pesawat alat dan angkut .docx

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Perkembangan industri dan penggunaan peralatan mekanik yang semakin
meningkat dari sisi jenis dan jumlahnya diiringi juga dengan semakin meningkatnya
potensi bahaya dari penggunaan peralatan tersebut. Selain itu, ditemukannya penggunaan
peralatan tersebut dengan kondisi yang semakin tua dan tidak layak dioperasikan lagi.
Disamping itu pengusaha, pengurus dna atau tenaga kerja/operator belum
mengenal dan memahami ketentuan peraturan perundang-undangan dan syarat-syarat
keselamatan kerja peralatan mekanik.
Jumlah pegawai pengawas ketenagakerjaan saat ini kurang memadai serta
minimnya pegawai pengawas spesialis mekanik yang tersebar diseluruh Indonesia,
sehingga berakibat belum optimalnya sosialisasi peraturan perundang-undangan dan
pengawasan terhadap peralatan mekanik yang digunakan di perusahaan/tempat kerja.
Guna mencegah dan menanggulangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja yang disebabkan penggunaan peralatan mekanik maka diperlukan pengendalian,
pembinaan dan pengawasan K3. Berdasarkan Pasal 2 ayat (2), Undang-Undang No. 1

Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, pada umumnya kegiatan produksi menggunakan
peralatan mekanik. Peralatan tersebut merupakan sumber bahaya bila dioperasikan. Oleh
karena itu, perlu ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja sebagaimana diatur dalam
Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, dan sesuai dengan Pasal 4 ayat (2)
Undang-Undang No.1 Tahun 1970 sebagai peraturan pelaksanaannya yang mengatur

secara

teknis

ilmiah

dan

administratif

ditentukan

dalam


Peraturan

Menteri

Ketenagakerjaan.
Dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04 Tahun 1985
tentang Pesawat Tenaga dan Alat Produksi serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 05
Tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut diharapakan dapat mengurangi angka
kecelakaan kerja serta produktivitas pekerja meningkat.

1.2.

Rumusan Masalah
Bagaimana pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja mekanik ?

1.3.

Tujuan
Mengetahui pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja mekanik


BAB II
PEMBAHASAN
2.1.

Pengertian Pesawat Angkat dan Angkut
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05 Tahun 1985 yang dimaksud
dengan pesawat angkat dan angkut adalah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk
memindahkan, mengangkat muatan baik bahan atau barang atau orang secara vertikal
dana tau horizontal dalam jarak yang ditentukan.

2.2.

Jenis-Jenis Pesawat Angkat dan Angkut
Jenis-jenis pesawat angkat dan angkut menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No. 05 Tahun 1985 dibagi menjadi 4 jenis yaitu:
1.
2.
3.
4.


2.3.

Peralatan Angkat
Pita Transport
Pesawat angkutan diatas landasan dan permukaan
Alat angkutan jalan ril

Peralatan Angkat
Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05 Tahun 1985, peralatan
angkat adalah alat angkat yang di konstruksi atau dibuat khusus untuk mengangkat naik
dan menurunkan muatan meliputi antara lain lier, takel, alat angkat listrik, hidrolik dan
pneumatic, gondola, keran mobil,keran kelabang, keran pedestal, keran Menara, keran
gantry, keran overhead, keran portal, keran magnet, keran lokomotif, keran dinding, dan
keran sumbu putar.
Baut pengikat yang dipergunakan peralatan angkat harus mempunyai kelebihan
ulir sekerup pada suatu jarak yang cukup untuk pengencang, jika perlu harus dilengkapi

dengan mur penjamin atau gelang pegas efektif. Garis tengah tromol gulung sekurangkurangnya berukuran 30 kali diameter tali baja dan 300 kali diameter kawat baja yang
terbesar. Tromol gulung harusdilengkapi dengan flense pada setiap ujungnya, sekurangkurangnya memproyeksikan 2 ½ kali garis tengah tali baja. Ujung tali baja pada tromol
gulung harus dipasang dengan kuat pada bagian dalam tromol dan sekurang-kurangnya

harus dibelit 2 kali secara penuh pada tromol saat kait beban berada pada posisi yang
paling rendah. Tali baja yang digunakan untuk mengangkat harus:
1.
2.
3.
4.

