Keterampilan Berbahasa dan sastra indonesia
Keterampilan Berbahasa | Pengertian, Jenis
Keterampilan Berbahasa
I. Pengertian Keterampilan Berbahasa
Menurut Hoetomo MA (2005:531-532) terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu
dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. atau kecakapan yang
disyaratkan. Dalam pengertian luas, jelas bahwa setiap cara yang digunakan untuk mengembangkan
manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sebagaimana
diisyaratkan (Suparno, 2001:27). Keterampilan Berbahasa
II. Jenis – Jenis Keterampilan Berbahasa
Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat empat keterampilan dasar bahasa, yaitu
mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan Berbahasa
1.
Keterampilan
Menyimak
Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseftif. Dengan demikian di
sini berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya.
Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses
yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak menyadari begitu kompleksnya proses pemmerolehan
keterampilan mendengar tersebut. Berikut ini secara singkat disajikan disekripsi mengenai aspekaspek yang terkait dalam upaya belajar memahami apa yang kita sajikan dalam bahasa kedua.
Ada dua jenis situasi dalam mendengarkan yaitu situasi mendengarkan secara interaktif dan situasi
mendengarkan secara non interaktif. Mendengarkan secara interaktif terjadi dalam percakapan tatap
muka dan percakapan di telepon atau yang sejenis dengan itu. Dalam mendengarkan jenis ini kita
secara bergantuan melakukan aktivitas mendengarkan dan memperoleh penjelsan, meminta lawan
bicara mengulang apa yang diucapkan olehnya atau mungkin memintanya berbicara agak lebih
lambat. Kemudian contoh situasi-situasi mendengarkan noninteraktif, yaitu mendengarkan radio, TV,
dan film, khotbah atau mendengarkan dalam acara-acara seremonial. Dalam situasi mendengarkan
nonietraktif tersebut, kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa meminta
pembicaraan diperlambat.
Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya untuk
memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus;
Menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat
jangka pendek (short term memory).
Berupaya membedakan bunti-bunyi yang yang membedakan arti dalam bahasa
target.
Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara dan intinasi,
menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata.
Membedakan dan memahami arti dari kata-kata yang didengar.
Mengenal bentuk-bentuk kata yang khusus (typical word-order
patterns)Keterampilan Berbahasa
2. KeterampilanBerbicara
Kemudian sehubungan dengan keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga jenis situasi
berbicara, yaitu interaktif, semiaktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya
percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantuan
anatara berbicara dan mendengarkan, dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan
atau kiat dapat memintal lawan berbicara, memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian
ada pula situasi berbicara yang semiaktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum secara
langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan,
namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka.
Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio
atau televisi.
Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara, dimana permbicara
harus dapat;
Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat
membedakannya.
Menggunakan tekanan dan nada serta intonasu secara jelas dan tepat sehingga
pendengar daoat memahami apa yang diucapkan pembicara.
Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat.
Menggunakan register aau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi
komunikasi termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antar pembicara dan pendengar.
3.
Berupaya agar kalimat-kalimat untama jelas bagi pendengar.
Keterampilan Membaca
Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat dikembangkan
secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengar dan berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang
memilki tradisi lireasi yang telah berkembang, seringkali keterampilan membaca dikembangkan
secara
terintergrasi
dengan
keterampilan
menyimak
dan
berbicara.
Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki oleh
pembicara adalah; Keterampilan Berbahasa
Mengenal sistem tulisan yang digunakan.
Mengenal kosakata.
Menentukan kata-kata kunci yang mngindentifikasikan topik dan gagasan utama.
Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata split, dari konteks tertulis.
Mengenal kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya.
4. KeterampilanMenulis
Menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu
keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini
karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga
mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis.
Menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan.
Memilih kata yang tepat.
Menggunakan bentuk kata dengan benar.
Mengurutkan kata-kata dengan benar.
Menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca.
Keterampilan Berbahasa
I. Pengertian Keterampilan Berbahasa
Menurut Hoetomo MA (2005:531-532) terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu
dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. atau kecakapan yang
disyaratkan. Dalam pengertian luas, jelas bahwa setiap cara yang digunakan untuk mengembangkan
manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sebagaimana
diisyaratkan (Suparno, 2001:27). Keterampilan Berbahasa
II. Jenis – Jenis Keterampilan Berbahasa
Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat empat keterampilan dasar bahasa, yaitu
mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan Berbahasa
1.
Keterampilan
Menyimak
Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseftif. Dengan demikian di
sini berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya.
Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses
yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak menyadari begitu kompleksnya proses pemmerolehan
keterampilan mendengar tersebut. Berikut ini secara singkat disajikan disekripsi mengenai aspekaspek yang terkait dalam upaya belajar memahami apa yang kita sajikan dalam bahasa kedua.
Ada dua jenis situasi dalam mendengarkan yaitu situasi mendengarkan secara interaktif dan situasi
mendengarkan secara non interaktif. Mendengarkan secara interaktif terjadi dalam percakapan tatap
muka dan percakapan di telepon atau yang sejenis dengan itu. Dalam mendengarkan jenis ini kita
secara bergantuan melakukan aktivitas mendengarkan dan memperoleh penjelsan, meminta lawan
bicara mengulang apa yang diucapkan olehnya atau mungkin memintanya berbicara agak lebih
lambat. Kemudian contoh situasi-situasi mendengarkan noninteraktif, yaitu mendengarkan radio, TV,
dan film, khotbah atau mendengarkan dalam acara-acara seremonial. Dalam situasi mendengarkan
nonietraktif tersebut, kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa meminta
pembicaraan diperlambat.
Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya untuk
memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus;
Menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat
jangka pendek (short term memory).
Berupaya membedakan bunti-bunyi yang yang membedakan arti dalam bahasa
target.
Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara dan intinasi,
menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata.
Membedakan dan memahami arti dari kata-kata yang didengar.
Mengenal bentuk-bentuk kata yang khusus (typical word-order
patterns)Keterampilan Berbahasa
2. KeterampilanBerbicara
Kemudian sehubungan dengan keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga jenis situasi
berbicara, yaitu interaktif, semiaktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya
percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantuan
anatara berbicara dan mendengarkan, dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan
atau kiat dapat memintal lawan berbicara, memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian
ada pula situasi berbicara yang semiaktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum secara
langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan,
namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka.
Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio
atau televisi.
Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara, dimana permbicara
harus dapat;
Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat
membedakannya.
Menggunakan tekanan dan nada serta intonasu secara jelas dan tepat sehingga
pendengar daoat memahami apa yang diucapkan pembicara.
Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat.
Menggunakan register aau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi
komunikasi termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antar pembicara dan pendengar.
3.
Berupaya agar kalimat-kalimat untama jelas bagi pendengar.
Keterampilan Membaca
Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat dikembangkan
secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengar dan berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang
memilki tradisi lireasi yang telah berkembang, seringkali keterampilan membaca dikembangkan
secara
terintergrasi
dengan
keterampilan
menyimak
dan
berbicara.
Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki oleh
pembicara adalah; Keterampilan Berbahasa
Mengenal sistem tulisan yang digunakan.
Mengenal kosakata.
Menentukan kata-kata kunci yang mngindentifikasikan topik dan gagasan utama.
Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata split, dari konteks tertulis.
Mengenal kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya.
4. KeterampilanMenulis
Menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu
keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini
karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga
mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis.
Menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan.
Memilih kata yang tepat.
Menggunakan bentuk kata dengan benar.
Mengurutkan kata-kata dengan benar.
Menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca.