai melalui pelaksanaan pekerjaan di tempat kerja secara berulang-ulang.
Salah satu tujuan penerapan kompetensi kerja adalah untuk menghasilkan

luaran pekerjaan yang berupa produk atau jasa yang memenuhi standar. Oleh karena
itu dalam mencapai luaran tersebut prosesnya senantiasa mengalami perbaikan dan
peningkatan yang terus menerus (continual improvement).

Hal itu juga dapat

berdampak pada tuntutan pelaksanaan pekerjaan ditempat kerja.

Kondisi tersebut

menandakan bahwa, kompetensi kerja bersifat dinamis sehingga harus senantiasa
sesuai dengan tuntutan dan kondisi nyata dunia kerja.
Penyesuaian-penyesuaian kompetensi sebagaimana yang tertuang dalam SKKNI
terhadap tuntutan dan kondisi dunia kerja, mengakibatkan terjadinya perubahan baik
sebagian maupun seluruhnya, baik yang terkait dengan tata penulisan maupun yang
terkait dengan substansi. Oleh karena itu, agar pelaksanaan perubahan SKKNI dapat
dilakukan secara baik dan benar, maka diperlukan acuan sebagaimana yang tertuang
dalam pedoman ini.

1


B. Maksud dan Tujuan
Maksud disusunnya pedoman ini adalah sebagai acuan dalam melakukan
perubahan SKKNI.
Sedangkan tujuannya adalah agar setiap perubahan pada SKKNI dilaksanakan dengan
mekanisme dan tatacara yang efektif sehingga hasilnya dapat diimplementasikan sesuai
tuntutan kebutuhan kerja.
C. Ruang Lingkup
Pedoman perubahan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia ini meliputi
persyaratan dan tatacara perubahan SKKNI.
D. Pengertian-Pengertian
Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan :
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya

1.

disingkat SKKNI, adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan
pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Perubahan

2.

adalah

kegiatan

menyempurnakan

sebagian

atau

keseluruhan dari isi standar kompetensi kerja karena kebutuhan atau ketidaksesuaian
dengan tuntutan bidang pekerjaan, standar atau pedoman yang berlaku.
Ketidaksesuaian adalah adanya penyimpangan atau kesalahan dari

3.


standar atau pedoman yang berlaku.
Substansi

4.

SKKNI

adalah

informasi/data

yang

bersifat

teknis

substansial yang terkait dengan aktivitas kerja yang terdapat pada unit kompetensi.
Non Substansi SKKNI adalah informasi yang tidak terkait dengan


5.

aktivitas kerja yang terdapat pada unit kompetensi.
Instansi Teknis Pembina Sektor adalah Departemen, Kantor Menteri

6.

Negara atau Lembaga Pemerintah Non Departemen yang melakukan fungsi
pembinaan terhadap sektor yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundangundangan.

2

BAB II
PERSYARATAN DAN BENTUK PERUBAHAN SKKNI
A.

Persyaratan Perubahan SKKNI
Seiring dengan persaingan yang semakin tajam karena perubahan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang cepat dan lingkungan yang begitu drastis pada setiap aspek

kehidupan manusia, menuntut adanya ketersediaan sumber daya manusia yang
kompeten sesuai dengan standar kompetensi, agar dapat memberikan pelayanan yang
prima dan bernilai. Terkait dengan tuntutan tersebut, maka SKKNI juga memerlukan
penyesuaian-penyesuaian sebagaimana perubahan yang terjadi.
Terhadap SKKNI yang telah ditetapkan, dapat dilakukan perubahan untuk disesuaikan
dengan tuntutan kebutuhan, sehingga SKKNI dapat diimplementasikan.
Tuntutan kebutuhan dimaksud dilakukan dalam upaya penyesuaian-penyesuaian
yang terkait dengan:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Peningkatan kualitas jasa layanan dan/atau produk.
3. Adanya dampak negatif dari penerapan standar kompetensi.
4. Peningkatan efisiensi jasa dan/atau produk.
5. Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP).
6. Regulasi atau pedoman
7. Standar kompetensi telah berusia 5 (lima) tahun dan/atau sesuai kesepakatan
pemangku kepentingan.
8. Alasan lain yang relevan.

