STABILITAS KEAMANAN MARITIM SEBAGAI PENO

STABILITAS KEAMANAN MARITIM SEBAGAI PENOPANG DUNIA USAHA
DI INDONESIA

Siapa yang mengendalikan laut mengendalikan perdagangan; siapapun yang mengendalikan
perdagangan mengendalikan kekayaan dunia, dan sebagai hasilnya akan mengendalikan
dunia. [For whosoever commands the sea commands the trade; whosoever commands the
trade of the world commands the riches of the world, and consequently the world itself] (Sir
Walter Raleigh).
1.
Pendahuluan.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia,
dengan wilayah yang didominasi oleh laut. Keamanan maritim merupakan prasyarat
bagi
berlangsungnya
pembangunan
nasional,
termasuk
didalamnya
keberlangsungan berbagai kegiatan usaha sebagai bagian dari perekonomian
nasional. Tanpa stabilitas keamanan maritim, berbagai aktivitas usaha tidak akan
berjalan dengan baik, dan sebagai akibatnya perputaran roda ekonomi dan

pembangunan nasional akan terhambat. Dapat dikatakan bahwa untuk Indonesia,
keamanan maritim adalah salah satu kunci keberlangsungan hidup bangsa dan
negara. Konsep mengenai keamanan maritim dalam dunia modern mengalami
perkembangan, dimana berbagai bentuk ancaman yang harus dihadapi semakin
beragam. Dinamika lingkungan strategis pada tingkat global, regional, maupun
domestik menghadirkan spektrum ancaman yang sangat luas; mulai dari ancaman
terhadap keamanan lingkungan dan sumberdaya, keamanan pelayaran, keamanan
manusia di laut, sampai dengan ancaman terhadap kedaulatan negara. Terlebih lagi,
di laut yang saling terhubung, bentuk-bentuk ancaman selalu bersifat dinamis dan
sulit diprediksi. Karena itu, tanggung jawab untuk menjamin stabilitas dan keamanan
maritim yang menjadi salah satu tugas TNI Angkatan Laut membawa tantangan yang
kompleks.
TNI Angkatan Laut mengemban tugas yang pada saat ini semakin
mengemuka, seiring dengan kebijakan pemerintah RI untuk menjadikan sektor
maritim sebagai prioritas dalam pembangunan nasional, atau lebih dikenal sebagai
visi membangun Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia (PMD). Keberhasilan TNI
Angkatan Laut dalam mewujudkan keamanan maritim di Indonesia, menjadi salah
satu prakondisi untuk keberhasilan pencapaian visi tersebut. Salah satu aspek yang
sangat terpengaruh oleh stabilitas keamanan maritim adalah keberlangsungan dunia
usaha. Kenyamanan, kepastian, dan jaminan keamanan usaha di negara maritim

seperti Indonesia bergantung pada keamanan maritim.
 Makalah Kasal padaacara Dialog Kadin Indonesia bersama Kepala Staf Angkatan Laut dengan
tema Stabilitas Keamanan di Laut untuk Kenyamanan Berusaha dan Harapan/ Masukan terhadap
Pelaku Usaha, Selasa, 22 Desember 2015 di Jakarta.

2
Tulisan ini akan mengulas mengenai pemahaman mengenai keamanan
maritim di era modern, dengan mempertimbangkan dinamika lingkungan strategis
pada tingkat global, regional, dan domestik untuk mengenali berbagai ancaman yang
ada. Selanjutnya, akan dibahas peran-peran TNI Angkatan Laut dalam
melaksanakan tugasnya untuk mewujudkan keamanan maritim. Berangkat dari
pembahasan tersebut, akan diulas mengenai korelasi antara keamanan maritim
dan keberlangsungan dunia usaha di Indonesia, sebagai bagian dari upaya
mewujudkan visi PMD.
2.
Dinamika Lingkungan Strategis dan Implikasinya pada Keamanan
Maritim.
a.
Perkembangan Konsep Mengenai Keamanan Maritim.Keamanan
maritim adalah konsep yang sedang mengalami perubahan seiring dengan

meningkatnya arti penting laut bagi berbagai bangsa di dunia. Pada tahun
1990-an hingga beberapa tahun lalu definisi yang banyak digunakan adalah
“laut bebas dari ancaman-ancaman kekerasan, pelanggaran hukum, bahaya
navigasi, dan kerusakan lingkungan”. Rumusan keamanan maritim yang
menggunakan pendekatan “tidak adanya ancaman” belakangan ini dikritik
karena tidak menunjukkan prioritas dan hubungan antara berbagai bentuk
ancaman tersebut. Karena itu perlu untuk menggunakan pendekatan yang
lebih komprehensif, dimana keamanan maritim bukan dirumuskan sebagai
konsep negatif mengenai ketiadaan ancaman saja, akan tetapi juga
menggunakan konsep positif mengenai apa yang dapat dilakukan untuk
menghilangkan ancaman dan memanfaatkan terwujudnya keamanan maritim
untuk kepentingan ekonomi. 

