ANALISIS KESULITAN GURU DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 DI SD ISLAM MIFTAHUL HUDA PLOSOKANDANG TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

BAB II LANDASAN TEORI

A. Guru

1. Definisi Guru

Guru adalah pribadi yang selalu digugu dan ditiru, menjadi seorang guru itu tidaklah mudah karena guru merupakan suatu profesi atau jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar pendidikan. Kata guru sudah tidak asing lagi di telinga kita, kata guru memiliki banyak sinomin kata seperti: pendidik, pelatih, pengajar, trainer, tutor dan lain sebagainya. Dimana tugas mereka adalah sama-sama mendidik dan mengajar para peserta didiknya baik itu dalam pendidikan formal maupun informal. Seperti yang dikatakan oleh Syaiful Bahari Djamarah “Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak harus

dilembaga formal.” 11 Menurut Abuddin Nata, menjelaskan makna guru sebagai “seseorang

yang memberikan pengetahuan, keterampilan atau pengalaman kepada orang lain.” 12 Selain itu, Ramayulis berpendapat bahwa guru adalah orang

yang bertanggung jawab untuk membimbing peserta didik menjadi manusia yang manusiawi yang memanusiakan manusia, sehingga tugas utamanya

Syaiful Bahari Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2000), Cet ke-1, hal. 31 12

Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005),

Cet. Ke-1, hal. 113 Cet. Ke-1, hal. 113

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang guru dijelaskan pula pengertian guru yaitu: “Pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar dan menengah. 14 Mengajar bukan hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, melainkan suatu proses mengubah perilaku

siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional, maka untuk menjadi seorang guru harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut: 15

a. Harus memiliki bakat sebagi guru

b. Harus memiliki keahlian sebagia guru

c. Memiliki keperibadian yang baik dan terintegrasi

d. Memiliki mental yang sehat

e. Berbadan sehat

f. Memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas

g. Guru adalah manusia berjiwa pancasila

h. Guru adalah seorang warga negara yang baik.

Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), Cet. Ke-2, hal. 4

14 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru bab I pasal I 15

Departemen Agama, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2005), hal. 66

Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru adalah seorang pendidik yang profesional yang tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, melatih, menilai dan mengevaluasi para peserta didik baik dalam lembaga pendidikan formal maupun non formal pada semua jenjang dari pendidikan usia dini, dasar dan menengah.

2. Tugas dan Peran Guru

Menjadi seorang guru bukanlah sebatas mengajar dikelas atau diruangan saja. Seorang guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat dinas maupun di luar dinas yang berbentuk pengabdian dalam belajar mengajar. Guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan memberikan fasilitas belajar bagi para peserta didiknya untuk mencapai tujuan. Selain itu guru juga mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa dalam belajar.

Menurut Moh. Uzer Usman dan Syaiful Bahari, tugas guru dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu “tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.” 16

Pertama tugas guru sebagai profesi yaitu seorang guru memiliki tugas untuk mengembangkan profesionalitas diri, mendidik, mengajar dan melatih anak didik sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai pendidik, pengajar dan pelatih harus mampu meneruskan dan mengembangkan nilai nilai kehidupan, meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mengembangkan keterampilan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan perkembangan zaman. Kedua tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah yakni guru harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua bagi para peserta

16 Syaiful Bahari Djamarah, Guru dan Anak …,hal. 37

didiknya. Ia juga harus mampu menarik simpatinya sehingga ia menjadi idola dan publik figur bagi siswa-siswanya. Pelajaran apapun yang akan disampaikan hendaknya dapat memberikan memotivasi dan menjadi inspirasi bagi siswanya dalam belajar. Oleh karena itu, perlu diperhatikan bagi seorang guru pada aspek penampilan baik dalam berbusana maupun bersikap kepada para peserta didiknya. Karena jika penampilan guru sudah tidak menarik baik dari segi berpakaian maupun dari sikap mengajarnya, maka kegagalan pertama yang diperoleh adalah tidak tercapainya indikator pembelajaran. Sehingga seorang guru perlu memperhatikan perfomencenya dalam mengajar karena seorang guru adalah publik figur di kelas. Ketiga tugas guru dalam bidang kemasyarakatan, guru mempunyai tugas mendidik, melatih dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga Negara yang bermoral dan berakhlak mulia. Karena pendidikan tidak hanya cukup dilakukan di dalam kelas atau lingkungan sekolah saja akan tetapi pendidikan adalah hak semua warga negara baik itu kecil atau besar mereka semua berhak menerima dan memperoleh pendidikan. Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu pendidikan adalah hak semua bangsa jadi semuanya orang berhak merasakan dan memperoleh pendidikan yang layak baik itu laki-laki atau perempuan, tua atau muda, besar atau kecil semuanya memiliki hak yang sama dalam pendidikan. Dan pendidikan itu tidak hanya bisa didapatkan dalam pendidikan formal saja, melainkan dapat di peroleh juga dalam lembaga pendidikan non formal seperti pendidikan dalam lingkungan keluarga ataupun masyarakat. Dengan demikian seorang guru memiliki peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan dan memajukan kehidupan bangsa.