B.


Bentuk Perubahan SKKNI
Perubahan SKKNI dapat dilakukan apabila terdapat :
1. Penambahan;
2. Penghapusan; dan/atau
3. penggantian terhadap substansi dan/atau non substansi SKKNI.

3

Perubahan SKKNI dimaksud dapat berupa sebagian atau seluruh substansi dan/ atau
non substansi, yang meliputi ketidaksesuaian karena adanya kesalahan atau
perubahan pada lingkup standar yang bersangkutan.

1.

Sebagian atau seluruh substansi SKKNI
a) Unit-unit kompetensi.
Perubahan sebagaimana dimaksud diatas menyebabkan adanya perubahan
pada isi dari : judul unit kompetensi, deskripsi unit kompetensi, elemen
kompetensi, kriteria unjuk kerja, batasan variabel, panduan penilaian dan/atau
kompetensi kunci.

b) Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Perubahan sebagaimana dimaksud diatas menyebabkan adanya perubahan
pada : nama jabatan kualifikasi, jumlah unit kompetensi pada suatu level
kualifikasi dan/atau level kualifikasinya.

c) Cluster
Perubahan sebagaimana dimaksud diatas menyebabkan adanya perubahan
pada : nama jabatan/pekerjaan, jumlah unit kompetensi pada suatu
paket/cluster, dan/atau level paket/cluster (jika ada).

2.

Sebagian atau seluruh non substansi SKKNI
a) Format penulisan
Ketidaksesuaian format penulisan SKKNI karena adanya perubahan regulasi
dan/atau pedoman yang mengakibatkan perubahan pada struktur penulisan
SKKNI, format(template) dari unit kompetensi/KKNI/paket (cluster) kompetensi
atau kodifikasi.
Contoh : Perubahan pada kodifikasi
Karena adanya perubahan pada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia

(KBLUI) yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan kesepakatan

stakeholder, mengakibatkan perubahan struktur kodifikasi pada unit-unit
kompetensi .
Contoh :

Kode unit sebelumnya
4

OTO



Bidang

KR

10




001



SUB-Bidang/Group Nomor Unit

01
Versi

menjadi
IND



Bidang

TR

01




001



SUB-Bidang/Group Nomor Unit

02
Versi

b) Editorial
Ketidaksesuaian karena adanya kesalahan editorial atau kesalahan ketik yang
mengakibatkan perubahan makna yang fatal, termasuk kesalahan ketik yaitu
kata, istilah, kalimat, dan/atau angka.
Contoh : Pada Kriteria Unjuk Kerja
Tertulis :
..... dilakukan melalui alat transportasi listrik berkapasitas 100 KV
Seharusnya :
..... dilakukan melalui alat transformasi listrik berkapasitas 1000 KV
c) Nomor Urut Kodefikasi Unit Kompetensi
Akibat perubahan pada unit kompetensi dapat berimplikasi pada perubahan
nomor urut kodifikasi unit kompetensi.

Agar nomor urut tersebut tetap

memiliki ketelusuran terhadap SKKNI yang telah ditetapkan, maka penulisan
nomor urut kodifikasi unit kompetensi dilakukan sebagai berikut :
1)

Tidak Berubah

Nomor urut kodifikasi unit kompetensi tidak mengalami perubahan, jika unit
kompetensi hanya mengalami penambahan atau pengurangan substansi unit
kompetensi dan masih

sesuai dengan persyaratan sebagai satu unit

kompetensi.
2) Berubah
Nomor urut kodifikasi unit kompetensi mengalami perubahan, jika satu unit
kompetensi dikembangkan menjadi dua atau lebih unit kompetensi. Akibat dari
pengembangan unit kompetensi tersebut, maka nomor urut kodefikasi unit

