261 KEEFEKTIFAN MODEL TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV

  

Rismi Vidayanti, Jurnal Pendas Mahakam. Vol 2 (3). 261-266. Nopember 2017

KEEFEKTIFAN MODEL

  TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS IV

  Rismi Vidayanti 1) , Suyitno YP. 2) , Ikha Listyarini 3) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Semarang

  Jalan Dr. Cipto-Lontar No. 1, Sidodadi Timur, Semarang E-mail: 02rismividayanti@gmail.com

  

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapakah keefektifan model Talking Stick terhadap hasil

belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Karangsumber 01 Kabupaten Pati. Metode penelitian yang

digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Jenis penelitian ini adalah pre experimental dengan desain one group

pretest-posttest design. . Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan tehnik analisis deskkriptif

kunatitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika

siswa setelah menggunakan model Talking Stick dengan sebelum menggunakan model Talking Stick ( =

  

6,208 > = 2,074). Nilai rata-rata hasil belajar siswa sesudah mengggunakan model Talking Stick (71,7)

lebih tinggi daripada nilai rata-rata hasil belajar sebelum menggunakan model Talking Stick (58,8). Dapat

disimpulkan bahwa model Talking Stick efektif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri

Karangsumber 01 Kabupaten Pati.

  Kata kunci: keefektifan, Talking Stick, hasil belajar

ABSTRACT

  This study aims to determine the effectiveness of the model Talking Stick on the results of learning

mathematics fourth grade students SD Negeri Karangsumber 01 Pati regency. The research method used is

quantitative descriptive. This type of research is pre experimental with one group pretest-posttest design design.

The data obtained is analyzed by using descriptive analytic technique of kunatitatif. The results showed that

there was a significant difference of students' learning achievement after using Talking Stick model before using

Talking Stick model (t_hitung = 6,208> t_tabel = 2,074). The average score of student learning outcomes after

using the Talking Stick model (71.7) was higher than the average learning outcome before using the Talking

Stick model (58.8). It can be concluded that the Talking Stick model is effective on the learning outcomes of

fourth grade students of SD Negeri Karangsumber 01 Kabupaten Pati. Keywords: effectiveness, Talking Stick, learning outcomes PENDAHULUAN

  Di dalam pendidikan terjadi berbagai masalah yang harus diselesaikan secepatnya. Salah satu permasalahan yang sering kali terjadi terutama dalam kegiatan belajar mengajar adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa belum mencapai target yang ditentukan oleh guru. Ula (2013: 17) mengatakan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar. Sementara faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor intern siswa yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah minat belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika. Minat belajar siswa yang kurang dapat mengakibatkan semangat belajar siswa rendah. Ketika semangat belajar siswa rendah, perhatian siswa terhadap mata pelajaran juga rendah. Hal ini dapat memberikan pengaruh negatif bagi siswa, yaitu hasil belajar yang diperoleh belum maksimal.

  Sedangkan faktor ekstern dalam pembelajaran adalah guru, terkait dengan model, metode, dan media pembelajaran yang digunakan belum bervariasi. Hal ini juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Selain itu, hal tersebut juga mempengaruhi belum tercapainya tujuan instruksional yang dirancang oleh guru.

  Berdasarkan Peraturan Menteri Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, berbunyi proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup untuk bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Mengacu pada Peraturan Menteri Pemerintahan Republik Indonesia tersebut dijelaskan bahwa salah satu kriteria

  

Rismi Vidayanti, Jurnal Pendas Mahakam. Vol 2 (3). 261-266. Nopember 2017

  proses pembelajaran adalah menyenangkan. Guru harus mampu menyajikan proses pembelajaran yang menyenangkan. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan model, metode, dan media pembelajaran yang variatif dan menarik sehingga minat belajar siswa akan tumbuh. Salah satu metode yang akrab diterapkan oleh guru adalah metode ceramah. Metode ceramah adalah metode yang dilakukan oleh guru secara monolog dan hubungan satu arah. Metode ini menjadikan guru sebagai sumber utama informasi dan cenderung membosankan sehingga dibutuhkan keterampilan tertentu agar penyajiannya lebih menarik minat siswa dan menyenangkan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi.