Dalam penelitian ini, peranan guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peran guru dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan proses kegiatan guru dan siswa yang menciptakan hubungan timbal balik sehingga guru memegang peranan penting dalam proses pembelajaran yang mana proses pembelajaran tersebut merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Seperti yang di dikemukakan oleh Adam dan Dickley dalam basic principle of student teaching, peran guru antara lain:” guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur Dalam penelitian ini, peranan guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peran guru dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan proses kegiatan guru dan siswa yang menciptakan hubungan timbal balik sehingga guru memegang peranan penting dalam proses pembelajaran yang mana proses pembelajaran tersebut merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Seperti yang di dikemukakan oleh Adam dan Dickley dalam basic principle of student teaching, peran guru antara lain:” guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur

Rusman dalam bukunya yang berjudul model-model pembelajaran, mengklasifikasikan peranan guru sebagai berikut: 18

a. Peran guru berkaitan dengan kompetensi guru seperti melakukan diagnosis terhadap perilaku awal siswa, membuat RPP, dan melaksanakan proses pembelajaran.

b. Guru sebagai pelaksana administrasi di sekolah

c. Guru sebagai komunikator

d. Guru sebagai demonstrator

e. Guru sebagai pengelola kelas

f. Guru sebagai mediator dan fasilitator

g. Guru sebagai evaluator

h. Guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah .

3. Kompetensi Guru

Guru yang profesional harus memiliki beberapa kompetensi yang di persyaratkan bagi seorang guru yang dapat di pertanggung jawabkan dalam mencapai suatu tujuan. Menurut Abdul Majid, kompetensi adalah “seperangkat tindakan inteligent penuh tanggung jawab yang harus dimiliki

Moh. Uzer Usman , Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2006), Cet ke-20, hal. 9 18

Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT. Rajawali Pres, 2013), Cet ke-3, hal. 59-65 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT. Rajawali Pres, 2013), Cet ke-3, hal. 59-65

Heri Jauhari menjelaskan kompetensi guru yaitu“kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap guru/ pendidik sehingga dapat melaksanakan

tugas dan tanggung 20 jawabnya dengan benar”. Di dalam UU nomor 14 tahun 2005 telah dijelaskan pula pengertian kompetensi yaitu: “seperangkat

pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan”. 21 Ramayulis juga berpendapat tentang pengertian kompetensi yaitu “satu kesatuan yang menggambarkan potensi,

pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dinilai, yang terkait dengan profesi tertentu”. 22 Sedangkan menurut Mulyasa “kompetensi guru

merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kafah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan

profesionalisme.” 23 Jejen Musfah juga menjelaskan kompetensi adalah “kumpulan

pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), Cet X, hal. 5

20 Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2008) hal. 151 21 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,

(Bandung: Alfa Beta, 2013), Cet ke-4, hal. 23 22 Ramayulis,

23 E.Mulyasa, Profesi dan Etika …,hal. 54

Standar Kompetensi …, hal. 34 Standar Kompetensi …, hal. 34

di tarik kesimpulan bahwa kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, perilaku dan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk melaksanakan tugas dan kewajiban guru secara profesional dan bertanggung jawab agar tercapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Adapun kompetensi yang wajib dimiliki seorang guru sebagai syarat untuk menjadi guru yang profesional meliputi:

Kompetensi Pedagogis (kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik), Kompetansi Keterampilan (kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang menjadi teladan bagi peserta didik), Kompetensi Sosial (kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif), dan Kompetensi Profesional (kemampuan

penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam). 25

Berikut ini adalah tabel kompetensi yang harus dimiliki oleh para guru yaitu sebagai berikut: 26

Tabel 1.1 Kompetensi Dasar Guru

Kompetensi

Sub kompetensi

Indikator

1. Memahami peserta didik dengan

memanfaatkan Kompetensi pedagogis Memahami peserta didik

prinsip-prinsip

secara mendalam

perkembangan kognitif 2. Memahami peserta didik dengan

memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian

3. Mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik

Jejen Musfah , Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. I, hal. 27. 25 Rusman, Model- 26 Ali Mudlofir, Pendidik Profesional:Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Model …, hal. 22

Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia, (Jakarta:Rajawali Press,2012)Cet. I hal. 115-116

1. Memahami landasan kependidikan Merangcang pembelajaran, 2. Menerapkan teori beelajar

termasuk memahami

dan pembelajaran

landasan pendidikan untuk

3. Menentukan strategi

kepentingan pembelajaran

pembelajaran berdasarkan karateristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai dan materi ajar

4. Menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih

Melaksanakan

1. Menata latar (setting)

pembelajaran

pembelajaran 2. Melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

Merancang dan

1. Merancang dan

melaksanakan evaluasi

melaksanakan evaluasi

pembelajaran

(assessment) proses dan hasil

belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode.

2. Menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning)

3. Memanfaatkan hasil penilaian

pembelajaran untuk perbaikan kualitas program

pembelajaran secara umum.

Mengembangkan peserta

1. Memfasilitasi peserta

didik untuk

didik untuk

mengaktualisasikan

pengembangan berbagai

berbagai potensinya

potensi akademik 2. Memfasilitasi

peserta didik

untuk mengembangkan pelbagai potensi non akademik

1. Bertindak sesuai dengan keperibadian

Kompetensi

Keperibadian yang mantap

dan stabil

norma hukum 2. Bertindak sesuai norma sosial dan bangga sebagai guru

3. Memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai norma.

Keperibadian yang arif

Menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak

Keperibadian yang

Memiliki perilaku yang

berwibawa

berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.

Berakhlak mulia dan

Bertindak sesuai dengan

menjadi teladan

norma religius (iman dan takwa, jujur, ikhlas dan suka menolong) dan memiliki perilaku yang di teladani peserta didik.

