Monotheisme dalam Al Quran dan Bible

KONSEP MONOTHEISME
MENURUT AL-QUR`AN DAN ALKITAB

A. PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk spiritual. Manusia selalu berusaha secara langsung
maupun tidak langsung, untuk mencari sesuatu yang disembah sebagai
pengabdiannya kepada pengaruh yang timbul dari luar kemampuan manusia dan
pengaruh itu memberikan dampak dalam kehidupannya. Karen Armstrong
mengatakan bahwa manusia sebagai homo sapiens juga merupakan homo religius.
Mereka mulai membuat dewa-dewa sebagai bentuk dari pengaruh alam. Mereka
menciptakan agama saat mereka juga memulai menciptakan seni.1
Hal ini juga dapat ditemukan dalam hukum tiga tahap Auguste Comte
(Laws of Three Stages) mengenai tahap perkembangan kehidupan manusia.
Manusia memulai masa teologi, dimana manusia yang masih belum mengerti
gejala-gejala yang ada di alam, maka mereka membuat anggapan-anggapan
tentang suatu hal yang membuat gejala-gejala tersebut terjadi, sehingga muncul
mitos-mitos tentang dewa-dewa.2
Selanjutnya, pada abad pertama masehi, muncul agama yang dibawa oleh
Yesus. Agama tersebut dalam perjalanannya disebut sebagai cikal bakal
munculnya agama Kristen di dunia. Lalu pada abad ke-7 masehi, muncul agama
Islam yang dikumandangkan oleh Muhammad. Dengan kaitannya antara dua


1

Karen Amstrong, Sejarah Tuhan: Kisah Pencarian Tuhan Yang Dilakukan Oleh OrangOrang Yahudi, Kristen, Dan Islam Selama 4.000 Tahun (Bandung: Mizan, 2002), hal. 20.
2
Koento Wibisono, Arti Perkembangan Menurut Filsafat Positivisme Auguste Comte
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1983), hal. 11-12.

1

2
agama tersebut dan Tuhan yang menjadi sesuatu yang disembah, maka penulis
ingin menjelaskan bagaimana pandangan antar kedua agama tersebut terhadap
Tuhan.

B. DEFINISI TUHAN
Dalam Kamu Besar Bahasa Indonesia, Tuhan diartikan sebagai sesuatu yang
diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia sebagai yang Mahakuasa,
Mahaperkasa, dan lain sebagainya.3 Adapun kata “Allah” diartikan sebagai nama
Tuhan dalam bahasa Arab; pencipta alam semesta Yang Mahasempurna; Tuhan

yang Maha Esa yang disembah oleh yang beriman.4 Sedangkan “Kristus”
diartikan sebagai Yesus Sang Mesias (Yesus sang Juru Selamat).5
Menurut Karen Armstrong, kata “Tuhan” (God) mencakup banyak makna,
maka “Tuhan” sebagai sebuah kata yang umum digunakan manusia untuk
menunjukkan sesuatu yang bernama “Tuhan”. Kata ini pada awalnya adalah kata
objektif, sebelum dibumbuhi dengan tambahan kata, yaitu Tuhan “dari suatu
kelompok agama”. Maka makna Tuhan juga akan berubah tergantung dengan
kelompok mana yang dimaksud.6

C. SEJARAH KONSEP MONOTHEISME TUHAN DALAM AJARAN
KRISTEN DAN ISLAM

3

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2008), ed. 4, hal. 1493.
4
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia , hal. 42.
5
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia , hal. 742.

6
Karen Amstrong, Sejarah Tuhan , hal. 21 dan 24-25.

3
Dalam sejarah gereja, dikemukakan bahwa di awal tahun Masehi, para pengikut
Yesus diburu dan dianiaya oleh penguasa saat itu, sampai akhirnya diberikan
kebebasan oleh Kaisar Konstantin (280-335 M). Pada masa kebebasan itu muncul
berbagai paham yang saling bertentang khususnya berkenaan dengan ketuhanan.
Di antara kelompok yang paling sengit pertentangannya adalah Arius (256-336
M) dan Athanasius (193-373 M). Arius mengajarkan bahwa anak Allah (Yesus)
adalah makhluk Tuhan yang tertinggi derajatnya. Oleh karena ia adalah makhluk,
maka Yesus tidak kekal. Namun Yesus dijadikan seperti manusia yang lain,
sebagai pengajar dan teladan kebenaran di Bumi yang taat pada Allah. Sementara
Athanasius menyatakan bahwa Anak Allah adalah sejajar dengan Allah Bapa.
Dengan demikian Anak Allah adalah Tuhan juga. Masing-masing pendapat
menganggap pendapat yang lain adalah sesat dan bid’ah.7
Dalam buku “Sejarah Tuhan” karangan Karen Armstrong, dijelaskan
panjang lebar tentang sejarah lahirnya Trinitas dalam agama Kristen. Akan tetapi,
berbeda dengan penjelasannya terhadap Keesaan Tuhan dalam agama Islam, ia
memulai sejarah perkembangan teologi Kristen 300 tahun lebih sejak Yesus

disalib dan dinyatakan meninggal, sampai pada perdebatan para ahli teolognya di
abad ke-5 masehi.
Sekitar tahun 320 M, pencarian teologis mulai memasuki gereja-gereja di
Mesir, Siria, dan Asia Kecil. Para masyarakat di daerah itu berdiskusi untuk
membahas persoalan-persoalan di agama Kristen; tentang Tuhan yang sejati
hanya sang Bapa dan sang Anak tidak abadi dan dia mendapat kehidupan dan
7

