Proposal stranas sistem informasi geogr

Teknologi Informasi dan
Komunikasi
Rekayasa

USULAN
HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN
SESUAI PRIORITAS NASIONAL

TEMA:
SISTEM BERBASIS PENGETAHUAN UNTUK MENDETEKSI PENYIMPANGAN
DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH

AI ROSITA, M.Kom.
………………………….

POLITEKNIK POS INDONESIA
APRIL 2011

Halaman Pengesahan

2


Identitas Penelitian
1.

Judul Usulan

:

Sistem Berbasis
Pengetahuan
Penyelewengan Dana BOS

2.

Ketua peneliti
a) Nama lengkap
b) Bidang Keahlian

:
:


AI Rosita M.Kom.
Sistem Informasi/Teknologi Informasi

1. Anggota Peneliti
No. Nama dan Gelar

Keahlian

1

4.
5.
6.

Tema penelitiaan
Isu Strategis
Topik Penelitian

7.


Objek Penelitian:

:
:
:

Material yang akan
diteliti
1. Budget Planning

-

2.

-

-

Knowlege Base System


Institusi

Curahan
waktu
(jam/minggu)
Politeknik Pos 14
Indonesia

Aspek Penelitian

-

3.

Mendeteksi

Teknologi Informasi dan Management Informasi
Teknologi sebagai alat Bantu
Pengembangan

sistem
informasi
berbasis
pengetahuan untuk mendeteksi penyelewengan dana
Bantuan Operasional Sekolah
dalam rangka
pengadaan barang dan jasa pelaksanaan operosianal
sekolah

No

Sistem Penetuan Budget
Dana Bantuan Sekolah

Untuk

-

Melakukan penelitian tentang sistem anggaran
dalam sebuah proyek pengadaan barang dan jasa

Melakukan penelitian tentang sistem penetuan
kebutuhan biaya operasional sekolah dari yang paling
rendah sampai biaya operasional yang paling tinggi
Melakukan penelitian tentang objek apa saja yang
dibutuhkan biaya operasional pada tiap sekolah dasar.
Melakukan penelitian dalam menentuan anggaran
dasar untuk masing-masing kebutuhan operasional
sekolah pada tingkat Sekolah Dasar.
Merancang model sistem informasi berbasis
pengetahuan untuk dapat mengintegrasis end-to-end
business process dalam sistem pendeteksi kebocoran
dana BOS tersebut
Melakukan analisis kebutuhan bagi kerangka sistem
informasi berbasis pengetahuan untuk mendeteksi
kebocoran dana BOS pada sebuah sekolah Dasar
Membangun kerangka sistem informasi pendeteksi
kebocoran dana BOS pada sekolah dasar dengan
sistem berbasis pengetahuan.
3


-

8.

Merancang penempatan Knowlege Base yang paling
sesuai untuk menentukan pembanding anggaran.
Menentukan beberapa formula algoritma ideal untuk
mendukung pengambilan keputusan yang akurat
Membangun model aplikasi kontrol deteksi anggaran
yang terintegrasi menggunakan sistem berbasis
pengetahuan.
Membangun model sistem informasi terintergrasi
dengan mengambil sampling beberapa sekolah dasar

Lokasi Penelitian:
Tahun
ke
Melakukan
penelitian tentang I/II
sistem anggaran dalam sebuah

proyek pengadaan barang dan jasa
Melakukan penelitian tentang sistem
penetuan
kebutuhan
biaya
operasional sekolah dari yang paling
rendah sampai biaya operasional
yang paling tinggi
Melakukan penelitian tentang objek
apa saja yang dibutuhkan biaya
operasional pada tiap sekolah dasar.
Melakukan penelitian
dalam
menentuan anggaran dasar untuk
masing-masing
kebutuhan
operasional sekolah pada tingkat
Sekolah Dasar.
Merancang model sistem informasi
berbasis pengetahuan untuk dapat

mengintegrasis end-to-end business
process dalam sistem pendeteksi
kebocoran dana BOS tersebut
Melakukan analisis kebutuhan bagi I/II
kerangka sistem informasi berbasis
pengetahuan
untuk
mendeteksi
kebocoran dana BOS pada sebuah
sekolah Dasar
Membangun
kerangka
sistem
informasi pendeteksi kebocoran dana
BOS pada sekolah dasar dengan
sistem berbasis pengetahuan.
Merancang penempatan Knowlege
Base
yang paling sesuai untuk
menentukan pembanding anggaran.

Menentukan
beberapa
formula
algoritma ideal untuk mendukung

No.

Aspek Penelitian

1

-

-

-

-

-


-

Lokasi Penelitian











Laboratorium Teknik
Informatika
Politeknik Pos
Indonesia
Departemen
Pendidikan Nasional
Prop. Jawa Barat
Badan
Pengawas
Keuangan Daerah
Tujuh
tempat
Sekolah dasar
di
Kabupaten Bandung.

Laboratorium Teknik
Informatika
Politeknik Pos
Indonesia
Tujuh
tempat
Sekolah dasar
di
Kabupaten Bandung.