5

kompetensi yang dikembangkan masih tetap pada urutannya, sedangkan hasil
pengembangannya atau penambahannya ditambahkan pada nomor urut urutan
terakhir, tanpa melakukan penggeseran nomor urut kodefikasi unit dari SKKNI
yang telah ditetapkan.
3) Pengosongan
Jika satu atau lebih unit kompetensi dihilangkan atau dicabut atau dihapuskan,
maka namor urut kodifikasi unit kompetensinya tidak dapat digantikan oleh unit
kompetensi yang lain, baik karena penambahan ataupun menggeserkan nomor
urut kodifikasi unit sesudahnya untuk menempati posisi nomor urut kodifikasi
unit kompetensi yang dihilangkan atau dicabut atau dihapuskan.
Perubahan yang terjadi pada nomor urut kodifikasi unit kompetensi sebagaimana
disebutkan diatas harus dapat teridentifikasi baik melalui kodifikasi unit
kompetensi (digit terakhir) atau informasi yang ditambahkan pada lembar daftar
unit kompetensi yang terkini (sebagaimana formulir 4).

6

BAB III
MEKANISME PERUBAHAN SKKNI
A.

Pengusulan Perubahan SKKNI

Untuk melakukan perubahan SKKNI revisi, harus diusulkan oleh:

1.

Instansi teknis pembina sektor

2.

Instansi teknis lain yang berkepentingan

3.

Pihak lain yang berkepentingan

B.

Informasi/data pendukung

Perubahan SKKNI yang diusulkan harus didukung informasi/data atau alasan yang
memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Dapat diandalkan
2. Sesuai kenyataan
3. Cermat
4. Mutakhir
5. Lengkap
6. Relevan dengan kebutuhan industri
C.

Tim Perubahan SKKNI

Perubahan SKKNI dilakukan oleh suatu tim atau kelompok kerja yang dibentuk oleh
Instansi teknis pembina sektor.

Tim atau kelompok kerja adalah orang-orang yang

memiliki kompetensi dan pengalaman teknis yang sesuai dengan bidang SKKNI yang akan
di ubah (jumlah tim disesuaikan dengan kebutuhan).
Susunan Tim Perubahan SKKNI terdiri atas:
1. Ketua 1 (satu) orang, dipilih dari industri, pakar atau asosiasi profesi yang relevan dan
kompeten dibidangnya merangkap anggota.
2. Anggota, yang terdiri dari unsur industri, instansi teknis dan pakar atau asosiasi profesi
yang relevan (jumlah disesuaikan dengan kebutuhan).
Tugas Tim Perubahan SKKNI:

1. Melakukan analisis SKKNI yang akan di ubah

7

2. Melakukan perubahan
3. Melakukan validasi
4. Menyampaikan hasil validasi kepada Instansi pembina teknis
5. Bersama BNSP melakukan verifikasi
Dalam melakukan analisis terhadap SKKNI yang akan di ubah, tim perubahan SKKNI
mengkaji atau menelaah kembali setiap usulan dikaitkan dengan informasi/data pendukung
sebagaimana telah disebutkan diatas dan alasan dilakukannya perubahan, untuk
selanjutnya

dilakukan

perubahan

dan

dituangkan

dalam

lembar

ketidaksesuaian

sebagaimana formulir 1.
Hasil analisis dan perubahan tersebut dikoordinasikan dengan instansi teknis pembina
sektor untuk dilakukan validasi dengan pihak pemangku kepentingan terkait seperti industri
atau pengguna,

kemudian hasilnya dituangkan dalam lembar validasi sebagaimana

formulir 2.
Seluruh hasil validasi disusun kembali sebagaimana struktur penulisan SKKNI, dan oleh
instansi pembina sektor disampaikan ke Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) untuk
diverifikasi sesuai skema sertifikasi yang dikembangkan oleh BNSP.
Jika hasil analisis dan usulan perubahan oleh tim yang telah dibentuk, hanya terkait dengan
aspek non substansi seperti editorial, tata penulisan dan format penulisan tanpa merubah
substansi yang termuat dalam unit kompetensi, maka tidak perlu dilakukan validasi,
verifikasi dan konvensi.