Hasyim Muhammad, Kristologi Qur`ani: Telaah Kontekstual Doktrin Kekristenan
dalam Al-Qur`an (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), ed. Revisi, hal. 134.

4
wujud dari sang Bapa; tentang sang Anak yang muncul tiba-tiba dari ketiadaan
tanpa seorang ayah; tentang segala sesuatu yang diciptakan sedangkan Tuhan
yang tidak diciptakan; atau tentang sang Bapa yang lebih agung dari sang Anak.
Kontroversi ini disulut oleh Arius, seorang pemuka gereja dari Aleksandria. Dia
melemparkan sebuah tantangan kepada uskupnya, Aleksander, yang tidak
mungkin tantangan itu diabaikan, akan tetapi lebih terasa sulit untuk dijawab,
yaitu bagaimana mungkin Yesus Kristus menjadi Tuhan dalam cara yang sama
dengan Tuhan Bapa? Arius tidak menyangkal akan ketuhanan Yesus, akan tetapi

berpendapat bahwa apabila meyakini Yesus itu bersifat ilahiah secara hakikinya
maka itu bukan keyakinan, tapi penghujatan.
Arius telah melemparkan persoalan yang vital menyangkut hakekat Tuhan.
Arius dan Athanasius, seorang asistennya, segera menyadari bahwa ini adalah hal
teologis semata. Arius telah meramu gagasannya ke dalam bentuk yang populer,
sehingga kaum awam masyarakat pun memperdebatkan itu tersebut dengan tidak
kalah panasnya dibandingkan dengan uskup mereka. Kontroversi ini memanas
sehingga Kaisar Konstantin turun tangan dan memerintahkan untuk diadakannya
sebuah sinode8 di Nicaea, kawasan Turki Modern.9
Umat Kristiani mengetahui bahwa Yesus Kristus telah menyelamatkan
mereka melalui kematian dan kebangkitannya. Mereka telah diselamatkan dari
kebinasaan dan pada suatu masa akan ikut dalam eksistensi Tuhan, yang mana

8

Sinode adalah rapat (sidang) pemimpin agama Kristen, atau badan pengurus tertinggi di
gereja Protestan, lihat Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia , hal.
1314.
9
Richard E. Rubenstein, Kala Yesus Jadi Tuhan: Pergulatan untuk Menegaskan

Kekristenan pada Masa Akhir Romawi, diterjemahkan dari When Jesus Become God: The Struggle
to Define Christianity during the Last Days of Rome (Jakarta: Serambi, 2006), hal. 20

5
Tuhan itu Ada dan Hidup dengan sendirinya. Lalu timbul pertanyaan bagaimana
cara Yesus melakukan hal itu? Apakah Kristus, sang Firman, tergolong ke dalam
alam suci atau tergolong ke dalam tatanan makhluk ciptaan Tuhan yang rapuh.
Arius dan Athanasius meletakkan argumennya dalam posisi yang
berseberangan, Arius mengatakan bahwa Yesus ada dalam tatanan makhluk,
sedangkan Athanasius mengatakan bahwa Yesus ada dalam alam suci.
Arius berusaha untuk meletakkan perbedaan esensial antara Tuhan yang
unik dengan semua makhluk ciptaan-Nya. Arius mempersenjatai argumennya
dengan dengan dalil-dalil dari Alkitab untuk mendukung klaimnya tersebut, yaitu
bahwa Yesus Kristus sang Firman tidak lain adalah hanya makhluk seperti
manusia. Logos merupakan instrumen yang digunakan Tuhan untuk membuat
segala ciptaan menjadi ada. Oleh karena itu, logos berbeda dari wujud lain, dan
memiliki status yang sangat tinggi, logos itu adalah Yesus. Namun, karena logos
itu diciptakan oleh Tuhan, maka logos berbeda secara esensial dari Tuhan itu
sendiri. Namun demikian, menurut Arius, Yesus bukanlah Tuhan dalam
hakekatnya, akan tetapi Yesus diangkat Tuhan ke status ilahiah.