METODE PENELITIAN

  Setelah melakukan pengamatan di SD Negeri Karangsumber 01 Kabupaten Pati dalam pembelajaran matematika terungkap fakta bahwa: 1) hasil belajar matematika rendah karena dalam proses belajar mengajar guru masih menggunakan metode ceramah, 2) hasil belajar matematika rendah karena belum diterapkannya model pembelajaran kooperatif, 3) hasil belajar matematika rendah karena belum terciptanya keaktifan siswa dalam pembelajaran, dan 4) hasil belajar matematika rendah karena siswa belum terdorong untuk memahami materi pembelajaran dengan media pembelajaran yang digunakan. Rata-rata nilai kelas adalah 42 dari kriteria ketuntasan minimal yaitu 70. Hampir seluruh siswa memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal pada ujian tengah semester mata pelajaran matematika.

  Menyikapi masalah tersebut, maka diterapkanlah model pembelajan Talking Stick dalam kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Model

  Talking Stick adalah salah satu model

  pembelajaran kooperatif yang membutuhkan keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan yang ditujukan. Siswa akan menyanyikan lagu bersama-sama dan apabila lagu sudah berakhir, maka siswa yang membawa tongkat harus siap mendapat pertanyaan dan berani menjawabnya. Dengan menggunakan model pembelajaran ini siswa akan lebih aktif karena setiap saat siswa harus selalu siap untuk menjawab pertanyaan. Selain itu, dengan menyanyi akan tercipta suasana belajar yang menyenangkan sesuai dengan salah satu kriteria proses belajar sehingga minat siswa terhadap mata pelajaran akan tumbuh dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajarnya.

  Berdasarkan uraian diatas, peneliti melaksanakan penelitian yang berjudul “Keefektifan Model Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Karangsumber 01 Kabupaten Pati”. Berdasarkan kajian pustaka, belum ditemukan bagian yang mendasar mengenai judul tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini sangat penting untuk dilaksanakan.

  Berdasarkan masalah yang diteliti, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika sesudah dan sebelum menggunakan model Talking Stick. Jenis penelitian yang digunakan adalah pre

  experimental dengan desain one group pretest- posttes design (Soegeng, 2016: 250). Populasi

  dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Negeri Karangsumber 01 Kabupaten Pati. Pengambilan sampel dalam pemelitian ini menggunakan tehnik non probability sampling karena sampel yang digunakan adalah seluruh siwa kelas IV SD Negeri Karangsumber 01 Kabupaten Pati. Non probability sampling, yaitu sampling jenuh karena jumlah populasi yang sedikit sehingga memungkinkan semua anggota dijadikan sampel (Sukmadinata, 2013: 252).

  Penelitian ini menggunakan Teknik pengumpulan data berupa nontes dan tes. Nontes dilakukan sebelum penelitian dengan cara observasi dan tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur hasil belajar matematika sebelum dan sesudah menggunkan model Talking Stick. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistik derkriptif dimana data dianalisis dengan menghitung nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa. dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik histogram. Sedangkan tehnik yang digunakan untuk menganalisis data guna menguji hipotesis penelitian adalah uji-t satu sampel. Untuk dapat melakukan uji hipotesis, ada persyaratan yang harus dipenuhi dan perlu dibuktikan yaitu data yang dianalisis harus berasal dari data berdistribusi normal.

  a. Uji Normalitas Uji normalitas digunkan untuk mengetahui data berasal dari data berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas dapat

  

Rismi Vidayanti, Jurnal Pendas Mahakam. Vol 2 (3). 261-266. Nopember 2017

= ( ) t =

HASIL DAN PEMBAHASAN

  ∑ ( )

  digunakan rumus Chi-Kuadrat. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: Keterangan: ᵡ 2

  = chi Kuadrat = frekuensi nilai ℎ = frekuensi yang diharapkan

  (Arikunto, 2013: 360-361) Kriteria pengujian yang digunakan adalah data berasal dari data berdistribusi normal jika

  ≤ pada taraf signifikansi = 0,05 dengan derajat kebebasan k-1.

  b. Uji Hipotesis Hipotesis statistik yang diujikan dalam penelitian ini adalah : = artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika sesudah menggunakan model Talking Stick dengan sebelum menggunakan model Talking Stick. Melawan

  : ≠ artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika sesudah menggunakan model Talking Stick dengan sebelum menggunakan model Talking

  Stick. Analisis uji hipotesis dilakukan

  menggunakan Uji-t satu sampel. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: Keterangan: t = nilai t yang dihitung Md = mean dari deviasi (d) antara post test dan

  pre test

  x 2 d = perbedaaan deviasi dengan mean deviasi N = banayaknya subjek df = atau db adalah N-1 (Arikunto, 2013: 350)

  Semua pengujian hipotesis dilakukan dengan taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujian adalah apabila ℎ ≥ maka H diterima dan H a ditolak, artinya model Talking Stick efektif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Karangsumber 01 Kabupaten Pati.