Terbuat dari bahan baja yang kuat dan berkualitas tinggi
Mempunyai faktor keamanan sekurang-kurangnya 3 ½ kali beban maksimum
Tidak boleh ada sambungan
Tidak ada simpul,belitan, kusut,berjumbai dan terkupas.
Semua peralatan angkat harus dilengkapi dengan rem yang secara efektif dapat

mengerem suatu bobot yang tidak kurang dari 1 ½ beban yang diijinkan. Dalam menaik,
menurunkan dan mengangkat muatan dengan pesawat pengangkat harus diatur dengan
sandi isyarat yang seragam dan yang benar-benar dimengerti. Sebelum memberikan
isyarat untuk menaikkan muatan, pemberi isyarat harus yakin bahwa:
1. Semua tali, rantai, bandul atau perlengkapan lainnya telah dipasang sebagaimana
mestinya pada muatan yang diangkat
2. Muatan telah dibuat seimbang sebagaimana mestinya dan tidak akan menyentuh

benda sedemikian rupa sehingga sebagian dari muatan atau benda akan
berpindah.

Pada saat menangkat barang, operator peralatan angkat harus menghindari
pengangkatan melalui orang-orang. Peralatan angkat tidak diperbolehkan menggantung
muatan pada waktu mengalami perbaikan ataupun bagian-bagian bawahnya digunakan

oleh mesin yang bergerak. Jika perlatan angkat beroperasi tanpa muatan:
a. Penjaga sling atau penjaga rantai harus mengaitkan sling atau rantainya pada kait
secara kuat sebelum bergerak
b. Operator harus menaikan kait secukupnya agar orang-orang dan benda-benda
tidak tersentuh.
Operator alat kerek tidak boleh meninggalkan peralatannya dengan muatan yang
tergantung.Pesawat, alat-alat, bagian instalasi listrik pada peralatan angkat harus dibuat,
dipasang, dipelihara sesuai dengan ketentuan-ketentuan instalasi listrik yang berlaku.
Semua peralatan angkat yang digerakan dengan tenaga listrik harus dilengkapi dengan
alat batas otomatis yang dapat menghentikan motor, bila muatan melebihi posisi yang
diijinkan Peralatan angkat listrik harus:
a. dikonstruksi dari baja
b. dibuat dengan angka keamanan sekurang-kurangnya

a)

8 untuk baja tuang

b) 5 untuk baja konstruksi atau baja tempa
c)

dilengkapi dengan rem otomatis yang mampu menahan muatan, jika muatan
dihentikan.

Alat kontrol dari peralatan angkat listrik harus dilengkapi dengan suatu alat yang
dapat mengembalikan secara otomatis tuas atau tombol pada posisi netral, jika tuas atau
tombol tersebut dilepaskan. Setiap peralatan angkat yang dijalankan dengan tenaga listrik
harus dilengkapi dengan alat pembatas otomatis yang dapat menghentikan tenaga tarik
beban, jika muatan melewati batas tertinggi yang diijinkan. Setiap peralatan angkat harus
dilengkapi dengan rem yang secara efektif dapat mengerem sekurang-kurangnya 1 ½

beban yang diijinkan.
Berdasarkan pasal 34 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 5 Tahun 1985, peralatan angkat
pneumatik harus:

a. dikonstruksi dari baja
b. dibuat dari angka keamanan sekurang-kurangnya
a)

8 untuk baja tuang

b) 5 untuk baja konstruksi atu baja tempa.
Silinder udara peralatan angkat pneumatik harus ditempatkan pada trolinya secara kuat
dan aman. Tuas pengontrol katup peralatan angkat pneumatik gantung harus dilengkapi
dengan alat yang dapat mengembalikan tuas kontrolnya secara otomatis keposisi netral,
jika handel pada tali control lepas. Kemudian untuk setiap gondola harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
a. Tidak mempunyai rintangan-rintangan pada tali baja penggantungnya;
b. Kemampuan daya ikat tuas pengaman terjamin;
c. Kedudukan tali baja pada alurnya;
d. Kelebihan tali baja yang berada diatas tanah selama gondola tergantung sekurangkurangnya 1 m.

Gambar 2.1. Peralatan Angkat Jenis Tower Crane

2.4.