Kompetensi sosial Mampu berkomunikasi dan Berkomunikasi secara efektif bergaul dengan peserta

dengan peserta didik

didik Mampu berkomunikasi dan Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif

bergaul secara efektif dengan

dengan sesama pendidik

tenaga pendidik dan tenaga

dan tenaga kependidikan

kependidikan. Mampu berkomunikasi dan 1. Mampu berkomunikasi

bergaul secara efektif

dan bergaul secara efektif

dengan orang tua/wali

dengan orang tua/wali

peserta didik dan

peserta didik

masyarakat sekitar

2. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan masyarakat sekitar

Menguasai struktur dan

Mengusasai langkah-langkah

metode keilmuan

penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/ materi bidang studi

Mengetahui struktur

Menguasai materi, stuktur

keilmuan mapel yang di

konsep, dan pola piker

Ajarkan

keilmuan yang mendukung matapelajaran yang di ampu dan Mengembangkan materii pembelajaran yang di ampu secara kreatif

Memahami kurikulum

1. Menguasai standar

silabus dan RPP mapel

kompetensi dan

yang di ajarkan

kompetensi dasar mata pelajaran. Bidang kompetensi dasar mata pelajaran. Bidang

2. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif

3. Memahami dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Dalam penelitian ini kompetensi guru yang dikhususkan terkait pelaksanann kurikulum 2013 adalah kompetensi pedagogis guru. Kompetensi pedagogis berasal dari kata kompetensi dan pedagogis. Secara etimologis kompetensi pedagogis berasal dari bahasa Yunani “paedos dan agogos 27 (paedos= anak dan agoge = mengantar atau membimbing)”. Kata

pedagogis dapat dimaknai dengan membimbing anak maksudnya tugas membimbing anak itu adalah tugas pendidik baik itu guru ataupun orang tua, guru adalah pendidik di sekolah sedangkan orang tua adalah pendidik di rumah. Namun yang dimaksud kompetensi pedagogis dalam penelitian ini adalah kompetensi pedagogis yang ditujukan kepada guru.

Menurut E. Mulyasa kompete nsi pedagogis adalah “kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, dan pengembangan

Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru (Konsep Dasar, Problematika, dan

Implementasinya), (Jakarta: Indeks, 2011) hal. 28 Implementasinya), (Jakarta: Indeks, 2011) hal. 28

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan sebagaimana yang di kutip oleh Jejen Musfah, yang dimaksud dengan kompetensi pedagogis adalah

Kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: pemahaman atau landasan kependidikan, pemahaman tentang peserta didik, pengembangan kurikulum/ silabus, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya. 29

Dari serangkaian pengertian kompetensi pedagogis di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogis merupakan kemampuan guru menyelenggarakan dan mengelola pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penilaian proses dan hasil pembelajaran. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Marselus R. Payong dalam Peraturan Mentri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan

kompetensi guru, terkait dengan kompetensi pedagogis yaitu: 30

a. Menguasai karateristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural emosional, dan intelektual.

b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.

d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

E. Mulyasa, Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2015), Cet. Ke-2 hal. 30

29 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi 30 Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi …, hal. 28

…, hal. 29 …, hal. 29

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

f. Memfasilitasi

pengembangan potensi

g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses hasil belajar.

i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan kompetensi guru adalah suatu syarat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, kompetensi yang harus dimiliki diantaranya: kompetensi pedagogis, keprobadian dan sosial. Dari ketiga tersebut merupakan syarat yang utama/penting yang harus dimilki pendidik untuk mengetahui apakah seorang pendidik sudah melakukan pekerjaannya dengan profesional ataupun belum.

B. Kurikulum 2013

1. Pengertian Kurikulum

“Secara etimologi, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curure yang berarti tempat

31 berpacu.” 32 Ada juga beberapa pendapat lain yaitu:

Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Rosdakarya, 2012), hal. 2 32

Imas Kurinasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013, (Surabaya: Kata Pena, 2014), hal. 5 Imas Kurinasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013, (Surabaya: Kata Pena, 2014), hal. 5

b. Kurikulum adalah rencana pembelajaran.

c. Kurikulum merupakan seluruh pengalaman dari anak yang berada dalm pengawasan guru.

d. Kurikulum terdiri dari cara yang digunakan untuk mencapai atau melaksanakan tujuan yang diberikan sekolah. Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah suatu alat pendidikan yang digunakan dalam proses pembelajaran dan mempunyai peran yang sangat penting dalam tercapainya tujuan pendidikan yang lebih baik. Kurikulum bersifat dinamis, artinya kurikulum harus mengembangkan dan mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi, system nilai serta kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum harus dievaluasi untuk perbaikan dan penyempurnaan agar tidak ketinggalan zaman.

2. Kurikulum 2013 dan Landasannya

a. Hakekat Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada tahun ajaran 2013/ 2014. Kurikulum ini adalah pengembangan dari kurikulum sebelumnya, baik kurikulum berbasis kompetensi KBK) maupun kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

Dalam teks ini, “kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanamkan nilai-nilai yang tercemin pada sikap dapat dibandingkan ketrampilan

diperoleh peserta didik melalui pengetahuan di bangku sekolah.” 33

Adapun ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar ialah “menentukan kemampuan guru dalam berpengetahuan dan

mencari tahu pengetahuan yang sebanyak-banyaknya kaena siswa jaman sekarang telah mudah menacari informasi dengan

bebas melalui pengembangan teknologi dan informasi. 34

Perkembangan teknologi yang semakin canggih dan peserta didik yang sangat mudah mengerti serta memahami teknologi tersebut mengharuskan guru untuk lebih memahami perkembangan teknologi dan dapat menguasai teknologi dibanding peserta didik.

