Pengaruh sistem informasi akuntansi dan audit sistem informasi terhadap pengendalian internal :(studi kasus pada PT.Telkom, tbk)

(1)

Yang bertanda tangan dibawah ini, penulis, pembimbing, dan pihak perusahaan tempat penelitian, bersedia menyatakan :

“Bahwa hasil penelitian ini dapat di onlinekan sesuai dengan peraturan yang berlaku,

untuk kepentingan riset dan pendidikan”.

Bandung, 13 September 2013

Penulis, Pihak Perusahaan,

Reddy Handani Irwan Sobrian

NIM 21109076 NIK 710420

Mengetahui,

Pembimbing,

Sri Dewi Anggadini, SE., M. Si. NIP 4127.34.003

Catatan:

Kecuali BAB IV dan V Tidak untuk di onlinekan, dengan alasan dalam kedua bab tersebut terdapat pengolahan data dan data perusahaan, demi menjaga penyalahgunaan pihak tak bertanggungjawab.


(2)

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi saya ini asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik sarjana, baik di UNIKOM maupun di perguruan tinggi lain. 2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.

3. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sangsi akademis sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bandung, Juli 2013 Yang membuat pernyataan,

Reddy Handani 21109076


(3)

(4)

CURRICULUM VITAE Data Diri

Nama Lengkap : Reddy Handani

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 3 Mei 1991

Jenis Kelamin : Pria

Persaudaraan : 1 dari 2

Berat/ Tinggi Badan : 50kg/ 178cm

Agama : Islam

Kebangsaan : Indonesia

Alamat Rumah : Jl. Nyengseret no. 81, Bandung

No. Telepon/ HP : (022) 522 0206/ 0856 2488 4144


(5)

(Studi Kasus PT. Telkom Tbk, Bandung)

Effect Of Accounting Information Systems And Audit Information Systems

to Internal Control

SKRIPSI

Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

REDDY HANDANI NIM 21109076

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem Informasi terhadap Pengendalian Internal”.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya tulis ini. Pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor UNIKOM 2. Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule SE., M. Si

3. Dr. Surtikanti, SE. M.Si. Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi

4. Sri Dewi Anggadini SE., M. Si., yang sudah sangat dengan sabar membimbing penulis

5. Lilis Puspitawati SE., M.Si., selaku Dosen Wali

6. Bapak Sirat Mustakim, Bapak Dedi, dan Bu Hanna selaku pembimbing penulis dari PT. Telkom yang banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian

7. Teman – teman FE UNIKOM 2009, khususnya kelas AK 2

8. Orang tua tercinta, Johan Sofyan, dan Ida Nuraida, serta adik Anissa Nurtiana, terimakasih atas segala-galanya


(7)

9. Sahabat penulis yang sudah sangat banyak membantu dalam proses pengerjaan penelitian ini, Aris, Ibu Nelly, dan keluarga

10. Keluarga besar alm. Lili Syarief, khususnya Bi Lies, Bi Rani atas dukungannya

11. Keluarga besar Hoolahoop, Yuda, Fadli, Depay, Colil, Derry, Dede, Moyo, Reach & Records, dan Give Me Five serta semua teman satu skena

12. Gita Kania, Aldy Ramadhan, Mochamad Andika, Aska Pratama, atas suntikan semangat dan ilmu olah datanya, Arseal sebagai satu-satunya, Gilang Arya selaku saudara sekamar yang banyak membantu, teman-teman senior UNIKOM, Mba Donna, Teh Senny, seluruh karyawan UNIKOM, dan semua yang telah mensupport penulis yang tidak cukup untuk disertakan disini. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Semoga dengan telah diselesaikannya skripsi ini, bisa membantu penulis dalam menambah wawasan tentang penelitian dan menjadi lebih baik dalam penulisan penelitian berikutnya.

Bandung, 31 Juli 2013


(8)

viii DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ……… i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ………. ii

MOTTO ………. iii ABSTRACT ……….. iv

ABSTRAK ………. v

KATA PENGANTAR………. vi

DAFTAR ISI………... viii

DAFTAR TABEL……….………...…xiv

DAFTAR GAMBAR……….………... xv

BAB I PENDAHULUAN………... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ……… 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah …...………... 7

1.2.1 Identifikasi Masalah……...……… 7

1.2.2 Rumusan Masalah …………...………... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ………...……… 9

1.3.1 Maksud Penelitian ..………... 9

1.3.2 Tujuan Penelitian ………..………. 9

1.4 Kegunaan Penelitian ………...……… 10


(9)

1.4.2 Kegunaan Akademis ………..…….. 10

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ………...………..… 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS.12 2.1 Kajian Pustaka………... 12

2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi …....………..….. 12

2.1.1.1 Pengertian Sistem ……...…..………..…… 12

2.1.1.2 Pengertian Informasi ………..……….…...…… 13

2.1.1.3 Pengertian Akuntansi ……….….………... 14

2.1.1.4 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ………. 15

2.1.1.5 Indikator Teknologi Informasi ……….………. 16

2.1.1.6 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi ………... 23

2.1.2 Audit Sistem Informasi …………...………. 24

2.1.2.1 Pengertian Audit ..…..……….… 24 2.1.2.2 Pengertian Audit Sistem Informasi …...………. 25 2.1.2.3 Indikator Audit Sistem Informasi .……….……. 27

2.1.2.4 Tujuan Audit Sistem Informasi ...………... 28

2.1.3 Pengendalian Internal ………..……….... 30

2.1.3.1 Pengertian Pengendalian Internal ………….………... 30

2.1.3.2 Jenis Pengendalian Internal ..……..………..…….. 32

2.1.3.3 Indikator Pengendalian Internal ……….……… 34 2.1.3.4 Tujuan Pengendalian Internal ……… 36


(10)

x

2.2 Penelitian Terdahulu ……….. 37

2.3 Kerangka Pemikiran ………...………... 45

2.3.1 Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Pengendalian Internal ………...………. 46

2.3.2 Hubungan Audit Sistem Informasi Akuntansi dengan Pengendalian Internal ……..………... 47 2.4 Hipotesis Awal ………..………...………..………... 48

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN………...………. 51

3.1 Objek Penelitian ………...……….. 51

3.2 Metode Penelitian ………...……… 51

3.2.1 Desain Penelitian ………...……….. 52

3.3 Operasionalisasi Variabel ………...….………...……… 56

3.4 Sumber Data ………..………. 60

3.5 Alat Ukur Penelitian ………... 60

3.5.1 Uji Validitas ……….………….……….….. 60 3.5.2 Uji Reliabilitas ……….………..….. 62

3.6 Populasi dan Penarikan Sampel ………...……….. 63

3.7 Metode Pengumpulan Data ……… 65

3.8 Metode Pengujian Data ………. 66

3.8.1 Analisis Deskriptif (Kualitatif) ……… 66


(11)

3.8.3 Analisis Korelasi Pearson Product Moment ………...… 68

3.8.4 Analisis Determinasi ……… 69

3.8.5 Pengujian Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda ……… 69

3.8.6 Analisis Korelasi Parsial ……….. 72

3.8.7 Uji Hipotesis ……… 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….……….. 78

4.1 Hasil Penelitian ……….. 78

4.1.1 Gambaran Umum PT. Telkom Indonesia, tbk …….……… 78

4.1.1.1 Sejarah PT. Telkom Indonesia, tbk ……… 79

4.1.1.2 Struktur Organisasi PT. Telkom Indonesia, tbk ……… 80

4.1.1.3 Uraian Tugas Direktorat Keuangan PT. Telkom Indonesia, tbk ……….. 84

4.1.1.4 Aktivitas PT. Telkom Indonesia, tbk ………. 90

4.1.1.5 Karakteristik Responden ……….... 92

4.1.2 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ……….. 94

4.1.2.1 Hasil Pengujian Validitas ……….. 94

4.1.2.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ………... 95

4.1.3 Analisis Deskriptif ………... 95

4.1.3.1 Analisis Deskriptif Sistem Informasi Akuntansi ……… 96

4.1.3.1.1 Rincian Indikator Sistem Informasi Akuntansi ………..… 105


(12)

xii

4.1.3.2 Analisis Deskriptif Audit Sistem Informasi …………. 107 4.1.3.2.1 Rincian Indikator Audit Sistem Informasi ... 112 4.1.3.3 Analisis Deskriptif Pengendalian Internal …………... 114

4.1.3.3.1 Rincian Indikator Pengendalian Internal …..120 4.1.3 Analisis Verifikatif ……….... 123

4.1.3.1 Korelasi Sistem Informasi Akuntansi dengan

Pengendalian Internal ketika Audit Sistem Informasi Tidak Berubah ………...…. 128 4.1.3.2 Korelasi Audit Sistem Informasi terhadap Pengendalian

Internal ketika Sistem Informasi Akuntansi Tidak

Berubah ………...… 131

4.1.3.3 Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem Informasi terhadap Pengendalian Internal ………….. 135

4.2 Pembahasan ………. 138

4.2.1 Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Pengendalian Internal PT. Telkom Indonesia, tbk ………...… 138 4.2.2 Pengaruh Audit Sistem Informasi terhadap Pengendalian Internal

PT. Telkom Indonesia, tbk ……… 140

4.2.3 Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem Informasi tehadap Pengendalian Internal PT. Telkom Indonesia, tbk …... 142


(13)

5.1 Simpulan ………. 144

5.2 Saran ………... 146

DAFTAR PUSTAKA………..……….. 150


(14)

149

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir. 2003. Pengenalan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta.

Andri ,Kristanto. 2003. Perancangan Sistem Informasi. Gava Media, Yogyakarta Arens, Alvin A., & James K. Loebbecke. 1993. Auditing : Pendekatan Terpadu, buku kedua. Salemba Empat. Jakarta.