Ancaman maritim pada saat ini memiliki karakter kompleks dan saling
berhubungan. Sebagai contoh, apabila dimasa lalu ancaman kekerasan di laut
secara tradisional diartikan sebagai ancaman militer oleh kekuatan angkatan
laut asing, di masa sekarang pelaku non-negara (non-state actors) seperti
teroris juga menghadirkan ancaman kekerasan di laut. Serupa dengan itu,
apabila dimasa lalu bentuk ancaman terhadap sumberdaya perikanan
dilakukan oleh kapal ikan, pada saat ini kapal ikan asing yang dikawal oleh

kapal negara yang bersenjata menghadirkan perpaduan antara ancaman
pelanggaran hukum dengan ancaman kekerasan.
Laporan Sekertaris Jenderal PBB berjudul Oceans and the Law of the
Sea (2008) menyatakan bahwa bentuk ancaman terhadap keamanan maritim
Bueger, C. (2014). What is Maritime Security?. Jurnal Marine Policy 2015. Cardiff University: 2015.
Diunduh dari http://bueger.info/wp-content/uploads/2014/12/Bueger-2014-What-is-Maritime-Securityfinal.pdf pada 18 Desember 2015.

3
adalahpembajakan dan perompakan di laut, aksi terorisme, perdagangan
senjata dan senjata pemusnah massal, perdagangan narkotika,
penyelundupan manusia, IUU Fishing, serta perusakan lingkungan laut. 
Semua bentuk ancaman ini dihadapi oleh Indonesia. Akan tetapi yang
berubah adalah bagaimana bentuk ancaman tersebut tidak terjadi secara
terpisah, melainkan dalam hubungan sebab-akibat atau komplementer.
Sebagai contoh, polusi adalah ancaman terhadap lingkungan yang akan
berakibat pada kerusakan sumber daya yang mengancam keberlanjutan
pembangunan ekonomi. Pemahaman mengenai berbagai bentuk ancaman
harus mampu mengidentifikasi akibat tidak langsung pada tingkat kedua dan
ketiga (second and third degree effects) agar tidak terfokus pada tindakan
jangka pendek, tapi pada hasil yang ingin dicapai dalam jangka

panjang.Ancaman terhadap keamanan dapat diidentifikasi melalui analisa
perkembangan lingkungan strategis, khususnya di dimensi maritim, baik pada
tingkat global, regional, maupun nasional.
b.
Perkembangan Lingkungan Strategis.
Di
tingkat
global,
instabilitas dan konflik di berbagai penjuru dunia, seperti di Timur Tengah,
Eropa Timur, Asia, dan Afrika, menimbulkan dampak pada keamanan maritim
berupa peningkatan aktivitas kriminal di laut, seperti pembajakan dan
perompakan di laut, imigrasi ilegal, dan kegiatan terorisme oleh aktor nonnegara yang meluaskan kegiatannya di lingkungan maritim. Sebuah studi
tentang tingkat perdamaian di berbagai negaradan hubungannya dengan
perekonomian, menunjukkan bahwa pada tahun 2015, sebagian besar
wilayah dunia masih dirundung konflikatau memiliki resiko tinggi terhadap
terjadinya instabilitas dan permasalahan keamanan. Indonesia sendiri dinilai
sebagai negara yang damai, akan tetapi berbagai negara di kawasan Asia
Pasifik masih dinilai rawan konflik, dan membawa dampak pada keamanan
maritim di Indonesia.


United Nations. (2008). A/RES/63/111 - Oceans and the Law of the Sea. Diunduh dari
http://www.un.org/depts/los/general_assembly/general_assembly_resolutions.htm#2008
Desember 2015.

pada

19

Institute for Economics and Peace. (2015). Global Peace Index 2015: Measuring Peace, Its Causes,
and Its Economic Values.

4

Gambar 1. Peta Global Peace Index tahun 2015.

Dimasa lalu, konflik dan instabilitas di darat tidak dianggap memiliki
pengaruh pada keamanan maritim, akan tetapi berbagai contoh telah
memperlihatkan bagaimana permasalahan keamanan di darat dapat
membawa dampak tidak langsung pada keamanan maritim. Contoh yang
baru-baru ini dirasakan langsung oleh Indonesia adalah timbulnya

permasalahan terkait pengungsi etnis Rohingya sebagai akibat konflik di
Myanmar, yang menimbulkan masalah kemanusiaan dan politik ketika perahuperahu yang digunakan memasuki wilayah perairan Indonesia. Meskipun
Indonesia pada saat ini memiliki kondisi stabilitas dan keamanan yang baik,
dampak dari permasalahan di wilayah-wilayah lain di dunia sangat mungkin
meluas dan mengancam kepentingan nasional kita di laut.
Selain dampak dari konflik politik pada keamanan maritim, keamanan
pelayaran juga menjadi perhatian dunia. Hal ini merupakan implikasi yang
wajar mengingat perkapalan adalah sarana utama pergerakan barang dan
manusia di dunia. Diperkirakan bahwa 90% dari perdagangan dunia
menggunakan transportasi laut.Perekonomian global saat ini saling terhubung
dengan eratnya, sehingga gangguan pada keamanan pelayaran dunia akan
memiliki dampak yang sangat besar bagi hampir semua negara di dunia,
termasuk Indonesia.

International Maritime Organization (IMO). 2012. Maritime Knowledge Centre. Diunduh dari
http://www.imo.org/en/KnowledgeCentre/ShipsAndShippingFactsAndFigures/TheRoleandImportanceo
fInternationalShipping/Documents/International%20Shipping%20-%20Facts%20and%20Figures.pdf
pada 18 Desember 2015.