Yesus berbeda dengan manusia, karena dalam penciptaannya, Yesus
diciptakan secara langsung sedangkan manusia di dunia ini diciptakan “melalui”
Yesus. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa Yesus dianugerahkan kesucian oleh
Tuhan sejak semula, sebelum dunia diciptakan, akan tetapi kesucian itu adalah
hadiah dari Tuhan, bukan berasal dari dirinya sendiri.
Adapun sebutan Yesus Kristus untuk Tuhan, yaitu “Bapa”-nya, maka hal
ini mengimplikasikan sebuah makna yang lain, bukan dalam artian Bapa

6
sebenarnya. Kebapakan pada dasarnya menyiratkan eksistensi yang lebih dahulu
ada dan menunjukkan superioritas terhadap si “Anak”.
Arius sangat percaya bahwa umat Kristiani telah diselamatkan dan
dijadikan suci, mereka ikut memiliki hakekat ilahi dari Yesus Kristus. Hal ini
terjadi karena Yesus telah merintiskan sebuah jalan bagi manusia. Dia telah
menjalani kehidupan seorang manusia yang sempurna, dia telah mematuhi Allah
bahkan hingga kematiannya di kayu salib. Andaikata Yesus bukan seorang
manusia, maka tidak ada harapan bagi umat Kristiani, tidak ada yang bisa
diteladani dari hidupnya sebagai manusia, jika dia memang adalah Tuhan secara
hakikinya. Dengan meneladani Yesus Kristus, makhluk yang sempurna, maka
umat Kristiani juga bisa menjadi “makhluk ciptaan Allah dengan kesempurnaan

yang tidak dapat diubah dan tidak dapat berubah”.
Namun, Athanasius memiliki pandangan yang kurang optimis terhadap
kapasitas manusia di hadapan Tuhan. Dia memandang bahwa kemanusiaan secara
alamiahnya merupakan sesuatu yang rapuh. Manusia berasal dari ketiadaan dan
akan kembali ke dalam ketiadaan, jika manusia itu berdosa. Hanya dengan cara
turut serta dalam Tuhan, melalui logos-Nya, maka manusia bisa terhindar dari
ketiadaan, karena hanya Tuhan saja yang merupakan wujud sempurna. Jika logos
itu adalah makhluk biasa, maka dia tidak akan mampu menyelamatkan manusia
dari kebinasaan. Hanya Tuhan yang telah menciptakan segala sesuatu saja yang
mampu menyelamatkan logos itu, dan itu berarti bahwa Yesus Kristus, logos yang
mendaging, adalah pasti hakekatnya sama dengan Tuhan. Sebagaimana yang

7
dikatakan oleh Athanasius, Firman Tuhan dibuat menjadi manusia biasa dengan
tujuan agar umat Kristiani bisa menjadi suci atau kudus. 10
Ketika para uskup berumpul di Nicaea pada 20 Mei 325 M, sedikit sekali
yang mendukung pandangan Athanasius tentang Yesus. Kebanyakannya
berpegang pada posisi menengah antara Athanasius dan Arius. Meskipun
demikian, Athanasius mendesakkan teologinya kepada para delegasi uskup, dan di
bawah ancaman Kaisar, hanya Arius dan dua orang sahabatnya yang berani

menolak untuk menyetujui kredo11 Athanasius. Dengan ini maka creatio ex nihilo
pun menjadi doktrin resmi Kristen untuk pertama kalinya, menegaskan bahwa
Yesus Kristus bukan sekadar makhluk atau aeon, yaitu ialah Sang Pencipta dan
Penebus dosa itu. Kemudian dalam sejarahnya, hal ini akan terus berlanjut
menjadi perdebatan yang tidak usai, bahkan sampai pada saat ini, yang mana umat
Kristiani, bisa dibilang, terbagi dua bagian, yaitu Kristen Protestan, dan Kristen
Katolik.12
Adapun saat Karen Armstrong menjelaskan keesaan Tuhan dalam Islam,
ia memulai dari semenjak nabi Muhammad lahir di dunia, dengan segala bentuk
kondisi sosial dan budaya masyarakat pada saat itu sampai dengan perkembangan
paham teologi (Kalam) di dunia Islam pada abad ke-13 masehi. 13

10

Karen Amstrong, Sejarah Tuhan , hal. 155-158.
Kredo adalah pernyataan kepercayaan (keyakinan), atau dasar tuntunan hidup, lihat
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia , hal. 740.
12
Karen Amstrong, Sejarah Tuhan , hal. 159-160.
13

Karen Amstrong, Sejarah Tuhan , hal. 186-232.
11

8
Karen Armstrong mengatakan, bahwa sebagaimana dalam agama Yahudi
dan Kristen, Tuhan yang transenden juga merupakan kehadiran imanen 14 yang
dapat ditemukan di dunia. Seorang muslim dapat menanamkan rasa kehadiran
ilahi ini melalui cara-cara yang sangat mirip dengan yang ditemukan oleh kedua
agama yang lebih tua itu. Muslim yang menegakkan kesalehan berdasarkan pada
teladan nabi Muhammad, maka hal itu adalah usaha yang dilakukan untuk
menghadirkan ilahi ini. Pada awalnya, mereka yang menjalankan ibadah
berdasarkan teladan nabi Muhammad disebut dengan Ahl Al-Ḥadīts, kaum Salaf,
atau kaum tradisionis.
Di atas segalanya, kaum tradisionis mengajarkan bahwa Al-Qur`an adalah
sebuah realitas abadi, seperti halnya Taurat dan Logos dalam Kristen, yang dalam
beberapa

hal

menyangkut


Tuhan

itu

sendiri.

Kaum

Muslim

mulai

memperdebatkan sifat Al-Qur`an, dalam pengertian yang seperti apa naskah
berbahasa Arab itu menjadi Firman Tuhan? Sebagian Muslim memandang bahwa
pengagungan Al-Qur`an sebagai sesuatu yang berlebihan seperti halnya kelompok
Kristen yang tidak bisa menerima gagasan bahwa Yesus adalah inkarnasi logosNya. Kemudian sebagaimana diketahui oleh para pembaca, bahwa aliran-aliran
teologi akan muncul dan menimbulkan pertikaian yang pelik di kalangan umat
Muslim, sampai pada abad ke-14 masehi.15

14

Imanen adalah berada dalam kesadaran atau di akal budi (pikiran), lihat Departemen
Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia , hal. 526.
15
Karen Amstrong, Sejarah Tuhan , hal. 221-223.

9
D. TRINITAS DAN MONOTEISME
1.

Doktrin Trinitas dan Monoteisme dalam Alkitab
Doktrin ini hanya dikenal dalam teologi Kristen, sehingga sangat sulit jika

harus menjelaskan trinitas dari luar konteks kekristenan atau dengan paradigma
non-kristiani. Hasyim Muhammad mengatakan, dengan mengutip Loraine
Boettner, bahwa menjelaskan Trinitas dengan kacamata Kristiani itu ibarat
melihat matahari di tengah hari.16 Dalam Kristen sendiri, doktrin ini dikenal
sebagai doktrin yang unik dan kontroversial. Dalam sejarah munculnya Trinitas,
tercatat banyak perselisihan dan pertikaian yang bersumber dari doktrin ini.
Kata trinitas berasal dari bahasa Latin, tres dan unus, yang berarti tiga dan
esa, tunggal, atau satu. Jadi arti Trinitas adalah tiga dalam satu. Dalam teologi
Kristen, hanya ada satu Allah, tetapi dalam satu hakekat Allah tersebut terdapat
tiga pribadi yang sama kekal dan sepadan namun berbeda dalam pribadi. Tiga
pribadi tersebut memiliki sifat dasar atau esensi yang sama, yaitu Allah. Allah
Bapa adalah Allah, Allah Anak adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah.
Dengan kata lain, tidak boleh ada penekanan pada salah satu keesaan atau
ketigaan Allah, karena penekanan tersebut akan menimbulkan hal ekstrim yang
akan menghilangkan esensi Trinitas. Oleh karena itu, teolog Kristen harus
menyeimbangkan rumus Trinitas tersebut secara seimbang.
Dalam iman Kristen, Trinitas atau Tritunggal tidak dapat dijelaskan
dengan pendekatan apapun selain menatakan bahwa kebenaran Trinitas adalah
wahyu Allah, berasal dari Allah dan tentang Allah yang Esa. Oleh sebab itu,

16

Hasyim Muhammad, Kristologi Qur`ani, hal. 123.

10
trinitas ini hanya dapat dijelaskan oleh Allah sendiri, akan sangat sulit dijelaskan
oleh apa pun dan siapa pun. Berbicara tentang Allah, maka harus disadari bahwa
Allah bukan hal yang empiris akan tetapi sesuatu yang transendental.
Penulis menemukan ayat-ayat yang menyatakan dan mengindikasikan
bahwa Allah itu Esa, akan tetapi ada pula ayat yang menyatakan secara tidak
langsung bahwa Allah itu dalam tiga pribadi. Ayat tersebut adalah antara lain
a.

Ayat tentang Keesaan Tuhan

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk
dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah
melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: “Jadilah
terang.” Lalu terang itu jadi. (Kejadian 1: 1-3).17
Kemudian Tuhan menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan
Gomora, berasal dari Tuhan, dari langit. (Kejadian 19: 24).18
Beginilah firman Tuhan, Raja dan Penebus Israel, Tuhan semesta alam:
“Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah
selain dari pada-Ku! (Yesaya 44: 6).19
Supaya orang tahu dari terbitnya matahari sampai terbenamnya, bahwa
tidak ada yang lain di luar Aku. Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain.
(Yesaya 45: 6).20
Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah
Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti
Aku. (Yesaya 46: 9).21
Tetapi Aku akan menyayangi kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka
demi Tuhan, Allah mereka. Aku akan menyelamatkan mereka bukan
dengan panah atau pedang, dengan alat perang atau dengan kudan dan
orang-orang berkuda. (Hosea 1: 7).22

17

Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab (Jakarta: Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia,
2014), Perjanjian Lama, Kejadian 1, hal. 1.
18
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab, Perjanjian Lama, Kejadian 19, hal. 23.
19
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab, Perjanjian Lama, Yesaya 44, hal. 1005.
20
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab, Perjanjian Lama, Yesaya 45, hal. 1007.
21
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab, Perjanjian Lama, Yesaya 46, hal. 1010.
22
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab, Perjanjian Lama, Hosea 1, hal. 1247.

11
Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari
umat Israel.” (Matius 15: 24).23
Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel,
Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa. (Markus 12: 29).24
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar
perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai
hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari
dalam maut ke dalam hidup. (Yohanes 5: 24).25
Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi
sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab
Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang
mengutus Aku. (Yohanes 5: 30).26
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satusatunya Alah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau
utus. (Yohanes 17: 3).27

Lalu ia (Yohanes) berkata kepadaku: “Jangan berbuat demikian! Aku
adalah hamba, sama seperti engkau dan saudara-saudaramu, para nabi
dan semua mereka yang menuruti segala perkataan kitab ini. Sembahlah
Allah!” (Wahyu 22: 9).28
b. Ayat tentang Trinitas Tuhan
Lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku
yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Matius 3: 17).29
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. (Matius 28: 19).30

“Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi
barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup,
melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.” (Yohanes 3: 36).31
Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya
dalam roh dan kebenaran. (Yohanes 4: 24).32
23

Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab, Perjanjian Baru, Matius 15, hal. 26.
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab, Perjanjian Baru, Markus 12, hal. 80.
25
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab, Perjanjian Baru, Yohanes 5, hal. 157.
26
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab, Perjanjian Baru, Yohanes 5, hal. 157.
27
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab, Perjanjian Baru, Yohanes 17, hal. 181.
28
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab, Perjanjian Baru, Wahyu 22, hal. 419.
29
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab, Perjanjian Baru, Matius 3, hal. 4.
30
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab, Perjanjian Baru, Matius 28, hal. 54.
31
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab, Perjanjian Baru, Yohanes 3, hal. 153.

24

12
Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh
Kudus menyertai kamu sekalian. (2 Korintus 13: 13).33
Yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita,
dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan
menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai
sejahtera makin melimpah atas kamu. (1 Petrus 1: 2).34

Doktrin trinitas belum berhenti sampai di sini, yaitu dengan adanya tiga
pribadi Tuhan, akan tetapi berakhir pada kesatuan dari tiga pribadi Ilahi dalam
hakekat Allah. Ayat-ayat yang menyebutkan kesatuan tersebut antara lain
Kata Yesus kepadanya: “Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan
engkau.” (Yohanes 4: 26).35
Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam
Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu
sendiri. (Yohanes 14: 11).36
Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan
tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan
berita pendamaian itu kepada kami. (2 Korintus 5: 19).37
Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan keAllahan. (Kolose 2: 9).38

Keilahian Kristus merupakan fondasi yang menjadi dasar kekokohan iman
Kristiani. Begitu juga dengan pengakuan Roh Kudus sebagai pribadi Allah yang
ketiga. Dalam Perjanjian baru dikatakan bahwa Yesus memiliki nama Ilahi,
memiliki sifat Ilahi, melakukan tindakan-tindakan Ilahi, dan tidak menolak
dikatakan sebagai yang Ilahi. Sedangkan keilahian Roh Kudus juga dibuktikan

32

Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab, Perjanjian Baru, Yohanes 4, hal. 154.
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab, Perjanjian Baru, 2 Korintus 13, hal. 304.
34
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab, Perjanjian Baru, 1 Petrus 1, hal. 374.
35
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab, Perjanjian Baru, Yohanes 4, hal. 154.
36
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab, Perjanjian Baru, Yohanes 14, hal. 177.
37
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab, Perjanjian Baru, 2 Korintus 5, hal. 295.
38
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab, Perjanjian Baru, Kolose 2, hal. 327.

33

13
dengan nama-nama Ilahi, sifat-sifat Ilahi, melakukan tindakan-tindakan Ilahi, dan
disejajarkan dengan Ilahi.39
Menurut Hasyim Muhammad, Meski banyak ungkapan yang disinyalir
sebagai bukti keilahian Yesus dan Roh Kudus, namun tidak ditemukan ungkapan
dalam Alkitab yang secara langsung mengatakan bahwa “Allah adalah Yesus”
atau “Allah adalah Roh Kudus”, yang ditemukan hanya “Tuhan ada dalam diri
Yesus”. Ketuhanan Bapa dengan Ketuhanan Yesus itu dibedakan dalam iman
Kristiani. Hubungan Yesus dengan Allah Bapa bahkan lebih dipahami sebagai
hubungan ketaatan, pengutusan, dan kepercayaan.40
2.