Arens. Et al. 2010. Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Jakarta: Indeks

Arikunto, S. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azhar Susanto. 2009.”Sistem Akuntansi Prosedur dan Metode”, Yogyakarta : BPFE. B. Romney, Marshall, & Steinbart. 2005. Accounting Information System. Salemba Empat, Yogyakarta.

B. Romney, Marshall. 2003. Accounting Information System 9th edition. Salemba Empat, Yogyakarta.

Bodnar, James A. dan Hoopwood, William S. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Salemba Empat, Jakarta.

Bodnar, George H. 2004. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Keenam. Salemba. Empat, Jakarta.

Charles T. Horngren dan Walter T. Harrison Jr. 2007. Akuntansi Jilid Satu, edisi Tujuh. Jakarta : Erlangga.

Ely Suhayati, Sri Dewi Anggadini, 2009, Akuntansi Keuangan, Edisi Pertama. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Fees, Reeve, Warren, 2005. Pengantar Akuntansi, Edisi 21. Penerbit Salemba. Empat, Jakarta.


(15)

George H. Bodnard, William S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntansi, edisi 9. Andi.Yogyakarta.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : BP Universitas Diponegoro.

Gondodiyoto, Sanyoto. 2003. Audit Sistem Informasi Pendekatan Konsep. Media Global Edukasi, Jakarta

Gondodiyoto, Sanyoto. 2007. Audit Sistem Informasi ; Pendekatan CobIT. Mitra Wacana Media, Indonesia.

H. Sajady, Ph.D. 2008. Evaluation Of The Effectivities Of Accounting Information Systems . International Journal of Information Science & Technology, Volume 6, Number 2

Hall. A. James. 2007. Accounting Information Systems. Edisi ketiga.Terjemahan. Amir AbadiYusuf :Salemba Empat.

Hiro Tugiman. 1996. Perkembangan dan Tantangan Internal Auditing di Indonesia. PT Karya Putri Wardhani. Bandung

Husein Umar. 2001. Metode Penelitian Bisnis untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Indrajit, Richardus Eko. 2001. Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta

Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi.: Andi. Yogyakarta. Lilis Puspitawati, Sri DewiAnggadini. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Graha Ilmu.Yogyakarta.

Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam. Salemba Empat, Jakarta. Mulyadi. 1993. Sistem Akuntansi, edisi k-3. STIE YKPN, Yogyakarta.

Mulyadi. 2001. Sistem Informasi Akuntansi.Empat. Yogyakarta

Narimawati, Umi. 2010. Metodologi Penelitian. Dasar Penyusun Penelitian Ekonomi. Jakarta: Penerbit Genesis


(16)

151

O'Brien, James A. 2005. Introduction to Information System, 12th Edition. McGraw Hill Companies Inc., New York.

Sugiyono, Dr. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit. Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian: Alfabet. Bandung.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfa Beta.

Susanto, Azhar. 2004. SIA Konsep dan Pengembangan Berbasis Komputer. Lingga Jaya, Bandung.

Suyanto. 2000. Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki Millenium III. Adicitra. Yogyakarta.

Tata Sutabri. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Andi. Yogyakarta

W. Wilkinson, Joseph. 1990. Sistem Informasi Akuntansi :Pendekatan Komputer. Erlangga. Jakarta.

Weber, Ron. 1999. Information System Control and Audit. Prentice – Hall, Inc., New Jersey.

http://ilmuakuntansi.web.id/ www.okezone.com


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan dunia bisnis di Indonesia dari masa ke masa terasa semakin kompetitif. Karena semakin banyaknya perusahaan asing yang berekspansi ke peta persaingan bisnis di Indonesia, maka diperlukan berbagai kualitas dari dalam perusahaan. Untuk dapat bersaing secara wajar dan sehat dalam rangka mencapai kerangka tujuannya masing-masing selain dapat menghasilkan output (baik barang atau jasa yang berkualitas) serta dapat diserap dengan baik oleh para calon konsumen, pihak perusahaan juga harus dapat melaksanakan proses produksi secara terkendali serta terarah sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mencapai tingkat efektivitas dan efesiensi operasi yang di inginkan yang bermuara pada peningkatan profit perusahaan (Elsha Indah Cecilia, 2011).

Pengendalian intern dalam perusahaan sangat penting, sehingga perusahaan dapat melakukan evaluasi diri dan mengambil tindakan yang perlu untuk memperbaiki sistem pengendalian intern yang ada saat ini. Serta dapat digunakan sebagai bahan kajian ataupun study komparatif dalam mengevaluasi sistem pengendalian intern perusahaan pada umumnya. Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien


(18)

2

umtuk mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang sangat penting untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan.Informasi yang berkualitas yaitu informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu sehingga keputusan bisnis yang tepat dapat dibuat yang disesuaikan dengan sistem informasi yang diterapkan di masing-masing perusahaan. Dengan demikian, pengelolaan sistem informasi merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan (Tiolina Evi, 2009).

Gondodiyoto (2003:75), berpendapat bahwa tujuan utama dari sistem pengendalian internal adalah :

1. Mengamankan aset organisasi

2. Memperoleh informasi yang akurat dan dapat dipercaya 3. Meningkatkan efektifitas dan efesiensi kegiatan

4. Mendorong kepatuhan pelaksanaan terhadap kebijaksanaan organisasi/ pimpinan

Struktur pengendalian interen mengarahkan aktivitas organisasi usaha untuk mencapai tujuan. Sistem ini terdiri dari kebijakan dan prosedur-prosedur untuk menyediakan jaminan yang memadaibahwa tujuan perusahaan dapat tercapi tanpa hambatan. Konsep struktur pengendalian interen didasarkan dua premis utama, yakni tanggung jawab manajemen dan jaminan yang memadai (Idris Asmuni, 2005.)

Pada organisasi yang besar, manajemen berada jauh dari aktivitas operasi perusahaan. Sebagai pengganti kehadiran, manajemen harus mengandalkan diri pada berbagai teknik pengendalian untuk mengimplementasikan keputusannya


(19)

dan tujuan organisasi, serta untuk mengatur aktivitas yang menjadi tanggung jawab utama manajer. Pengendalian mencakup rentang aktivitas yang cukup luas, seperti pengawasan kuantitas persediaan, konsumsi bahan habis pakai dalam proses produkisi maupun dalam kegiatan administrasi, serta pembayaran tagihan dalam periode potongan. Pengendalian internal yang baik merupakan faktor kunci pengelolaan organisasi yang efektif (George H. Bodnar, 2006).

Dikutip dari pernyataan Uchok Sky Khadafi dalam Forum Indonesia untuk Transportasi Anggaran (FITRA), telah memaparkan 24 BUMN yang dinilai sebagai sarang korupsi dan merugikan negara. Hal ini dikarenakan beberapa hal yang mendasari kerugian ini. "Kelemahan sistem pengendalian intern, terbagi menjadi tiga, sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan, dimana pencatatannya tidak akurat dan proses penyusunan laporan tidak sesuai ketentuan" ujar Koordinator Investigasi dan Advokasi Seknas FITRA Uchok Sky Khadafi dalam keterangan tertulis, Senin (17/7/2012) Ditambahkan Uchok, sistem pengendalian pelaksanaan anggaran juga menjadi sebab hilangnya potensi penerimaan negara dari sektor BUMN. "Perencanaan tidak memadai, penyimpangan terhadap perundang-undangan bidang teknis tertentu, kebijakan yang tidak tepat dan penetapan kebijakan yang tidak tepat," tambahnya.

Selain itu, kelemahan struktur pengendalian intern juga berpengaruh terhadap penyelenggaraan BUMN. "Tidak memiliki SOP yang formal, tidak ada pemisahan tugas dan fungsi yan memadai," tandasnya. Sebelumnya, FITRA merilis 24 BUMN terkorup. Telkom menempati BUMN terkorup dan kemudian RNI, Jasa Marga, PT Bahana PUI dan PT PLN. Dalam kutipan artikel tersebut,


(20)

4

pernyataan Uchok Sky Khadafy menyinggung kelemahan Sistem Pengendalian Internal pada beberapa perusahaan BUMN, termasuk PT. Telkom, tbk. Hal ini menyebabkan tindak pidana korupsi, dan hal-hal yang merugikan Negara terjadi.

Masyarakat telah semakin tergantung pada sistem informasi akuntansi, yang juga telah berkembang semakin kompleks untuk memenuhi peningkatan kebutuhan atas informasi.Sejalan dengan peningkatan kompleksitas sistem dan ketergantungan pada sistem tersebut, perusahaan menghadapi peningkatan resiko atas sistem mereka yang sedang dinegoisasikan tersebut. Empat jenis ancaman perusahaan yaitu; (1) kehancuran karena bencana alam dan politik, (2) kesalahan pada software dan tidak berfungsinya peralatan, (3) tindakan tidak sengaja, dan (4) tindakan sengaja (kejahatan komputer). Ancaman dari tindakan disengaja, yang biasanya disebut sebagai kejahatan komputer, berbentuk sabotase, yang tujuannya adalah menghancurkan sistem atau beberapa komponennya. Penipuan komputer adalah jenis kejahatan komputer lainnya, dengan tujuan untuk mencuri benda berharga seperti uang, data, atau waktu/ pelayanan komputer.Kini perusahaan-perusahaan menyadari masalah-masalah tersebut dan mengambil langkah positif untuk meningkatkan pengendalian dan keamanan komputer (Agus Prasetyo Utomo, 2006).

Untungnya perusahaan-perusahaan kini menyadari masalah-masalah tersebut dan mengambil langkah positif untuk meningkatkan pengendalian dan keamanan komputer. Contohnya mereka menjadi proaktif dalam pendekatan mereka. Mereka kini menyediakan pegawai tetap untuk menangani masalah pengendalian dan keamanan, serta mendidik paran pegawai mereka mengenai


(21)

ukutan-ukuran pengedalian. Banyak perusahaan yang membuat dan menerapkan kebijakan keamanan informasi secara formal. Mereka membuat pengendalian sebagai bagian dari proses pengembangan aplikasi, dan memindahkan data yang sensitive keluar dari sistem klien/ server yang tidak aman ke lingkungan yang lebih aman, seperti komputer utama (mainframe) (Marshall B. Romney, 2003).