  Berdasarkan teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian di SD Negeri Karangsumber 01 Kabupaten Pati dengan sasaran penelitian siswa kelas IV yaitu nontes dan tes. Non tes dilaksanakan sebelum penelitian dengan cara observasi. Observasi pada proses kegiatan belajar mengajar dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai permasalahan yang timbul dalam pembelajaran yang mempengaruhi hasil belajar siswa. kegiatan observasi dilakukan mengguanakn instrument berupa lembar observasi. Setelah melaksanakan observasi diketahui bahwa rata- rata kelas siswa di bawah kriteria ketuntasan minimal karena belum diterapkannya model pembelajaran kooperatif. Berdasarkan teknik pengumpulan data berupa tes yang dilakukan dengan menggunakan lembar tes butir soal. Tes dilaksanakan sebelum dan sesudah menerapakan model pembelajaran Talking Stick dengan butir soal yang sama. Jumlah butir soal yang digunakan sebanyak 25 butir soal. Sebelumnya, untuk mengetahui kelayakan soal tersebut maka dilakukan pengujian validitas terlebih dahulu. Setelah dilakukan perhitungan uji validitas diperoleh 29 butir soal yang dinyatakan valid dan dipilih 25 butir soal untuk digunakan penelitian. Tes yang dilakukan sebelum dan sesudah menerapkan model Talking Stick dilaksanakan untuk memperoleh hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Hasil belajar yang diperoleh sebelum dan sesudah menerapkan model Talking Stick selanjutnya dianalisis menggunakan rumus yang digunakan untuk mengetahui model Talking Stick efektif atau tidak efektif terhadap hasil belajar matematika.

  Rismi Vidayanti,

  pkan model Talking uji hipotesis maka uji persyaratan, yaitu ngetahui data berasal dari data berdistribusi Berdasarkan uji normalit kurang dari sam taraf signifikansi 5% (22,8 ≤ d.b (23-1) sehingga dis berasal dari data be Sedangkan hasil analisi akhir diperoleh dengan pada t (22,629 ≤ 25,188) denga disimpulkan bahwa da berdistribusi normal.

  11 Hasil Belajar Siswa

Pre test Post test

  Siswa Sebelum dan Sesudah Menggunakan Mode

  dalam penelitian ini sudah menggunakan dengan sebelum

  alking Stick. Data

  rkan menggunakan :

  Diketahui data nilai elum dan sesudah

  ing Stick, diketahui

  n nilai rata-rata hasil pkan model Talking tarata sebesar 58,8 an nilai terendah 36. pkan model Talking a-rata sebesar 71,7 an nilai terendah 48. odel Talking Stick adalah 4 orang dan sebanyak 19 orang. enggunakan model a yang tuntas adalah idak tuntas sebanyak kian dapat dikatakan ng tuntas sesudah

  g Stick lebih banyak

  Setelah analisis u dilanjutkan dengan uji statistik yang diujikan adalah terdapat perbe matematika sesudah

  71.7

  Talking Stick dengan s model Talking Stick.

  Berdasarkan hasil menggunakan uji-t test t hitung = 6,208 t tabel =2,067 dan H a diterima artinya te signifikan hasil belajar menggunakan model T sebelum menggunakan m

  Pada gambar 1 ter hasil belajar sesudah

  Talking Stick (71,7) ber pember 2017

  Pre test Post test

  11 n Model Talking Stick busi normal atau tidak.

  litas data awal diperoleh ama dengan pada (22,803 ≤ 25,188) dengan disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. lisis uji normalitas data kurang dari sama taraf signifikansi 5%

  ≤ ngan d.b (23-1) sehingga data berasal dari data uji normalitas maka uji hipotesis. Hipotesis n dalam penelitian ini rbedaan hasil belajar h menggunakan model n sebelum menggunakan il analisis uji hipotesis st satu sampel diperoleh

  2,067 sehingga H ditolak terdapat perbedaan yang jar matematika sesudah

  Talking Stick dengan n model Talking Stick.