Pita Transport
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 05 Tahun 1985 yang dimaksud pita
transport adalah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk memindahkan muatan
secara kontinyu dengan menggunakan bantuan pita. Pita transport antara lain adalah
eskalator, ban berjalan dan rantai berjalan. Konstruksi mekanis pita transport harus cukup
kuat untuk menunjang muatan yang telah ditetapkan baginya. Semua pita transport harus
dibuat sedemikian rupa sehingga titik-titik geser yang berbahaya antara bagian-bagian
atau benda yang berpindah atau tetap ditiadakan dan atau dilindungi.
Pita transport yang ditinggalkan dan sering dilalui harus dilengkapi dengan tempat
jalan kaki atau teras pada seluruh panjangnya dengan lebar tidak kurang dari 45 cm dan
mempunyai sandaran standar dan atau pengaman pinggir. Lantai atau teras kerja pada
tempat-tempat bongkar dan muat harus dalam kondisi anti slip. Lantai, teras dan tempat
jalan kaki disamping pita transport harus bersih dari sampah dan bahan-bahan lain.

Saluran air pada lantai harus disediakan disekitar pita transport. Penyeberangan pada pita
transport harus disediakan jembatan yang memenuhi syarat. Tenaga kerja dilarang berdiri
dikerangka penahan pita transport terbuka pada saat memuat atau memindahkan barangbarang atau pada saat membersihkan rintangan-rintangan.
Pita transport yang digerakan dengan tenaga mekanis pada tempat-tempat
membongkar dan memuat, pada akhir perjalanan dan awal pengambilan dan atau pada

berbagai tempat lain yang memadai harus diperlengkapi dengan alat untuk menghentikan
mesin ban transport dalam keadaan darurat. Pita transport yang membawa muatan
melebihi sudut kemiringan harus dilengkapi dengan lat mekanis yang dapat mencegah
mesin berbalik dan membawa muatan kembali kearah tempat memuat, jika sumber
tenaga dihentikan.
Jika dua ban transport atu lebih beroperasi bersama harus dipasang alat pengaman
yang dapat mengatur bekerja sedemikian rupa sehingga kedua pita transport harus
berhenti apabila salah satu pita transport tidak dapat bekerja secara terus menerus. Jika
pita transport membentang sampai pada tempat yang tidak kelihatan dari pos kontrol,
harus dilengkapi dengan gong, peluit atau lampu semboyan dan harus digunakan oleh
operator sebelum menjalankan mesin. Pita transport harus dilengkapi dengan sistem
pelumasan otomatis. Sudut kemiringan dari setiap eskalator harus tidak melebihi 30 o dari
arah bidang datar. Bidang injak eskalator terbuat dari bahan yang padat, rata dan tidak
licin dan bila terbuat dari logam yang mempunyai kisi-kisi, tebal kisi sekurang-kurangnya
3 mm.

Lantai pemberangkatan dan lantai pemberhentian setiap eskalator harus dari
bahan yang dapat menghasilkan sesuatu ikatan terhadap jejak kaki pemakai. Satu motor
listrik dilarang untuk menggerakan 2 atau lebih eskalator berdampingan, dan dapat
dilayani secara sendiri. Lantai eskalator harus mempunyai angka keamanan sekurangkurangnya 10 kecuali rantai yang terbuat dari baja tuang yang dianeling dengan angka

keamanan sekurang-kurangnya 20. Setiap eskalator harus dilengkapi dengan sistem
elektro mekanis yang bekerja secara otomatis yang dapat menghentikan eskalator apabila
sumber tenaga putus. Setiap eskalator yang digerakan dengan listrik yang mempunyai
pase banyak harus dilengkapi dengan peralatan yang data mencegah motor berputar balik
atau bila adanya kegagalan pase.

Gambar 2.2 Pesawat angat angkut jenis pita transport

2.5.

Pesawat Angkutan Di Atas Landasan dan Permukaan
Pesawat angkutan diatas landasan dan di atas permukaan ialah pesawat atau alat

