Wewenang Delegasi dan Desentralisasi tapi

LINGKUNGAN BISNIS DAN MANAJEMEN
WEWENANG, DELEGASI DAN
DESENTRALISASI

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2

Sujatmiko Widyo N

(1413010117)

Citra Mutiara Sofyanti

(1413010127)

Rahmawati Susanto

(1413010140)

Novia Audi Ratnasari

(1413010275)


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SURABAYA

2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang “WEWENANG, DELEGASI DAN
DESENTRALISASI”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
Pengantar Lingkungan Bisnis.
Makalah ini berisi tentang negara dan konstitusi, dengan bahasa yang singkat, padat, dan
mudah dimengerti. Makalah ini kami lengkapi dengan pendahuluan sebagai pembuka yang
menjelaskan latar belakang dan tujuan pembuatan makalah. Pembahasan yang menjelaskan
“Motivasi”, Penutup yang berisi tentang kesimpulan yang menjelaskan isi dari makalah kami.
Makalah ini juga kami lengkapi dengan daftar pustaka yang menjelaskan sumber dan referensi
bahan dalam penyusunan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini akan kami terima, Semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak baik yang menyusun maupun yang membaca.

Surabaya, 31 Mei 2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam suatu perusahan sudah sering dijumpai yang namanya wewenag,delegasi dan
desentralisasi .Wewenang delegasi dan desentralisasi memang sangat dibu perusahaan dapat
dikatakan baik jika suatutuhkan didalam suatu perusahaan .SuatSebagai seorang manajer sebuah
perusahahkan di dalam suatu perusahaan an atau organisasi dituntut kemampuannya untuk
mengelola perusahaan ataupun organisasi dengan baik agar tujuan dapat tercapai secara efektif.
Untuk mewujudkannya diperlukan kemampuan dalam mendelegasikan weu perusahaan
/organisasi tersebut memiliki koordinasi yang baik antara wewenang,delegasi dan desentralisasi.
Sebagai seorang manajer sebuah perusahaan atau organisasi dituntut kemampuannya untuk
mengelola perusahaan ataupun organisasi dengan baik agar tujuan dapat tercapai secara efektif.
Untuk mewujudkannya diperlukan kemampuan dalam mendelegasikan wewenang kepada setiap
organ di perusahaan atau organisasi.

Tentunya dalam mendelegasikan wewenang maupun desentralisasi kekuasan, manajer
harus memahami terlebih dahulu tentang konsep ataupun teori mengenai delegasi, wewenang,
dan desentralisasi.
Latar belakang penulisan makalah ini yaitu didalam rangka pemenuhan tugas “Mata Kuliah
Pengantar Manajemen ” dengan disusunanya makalah ini diharapkan kita dapat mengetahui
konsep ataupun teori mengenai wewenang,delegasi dan desentralisasi .
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari wewenang,kekuasaan dan pengaruh ?
2.
3.
4.
5.

Apa pengertian dari Struktur Lini Dan Staf ?
Apa pengertian dari Wewenang Lini, Staf Dan Fungsional ?
Apa pengertian dari Delegasi Wewenang?
Apa pengertian dari sentralisasi dan desentralisasi?

3. TUJUAN PENULISAN


1.
2.
3.
4.
5.

Untuk mengetahui pengertian dari wewenang,kekuasaan dan pengaruh
Untuk mengetahui pengertian dari struktur lini dan staf
Untuk mengetahui pengertian dari wewenang lini,staf dan fungsional
Untuk mengetahui pengertian dari delegasi wewenang
Untuk mengetahui pengertian dari sentralisasi dan desentralisasi

4. METODE PENULISAN
Adapun metode penulisan makalah yang digunakan adalah dengan cara study pustaka,
yaitu mempelajari buku-buku yang kami jadikan referensi dalam pengumpulan informasi dan
data yang ada kaitannya dengan masalah yang akan kami bahas serta pencarian informasi dengan
melalui jalur internet.

BAB 2
PEMBAHASAN ISI


A. Pengertian Wewenang, Kekuasaan dan Pengaruh
1.1 Wewenang (Authority)
Wewenang adalah hak melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan
atau

tidak

melakukan

sesuatu

agar

tercapai

tujuan

tertentu.