  12

  92

  20

  Stick diperoleh nilai rata-r

  40

  60

  80 100 Nilai terendah Nilai tertinggi

  36

  84

  48 Gambar 1Hasil Belajar Sisw

  Data yang disajikan dal adalah skor hasil belajar sesuda model Talking Stick de menggunakan model Talk tersebut dapat digambarka grafik histogram berikut ini:

  Berdasarkan gambar 1 D hasil belajar siswa sebelum mengunakan model Talking bahwa terjadi peningkatan ni belajar. Sebelum menerapka

  Stick diperoleh nilai ratara

  dengan nilai tertinggi 84 dan Sedangkan setelah menerapk

  dengan nilai tertinggi 92 dan Sebelum menerapkan mode jumlah siswa yang tuntas ada siswa yang tidak tuntas seba Sedangkan sesudah meng

  19

  Talking Stick

  jumlah siswa y 12 orang dan siswa yang tida 11 orang. Dengan demikian bahwa jumlah siswa yang menerapkan model Talking St daripada sebelum menerapka

  Stick.

  Sebelum melakukan uj harus dilakukan beberapa uji uji normalitas untuk menget

  ≤ ≤

  ti, Jurnal Pendas Mahakam. Vol 2 (3). 261-266. Nopem Nilai tertinggi Rata-rata (mean)

  Siswa yang tuntas Siswa yang tidak tuntas

  84

  58.8

  4

  terlihat bahwa rata-rata h menggunakan model berbeda dengan rata-rata

  Rismi Vidayanti,

  Talking Stick sebaiknya

  Belajar Siswa

  t Post test

  48

  92 71,7 ng 12 orang ng 11 orang i atas mengenai data ebelum dan sesudah

  ing Stick, diketahui

  n nilai rata-rata hasil pkan model Talking a sebesar 58,8 dengan nilai terendah 36. pkan model Talking ta-rata sebesar 71,7 dan nilai terendah 48. odel Talking Stick adalah 4 orang dan sebanyak 19 orang. gunakan model Talking untas adalah 12 orang s sebanyak 11 orang. atakan bahwa jumlah h menerapkan model ak daripada sebelum Stick. hipotesis diperoleh an t tabel sebesar 2,067 ditolak dan H a t perbedaan yang matematika sesudah

  lking Stick dengan odel Talking Stick.

  at dilihat pada tabel ipotesis ̅

  T hitung T tabel kognitif

  Pretest 58,8

  23 Post test 71,7 Perbedaan hasil be dengan meggunakan kooperatif tipe Talking Suprijono (2009: 54),pe adalah konsep yang lebi jenis kerja kelompok te yang dipimpin oleh dan Dengan menggunakan kooperatif dapat melati dalam berinteraksi sosi pembelajaran kooperatif penelitian ini adalah m Suprijono (2009), meng

  musik ketika stick bergul siswa lainnya dalam me menjawab pertanyaan bertujuan siswa menj termotivasi serta pros menjadi menyenangkan. proses pembelajaran yang menggunakan model pe

  ti, Jurnal Pendas Mahakam. Vol 2 (3). 261-266. Nopem

  Stick tampak minat da

  untuk belajar meningkat keaktifannya dan selalu depan kelas mengerjaka oleh guru. Meskipun pembelajaran ini juga me muncul ketika proses berlangsung. Kelemaha suasana kelas menjadi ga perlu dipertimbangkan ag mengikuti dan durasinya serta membutuhkan alok lama.

  Berdasarkan penjela atas, diketahui bahwa ha mata pelajaran matematik 35% setelah menggunaka

  Talking Stick. Setelah

  tersebut, rata-rata kelas h siswa lebih tinggi daripa itu, jumlah siswa yang meningkat. Oleh karena bahwa model pembelajar terhadap hasil belajar m

  IV SD Negeri Karangs Pati.

  KESIMPULAN

  Berdasarkan penelitia dapat disimpulkan bahwa

  pember 2017

  ̅ 23 6,208 2,074 belajar tersebut terjadi n model pembelajaran

  king Stick. Menurut

  enggunakan model l ini menunjukkan kan model Talking matika lebih tinggi nakan model Talking a dapat dilihat pada il belajar matematika menggunakan model

  ̅ N

  hasil belajar sebelum men

  84 Rata-rata

  Talking Stick (58,8). Hal

  bahwa sesudah menggunaka

  Stick hasil belajar matema

  daripada sebelum menggunak

  Stick . Untuk lebih jelasnya da

  tabel 1 mengenai daftar hasil be siswa sesudah dan sebelum me

  Talking Stick

  , berikut ini: Tabel 1 Daftar Hasil Be

  Pretest

  Nilai terendah

  36 Nilai tertinggi

  (mean)