5


Gambar2.Alur Pelayaran Internasional dan Pelabuhan Besar Dunia.
(Sumber : Reuters)

Ancaman terhadap keselamatan pelayaran dapat berwujud ancaman
terhadap navigasi, yang berasal dari kecelakaan ataupun musibah di laut.
Kecelakaan di laut dapat disebabkan oleh kesalahan manusia, atau
kurangnya sarana navigasi yang memadai, berupa rambu-rambu, alat bantu
navigasi, ataupun peta-peta yang belum diperbaharui. Jumlah kecelakaan di
laut masih cukup tinggi, dan membawa kerugian dari aspek ekonomi
(kehilangan kapal dan muatannya), manusia, maupun lingkungan
(pencemaran dari kapal yang mengalami kecelakaan).

Gambar3.Jumlah kapal yang hilang akibat kecelakan di laut antara tahun
2005 – 2014 (Biru) dan 2014 (Merah).
Sumber: http://www.maritimepassivesafety.com/tag/accident-at-sea/.

6
Bentuk lain dari ancaman terhadap keselamatan pelayaran berupa
ancaman kekerasan, yaitu pembajakan dan perampokan bersenjata terhadap

kapal. Pada awal dekade 2000an, sebagai salah satu dampak dari krisis
ekonomi global, terjadi peningkatan aktivitas perampokan bersenjata di
perairan Selat Malaka dan Selat Singapura. Kerjasama antara TNI Angkatan
Laut dengan mitra dari Malaysia dan Singapura berhasil menurunkan secara
signifikan. Akan tetapi, sejak tahun 2005, konflik di Somalia menimbulkan
peningkatan aktivitas pembajakan di perairan sekitar negara tersebut, yang
masih berlanjut hingga saat ini. Sebuah kapal berbendera Indonesia, MV
Sinar Kudus telah menjadi korban dari tindakan pembajakan di perairan
Somalia, dan dapat dibebaskan setelah TNI Angkatan Laut mengirimkan
Satgas Merah Putih yang terdiri dari kapal perang, helikopter, serta pasukan
gabungan TNI untuk melaksanakan operasi pembebasan.

Gambar4.Wilayah bahaya pembajakan di perairan sekitar Somalia.

Secara global, kerusakan lingkungan maritim juga telah diidentifikasi
sebagai suatu ancaman yang mendesak. Perubahan iklim global membawa
pengaruh di lingkungan maritim, berupa perubahan suhu air laut, kenaikan
permukaan laut, dan perubahan iklim yang menimbulkan gejala cuaca
abnormal seperti badai, yang semuanya membawa kerugian pada aktivitas
perekonomian.Selain itu, polusi laut (marine polution)dalam berbagai bentuk

United States Navy Office of Naval Intelligence and US Coast Guard Intelligence Coordination
Centre. (1999). Threats and Challenges to Maritime Security 2020. Diunduh dari

7
semakin tinggi, seiring dengan peningkatan aktivitas manusia. Kombinasi dari
perubahan iklim global dan polusi yang diakibatkan oleh aktivitas manusia
telah menimbulkan kerusakan yang cukup parah pada lingkungan laut.
Sebagai contoh, terumbu karang di seluruh dunia pada saat ini dinilai terpapar
pada resiko kerusakan, dengan sumber resiko terbesar dari eksploitasi yang
berlebihan (36%) dan pembangunan di kawasan pesisir (30%).  Indonesia
tidak terlepas dari dampak kerusakan lingkungan laut, yang mengancam
kelestarian sumberdaya laut yang kita miliki.

Gambar 5. Resiko Kerusakan Terumbu Karang Dunia dan Penyebabnya
(Sumber: http://www.cotf.edu/ete/modules/coralreef/CRanthro.html)

Pada tataran regional, ancaman terhadap keamanan maritim pada saat
ini tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi yang pesat di kawasan Asia
Pasifik telah menyebabkan pergeseran titik berat geopolitik dunia dari Eropa
ke Asia. Sebagai akibatnya negara-negara besar dunia meningkatkan

kehadirannya di kawasan Asia-Pasifik untuk melindungi kepentingan nasional
masing-masing. Pada tahun 2010 pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan
kebijakan strategis rebalance to Asia, yang memuat elemen diplomasi,
ekonomi, dan militer. Aplikasinya adalah peningkatan kehadiran kekuatan
militer AS di kawasan Asia Pasifik diiringi revitalisasi hubungan keamanan
bilateral dan multilateral dengan Australia (melalui pakta keamanan Australia,
New Zealand, United States Security Treaty/ANZUS) dan dengan beberapa
negara di Asia Tenggara seperti Thailand, Singapura, Filipina, dan Vietnam.
Pada saat yang bersamaan, kekuatan besar dan sedang di Asia Pasifik juga
meningkatkan kemampuan pertahanan untuk menyikapi meningkatnya arti
Halaman

web
International
Coral
Reef
Initiative
(ICRI).
(2015).
Diakses
http://www.icriforum.org/about-coral-reefs/status-and-threat-coral-reefs pada 20 Desember 2015.

