Mengidentifikasi Faktor Internal dan Eks

Mengidentifikasi Faktor Internal dan Eksternal dengan Analisis SWOT pada Perusahaan
Konveksi
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook

Pukul 03:00 pm. Ngantuk, faktor internal, adalah kelemahan yang menentukan peluang buku
habis dibaca atau tidak. Tugas yang akhirnya "disubkontrakkan" atau "to do bear"
(ditanggungkan) kepada pihak lain menjadi cikal bakal nama Teddy Bear. LOL!
Makalah Matakuliah Strategi Kebijakan Bisnis:
Mengidentifikasi Faktor internal dan Eksternal dengan Analisis SWOT
pada Perusahaan Konveksi
Oleh: Ulfah Wahyuli

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pada umumnya tujuan utama perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang sebesarbesarnya, meningkatkan volume penjualan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang
tepat oleh perusahaan maka diperlukan perencanaan strategi bisnis, dengan memperhatikan
misi perusahaan.
Strategi untuk suatu perusahaan adalah rencana jangka panjang. Strategi ini adalah:
rencana yang disatukan, artinya mengikat semua bagian perusahaan menjadi satu;


menyeluruh, artinya meliputi semua aspek penting perusahaan; dan terpadu, artinya semua
bagian rencana serasi satu samal lain dan bersesuaian.
Strategi

menghubungkan

keunggulan

strategis

perusahaan

dengan

tantangan

lingkungannya. Sehingga sebelum perusahaan dapat memulai perumusan strateginya,
manajemen terlebih dahulu harus mengamati lingkungan eksternal untuk mengidentifikasi
peluang dan ancaman yang mungkin terjadi dan mengamati lingkungan internal untuk

mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan yang juga akan menentukan apakah
perusahaan mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang yang ada sambil
menghindari ancaman-ancaman.
Setiap perusahaan berhadapan dengan sejumlah pesaing sekaligus pemerintah,
pemasok/penyalur bahan, pemilik, serikat buruh, dan lain-lain. Perusahaan ini dapat
berukuran besar dan menengah maupun perusahaan lebih kecil dan menggunakan strategi
yang dianggapnya paling efektif untuk mencapai sasarannya. Seperti yang dilakukan
wiraswastawan (enterpreneur) yang memulai usahanya dari nol, biasanya merupakan
perusahaan keluarga (industri rumah tangga), sehingga berhasil memasuki industri sedang
(industri konveksi) sampai menengah ke atas.

Suatu perusahaan konveksi “X” produk kaos olahraga, seperti yang dialami perusahaan
konveksi lainnya dewasa ini, menghadapi persaingan antar perusahaan sejenis yang semakin
ketat. Dalam mencapai tujuan perusahaannya, meningkatkan volume penjualan, harus
memiliki strategi bisnis yang efektif dengan mengamati lingkungan eksternal (faktor
eksternal) dan lingkungan internal (faktor internal), yaitu dengan menggunakan analisis
lingkungan SWOT (Strengths, Weaknesses, Oportunities, dan Threats).

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakn, maka penulis merumuskan

beberapa masalah sebagai berikut :
1)

Apakah kelemahan dan kekuatan (faktor internal) perusahaan konveksi?

2)

Apakah peluang dan ancaman (faktor eksternal) perusahaan konveksi?

3)

Bagaimanakah analisis SWOT dengan mengevaluasi faktor eksternal dan faktor internal?

KAJIAN PUSTAKA

Mengidentifikasi Industri Konveksi
Berdasarkan produksi yang dihasilkan maka industri konveksi termasuk di dalam
kelompok Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak
perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati
atau digunakan secara langsung.

Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan industri.
Berdasarkan pada lokasi unit usahanya maka industri konveksi termasuk di dalam kelompok
Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu jika industri konveksi yang didirikan berdekatan
dengan tempat tersedianya bahan baku (industri tekstil).
Berdasarkan proses produksi maka industri konveksi termasuk di dalam kelompok
Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi
sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen.
Berdasarkan cara pengorganisasian (modal, tenaga kerja, produk yang dihasilkan, dan
pemasarannya) maka industri konveksi termasuk di dalam kelompok Industri menengah,
yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif besar, teknologi cukup maju tetapi masih