4

-

-

9.
No
1

2

pengambilan keputusan yang akurat
Membangun model aplikasi kontrol
deteksi anggaran yang terintegrasi
menggunakan
sistem
berbasis
pengetahuan budget control.
Membangun model sistem informasi
terintergrasi dengan mengambil
sampling beberapa sekolah dasar

Hasil Penelitian

:

Aspek Penelitian
- Melakukan
penelitian
tentang sistem distribusi
pupuk bersubsidi
mulai
dari produksi di tingkat
petani, koperasi, bulog,
distributor,
hingga
ke
konsumen di tingkat rumah
tangga (as-is),
- Melakukan
penelitian
blueprintbusinessprocess
Sistem Distribusi pupuk
bersubsidi (To-Be),
- Merancang model sistem
informasi berbasis RFID
untuk dapat mengintegrasis
end-to-end business process
distribusi pupuk bersubsidi
tersebut
- Melakukan
analisis
kebutuhan bagi kerangka
sistem informasi berbasis
RFID untuk mengetahui
bebutuhan pupuk yang
tepat waktu.
- Membangun
kerangka
sistem
informasi
pengelolaan
distribusi
pupuk bersubsidi dengan
dukungan teknologi RFID.
- Mendesain
penempatan
reader yang paling sesuai
dalam pembacaan
tag
dalam membaca kiriman
pupuk
- Mencari kecepatan benda
yang paling ideal agar

Hasil yang diharapkan
Memahami
kondisi
proses
bisnis
yang
berjalan saat ini (As-Is)
dan membandingkannya
dengan hasil rancangan
blueprint (to-be) untuk
memetakan tahapan best
practices yang akan
diimplementasikan

- Memahami
implementasi
RFIDuntuk
distribusi
bersubsidi
- Menghasilkan
RFIDuntuk
pengembangan
- Menghasilkan
prototypeRFID

Tolok Ukur
Proses dan produk
ipteks berupa metode,
blue print, prototipe,
sistem, kebijakan atau
model
Sistem
Distribusi
pupuk
bersubsidi

model Teknologi Tepat Guna:
- Adanya
model
sistem
implementasi
pupuk
RFID yang akan
digunakan
usulan - Adanya RFIDyang
dasar
menjadi
dasar
pengembangan
sistem
distribusi
pupuk bersubsidi
- Adanya
prototypeRFIDuntu
k proses bisnis
sistem
distribusi
pupuk bersubsidi
hasil
pengembangan
yang siap untuk
5

No

Aspek Penelitian
Hasil yang diharapkan
terdeteksi dengan baik
- Membangun model aplikasi
kontrol distribusi yang
terintegrasi menggunakan
teknologi RFID.
- Membangun model sistem
informasi
terintergrasi
dengan
distributor/kelompok tani
pengelola distribusi pupuk
bersubsidi.

10.
Institusi lain yang terlibat:
No Instansi
1
Departemen
Pertanian
Departemen Perindustrian

2

Komisi Pengawas
Pestisida (KP3)

Pupuk

Tolok Ukur
diimplemenasikan

Keterlibatan Dalam
dan Penyediaan data dan informasi
tentang pelaksanaan pengendalian
dan pengawasan pupuk bersubsidi,
identifikasi perangkat keras dan
perangkat lunak dalam aktivitas
kebutuhan pengendalian, luas lahan
dan lebih spesifik pengelolaan basis
data petani.
dan Evaluasi
proses
pengawasan
melalui
aktivitas
penelusuran
jaringan distribusi pupuk bersubsidi

11.
Sumber biaya selain Dikti: Tidak ada
12.
Keterangan lain yang dianggap perlu :
Hasil rancangan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai prototipe lengkap pada pengendalian
pupuk bersubsisdi berdasarkan aktivitas-aktivitas yang telah dihasilkan dan dirancang pada
tahun pertama. Diharapkan aplikasi ini dapat digunakan oleh Departemen Pertanian dan
Departemen Perdagangan, sebagai upaya memperbaiki pelaksanaan pengendalian dan
pengawasan pupuk bersusidi. Sebagai karya ilmiah, hasil setiap tahapan penelitian ini
direncanakan dapat dipublikasikan dalam jurnal ilmiah nasional bidang manajemen atau
teknologi informasi.

6

ABSTRAK
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk membuat kerangka sistem informasi berbasis
pengetahuan untuk mengontrol penggunaan dana bantuan operasional sekolah melalui
mekanisme yang telah ditetapkan pemerintah dengan memanfaatkan metoda basis
pengetahuan budget control system. Prototipe sistem ini dirancang secara online yang dapat
diakses pelaksana dan penerima BOS, Komite sekolah, Kemendiknas,maupun BPK. Basis
pengetahuan yang terdapat dalam sistem ini di generate melalui masukan yang diberikan
pengguna yang kemudian diolah berdasarkan parameter yang telah tersedia seperti Buget
Control System, Management proyek, managemen keuangan, basis data harga acuan alat
barang dan jasa, sampai indentifikasi karakteristik jenis proyek yang dilakukan. Prototipe
sistem dibuat bukan untuk menghasilkan sebuah justifikasi sebuah kesalahan akan tetapi
hanya menghasilkan prosentase seberapa besar dana BOS digunakan sesuai dengan
peruntukannya.
Penelitian dimulai dengan analisis tentang sistem distribusi dana BOS, melakukan penelitian
bagaimana pelaksanaan dana tersebut disalurkan, lalu sistem penggunaan serta penerapannya
seperti apa (To-Be).
Kata Kunci: BOS, Budget Control Sysem, BPK, Kemendiknas,