Barangkali aspek yang paling penting dari sistem informasi akuntansi adalah peranannya dalam proses pengendalian internal organisasi. Istilah proses pengendalian internal mengindikasikan tindakan yang diambil dalam suatu organisasi untuk mengatur dan mengarahkan aktivitas dalam organisasi tersebut (George H. Bodnar, 2004).

Dengan semakin berkembangnya teknologi, khususnya teknologi informasi dan komputer, maka banyak perusahaan yang sudah mengadopsi sistem informasi akuntansi berbasis komputer sebagai bagian penting dari kelancaran kegiatan operasi perusahaan. Namun dikarenakan suatu sistem informasi akuntansi yang telah terkomputerisasi adalah investasi jangka panjang yang mahal, maka beberapa perusahaan masih tetap mengaplikasikan sistem akuntansi konvensional. Dengan sistem informasi akuntansi, resiko terjadinya kekeliruan dan kesalahan pencatatan atau kekeliruan perhitungan dapat di minimalisasi sehingga mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami kerugian. Suatu sistem yang berkualitas, dirancang, dibangun, dan dapat bekerja dengan baik apa- bila bagian bagian yang terintegrasi dengan sistem tersebut beroperasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Salah satu didalam sistem informasi akuntansi yang menunjang kelancaran kerja sistem informasi akuntansi


(22)

6

tersebut adalah pengendalian internal (internal control) (Elsha Indah Cecilia, 2011).

Perkembangan penggunaan komputer dalam bisnis akan mempengaruhi metode pelaksanaan audit, demikian pula dengan ilmu pengetahuan lainnya. Satuan usaha (organisasi/ perusahaan) disebut menggunakan sistem berkomputer (PDE) apabila dalam memproses data penyusunan laporan keuangan menggunakan komputer dan tipe dan jenis tertentu. Baik dioperasikan oleh perusahaan sendiri atau pihak lain. Kebutuhan terhadap auditing di sistem berkomputer (EDP Auditing) semakin perlu untuk dipenuhi agar tujuan auditing tetap dapat dicapai secara efektif dan efisien. Meskipun tujuan dasar auditing tetap tidak berubah, tapi proses audit mengalami perubahan yang signifikan baik dalam pengumpulan dan evaluasi bukti maupun pengendaliannya. Auditor harus mempelajari keahlian-keahlian baru untuk bekerja secara efektif dalam suatu lingkungan bisnis yang berkomputerisasi untuk meriview teknologi komputer.Auditor harus memahami dan mempertimbangkan sifat sistem PDE. Sistem ini akan mempengaruhi sistem akuntansi dan sistem pengendalian intern yang akhirnya akan mempengaruhi luas, lingkup dan jangka waktu audit (Nanang Sasongko, 2013)

PT Telekomunikasi Indonesia disebut sebagai badan usaha milik negara (BUMN) yang paling "korup" dari 144 BUMN induk berdasarkan hasil pemeriksaan anggaran yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan tahun 2005 -2011. Potensi kerugian negara di BUMN itu sebesar Rp 12 miliar dan 130,2 juta dollar AS. "Ada enam temuan kasus (dugaan penyimpangan penggunaan keuangan) di PT Telekomunikasi Indonesia," kata Uchok Sky Khadafi


(23)

Koordinator Investigasi dan Advokasi Sekretaris Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) di Jakarta, Minggu (15/7/2012).

Uchok mengatakan, potensi kerugian negara dalam 144 BUMN induk mencapai Rp 4,9 triliun, 305 juta dollar AS, dan 3,3 juta yen Jepang dengan total dugaan penyimpangan penggunaan keuangan sebanyak 2.757 kasus. Dari jumlah itu, 1.527 kasus masih dalam proses tindak lanjut. "Sisanya belum ditindak lanjuti," kata Uchok. Potensi kerugian negara itu, kata Uchok, terjadi akibat lemahnya sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan, lemahnya sistem pengendalian pelaksanaan anggaran, dan lemahnya pengendalian internal.

Dalam pernyataannya, Uchok menyebutkan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan yang tidak akurat, dimana akan mempengaruhi kehandalan informasi akuntansi. Lalu penyusunan laporan tidak sesuai yang disebabkan karena terjadinya error dan sumber data yang tidak akurat.

Atas permasalahan yang dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem Informasi Terhadap Pengendalian Internal di PT. Telkom tbk, Bandung”.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Menetapkan masalah-masalah yang akan dianalisis terhadap suatu perusahaan. Dalam penelitian ini, dikutip dari pernyataan Koordinator Investigasi dan Advokasi Seknas FITRA Uchok Sky Khadafi yaitu sebagai berikut:


(24)

8

1. Sistem Informasi Akuntansi diindikasikan tidak baik, karena pengendalian akuntansi dan pelaporan PT. Telkom Indonesia, tbk pencatatannya menurutnya tidak akurat , hal ini akan berpengaruh pada tingkat keandalan informasi akuntansi serta catatan mengenai pertanggungjawaban aset perusahaan

2. Audit Sistem Informasi diindikasi tidak baik, karena penyusunan laporan PT. Telkom Indonesia, tbk tidak sesuai ketentuan. Hal ini bisa terjadi karena terjadinya error di komputer, dan atau sumber data yang tidak akurat atau otorisasi yang kurang tepat

3. Pengendalian Internal PT. Telkom Indonesia, tbk kondisinya diindikasi tidak baik karena tidak memiliki SOP (Standart Operating Procedure) yang formal serta pemisahan tugas dan fungsi yang memadai. Hal ini melenceng dari tujuan Pengendalian Internal yaitu mendorong kepatuhan pelaksanaan terhadap kebijaksanaan organisasi/ pimpinan, dan mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen

1.2.2 Rumusan Masalah

Atas dasar latar belakang diatas, maka penelitian ini mempunyai rumusan masalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Pengendalian Internal di PT. Telkom Indonesia, tbk


(25)

2. Seberapa besar pengaruh Audit Sistem Informasi terhadap Pengendalian Internal di PT Telkom Indonesia, tbk

3. Bagaimana pengaruh Sistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem Informasi terhadap Pengendalian Internal pada PT Telkom Indonesia, tbk

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dan data mengenai bagaimana pengaruh sistem informasi akuntansu dan audit sistem informasi terhadap pengendalian internal di PT. Telkom Indonesia, tbk

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berdasar rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui besar pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap

Pengendalian Internal di PT. Telkom Indonesia, tbk

2. Untuk mengetahui besar pengaruh Audit Sistem Informasi terhadap Pengendalian Internalpada di PT Telkom Indonesia, tbk

3. Untuk mengetahui besar pengaruh Sistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem Informasi terhadap Pengendalian Internal pada PT Telkom Indonesia, tbk


(26)

10

1.4 Kegunaan Penelitian

Melalui penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:

1.4.1 Kegunaan Praktis

Bagi perusahaan BUMN, khususnya PT. Telkom Indonesia, tbk diharapkan dapat memberikan informasi tentang Sistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem Informasi untuk melakukan Pengendalian Internal yang ideal.

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Bagi pengembangan ilmu akuntansi, memberikan referensi tentang keterkaitan antara Sistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem Informasi terhadap Pengendalian Internal di PT. Telkom Indonesia, tbk.

2. Bagi civitas akademika, dapat menambah informasi sumbangan pemikiran dan kajian dalam penelitian pengaruh Sistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem Informasi terhadap Pengendalian Internal di PT. Telkom Indonesia, tbk.


(27)

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah perusahaan BUMN, PT Telkom Indonesia, tbk yang berada di Jl Japati, kota Bandung. Waktu yang penelitian, dijelaskan dalam tabel berikut :

1.1 Tabel Waktu Penelitian

Kegiatan Bulan

2012-2013

9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 Pra Survei:

1. Persiapan Judul 2. Persiapan Teori 3. Pengajuan Judul 4. Mencari Perusahaan

Usulan Penelitian:

1. Penulisan UP 2. Bimbingan UP 3. Seminar UP 4. Revisi UP Pengumpulan Data Pengolahan Data

Penyusunan Skripsi:

1. Bimbingan Skripsi 2. Sidang Skripsi


(28)

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, & HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1.1 Pengertian Sistem

Pengertian Sistem menurut Indrajit (2001: 2) bahwa sistem mengandung arti kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang dimiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya. Menurut Jogianto (2005: 2),sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi.

Sistem informasi menurut Azhar Susanto (2004 : 55) merupakan komponen-komponen dari subsistem yang saling berhubungan dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi. Menurut Jogiyanto Hartono (2005:34), sistem dapat didefiniskan dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedurnya yang mempunyai tujuan tertentu. Dengan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.


(29)

Menurut Jerry Fitzgrald, et,al, (2001:1) sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi dan lebih menekankan pada komponennya untuk mencapai tsuatu tujuan tertentu. James A. O’ Brien (2005) berpendapat sistem adalah sekelompok yang saling berhubungan, bekerja sama, untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur.

2.1.1.2 Pengertian Informasi

Dalam Undang-Undang ITE, pengertian informasi elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik diantaranya meliputi teks, simbol, gambar, tanda-tanda, isyarat, tulisan, suara, bunyi, dan bentuk-bentuk lainnya yang telah diolah sehingga mempunyai arti. Menurut Suyanto (2000: 6), data berupa catatan historis yang dicatat dan diarsipkan tanpa maksud dan segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan. Data yang telah diletakkan dalam konteks yang lebih berarti dan berguna yang dikomunikasikan kepada penerima untuk digunakan di dalam pembuatan keputusan disebut informasi.