di

8
penting kawasan Asia Pasifik sebagaipusat pertumbuhan ekonomi dunia.
Cina, Jepang dan India menunjukkan persaingan strategis (strategic rivalry)
untuk mengedepankan kepentingan nasional masing-masing.
Permasalahan sengketa batas wilayah di LCS merupakan potensi
instabilitas yang cukup menonjol pada saat ini. Permasalahan yang dihadapi
bertambah kompleks dikarenakan belum adanya mekanisme penyelesaian
masalah yang diterima semua pihak serta kecenderungan untuk
menggunakan kekuatan militer dalam mendukung klaim wilayah. Walaupun
Indonesia tidak memiliki klaim di LCS, apabila terjadi konflik di wilayah
tersebut, terdapat potensi muculnya imbas (spill over) yang mempengaruhi
keamanan dan kedaulatan Indonesia.
Berbagai dinamika lingkungan keamanan di tingkat regional ini memiliki
implikasi pada keamanan maritim Indonesia, termasuk pada kepentingan
dunia usaha. Gangguan keamanan maritim di kawasan, akan memiliki
dampak rambatan (ripple effects) yang mengganggu keamanan maritim di
wilayah Indonesia. Pada akhirnya, gangguan keamanan regional akan
menimbulkan permasalahan juga di wilayah Indonesia, dengan dampak pada
aktivitas ekonomi.
Dinamika keamanan maritim pada tingkat nasional saat ini masih
dipengaruhi oleh adanya beberapa perbatasan laut Indonesia dengan negara
tetangga yang belum ditetapkan secara hukum. Sesuai dengan Konvensi
Hukum Laut Internasional PBB tahun 1982, Indonesia harus menetapkan
batas laut teritorial, zona tambahan, maupun Zona Ekonomi Eksklusif melalui
persetujuan dengan negara tetangga yang berbatasan. Hingga saat ini,
sebagian besar batas wilayah di laut telah ditetapkan, tapi masih terdapat
beberapa segmen yang belum terselesaikan. Kondisi ini menimbulkan potensi
ancaman terhadap keamanan maritim, khususnya terkait kedaulatan negara
atas wilayah dan sumberdaya yang terkandung di dalamnya.

Gambar 6. Batas Wilayah Laut RI dengan 10 Negara Tetangga.

9
Selain itu, ancaman terhadap sumberdaya kelautan yang dimiliki
Indonesia masih cukup tinggi. Kegiatan perikanan ilegal di perairan Indonesia
masih menimbulkan kerugian yang cukup besar pada perekonomian negara.
Selain itu, masih terjadi eksplorasi maupun survei kelautan secara ilegal, yang
melanggar kedaulatan negara atas sumberdaya di laut.
c.
Ancaman Terhadap Keamanan Maritim Indonesia dan Dampaknya
pada Kegiatan Usaha. Dari berbagai wujud ancaman keamanan yang ada di
lingkungan maritim, dapat dikategorikan berdasarkan akibatnya, bukan hanya
bentuknya. Secara konseptual, pendekatan ini akan membantu pemangku
kepentingan untuk berorientasi pada hasil dan bukan pada cara semata.
Menggunakan kerangka konseptual tersebut, dapat dirumuskan bahwa
ancaman terhadap keamanan maritim di Indonesia pada saat ini adalah:
1)
Ancaman terhadap Kedaulatan Nasional di laut, baik
kedaulatan atas wilayah maupun kedaulatan atas sumberdaya.
Sebagai contoh, pelanggaran batas wilayah, kegiatan survei dan
eksplorasi kelautan secara ilegal.
2)
Ancaman terhadap Keamanan Manusia, seperti perdagangan
manusia, terorisme, pergerakan migran ilegal melalui laut, pembajakan
dan perompakan, bahaya navigasi, maupun kecelakaan.
3)
Ancaman
terhadap
Pembangunan
Ekonomi,
penyelundupan, IUU Fishing, serta pencurian sumber daya.

seperti

4)
Ancaman terhadap Lingkungan Laut, seperti perubahan iklim
dan polusi di laut.
Bentuk-bentuk ancaman terhadap keamanan maritim tidak merupakan
ancaman yang terpisah-pisah secara tegas, tapi memiliki hubungan sebab
akibat. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, satu bentuk ancaman
keamanan maritim dapat membawa berbagai dampak lanjutan. Kecelakaan
kapal bukan saja merupakan ancaman terhadap keselamatan manusia, tapi
juga ancaman terhadap pembangunan ekonomi dan lingkungan.Hubungan
antara keamanan maritim dan aktivitas ekonomi di negara kepulauan seperti
Indonesia, termasuk di dalamnya kegiatan usaha, sangat erat kaitannya.Bagi
pelaku usaha dan bisnis di Indonesia, laut memiliki arti yang sangat penting.
Pertama, laut adalah media pemersatu dan penghubung. Tanpa laut,
barang dan jasa tidak akan bisa didistribusikan ke ribuan pulau yang tersebar
di wilayah Indonesia. Bagi dunia usaha, fungsi laut ini tentunya sangat jelas.
Perdagangan global dan domestik di Indonesia bertumpu pada laut sebagai
media transportasi yang ekonomis dan efisien. Bahan baku dan produk yang
digunakan dan dihasilkan oleh dunia usaha di Indonesia sebagian besar

