Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal Kawas

Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal Kaw asan Pesisir Pulau
Poteran Berbasis Komoditas Perikanan Sebagai Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat
Norul Fajariyah
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Teknologi
Sepuluh Nopember (I TS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 I ndonesia
e-mail: norulfajariyah@yahoo.co.id
Abstrak- Pulau Poteran memiliki potensi
yang sangat besar untuk dikembangkan dalam
meningkatkan
kesejahteraan
masayarakat,
mengingat masih banyak masyaarakat yang
prasejahtera, dan hampi 62% dari total
penduduk dikategorikan hidup di bawah garis
kemiskinan diperlukan pengembangan yang
memanfaatkan potensi lokal di Pulau Poteran.
Potensi tersebut salah satunya pada sektor
perikanan. Dimana sektor Perikanan di setiap
desa memiliki komoditas unggulan yang

komparatif. Berdasarkan nilai LQ diketahui
hampir di setiap desa memiliki komoditas
unggulan komparatif dari komoditas rumput
laut. Oleh karena itu yang selanjutnya
dikembangakan
berdasarkan
konsep
Pengembangan Ekonomi Lokal.
Kata kunci: pengembangan sektor perikanan,
pengembangan ekonomi lokal, Location Quotient
(LQ), keunggulan komparatif.

I.

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Pengembangan
adalah
kemampuan

yang ditentukan oleh apa yang dapat dilakukan
dengan apa yang dimiliki untuk meningkatkan
kualitas hidup. Kata pengembangan identik
dengan keinginan menuju perbaikan kondisi
disertai kemampuan untuk mewujudkannya (
Alkadri,2001). Sehingga dapat disimpulkan
pengembangan merupakan suatu proses untuk
mengubah potensi yang terbatas sehingga
menimbulkan
potensi yang
baru untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup pada suatu
wilayah. Pengembangan wilayah merupakan
upaya membangun dan mengembangkan suatu
wilayah
berdasarkan
pendekatan
spasial
dengan mempertimbangkan aspek sosialbudaya, ekonomi,
lingkungan fisik dan

kelembagaan dalam suatu kerangka
perencanaan dan pengelolaan pembagunan
yang terpadu. (Alkadri, 1999).

Dahuri (2001), mengatakan salah satu
ruang yang memiliki potensi yang cukup besar
dalam pengembangan wilayah adalah wilayah
pesisir dan laut. Wilayah pesisir memiliki
sumberdaya alam yang beragam, baik sumber
daya yang dapat diperbaharui maupun
sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui.
Selain itu wilayah ini juga memilki aksesibilitas
yang sangat baik untuk untuk berbagai
kegiatan
ekonomi,
seperti
transportasi,
pelabuhan,
industri,
permukiman,

dan
pariwisata. Akan tetapi pembangunan wilayah
pesisir harus memperhatikan keseimbangan
antara tingkat pembangunan dan daya dukung
lingkungan serta keseimbangan pembangunan
antar daerah. pengembangan wilayah harus
menjadi suatu upaya untuk menumbuhkan
perekonomian wilayah dan lokal, sehingga
wilayah dapat tumbuh dan berkembang secara
mandiri dengan memanfaatkan sumberdaya
lokal. Srategi pengembangan wilayah yang
bertumpu pada sumberdaya lokal ini dikenal
sebagai konsep pengembangan ekonomi lokal
(local economic development).
Salah satu indikator ekonomi yang
diperlukan
untuk
mengukur
kinerja
pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah

diperlukan adanya penentuan sektor basis
(unggulan) untuk memberikan pengaruh yang
memiliki peranan dalam suatu perekonomia
daerah sehingga kemajuan dan kemunduran
sektor ini akan memberikan pengaruh terhadap
perekonomian daerah.
Teori basis merupakan dasar dalam
penetntuan sektor basis digunakan untuk
mengetahui potensi atau peranan suatu sektor
yang menjadi unggulan dalam perekonomian
daerah dan efek yang ditimbulkan. (Richadson,
2002). Bertambahnya aktivitas sektor basisi
dalam
suatu
daerah
akan
menambah
pendapatan suatu daerah akibat peningkatan
permintaan barang/ jasa pada suatu daerah.


Pulau Poteran salah satu wilayah
kepulauan di Kabupaten Sumenep yang
memiliki potensi cukup besar di sektor
perikanan baik perikanan tangkap maupun
budidaya. hal tersebut sangat mendukung
Rencana Tata Ruang Kabupaten Sumenep
tahun 2011- 2031, dimana Pulau Potearan dari
sektor
perikannya
diarahkan
pada
pengembangan budidaya perikanan air laut dan
budidaya
ikan
karang.
Berdasarkan
pengembangannya Pulau Poteran , tercatat
produksi penangkapan ikan dan budidaya ikan
di Kecamatan Talango cukup tinggi yang
mencapai

1.204,6
ton
dengan
nilai
Rp12.046.000 setiap harinya dengan jumlah
rumah tangga yang bekerja di sektor periaknan
sebanyak 1.432 KK. (kecamatan Talango Dalam
Angka,2013).
Dari sektor perikanan budidaya rumput
laut di Pulau Poteran juga memiliki potensi
yang sangat besar, dimana menurut Kecamatan
Talango Dalam Angka tahun 2013 jumlah
produksi rumput laut sebesar 58.027,61 Kg
dengan nilai Rp 97.969.555 rupiah setiap
tahunnya. Berdasarkan potensi perikanan dan
budidaya yang dimiliki oleh Pulau Poteran ini
mampu
menyebabkan
efek
pengganda

(multiplier effect) dari sektor tersebut sehingga
akan menjadi salah satu solusi untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat karena
akan memperbesar kesempatan bekerja melalui
terciptanya lapangan kerja baru.
Namun pada kenyatannya dengan
potensi
perikan
yang
besar
tersebut,
masyarakat belum mampu memanfaatkan
potensi lokal tersebut sehingga masih terdapat
peningkatan masyarakat yang pra sejahtera
pada tiap tahunnya
Serta Sumber daya
manusia teridentifikasi 70% dari jumlah
penduduk Pualu Poteran merupakan lulusan
SD.serta hampi 62% dari total penduduk
dikategorikan hidup di bawah garis kemiskinan.

(Racman, 2012).
Oleh
Karena
itu
diperlukan
pengembanagn potensi lokal sebagai upaya
peningkatan kesejahteran masyarakat Pulau
Poteran dengan mengetaui sektor basis yang
kompetitif
dan
unggul
sehingga dapat
dikembangkan
menjadi
potensi
relative
perekonomian Pulau Poteran.

Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui potensi pengembangan ekonomi

lokal Kawasan Pesisir Pulau Poteran berbasis
Sub
Sektor
Perikanan
sebagai
upaya
peningkatan kesejahteran ekonomi masyarakat.
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Analisis komoditas unggulan sub sektor
perikanan Kawasan Pesisir Pulau Poteran di
tiap desa.

Ruang Lingkup Pembahasan
Lingkup pembahasan dalam penelitian
ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan
pengembangan ekonomi lokal dalam upaya
meningkatkan

kesejahteran
ekonomi
masyarakat.

Metode Pendekatan
Dalam
melakukan
penelitian
ini
digunakan
pendekatan
penelitian
yang
berbentuk pendekatan rasionalistik membangun
kebenaran teori secara empiri atau bersumber
pada
fakta
empiri.
Artinya
dibangun
berdasarkan pengamatan indera atau secara
nalar yang kemudian didukung oleh landasan
teori.

Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah
metode deskriptif kuantitatif, yang dilakukan
dengan survei sekunder untuk mendapatkan
data.
Kemudian
dianalisis
menggunakan
perhitungan
keunggulan
komparatif
dan
Analisis Location Quotient (LQ). Berikut
penjelasan keunggulan komparatif dan Analisis
Location Quotient (LQ):
1. Analisis Keunggulan Komparatif
Analisis ini digunakan untuk mengetahuo
suatu kegiatan ekonomi yang
menurut
perbandingan lebih menguntungkan bagi
perkembangan daerah. Diman analisi ini dapat
dihitung menggunakan rumus:

Rumus:













X 100%

2. Analisis Location Quotient (LQ).
Analisis ini digunakan untuk menunjukkan
besar kebcilnya peranan dan mengidentifikasi
sektor/ subsector ekonomi potensial (sektor
basisis), yang memiliki Comparatifadventages
di suatu daerah. Menurut hood (1998),
Location Quotient (LQ) adalah suatu alat
pengembangan ekonomi yang lebih sederhana
dengan
segala
kelebihan
dan
keterbatasannya. Teknik LQ banyak digunakan
untuk membahas kondisi perekonomian,
mengarah
pada identifikasi spesialisasi
kegiatan
perekonomian
atau
mengukur

konsentrasi relative kegiatan ekonomi untuk
mendapatkan gambaran dalam penetapan
sektor unggulan sebagai leading sector suatu
kegiatan ekonomi. Analisi LQ dapat di hihitung
menggunakan rumus:

LQ =

/
/

Ketengan:
Vik = Nilai produksi komoditas i di desa k
Vk = Total nilai produksi semua komoditas di desa k
Vip = Nilai produksi komoditas i di daerah referansi
p (Pulau Poteran)
Vp = Total nilai produksi semua komoditas
di daerah referensi p (Pulau Poteran)

Berdasarkan formulasi yang ditunjukkan
dalam persamaan di atas , maka ada tiga
kemungkinan nilai LQ yang dapat ditemukan
yaitu (Bendavid-Val,1991):
1. Nilai LQ di sektor i= 1, menunjukkan bahwa
laju pertumbuhan komoditas di desa
tersebut
adalah
sama dengan
laju
pertumbuhan komoditas yang sama dalam
perekonomian di Pulau Poteran. Berikut
hasil
perhitungan
SLQ
tiap
sektor
perekonomian di Pulau Poteran.
2. Nilai LQ di sektor i> 1, menunjukkan bahwa
laju pertumbuhan komoditas di desa
tersebut lebih besar dibanding laju
pertumbuhan komoditas yang sama dalam
perekonomian di Pulau Poteran
3. Nilai LQ di sektor i< 1, menunjukkan bahwa
laju pertumbuhan komoditas di desa
tersebut
lebih
kecil
dibanding
laju
pertumbuhan komoditas yang sama dalam
perekonomian di Pulau Poteran

II.

ANALI SA PENGEMBANGAN
EKONOMI LOKAL
Gambaran Umum

Pulau Poteran merupakan sebuah pulau
yang terletak di sebelah Tenggara Pulau
Madura. Secara georafis pulau Poteran terletak
pada 113, 920 – 114, 080 LS dan 7, 040 – 7, 120
BT dan hanya dipisahkan dengan laut yang
berjarak 25 km dan ditempuh dalam 5 menit
menggunakan perahu ataupun kapal dari ujung
Pulau Madura. Pulau Poteran termasuk pulau
dengan tingkat kemiringan rata – rata kurang
dari 30% dan merupakan pulau yang berada
pada ketinggian 500 m dpl yang termasuk
dalam kategori dataran rendah.