Ada dua pandangan yang saling berlawanan mengenai sumber wewenang yaitu :


Teori Formal (Pandangan klasik) : wewenang adalah dianugrahkan . Wewenang ada
karena seseorang tersebut diberi, dilimpahi atau diwarisi hal tersebut. Pandangan ini
menganggap bahwa wewenang berasal dari tingkat masyarakat yang sangat tinggi dan
kemudian secara hukum diturunkan dari tingkat ke tingkat. Pendangan klasik ini
menelusuri sumber tertinggi dari wewenang ke atas sampai sumber terakhir, di mana
untuk organisasi perusahaan adalah pemilik atau pemegang saham



Teori Penerimaan (acceptance theory of authority) : berpendapat bahwa wewenang
seseorang timbul hanya bila hal itu diterima oleh kelompok atau individu kepada siapa
wewenang tersebut dijalankan. Pandangan ini menyatakan kunci dasar wewenang oleh
yang dipengaruhi (influencee) bukan yang mempengaruhi (influencer). Jadi, wewenang
tergantung pada penerima (receiver), yang memutuskan untuk menerima atau menolak.

1.2 Kekuasaan
Menurut Sukanto R & T Hani Handoko Kekuasaan adalah kemampuan untuk

mempengaruhi individu, kelompok, keputusan atau kejadian.Meskipun kekuasaan dan
wewenang sering ditemui bersama,tetapi keduanya berbeda.Bila wewenang adalah hak untuk
melakukan sesuatu ,kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan hak tersebut

Menurut Amitai Etzioni ”Seorang pemimpin dapat mempengaruhi prilaku adalah
hasil dari kekuasaan posisi (kedudukan atau jabatan) atau kekuasaan pribadi atau kombinasi dari
keduanya.


Kekuasaan posisi (position Power) yaitu kekuasaan posisi akan semakin besar bila atasan
telah mempercayai individu itu dan akan didapatkan dari wewenang formal suatu

organisasi. Besarnya kekuasaan itu tergantung seberapa besar wewenang didelegasikan
kepada individu yang menduduki posisi tersebut.Kekuasaan posisi akan semakin besar
bila atasan telah mempercayai individu .


Kekuasaan Pribadi (Personal Power) didapatkan dari para pengikut dan didasarkan atas
seberapa besar para pengikut mengagumi, respek dan merasa terikat pada seorang
pemimpin.


1.2.1 Sumber-Sumber Kekuasaan Manajerial


Kekuasaan balas jasa (Reward Power) berasal dari jumlah balas jasa positif (Uang,
perlindungan, perkembangan karier dll) yang diberikan kepada pihak penerima untuk



melakukan perintah atau persyaratan lainnya.
Kekuasaan paksaan (coercive power) berdasarkan dari perkiraan yang dirasakan orang
bahwa hukuman(dipecat, ditegur dll) akan diterima bila mereka tidak melaksanakan



perintah pimpinan.
Kekuasaan sah (Legitimate

power)


berkembang

dari

nilai-nilai

intern

yang

mengemukakan bahwa seorang pemimpin mempunyai hak sah untuk mempengaruhi


bawahan.
Kekuasaan pengendalian informasi (control of information power) berasal dari
pengetahuan dimana orang lain tidak mempunyainya dan digunakan dengan pemberian



atau penahanan informasi yang dibutuhkan.

Kekuasaan panutan (Referent power) identifikasi orang-orang dengan seorang pimpinan
dan menjadikan pimpinan itu sebagai panutan atau simbol. Faktor-faktornya adalah



karisma pribadi, keberanian, simpatik dll.
Kekuasaan ahli (expert power) hasil dari keahlian atau ilmu pengetahuan seorang



pemimpin dalam bidangnya, dimana pemimpin tersebut ingin
mempengaruhi orang lain.

1.3. Pengaruh
Pengaruh (influence) adalah suatu transaksi sosial dimana seseorang atau kelompok
dibujuk oleh seorang atau kelompok lain untuk melakukan kegiatan sesuai dengan harapan
mereka yang mempengaruhi.
Pengaruh dapat dimbul karena status jabatan, kekuasaan mengawasi dan
menghukum, pemilikan informasi lebih lengkap ataupun penguasaan saluran komunikasi yang
lebih baik.Proses pengaruh tergantung pada 3 unsur yaitu :Pihak yang mempengaruhi, Metode

mempengaruhi,Pihak yang dipengaruhi.