Doktrin Monoteisme dalam Al-Qur`an
Umat Islam meyakini bahwa Tuhan yaitu Allah swt hanya satu-satunya

Tuhan dan akan terus menjadi satu-satunya Tuhan. Paham yang disebut
monoteisme ini telah terakar di diri Umat Islam dari semenjak umat Islam
memeluk agama Islam. Sebagai dasar bagi agama Islam, Islam memiliki aturan
dasar yang melandasi segala bentuk keyakinan di diri umatnya, yaitu Rukun Iman
dan Rukun Islam. Dalam Rukun Iman, terdapat enam pancang kepercayaan yang
harus diimani, yaitu percaya kepada Allah sebagai tuhan yang Satu, percaya
kepada Malaikat, percaya pada Kitab-kitab yang diturunkan Allah, percaya
kepada para utusan Allah, nabi dan rasul-Nya, percaya adanya hari Akhir, dan
percaya kepada ketentuan Allah yang diberikan kepada manusia, atau disebut juga
Qada` dan Qadar . Keimanan-keimanan itu termanifestasi dalam bentuk ajaran-

39
40

Hasyim Muhammad, Kristologi Qur`ani, hal. 129-130.
Hasyim Muhammad, Kristologi Qur`ani, hal. 130.

14
ajaran agama Islam yang harus senantiasa dilaksanakan sebagai kebutuhan dan
kewajiban bagi umat Muslim, yaitu rukun Islam.
Rukun Islam, seperti yang diketahui, ada lima bentuk ajaran, yaitu
mengucapkan dua kalimat sumpah (syahādatain) bahwa Allah adalah Tuhan satusatunya dan tidak ada tuhan yang lain selain dia dan Muhammad adalah utusan
Allah bagi manusia, melaksanakan shalat atau ibadah dalam lima waktu setiap
harinya, berpuasa pada bulan Ramadhan, yaitu salah satu bulan di tahun
perhitungan agama Islam, membayarkan zakat hartanya, dan kelima adalah
melaksanakan haji bagi yang mampu, yakni ritual pelaksanaan sejumlah ibadah di
Arab Saudi.
Semua ajaran tersebut termaktub dan terkanonisasi dalam Al-Qur`an AlKarim, kitab yang menjadi pedoman dalam agama Islam. Dengan kaitannya
dengan definisi dan apa yang dimaksud dengan Tuhan dalam agama Islam, maka
berikut penulis memaparkan beberapa ayat dalam Al-Qur`an yang memberikan
pemahaman kepada umat Islam tentang Tuhan tersebut.

‫َ ِ َُ ُ ْي ِاَ ٌ َ ِا ٌ َ ِاَ َ ِا ُ َ اال ْ َ ُ االِا ُي‬

Artinya: Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan
selain Dia, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah (2):
163).41

ِ ْ‫َ َن َ ٌ اِِ لا ِا اِ ل َن ْ ِِ اِ َ ْ َ ْ َاَ ُ ِاَ ٌ ِا ٌ اِ ان ا ل ُ اُ ْ اَا‬
‫ا‬
ْ َ ََ َ َ
َ
َ
ُ ََ ُ َُ

Artinya: Dan (Al-Qur`an) ini adalah penjelasan (yang sempurna) bagi
manusia, agar mereka diberi peringatan dengannya, agar mereka
mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa, dan agar orang
yang berakal mengambil pelajaran. (QS. Ibrāhim (14): 52).42

41

Kementerian Agama RI, Al-Qur`an Tajwid dan Terjemahnya , (Bandung: Sygma,
2014), hal. 24.
42
Kementerian Agama RI, Al-Qur`an Tajwid dan Terjemahnya , hal. 261.

15

ِ ِ ‫َ ْ ِ لُ َو‬
‫اآَلِ َُ ُ َُ ُ ْي ُ ْل ِ َلٌ َ ُ ْي ُ ْ َ ْ ِ ُ َو‬
ُ

ِ‫ِ ِ ِ ا‬
َ ‫َُ ُ ْي اَ ٌ َ ا ٌ َ ن‬

Artinya: Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka orang yang
tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaan Allah),
dan mereka adalah orang yang sombong. (QS. Al-Na l (16): 22).43

ِ ِ ِ ‫ِ ِ ِ ِ ِا‬
‫ا َ ْ َ ُ ِو‬
َ ‫َ َ َا ااُ ََا ُن ََْ اَْلََ ْ َ ُ َ اَ ٌ َ ا ٌ َ ا‬

Artinya: Dan Allah berfirman, “Janganlah kamu menyembah dua tuhan;
hanyalah Dia Tuhan Yang Maha Esa. Maka hendaklah kepada-Ku saja
kamu takut.” (QS. Al-Na l (16): 51).44