Gambar 1 .
Peta Pulau Poteran

Berdasarkan data yang didapatkan
melalui Bappeda Kabupaten Sumenep tahun
2011 luas Pulau Poteran mencapai 49, 8 km 2.
Secara
administratif,
pulau
Poteran
ini
merupakan sebuah kecamatan tersendiri yaitu
Kecamatan
Talango
dalam
Kabupaten
Sumenep, Jawa Timur. Pulau Poteran terdiri
dari 8 desa yang meliputi:
Tabel 1. Luas Desa di Pulau Poteran
No

Desa

Jumlah
Dusun

Luas
( Km 2 )

Psentase
(% )

1

Pedike

7

5.69

11.32

2

Cabbiya

6

5.41

10.76

3

Essang

7

5.49

10.92

4

Kombang

6

6.31

12.55

5

Poteran

8

5.99

11.92

6

Palasa

8

8.43

16.77

7

Gapurana

14

9.28

18.46

8

Talango

Jumlah

6

3.67

7.3

62

50.27

100

Sumber: Kecamatan Talango dalam Angka, 2013

Jumlah penduduk tahun 2012 diwilayah
perencanaan sejumlah 37.026 jiwa yang
tersebar pada 8 desa. Berdasarkan tabel tersebut

desa yang memiliki jumlah penduduk paling tinggi
yaitu 7.736 jiwa adalah Desa Gapurana:
Tabel 2 . Jumlah Desa di Pulau Poteran
Desa

Jumlah Penduduk
2009

2010

2011

2012

Padike

4774

4935

4736

4541

Cabbiya

3553

2615

3515

2899

Essang

5052

4533

5014

3784

Kombang

4062

4314

4024

3340

Poteran

4952

4505

4909

4380

Palasa

4778

4713

4740

4551

Gapurana

8289

9672

8245

7736

Talango

6133

6149

6095

5795

Jumlah

41593

41436

41278

37026

Sumber: Kecamatan Talango Dalam Angka, 2008-2013

Dengan
jumlah
penduduk
tersebut
keberadaan kelurga pra sejahtera di Pulau
Poteran juga dinilai cukup tinggi. Berdasarkan
data statistik Kecamatan Talango dalam hal
jumlah
keleurga
sejahtera,
terdapat
peningkatan jumlah keluarga yaitu sebanyak
2.643 KK pada tahun 2007 meningkat sebanyak
2.676 KK pada tahun 2011 dengan jumlah
masyarakat prasejatera terbanyak pada desa
Gapurana . Berikut akan dijelaskan jumlah
keluarga pra sejahtera pada masing- masing
desa di Kecamatan Talango.

No

Desa

Padike

2

Cabbiya

3

Essang

4
5

Komban
g
Poteran

6

Palasa

7

Gapuran
a
Talango

176.641

Talango

Gapurana

Palasa

Pot eran

Kom bang

Essang

Cabbiya

Padike

2012

Gambar 2.
Keluarga Prasej ahtera

Sektor perikanan di Pulau Poteran
mengalami perkembangan kearah positif tiap
tahunnya. Terlihat pada tahun 2011 hingga
2013 sektor perikanan di pulau ini meningkat
antara 15% -20% . Hasil produksi perikanan
tangkap meningkat sekitar 15% tiap tahunnya,
sedangkan komoditas rumput laut mengalami
peningkatan sekitar 20% tiap tahunnya. Hasil
produksi sektor perikanan, dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 3. Perkembangan Jumlah Produksi
Perikanan di Pulau Poteran Tahun 20 11-201 3
( kg)
Komodita
s

2011

Tahun
2012

2013

Perikanan
1.034.370
1.189.530*
1.367.960
t angkap
2
Rumput
47.023.76
56.428.120
67.713.74
laut
0
*
0
Sumber: Survey Primer, 2014 dan * BPS Kabupat en
Sumenep, 2013