10
dibawa oleh kapal-kapal. Selain itu, sejak tahun 2004 Indonesia adalah
negara importir minyak, yang masih menjadi sumber energi utama. Karena itu,
keberlangsungan usaha di Indonesia sangat bergantung pada pasokan energi
yang dibawa melalui laut.
Kedua, laut adalah media sumberdaya. Beragam bentuk sumberdaya
yang ada di laut merupakan bahan bakuataupun sumber energi bagi industri
Jenis dari sumberdaya kelautan Indonesia sangat beragam, akan tetapi tidak
semuanya disadari oleh masyarakat umum. Yang paling terlihat tentunya
kekayaan hayati berupa ikan dan biota laut lainnya. Selain itu, sumber daya
mineral yang terkandung di dasar laut, baik berupa minyak dan gas maupun
logam juga terdapat dalam jumlah yang melimpah di perairan Indonesia.  Bagi
dunia industri dan perdagangan, potensi kelautan yang melimpah menyimpan
peluang untuk meningkatkan produktivitas dan berkontribusi pada
pembangunan ekonomi nasional.
Fungsi penting laut terkait kelancaran aktivitas industri dan
perdagangan yang terakhir adalah bahwa laut memiliki fungsi sebagai media
pertahanan dan keamanan negara. Tanpa kedaulatan dan keamanan,
mustahil kegiatan perekonomian dapat berkembang. Industri dan
perdagangan hanya dapat tumbuh apabila terdapat jaminan keamanan.
Selain itu, ancaman terhadap kedaulatan dan keamanan negara memiliki
harga ekonomis (economic cost) yang sangat tinggi. Konflik dan perang
menyedot sumberdaya nasional berbagai negara di seluruh dunia. Pada tahun
2015, diperkirakan bahwa konflik di berbagai penjuru dunia menyerap 13,4 %
dari nilai produksi dunia. Kita patut bersyukur bahwa Indonesia pada saat ini
memiliki kondisi keamanan yang stabil, yang memungkinkan pelaku ekonomi
untuk berkonsentrasi pada berbagai aktivitas produktif. Namun kita masih
prihatin pada perairan Indonesia dianggap masih belum aman, dimana hal ini
berdampak pada tingginya nilai asuransi yang pada akhirnya bermuara pada
berkurangnya daya saing produk Indonesia.

3.
Peran dan Tugas TNI Angkatan Laut untuk Membangun Keamanan
Maritim dalam Mendukung Visi Mewujudkan Indonesia Menjadi Poros Maritim
Dunia. Pemerintah RI dibawah kepemimpinan Presiden Ir. Joko Widodo telah
menetapkan kebijakan bahwa visi pembangunan Indonesia harus didasarkan pada
kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan. Dalam pidato pelantikannya,
Presiden RI menegaskan bahwa “...kita harus bekerja dengan sekeras-kerasnya
Djalal, Hasjhim. (2010). Mengelola Potensi Laut Indonesia. Makalah dalam rangka Forum
Harmonisasi Hukum Nasional dan Hukum Intemasional Tentang Implementasi Hukum Laut PBB 1982
dan Penetapan Batas Wilayah Laut Indonesia,15 Desember 2010.
Institute for Economics and Peace. (2015).

11
untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim. Samudra, laut, selat dan
teluk adalah masa depan peradaban kita.”  Sebagai negara maritim, pemerintah
menegaskan bahwa bidang kelautan akan menjadi tulang punggung pembangunan
nasional. Kebijakan ini dikenal sebagi visi “Poros Maritim Dunia” (PMD), yang
menjadi kerangka kebijakan pembangunan Indonesia. Visi PMD telah dijabarkan
lebih jauh dalam bentuk panduan aplikatif mengenai strategi pencapaiannya.Sebagai
panduan dalam pencapaian visi PMD, Presiden RI telah menguraikan lima pilar
dalam pencapaian poros maritim dunia, yaitu:
a.

pembangunan budaya maritim;

b.
perlindungan dan pengelolaan sumberdaya laut, dengan fokus pada
pembangunan kedaulatan pangan laut;
c.

pengembangan infrastruktur dan konektivitas laut;

d.
memajukan diplomasi maritim untuk menghilangkan sumber konflik di
laut; dan
e.

membangun kekuatan pertahanan maritim.

Pilar kelima dari perwujudan visi PMD adalah pembangunan kekuatan
pertahanan maritim, termasuk TNI Angkatan Laut sebagai komponen utama
pertahanan negara di laut. Sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004
tentang TNI, TNI Angkatan Laut sebagai komponen kekuatan utama pertahanan
negara di laut melaksanakan tugas TNI di bidang pertahanan matra laut yaitu
menegakkan kedaulatan negara di laut,menegakkan hukum serta menjaga
keamanan di wilayah laut yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum
nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi, melaksanakan tugas
diplomasi Angkatan Laut sesuai kebijakan politik luar negeri pemerintah,
melaksanakan pembangunan dan pengembangan kekuatan matra laut, serta
melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut.
Tugas-tugas TNI Angkatan Laut tersebut dilaksanakan melalui aplikasi
perannya. Di seluruh dunia, angkatan laut memiliki tiga peran yang saling terkait,
dalam arti dalam melaksanakan tugas-tugasnya, TNI Angkatan Laut memiliki peran
militer, peran diplomasi, danperankonstabulari.
Dalam peran militer,TNI Angkatan Laut menjamin tidak ada kekuatan maritim
lawan yang akan mengganggu keamanan dan kepentingan nasional. Peran militer
TNI Angkatan Laut dilaksanakan melalui pelibatan dalam operasi atau kampanye
militer di waktu perang.Sedangkan pada masa damai, peran militer TNI Angkatan
Laut diselenggarakan melalui kehadiran armada di laut (fleet in being) guna
Pidato Kenegaraan Presiden RI, Ir. Joko Widodo, seusai pelantikan Presiden dan Wapres RI terpilih
periode 2014-2019, pada tanggal 20 Oktober 2014.
Dari pidato Presiden RI Ir. Joko Widodo di 9th East Asia Summit 13 November 2014.