b. Konsep dasar kurikulum 2013 Kurikulum 2013 diawali dari kegelisahan melihat system pendidikan yang diterapkan selama ini hanya berbasis pada pengajaran untuk memenuhi target pengetahuan siswa. Selain itu, diperlukan ketrampilan dan sikap yang tidak kalah pentingnya untuk mendapatkan lulusan yang handal dan beretika untuk selanjutnya siap berkompetensi secara global. Berubahnya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) ke kurikulum 2013 ini merupakan salah satu upaya memperbaruhi setelah dilakukannya penelitian untuk pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan generasi muda. Dalam kurikulum 2013 bukan hanya

Fadlillah,

34 Implementasi Kurikulum …, hal. 16

Imas Kurinasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum .., hal. 7 Imas Kurinasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum .., hal. 7

c. Landasan pengembangan kurikulum 2013 Kurikulum merupakan inti dari sebuah pendidikan, oleh keran penyusunan kurikulum harus menggunakan landasan-landasan yang kuat. Landasan tersebut harus didasarkan pada hasil-hasil pemikiran penelitian yang mendalam, apabila kurikulum tersebut didasarkan pada landasan yang kurang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri.

Landasan dapat berarti alas, dasar atau tumpuan karena itu landasan merupakan tempat bertumpu, titik tolak, atau dasar pijakan. “Fadillah

mengemukakan tiga landasan utama dalam dalam pengembangan kurikulum 2013, yaitu: (1) filosofis ; (2) yuridis ; (3) konseptual.” 36

Dibawah ini akan diuraikan penjelasan secara ringkas ketiga landasan tersebut, yaitu:

1) Filosofis “Landasan filosofis memberikan arah pada semua keputusan dan

tindakan manusia, karena filsafat merupakan pandangan hidup orang, masyarakat dan bangsa.” 37 Dalam konteks ini landasan filosofis

kurikulum 2013, yaitu: 38

Sunarti dan Selly Rahmawati, Penilaian dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: C. V andi Offset, 2014), hal. 1 36

Fadlillah, Implementasi Kurikulu 37 Loeloek Endah P. dan Sofan Amri, Panduan memahami kurikulum 2013, (Jakarta: m …, hal. 29 PT Prestasi Pustakaraya, 2013), hal. 36

38 Fadlillah, Implementasi Kurikulum …, hal. 29 38 Fadlillah, Implementasi Kurikulum …, hal. 29

b) Kurikulum berorientasi pada pengembangan kompetensi.

2) Yuridis Yuridis sendiri berarti hokum/ peraturan, kata hukum dapat dipandang sebagai aturan bagi yang patut ditaati. Sedangkan landasan yuridis disini adalah suatu landasan yan digunakan sebagai paying hukum dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum. Dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum 2013 landasan yuridis

yang digunakan antara lain: 39

a) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

b) RPJMN 2010-2014 Sektor Pendidikan yang berarti tentang perubahan metodologi pembelajaran dan penataan kurikulum.

c) Inpres No. 1 Tahun 2010 tentang Percepatan pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional; Penyempurnaan Kurikulum dan Metodologi Pembelajaran aktif;

d) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang perubahan atas peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

e) Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013.

39 Ibid., hal. 30

3) Konseptual Landasan konseptual adalah suatu landasan yang didasarkan pada ide dan gagasan yang diabstraksikan dari peristiwa konkret. Dalam penyusunan kurikulum 2013 ini landasan konseptualnya

adalah: 40

a) Prinsip relevansi

b) Model kurikulum berbasis kompetensi

c) Kurikulum lebih dari sekedar dokumen

d) Proses pembelajaran yang meliputi: aktivitas belajar, output belajar dan outcome belajar

e) Penilaian, kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi dan penjejangan penilaian.

3. Komponen Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 mempunyai lima komponen utama dalam pelaksanaannya, yaitu a) tujuan, b) materi, c) strategi pembelajaran, d)

organisasi kurikulum, e) evaluasi kurikulum. 41 Kelima komponen tersebut memiliki keterkaitan yang tidak bisa dipisahkan, berikut penjelasan masing-

masing kelima komponen tersebut, yaitu:

a) Tujuan kurikulum 2013 Mengenai tujuan dan fungsi kurikulum secara spesifik mengacu pada Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Undang-Undang ini dijelajskan bahwa fungsi

Ibid., hal. 31 41 Loeloek Endah Poerwati dan Sofan Amri, Panduan Memahami …, hal. 202 Ibid., hal. 31 41 Loeloek Endah Poerwati dan Sofan Amri, Panduan Memahami …, hal. 202

Dilihat dari pengembangan kurikulum 2013 yang disosialisasikan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, tujuan

terperincinya sebagai berikut: 42

1) Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbangkan hard skills dan soft skills melalui kemampuan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan dalam rangka menghadapi tantangan global yang terus berkembang.

2) Membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang produktif kreatif dan inofatif sebagai model pembangunan bangsa dan Negara Indonesia.

3) Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan menyiapkan administrasi mengajar, sebab pemerintah telah telah menyiapkan semua kompetensi kurikulum beserta buku teks yang digunakan dalam pembelajaran.

4) Meningkatkan peran serta pemerintah pusatdan daerah serta warga masyarakat secara seimbang dalam menentukan dan mengendalikan kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan.

42 Fadlillah, Implementasi Kurikulum …, hal. 25

5) Meningkatkan persaingan yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai. Sebab sekolah diberikan keleluasaan untuk mengembangkan Kurikulum 2013 sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik dan potensi daerah.

Dari beberapa tujuan kurikulum 2013 diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan kurikulum 2013 hampir sama dengan kurikulum 2006 hanya saja kurikulum 2013 buku teks sudah disediakan oleh pemerintah.

b) Materi Pembelajaran Kurikulum 2013 Berkenaan dengan penentuan materi pembelajaran kurikulum 2013, pendidik memiliki wewenang penuh untuk menentukan materi pembelajaran, sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar hendak dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran. Dalam menumbuhkan rasa ingin tahu sehingga memunculkan dorongan untuk mengembangkan

sendiri kemampuan mereka. 43

c) Stategi/Metode pembelajaran kurikulum 2013 Salah satu Faktor yang menentukan keberhasilan dalam melaksanakan kurikulum 2013 ialah metode pembelajaran. Metode pembelajaran adalah suatu cara atau system yang digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan agar anak didik dapat mengetahui,

memahami, mempergunakan, dan menguasai bahan pelajaran tertentu. 44

Loeloek Endah Poerwati dan Sofan Amri, 44 Panduan Memahami …, hal. 207 Ibid., hal. 189

Dalam proses pembelajaran metode sangat dibutuhkan, untuk mencapai keberhasilan pembelajaran tersebut.

d) Organisasi kurikulum 2013 Beragamnya pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum

keragaman dalam mengorganisasikan kurikulum setidaknya terdapat enam ragam

memunculkan

terjadinya

pengorganisasian kurikulum, yaitu: 45

1) mata pelajaran terpisah (isolated subject): kurikulum terdiri dari jumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang diajarkan sendiri- sendiri tanpa ada hubungan dengan mata pelajaran lainnya. Masing- masing diberikan pada waktu tertentu dan tidak mempertimbangkan minat, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik, semua materi diberikan sama.

2) Mata pelajaran berkorelasi: korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata pelajaran. Prosedur yang ditempuh adalah menyampaikan pokok- pokok yang saling berkolerasi guna memudahkan peserta didik memahami pelajaran tertentu.

3) Bidang studi (broad field): yaitu organisasi kurikulum yang berupa pengumpulan beberapa mata pelajaran yang sejenis serta memiliki ciri-ciri yang sama dan dikorelasikan (difungsikan) dalam satu bidang

45 Ibid., hal. 210 45 Ibid., hal. 210

4) Program berpusat pada anak (child centered), yaitu program kurikulum yang menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata pelajaran

5) Inti masalah (core program), yaitu suatu program yang berupa unit- unit masalah, dimana masalah-masalah diambil dari suatu mata pelajaran tertentu, dan mata pelajaran lainnya diberikan melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam upaya memecahkan masalahnya. Mata pelajaran-mata pelajaran yang menjadi pisau analisisnya diberikan secara terintegrasi.

6) Electric program, yaitu program yang mencari keseimbangan organisasi kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran dan peserta didik.

e) Evaluasi Kurikulum 2013 Evaluasi kurikulum merupakan pengumpulan data yang hasilnya digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kualitas dari

pelaksanaan kurikulum. 46 Dalam evaluasi ini dilakukan terkait dengan proses dan hasil belajar siswa sudah atau belum mencapai tujuan yang

ingin dicapai. Berikut tujuan evaluasi kurikulum menurut Hamid Hasan, yaitu: 47

Loeloek Endah Poerwati dan Sofan Amri, Panduan Memahami ..., hal.210 47 Ahmad Yani, Mindset Kurikulum 2013, (Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 48

1) Menyediakan informasi dalam proses pengembangan dan pelaksanaan kurikulum yang dijadikan sebagai masukan bagi pengambilan keputusan

2) Menentukan

kurikulum dan mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan tersebut.

3) Mengajukan alternative pemecahan masalah yang dapat digunakan dalam upaya perbaikan kurikulum 2013.

4) Menunjukkan karakteristik suatu kurikulum dan pelaksanaan kurikulum

4. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013

Ada sejumlah prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum, yaitu: 48

1) Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata pelajaran.

2) Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan.

3) Model kurikulum berbasis kompetensi berupa sikap, pengetahuan, dan ketrampilan berfikir, psikomotorik yang dikemas didalam berbagai macam mata pelajaran.

48 Daryanto, Pendekatan Pembelajaran SAINTIFIK Kurikulum 2013 …, hal. 2-5

4) Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk kemampuan Dasar dapat dikuasai dan dipelajari peserta didik.

5) Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.

6) Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta lingkungannya.

7) Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni.

8) Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.

9) Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

10) Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat.

11) Penilaian hasil belajar ditunjukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi.

Sedangkan yang digunakan untuk kurikulum 2013 adalah: 49

1) Meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.

2) Kebutuhan kompetensi masa depan

3) Peningkatan potensi, keceerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkemangan dan kemampuan peserta didik.

49 Fadlillah, Implementasi Kurikulum …, hal. 26-29

4) Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan, maka kurikulum memuat keragaman tersebut.

5) Tuntutan pembangunan daerah dan Nasional.

6) Tuntutan dunia kerja.

7) Perkemangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

8) Agama karena muatan kurikulum semua mata pelajaran ikut mendukung peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.

9) Dinamika perkemabangan global.

10) Persatuan nasional dan nilai bangsa maka kurikulum disini menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan.

11) Karakteristik satuan pendidikan.