Rumput
Laut

88.321

1.104

0

11.574.999

0

0

110.401

11.574.999

331.202

5520

0

8.681.249

2.650

6524

268.642

0

1.325

0

0

7.234.374

1.325

2.208

0

8.681.249

2.208

0

0

0

0

202.401

8.681.249

601.46
3

6.624

581.443

56.428.11
9

Analisa
Dalam menentukan komoditas ungulan
yang komparatif di Pulau Poteran dapat
digunankan beberapa analisa:
1. Analisa Keunngula Komparatif
Dengan analisis keungula komparatif ini
dapat mengetui prospek untuk mengtahui
komoditas perikanan tersebut layak untuk
dikembangkan
baik
untuk
memenuhi
kebutuhan
lokal
maupun
untuk
pasar
tetangga.
Dari bebrapa jenis komoditas perikanan
tersebut
akan
menunjukkan
komoditas
unggulan di Pulau Poteran sehingga dari
komoditas
tersebut
nantinya
dapat
dikembangkan.
Oleh
karena dari
hasil
perhitungan analisis keunggulan komparartif
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5 . Hasil Perhitungan Analisis
Keunngulan Komparatif
No

Desa

Produksi ( kg)

Teri
Nasi
1

Padike

2

Cabbiya

3
4

Rajung
an

I kan
Lainlain

Rumput
Laut

14,68
%
0

16,66%

0

0

18,98%

20,51%

Essang

55,06%

83,33%

0

15,38%

0,44%

98,49%

46,20%

0

5

Komban
g
Poteran

0,22%

0

0

12,82%

6

Palasa

0,22%

33,33%

0

15,38%

7

Gapuran
a
Talango

29,36%

33,33%

0

0

0

0

34,81%

15,38%

1

Potensi sektor perikanan di Pulau
Poteran dapat dilihat dari beberapa data sub
sektor perikanan dimana Komoditas perikanan

I kan
Lainlain

Sumber: Kabupaten Sumenep Dalam Angka, 2013

2010
2011

Rajung
an

1

Jumlah

2009

Produksi ( kg)

Teri
Nasi

8

12000
10000
8000
6000
4000
2000
0

N
o

yang dapat ditemukan di Pulau Poteran antara
lain ikan teri nasi, rajungan, ikan lain-lain
(kakap, tongkol, cakalang, dll) dan rumput
laut..Jumlah produksi perikanan di pulau
Poteran dapat dilihat dari data brikut ini:
Tabel 4. Jumlah Produksi Perikanan di Pulau
Poteran Tahun 2 011-2013 (kg)

8

20,51%

Dari
hasil
analisis
keunggulan
komparatif komoditas perikanan tersebut dapat
disimpulkan lebih menguntungkan masyarakan
untuk
mengembangkan
rajungan
karena
besarnya
nilai
perbandingan
daripada
komoditas yang lain. Namun dilihat dari hasil
perhitungan tersebut tiap desa di Pulau Poteran
memiliki
keunggulan
komparatif
masingmasing, dimana untuk desa Padike, Cabbiya,
Poteran, dan Palasa memiliki keunngulan
komparatif pada komoditas rumput laut,
sedangkan untuk desa Essang, Kombang dan
Gapurana pada komoditas rajungan.
2. Analisis Analisis Location Quotient (LQ).
Dengan analisis LQ ini dapat dketahui
seberapa besar peranana komoditas tersebut
untuk Pulau Poteran. Analisis ini menggunakan
data nilai produksi komoditas perikanan yang
ada di Pulau Poteran.
Tabel 6. Data Nilai Produksi Komoditas
Perikanan Tiap Desa di Pulau Poteran
No

Desa

8
Talango
0.00
0.00
Sumber: Hasil Analisis, 2014

1
Padike
2
Cabbiya
3
Essang
4
Kombang
5
Poteran
6
Palasa
7
Gapurana
8
Talango
Nilai Produksi Pulau
Poter an

Raj ungan

1
2
3
4
5
6

Padike
Cabbiya
Essang
Kombang
Poteran
Palasa

7
8

Gapurana
Talango

Rumput laut
Rumput laut
Teri nasi
Raj ungan, I kan
Rumput Laut
Raj ungan,
Rumput
Laut
Teri nasi, Raj ungan
I kan, Rumput Laut

Sumber: Analisis, 2014

0
1.656.009.450
0
13.432.076.500
0
0
0
3.643.220.880

173.624.985.000
173.624.985.000
104.174.988.000
0
72.343.740.000
104.174.988.000
0
130.218.735.000

11.077.157.940

415.106.480

18.731.306.830

584.537.436.000

III.