yang digunakan untuk memindahkan muatan atau orang dengan menggunakan kemudi
baik di dalam atau di luar pesawat dan bergerak di atas suatu landasan maupun
permukaan. Pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan antara lain adalah:
truk, truk derek, traktor, gerobak, forklift dan kereta gantung. Semua peralatan pelayanan
pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan harus dibuat sedemikian rupa
sehingga mempunyai keseragaman dalam fungsi, gerak dan warnanya. Semua
perlengkapan pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan sebelum
digunakan harus diperiksa terlebih dahulu oleh operator. Pesawat angkutan di atas
landasan dengan motor bakar dilarang dijalankan di daerah yang terdapat bahaya
kebakaran dan atau peledakan dan atau ruangan tertutup. Pesawat angkutan di atas
landasan sebelum memuat dan membongkar muatan rem harus digunakan jika di atas
tanjakan roda harus diganjal. Pesawat angkutan di atas landasan dengan motor bakar
harus dijalankan dengan aman sesuai dengan kecepatan yang telah ditentukan. Lantai
kerja yang dilalui pesawat angkutan landasan harus:
1. Dikontruksi cukup kuat dan rata dengan memperhatikan kecepatan, jenis roda dan
ban yang digunakan
2. Tidak mempunyai belokan dengan sudut yang tajam, tanjakan yang terjal, jalan
yang bebas dan pelataran yang rendah.m
3. Mempunyai tanda-tanda pada kedua sisi di sepanjang jalan.
Truck, truck derek, traktor dan sejenisnya harus dilengkapi dengan lampu-lampu
penerangan dan peringatan yang efektif. Untuk pelayanan pengangkutan muatan
menggunakan gerobak harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan. Gerobak
dorong yang beroda satu atau dua harus dilengkapi dengan pelindung tangan pada

gagangnya dan dilengkapi dengan ban rem. Gerobak dorong yang beroda tiga atau empat
harus dilengkapi dengan alat pengunci yang digunakan saat gerobak itu berhenti.Jika
memuati gerobak dorong beroda tiga, muatan yang berat harus ditempatkan dibagian
belakang bawah dan muatan harus seimbang. Forklift harus dilengkapi dengan atap
pelindung operator dan bagian yang bergerak atau berputar diberi tutup pengaman.Dalam
keadaan jalan garpu harus berjarak setinggi-tingginya 15 cm dari permukaan jalan. Bila
mengendarai forklift dibelakang kendaraan lain harus berjarak sekurang-kurangnya 10
meter dari belakang kendaraan depannya. Forklift tidak boleh digunakan selain untuk
mengangkat, mengangkut dan menumpuk barang.

Gambar 2.3. Pesawat angkat dan angkut jenis pesawat angkutan di atas landasan

2.6.

Alat Angkutan Ril
Alat angkutan ril adalah suatu alat angkutan yang bergerak di atas jalan ril. Alat
angkutan jalan ril antara lain adalah: lokomotif, gerbong dan lori. Bahan, konstruksi dan
perlengkapan jalan ril harus cukup kuat, tidak cacat dan memenuhi syarat. Batang tarik
wesel, kawat-kawat sinyal atau bagian-bagin lain dari peralatan jalan ril yang berbahaya
harus dilindungi dan atau dilengkapi dengan peralatan pengaman. Jalan ril harus diadakan
pemeriksaan dalam waktu-waktu tertentu. Ril pengaman harus dipasang tidak lebih dari
25 cm dibagian dalam ril dengan lebar dimana tikungan melebihi:

1. 250 pada jalan ril dengan lebar 1.435 meter atau lebih
2. 400 pada jalan ril dengan lebar yang kurang dari 1.435 meter
3. 200 pada semua jalan ril dengan sudut lereng 2 persen atau lebih.
Jalan ril diatas jembatan atau kuda-kuda yang panjangnya 30 meter atau lebih
harus dilengkapi dngan ril pengaman. Kuda-kuda jalan ril pada kedua sisinya harus
dilengkapi dengan peralatan jalan kaki pada bagian luarnya dan mempunyai ruang bebas
sekurang-kurangnya 1 (satu) meter antara pagar dan muatan dengan ukuran yang paling
besar. Lubang-lubang pembongkaran muatan di bawah jalan ril harus diberi tutup terali
yang memenuhi syarat. Jika alat angkutan jalan ril berada didekat bangunan, sehingga
tenaga kerja tidak dapat berdiri atau lewat dengan aman antara bangunan dan pesawat
yang berjalan maka:
1. Harus dipasang alat penghalang disamping bangunan
2. Dilarang adanya pintu pada bangunan yang menuju keluar jalan ril.

Gambar 2.4. Pesawat angkat dan angkut jenis alat angkutan jalan ril
2.7.