5. Prinsip pembelajaran kurikulum 2013

Pada dasarnya prinsip pembelajaran kurikulum 2013 tidak jauh berbeda dengan dengan kurikulum sebelumnya. Hanya saja yang membedakan adalah titik tekan pembelajaran dan materi yang diberikan kepada peserta didik. Kurikulum 2013 merupakan paduan antara kemampuan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan. Pada hal ini, sikap ketrampilan lebih menjadi prioritas utama dibanding pengetahuan, namun harapannya ketiga kemampuan tersebut dapat berjalan seimbang dan beriringan sehingga dapat mencapai pembelajaran yang maksimal.

Dalam mewujudkan ketercapaian pembelajaran tersbut, ada prinsip- prinsip yang dapat dijadikan bahan acuan guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran. Diantaranya sebagai berikut: 50

a. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu

b. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar.

c. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan ilmiah.

d. Dari pembelajaran erbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi.

e. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu

f. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban keterangannya multidimensi.

g. Dari pembelajaran verbalisme menuju pembelajaran yang aplikatif.

h. Peningkatan dan keseimbangan antara ketrampilan fisik (hard skill) dan (soft skills).

i. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat j. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madya mangun karso) dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tutu wuri handayani)

50 Fadlillah, Implementasi Kurikulum …, hal. 174 50 Fadlillah, Implementasi Kurikulum …, hal. 174

alah siswa, dan dimana saja adalah kelas. m. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran n. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. Dari penjelasan diatas, dapat dilihat prinsip-prinsip yang diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaransecara satu kesatuan atau terpadu dan terintegrasi, serta berlaku untuk setiap mata pelajaran. Dengan adanya prinsip-prisip tersebut, peserta didik diperlakukan dengan baik dalam upaya mengembangkan berbagai kemampuan yang dimiliki peserta didik dengan cara yang baik, menarik, dan menyenangkan. Dan proses pembelajaran dapat menumbuhkankan bahkan mengembangkan semangat peserta didik untuk lebih aktif, kreatif, mandiri, jujur dan bertanggung jawab.

6. Kegiatan pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013

a. Pembelajaran kurikulum 2013 Kegiatan pembelajaran kurikulum 2013 tidak jauh berbeda dengan kurikulum yang lama. Perbedaannya adalah pada titik tekan pembelajaran dan cangkupan materi yang diberikan kepada peserta didik.

b. Karakteristik pembelajaran kurikulum 2013 Didalam kurikulum 2013 terdapat karakteristik yang membedakan dengan kurikulum sebelumnya, karena pemerintah b. Karakteristik pembelajaran kurikulum 2013 Didalam kurikulum 2013 terdapat karakteristik yang membedakan dengan kurikulum sebelumnya, karena pemerintah

1) Pendekatan pembelajaran Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran kurikulum 2013 ialah pendekatan scientific dan temati-intergratif. “Pendekatan scientific ialah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran

tersebut melalui proses ilmiah” 51 , dan apa yang dipelajari dan diajarkan kepada peserta didik dilakukan dengan indra dan akal

pemikiran sendiri sehingga mereka mendapatkan pengalaman langsung dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan itu sendiri.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkontruksi konsep, hukum atau prinsip tahapan- tahapan mengamati (mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai tekni, menganalisis

kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang di

Dalam proses pembelajaran penerapan pendekatan saintifik ini sering disebut sebagai ciri khas dari kurikulum 2013, berikut tabel

penjelasannya: 53

52 Ibid., hal. 175 Daryanto, 53 Fadlillah, Pendekatan Pembelajaran SAINTIFIK Kurikulum 2013 …, hal. 51

Implementasi Kurikulum …, hal. 176

Tabel 1.2 Kegiatan pembelajaran dalam saintifik

Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Mengamati

Melihat, mengamati, membaca, mendengarkan, menyimak (tanpa dan dengan alat)

Menanya - Mengajukan pertanyaan dari yang factual sampai ke yang bersifat hipotesis

Mencoba

- Menentukan

yang diperlukan daripertanyaan yang diajukan - Menentukan sumber data (benda, dokumen,

data

buku, eksperimen) - Mengumpulkan data

Menalar - Menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan hubungan data/ kategori - Menyimpulkan dari hasil analisis data Mengkomunikasikan

- Menyampaikan hasil konseptualisasi - Dalam bentuk lisan, tulisan, digram, bagan,

gambar, atau media lainnya.

Kegiatan pembelajaran kurikulum 2013 secara umum seperti diatas, disini guru memberikan bantuan kepada peserta didik jika diperlukan, akan tetapi bantuan tersebut harus semakin berkurang dengan bertambahnya kelas siswa.

Sedangkan yang dimaksud dari pendekatan tematik-terintegarsi sendiri adalah “dalam pembelajaran tersebut dibuat per tema dengan

mengacu karakteristik peserta didik dan dilaksanakan secara intergrasi antara tema satu dengan tema yang lain maupun antara mata pelajaran

satu dengan mata pelajaran lain” 54 , hal ini menjadikan guru harus lebih kreatif dalam mengeintegrasikan mata pelajaran yang satu

dengan yang lainnya. Diharapkan dari tujuan pendekatan ini siswa agar mempunyai pengetahuan yang luas, memiliki ketrampilan dan multipengetahuan yang memadai.

54 Fadillah, Implementasi Kurikulum ..., hal. 176

2) Kompetensi lulusan Kompetensi lulusan merupakan salah satu karakteristik dari kulrikulum 2013, sebenarnya untuk kompetensi lulusan kurikulum 2013 tidak banyak berubah dengan kurikulum tingakt satuan pendidikan KTSP, perbedaannya hanya pada penekanan kemampuan siswa.