Poteran
Desa

Teri
Nasi

1
2
3
4
5
6
7

Padike
Cabbiya
Essang
Kombang
Poteran
Palasa
Gapurana

0.61
0.00

Rumput laut

66.240.420
0
33.120.198
33.120.198
0
150.144.884
132.480.780
0

Dari data tersebut kemudia dihitung
berdasarkan analisa LQ, Komoditas perikanan
yang dapat ditemukan di Pulau Poteran antara
lain ikan teri nasi, rajungan, ikan lain-lain
(kakap, tongkol, cakalang, dll) dan rumput laut.
Dibutuhkan data nilai produksi tiap komoditas,
yaitu dengan cara mengalikan jumlah produksi
komoditas-komoditas perikanan tahun 2012
dengan harga jual komoditas tersebut.
sehingga menghasilkan perhitungan
sebagai berikut:
Tabel 7. Besar LQ Sektor Perikanan Pulau

No

I kan Lain-lain

1.501.448.670
0
6.292.835.910
50.342.780
29.145.820
23.846.580
3.179.538.180
0

Sumber: Hasil Analisis, 2014

LQ Komoditas Perikanan
I kan
Rumput
Rajungan Lainlaut
lain
0.72
0.00
1.03
0.00
0.40
1.03

4.05

0.57

0.00

0.27
0.03
0.02

4.65

41.83

0.00
2.73

68.33

75.97

0.00
0.00
0.00

0.98
0.00

1.04
1.04
0.00

1.01

Dari hasil perhitungan analisis LQ
dapat diketahui Komoditas dengan nilai LQ> 1
menunjukkan
bahwa
komoditas tersebut
merupakan komoditas basis.
Tabel 8 . Macam Potensi Perikanan Unggulan
pada Masing-masing Desa
No
Desa
Komoditas
Perikanan
Unggulan

Per ikanan (Rupiah)

Teri Nasi

1.15

Total Nilai Produksi
Per Desa

1.567.689.090
175.280.994.450
110.500.944.108
13.515.539.478
72.372.885.820
104.348.979.464
3.312.018.960
133.861.955.880
614.761.007.250

HASI L DAN PEMBAHASAN

Dari hasil analisa tersebut dapat
diketahui komoditas perikanan di Pulau Poteran
sangat berpotensi di kembangkan. Dimana di
setiap desa memiliki potensi keunggulan
komparatif sendiri. Potensi tersebut dapat
dikembangakan
dengan
pengembangan
ekonomi lokal, dimana pengembangan ekonomi
lokal merupakan suatu konsep yang digunakan
untuk meningkatkan kesejateraan masyarakat
yang dapat dilihat dari peningkatan ekonomi
masyarakat,
peningkatan
tersebut
dapat
dilaksakan dengan
memanfaatkan potensi
sumber daya alam lokal yang unggul dan
memiliki daya saing untuk menimbulkan
lapangan pekerjaan baru. Konsep tersebut
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Mengingat
masih
banyaknya masyaratak
prasejahtera di Pulau Poteran.
Dari hasil analisa tersebut disetiap desa
memiliki komoditas unggulan yang komparatif
yang ber beda-beda, seperti desa desa Padike,