Instansi pembina sektor dapat langsung mengusulkan untuk

penetapan hasil revisi ke Menteri Tenaga Kerja dan Transmigarsi, dengan melampirkan:
1.

Bagian yang direvisi.

2.

Lembar ketidaksesuaian

Khusus perubahan terhadap kodifikasi, instansi teknis pembina sektor terlebih dahulu
mengkoordinasikannya dengan Departemen Tenaga Kerja

dan Transmigrasi atau

sebaliknya.
Karena kodifikasi merupakan bagian dari format ( template) unit/KKNI/paket (cluster)
kompetensi,

maka

hasil

revisinya

dapat

langsung

diusulkan

penetapannya

oleh

instansi/Departemen teknis pembina sektor, dengan melampirkan :
1.

Lembar ketidaksesuaian

2.

Daftar

tabel

perubahan

kodefikasi

unit

kompetensi

atau

kualifikasi

atau

paket/cluster kompetensi (sebagaimana formulir 3)

8

D.

Tatacara Perubahan SKKNI

Untuk melakukan perubahan SKKNI dilakukan dengan tatacara sebagai berikut :
1.

Usulan perubahan disampaikan secara tertulis oleh pengusul (stakeholder) dan
diajukan ke Instansi teknis pembina sektor.

2.

Instansi

teknis

pembina

sektor

membentuk

tim

perubahan

SKKNI

dan

menyampaikan usulan perubahan tersebut kepada tim yang telah dibentuk.
3.

Tim perubahan SKKNI mengkaji setiap usulan dan hasilnya dituangkan kedalam
daftar ketidaksesuaian.

4.

Berdasarkan hasil analisis atau telaahan, tim melakukan perubahan SKKNI.

5.

Tim berkoordinasi dengan instansi/departemen teknis pembina sektor untuk
melakukan

validasi

guna

mendapatkan

kesesuaian

dengan

kebutuhan

industri/sektor/bidang pekerjaan.
6.

Rumusan hasil validasi disampaikan oleh instansi/departemen teknis pembina sektor
ke BNSP untuk dilakukan verifikasi berdasarkan skema sertifikasi yang dikembangkan
oleh BNSP.

7.

Pelaksanaan verifikasi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP.

8.

Hasil

verifikasi

BNSP

sebagai

bahan

untuk

melakukan

konvensi

oleh

instansi/departemen teknis pembina sektor guna mendapatkan konsensus nasional.
9.

Prosedur persetujuan /penetapan SKKNI, dilakukan melalui mekanisme konvensi
nasional, sebagaimana diatur dalam tatacara pelaksanaan konvensi nasional RSKKNI.

10.

Jika perubahan SKKNI hanya terkait dengan aspek editorial, tata penulisan dan
format penulisan tanpa merubah substansi, maka tidak perlu dilakukan validasi,
verifikasi dan konvensi. Instansi/Departemen teknis pembina sektor dapat langsung
mengusulkan untuk penetapan hasil perubahan ke Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigarsi.

9

Alur Proses Revisi SKKNI
PROSES

USULA
N
REVISI

DESKRIPSI

INSTANSI
PEMBINA TEKNIS

ANALISIS
KETIDAK
SESUAIAN

PENANGGUNGJAWAB
DAN UNIT TERKAIT

Usulan revisi dari
stakeholder
disampaikan
ke
Instansi
Pembina
Teknis
Proses
menganalisis
ketidaksesuain
SKKNI

HASIL

Daftar usulan revisi
SKKNI

Tim Revisi

Daftar
ketidaksesuaian dan
alasan
ketidaksesuaian

Proses
perbaikan
terhadap SKKNI

Tim Revisi

Hasil revisi SKKNI

VALIDASI

Proses
SKKNI

Tim Revisi dan instansi
pembina teknis

Hasil validasi SKKNI

VERIFIKASI

Proses
verifikasi
SKKNI
terhadap
skema sertifikasi

BNSP dan Tim Revisi

Hasil verifikasi SKKNI

REVIS
I

KONVENSI

validasi

Departemen Teknis dan
Depnakertrans

PENETAPAN
Depnakertrans

: Usulan lansung penetapan

E.