Menurut Davis dalam Abdul Kadir (2003: 28), Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang.Informasi merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima (Andri Kristanto, 2003: 6).


(30)

14

Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011:13), informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sedang menurut Abdul Kadir (2003:31), informasi adalah data yang telah diproses sedemikian tupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.

2.1.1.3 Pengertian Akuntansi

Horngren Harrison (2007:4) menyatakan bahwa: Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memroses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan. FASB mendefinisikan akuntansi secara umum adalah :

“Accounting is the body knowledge and functions concered with systematic originating, recording, classifying, processing, summarizing, alayzing, interpreting, and supplying of dependable and significant information covering, transaction, and event which are, in part at least, of financial character, required for te management and operation of an entity and for report that have to be submitted there on to meet fiduciary and other responsibilities.

Definisi Akuntansi Menurut American Accounting Association dalam Ely

Suhayati (2009:2) adalah sebagai berikut : “Akuntansi adalah Proses

mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomis, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka


(31)

Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011), menyimpulkan:

1. Akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi. (Bagian ini menjelaskan tentang kegiatan ekonomi).

2. Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna dalam pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan. (Segi keguanaan dari akuntansi).

2.1.1.4 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah kesatuan struktur pada suatu entitas bisnis yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lainnya untuk mengubah data ekonomi menjadi informasi akuntansi dengan tujuan memuaskan kebutuhan informasi bagi berbagai pengguna (Wilkinson et al, 2000). Sistem informasi akuntansi menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011) dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang berfungsi untuk mengorganisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi untuk menghasilkan informasi keuangan yang dibutuhkan dalam pembuatan keputusan manajemen dan pimpinan perusahaan dan dapat memudahkan pengelolaan perusahaan.

Menurut Bodnar (2000:4), Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi. Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem informasi formal dalam pengertian yang paling lazim yang mencakup semua karakteristik yang sudah kita bicarakan termasuk tujuan, tahapan, tugas, pemakai, dan sumber daya. Lebih jauh


(32)

16

lagi, ruang lingkup SIA adalah bersifat menyeluruh, yaitu menyangkut semua kegiatan dan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan (Joseph Wilkinson, 1990).

Dikutip dari http://ilmuakuntansi.web.id/, Sistem Informasi Akuntansi merupakan sistem informasi fungsional yang mendasari sistem informasi fungsional yang lainnya seperti sistem informasi keuangan, sistem informasi pemasaran, sistem informasi produksi dan sistem informasi sumber daya manusia. Sistem-sistem informasi lain membutuhkan data keuangan dari sistem informasi akuntansi.

2.1.1.5 Indikator Sistem Informasi Akuntansi

Adapun komponen-komponen Sistem Informasi Akuntansi menurut Azhar Susanto (2009:193-245), adalah sebagai berikut:

1. Hardware 2. Software 3. Brainware 4. Prosedur 5. Database

6. Jaringan & komunikasi

Dari pengertian komponen-komponen Sistem Informasi Akuntansi menurut Azhar Susanto (2009:193-245), penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Hardware

Hardware merupakan peralatan phisik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, memasukan, memproses, menyimpan dan mengeluarkan hasil pengolahan data dalam bentuk Informasi. Bagian –bagian hardware terdiri atas :


(33)

a. Bagian Input

Peralatan input merupakan alat-alat yang dapat digunakan untuk memasukan data kedalam komputer seperti, keyboard, mouse, scanner,dll.

b. Bagian Pengolahan

CPU (Central Prossesing Unit) yang selama ini mungkin kita kenal adalah merupakan rumah atau (box) dari komponen-komponen lainnya, seperti : 1) Processor (otak komputer)

2) Memory 3) Motherboard 4) Hardisk 5) Floppy disk 6) CD ROM 7) Expansion slot

8) Devices controller (multi I/O, VGA card, Sound card) 9) Komponen lainnya (fan, baterai, conector, dll)

10)Power supply c. Bagian Output

Peralatan Output merupakan peralatan – peralatan yang digunakan untuk mengeluarkan informasi hasil pengolahan data. Beberapa macam peralatan output yang sering digunakan seperti :printer, layar monitor, speaker LCD, dll.


(34)

18

d. Bagian Komunikasi

Peralatan komunikasi adalah peralatan yang harus digunakan agar komunikasi data bisa berjalan dengan baik. Seperti, Network card untuk LAN, wireless LAN, dan lain-lain.

2. Software

Software adalah kumpulan dari program-program yang digunakan untuk menjalankan aplikasi tertentu pada Komputer, sedangkan program merupakan kumpulan dari perintah-perintah komputer yang tersusun secara sistematis. Pengelompokan software meliputi :

a. Operating sistem (sistem operasi)

Berfungsi untuk mengendalikan hubungan antara komponen-komponen yang terpasang dalam komputer. Misalnya antara keyboard dengan CPU, Layar monitor, dan lain-lain. Contohnya :Microsoft windows.

b. Interpreter dan comlier

1) Interpreter merupakan software yang berfungsi sebagai penterjemah bahasa yang dimengerti manusia kedalam bahasa komputer atau bahasa mesin perintah per perintah. Contoh :Microsoft access, Oracle, Pascal, dll.

2) Complier (komplier) untuk menterjemahkan bahasa manusia kedalam bahasa komputer secara langsung satu file.


(35)

c. Perangkat lunak aplikasi

Merupakan software jadi yang siap untuk digunakan.Software ini dibuat oleh perusahaan perangkat lunak (software house) baik dalam maupun luar negeri. 3. Brainware

SDM Sistem Informasi dan Organisasi Sumber Daya Manusia SIA merupakan sumber daya yang terlibat dalam pembuatan sistem informasi.Pengumpulan dan pengolahan data, pendistribusian dan pemanfaatan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi tersebut.Brainware dikelompokan sebagai berikut :

a) Pemilik sistem informasi

Pemilik sistem informasi merupakan sponsor terhadap dikembangkannya sistem informasi. Selain bertanggung jawab terhadap biaya dan waktu yang digunakan untuk pengembangan, si pemilik juga berperan sebagai penentu apakah sistem tersebut diterima atau ditolak.

b) Pemakai sistem informasi

Biasanya para pemakai merupakan orang yang hanya akan menggunakan sistem informasi yang telah di kembangkan (end user) mereka menentukan. yaitu, masalah yang harus dipecahkan, kesempatan yang harus diambil, kebutuhan yang harus dipenuhi, batasan-batasan bisnis yang harus termuat dalam sistem informasi.


(36)

20

4. Prosedur a. Prosedur

Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama. Prosedur penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat dilakukan secara seragam.

b. Aktivitas

Pada dasarnya melakukan sesuatu kegiatan berdasarkan Informasi yang masuk dalam persepsi yang dimiliki tentang informasi tersebut, karena itu aktivitas merupakan fungsi dari sistem informasi.

c. Fungsi

Fungsi merupakan kumpulan aktivitas yang mendukung operasi bisnis suatu suatu organisasi.Mereka biasanya meliputi beberapa aktivitas berbeda yang saling membantu untuk hal-hal yang sifatnya lebih umum.

5. Database a. Database

Sistem database merupakan sistem pencatatan dengan menggunakan komputer yang memiliki tujuan untuk memelihara informasi agar selalu siap pada saat diperlukan.

b. Media dan Sistem penyimpanan data


(37)

1) Media penyimpanan data berurutan melalui media ini record-record data akan dibaca dengan cara yang sama dengan saat penyimpanan. Sebagai contoh adalah pita magnetic (magnetic tape).

2) Media penyimpanan secara langsung – memungkinkan pemakai (user) membaca data dalam urutan yang dibutuhkan tanpa perlu memperhatikan urutan penyusunan secara physic dari media penyimpanan data tersebut. c. Sistem Pengolahan

Ada dua cara pengolahan data yaitu :

1) Pengolahan secara Batch (mengumpulkan terlebih dahulu) 2) Pengolahan secara On-line

d. Organisasi Database

1) Organisasi data pada database tradisional

Memiliki tujuan agar sistem informasi secara efektif memberikan informasi yang akurat, relevan, tepat waktu dan lengkap. Tapi ada beberapa kelemahan dalam sistem ini seperti:

a) Data rangkap dan tidak konsisten b) Kesulitan mengakses data c) Data terisolasi

d) Data sulit diakses secara bersamaan e) Masalahkeamanan data


(38)

22

2) Organisasi database modern

Memberikan banyak keuntungan bagi implementasi Sistem Informasi Akuntansi.

e. Model-model data.

Secara umum model data terbagi dalam beberapa model yaitu:

1) Model hierarki – model data yang menggambarkan hubungan antara data berdasarkan tingkatnya

2) Model network – model data yang menggambarkan hubungan antara data berdasarkan kepentingannya

3) Model relasi – model data yang disusun berdasarkan pada hubungan antar dua entitas/ organisasi

6. Teknologi Jaringan Komunikasi

a. Perkembangan teknologi jaringan komunikasi 1) Penggabungan komputer dan komunikasi 2) Jaringan informasi superhighway

b. Komponen-komponen dan fungsi dari sistem telekomunikasi

c. Topologi jaringan telekomunikasi ada empat topologi jaringan yang digunakan yaitu :

1) Star network 2) Bus network 3) Ring network


(39)

4) Hibryd network

d. Jaringan berdasarkan Geografi

1) LAN (Local Area Network) Merupakan jaringan yang ada pada lokasi tertentu misalnya suatu ruang atau suatu gedung.

2) WAN (Wide Area Network) Merupakan jaringan yang tersebar ke beberapa lokasi. Atau biasa juga di bilang kalau WAN adalah kumpulan dari beberapa LAN yang terhubung secara On-line melalui moden atau internet.