  Tabel 2 Uji Hipo Hasil belajar ranah

  58,8 Siswa yang tuntas

  4 orang Siswa yang tidak tuntas

  19 orang Berdasarkan tabel 1 di a nilai hasil belajar siswa sebe mengunakan model Talking bahwa terjadi peningkatan ni belajar. Sebelum menerapka

  Stick diperoleh nilai ratarata s

  nilai tertinggi 84 dan ni Sedangkan setelah menerapk

  Stick diperoleh nilai rata-r

  dengan nilai tertinggi 92 dan Sebelum menerapkan mode jumlah siswa yang tuntas ada siswa yang tidak tuntas se Sedangkan sesudah mengguna

  Stick jumlah siswa yang tunta

  dan siswa yang tidak tuntas s Dengan demikian dapat dikata siswa yang tuntas sesudah m

  Talking Stick lebih banyak

  menerapkan model Talking Sti Berdasarkan hasil uji h t hitung sebesar 6,208 sedangkan t

  (t hitung t tabel ) sehingga H diterima artinya terdapat signifikan hasil belajar ma menggunakan model Talking sebelum menggunakan mode Untuk lebih jelasnya dapat berikut ini:

  ,pembelajaran kooperatif ebih luas meliputi semua termasuk bentuk-bentuk an diarahkan oleh guru. n model pembelajaran latih kemampuan siswa osial. Salah satu model tif yang digunakan dalam h model iTalking Stick. ngatakan bahwa metode nya menggunakan iringan rgulir dari satu siswa ke menentukan siswa yang n di dalam tongkat njadi lebih semangat, roses belajar mengajar an. Oleh karena itu, yang berlangsung ketika pembelajaran Talking dan ketertarikan siswa kat. Siswa menunjukkan alu siap untuk maju ke kan soal yang diberikan pun demikian, model memiliki kelemahan yang es pembelajaran yang han tersebut meliputi: gaduh, lagu yang dipilih n agar semua siswa dapat nya tidak terlalu panjang, lokasi waktu yang lebih elasan yang dipaparkan di hasil belajar siswa pada atika meningkat sebanyak unakan model pembelajaran h menggunakan model s hasil belajar matematika ripada sebelumya. Selain ang tuntas belajar juga na itu, dapat disimpulkan jaran Talking Stick efektif matematika siswa kelas ngsumber 01 Kabupaten litian yang dilaksanakan, hwa model

  Rismi Vidayanti, Talking Stick efektif terhada

  Bandung: Alfabeta Ula, S. Shoimatul. 2013

  Suhana. 2009. Konsep

  2001. Proses Belajar ta: PT Bumi Aksara.

  n Siswa) . Bandung: CV

  no. 2009. Belajar dan akarta: Rineka Cipta. 2010. Psikologi Perkembangan

  pember 2017

  Yogyakarta:

  Pembelajaran In

  . Bandung: PT

  Taniredja, Tukiran, dkk

  Teori &Aplikasi Pustaka Pelajar.

  Remaja Rosdakarya Suprijono, Agus. 2009.

  Penelitian Pendid

  Yogyakarta: Magnum Sukmadinata, Nana Sy

  Bidang Sosial, Psik

  belajaran

  Model Pembelajaran Sekolah Dasar . Bandung:

  IPSI_talking s 24 oktober 2016.

  ndidikan. Bandung: PT rya.

  2013. Revolusi Belajar.

  beta.

  Inovatif dan Efektif .

  dkk. 2011. Model-Model

  asi Paikem . Yogyakarta:

  2009. Cooperative Learning

  Syaodih. 2013. Metode

  dakarya. , dkk. 2012. “Penerapan lajaran Talking Sttick atkan Prestasi Belajar ok Bahasan Koloid di A SMA Negeri

  gnum Pustaka Utama.

  Dasar-Dasar Penelitian sikologi, dan Pendidikan.

  iakses 17 oktober 2016.

  na.blogspot.co.id/2016/07/ ndikbud-no-22tahun-

  arganegaraan. 2016. bud No 22 Tahun 2016”.

  p://repository.unri.ac.id/x handle/123456789/4557/ asykur.pdf;sequence= ktober 2016.