Penetapan Hasil Revisi SKKNI

Hasil perubahan yang telah melalui mekanisme perubahan SKKNI ditetapkan dengan
Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dengan cara :

10

1. Penyempurnaan

Keputusan

Menteri

Tenaga

Kerja

dan

Transmigrasi

(Kepmenakertrans).
Penyempurnaan Kepmenakertrans dilakukan apabila memenuhi salah satu kriteria
yaitu :
a.

Perubahan non substansi.

b.

Perubahan kurang dari 50 % terhadap substansi.

dengan menerbitkan Kepmenakertrans perubahan atas penyempurnaan lampiran
Kepmenakertrans yang lama. Hal ini mengandung arti bahwa Kepmenakertrans yang
lama

masih

tetap

berlaku,

dan

ditambah

dengan

Kepmenakertrans

perubahan/penyempurnaan atas lampiran yang mengalami perubahan.
Contoh :
Jumlah unit kompetensi pada SKKNI Xxxx adalah 10 unit. Karena perkembangan
teknologi dan efisiensi jasa pelayanan, maka 4 unit kompetensi harus dilakukan
penyesuaian, tanpa merubah komposisi kualifikasi dan/atau cluster kompetensi.
2. Pencabutan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kepmenakertrans)
Pencabutan Kepmenakertrans dilakukan dengan menerbitkan Kepmenakertrans baru
yang mencabut Kepmenakertrans lama, apabila memenuhi salah satu kriteria yaitu :
a. Sering mengalami perubahan, sehingga menyulitkan pengguna SKKNI yang
bersangkutan;

b. Perubahan lebih dari 50 % terhadap substansi/materi.
Contoh :
Jumlah unit kompetensi pada SKKNI XYZ adalah 15 unit. Karena perkembangan
teknologi dan efisiensi jasa pelayanan, maka 10 unit kompetensi harus dilakukan
penyesuaian serta harus dilakukan perubahan jumlah komposisi kualifikasi/level
kompetensi.

11

BAB IV
PENUTUP
Demikian pedoman ini dibuat untuk digunakan sebagai acuan dalam melakukan
perubahan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) oleh pemangku
kepentingan terkait.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal

2009

DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS,

MASRI HASYAR
NIP. 19510423 197803 1 001

12

LAMPIRAN II
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
NOMOR : KEP. 118 /LATTAS/VI/2009
TENTANG
PEDOMAN TATA CARA REVISI
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA
DAFTAR FORMULIR

1. Lembar Ketidaksesuaian
2. Lembar Validasi
3. Daftar Perubahan Kodifikasi Unit Kompetensi/Kualifikasi/
Paket atau Cluster Kompetensi
4. Daftar Unit Kompetensi Terkini
5. Contoh Perubahan Kodefikasi

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal

2009

DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS,

MASRI HASYAR
NIP. 19510423 197803 1 001

13

Formulir 1

LEMBAR KETIDAKSESUAIAN
SKKNI : ............................................
Tim Perubahan
Ketua

: .................................

Anggota

: .................................

Tanggal
NO.

: ................. s/d .............................

KETIDAKSESUAIAN

1

Tata Penulisan
(termasuk format
SKKNI)

2

Substansi Unit
Kompetensi

3

Kualifikasi

4

Cluster

TERTULIS

ALASAN KETIDAKSESUAIAN

ACUAN

HASIL REVISI

.........................., .......................... 200..
Ketua Tim Perubahan SKKNI

Catatan :
- Acuan dapat berupa : pedoman, standar, regulasi
- Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Lembar Ketidaksesuaian ini:

Notula analisis ketidaksesuaian

Daftar hadir tim revisi

(...................................................)

14

Formulir 2

LEMBAR VALIDASI
Validasi
Nama yang Memvalidasi :......................................

SKKNI : ............................................
Tim Perubahan
Ketua

: .................................

Jabatan

Anggota

: .................................

Industri/Sektor/Bidang : ......................................

Tanggal
NO.

: ......................................

: ................. s/d .............................

KETIDAKSESUAIAN

1

Substansi Unit
Kompetensi

2

Kualifikasi

3

Cluster

TERTULIS

HASIL REVISI

VALIDASI *

KETERANGAN

.........................., .......................... 200..

Ketua Tim Perubahan SKKNI

(.........................................................)

Yang Memvalidasi

(...................................................)

* Validasi oleh industri/sektor/bidang pekerjaan
- Lembar validasi dapat diperbanyak sesuai kebutuhan
Formulir 3
- Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Lembar Validasi ini:

Notula hasil validasi

Daftar hadir

15

DAFTAR PERUBAHAN KODIFIKASI (UNIT KOMPETENSI/
KUALIFIKASI/PAKET atau CLUSTER KOMPETENSI*)
SKKNI : ............................................
Tim Perubahan
Ketua

: .................................

Anggota

: .................................

Tanggal
NO.

: ................. s/d .............................

SEBELUM REVISI
KODE (UNIT
JUDUL (UNIT KOMPETENSI/
KOMPETENSI/KUALIFIKASI/
KUALIFIKASI/PAKET atau
PAKET atau CLUSTER
CLUSTER KOMPETENSI*)
KOMPETENSI*)

SETELAH REVISI
KODE (UNIT
JUDUL (UNIT
KOMPETENSI/KUALIFIK KOMPETENSI/KUALIFIKASI
ASI/PAKET atau
/PAKET atau CLUSTER
CLUSTER KOMPETENSI*)
KOMPETENSI*)

KET.

.........................., .......................... 200..
Ketua Tim Perubahan SKKNI
(...................................................)
* Coret yang tidak sesuai
- Lembar ini dapat diperbanyak sesuai kebutuhan
- Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Lembar ini :

Notula hasil revisi

Daftar hadir

16

Formulir 4

Daftar Unit Kompetensi Terkini
SKKNI ................................... (disesuaikan dengan nama SKKNI yang ditetapkan)

No
1.

KOMPETENSI UMUM
Judul Unit Kompetensi
Menerapkan ...........................

Kode Unit
XXX.YY01.001.01

2.

XXX.YY01.002.01

Melakukan ...............................

3.

XXX.YY01.004.01

Melakukan .........................

4.

XXX.YY01.005.01

............................................
KOMPETENSI INTI

1.

XXX.YY02.001.02

2.

XXX.YY 02.002.01

3.

XXX.YY 02.003.01

4.

XXX.YY 02.004.01

5.

XXX.YY 02.005.01

6.

XXX.YY 02.006.01

7.

XXX.YY 02.007.01

Mengidentifikasi ...............

8.

XXX.YY 02.008.01

Menjaga ...........................

Merawat .........................

KOMPETENSI KHUSUS/PILIHAN
1.

XXX.YY03.001.01

2.

XXX.YY 03.002.01

3.

XXX.YY 03.003.01

Kode unit : XXX.YY01.003.01 : Zsc Vcd Xsd dihapus/dicabut karena sudah tidak sesuai dengan
perkembangan teknologi
Kode unit : XXX.YY02.001.02 : Yqrst direvisi menjadi tiga unit kompetensi untuk meningkatkan
layanan jasa. Hasi pengembangannya sebagaimana pada kode
unit XXX.YY02.007.01 dan XXX.YY02.008.01

Formulir 5

17

Contoh kode unit kompetensi
sebelum perubahan
KODE UNIT

: JAP.TA01.002.01

Setelah perubahan menjadi
KODE UNIT

:

JAP.TA01.002.02

Contoh kode kualifikasi
Sebelum perubahan
Kode Pekerjaan

:

K

74

12

1

1

1

1

III

01

1

III

02

Daftar unit kompetensi :
1. .................................................................................................
2. .................................................................................................
3. .................................................................................................

Setelah perubahan menjadi
Kode Pekerjaan

:

K

74

12

1

1

1

Daftar unit kompetensi :
1. .................................................................................................
2. .................................................................................................
3. .................................................................................................
4. ................................................................................................
5. ................................................................................................

Perubahan, dengan penambahan jumlah unit kompetensi

18