terbatas, pekerja antara 10-200 orang, tenaga kerja tidak tetap, dan lokasi pemasarannya
relatif lebih luas (berskala regional).
Berdasarkan tenaga kerja yang diperlukan maka industri konveksi termasuk di dalam
kelompok Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 orang
(atau 9 orang menurut sumber lain) sampai 99 (20 orang menurut sumber lain). Ciri industri
sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan
tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu
Selain pengklasifikasian industri tersebut di atas, ada juga pengklasifikasian industri
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkan

oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan, dimana industri konveksi termasuk di
dalam kelompok Industri tekstil, yaitu industri yang tujuannya menghasilkan bermacammacam barang kebutuhan hidup sehari-hari seperti: benang, kain, dan pakaian jadi.
Perbedaan Perusahaan Konveksi dan Perusahaan Garment
Perusahaan konveksi dan perusahaan garment memiliki persamaan dalam proses
pengerjaan manufaktur, yang disebut CMT (Cut, Make, Trim), yaitu: proses memotong
(cutting), proses menjahit (making), dan proses merapikan (Trimming) seperti memasang
kancing, membordir dan lain sebagainya.
Perusahaan konveksi dan perusahaan garment memiliki perbedaan dalam proses
produksinya. Di perusahaan konveksi, semua karyawan mengerjakan proses yang sama.
Ketika sedang proses memotong kain, maka semua karyawan memotong kain saja.
Kemudian, ketika memasuki proses menjahit, maka semua karyawan menjahit, dan
seterusnya. Sedangkan di perusahaan garment, setiap karyawan mengerjakan proses
produksi secara keseluruhan, mulai dari mulai memotong sampai menjadi satu produk
pakaian utuh. Jika satu produk selesai maka dapat dilanjutkan mengerjakan produk
berikutnya.

Berbeda dengan perusahaan konveksi, perusahaan garment memiliki jumlah pekerja
dan peralatan lebih banyak sehingga dapat memproduksi pakaian dan memenuhi permintaan
lebih banyak pula. Dengan kemampuan modal, skill dan peralatan yang lebih canggih, ada
perusahaan garment yang dapat mengerjakan sendiri proses mengolah kapas menjadi benang

dan benang menjadi kain. Dibandingkan perusahaan konveksi, perusahaan garment memiliki
segmen pasar yang lebih luas termasuk pasar global. Biasanya perusahaan mengerjakan
produksinya

berdasarkan

pesanan,

internasional/vendor tertentu.
dilaksanakan tepat waktu.

misalnya

dari

merek

besar

nasional


dan

Dengan perjanjian yang ketat maka pesanan harus
Perusahaan membagi pesanan yang tidak mungkin lagi

diselesaikan oleh perusahaan sendiri kepada perusahaan yang lain. Perusahaan yang
mengerjakan pesanan-pesanan yang “disubkontrakkan” atau “dikonveksikan” ini disebut
perusahaan konveksi yang kemudian menjadi cikal bakal industri konveksi di Indonesia.
Nama-nama Perusahaan konveksi di Indonesia, antara lain: Victory Dominion
Konveksi (Bandung, Jawa Barat), Konveksi Melati (Surakarta, Jawa Tengah), Konveksi
Mitra Padila (Jakarta Timur, Gelora Konveksi (Surakarta, Jawa Tengah), Konveksi Serikat
Pekka-Pemkab Aceh Barat Daya (Kuala Batee, Aceh Barat Daya), dan Konveksi Ababil
(Madiun, Jawa Timur).

Peluang Bisnis Perusahaan Konveksi
Bisnis konveksi sangat populer di Indonesia karena produk yang dihasilkan adalah
bermacam-macam pakaian (kaos, jaket, baju, dan sebagainya) yang merupakan kebutuhan
dasar manusia sehingga peluang pasar selalu ada. Pelaku bisnis ini dengan cepat menambah
jenis produksinya seperti topi, tas dan sepatu, mulai dari bahan baku batik sampai kulit.


Memulai bisnis ini juga cukup mudah. Perusahaan konveksi dapat memulai bisnis
konveksinya hanya dengan modal dua atau tiga unit mesin jahit yang tidak terlalu mahal
harganya di sebuah rumah yang tidak terlalu luas. Dengan mendapatkan kesempatan
mengerjakan pesanan merek global dari perusahaan besar (garment) maka perusahaan
konveksi secara tidak langsung memasuki pasar luar negeri.

Faktor Internal
Faktor internal merupakan lingkungan internal yang terdiri dari kekuatan dan
kelemahan yang ada didalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka
pendek dari manajemen puncak. Lingkungan internal terdiri dari keuangan dan Akuntansi,
SDM, Pemasaran, Operasi, dan Penelitian/Pengembangan.

Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan lingkungan bisnis yang melengkapi operasi perusahaan
yang daripadanya muncul peluang dan ancaman. Faktor ini mencakup lingkungan industri
dan lingkungan bisnis makro, yang membentuk keadaan dalam organisasi dimana organisasi
ini hidup.
Lingkungan industri atau lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok
yang secara langsung berpengaruh langsung pada perusahaan dan pada gilirannya akan

dipengaruhi oleh perusahaan. Elemen tersebut adalah pemegang saham, pemerintah,
pemasok, komunitas lokal, pesaing, pelanggan, kreditur, serikat buruh, kelompok
kepentingan khusus, dan asosiasi perdagangan. Lingkungan kerja perusahaan umumnya
adalah industri dimana perusahaan dioperasikan.

Lingkungan bisnis makro atau lingkungan sosial terdiri dari kekuatan umum yang tidak
berhubungan langsung dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek organisasi tetapi dapat dan
sering mempengaruhi keputusan-keputusan jangka panjang. Perusahaan-perusahaan besar
membagi membagi lingkungan sosial dalam satu wilayah geografis menjadi empat kategori,
terdiri dari faktor ekonomi, sosiokultural, teknologi dan politik-hukum dalam hubungannya
dengan lingkungan perusahaan secara keseluruhan.

Analisis SWOT
Analsis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (opportunities) namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Proses
pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi tujuan,
strategi dan kebijaksanaan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategi harus
menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman). Dalam kondisi yang ada saat ini analisis SWOT membandingkan antara faktor
eksternal

peluang

(opportunities)

dan

ancaman

(threats)

dengan

faktor

internal

kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses). Analisa SWOT dapat diterapkan dengan

cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya,
kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT.

Gambar 1: Kerangka SWOT, Matrik dua kali dua

PEMBAHASAN

Identifikasi Lingkungan Internal dan eksternal
Gambar 2: Kerangka SWOT Perusahaan Konveksi “A”

Evaluasi Faktor Internal (Matrik EFI)
Di bawah ini merupakan hasil dari pengolahan matrik internal faktor Evaluation.
Untuk menentukan rating dan bobot merupakan hasil konsultasi dengan pemilik

perusahaan. Dan untuk penilaian nilai skor kalikan rata-rata rating dengan rata-rata
bobotnya, begitupun matrik eksternal Faktor Evaluation.
Tabel 1. Matriks Evaluasi Faktor Internal

Cara Mengisi Tabel
Daftarkan kekuatan dan kelemahan pada kolom 1. Bobot masing-masing faktor pada
kolom 2 berdasarkan pengaruh yang mungkin dari faktor tersebut terhadap posisi strategis
perusahaan. Bobot total harus berjumlah 1,00. Rating masing-masing. Rating masingmasing faktor pada kolom 3 berdasarkan respon perusahaan terhadap faktor tersebut.
Kalikan bobot masing-masing faktor dengan ratingnya untuk mendapatkan skor terbobot
(bobot x rating) dari masing-masing faktor pada kolom 4. Akumulasi skor terbobot untuk
mendapatkan skor terbobot total untuk perusahaan pada kolom 4. Hal ini menginformasikan
bagaimana perusahaan merespon faktor-faktor strategis di dalam lingkungan internalnya.

Evaluasi Faktor Eksternal (Matrik EFE)

Matrik Evaluasi Faktor Eksternal digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor
eksternal perusahaan berkaitan dengan peluang dan ancaman yang dimiliki perusahaan.
Tabel 2: Matrik Evaluasi Faktor Eksternal

Cara Mengisi Tabel
Daftarkan Peluang dan Ancaman pada kolom 1. Bobot masing-masing faktor pada
kolom 2 berdasarkan pengaruh yang mungkin dari faktor tersebut terhadap posisi strategis
perusahaan. Bobot total harus berjumlah 1,00. Rating masing-masing. Rating masingmasing faktor pada kolom 3 berdasarkan respon perusahaan terhadap faktor tersebut.
Kalikan bobot masing-masing faktor dengan ratingnya untuk mendapatkan skor terbobot
(bobot x rating) dari masing-masing faktor pada kolom 4. Akumulasi skor terbobot untuk
mendapatkan skor terbobot total untuk perusahaan pada kolom 4. Hal ini menunjukkan
seberapa baik perusahaan menanggapi faktor-faktor strategis di dalam lingkungan
eksternalnya.