7

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bantuan Operasional Sekolah merupakan realiasi program pemerintah darii program wajib
belajar sembilan tahun sebagai mana dinyatakan dalam Undang Undang no. 20 tahun 2003
tentang hak dan kewajiban warnag negara dalam pendidikan. Di dalam bab IV ayat 5 ayat 1
menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu[1]. Dampak mengadakan program pendidikan bermutu adalah
menyangkut penyediaan dana pendidikan yang sangat besar. Realisasi yang dilakukan
pemerintah saat ini adalah melakukan pengurangan subsidi bahan bakar minyak dan
mengalokasikannya pada dunia pendidikan dengan mengadakan program Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) dari tingkat sekolah dasar sampai tingak menengah pertama.
Landasan program BOS mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 48 tahun 2008 yang
tercantum dalam Bab 1 ayat 1 pasal 1 yang menyatakan bahwa p endanaan pendidikan
menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat[2].
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah program pemerintah yang pada dasarnya
adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non-personalia bagi satuan pendidikan
dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. Program BOS bertujuan untuk meringankan
beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang
bermutu. Namun pada kenyataannya banyak terjadi penyimpangan dan penyalahgunaan
dana tersebut yang berakibat pada rendahnya mutu pendidikan di tanah air. Hal ini tentu saja
bertentangan dengan visi pendidikan di Indonesian yaitu : terselenggaranya layanan prima
pendidikan nasional untuk membentuk insan indonesia cerdas komprehensif[3].
Nuansa birokrasi yang rumit dan kurang transparasi ditambah kurangnya pengawasan komite
sekolah terhadap alokasi dana BOS yang digunakan merupakan faktor utama terjadinya
kebocoran dan penyimpangan. Penyaluran dana BOS terbukti kurang mampu menekan
penyelewengan dalam pengelolaannya. Temuan pemeriksaan BPK Perwakilan Jakarta atas
tujuh SMP dan SD tentang kerugian negara sebesar Rp 5,7 miliar merupakan salah satu bukti
adanya penyelewengan pengelolaan dana BOS di tingkat sekolah dasar dan menengah [4]
Sebelumnya, pada tahun 2007, BPK RI juga telah menemukan adanya penyelewengan dana
BOS pada 2.054 sekolah dari 3.237 sampel sekolah yang diperiksa. Nilai penyimpangannya
kurang lebih Rp 28,1 miliar[4]. Artinya, terdapat enam dari 10 sekolah melakukan
penyimpangan pengelolaan dana BOS pada tahun 2007.
1.2 Tujuan Khusus.
Dari uraian di atas, maka secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk membuat kerangka
sistem informasi berbasis pengetahuan (knowlege Base System) yang dapat mendeteksi
adanya indikasi penyalahgunaan dana BOS melalui mekanisme parameter masukan data
dari user. Sistem berbasis pengetahuan tersebut akan dikompilasi untuk menjadi sebuah
sistem pakar yang dapat mengerti masalah, menganalisa, memilih dan mengimplementasikan
sebuah kesimpulan secara fuzzy logic[5].
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
8

-

-

Melakukan analisis kebutuhan sistem berbasis pengetahuan dan expert system
untuk menganalisa dan mendeteksi kebocoran dana BOS pada tiap sekolah.
Membuat sebuah sistem yang dapat memunculkan transparansi pelaporan
penggunaan data BOS kepada publik dari mulai perencaraan peruntukan dana , waktu
pencarian, jumlah dana yang dicairkan, sampai tahap pelaksanaan dan penggunaan dana
BOS tersebut.
Menentukan berbagai variable dan kaidah-kaidah yang diperlukan dalam
membangun sistem pendeteksi kebocoran dana BOS yang bereferensi pada kaidah umum
sebuah sistem pakar dan kecerdasan buatan.
Membangun kerangka sistem informasi berbasis pengetahuan yang dipadukan
dengan sistem pakar yang mengacu pada pakar perencana proyek serta auditor keuangan.
Merancang antar muka berbasis mobile internet untuk memudahkan publik
memasukan data rujukan atau data control yang diperlukan sistem untuk menghasilkan
informasi akurat yan diperlukan public.
Merancang antar muka berbasis web yang diperuntukan bagi pelaksana proyek
untuk memasukan laporan seluruh penggunaan dana proyek ke dalam sistem.
Membangun model sistem informasi berbasis pengetahuan yang terintergrasi
antara pemberi dana, pelaksanan proyek, dan publik pengontrol proyek yang diwakili
komite sekolah.

1.3 Keutamaan Penelitian
Distribusi penyaluran dana bantuan operasional sekolah dari pemerintah saat ini sudah
berjalan, namun kendala dilapangan masih banyak sekali indikasi penyelewengan dana
tersebut untuk kepentingan pribadi, Hal ini diakibatkan kurangnya pengawasan dari
barbagai pihak baik pemerintah selaku pemberi dana maupun komite sekolah yang bertugas
mengawasi pelaksanaan penggunaan dana BOS oleh sekolah

BAB II. STUDI PUSTAKA DAN ROADMAP
2.1 Program Pendidikan Nasional
Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan
dalam jangka menengah dan jangka panjang. Namun, sampai dengan saat
ini masih banyak orang miskin yang memiliki keterbatasan akses untuk
memperoleh pendidikan bermutu, hal ini disebabkan antara lain karena
mahalnya biaya pendidikan. Disisi lain, Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap
warga negara berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yang
dikenal dengan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.
Konsekuensi dari hal tersebut maka pemerintah wajib memberikan layanan
pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD/
MI dan SMP/Mts serta satuan pendidikan yang sederajat)[6].
Kenaikan harga BBM beberapa tahun belakangan dikhawatirkan akan
menurunkan kemampuan daya beli penduduk miskin. Hal tersebut dapat
menghambat upaya penuntasan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar
9