Pemeriksaan dan Pengujian
Setiap pesawat angkat dan angkut sebelum dipakai harus diperiksa dan diuji
terlebih dahulu dengan standar uji yang telah ditentukan. Untuk pengujian beban lebih,

harus dilaksanakan sebesar 125% dari jumlah ebban maksimum yang diujikan. Besarnya
tahanan isolasi dan instalaso listrik pesawat angkat dan angkut harus sekurang-kurangnya
memenuhi yang ditentukan dalam PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik). Pemeriksaan
dan oengujian ulang pesawat angkat dan angkut dilaksanakan selambat-lambatnya 2
tahun setelah pengujian pertama dan pemeriksaan pengujian selanjutnya dilakasanakan 1
tahun sekali. Pemeriksaan dan pengujian ini dilakukan oleh Pegawai Pengawas atau Ahli
Keselamatan Kerja kecuali ditentukan lain. Biaya pemeriiksaan dan pengujian pesawat
angkat dan angkut dibebankan kepada pengusaha
2.8.

Sumber Potensi Bahaya Pada Pesawat Angkat dan Angkut
Seperti kita ketahui pada suatu bagian-bagian pesawat angkat dan angkut
menerima beban kerja yang cukup besar dan tinggi. Bagian ini harus dibuat dengan
konstruksiyang kuat untuk dapat menahan beban kerja dan harus dilaksanakan
pengerjaannya dengan syarat-syarat tertentu sehingga dapat menjamin bahwa bagian
tersebut mampu menahan beban. Pemilihan bahan juga harus sesuai dengan standar
pembuatan pesawat angkat dan angkut yang digunakan dan mempunyai sertifikat bahan
yang memberikan keterangan tentang sifat-sifat mekanik dan komposisi kimia bahan
tersebut.
Disamping syarat-syarat konstruksi yang harus dipenuhi, juga harus dipenuhi
syarat-syarat alat perlengkapan termasuk juga alat-alat pengamannya, sehingga dapat
menjamin bahwa pesawat angkat dan angkut tersebut aman selama pengoperasian.
Kecelakaan pada pesawat angkat dan angkut dapat disebabkan karena pada bagian
tertentu dari pesawat angkat dan angkut mengalami kerusakan/perlemahan dan mendapat

beban yang sangat kuat yang diberikan melibihi beban maksimum yang diijinkan.
Meskipun konstruksi pesawat angkat dan angkut telah memenuhi persyaratan, tetapi jika
kualitas pengoperasiannya tidak sesuai dengan prosedur akan dapat juga mengakibatkan
kecelakaan.

2.9.

Potensi Penyebabnya Kecelakaan
Ada beberapa penyebab terjadinya kecelakaan/peledakan pada pesawat angkat
dan angkut yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Pemilihan atau penggunaan bahan yang tepat
Desain konstruksi yang menyimpang dari standar
Pemeriksaan yang tidak lengkap
Peralatan/perlengkapan yang tidak memenuhi persyaratan
Pengoperasian dan perawatan yang tidak sesuai dengan prosedur dan

6.

pemeliharaan
Kelalaian operator

2.9.1. Pemilihan atau Penggunaan bahan
Pada dasarnya pemilihan bahan untuk konstruksi pesawat angkat dan
angkut, haruslah dari bahan yang tepat dan memang diperuntukan untuk pembuatan
pesawat angkat dan angkut, sesuai dengan standar yang telah diakui diseluruh
dunia.
Pemilihan bahan yang salah dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak
diinginkan yang pada akhirnya dapat menimbulkan peledakan, kebakaran, patah
dan pencemaran lingkungan kerja. Oleh karena itu, petunjuk dan prosedur yang
diberikan dalam standar-standar tersebut harus benar-benar dilaksanakan. Selain

adanya kerapuhan pada bahan, juga dapat terjadi penuaan bahan. Hal ini dapat
terjadi karena:
1. Bahan di diamkan dalam waktu yang lama tanpa pembebanan disebut juga
penuaan alam
2. Bahan mengalami perubahan bentuk (deformasi) pada suhu kamar karena di
diamkan dalam waktu yang lama
Oleh sebab itu, untuk mengetahui sejauh mana terjadinya penuaan bahan,
perlu dilakukan penelitian di laboratorium terhadap bahan tersebut. Penelitian di
laboratorium dimaksudkan untuk mengetahui apakah bahan tersebut masih layak
digunakan sebagai bahan pesawat angkat dan angkut. Jika hal ini tidak diperhatikan
akan dapat menimbulkan terjadinya kerusakan-kerusakan pada pesawat angkat dan
angkut yang bersangkutan yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kecelakaan.
2.9.2. Konstruksi
Desain konstruksi peralatan mekanik harus dipersiapkan oleh pabrik
pembuat dengan membuat perencanaan gambar konstuksi pesawat angkat dan
angkut yang menggambarkan secara detail potongan-potongan (penampang),
ukuran-ukuran dimensi bagian yang lengkap dna jelas, sambungan-sambungan,
cara pengerjaannya dan perhitungan kekuatan konstruksinya.
Sangat penting untuk memperhitungkan kekuatan masing-masing bahan
yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan beban yang
diterima pesawat angkat dan angkut karena diharapkan bahan tersebut mampu
menahan, menerima beban pada saat peralatan mekanik tersebut dioperasikan.