2.1.1.6 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Tujuan sistem informasi akuntansi adalah untuk menyajikan informasi akuntansi kepada berbagai pihak yang membutuhkan informasi tersebut, baik pihak internal maupun pihak eksternal. Sistem akuntansi adalah sistem informasi, atau salah satu subset/subsistem dari suatu sistem informasi organisasi.Menurut James A. Hall (2001), pada dasarnya tujuan disusunnya sistem informasi dapat dilihat dibawah ini. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

1. Untuk mendukung fungsi kepengurusan (stewardship) manajemen suatu organisasi/ perusahaan, karena manajemen bertanggungjawab untuk menginfomasikan pengaturan dan penggunaan sumber daya organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.

2. Untuk mendukung

pengambilan keputusan manajemen, karena sistem

informasi memberikan informasi yang diperlukan oleh pihak manajemen untuk melakukan tanggung jawab pengambilan keputusan.


(40)

24

3. Untuk mendukung

kegiatan operasi perusahaan hari demi hari. Sistem informasi membantu personil operasional untuk bekerja lebih efektif dan efisien.

Menurut Mulyadi (1993), sistem informasi akuntansi memiliki empat tujuan dalam penyusunannya, yaitu :

1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha

2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasinya.

3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.

4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.

2.1.2 Audit Sistem Informasi 2.1.2.1 Pengertian Audit

American Accounting Association Committee dalam Basic Auditing Concepts telah mendefinisikan audit sebagai: “Suatu proses sistematis yang secara obyektif memperoleh dan mengevaluasi bukti yang terkait dengan pernyataan mengenai tindakan atau kejadian ekonomi untuk menilai tingkat kesesuaian Antara pernyataan tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.”

Menurut Mulyadi (2002), audit didefinisikan sebagai suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan


(41)

tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada yang berkepentingan.”

Sedangkan menurut Arens, et al (2010:4),

“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent,

independent person”

Pendapat auditor atas laporan keuangan menurut SPAP (PSA 29 SA Seksi 508) ada 5 jenis pendapat, yaitu :

1. Wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion )

Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

2. Wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (unqualified opinion with explanatory language)

Keadaan tertentu mungkin mangharuskan auditor menambahkan suatu paragraph penjelasan (atau bahasa penjelasan yang lain) dalam laporan auditnya.

3. Wajar dengan pengecualian (qualified opinion)

Pendapat wajar dengan pengecualian, menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.

4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)

Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia 5. Tidak berpendapat (disclaimer opinion)

Pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.


(42)

26

Istilah auditing sitem informasi digunakan umumnya untuk menjelaskan perbedaan dua jenis aktivitas yang terkait dengan komputer. Salah satunya adalah untuk menjelaskan proses mengkaji ulang dan mengevaluasi pengendalian internal dalam sebuah sistem pemrosesan data elektronik. Jenis aktivitas ini umumnya dilakukan oleh para auditor selama menguji kelayakan dan dapat disebut auditing melalui komputer (George H. Bodnar, 565 : 2004).

Gondodiyoto (2003), menyatakan bahwa audit sistem informasi merupakan suatu pengevaluasian untuk mengetahui bagaimana tingkat kesesuaian antara aplikasi sistem informasi dengan prosedur yang telah ditetapkan dan mengetahui apakah suatu sistem informasi telah didesain dan diimplementasikan secara efektif, dan ekonomis, memiliki mekanisme pengamanan aset yang memadai, serta menjamin integritas data yang memadai.

Menurut Gellegos, Richardson, dan Borthick dalam Sanyoto (2007:442): Computer auditing is the evaluation of computer information system,

practices, and operations to assure the integrity of an entity’s information.

This evaluation can include the assestment of how efficient, effective, and economical computer based practice are. This includes the use of the computer as an audit tool. Also, the evaluation should determine the adequacy of internal controls within the computer information system environment to assure valid, reliable, and secure information service.The


(43)

computer auditors evaluation of system, practices, and operations may include one or both of the following:

Assestment of internal controls within the CIS environment to assure the validity, reliability, and security of information

Assestment of the efficiency and effectiveness of CIS environment in economic terms.

2.1.2.3 Indikator Audit Sistem Informasi

James A. Hall (2007:4-5) menyatakan bahwa Information Technology Audit atau IT audit memfokuskan pada aspek-aspek dari sistem informasi yang terdapat di dalam suatu organisasi.Audit jenis ini meliputi penilaian terhadap implementasi, operasi, dan pengendalian dari sistem informasi itu sendiri. Karena sistem informasi modern meliputi penggunaan teknologi informasi dalam setiap aspeknya, maka IT audit merupakan suatu komponen audit yang sangat penting baik itu internal audit maupun eksternal audit.

Menurut penelitian Maniah (2008), model Audit SI Akademik terdiri dari beberapa parameter-parameter pembentuk model audit SI yang saling berhubungan. Parameter-parameter tersebut adalah :

1. Proses bisnis internal bagian Akademik

2. Metodologi kerangka dasar TI (korelasi ITSM dengan proses TI pada COBIT).


(44)

28

Menurut Ron Weber, dalam bukunya “Information System Control and Audit” (1999) terdapat tiga instrumen Audit Sistem Informasi, yaitu:

1. Wawancara (interview)

Auditor melakukaan wawancara dengan orang-orang yang berhubungan dengan sistem yang berjalan dalam perusahaan

2. Check List

Check List digunakan untuk mengetahui kehandalan sistem dengan mengajukan pertanyaan kepada pihak-pihak terkait. Kemudian auditor memeriksa jawaban-jawaban yang diberikan untuk menentukan kehandalan sistem

3. Control Flowchart

Control Flowchart menunjukkan pengendalian apa yang ada dalam perusahaan dan dimana letak pengendalian tersebut

2.1.2.4 Tujuan Audit Sistem Informasi

Menurut Ron Weber (1999), faktor-faktor yang mendorong pentingnya pengendalian dan audit sistem informasi adalah untuk:


(45)

1. Mendeteksi agar komputer tidak dikelola secara kurang terarah, tidak ada visi, misi, perencanaan sistem informasi pimpinan tertinggi organisasi kurang peduli, tidak ada pelatihan dan pola karir personal yang baik, dan sebagainya

2. Mendeteksi resiko kehilangan data

3. Mendeteksi resiko pengambilan keputusan yang salah akibat informasi hasil proses sistem komputerisasi yang salah atau tidak lengkap

4. Menjaga asset perusahaan karena nilai hardware, software, dan personel yang lazimnya tinggi

5. Mendeteksi error komputer

6. Menjaga kerahasiaan, maksudnya adalah bahwa sistem informasi berbasis komputer hendaknya mempunyai kemampuan untuk memproteksi aman, terjaganya privasi para penggunanya dan sebagainya

7. Mendeteksi resiko penyalahgunaan komputer.

Secara umum tujuan Audit Sistem Informasi adalah untuk mendukung audit yang sudah dikenal, yaitu financial dan operational audit.Sanyoto (2007:446) menyatakan:

“Pengertian audit sistem informasi dapat dikelompokkan dalam dua tipe, yaitu: audit SI akuntansi berbasis teknologi informasi yang merupakan bagian dari kegiatan audit/ pemeriksaan laporan keuangan (general financial audit). Pemeriksaan dilakukan terhadap sistem akuntansi berbasis computer, khususnya dalam pengujian pengendalian (test of control): apakah sistem dan program-programnya sudah benar, atau dalam audit substantif (substantive test of transactions and balance related): apakah data/file yang ada pada sistem komputerisasi benar. Di pihak lain, audit SI juga dapat dikategorikan sebagai jenis audit operasional, khususnya kalau pemeriksaan yang dilakukan adalah dalam rangka penilaian terhadap kinerja unit fungsional atau fungsi


(46)

30

sistem informasi (pusat/instalasi computer), atau untuk mengevaluasi sistem-sistem aplikasi computer tertentu yang sedang dikembangkan (yistem development) maupun yang sudah dioperasikan (post implementation audit).”

Dalam “Tinjauan Umum Audit Sistem Informasi”, Kusrini (2009)

menyatakan, tujuan audit sistem informasi adalah untuk meninjau dan mengevaluasipengendalian internal yang melindungi sistem tersebut. Ketika melakukan audit sistem informasi, seorang auditor harus memastikan tujuan-tujuan ini terpenuhi:

1. Perlengkapan keamanan melindungi perlengkapan komputer, program,komunikasi, dan data dari akses yang tidak sah, modifikasi ataupenghancuran.

2. Pengembangan dan perolehan program dilaksanakan sesuai denganotorisasi khusus dan umum dari pihak manajemen

3. Modifikasi program dilaksanakan dengan otorisasi dan persetujuan daripihak manajemen

4. Pemrosesan transaksi, file laporan dan catatan komputer lainnya telahakurat dan lengkap.

5. Data sumber yang tidak akurat atau yang tidak memiliki otorisasi yang tepatdiidentifikasi dan ditangani sesuai dengan kebijakan manajerial yang telahditetapkan.File data komputer telah akurat, lengkap dan dijaga kerahasiaannya

2.1.3 Pengendalian Internal

2.1.3.1 Pengertian Pengendalian Internal

Pengendalian internal (internal control) adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga asset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan (Marshall B. Romney, 2003).


(47)

Menurut Bodnar (2006), pengendalian internal merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi perusahaan, manajemen, dan personel lain yang dirancang untuk memberikan jaminan yang masuk akal terkait dengan tercapainya reliabilitas pelaporan keuangan, efektivitas dan efisensi operasi, dan kesesuaian dengan peraturan yang berlaku.Pengendalian dibutuhkan untuk mengurangi eksposur terhadap resiko. Organisasi merupakan sasaran berbagai macam eksposur yang dapat mengganggu operasi perusahaan atau bahkan eksistensi kelangsungan hidup perusahaan. Eksposur mencakup potensi dampak finansial akibat suatu kejadian dikalikan dengan probabilitas terjadinya suatu kejadian. Oleh karena itu, eksposur adalah resiko dikalikan konsekuensi finansial atas resiko tersebut.