12
mengamankan dan mengendalikan penggunaan perairan Indonesia untuk keperluan
jalur logistik dan komunikasi (sea control). Disamping melakukan tugas pengendalian
laut untuk kepentingan nasional, kehadiran unsur-unsur TNI Angkatan Laut di
perairan Indonesia dan perairan kawasan juga dapat menimbulkan efek penangkalan
terhadap berbagai upaya untuk mengganggu kepentingan Indonesia di laut (sea
denial). Bila dilihat dari tujuan dan sasaran pengendalian laut di atas, peran militer
merupakan yang utama dari ketiga peran universal angkatan laut. Peran tersebut
tampak jelas pada masa perang sehingga menuntut kemampuan tempur dalam
berbagai dimensi, seperti kemampuan peperangan permukaan, peperangan bawah
permukaan, peperangan amfibi dan lain-lain. Kemampuan-kemampuan yang dibina
merupakan pondasi penyelenggaraan Operasi Militer untuk Perang (OMP) dalam
suatu kampanye militer. Disamping OMP, maka peran militer TNI Angkatan Laut pada
masa damai diselenggarakan melalui Operasi Militer Selain Perang (OMSP), yang
bersifat membantu pemerintah dalam menghadapi kejahatan dan bencana alam.
Dalam peran diplomasi, kemampuan TNI Angkatan Laut digunakan untuk
memadukan fungsi hard power dan soft power menjadismart power pada setiap
kesempatan berinteraksi dengan negara lain. Diplomasi tersebut menunjukkan hasil
nyata ketika secara signifikan memberikan kontribusi pada pencapaian kepentingan
nasional sekaligus dapat diterima dan diakui oleh negara-negara di kawasan.
Diplomasi Angkatan Laut bertumpu pada kehadiran (presence), yang bersifat koersif
dan mampu memberikan dampak penangkalan (deterrence) ataupun pemaksaan
(compellence). Implementasi peran diplomasi dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
dan operasi bersama angkatan laut negara-negara lain dalam kerja sama bilateral
dan multilateral, yang semuanya diorientasikan untuk membangun kepercayaan
(confidence building measures).
Peran konstabulariTNI Angkatan Laut ditujukan untuk membantu pemerintah
menjalankan pembangunan nasional melalui penegakan hukum di laut guna
mewujudkan keamanan dan ketertiban di laut. Penegakan hukum di perairan
Indonesia merupakan tugas dan sekaligus peran TNI Angkatan Laut seperti yang
telah ditetapkan dalam perundang-undangan internasional dan nasional. Penegakan
hukum di laut dilakukan bekerja sama dengan instansi maritim terkait. Pendekatan
yang dilakukan adalah pendekatan secara komprehensif dalam pengelolaan
keamanan maritim. Kewenangan penegakan hukum bagi kapal perang ditujukan
terhadap berbagai bentuk tindak pidana yang dilakukan di, dari dan lewat laut,
terutama kejahatan yang bersifat lintas negara.
TNI Angkatan Laut juga mengemban tugas-tugas yang mencakup bantuan
kemanusiaan, penanggulangan bencana alam, search and rescue (SAR), operasi
penyelamatan, bantuan penyelaman, survei pemetaan dan sebagainya. Untuk
menjalankan tugas penegakan hukum di laut, TNI Angkatan Laut menyelenggarakan
operasi keamanan laut secara rutin sepanjang tahun. Kehadiran unsur-unsur TNI