“Dalam konteks ini kompetensi lulusan berhubungan dengan kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan,

kompetensi ini sebenarnya sudah ada pada kurikuluk sebelumnya hanya saja penyebutan berbeda missal sikap disebut afektif, pengetahuan disebut kognitif, dan ketrampilan disebut

psikomotorik.” 55

Perbedaan penekanan dari kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya adalah kurikulum 2013 lebih menenkankan pada kemampuan sikap sedangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan menekankan pada kemempuan pengetahuan. Serta kemampuan sikap pada kurikulum 2013 itu dirumuskan menjadi Komptensi Inti (KI) yang ada pada semua mata pelajaran dan menjadi landasan dasar pengembangan Kompetensi dasar, sedangkan pada kurikulum satuan pendidikan (KTSP) kemampuan tersebut ditumuskan menjadi Kompetensi Dasar (KD).

Penyempurna standar kompetensi lulusan memperhatikan pengembangan nilai, pengetahuan, dan ketrampilan secara terpadu dan fokus pada pencapaan kompetensi. Pada setiap jenjang pendidikan rumusan empat kompetensi ini (penghayatan dan pengalaman agama, sikap, ketrampilan, dan pengetahuan)

menjadi landasan dasar pada setiap kelas. 56

55

Ibid., 177 56 Imas Kurinasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum .., hal. 133

3) Penilaian Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencaku: penilaian autentik, penilaian diri, penilaian berbasis fortofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah. Pendekatan penilaian pada kurikulum 2013 sangat berbeda dengan kurikulum sebelumnya.

Standar nilai kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang standar enilaian pendidikan kriteria mengenai mekanisne, prosedur, dan

instrument penilaian hasil belajar peserta didik. 57

Penilaian pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) lebih cenderung pada hasil tes tulis pesrta didik saja sehingga untuk persiapan dalam proses pembelajaran tidak begitu dinilai, sedangkan “penilaian dalam kurikulum 2013 lebih ditekankan pada penilaian

autentik. Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid atau realibel” 58 , pada autentik ini mencakup semua aspek yang

menjadi pembelajaran siswa. Penilaian autentik ialah penilaian secara utuh, meliputi

kesiapan peserta didik, proses dan hasil belajar. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik atau bahkan

Sunarti dan Selly Rahmawati, Penilaian .., hal. 2 58 Ibid., hal. 3 Sunarti dan Selly Rahmawati, Penilaian .., hal. 2 58 Ibid., hal. 3

Bedasarkan penjelasan diatas, adapun cara pengisian raport tidak lagi menggunakan angka. Untuk aspek pngetahuan (KI-3) dan ketrampilan (KI-4) menggunakan predikat A, B, C, D sebagai konversi dari 1-4. Untuk penilaian aspek sikap (spiritual dan sosial) dibagi dua kolom yaitu nilai dalam maple dengan kriteria yang merentang dari SB (Sangat baik), B (Baik), C (Cukup), dan K (Kurang). Kolom nilai antar maple diisi dengan pernyataan kualitas .

Pada proses penilaian raport, tidak langsung diisi oleh wali kelas, namun harus melewati proses panjang yaitu mengumpulkan nilai dari masing-masing guru mata pelajaran. Guru mata pelajaran membuat laporan prsentasi peserta didik lalu direkap oleh wali kelas. Pada tahap akhir penilaian antar mapel akan diisi oleh wali kelas.

C. Kesulitan guru dalam menerapkan kurikulum 2013

Kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam menerapkan kurikulum 2013 merupakan hal wajar terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhi kesulitan tersebut. Oleh karena itu, disini akan dijelaskan tentang beberapa faktor kesulitan guru dan apa saja kesulitan yang dihadapi oleh guru serta upaya apa yang digunakan untuk menghadapi kesulitan tersebut.

Kesulitan atau kendala yang dialami guru dalam melaksanakan pembelajaran biasanya terletak dalam:

59 Fadillah, Implementasi Kurikulum ..., hal. 179

1. Menggunakan metode pembelajaran yang telah disiapkan di RPP

2. Menyiapkan media pembelajaran yang sudah diperoleh dan ditetapkan di dalam RPP

D. Penelitian terdahulu

Dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada penelitian terdahulu sebagai acuan dalam melakukan penelitian ini. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Apri Damai Sagita Krissandi dan Rusmawan FKIP Universitas Sanata Dharma dengan judul “Kendala Guru Sekolah Dasar Dalam Implementasi Kurikulum 2013” Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kendala yang dialami guru SD dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subjek penelitian ini adalah 65 guru SD di Yayasan Kanisius Cabang Jawa Tengah dan Yogyakarta. Data dikumpulkan dengan instrumen angket dan wawancara. Keabsahan data diperoleh dengan menggunakan trianggulasi teknik pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala-kendala yang dialami guru SD dalam implementasi kurikulum 2013 berasal dari pemerintah, institusi, guru, orang tua, dan siswa.

a. Kendala dari pemerintah meliputi pendistribusian buku, penilaian, administrasi guru, alokasi waktu, sosialisasi, pelaksanaan pembelajaran a. Kendala dari pemerintah meliputi pendistribusian buku, penilaian, administrasi guru, alokasi waktu, sosialisasi, pelaksanaan pembelajaran

b. Kendala dari institusi meliputi sarana dan prasarana, dan rotasi guru baik vertikal dan horisontal.

c. Kendala dari guru meliputi pembuatan media pembelajaran, pemahaman guru, pemaduan antarmuatan pelajaran dalam pembelajaran tematik, dan penguasan teknologi informasi.

d. Kendala dari orang tua dan siswa meliputi rapor dan adaptasi terhadap pembelajaran tematik.