Eksposur umum :  Biaya terlalu tinggi  Pendapatan yang cacat

 Kerugian akibat kehilangan aktiva  Akuntansi yang tidak akurat  Interupsi bisnis

 Sanksi hukum

 Ketidakmampuan untuk bersaing  Kecurangan dan pencurian

Ikatan Akuntan Indonesia (2007:319.2) mendefiniskan pengendalian internal sebagau suatu proses yang dijalankan oleh Dewan Komisaris, manajemen dan


(48)

32

personel lain entitas yang didesain untuk memmberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian dua golongan tujuan berikut ini yaitu: a) keandalan pelaporan keuangan, b) efektivitas dan efisiensi operasi dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Menurut Tunggal (1995) pengendalian intern meliputi organisasi dan semua metode serta ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan untuk mengamankan kekayaan, memelihara kecermatan dan sampai seberapa jauh dapat dipercayanya data akuntansi. Tujuan sistem pengendalian intern yang efektif dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Untuk menjamin kebenaran data akuntansi

2. Untuk mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya 3. Untuk menggalakan efesiensi usaha

4. Untuk mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah digariskan

2.1.3.2 Jenis Pengendalian Internal

Pengendalian internal dalam suatu perusahaan dapat dibedakan menjadi dua jenis pengendalian yaitu pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.Pengendalian umum pada intinya memperhatikan keseluruhan lingkungan pemrosesan transaksi yang meliputi pengendalian terhadap rencana pengorganisasian pemrosesan transaksi, prosedur-prosedur operasi yang bersifat umum, pengedalian terhadap peralatan, dan


(49)

pengedalian terhadap akses data (Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini, 2011). Menurut Josep Wilkinson, unsur-unsur pengendalian umum adalah :

 Organisasi, dengan tujuan untuk menciptakan pengendalian internal dalam lingkungan pengolahan data elektronik yaitu fungsi otorisasi dan fungsi akuntansinya dimasukkan ke dalam program komputer, perlu diadakan pemisahan fungsi-fungsi perancangan dan penyusunan program, fungsi operasi dan fungsi fasilitas pengolah data, fungsi penyimpan data.

 Pengendalian terhadap sistem dan program merupakan pengendalian umum yang menangani terhadap fungsi pengembangan sistem dan program.

 Pengendalian terhadap fasilitas pengolahan data, meliputi pengendalian terhadap operasi konversi data, operasi komputer, perpustakaan, fungsi pengendalian.

Pengendalian aplikasi menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011) dipusatkan pada sekitar siklus pemrosesan transaksi, tujuannya adalah untuk memberikan kepastian yang layak bahwa transaksi diotorisasi secara sah serta dicatat, diproses dan dilaporkan secara akurat, dengan demikian pengendalian aplikasi dapat dikelompokkan menurut pengendalian masukan, pengendalian pemrosesan, dan pengendalian keluaran.

1. Pengendalian Masukan

Tujuan pengendalian masukan untuk sistem pemrosesan berdasarkan komputer dan untuk sistem pemrosesan manual sama yaitu untuk memberikan keyakinan bahwa data transaksi telah dicatat secara lengkap dan tepat waktu


(50)

34

dan semua data telah dideteksi, dikoreksi serta diserahkan kembali untuk diproses.

2. Pengendalian Pemrosesan

Pengendalian pemrosesan transaksi berdasarkan komputer harus meyakinkan bahwa data diproses komputer secara akurat dan lengkap yang mencakup file dan program yang tepat, semua transaksi dan recorddapat ditelusuri dengan mudah. Pengendalian pemrosesan dapat dikelompokkan menurut kategori pengecekan logika pemrosesan, pengendalian “run to run”, pengecekan file dan program serta jalinan jejak audit.

3. Pengendalian keluaran

Pengendalian keluaran ditetapkan untuk mengetahui apakah hasil pemrosesan telah lengkap, akurat dan dibagikan kepada pemakai yang tepat.Tujuan ini dipenuhi terutama dengan peninjauan ulang keluaran dan registernya (distribusi keluaran terkendali).

2.1.3.3 Indikator Pengendalian Internal

Menurut Mulyadi (2002), terdapat lima komponen dari pengendalian internal, yaitu :

1. Lingkungan pengendalian 2. Penaksiran Resiko

3. Aktivitas Pengendalian

4. Sistem Informasi dan komunikasi Akuntansi 5. Pemantauan


(51)

Pengendalian internal terdiri dari lima komponen utama, secara garis besar penjelasan kelima komponen tersebut seperti yang dikemukanan oleh Sukrisno Agoes (2004), yaitu :

a. Lingkungan pengendalian yang merupakan corak suatu organisasi yang dapat mempengaruhi kesadaran personil suatu organisasi untuk melakukan pengendalian disekelilingnya. Lingkungan pengendalian mempunyai 6 komponen utama yaitu: integritas dan nilai etika, komitmen terhadap kompetensi, berperannya dewan komisaris dan komite audit, adanya struktur organisasi, pemberian wewenang dan tanggung jawab, dan kebijakan terhadap praktik sumber daya manusia.

b. Penaksiran resiko. Penaksiran resiko merupakan suatu proses untuk mengidentifikasikan resiko/ ancaman yang muncul akibat aktivitas operasi perusahaan.

c. Aktivitas pengendalian merupakan arahan terhadap kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan oleh para personilnya.

d. Informasi dan komunikasi. Adanya informasi yang dihasilkan sistem akuntansi yang terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan transaksi entitas dan untuk memelihara akuntabilitas bagi aktiva, utang dan ekutias yang bersangkutan.


(52)

36

e. Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengedalian internal sepanjang waktu yang meliputi penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi.

Lingkungan pengendalian (Tiolina Evi, 2007) perusahaan mencakup sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pengendalian adalah filosofi manajemen (manajemen tunggal dalam persekutuan atau manajemen bersama dalam perseroan) dan gaya operasi manajemen (manajemen yang progresif atau yang konservatif), struktur organisasi (terpusat atau terdesentralisasi) serta praktik kepersonaliaan. Ada beberapa komponen dalam pengendalian lingkungan antara lain:

1. Filosofi manajemen dan gaya operasi 2. Integritas dan nilai-nilai etis

3. Komitmen terhadap kompetensi 4. Dewan direksi dan panitia audit 5. Struktur organisasi

6. Tugas tanggung jawab dan otoritas 7. Kebijakan SDM dan Prektek 8. Pengaruh eksternal.

2.1.3.4 Tujuan Pengendalian Internal

Menurut James A. Hall (2007:181) sistem pengendalian internal digunakan oleh organisasi untuk mencapai empat tujuan utama, yaitu:


(53)

2. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi akuntansi

3. Untuk mempromosikan efesiensi operasi perusahaan

4. Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen

Menurut Warren dkk (2005 : 236) Tujuan Pengendalian Intern : a. Aktiva dilindungi dan digunakan untuk pencapaian tujuan usaha.

Pengendalian internal dapat dilindungi aktiva dari pencurian, pengelapan, penyalahgunaan, atau penempatan aktiva pada lokasi yang tidak tepat.Salah satu pelanggaran paling paling serius terhadap pengendalian internal adalah penggelapan oleh karyawan.

b. Informasi bisnis akurat

Informasi bisnis yang akurat dperlukan demi keberhasilan usaha.Penjagaan aktiva dan informasi yang akurat sering berjalan seiring.Sebabnya adalah karena karyawan yang ingin menggelapkan aktiva juga perlu menutupi penipuan tersebut dengan menyesuaikan catatan akuntansi.

c. Karyawan mematuhi peraturan dan ketentuan

Perusahaan harus mematuhi perundang-undangan dan peraturan yang berlaku serta standar pelaporan keuangan.


(54)

38

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti dan Sumber Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 Tiolina Evi : Prosiding

SENTIA 2009 Politeknik Negeri Malang

Pengendalian Intern terhadap

Perusahaan

Perusahaan juga sudah membuat sistem pengendalian intern sehingga dapat terjadinya pencapaian tujuan perusahaan, manajemen menetapkan kebijakan, prosedur, laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya serta kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Struktur pengendalian intern ditujukan untuk memberikan jaminan yang memadai agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh karyawan perusahaan. Pengendalian internal adalah rencana, metoda, prosedur, dan kebijakan yang didesain oleh manajemen untuk memberi jaminan yang memadai atas tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional, kehandalan pelaporan keuangan, pengamanan terhadap aset, ketaatan/kepatuhan terhadap undang-undang, kebijakan dan peraturan lain. Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan sumber daya perusahaan. Pengendalian intern dapat menyediakan informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan.


(1)

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA, 2013

Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi (X1) dan Audit Sistem Informasi (X2) terhadap Pengendalian Internal (Y)

Berdasarkan tabel anova dapat dilihat nilai Fhitung hasil pengolahan data sebesar 24,097 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Selanjutnya nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai F dari tabel. Melalui tabel F pada tingkat kekeliruan 5% ( = 0.05) diperoleh nilai Ftabel sebesar 3,29. Karena Fhitung (24,097) lebih besar dari Ftabel (3,29) maka pada tingkat kekeliruan 5% (=0.05) diputuskan untuk menolak Ho1, sehingga Ha1 diterima. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem Informasi secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap Pengendalian Internal di PT. Telkom, tbk.

