otoritas Moneter dan kebijakan moneter (1)

Kebijakan moneter islam
Instrumen moneter konvensional
Suatu otoritas moneter mempunyai pengaruh yang peting, walaupun secara
taklangsung , terhadap tingkat harga, output, dan nilai tukar uang suatu negara.
Otoritas

moneter

atau

bank

sentral,

melakukan

hal

tersebut

melalui


kemampuannya dalam mengendalikan penawaran uang dan kredit bank, serta
melalui pengaruhnya terhadap tingkat suku bunga, arus kredit, dan perkembangan
di sektor finansial pada sebuah perekonomian. Pengaruh spesifik adalah
kemampuan bank sentral untuk mengendalikan jumlah uang maksimum suku
bunga yang dapat dibayarkan terhadap jumlah simpanan tertentu kepada bankbank dan menentukan proporsi saham yang dapat dibeli melalui kredit. Dalam
hal-hal tertentu, bank sentral dapat mempunyai kekuasaaan temporer untuk
mengendalikan kredit komersial, kredit komersial, kredit perumahan, dan kredit
konstruksi lainnya.
Tindakan-tindakan

bank

sentral

dalam

mengimplementasikan

kebijakan-


kebijaknnya tersebut telah mengalami evolusi yang panjang sepanjang sejarah,
begitu juga dengan bentuk kebijakan dari Bank Sentral itu sendiri. Bank sentarl
tersebut dalam melakukan implementasi kebijakannya mempunyai empat macam
instrumen (alat) utama yaitu:
1. Operasi pasar terbuka (open market operation) atau OMO yang
memengaruhi jumlah uang beredar.
2. Tingkat diskonto (discount rate) atau fasilitas diskonto yangmemengaruhi
biaya uang
3. Ketentuan cadangan minimum (reserve rate) atau RR yang memengaruhi
jumlah kewajiban minimum dana pihak ketiga yang harus disimpan oleh
bank.
4. Himbauan moral (moral suassion) yang memengaruhi tindak tanduk para
bankir dan manajer senior institusi-institusi finansial dalam kegiatan

operasional keseharian bisnisnya agar searah dengan kepentingan
publik/pemerintah.
1. Open market operation
Definisi open market operasion atau operasi pasar terbuka adalah pembelian
dan penjualan sekuritas pemerintah yang dilakukan oleh bank sentral.

Sekuritas tersebut biasanya berbentuk obligasi. Pada saat bank sentral
melakukan kegiatan jual-beli sekuritas pemerinta tersebut, perekonomian akan
terpengaruh dalam tiga hal yaitu: a. Perubaan jumlah giro cadangan institusi
finansial. Misalnya jika bank Indonesia (BI) membeli 10 trilliun obligasi
pemerintah dari institusi penyimpanan finansial, maka BI dianggap telah
membayar dengan meningkatkan jumlah cadangan giro institusi tersebut. b.
Perubahan harga dan hasil dari sekuritas apabila terjadi perubahan harga
obligasi, maka akan terjadi perubahan dari hasil dari obligasi tersebut. c.
Perubahan perkiraan dari keseluruhan perekonomian.
2. Discount rate, instrumen kebijakan ini berkaitan dengan fasilitas yang dimiliki
oleh bank-bank untuk meminjam uang secara langsung kepada bank sentral.
Pinjaman tersebut biasanya berbentuk direct advance atauover-draft yang
disekuritasi dengan aset-aset tertentu pada saat sekarang. Biaya peminjaman
bunga dari pinjaman itulah yang disebut sebagai discount rate atau fasilitas
diskonto.
3. Reserve requirement
Indusitri perbankan adalah salah satu industri yang paling banyak dibuat
peraturan tentangnya. Salah satu bentuk pengaturan tersebut adalah ketentuan
cadanangan minimum atau RR yang biasanya ditetapkan berdasarkan suatu
undang-undang perbankan yang disahkan oleh dewan perwakilan rakyat.

Peraturan RR ini dirancang untuk menjamin pemilik uang atau nasabah
penyimpan yang menyimpan uangnya di bank akan mendapatkan uangnya
jika ia menarik simpanannya. Dalam praktiknya RR ini menentukan berapa
besar presentase minimum dari dana simpanan deposan yang harus
dicadangkan oleh bank baik dalam kasnya maupun pada rekeningnya di bank
sentral.
4. Moral suasion

Bank sentral menggunakan pengaruhnya (kekuatan himbauan moral) untuk
mendorong institusi finansial agar cendrung berpihak kepada kepentingan
publik. Bank sentral biasanya menggunakan himbauan moral untuk
menyakinkan para bankir dan manager senior institusi-institusi finansial adar
lebih memerhatikan kepentingan jangka panjang daripada kepentingan jangka
pendek institusinya. Contohnya adalah pada saat terjadi inflasi, bank sentral
dapat menyarankan pada institusi-institusi finansial agar mengurangi
pemberian

pinjaman

yang


sekaligus

juga

berdifat

mendinginkan

perekonomian yang sedang panas. Dalam praktiknya, himbauan moral dapat
menstransformasikan menjadi suatu instrumen yang sangat hebat yaitu apabila
bank sentral mengumumkan bahwa bank sentral akan mencatat institusiinstitusi mana saja yang bekerja sama dan mana yanng tidak meminjamkan
pada discount window. Lebih dari itu, karen bank sentral dapat melarang
penggabungan bank-bank, bank sentral mempunyai kekuasaaan untuk
menggunakan himbauan moral tersebut untuk mencapai sasaran-sasaran dari
kebijakan moneter.
5. Aplikasi instrumen moneter konvensional di Indonesia
Bank Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia, seperti juga bank sentral
lainnya di dunia, mempunyai beberapa instrumen moneter diantaranya lainnya
yaitu: 1. OMO melalui jual-be;li sertifakat bank indonesia (SBI) di pasar uang.

2. RR yang ditentukan Bank Indonesia (sebesar 5% saat ini). 3. Rasio
kecukupan modal atau capital Adequancy Ratio (CAR) yang ditentukan oleh
bank Indonesia (sebesar 8% saat ini). 3. Plafon kredit untuk sektor-sektor
prioritas tertentu seperti

sektor usaha kecil dan menengah di daerah

pedesaaan. 4. Sistem pengawasan perbankan yang memakai sistem forwar
loking risk-based supervision yang mengacu pada standar internasional. 5. Fit
andproper test yang ditujukan untuk orang-orang yang akan menduduki posisi
penting dari bank-bank umum di mana orang-orang tersebut harus lulus test
sebelum menduduki jabatan terebut. 6. BPMK (batas maksimum pemberian
kredit ) yang ditujukan untuk membatasi pemberian kredit kepda kelompok
usaha sendiri oleh bank-bank.

Instrumen kebijakan islam
Di Indonesia
BI dalam menjalankan fungsi-fungsi bank sentralnya terhadap bank-bank yang
berdasarkan syraiah mempunyai instrumen-instrumen sebagai berikut: a. Giro
Wajib Minimum (GWM), biasanya dinemakan staturory Reserve requrement yaitu

simpanan minimum bank-bank umum dalam bentuk giro pada BI yang besarnya
ditetapkan oelh BI berdasarkan presentase tertentu dari dana pihak ke tiga. GW
Minimum adalah kewajiban bank dalam rangka mendukung pelaksanaan prinsip
kehati-hatian perbankan serta mempunyai peran sebagai instrumen moneter yang
berfungsi mengendalikan jumlah peredaran uang.dalam pelaksanaannya GWM ini
besarannya adalah 5% dari dan pihak ketiga yang berbentuk IDR (rupiah) dan 3%
dari dana pihak ketiga yang berbentuk mata uang asing. Jumlah tersebut dari ratarata harian dalam satu masa laporan untuk periode dua masa laporan sebelumnya.
Sedangkan dana pihak ketiga yang dimaksud disini adalah dalam bentuk: giro
wadiah, tabungan mudharabah, deposito invesatasi mudharabah dan kewajiban
lainnya. b. sertifikat investasi mudharabah antar bank syariah (sertifikat IMA),
sertifikat IMA adalah suatu instrumen yang digunakan oleh bank-bank syariah
yang kelebihan dana untuk mendapatkan keuntungan dan di lain pihak sebagai
sarana penyedia dana jangka pendek bagi bank-bank syariah kekurangan dana.
Sertifikat ini berjangka 90 hari, diterbitkan oleh kantor pusat syariah dengan
format dan ketentuan standar yang ditetapkan oleh bank Indonesia. c. Sertifikat
wadiah bank Indonesai ( SWBI), SWBI adalah instrumen bank indonesia yang
sesuai dengan syariah Islam yang digunakan dalam OMO. Selain itu, SWBI ini
juga dapat digunakan oleh bank-bank syariah yang mempunyai kelebihan
likuiditas sebagai sarana pentipan dana jangka pendek. Dalam operasionalnya,
SWBI ini mempunyai suatu nilai nominal minimum Rp500 juta dengan jangka

waktu yang dinyatakan dalam hari (misalnya: 7 hari, 14 hari, 30 hari).

Pembayaran dan pelunasan SWBI adalah melalui debet/kredit rekening giro bank
yang ada di bank Indonesia. jika jatuh tempo dana akan dikembalikan beserta
bonus yang ditentukan berdasarkan parameter sertifikat IMA.

Pengaturan jumlah uang beredar pada masyarakat diatur dgn cara menambah atau
mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu: (a). Kebijakan Moneter Ekspansif, suatu kebijakan dlm rangka
menambah jmlh uang beredar. Kebijakan Moneter Kontraktif, suatu kebijakan
dalam rangka mengurangi jumlah uang beredar, disebut juga dengan kebijakan
uang ketat (tight money policy)