Perhitungan kekuatan konstruksi ini harus mengikuti standar-standar
perhitungan desain pembuatan suatu peralatan mekanik yang berlaku diseluruh
dunia seperti SNI, ASME, JIS, DIN, dll. Kesalahan dalam desain perhitungan
kekuatan konstruksi pesawat angkat dan angkut dapat mengakibatkan suatu
kerusakan apabila peralatan mekanik tersebut dioperasikan.
2.9.3. Peralatan Pengaman
Peralatan/perlengkapan pengaman suatu pesawat angkat dan angkut harus
mengikuti ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
semuanya harus dijaga dan diusahakan agar dapat berfungsi/bekerja dengan baik
dan akurat. Untuk itu diperlukan ketelitian dan perawatan secara teratur dan
termasuk juga mengadakan pemeriksaan/pengujian kembali atau kalibrasi pada
alat-alat pengaman tertentu.
2.9.4. Pemeriksaan Tidak Lengkap
Pemeriksaan tidak lengkap pada umumnya terletak pada pemeriksaan yang
dilakukan sewaktu pesawat angkat dan angkut masih berada di dalam pabrik yang
meliputi pemeriksaan merusak dan pemeriksaan tidak merusak. Pemeriksaan
merusak dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan tarik, batas mulur dan
kandungan/komposisi kimia dari bahan yang digunakan dalam pembuatan peralatan
mekanik, sedangkan pemeriksaan tidak merusak dimaksudkan untuk mengetahui
kualitas sambungan las-lasannya apakah memenuhi syarat atau tidak, misalnya
adanya retak-retak, gelembung udara/kotoran dll, dimana dalam pemeriksaan ini
dilakukan dengan menggunakan sinar radio aktif (X-ray atau gamma ray) maupun

ultra sonic. Pemeriksaan ini umumnya berkaitan dengan perhitungan konstruksi
pesawat angkat dan angkut tersebut.
Bila hasil pemeriksaan merusak dan tidak merusak ini baik, maka dilakukan
pengujian statis dan dinamis atas pesawat angkat dan angkut.

Pemeriksaan

terhadap pengujian statis dan dinamis ini harus dilakukan dengan seteliti mungkin
agar kemungkinan-kemungkinan terjadinya kerusakan sewaktu pesawat angkat dan
angkut di operasikan dapat diperkecil atau dihilangkan sama sekali. Akibat adanya
kelemahan atau pemeriksaan yang tidak lengkap dapat mengakibatkan kerusakan
pada pesawat angkat dan angkut dan kemungkinan juga dapat menyebabkan
terjadinya patah.
2.9.5. Pelayanan atau Perawatan
Pelayanan/perawatan pesawat angkat dan angkut merupakan pekerjaan yang
tidak boleh diabaikan. Dengan perawatan secara teratur dan teliti akan lebih mudah
diketahui secara dini adanya kelainan-kelainan yang terdapat pada pesawat angkat
dan angkut sehingga kerusakan yang lebih berat akan dapat dihindari.
2.9.6. Kelalaian Operator
Kelalaian merupakan permasalahan yang cukup tinggi presentasinya dari
kerusakan-kerusakan yang terjadi yang disebabkan oleh faktor manusianya. Oleh
karena itu faktor manusia yang dominan adalah sikap mental terhadap keselamatan
kerja. Ada suatu pertanyaan “mengapa seorang pekerja melakukan pekerjaan
dengan ceroboh, dimana seharusnya dia dapat melakukannya dengan aman”. Hal
ini tentunya tidak terlepas dari kebiasannya, yang biasanya menganggap mudah,
sudah biasa, bekerja seenaknya, kurang memperhatikan sehingga usaha pencegahan

kecelakaan kerja dianggap tidak penting. Kelalaian merupakan permasalahan yang
paling tinggi sampai mencapai 75% kerusakan terjadi disebabkan oleh faktor
manusia.

Daftar Pustaka
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05 Tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut
Kementerian Tenaga Kerja. 2015. Modul Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Umum. Jakarta