Nilai R (0,790) menunjukkan kekuatan hubungan kedua variabel bebas (Sistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem Informasi) secara simultan dengan Pengendalian Internal. Jadi pada permasalahan yang sedang diteliti diketahui bahwa secara simultan sesuai dengan tabel, kedua variabel bebas (Sistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem Informasi) memiliki hubungan yang kuat (berada di interval 0,60 – 0,799) dengan Pengendalian Internal di PT. Telkom, tbk.

Kemudian nilai R-Square sebesar 0,624 atau 62,4 %, menunjukkan bahwa kedua variabel bebas yang terdiri dariSistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem Informasi secara simultan mampu menerangkan perubahan yang terjadi pada Pengendalian Internal sebesar 62,4%. Artinya secara bersama-sama kedua variabel bebas (Sistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem Informasi) memberikan pengaruh sebesar 62,4% terhadap Pengendalian Internal di PT. Telkom, tbk. Sisanya pengaruh faktor-faktor lain yang tidak diteliti adalah sebesar 37,6%, atau (100% - 62,4%) yaitu seperti menurut peneliti-peneliti sebelumnya antara lain teknologi informasi (Agus Prasetyo Utomo, 2006), audit eksternal dan komitmen manajemen (Nadirsyah, 2008), dan audit internal (Elok Izza Afrianiswara, 2010).

PEMBAHASAN

Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi (X1) terhadap Pengendalian Internal (Y) PT. Telkom Indonesia, tbk

Sistem Informasi Akuntansi yang diimplementasikan di PT. Telkom, tbk secara keseluruhan dalam kategori baik dalam interval 68 – 84, dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pengendalian Internal dibuktikan dari uji thitung lebih besar dari ttabel yang bernilai 2,542, berarti menerima rumusan hipotesis Ha2 yang berbunyi, “Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh signifikan terhadap Pengendalian Internal di PT. Telkom, tbk.” Namun untuk mencapai pengendalian internal yang sempurna di PT. Telkom Indonesia, tbk, nyatanya dibutuhkan kriteria Sistem Informasi Akuntansi dengan nilai dalam kategori yang sangat baik. Hal ini dibuktikan dari analisis deskriptif yang menghasilkan SIA berada di interval dengan kategori baik tapi kenyataan dalam lapangan tidak sesuai fenomena. Ditambah lagi tingkat objektifitas karyawan dalam menjawab pernyataan perlu dipertimbangkan.

Seperti dikatakan Uchok Sky Khadafi, SIA diindikasi tidak baik karena sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan PT. Telkom Indonesia, tbk pencatatannya menurutnya tidak akurat , hal ini akan berpengaruh pada tingkat keandalan informasi akuntansi serta catatan mengenai pertanggungjawaban aset perusahaan.

Sistem Informasi Akuntansi memberikan pengaruh sebesar 18,23% terhadap Pengendalian Internal di PT. Telkom, tbk Bandung, mendukung penelitian Tan Kwang En (2011) yang menyatakan, dalam suatu sistem informasi akuntansi terkandung unsur-unsur pengendalian, maka baik buruknya sistem informasi akuntansi sangat mempengaruhi fungsi manajemen dalam melakukan pengendalian internal.

Sistem Informasi Akuntansi dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa indikator, jika semua indikator terpenuhi dengan baik maka SIA akan berpengaruh positif terhadap fungsi manajemen untuk melakukan pengendalian untuk mengambil kebijakan yang baik, dan tentunya


(2)

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA, 2013

akan meningkatkan mutu perusahaan tersebut. Semakin baik mutu SIA sebuah perusahaan, akan berpengaruh positif bagi Pengendalian Internal perusahaan.

Pengaruh Audit Sistem Informasi (X2) terhadap Pengendalian Internal (Y) PT. Telkom Indonesia, tbk

Audit Sistem Informasi yang diimplementasikan di PT. Telkom, tbk secara keseluruhan dalam kategori baik karena memiliki skor dalam interval 68 – 84, dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengendalian internal karena nilai thitung lebih besar dari ttabel sebesar 3,830, berarti juga menerima hipotesis Ha3 yang berbunyi, “Audit Sistem Informasi berpengaruh signifikan terhadap Pengendalian Internal di PT. Telkom, tbk.” Namun untuk mencapai pengendalian internal yang sempurna di PT. Telkom Indonesia, tbk, nyatanya dibutuhkan kriteria Audit Sistem Informasi dengan kategori yang sangat baik. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis deskriptif yang menghasilkan Audit Sistem Informasi berada di interval dengan kategori baik tapi kenyataan dalam lapangan tidak sesuai fenomena.

Audit Sistem Informasi memberikan pengaruh sebesar 33,6 % terhadap Pengendalian Internal di, PT. Telkom, tbk pusat, Bandung, mendukung teori yang menyatakan tujuan Pengendalian Internal dalam pengertian Audit Sistem Informasi, salah satunya yaitu Weber (1999) menyatakan Audit Sistem Informasi adalah proses mengumpulkan dan menilai bukti untuk menentukan apakah sistem komputer mampu mengamankan harta perusahaan, menjaga integritas data, maupun mencapai tujuan organisasi perusahaan secara efektif, dan menggunakan sumber daya perusahaan secara efisien.

Dimana tujuan pengendalian internal menurut James A. Hall (2007 : 181 ) yaitu :

 Untuk menjaga aktiva perusahaan

 Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi akuntansi

 Untuk mempromosikan efesiensi operasi perusahaan

 Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen`

Seperti dikatakan Uchok Sky Khadafi, diindikasikan Audit Sistem Informasi tidak baik karena penyusunan laporan PT. Telkom Indonesia, tbk tidak sesuai ketentuan. Hal ini bisa terjadi karena terjadinya error di komputer, dan atau sumber data yang tidak akurat atau otorisasi yang kurang tepat. Nyatanya, kategori baik untuk audit sistem informasi di PT. Telkom Indonesia, tbk belum cukup untuk menunjang pengendalian internal yang ideal. Ditambah lagi tingkat objektifitas karyawan dalam menjawab pernyataan perlu dipertimbangkan.

Maka jika hasil Audit Sistem Informasi perusahaan tidak berkualitas, otomatis pengendalian internal perusahaan tersebut pun akan mengalami penurunan kualitas juga yang bisa mengganggu nilai perusahaan. Semakin baik kualitas Audit Sistem Informasi, Pengendalian Internal pun semakin baik.

Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi (X1) dan Audit Sistem Informasi (X2) terhadap Pengendalian Internal (Y) PT. telkom Indonesia, tbk

Berdasarkan hasil penelitian ini, Sistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem Informasi berpengaruh signifikan terhadap Pengendalian Internal. Sesuai rumusan hipotesis Ha1, “Sistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem Informasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Pengendalian Internal di PT. Telkom, tbk“. Besarnya pengaruh Sistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem Informasi berpengaruh signifikan terhadap Pengendalian Internal sebesar 62,4 % sedangkan sisanya adalah pengaruh dari faktor-faktor lain yang tidak diteliti sebesar 37,6 %. atau (100% - 62,4%) yaitu merupakan pengaruh faktor lain diluar kedua variabel bebas yang diteliti, seperti menurut peneliti-peneliti sebelumnya antara lain teknologi informasi (Agus Prasetyo Utomo, 2006), audit eksternal dan komitmen manajemen (Nadirsyah, 2008), audit internal (Elok Izza Afrianiswara, 2010).

Pengendalian Internal adalah akumulasi dari beberapa kegiatan perusahaan. Sistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem Informasi adalah salah satunya. Perusahaan


(3)

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA, 2013

membutuhkan totalitas dalam usaha mencapai kesempurnaan pengendalian perusahaan, karena masih banyak faktor lain yang mempengaruhi pengendalian.

Seperti dikatakan oleh Uchok Sky Khadafi, PT. Telkom Indonesia, tbk tidak memiliki SOP (Standart Operating Procedure) yang formal serta pemisahan tugas dan fungsi yang memadai. Hal ini melenceng dari tujuan Pengendalian Internal yaitu mendorong kepatuhan pelaksanaan terhadap kebijaksanaan organisasi/ pimpinan, dan mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen. Walaupun kesempurnaan tidak mungkin dicapai dilapangan, nyatanya kategori baik saja untuk pengendalian internal di PT. Telkom Indonesia, tbk belum cukup untuk mencapai pengendalian internal yang ideal bagi perusahaan, sehingga muncullah fenomena tersebut.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh Sistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem Informasi terhadap Pengendalian Internal di PT. Telkom, tbk pusat, maka penulis mencoba menarik simpulan dan memberikan saran sebagai berikut :

1. Sistem Informasi Akuntansi terhadap Pengendalian Internal PT. Telkom Indonesia, tbk pusat secara parsial memberikan pengaruh dengan tingkat pengaruh yang cukup besar dan arahnya positif, yang berarti apabila kualitas Sistem Informasi Akuntansi adalah Pengendalian Internal PT. Telkom Indonesia, tbk pusat akan meningkat. Sebaliknya, jika kualitas Sistem Informasi Akuntansi menurun, maka Pengendalian Internal PT. Telkom Indonesia, tbk pusat akan mengalami penurunan. Hal ini mendukung penelitian Haloman Ompusunggu (2002), yang menyatakan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap efektifitas pelaksanaan sistem pengendalian intern, terdapat hubungan positif antara penerapan sistem informasi akuntansi dengan efektivitas pelaksanaan sistem pengendalian intern, pengaruh diterapkannya sistem informasi akuntansi yaitu jenis laporan, frekuensi laporan, keakuratan laporan, ketepatan waktu laporan, kegunaan laporan, pendidikan pemimpin, pengalaman pemimpin secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap efektifitas pelaksanaan sistem pengendalian intern.