Matrik Space Analisis

Selanjutnya setelah menggunakan model analisis Matrik IE, perusahaan itu
dapat menggunakan Matrik Space untuk mempertajam analisisnya. Tujuannya adalah
agar

perusahaan dapat melihat posisinya dan arah perkembangan selanjutnya.

Berdasarkan Matrik Space, Analisis dapat memperlihatkan dengan jelas garis yang
bersifat positif baik untuk kekuatan Keuangan (KU) maupun kekuatan industri (KI).
Hal ini menunjukan bahwa perusahaan itu secara finansial relatif cukup kuat sehingga
dia dapat mendayagunakan kompetitifnya secara optimal melalui tindakan yang cukup
agresif untuk merebut pasar.
Tabel 3: Matrik Space Analisis

Gambar 3: Hasil pengolahan Matrik Space

Matrik SWOT
Kita dapat membuat sekumpulan strategi yang mungkin bagi perusahaan konveksi
berdasarkan kombinasi tertentu dari empat kumpulan faktor tersebut. Kita menghasilkan
Strategi SO dengan memikirkan cara-cara tertentu yang perusahaan dapat menggunakan
kekuatan-kekuatannya untuk mengambil manfaat dari peluang-peluang yang ada. Kita
mempertimbangkan kekuatan-kekuatan perusahaan untuk menghindari ancaman-ancaman
untuk mendapatkan Strategi ST. Kita mengembangkan Strategi WO untuk mengambil
keuntungan dari peluang yang ada dengan mengatasi berbagai kelemahan perusahaan.
Akhirnya kita mendapatkan Strategi ST sebagai strategi bertahan untuk meminimasikan
kelemahan dan menghindari ancaman
Gambar 4: Matriks SWOT (TOWS)

PENUTUP

Kesimpulan
1.

Faktor internal perusahaan konveksi adalah (1) peralatan yang digunakan semi
tradisional, perluasan perusahaan terbatas, iklan dan promosi tidak rutin, R&D masih
dilakukan manual dan kurang mengglobal (Kelemahan); dan (2) top manager
berpengalaman, pangsa pasar tinggi, perusahaan terbuka bagi mahasiswa, lokasi
strategis dan berorientasi internasional (kekuatan).

2.

Faktor eksternal perusahaan konveksi adalah (1) cepatnya pertumbuhan penduduk,
kemajuan teknologi, perubahan ngaya hidup masyarakat, konsumen yang loyal,
hubungan baik dengan pemasok (Peluang); dan (2) Pesaing baru, peraturan
pemerintah, kenaikan BBM, perekonomian tidak stabil, dan persediaan bahan baku
langka (ancaman)

3.

Berdasarkan analisa SWOT dengan mengevaluasi faktor internal dan eksternal
dengan menggunakan matrik EFI dan EFE dan diformulasikan kedalam matrik space
bahwa posisi perusahaan pada saat ini berada pada posisi yang Agresif.

DAFTAR PUSTAKA

Hunger, J. David. and Wheelen, Thomas L. 2000. Manajemen Srategis. Prentice Hall.
Jauch, Lawrence R. and Glueck, William F. 1988. Manajemen Strategis dan Kebijakan
Perusahaan. Terjemahan Henry Sitanggang. 1997 Jakarta. Penerbit Erlangga.
Winarni. Wisnubroto, Petrus. and Suyatno, Perencanaan Strategi Pemasaran melalui Metode SWOT
dan BCG guna menghadapi Persaingan dan Menganalisis Peluang Bisnis. Jurnal diterbitkan.
Jogyakarta: Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Jogyakarta.
Ahirra,

Anne

Bisnis

Konveksi,

Peluang

usaha

yang

Tidak

ada

Matinya.

Melalui http://AnneAhira.com
Sajo,

Daud.

Oktober

2009.

Klasifikasi

Industri.

Melalui http://geografi-

bumi.blogspot.com/2009/10/klasifikasi-industri.html
Iru.

28

Juli

2011.

Konveksi

VS

Garment. www.pakarkonveksi.info/2011/07/konveksi-vs-

garment.html
Start, Daniel. and Hovland, Ingie. A Handbook for Researchers. New Wave, (2002: 170)

Read more: http://iamluckyone.blogspot.com/2011/10/mengidentifikasi-faktor-internaldan.html#ixzz2gQnGBzMZ