‫َ َاَ ِ َُ ُ ْي ِاَ ٌ َ ِا ٌ َ َ ْ َ َو ََ ْل ُج اَِق ءَ َِِِ ََ ََْ ْ َ ْل‬
‫ُ ْل ِاَ َنَ َ َشٌل ِ ثَْ ُ ُ ْي ُ َاى ِ َا‬
ِ
ِِ ِ ِ ِ
ً ‫َا‬
َ َ ‫َع‬
َ َِ ‫ص ًِ َ ُ ْش ِلْك َ َد‬

Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya, aku ini hanya
seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa
sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa.” Maka barang
siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maa hendaklah dia
mengerjakan kebajikan dan janganlah dia menyekutukandengan sesuatu
pun dalam beribadah kepada Tuhannya. (QS. Al-Kahf (18): 110).45

‫َ َاَ ِ َُ ُ ْي ِاَ ٌ َ ِا ٌ ََ َ ْل َنَُْ ْي ُ ْ ِ ُ َو‬
‫ُ ْل ِاَ ُ َاى ِ َا‬

Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Sungguh, apa yang diwahyukan
kepadaku ialah bahwa Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa, maka apakah
kamu telah berserah diri (kepada-Nya)?” (QS. Al-Anbiyā` (21): 108).46

ٌ ‫َ اِ ُ ِِل ُا ٍة َج َ ْلَ َ ْل َ ً اَِ ْن ُ ُل ْس َي ااِ َعَى َ َ َزََ ُ ْي ِ ْ ََِ َ ِة اَنَْ َ ِم َِ َُ ُ ْي ِاَ ٌ َ ِا‬
ِ َََ
ِ
ِ
َ ِ ْ ُ ْ‫َس ُ َ َ ِش ِل ا‬
ْ ُ

Artinya: Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan
(kurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang
dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu
ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepadaNya. Dan sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang
yang tunduk patuh (kepada Allah). (QS. Al- ajj (22): 34).47

‫َ َاَ ِ َُ ُ ْي ِاَ ٌ َ ِا ٌ َ ْسَ ِق ُ ِاَْ ِ َ ْسََ ْغ ِف ُل هُ َ َ ْ ٌل‬
‫َ َشٌل ِ ثَْ ُ ُ ْي ُ َاى ِ َا‬
ِ
ِ ِ ‫َ ْ ُ َو اازَ َ ي‬
. ‫اآَلِ ُ ْي َ ُِل َو‬
ُ َ ‫ ان‬.
ْ َُ
43

َ‫ُ ْل ِاَ َن‬
ِ ِ
َ ‫ا ْ ُ ْش ِل‬

Kementerian Agama RI, Al-Qur`an Tajwid dan Terjemahnya , hal. 269.
Kementerian Agama RI, Al-Qur`an Tajwid dan Terjemahnya , hal. 272.
45
Kementerian Agama RI, Al-Qur`an Tajwid dan Terjemahnya , hal. 304.
46
Kementerian Agama RI, Al-Qur`an Tajwid dan Terjemahnya , hal. 331.
47
Kementerian Agama RI, Al-Qur`an Tajwid dan Terjemahnya , hal. 336.

44

16
Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Aku ini hanyalah seorang manusia
seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu adalah
Tuhan Yang Maha Esa, karena itu tetaplah kamu (beribadah) kepada-Nya
dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Dan celakalah bagi orang-orang
yang menyekutukan-(Nya), (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan
zakat dan mereka yang ingkar terhadap kehidupan akhirat. (QS.
Fushshilat (41): 6-7).48

ِ
. ٌ ‫َا‬
‫ ااُ ا ا‬. ٌ ‫َا‬
َ ً ‫ َ ََْ َ ُ ْ اَ ُ ُ ُف‬. ْ َ‫ ََْ َ ْ َ ََْ ُ ا‬. ُ َ ‫ص‬
َ ُ‫ُ ْل ُ َ اا‬

Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah
tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” (QS. AlIkhlāsh (112): 1-4).49
Al-Qur`an hanya mengakui satu Tuhan dan menolak adanya pribadipribadi Tuhan sebagaimana dipahami umat Kristiani. Firman Allah surah Al-Nisā`
ayat 171

ِ ِ ‫ِا‬
ِِ ِ
ِ ِ
‫ِ ِا‬
ُ ْ ‫َ َ ْ َل اْ َ ا َ ََ ْغ ُ ِ د ل ُ ْي ََ ََ ُق اُ َعَى اا َِْ اق َ اْ َ ُح ع َ ى‬
ِ ِ
ِِ ِ ِ ِ ِ
ُ َََْ‫َ ْلَََ َ ُس ُا اا َ َ َ ُ ُ َاْ َق َ ِ ََ َ ْلَََ َ ُ ٌح ْل ُ ََآ لُ اا َ ُ ُس ََ ََ ُق اُ اََ اَةٌ ن‬
ِ ‫آ َل اَ ُ ي ِاَ اا ِاَ ِا ٌ س ح نَ َ ْو ُ َو اَ اَ ٌ اَ ِِ ا ا‬
ِ َْ‫ت َ َ ِِ ْا‬
‫ض‬
َُ َُ
َ ُ َ ُْ
ْ ًَْ
ََ
ٌَ ُ
ِ
ِ
ً َ ‫َ َ َفى ِ اا‬