13
Angkatan Laut di perairan Indonesia dapat meningkatkan efek penangkalan tidak
hanya terhadap calon lawan, namun juga terhadap pihak-pihak yang memiliki niat
untuk melakukan pelanggaran hukum di laut. Disamping melaksanakan operasi
keamanan laut sehari-hari, TNI Angkatan Laut juga bekerja sama dengan angkatan
laut negara tetangga untuk mengamankan perbatasan dari aktivitas pelanggaran
lintas batas yang dapat terjadi seperti mengatasi penyelundupan, penangkapan ikan
secara ilegal (illegal fishing), perompakan, dan lain-lain.
Upaya mewujudkan keamanan maritim dimasa modern dihadapkan dengan
bentuk ancaman yang kompleks dan saling terhubung (inter-related), dan karenanya,
tidak dapat diatasi oleh satu instansi atau satu negara secara tunggal. TNI Angkatan
Laut sangat menyadari hal ini, dan selalu mengedepankan upaya kolaboratif dalam
berbagai tindakan untuk mewujudkan keamanan maritim. Harus diakui, bahwa pada
saat ini, belum terwujud sinergi dalam upaya untuk membentuk keamanan maritim,
dimana masih terdapat banyak instansi yang memiliki kewenangan di laut. Upaya
pemerintah untuk mengatasinya dengan pembentukan Badan Keamanan Laut
(Bakamla) pada saat ini belum berhasil menyelesaikan tantangan ini.
Salah satu kendala yang masih dikeluhkan oleh pelaku usaha, adalah
kompleksitas kewenangan terkait penegakan hukum di laut. Hal ini berakibat pada
inefisiensi dan ketidakpastian bagi para penguna laut, termasuk pelaku usaha.
Upaya terobosan yang dilakukan pemerintah dengan membentuk Bakamla bertujuan
untuk mengatasi kendala tersebut, dengan memberikan tanggung jawab atas
keamanan dan keselamatan pelayaran kepada satu instansi. Di negara-negara yang
memiliki instansi serupa, berupa Coast Guard, tanggung jawab untuk mewujudkan
keamanan di laut dilaksanakan secara kolaboratif bersama-sama dengan angkatan
laut. Apabila pola serupa diterapkan di Indonesia, maka TNI Angkatan Laut dapat
lebih berorientasi eksternal, dengan fokus pada ancaman terhadap kedaulatan
negara, sementara Bakamla berorientasi internal dengan fokus pada bentuk-bentuk
ancaman lain. Yang terpenting, sinergi antar instansi harus bermuara pada tujuan
akhir, yaitu terwujudnya kondisi keamanan yang mendukung pembangunan ekonomi,
dan bukan hanya diwarnai keinginan untuk meningkatkan kemampuan atau
kewenangan masing-masing instansi. Keamanan laut bukan konsep yang sempit
dan dibatasi pada penegakan hukum saja, akan tetapi seperti telah dibahas dalam
bagian sebelumnya, merupakan kondisi yang kompleks dengan irisan-irisan yang
seringkali kabur antara bentuk-bentuk ancaman yang berbeda. Karena itu, kunci
keberhasilan dalam upaya perwujudan keamanan maritim adalah upaya kolaboratif

Di tingkat nasional, TNI Angkatan Laut secara aktif bekerjasama dengan
berbagai instansi pemangku kepentingan di laut. Baru-baru ini, TNI Angkatan Laut

14
memberikan kontribusi dalam upaya untuk memerangi tindak perikanan ilegal yang
telah merugikan negara. Untuk melaksanakan tugas tersebut, TNI Angkatan Laut
bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang telah
ditunjuk oleh Presiden RI sebagai leading sector. Pemerintah telah menerbitkan
Peraturan Presiden Nomor 115 Tahun 2015 tentang Satuan Tugas Pemberantasan
Penangkapan Ikan secara Ilegal (Illegal Fishing), yang mendapatkan dukungan
penuh dari TNI Angkatan Laut sebagai salah satu unsur pelaksananya.
Ditataran regional, TNI Angkatan Laut telah menjalin kerjasama dengan
angkatan laut negara-negara kawasan melalui pelaksanaan patroli terkoordinasi,
antara lain dengan Malaysia, India, Singapura, Filipina, dan Australia untuk
menjawab tantangan kejahatan lintas negara (trans-nationalcrime). Secara khusus,
inisiatif patroli terkoordinasi Malacca Strait Sea Patrols (MSSP) yang melibatkan
angkatan laut dari Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand telah terbukti
berhasil menurunkan secara signifikan insiden perampokan di laut di kawasan Selat
Malaka dan Selat Singapura, dan dijadikan contoh best practice oleh berbagai
negara lain yang menghadapi permasalahan serupa. 
Dikancah global, TNI Angkatan Laut juga giat melaksanakan peran
diplomasinya dengan terlibat aktif dalam berbagai kegiatan latihan seperti Rim of
Pacific (RIMPAC) di Hawai dan Exercise New Horizon dan Kakadu di Australia. TNI
Angkatan Laut juga menyelenggarkan kegiatan Multi Lateral Naval Exercise Komodo
yang merupakan wahana untuk TNI Angkatan Laut menunjukkan kesiapan dan
profesionalismenya sebagai suatu kekuatan pertahanan maritim. Secara rutin TNI
Angkatan Laut juga mengirimkan kapal perangnya sebagai bagian dari Maritime
Task Force Unifil PBB di Lebanon. Hal ini menjadi bentuk penangkalan pada upayaupaya untuk mengancam kepentingan nasional Indonesia di laut.
4.
Keamanan Maritim dan Dunia Usaha: Hubungan yang Sinergis dan
Saling Mendukung. Korelasi antara keamanan maritim dengan aktivitas dunia
usaha adalah suatu hubungan yang bersifat saling melengkapi. Kondisi keamanan
maritim di negara kepulauan seperti Indonesia menjadi prasyarat bagi aktivitas dunia
usaha. Sebaliknya, peningkatan aktivitas dunia usaha, baik perdagangan maupun
pengelolaan sumberdaya, akan membawa peningkatan kemampuan ekonomi
negara yang sebagian dapat digunakan untuk membangun kemampuan pertahanan
maritim. Kemampuan pertahanan maritim yang handal, akan menghantarkan suatu
negara mencapai keunggulan maritim, yang pada dasarnya adalah apa yang
terkandung dalam visi PMD.

Ong-Webb, Graham Gerard. “Southeast Asian Piracy: Research and Developments.” introduction to
Piracy, Maritime Terrorism and Securing the Malacca Straits, edited by Graham Gerard Ong-Webb.
Singapore: ISEAS Publishing, 2006.

15
Kondisi ini disebut sebagai “lingkaran kebaikan maritim” (virtous maritime
cycle), dimana keamanan maritim dan aktivitas ekonomi maritim akan saling
memperkuat secara berkesinambungan. Hal inilah yang dimasa lalu telah
mengantarkan Inggris dan Amerika menjadi negara-negara maritim yang makmur,
dan juga memiliki kekuatan dan pengaruh global.