B. Struktur Lini Dan Staf
2.1 Organisasi Lini
Suatu bentuk organisasi dimana kepala eksekutif (chief executive) dipandang
sebagai sumber wewenang tunggal, segala keputusan/kebijakan dan tanggung jawab ada pada
satu tangan.
Ciri-ciri organisasi lini : Organisasi kecil,Jumlah pegawai sedikit,Pemilik biasanya
menjadi pemimpin tertinggi dalam organisasi, Hubungan kerja bersifat langsung (face to face
relationship), Spesialisasi yang dibutuhkan rendah,Anggota organisasi saling kenal
mengenal,Tujuan sederhana,Alat-alat sederhana, Struktur organisasi sederhana, Produksi yang
dihasilkan belum beraneka ragam, Pimpinan organisasi seorang tunggal,
2.2 Organisasi Lini Dan Staf
suatu organisasi yang mempunyai hubungan dengan pucuk pimpinan dan
mempunyai fungsi memberikan bantuan, baik berupa pemikiran maupun bantuan yang lain demi
kelancaran tugas pimpinan dalam mencapai tujuan secara keseluruhan. Staf yaitu orang yang ahli
dalam bidang tertentu yang fungsi utamanya memberikan saran dan pelayanan kepada fungsi
lini.Sedangkan Lini mempunyai fungsi untuk bertanggung jawab langsung atas tercapainya
tujuan-tujuan perusahaan.
Ciri-ciri nya adalah organisasi besar dan kompleks, jumlah karyawannya banyak
terdapat dua kelompok besar manusia di dalam organisasi yaitu 1.line personal dan 2.staf
personal, Spesialisasi yang beranekaragam dalam pekerjaan.
Ada dua tipe staf


Staf pribadi (personal staf) yaitu dibentuk untuk memberikan sarana, bantuan dan jasa
kepada seorang manajer (individual). Staf pribadi kadang kadang disebut sebagai



”asisten”.
Staf Spesialis memberikan sarana, konsultasi, bantuan dan melayani seluruh lini dan
unsur organisasi. Disebut staf spesialis karena fungsinya sempit dan membutuhkan
keahlian khusus. Staf spesialis mencakup : Spesialis pembelian,Spesialis hokum,
Pemeliharaan.

C. Wewenang Lini, Staf Dan Fungsional
3.1 Wewenang Lini (Line Authority)
Wewenang lini adalah wewenang dimana atasan melakukannya atas bawahannya
langsung. Yaitu atasan langsung memberi wewenang kepada bawahannya, wujudnya dalam
wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai perintah yang diturunkan ke bawahan melalui
tingkatan organisasi.
3.2 Wewenang staf (Staff Authority)
Wewenang staf adalah hak yang dipunyai oleh satuan-satuan staf atau para spesialis
untuk menyarankan, memberi rekomendasi, atau konsultasi kepada personalia ini.
3.3 Wewenang Staf Fungsional (Functional Staff Authority)
Wewenang staf fungsional adalah hubungan terkuat yang dapat dimiliki staf dengan
satuan-satuan lini. Bila spesialis staf diberi wewenang fungsional oleh manajemen puncak
,seorang staf spesialis mempunyai hak untuk memerintah satuan lini sesuai kegiatan fungsional.
3.4 Sumber Konflik Lini – Staf :
 Perbedaan umur dan pendidikan, dimana staf biasanya lebih muda dan berpendidikan dari
pada orang lini.
 Perbedaan tugas, orang lini tugasnya lebih teknis dan generalis, sedang staf adalah
spesialis, hal ini menimbulkan kejadian-kejadian sebagai berikut ;
 Karena staf sangat spesialis. Dalam pemberian bantuan sering menggunakan istilah

istilah yang tidak dimengerti orang lini.
Staf tidak mengerti masalah-masalah lini dan menganggap saran mereka tidak dapat

diterapkan dalam tugasnya
 Perbedaan sikap yang tercermin dalam:
 Orang staf cenderung memperluas wewenangnya dan cenderung memberikan


perintah pada orang lini untuk membuktikan eksistensinya
Orang staf cenderung paling berjasa terhadap gagasan-gagasannya, orang lini



cenderung tidak menghargai orang staf dalam membantu pemecahan masalah.
Orang staf merasa di bawah perintah orang lini, dan orang lini selalu curiga bahwa

orang staf ingin memperluas kekuasaannya.
 Perbedaan posisi, untuk menghapus konflik-konflik tersebut manajemen puncak harus
secara jelas menyampaikan delegasi departement staf, dan staf harus menyadari bahwa
pekerjaan mereka adalah not sell not to tell.