Artinya: Wahai Ahli Kitab! Janganlah kamu melampaui batas dalam
agamamu,50 dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali
yang benar. Sungguh, Al-Masih Isa putra Maryam itu, adalah utusan
Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya 51 yang disampaikan-Nya
dan janganlah kamu mengatakan, “(Tuhan itu) tiga,” berhentilah (dari
ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang
Maha Esa, Mahasuci Dia dari (anggapan) mempunyai anak. MilikNyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan
cukuplah Allah sebagai pelindung. (QS. Al-Nisā` (4): 171).52

48

Kementerian Agama RI, Al-Qur`an Tajwid dan Terjemahnya , hal. 447.
Kementerian Agama RI, Al-Qur`an Tajwid dan Terjemahnya , hal. 604.
50
Janganlah kamu mengatakan Nabi Isa As itu tuhan, sebagaimana dikatakan oleh orang

49

Nasrani.
51
52

Maksud “kalimat” yaitu kun, sehingga nabi Isa As diciptakan tanpa bapak.
Kementerian Agama RI, Al-Qur`an Tajwid dan Terjemahnya , hal. 105.

17
Ayat di atas secara tegas menolak anggapan bahwa Yesus adalah salah
satu dari tiga pribadi Tuhan, melainkan hanya seorang rasul. Terdapat beberapa
ayat dalam Alkitab yang juga menyatakan secara tersirat bahwa Yesus adalah
seorang rasul. Ayat-ayat tersebut penulis sisipkan di atas dalam ayat-ayat tentang
keesaan Tuhan.

E. KESIMPULAN
Penulis berkesimpulan bahwa Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru,
memiliki banyak ayat yang mendukung Keesaan Tuhan dan Trinitas Tuhan. Akan
tetapi, perlu diingat bahwa memerlukan pandangan dari agama Kristen sendiri
untuk dapat memahami ayat-ayat tersebut dan menginterpretasikannya sehingga
dapat dipahami. Awal mula perdebatan akan esensi Tuhan itu adalah perdebatan
yang terjadi antara Arius dan Athanasius pada abah ke-4 masehi.
Agama Islam pun sempat mempersoalkan hal Ketuhanan ini mulai pada
abad ke-8 sampat pada abad ke-14. Agama Islam berusaha sampai akhir, yaitu
bagaimana memahami dan menjelaskan bahwa Tuhan itu adalah Tuhan Yang
Maha Esa.
Adapun dilihat dari sisi normatifnya, maka masing-masing agama yang
memiliki masing-masing kitab suci, yaitu Kristen yang memiliki Alkitab, dan
Islam yang memiliki Al-Qur`an, di dalamnya memiliki dalil-dalil yang sama-sama
menguatkan argumen masing-masing agama. Walaupun, dalam Al-Qur`an, yang
agama Islam itu lahir belakangan setelah Kristen, berisikan juga penolakan akan
Tuhan yang tiga atau Tuhan yang dua, akan tetapi dapat dipahami, bahwa dalam

18
Alkitab, yang muncul sebelum Islam datang, tidak memiliki ayat atau dalil yang
berisikan penolakan akan apa yang dikatakan agama Islam. Wa Allāhu a’lam.

19
DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, Karen. Sejarah Tuhan: Kisah Pencarian Tuhan Yang Dilakukan Oleh
Orang-Orang Yahudi, Kristen, Dan Islam Selama 4.000 Tahun . Bandung:
Mizan. 2002.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama. 2008. ed. 4.
Kementerian Agama RI. Al-Qur`an Tajwid dan Terjemahnya . Bandung: Sygma.
2014.
Lembaga Alkitab Indonesia. Alkitab. Jakarta: Percetakan Lembaga Alkitab
Indonesia. 2014.
Muhammad, Hasyim. Kristologi Qur`ani: Telaah Kontekstual Doktrin
Kekristenan dalam Al-Qur`an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2005. ed.
Revisi.
Rubenstein, Richard E. Kala Yesus Jadi Tuhan: Pergulatan untuk Menegaskan
Kekristenan pada Masa Akhir Romawi. diterjemahkan dari When Jesus
Become God: The Struggle to Define Christianity during the Last Days of
Rome. Jakarta: Serambi. 2006.
Wibisono, Koento. Arti Perkembangan Menurut Filsafat Positivisme Auguste
Comte. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 1983.