Gambar 7. Virtous Maritime Cycle. Diterjemahkan dari Till, G. (2013). Sea Power: A
Guide for the Twenty First Century.

Secara ringkas, dapat dikatakan bahwa keamanan maritim dan kemakmuran
saling menguatkan dan saling mendukung. Keamanan maritim adalah penunjang
kegiatan industri dan perdagangan, yang akan membawa kesejahteraan. Pada
gilirannya, kesejahteraan akan digunakan untuk meningkatkan keamanan maritim.
Proses ini berlangsung secara terus-menerus, dan pada akhirnya keluarannya
adalah negara Indonesia akan mencapai keunggulan maritim dalam seluruh aspek;
politik, ekonomi, maupun pertahanan.
Dunia usaha, yang di Indonesia diwadahi oleh organisasi Kamar Dagang dan
Industri Indonesia (Kadin) merupakan elemen bangsa yang instrumental dalam
upaya untuk mewujudkan visi PMD. Sebagai negara maritim, masa depan Indonesia
berada di laut. Keterbatasan wilayah darat dan mulai habisnya sumber daya berbasis
darat merupakan indikasi bahwa sekarang adalah waktu yang tepat bagi Indonesia
untuk melakukan reorientasi pembangunan nasional untuk bertumpu pada sektor
kemaritiman. Terkait dengan hal tersebut, peranan dunia usaha yang perlu untuk
segera diterapkan adalah:

16
a.
Membangkitkan kembali sektor maritim sebagai arus utama
(mainstream), dalam kegiatan perdagangan dan industri Indonesia, baik
dalam bentuk investasi maupun produksi. Berbagai sektor potensial yang saat
ini belum terjamah atau masih belum optimal pemanfaatannya, seperti
pembangunan infrastruktur maritim, eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya
kelautan, riset dan pengembangan teknologi kelautan; semuanya
menghadirkan peluang investasi. Sebuah studi dari Belanda bahkan
menyebutkan bahwa peluang investasi terbesar di Indonesia pada saat ini ada
di sektor kemaritiman.
b.
Meningkatkan kepatuhan pada regulasi dan perundang-undangan,
termasuk di bidang-bidang terkait kemaritiman. Untuk meningkatkan kualitas
dan nilai kompetitif sektor kemaritiman di Indonesia, para pelaku usaha perlu
untuk menyadari bahwa berbagai regulasi, seperti aturan produksi, standar
mutu dan kesehatan produk, ISPS Code, dan berbagai standarisasi lainnya
harus ditaati. Kita perlu untuk menyadari, bahwa di era globalisasi, daya saing
bangsa kita hanya dapat dibentuk dari upaya kita semua. Diberlakukannya
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan peluang sekaligus tantangan
bagi pelaku usaha Indonesia untuk meraih peluang yang semakin terbuka
lebar, termasuk di berbagai sektor kemaritiman.
c.
Berkontribusi secara aktif dalam upaya untuk mewujudkan keamanan
maritim secara komprehensif. Sebagimana telah dibahas sebelumnya,
keamanan maritim di era modern tidak saja menjadi tanggung jawab
pemerintah, melainkan seluruh komponen bangsa. Pelaku usaha, memiliki
peran yang penting dalam upaya mewujudkan keamanan maritim. Bentukbentuk kontribusi yang dapat dilakukan antara lain, memberikan informasi dan
laporan terkait situasi keamanan di laut, melakukan kerjasama dalam upaya
membangun kekuatan pertahanan maritim, antara lain melalui riset dan
pengembangan peralatan pertahanan, produksi kapal perang di galangan
kapal nasional, pengembangan dan produksi persenjataan dan peralatan oleh
industri elektronika dan teknologi informasi nasional. Semuanya ini akan
menjadi penopang yang penting dalam upaya membangun kemampuan
pertahanan dan keamanan maritim.

Nederland Maritiem Land. (2105). Indonesia Maritime Hotspot: Final Report. Maritime by Holland:
2015.

17
5.
Penutup. Hubungan yang erat antara aktivitas dunia usaha, baik industri
maupun perdagangan, dengan keamanan maritim di Indonesia sangat erat dan
saling melengkapi. Tanpa jaminan stabilitas keamanan maritim, mustahil kegiatan
perekonomian dapat berjalan. Sebaliknya, tanpa aktivitas ekonomi kemaritiman,
tidak mungkin negara mampu untuk membangun kekuatan pertahanan maritim
sebagai penjamin kemanan maritim di wilayahnya. Ini adalah prinsip utama dari
sinergi antara dunia usaha dengan keamanan maritim. Pada saat ini, visi pemerintah
untuk mewujudkan Indonesia sebagai PMD menanti kontribusi dari seluruh
komponen bangsa, termasuk pelaku usaha yang tergabung di dalam wadah Kadin.
Semboyan Jalesveva Jayamahe, yang berarti justru di laut kita jaya, tidak hanya
menjadi milik TNI Angkatan Laut, tetapi juga menjadi semangat bagi seluruh bangsa
Indonesia dalam upaya untuk mewujudkan Indonesia sebagai bangsa maritim yang
besar, kuat, makmur dan sejahtera.