D. Delegasi Wewenang
Delegasi adalah pelimpahan dan tanggung jawab formal kepada orang lain untuk
melakukan tugas tertentu. Jadi delegasi wewenang adalah Proses dimana para manajer
mengalokasikan wewenang ke bawah kepada orang-orang yang melapor kepadanya.
Empat kegiatan terjadi ketika delegasi dilakukan yaitu :




Pendelegasi menetapkan dan memberitahukan tujuan dan tugas kepada bawahannya.
Pendelegasi melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan atau tugas.
Penerimaan delegasi, baik implicit atau eksplisit menimbulkan kewajiban atau



tanggungjawab.
Pendelegasi menerima pertanggungjawaban bawahan untuk hasil-hasil yang dicapai.

4.1 Alasan-Alasan Pendelegasian
o Pendelegasian memungkinkan manajer untuk mencapai hasil yang lebih baik dari pada
mereka menangani sendiri.
o Delegasi dari atasan kepada bawahan adalah proses yang diperlukan agar organisasi dapat
berfungsi lebih efisien.
o Delegasi memungkinkan manajer untuk memusatkan tenaganya untuk tugas-tugas
prioritas yang lebih penting.
o Delegasi memungkinkan bawahan untuk berkembang dan dapat digunakan alat untuk
belajar dari kesalahan.
o Delegasi dibutuhkan karena manajer tidak selalu mempunyai semua pengetahuan yang
dibutuhkan untuk membuat keputusan dan tidak selalu memahami masalah yang lebih
terperinci. Sehingga dibutuhkan organ yang serendah mungkin untuk menangani masalah
yang makin rinci dimana terdapat cukup kemampuan dan informasi untuk
menyelesaikannya.
4.2 Pedoman Klasik untuk Delegasi Efektif
 Prinsip scalar
Menyatakan harus ada garis otoritas yang jelas yang mengubungkan tingkat paling tinggi
dengan tingkat paling bawah. Garis otoritas yang jelas ini memudahkan kepada
organisasi untuk mengetahui:
a. Kepada siapa dia dapat mendelegasikan

b. Siapa yang dapat melimpahkan wewenang kepadanya
c. Kepada siapa dia bertanggung jawab
 Prinsip kesatuan perintah (unity of command)
Prinsip ini menyatakan bahwa setiap bawahan di organisasi seharusnya melapor hanya
kepada seorang atasan. Dengan prinsip ini maka membuat setiap organ yang diberi tugas
akan lebih mudah untuk memberi pertanggungjawaban atas tugasnya.
 Tangung jawab, wewenang dan akuntabilitas
Prinsip-prinsip ini menyatakan bahwa:



Dapat menggunakan sumber dayanya secara efisien.
Masing-masing orang dalam organisasi melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya



secara efektif.
Akuntabilitas penerima tanggung jawab dan wewenang

4.3 Beberapa Alasan Kegagalan Manajer dalam Mendelegasikan Tugas :



Manajer merasa lebih bila mereka tetap mempertahankan hak pembuatan keputusan.
Manajer takut akan resiko kegagalan bawahannya dalam melaksanakan tugasnya atau



manajer kurang percaya akan kemampuan anak buahnya.
Manajer merasa bahwa bawahan lebih senang tidak mempunyai hak pembuatan



keputusan yang luas.
Manajer takut bila bawahan menjalankan tugasnya secara efektif sehingga posisinya



sendiri akan terancam.
Manajer tidak memiliki kemampuan manajerial untuk menjalankan tugasnya.

4.4 Beberapa Alasan Bawahan Tidak Bersedia Menerima Delegasi


Dengan menerima delegasi maka bawahan menerima tanggung jawab dan akuntabilitas
baru. Kadang para bawahan beranggapan lebih mudah menyeesaikan masalah dengan



melimpahkan kepada manajer dari pada ditangani sendiri.
Bawahan merasa takut akan kesalahan yang dibuat dalam melaksanakan delegasi



sehingga mereka akan menerima kritik.
Kurangnya rasa percaya diri dari para bawahan dan merasa tertekan apabila dilimpahi
wewenang.