2. Audit Sistem Informasi terhadap Pengendalian Internal PT. Telkom Indonesia, tbk pusat secara parsial memberikan pengaruh dengan tingkat pengaruh yang kuat dan arahnya positif, yang berarti apabila kualitas Audit Sistem Informasi meningkat, maka Pengendalian Internal PT. Telkom Indonesia, tbk pusat akan meningkat. Sebaliknya, jika kualitas Audit Sistem Informasi menurun, maka Pengendalian Internal PT. Telkom Indonesia, tbk pusat akan mengalami penurunan. Audit Sistem Informasi mempengaruhi Pengendalian Internal lebih besar dibanding Sistem Informasi Akuntansi di PT. Telkom Indonesia, hal ini mendukung teori Webb (1999) yang menyatakan bahwa pengertian Audit Sistem Informasi itu mencakup seluruh tujuan dari Pengendalian Internal yang berbunyi, Audit sistem informasi adalah proses mengumpulkan dan menilai bukti untuk menentukan apakah sistem komputer mampu mengamankan harta perusahaan, menjaga integritas data, maupun mencapai tujuan organisasi perusahaan secara efektif, dan menggunakan sumber daya perusahaan secara efisien.

Sistem Informasi dan Audit Sistem Informasi secara bersama-sama (simultan) memiliki korelasi yang kuat dan memberikan kontribusi yang besar terhadap Pengendalian Internal PT. Telkom Indonesia, tbk pusat, semakin baik kualitas Sistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem Informasi PT. Telkom Indonesia, tbk pusat, maka akan semakin baik pula Pengendalian Internal PT. Telkom Indonesia, tbk pusat.

Saran

Setelah melakukan penelitian dan pembahasan, penulis akan mencoba memberikan beberapa saran perbaikan yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan, sebagai berikut:


(4)

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA, 2013

1. Untuk mencapai pengendalian yang sempurna, setiap perusahaan baiknya mampu menjaga kualitas sistem informasi akuntansi demi berlangsungnya aktivitas perusahaan yang efektif dan efisien dengan berpedoman pada setiap indikator mengenai Sistem Informasi Akuntansi, seharusnya kinerja perusahaan mampu mencapai pengendalian dengan berbagai aksi seperti pemeliharaan hardware, perbaikan software, pelatihan SDM atau perbaikan

brainware, penetapan prosedur yang tepat, perbaikan database, dan perbaikan di dalam teknologi jaringan dan komunikasi. Walaupun dalam teori perusahaan selalu berusaha untuk melakukan hal tersebut, namun di lapangan selalu masih ada beberapa indikator yang perlu diperbaiki oleh perusahaan demi keberhasilan dalam menciptakan informasi akuntansi yang akurat dan handal, seperti kelengkapan peralatan dan perlengkapan yang menunjang kegiatan, ketepatan pemilihan sistem akuntansi yang handal. Jika hal itu tidak terlaksana, akibatnya manajemen bisa salah dalam memutuskan kebijakan. Hal kecil mampu mempengaruhi hal besar, maka apabila beberapa saja indikator terabaikan, keberhasilan perusahaan untuk menciptakan pengendalian yang baik akan terganggu. Seperti hasil respon dari karyawan PT. Telkom Indonesia, dimana software tidak begitu dikuasai dengan baik oleh karyawan, hal tersebut akan mengakibatkan kesalahan aktivitas. Serta di bagian pernyataan database, dimana jika terjadi aktivitas entry data yang double yang kadang tidak terdeteksi, akan mengakibatkan penurunan kualitas informasi.

2. Otorisasi dalam aktivitas perusahaan sangatlah fatal akibatnya. Jika dalam satu aktivitas, penanggungjawab otorisasi tidak jelas akan mengakibatkan kesalahan tindakan dan lebih parah lagi jika akses terhadap sistem tidak dibatasi akan mengakibatkan kerusakan pada sistem itu sendiri. Keamanan pengaksesan data dan sistem harus dijaga dengan baik, karena tujuan Audit Sistem Informasi itu sendiri antara lain adalah mendeteksi agar komputer tidak dikelola secara tidak terarah, deteksi resiko kehilangan data, deteksi resiko pengambilan keputusan yang salah akibat informasi yang tidak akurat, menjaga kerahasiaan, serta deteksi resiko penyalahgunaan komputer. Maka jika hal tersebut tidak dijalankan dengan baik, kualitas pengendalian internal tidak akan mencapai kata sempurna. Seperti hasil respon karyawan PT. Telkom Indonesia, tbk, dimana ada sistem yang tidak memiliki perlindungan berganda demi menjaga data serta sistem dari resiko perusakan, serta otorisasi yang tidak tepat, akan menimbulkan resiko kehilangan maupun kerusakan data, dan sistem perusahaan. Lalu beberapa pernyataan karyawan yang menyatakan otorisasi masih bias, ataupun kurang tegas. Dalam hal ini, auditor perlu melakukan check list yang lebih mendetail, serta control flowchart yang nyata agar keadaan lapangan dapat menghasilkan gejala-gejala yang kiranya dapat mengganggu operasi pengendalian internal. Dari hasil penelitian, Audit Sistem Informasi memiliki pengaruh yang lebih besar dibanding Sistem Informasi Akuntansi, tentunya Audit Sistem Informasi perlu mendapatkan perhatian lebih.

3. Pengendalian internal dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa aktivitas, salah satunya dengan penerapan Sistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem Informasi. Tidak mudah menerapkan pengendalian yang sempurna, karena banyak elemen-elemen lain yang mempengaruhi. Kebudayaan perusahaan dalam melakukan pengendalian internal sangatlah diperlukan bagi karyawan, karena jika hanya segelintir melakukan kesalahan artinya lalai, namun jika banyak yang melakukan kesalahan, artinya budaya artinya disini PT. Telkom Indonesia, tbk harus lebih menggalakkan aktivitas pengendalian yang mampu mempengaruhi para karyawan untuk melakukan pengendalian itu sendiri. Aktivitas perusahaan pun pasti mengundang resiko-resiko bisnis, jika resiko tidak terdeteksi, keseimbangan perusahaan akan tidak terkendali, dan pihak manajemen pun akan kesulitan dalam melaksanakan fungsinya, maka resiko-resiko seharusnya bisa terdeteksi lebih dini, walaupun resiko terjadi perusahaan harus sudah menyiapkan tindakan-tindakan untuk menanggulanginya.


(5)

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA, 2013

DAFTAR ISI

Abdul Kadir. 2003. Pengenalan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta.

Andri ,Kristanto. 2003. Perancangan Sistem Informasi. Gava Media, Yogyakarta Arens, Alvin A., & James K. Loebbecke. 1993. Auditing : Pendekatan Terpadu, buku kedua. Salemba Empat. Jakarta.

Arens. Et al. 2010. Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Jakarta: Indeks

Arikunto, S. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azhar Susanto. 2009.”Sistem Akuntansi Prosedur dan Metode”, Yogyakarta : BPFE. B. Romney, Marshall, & Steinbart. 2005. Accounting Information System. Salemba Empat, Yogyakarta.

B. Romney, Marshall. 2003. Accounting Information System 9th edition. Salemba Empat, Yogyakarta.

Bodnar, James A. dan Hoopwood, William S. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Salemba Empat, Jakarta.

Bodnar, George H. 2004. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Keenam. Salemba. Empat, Jakarta.

Charles T. Horngren dan Walter T. Harrison Jr. 2007. Akuntansi Jilid Satu, edisi Tujuh. Jakarta : Erlangga.

Ely Suhayati, Sri Dewi Anggadini, 2009, Akuntansi Keuangan, Edisi Pertama. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Fees, Reeve, Warren, 2005. Pengantar Akuntansi, Edisi 21. Penerbit Salemba. Empat, Jakarta.

George H. Bodnard, William S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntansi, edisi 9. Andi.Yogyakarta.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Semarang : BP Universitas Diponegoro.

Gondodiyoto, Sanyoto. 2003. Audit Sistem Informasi Pendekatan Konsep. Media Global Edukasi, Jakarta

Gondodiyoto, Sanyoto. 2007. Audit Sistem Informasi ; Pendekatan CobIT. Mitra Wacana Media, Indonesia.

H. Sajady, Ph.D. 2008. Evaluation Of The Effectivities Of Accounting Information

Systems . International Journal of Information Science & Technology, Volume 6,

Number 2

Hall. A. James. 2007. Accounting Information Systems. Edisi ketiga.Terjemahan. Amir AbadiYusuf :Salemba Empat.

Hiro Tugiman. 1996. Perkembangan dan Tantangan Internal Auditing di Indonesia. PT Karya Putri Wardhani. Bandung

Husein Umar. 2001. Metode Penelitian Bisnis untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Indrajit, Richardus Eko. 2001. Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta

Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi.: Andi. Yogyakarta. Lilis Puspitawati, Sri DewiAnggadini. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Graha Ilmu.Yogyakarta.

Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam. Salemba Empat, Jakarta. Mulyadi. 1993. Sistem Akuntansi, edisi k-3. STIE YKPN, Yogyakarta.

Mulyadi. 2001. Sistem Informasi Akuntansi.Empat. Yogyakarta

Narimawati, Umi. 2010. Metodologi Penelitian. Dasar Penyusun Penelitian Ekonomi. Jakarta: Penerbit Genesis

O'Brien, James A. 2005. Introduction to Information System, 12th Edition. McGraw Hill Companies Inc., New York.


(6)

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA, 2013

Sugiyono, Dr. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit. Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian: Alfabet. Bandung.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfa Beta.

Susanto, Azhar. 2004. SIA Konsep dan Pengembangan Berbasis Komputer. Lingga Jaya, Bandung.

Suyanto. 2000. Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki Millenium III. Adicitra. Yogyakarta.

Tata Sutabri. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Andi. Yogyakarta

W. Wilkinson, Joseph. 1990. Sistem Informasi Akuntansi :Pendekatan Komputer. Erlangga. Jakarta.

Weber, Ron. 1999. Information System Control and Audit. Prentice – Hall, Inc., New Jersey.

http://ilmuakuntansi.web.id/