2. Selain itu ada lagi penelitian yang dilakukan oleh Dwi Larasati seorang mahasiswi Institut Agama Islam Negeri Purwokerto dengan judul “Analisis Kesesuaian Materi Pelajaran Buku Teks Tema Indahnya Negeriku Kelas Iv Sd/Mi Dengan Konsep Kurikulum 2013” Skripsi ini membahas kesesuian materi pelajaran buku teks kelas IV SD/MI tema “Indahnya Negeriku”

dengan kurikulum 2013. Kajiannya dilatarbelakangi oleh perubahan kurikulum KTSP 2006 menjadi kurikulum 2013, yang menuntut perubahan pada buku teks. Buku teks kurikulum 2013 untuk tingkat sekolah dasar, bersifat tematik integratif yang dibuat mengikat pelajaran seluruh pelajaran yang dijabarkan dalam bentuk tema-tema, terkecuali pendidikan agama dan budi pekerti. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan apakah buku teks kelas IV SD/MI tema “Indahnya Negeriku” sudah sesuai dengan kurikulum 2013?. Adapun rumusan masalahnya yaitu: Bagaimana

Kesesuaian Antara Materi Pelajaran Buku Teks dengan Konsep Kurikulum 2013? Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa isi buku guru dan buku siswa kelas

IV SD/MI tema “Indahnya negeriku” yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013 yang ditinjau dari kompetensi inti dan

kompetensi dasar kurikulum 2013, baik dari aspek materi, aspek bahasa, dan aspek ilustrasi/gambar dapat dikatakan sudah sesuai. Akan tetapi masih terdapat kekurangan dalam menjabarkan materi Matematika, PJOK, PPKn, IPA, dan IPS. Terdapat penambahan beberapa materi pelajaran dalam fokus pembelajaran. Dan ada beberapa kompetensi dasar tidak tercantum dalam kurikulum 2013 masuk masuk kedalam materi pembelajaran seperti materi Matematika, PJOK, dan SBdP. Dalam aspek bahasa masih ada penggunaan bahasa asing dan bahasa singkatan yang belum dijelaskan maksudnya. Dan dalam aspek ilustrasi/gambar masih kurang dalam penyajian gambar yang disesuaikan dengan materi pembelajaran.

3. Selajutnya penelitian yang dilakukukan oleh Nur sasi Enggarwati mahasiswi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul “Kesulitan Guru Sd Negeri Glagah Dalam Mengimplementasikan Penilaian Autentik Pada Kurikulum 2013”. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan penyebab kesulitan guru SDN Glagah dalam mengimplementasikan penilaian autentik pada kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif metode studi kasus. Subjek penelitian adalah guru kelas IV A. Teknik pengumpulan data yang

digunakan yaitu observasi non partisipasi, wawancara semiterstruktur, dan dokumentasi. Instrumen penelitian ini adalah peneliti yang dibantu dengan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan catatan lapangan. Teknik analisis data menggunakan tahapan Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan uji kredibilitas dan dependabilitas. Uji kredibilitas dilakukan dengan cara triangulasi teknik, triangulasi sumber, dan bahan referensi, sedangkan uji dependabilitas dilakukan dengan bimbingan kepada dosen pembimbing skripsi. Hasil penelitian bahwa kesulitan guru dalam mengimplementasikan penilaian autentik pada kurikulum 2013 dikarenakan oleh pemahaman penilaian autentik yang masih kurang, rendahnya kreativitas guru, karakteristik siswa yang tidak mendukung, kurangnya pelatihan penilaian autentik, dan waktu yang tidak mencukupi.

Dokumen yang terkait

TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X IIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL (SPLTV) DI MA HASYIM ASY’ARI KARANGREJO TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

1 0 35

TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X IIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL (SPLTV) DI MA HASYIM ASY’ARI KARANGREJO TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 13

63 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 1. Studi Pendahuluan - TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X IIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL (SPLTV) DI MA HASYIM ASY’ARI KARANGREJO

0 0 67

A. Tingkat Berpikir Kreatif Siswa Laki-Laki - TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X IIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL (SPLTV) DI MA HASYIM ASY’ARI KARANGREJO TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Ins

1 1 9

STRATEGI GURU AKIDAH AKHLAK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN ADVERSITY PESERTA DIDIK MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MTsN I BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 13

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Strategi Pembelajaran 1. Pengertian Strategi Pembelajaran - STRATEGI GURU AKIDAH AKHLAK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN ADVERSITY PESERTA DIDIK MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MTsN I BLITAR - Institutional Repository of

0 0 48

BAB III METODE PENELITIAN - STRATEGI GURU AKIDAH AKHLAK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN ADVERSITY PESERTA DIDIK MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MTsN I BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 21

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN - STRATEGI GURU AKIDAH AKHLAK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN ADVERSITY PESERTA DIDIK MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MTsN I BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 36

BAB V PEMBAHASAN - STRATEGI GURU AKIDAH AKHLAK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN ADVERSITY PESERTA DIDIK MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MTsN I BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 30

ANALISIS KESULITAN GURU DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 DI SD ISLAM MIFTAHUL HUDA PLOSOKANDANG TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 4 12