4.5 Penanggulangan Hambatan Dalam Delegasi
Louis Allen mengemukakan beberapa teknik kusus untuk membantu manajer
melaksanakan delegasi efektif.

 Tetapkan tujuan : Bawahan diberi maksud dan tujuan akan pentingnya tugas-tugas yang
didelegasikan kepada mereka.
 Tegaskan tanggung jawab dan wewenang : Bawahan harus diberi informasi yang jelas
tentang apa yang harus mereka pertanggung jawabkan dan mana saja yang ditempatkan
di bawah wewenangnya.
 Berikan motivasi kepada bawahan : Manajer dapat memberi dorongan kepada bawahan
melalui perhatian akan kebutuhan dan tujuan mereka yang sensitif.
 Meminta penyelesaian kerja : Manajer harus meminta ketuntasan kerja dari para
bawahan.
 Berikan latihan : Manajer perlu mengarahkan bawahan untuk mengembangkan
peaksanaan kerjanya.
 Adakan Pengawasan yang memadai : Sistem pengawasan terpercaya seperti laporan
mingguan dibuat agar manajer tidak perlu mneghabiskan dengan waktunya dengan
memeriksa pekerjaan bawahan terus menerus.

E. Sentralisasi dan Desentralisasi
5.1 Pengertian Sentralisasi dan Desentralisasi
Sentralisasi adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang pada tingkatan atas suatu
organisasi.
Desentralisasi adalah penyebaran atau pelimpahan secara meluas kekuasaan dan
pembuatan keputusan ketingkatan-tingkatan organisasi yang lebih rendah. Faktor penting
lainnya yang menentukan efektifitas organisasi adalah derajat sentralisasi atau desentralisasi
wewenang.
5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Derajat Desentralisasi Penentuan derajat desentralisasi
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
a) Filsafat manajemen » Banyak manjer puncak yang sangat otokratik dan menginginkan
pengawasan pusat yang kuat. Ini dapat mempengaruhi kesediaan manajemen untuk
mendelegasikan wewenangnya.
b) Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi » Organisasi tidak mungkin efisien bila
semua wewenang pembuatan keputusan ada pada satu atau beberapa manajer puncak
saja. Tingkat pertumbuhan yang semakin cepat akan memaksa manajemen meningkatkan
delegasi wewenangnya.

c) Strategi dan lingkungan organisasi » Strategi organisasi akan mempengaruhi tipe pasar,
lingkungan teknologi dan persaingan yang harus dihadapinya. Faktor ini selanjutnya akan
mempengaruhi derajat desentralisasi.
d) Penyebaran geografis organisasi » Pada umunya, semakin menyebar satuan-satuan
organisasi secara geografis, organisasi akan cenderung melakukan desentralisasi karena
pembuatan keputusan akan lebih sesuai dengan kondisi lokal masing-masing.
e) Tersedianya peralatan pengawasan yang efektif » Organisasi yang kekurangan peralatanperalatan efektif untuk melakukan pengawasan satuan-satuan tingkat bawah akan
cenderung melakukan sentralisasi bila manajemen tidak dapat dengan mudah memonitor
pelaksanaan kerja bawahannya.

BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Wewenang adalah hak melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Dalam sebuah perusahaan atau
organisasi tentu ada wewenang yang dimiliki oleh pemimpin atau manajer. Mereka mempunyai
wewenang untuk mengatur dan menata bawahannya agar tujuan perusahaan atau organisasi
tercapai.
Proses pelimpahan tugas atau wewenang dari atasan kepada bawahan disebut delegasi.
Seorang manajer atau pemimpin yang pandai mendelegasikan wewenang atau tugasnya kepada
organ di bawahnya maka ia adalah manajer atau yang baik dan memudahkan perusahaan atau
organisasi dalam mencapai tujuannya.
Desentralisasi adalah penyebaran atau pelimpahan secara meluas kekuasaan dan
pembuatan keputusan ke tingkatan organisasi yang lebih rendah agar permasalahan yang paling
kecil hingga paling besar di dalam perusahaan atau organisasi dapat diselesaikan.

B. SARAN
Demikian makalah yang dapat kami sajikan tentang wewenanga,delegasi dan desentralisasi
yang cukup singkat, namun jika ingin lebih mengetahui tentang wewenag delegasi dan
desentralisasi dapat mendalaminya dengan berbagai buku ataupun sumber yang berhubungan
dengan manajemen .