Sembilan Tahun, karena penduduk miskin akan semakin sulit memenuhi
kebutuhan biaya pendidikan. Seiring meningkatnya beban subsidi BBM
yang harus dibayar pemerintah karena semakin meningkatnya harga
minyak dunia, pada bulan Maret dan Oktober 2005 Pemerintah melakukan
pengurangan subsidi BBM secara drastis. Hal ini berdampak pada sektor
kesehatan yang ditandai dengan semakin rendahnya daya tawar
masyarakat untuk melakukan pengobatan atas penyakit yang dideritanya,
serta berdampak pada sektor pendidikan yang ditandai antara lain dengan
banyaknya siswa putus sekolah karena tidak memiliki biaya untuk
melanjutkan sekolah serta ketidakmampuan siswa membeli alat tulis dan
buku pelajaran dalam rangka mengikuti kegiatan belajar-mengajar di
sekolah. Guna memperkecil dampak kenaikan harga BBM di sektor
pendidikan, Masyarakat yang langsung merasakan dampak kenaikan harga
BBM berupa melambungnya berbagai kebutuhan pokok, kesehatan, dan
pendidikan adalah masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
Dalam rangka mengatasi dampak kenaikan harga BBM tersebut
Pemerintah merealokasikan sebagian besar anggarannya ke empat
programbesar, yaitu program pendidikan, kesehatan, infrastruktur
pedesaan, dansubsidi langsung tunai (SLT). Salah satu program di bidang
pendidikan adalah Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang menyediakan
bantuan bagi sekolah dengan tujuan membebaskan biaya pendidikan bagi
siswa yang tidak mampu dan meringankan beban bagi siswa yang lain
dalam rangka mendukung pencapaian Program Wajib Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun Melalui program ini, pemerintah pusat memberikan
dana kepada sekolah-sekolah setingkat SD dan SMP untuk membantu
mengurangi beban biaya pendidikan yang harus ditanggung oleh orangtua
siswa. BOS diberikan kepada sekolah untuk dikelola sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan pemerintah pusat. Besarnya dana untuk tiap
sekolah ditetapkan berdasarkan jumlah murid[6].
2.1.1 Pencanangan Program BOS
Pasal 31 UUD 1945 mengamanatkan bahwa pendidikan merupakan hak
bagi setiap warga negara tetapi pendidikan dasar merupakan kewajiban
yang harus diikuti oleh setiap warga negara dan pemerintah wajib
membiayai kegiatan tersebut. Lebih lanjut dalam Pasal 31 ayat (4)
disebutkan bahwa negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurangkurangnya dua puluh persen (20%) dari anggaran pendapatan. Selanjutnya,
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
mengamanatkan bahwa setiap warga negara berusia 7-15 tahun wajib
mengikuti pendidikan dasar. Konsekuensi dari hal tersebut maka
pemerintah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta
didik pada tingkat pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/Mts serta satuan
10

pendidikan yang sederajat). Dalam rangka melaksanakan tekad tersebut di
satu sisi, serta kemampuan masyarakat yang terus menurun sebagai
dampak dari kenaikan harga BBM, maka Pemerintah menerapkan dan
mengembangkan Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Program ini
dikomandani oleh Departemen Pendidikan Nasional, yang penyaluran,
penggunaan, dan pertanggungjawabannya dilaksanakan secar aterpadu
oleh para pihak yang terkait dari Menteri hingga Kepala Sekola pada
sekolah-sekolah yang berhak menerima dana BOS.
2.1.2 Penggunaan Dana BOS
Penggunaan Dana BOS harus berpedoman pada panduan pelaksanaan
program BOS yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat, yang antara lain
mengatur tentang:
- Kriteria kegiatan-kegiatan yang boleh dibiayai dana BOS;
- Kegiatan-kegiatan yang tidak boleh dibiayai dari dana BOS.
Berdasarkan panduan tersebut Dana BOS boleh digunakan untuk[6]:
a) Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka Penerimaan Siswa Baru,
biaya pendaftaran, penggadaan formulir, administrasi pendaftaran, dan
pendaftaran ulang, serta kegiatan lain yang berkaitan langsung dengan
kegiatan tersebut.
b) Pembelian buku teks pelajaran dan buku referensi untuk dikoleksi
diperpustakaan.
c) Pembelian bahan-bahan habis dipakai: buku tulis, kapur tulis, pensil,
bahan praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganan koran,
gula kopi dan teh untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah.
d) Pembiayaan kegiatan kesiswaan: program remedial, program pengayaan,
olah raga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah
remaja dan sejenisnya. Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum,
ujian sekolah dan laporan hasil belajar siswa
e) Pengembangan profesi guru: pelatihan, KKG/MGMP dan KKKS/MKKS.
f) Pembiayaan perawatan sekolah: pengecatan, perbaikan atap bocor,
perbaikan pintu dan jendela, perbaikan mebeler dan perawatan lainnya.
g) Pembiayaan langganan daya dan jasa: listrik, air, telepon, termasuk
untuk pemasangan baru jika sudah ada jaringan disekitar sekolah.
h) Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan tenaga
kependidikan honorer sekolah. hambahan insentif untuk kesejahteraan
guru dan tega kependidikan sekolah ditanggung sepenuhnya oleh
pemerintah daerah.
i) Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang
menghadapi masalah biaya transport dari dan ke sekolah.

11

j) k. Khusus untuk pesantren salafyah dan sekolah keagamaan non
Islam, dana BOS dapat digunakan untuk biaya asrama/pondokan dan
membeli peralatan ibadah.
k) l. Pembiayaan pengelolaan BOS: ATK, penggandaan, surat menyurat
dan penyusunan laporan.
l) m. Prioritas pertama penggunaan dana BOS adalah untuk komponen a
s/d l, bila seluruh komponen diatas telah terpenuhi pendanaannya dari
BOS dan masih terdapat sisa dana, maka sisa dana BOS tersebut dapat
digunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran dan mebeler
sekolah.
Panduan pelaksanaan BOS juga menetapkan bahwa Dana BOS tidak boleh
digunakan untuk hal-hal sebagai berikut[6] :
a. Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan.
b. Dipinjamkan ke pihak lain.
c. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah dan
memerlukan biaya besar, misalnya tudi banding, studi tour (karya
wisata) dan sejenisnya.
d. Membayar bonus, transportasi, atau pakaian yang tidak berkaitan
dengan kepentingan murid.
e. Membangun gedung/ruangan baru.

2.2 Perencanaan Anggaran
Business Budget atau Budget (Anggaran) ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis,
yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan (yang menimbulkan penerimaan/hak dan juga
pengeluaran/kewajiban), yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk
jangka waktu / periode tertentu yang akan datang. (Munandar, 1997). Unsur – unsur yang
menyangkut parameter pendanaan (budgeting) adalah :
-

-

-

Rencana, penentuan terlebih dahulu tentang berbagai aktivitas yang akan dilakukan di
waktu yang akan datang. Rencana tsb. memiliki spesifikasi2 tertentu, seperti; disusun
secara sistematis, mencakup seluruh kegiatan perusahaan, dan dinyatakan dalam. satuan
moneter /uang
Meliputi selururuh kegiatan perusashaan :
a) Fungsi produksi
b) Fungsi pembelanjaan/keuangan
c) Fungsi administrasi
d) Fungsi pemasaran
e) Fungsi personalia
Untuk waktu yang akan datang

Berdasarkan priode penyusunannya, perencanaan anaran dibagi menjadi dua kelompok yaitu
perencanaan anggaran taktis dan teknis[7]. Perencanaan angaran taktis meliputi pengeluaran
12

harian, minguuan dan bulanan. Sedangkan perencanaan anggaran strategis meliputi buet
tahunan atau sesuai dengan kebutuhan. Jika dilihat dari bentuknya, dana Bantuan Opersioanl
Sekolah (BOS) dapat dikelompokan ke dalam buget strategis karena diperlukan disesuaikan
dengan kebutuhan.
Beberapa alasan mengapa diperlukan sebuah rencana yang matang dalam menentukan
jumlah serta peruntukan dana bantuan opersioanal sekolah adalah [7]:
a) Sumber Dana yang terbatas
b) Waktu yang akan datang penuh dengan ketidak pastian
c) Waktu yang akan datang penuh dengan berbagai alternative
d) Sebagai pedoman dalam bekerja.
e) Untuk melakukan koordinasi keseluruhan aktivitas
f) Untuk melakukan pengawasan dan evaluasi.
Proses utama dalam melakukan penyusunan budget adalah sebagai berikut :
a. Melakukan identifikasi kebutuhan
b. Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan
c. Melakukan penyusunan anggaran sesuai kebutuhan, dan
d. Melakukan pengkoordinasian serta melakukan evaluasi terhadap anggaran yang
digunakan

Gambar 1 Proses Penyusunan Budget[7]

2.2.1 Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional adalah bentuk rencanan nyata pekerjaan yang akan dilakukan
yang disesuaikan dengan budget[8], perencanaan opersional disebut dengan tindakan atau
rencana bisnis plan. Dalam siklus normal sebuah organisasi akan memulainya dengan
perencanaan strategis, di sini yang perlu difahami adalah spesifik kegiatan organisasi atau
proyek yang akan dihadapi, karena berkaitan erat dengan dapak hasil yang akan diraih sesuai
rencana semula. Perencanaan opersional jangan dilakukan jika tidak tahu secara pasti berapa
besar jumlah anggaran yang dibutuhkan. Perencanaan operasioa hanya akan terjadi jika kita
benar benar pasti akan melakukan pekerjaan sebenarnya dengan jumlah biaya yang sudah
pasti.
13

2.2.2 Frimework Estimasi Harga
Perencanaan anggaran yang akan dibentuk bisa diperoleh melalui sebuah framework
estimasi harga. Frimewrok ini bisa dibuat berdasarkan kebutuhan organisasi atau proyek
dengan tujuan memandu pelaksana proyek agar diperoleh estimasi yang cukup relevan.
Berikut bentuk framework estimasi harga yang dapat dijadikan acuan :
Frimework estimasi biaya operasional
Aktivitas
Unit
- Material
-

Peralatan

-

Jasa/pelayanan

-

Transportasi

Harga per unit
Biaya unit adalah
biaya satu unit item.
Contoh : harga per
hari, per koli atau
per orang

Jumlah

Total Harga

Ini adalah jumlah
unit (berapa banyak)
yang akan
dibutuhkan
Contoh:
230 paket pelatihan,
130 hari waktu
pelatihan

Jumlah total adalah
harga unit cost dikali
jumlah unit

Total harga aktivitas

Jumlah Total

2.2.3 Estimasi biaya yang menyangkut aktivitas organisasi
Setelah melakukan perkiraan estimasi personil, selanjutnya dapat ditetapkan prosentase
berbagai item untuk setiap departemen atau proyek. Berikut adalah contoh estimasi aktivitas
organisasi atau proyek.
2003

2004

2005

Management:
Gaji :
Donasi Lisensi:
Lisensi Pemerintah:
Public relation:
Penalangan dana:
Human resource:
Administration:
Pendapatan/gaji:
peralatan:
Software:
Stationery:

Overhead:
Sewa Tempat:
Air dan Listrik:
Asuransi:
Perawatan :
Legal fee dan audit fee:

2.3 Kecerdasan Buatan

14

Kecerdasan buatan adalah sebuah bidang ilmu komputer yang mempelajari bagaimana
mekanisme kerja sebuah program komputer yang meniru cara berpikir manusia dalam
melakukan sebuah trouble shooting. Bidang cakupan sistem kecerdasan buatan meliputi :
- Pemrosesan bahasa Alami
- Program Otomaatis (Automatic Programming)
- Tutorial Cerdas (intelligent Tutor)
- Penerjemah Bahasa (Spech Understanding)
- Robotic.
- Sistem Pakar
- Machine Learning
- Computer Vision
- Game
Sistem Pakar adalah salah satu bagian dari bidang kecerdasan buatan (Artificia Intelligency),
dimana salah satu dari sistem pakar adalah Sistem Berbasis Pengetahuan (SBP). Sedangkan
salah satu sistem SBP adalah sistem berbasis Rule (Rule Base Systems) dimana basis
pengetahuannya berupa kaidah-kaidah atau aturan-aturan yang dirancang berdasarkan kaidah
atau aturan baku sesuai pengetahuan atau ilmu tertentu.
2.3.1 Sistem Pakar
Adalah Program yang dirancang untuk menghasilkan informasi berupa advis atau saran yang
terkomputerisasi dan ditujukan untuk meniru proses reasoning (pertimbangan) dan
pengetahuan dari seorang pakar dalam menyelesaikan segala permasalahan yang spesifik.
Bidang keilmuan ini banyak diaplikasikan di berbagai bidang aplikasi sperti analisa
kedokteran dan analisa keputusan. Sistem pakar banyak menarik minat terutama dalam
sebuah organisasi dimana sistem ini dimanfaatkan untuk menangani maslah-masalah yang
berhubungan dengan suatu permasalahan yang komplek dan sulit untuk dipecahkan.
Kelebihan dari sistem pakar adalah dapat menganalisa berdasarkan kaidah yang ada secara
cepat dan objektif. Perbedaan cara kerja sistem pakar dengan sistem yang lain dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 1. Perbedana sistem Pakar dengan yang lain
Transaction
Management
Decision Support
Expert
Executive
Dimensi
Processing
System (TPS)
Payroll,
inventory,
Record
keeping,
informasi
produk dan
penjualan
Transaksi Data

Information
System (MIS)
Kontrol Produksi,
Peramalan
Penjualan,
Monitoring

System (DSS)

System(ES)

Perencanaan
strategis Jangka
Panjang, area
permasalahan
terintegrasi secara
komplek

Perencanaan
Strategis
diagnosis

Informasi

Keputusan flesible

database

Unit untk
setiap aplikasi

Akses interaktif

Sistem managemen
database

Kemampuan
Pengambilan
Keputusan

Tak ada
keputusan
yang dapat
diambil

Permasalahan semi
tersetruktur, model
manajemen sains
terintegrasi

Penelusuran
kontrol
Ekternal dan
berskala
perusahaan
Hanya jika
dikombinasikan
dengan SPK

Manipulasi
Manupulasi

Numerik

Permasalahan
permasalahan
pengarahan
terstruktur
menggunakan
tool-tool
managemen sain
konvensional
Numerik

Transfer
kepakaran
Berbasis
pengetahuan dan
kaidah
Sistem membuat
keputusan yang
kompleksm tak
tersetruktur,
menggunakan
Role heuristic

Numerik

Simbolik

Numerik

Laporan

Laporan

Informasi

Advise

Akses Status

Aplikasi

Fokus

Information
Systems (EIS)
Dukungan pada
pengambilan
keputusan di level
puncak

15

2.3.2 Komponen Sistem Pakar
Sistem pakar berdasarkan aturan atau kaidah kaidah yang dirancang berdasarkan format
analisa baku seorang pakar dalam melakukan trouble shooting. Ada beberapa komponen
dasar yang merupakan bagian inti sebuah sistem pakar[9], yaitu :









Pengetahuan Pakar: pengetahuan pada suatu bidang tertentu seperti : Faktafakta, teori, prosedur, aturan, strategi, dan meta knowledge
Pakar atau tenaga ahli
Pengalihan pengetahuan : tambahan pengetahuan, representasi pengetahuan,
inferensi pengetahuan, dan pengalihan pengetahuan kepada pengguna.
Inferensi : kemampuan menalar
Aturan : dalam bentuk aturan IF-THEN
Fasilitas penjelasan : penjelasan bagaimana keputusan dibuat
Kemampuan rekomendasi

16

Gambar 2 Alur Kerja Sistem Pakar [9]
Dari gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Khowledge Acusition adalah penambahan pengeahuan, mengkontruksi dan memperluas
pengetahuan.
- Knowledge Base : berisi pengetahuan
- Inference Engine : program yang berisi metodologi yang digunakan untuk melakukan
penalaran terhadap informasi dalam basis pengetahuan dalam basis pengetahuan :
Interprete yanitu mengeksekusi item-item agenda yang terpilih menggunakan aturan,
scheduler yait berfungsi mengontrol agenda, dan consistency enforcer berfungsi
memelihara kekonsistenan dalam merepresentasikan solusi yang bersifat darurat.
Blackboard: area kerja dalam memori yang digunakan dalam kejadian yang sedang
berlangsung termasuk keputusan sementara :
– Plan: bagaimana menghadapi masalah
– Agenda: aksi aksi potensial yang sedang menunggu untuk dieksekusi
– Solution: calon aksi yang akan dibangkitkan
Pendekatan knowledge base terdapat dua macama yaitu Rule base reasoning dan case base
reasoning [9]. Berikut perbedaan kedua pendekatan tersebut :
Rule Based Reasoning

Pengetahuan dibuat dalam IF-THEN
17




Digunakan jika kita sudah memiliki pengetahuan dari pakar mengenai
permasalahan tertentu secara berurutan
Dibutuhkan jika harus ada penjelasan tentang langkah-langkah
pencapaian solusi

Case Based Reasoning

Basis pengetahuan akan berisi kasus-kasus yang sudah diketahui
sebelumnya.

Jika kasus-kasusnya hampir mirip

Jika sudah memiliki penyelesaian kasus-kasus
Contoh kasus:








R1: if suku bunga turun then harga obligasi naik
R2: if suku bunga naik then harga obligasi turun
R3: if suku bunga tidak berubah then harga obligasi tidak berubah
R4: if dolar naik then suku bunga turun
R5: if dolar turun then suku bunga naik
R6: if harga obligasi turun then beli obligasi
Diket: dolar turun, beli atau tidak obligasi?

Dalam notasi kaidah sistempakar ditulis sebagai berikut :











R1: IF A & B THEN C
R2: IF C THEN D
R3: IF A & E THEN F
R4: IF A THEN G
R5: IF F & G THEN D
R6: IF A & G THEN H
R7: IF C & H THEN I
R8: IF I & A THEN J
R9: IF G THEN J
R10: IF J THEN K
Fakta: A & F, apakah K benar?

18

Gambar 3 Tracking solusi
2.4 Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih dan Berwibawa
Penyelenggaraan

pemerintahan

good governance mengandung arti bahwa proses

penyelenggaran pemerintahan negara harus memenuhi kriteria tertentu. Good governance
berarti menhendaki sebuah pemerintahan negara yang solid dan bertanggung jawab, efisein
dan efektif dalam setiap pelaksanaannya dengan menjaga sinergi interaksi yang konstruktif
diatara domain pemerintah, dunia usaha, dunia pendidikan dan masyarakat[10].
Mengacu pada Undang-Undang No.28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan neraga yang
bersih dan bebas dari KKN maka pemerintah sekalu eksekutor pemerintahan

sudah

melakukan langkah- langkah tertentu untuk meminimalisasi venomena KKN di sektor publik
Berikut beberapa draft langkah yang dicanangkan pemerintah di sector publik.

Tabel 3 Parameter good governance
Kegiatan

Variabel/Atribut

Penerapan GG
Sektor Publik

1. Kepastian Hukum
2. Tertib Penyelenggaraan Negara
3. Kepentingan Umum

Landasan Peraturan Per UU-an
a. Pelaksanaan Fungsi Instansi
b. Renstra/RPJM
c. Renja / RKA-KL/RASK
Terpenuhinya Kebutuhan
Masyarakat

4. Keterbukaan
5. Proporsionalitas
6. Profesionalitas
7. Akuntabilitas

Kebebasan memperoleh
informasi
Reward & Punishment
Kompetensi & Kemampuan
1. Lap. Keuangan
2. LAKIP

Penerapan GG
Sektor Korporat

1. Struktur dan Proses
Corporate Governance

Indikator/Parameter

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Code of CG
SCI
Kode Etik/Pedoman Prilaku
Lap Keuangan dan Tahunan
Komitmen Direksi
Komite Audit
SPI

19

Lanjutan Tabel 3 Parameter good governance

Pelayanan Publik Prinsip Pelayanan Publik

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Penanggulangan
KKN

1.
2.
3.
4.
5.

1. Pencegahan
Kecurangan

Kesederhanaan
Kejelasan
Kepastian waktu
Akurasi
Keamanan
Tanggung jawab
Kelengkapan sarana &
prasarana
8. Kemudahan Akses
9. Kedisiplinan, kesopanan dan
keramaian
10. Kenyamanan

6.
7.
8.
9.

Kebijakan makro terintegrasi
Struktur pertanggungjawaban
Resiko kejadian korupsi
Kepedulian karyawan
Sistem pelaporan dugaan
korupsi
Kepedulian pelanggan dan
masyarakat
Pengungkapan yang dilindungi
Pemberitahuan ke pihak luar
Standar perilaku dan disiplin

BAB III. METODE PENELITIAN
Pengembangan sistem berbasis pengetahuan untuk mendeteksi penyimpangan data bantuan
BOS, terdiri dari dua tahapan utama, tahap analisis kebutuhan, perancangan dan pembuatan
prototipe, Kedua adalah tahap implementasi dan ujicoba lapangan. Alur dari setiap tahapan
kegiatan adalah sebagai berikut:

20

Tahap inisiasi

Perumusan
masalah dan
pengumpulan
data

Perancangan
hardware dan
software

Penentuan
spesifikasi

Pembuatan
hardware dan
software

Integrasi
hardware dan
software

Prototipe
KBS
(Ver 1)

Pengujian

Installasi
Infrastruktur
(pemasangan
koneksi jaringan
di 6 SD

Implementasi
Prototipe pada 5
Sekolah dasar

Pengujian dan
Evaluasi

Pilot
Project
2011

Implement
asi di 6
sekolah
dasar
pada 2
Kabupate
n berbeda
Thn 2012

Prototipe
perangkat KBS
Versi 2

Tahap II
Tahap I
Implementasi
dan Uji Coba
Perancangan dan Pembuatan
Prototipe di lapangan
Prototipe
2012
2011
Gambar 4. Tahapan Kegiatan

Tahap 1 (2011): Perancangan dan Pembuatan Prototipe
1. Tahap Inisiasi
Tahap ini merupakan pengenalan umum pada topik yang dibahas. Tahap ini juga merupakan
tahap untuk melakukan koordinasi dengan tim peneliti untuk melakukan pembagian tugas
dan mematangkan rencana penelitian. Termasuk dalam tahap ini adalah melakukan
inventarisasi kebutuhan dan menyusun jadwal kegiatan lebih detail.
2. Tahap Pendefinisian Masalah dan Pengumpulan Data
Tahapan ini dilakukan untuk mendefinisikan masalah yang sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Pendefinisian masalah dilakukan melalui pengenalan lapangan dari riset yang akan
dilakukan. Selain itu masalah diperoleh dari studi literatur dan melihat kondisi eksisting dari
teknologi dan sumber daya yang tersedia. Pendefinisian masalah dilakukan supaya dapat
mengetahui persoalan yang akan dihadapi selama melakukan riset dan membuat batasan dari
lingkup penelitian.Pengumpulan data dikumpulkan berdasarkan studi literature yang telah
dilakukan serta survey ke lapangan (Sistem endistribusian dan pengelolaan dana BOS) untuk
memperoleh gambaran permasalahan yang ada di lapangan. Pada akhir tahap ini akan disusun
laporan singkat mengenai perkembangan yang telah dicapai dan penyusunan makalah.
3. Tahap Penentuan Spesifikasi
Berdasarkan analisa permasalahan dan informasi yang diperoleh dari studi literature dan
inpeksi lapangan, maka dapat ditentukan spesifikasi dari protipe yang akan dirancang dan
21

dibuat. Spesifikasi ini akan meliputi spesifikasi dari model bisnis, perangkat hardware dan
software aplikasi yang dibuat.
4. Tahap Perancangan Software dan Infrastruktur Hardware
Berdasarkan spesifikasi teknis yang telah ditentukan selanjutnya dapat dirancang software
yang akan digunakan. Metode perancangan infrastruktur disesuaikan dengan kebutuhan
implementasi lapangan.
5. Tahap Pembuatan Software dan Infrastruktur Hardware
Rancangan software yang telah dibuat kemudian diimplementasikan dengan proses
pengkodean (coding) sesuai dengan bahasa pemrograman open source (seperti Java web
server, PHP, MySQL untuk database). Untuk infrastruktur hardware, hasil dari rancangan
dibangun infrastruktur dengan perangkat yang sudah disiapkan sesuai spesifikasi yang ada.
6. Tahap Integrasi software dan hardware
Hasil kompilasi source code software aplikasi
yang telah dibuat diintegrasikan/
diimplementasikan terhadap infrastruktur yang telah terpasang di enam lokasi percontohan
untuk selanjutnya diadakan pengujian.
7. Tahap Pengujian
Setelah software diintegrasikan terhadap infrastruktur hardware yang sudah dibangun,
selanjutnya dilakukan pengetesan. Pengetesan bertujuan untuk mengetahui adanya bug pada
pada source code maupun hardware sehingga perlu dilakukan perbaikan. Pada tahap ini juga
dilakukan uji coba terhadap enam lokasi sekolah dasar pada tiga tempat berbeda. Setelah
melalui tahap pengujian ini maka dihasilkan prototipe versi 1 yang layak untuk
diimplementasikan di testbed.
Tahap 2 ( 2011) : Implementasi dan Pengujian
1. Tahap Instalasi Infrastruktur
Pada tahap ini dilakukan instalasi infrastruktur di lokasi yang sudah ditentukan sebelumnya
sesuai dengan rancangan yang sudah dibuat yaitu di kantor Kecamatan Ngamprah Kabupaten
Bandung Barat untuk web server sedangkan untuk client dipasang di enam sekolah dasar
percontohan. Sedangkan untuk mobile input parameter dilakukan dengan menyewa SMS
Gateway dari salah satu operator telepon selular.
2. Implementasi prototipe di Testbed
Prototipe yang sudah dibuat pada tahapan sebelumnya diimplementasikan pada testbed yang
sudah dibangun dengan melakukan konfigurasi dan beberapa penyesuaian.
3. Tahap Pengujian dan Evaluasi
Setelah prototipe diintegrasikan terhadap infrastruktur KBS di testbed, selanjutnya dilakukan
pengujian. Pengetesan bertujuan untuk penyesuaian prototipe terhadap inrastruktur testbed.
Pada tahap ini juga dilakukan uji coba terhadap enam sekolah dasar penerima dan pengelola
BOS dengan melibatkan akses kontrol melalui mobile phone dari 100 orang anggota
Komite sekolah dari enam lokasi sekolah tersebut. Setelah melalui tahap pengujian ini maka
dihasilkan protipe versi 2, yang merupakan implementasi sistem pendeteksi kobocoran dana
BOS dengan sistem berbasis pengetahuan.
3. Standarisasi Prototipe Testbed
22

Setelah prototipe diintegrasikan terhadap infrastruktur terpasang, selanjutnya dilakukan
pengujian. Pengetesan bertujuan untuk penyesuaian prototipe terhadap inrastruktur testbed.
Pada tahap ini juga dilakukan uji coba terhadap enam sekolah dasar penerima dan pengelola
dana BOS serta melibatkan akses 100 orang anggota komite sekolah dengan menggunakan
perangkat sms gate way dalam memberikan parameter masukan untuk setiap item proyek
yang didanai. Setelah melalui tahap pengujian ini maka dihasilkan protipe versi 2, yang
merupakan implementasi sistem berbasis pengetahuan untuk mendeteksi kebocoran dana
BOS yang telah terstandarisasi.

23

24