  7

  Soegeng, A.Y. 2016. D

  w.academia.edu/845

  matematika siswa kelas Karangsumber 01 Kabupate tersebut didukung dengan ada hasil belajar pada tes akhir kriteria ketuntasan mi menggunakan model Talking meningkat sebesar 12,9 yaitu kelas sebelumnya sebesar menjadi 71.7. Rata-rata kelas pelajaran matematika sudah ketuntasan minimal.

  Subpokok Bahasan Lar Nonelektrolit Siswa K Samarinda Tahun Ajara 2013/2014”.

  ,074 sehingga ℎ yaitu 6,208 k dan diterima. disimpulkan bahwa ktif terhadap hasil as IV SD Negeri n Pati.

  itu dari nilai rata-rata ar 58,8 meningkat las pada mata mata h mencapai kriteria yang diperoleh nggunakan uji-t satu ebesar 6,208 dengan dengan taraf

  ng Stick hasil belajar

  IV SD Negeri aten Pati. Simpulan adanya peningkatan hir dan tercapainya minimal. Setelah

  hadap hasil belajar

  http://www 4421/JURNAL_SKRIP _stick .Artikel. Diakses 24 o ti, Jurnal Pendas Mahakam. Vol 2 (3). 261-266. Nopem

  Stick terhadap Has

  raktik. Jakarta: Rineka Dimyati dan Mudjiono.

  Penerapan Model Pem

  Prawesti, Sunti Eka, dkk.

  Suatu Pendekatan Prak Cipta.

  Arikunto, Suharsimi. 2013. Pr

  Daftar Acuan

  Data hasil belajar selanjutnya di analisis mengg sampel. Diperoleh sebe db = 22 (n-1) diketahui signifikansi 5% sebesar 2,074 ℎ lebih besar sama dengan 2,074 artinya ditolak Dengan demikian, dapat di model Talking Stick efekti belajar matematikan kelas Karangsumber 01 Kabupaten P

  2013. Prosedur Penelitian

  Pembelajaran . Jaka

  Larutan elektrolit dan Kelas X MAN 2 aran

  Metode Pembelaja untuk Meningkatk Siswa pada Pokok Kelas

  k. 2013. “Pengaruh embelajaran Talking asil belajar pada

  http://ainamulyana.bl download-permendi 2016_14.html . Diak

  Pendidikan Kewarg “Permendikbud No 22

  1. Diakses 24 Oktobe

  mlui/bitstream/handl Rahmadani%20Ma

  XI IPA Pekanbaru”. http://r

  PT Remaja Rosdak Masykur, Rahmadani, dk

  Fatimah, Enung. 2010. P

  Matematika di Sek

  Heruman. 2007. M

  Strategi Pembelaj Refika Aditama.

  Hanafiah dan Cucu S

  Mengajar . Jakarta: P

  Hamalik, Oemar. 2001.

  (Perkembangan S Pustaka Setia.

  Ar-Ruzz Media.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA MAGNET MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOMPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS VA SDN 010 BAYUR SAMARINDA UTARA.

0 0 13

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA POKOK PEMBAHASAN TENTANG SIFAT-SIFAT CAHAYA DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VA DI SDN 024 SAMARINDA UTARA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

0 0 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 021 SAMARINDA UTARA

0 0 6

164 PENGARUH METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA WAYANG KARTUN TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS II SDN PANDEAN LAMPER 01 SEMARANG

0 1 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN METODE COLLABORATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS III SDN 006 SAMARINDA ULU TAHUN PELAJARAN 2016/2017

0 0 14

PEMBELAJARAN IPS BERBASIS PENGETAHUAN DAUR HIDUP MANUSIA KALIMANTAN SEBAGAI KEARIFAN LOKAL SISWA KELAS IV MI SULAMUL ULUM SUNGAI KUNJANG SAMARINDA Oleh: Euis Kusumarini Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Widyagama Mahakam euiskusumarini2gmail.com

0 0 12

123 PENGARUH MOTIVASI DAN KONSEP DIRI TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU SMP NEGERI KECAMATAN SAMARINDA UTARA Eka Selvi Handayani

0 0 15

114 PENINGKATAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU DI KELAS TINGGI SDIT CORDOVA SAMARINDA

0 0 9

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA POKOK BAHASAN KARYA BERTEKNOLOGI SEDERHANA PADA SISWA KELAS IVA SDN 010 BAYUR SAMARINDA UTARA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

0 0 6

267 KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN BERBANTU AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SDN 1 MURYOLOBO JEPARA Riyan Mustaqorin

0 0 7