Cabbiya,
Poteran,
dan
Palasa
memiliki
keungulan komparatif pada komoditas rumput
laut, sedangkan untuk desa Essang, Kombang
dan Gapurana pada komoditas rajungan. Niali
LQtiap desa tersebut juga memperlihatkan nilai
LQ> 1 yang itu berarti menunjukkan bahwa laju
pertumbuhan komoditas di desa tersebut lebih
besar dibanding laju pertumbuhan komoditas
yang sama dalam perekonomian di Pulau
Poteran. Semua hasil komoditas tersebut
berpotensi
untuk
dikembangkan
secara
bijaksana
dengan
tetap
memperhatikan
kemampuan sumberdaya tersebut.
Namun, dilihat hasil perhitungan LQ
terhadap komoditas perikanan tersebut hampir
disetiap desa di Pulau Poteran memiliki potensi
lokal dari komoditas rumput laut. Oleh karena
itu komoditas tersebut dapat dimanfaatkan
untuk dikembangkan menjadi basis dalam
pengembangan Pulau Poteran. Rumput laut di
Pulau Poteran juga memiliki jumlah produksi
yang meningkat pada tiap tahunnya, sehingga
dapat menimbulkan penyerapan jumlah tenaga
kerja yang tinggi pada komoditas tersebut.
Tabel 9 . Jumlah Produksi Rumput Laut
Tahun

Jumlah Produksi
( Ton)

Nilai Produksi
( Rupiah)

2010
53.670,98
2011
57.056,51
2012
57,194,48
2013
58.027,61
Sumber: DKP Kabupaten Sumenep, 2014

80.506.470,00
68.467.811,71
68.633.376,00
97.956.555,00

rumput laut dapat di olah menjadi berbagai
produk seperti yang ada pada Gambar 2.

Gambar 1.
Pohon I ndustri Rumput Laut

Melihat pada pohon industri tersebut
rumput laut di Pulau Poteran dapat di olah
menjadi berbagai produk seperti agar- agar
manisan, krupuk, dan sebagainya, sehingga
dapat menimbulkan terciptanya cluster industri,
yaitu berupa industri pengolahan baik secara
mandiri maupun kelompok yang nantinya dapat
menyerap tenaga kerja dan menambah
penghasilan
masyarakat.
Pengembangan
dengan konsep pel tersebut tersebut dapat
berupa keterkaitan dalam hal produksi,
pemasaran dan,pengolahan.

I V.

Gambar 2.
Rumput Laut di Pulau Poteran

Pengembangan rumput laut tersebut
dapat
dikembangkan
berdasarkan
pengembangan
ekonomi
lokal
dengan
meningkan nilai tambah rumput laut sehingga
dapat menambah penghasilan masyarakat
Pulau Poteran. Dari basis rumput laut tersebut
dapat meningkatkan nilai tambah, selain
rumput laut di Pulau Poteran di jual basah dan
kering rumput laut dapat diolah menjadi suatu
produk yang memiliki nilai jual tinggi. Dimana

KESI MPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa tersebut
diketahui setiap desa memiliki sektor unggulan
komparatif pada masing- masing desa di Pulau
Poteran. Namun dilihat dari nilai LQ hampir
disetiap desa Pulau Poteran memiliki komoditas
unggulan rumput laut. Komoditas unggulan
tersebut nantinya dapat digunakan sebagai
potensi lokal dengan arah pengembangan
pulau Poteran dapat menggunakan konsep
Pengembangan Ekonomi Lokal.
Upaya dalam pengembangan ekonomi
lokal yaitu dengan melihat sektor potensial lokal
seperti rumput laut dapat sebagai basis
pengembangan dengan mengolah rumput laut
menjadi komoditas yang memiliki nilai tambah
sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Pulau Poteran dengan adanya
penyerapan tenaga kerja. Pengembangan
dengan konsep pel tersebut tersebut dapat

berupa keterkaitan dalam
pemasaran dan,pengolahan.

hal

produksi,

Saran
Kekompetitifan sektor rumput laut
sebagai basis pengembanganan
didukung
dengan sektor tersebut sudah terspesialisasim,
melalui teknologi maupun dengan daerah lain
yang mendukung sehingga sektor tersebut
mampu bersaing dengan daerah lain pada
sektor yang sama.
Oleh karena itu, Diharapkan adanya
penelitian lanjutan mengenai pengembangan
ekonomi lokal rumput laut di Pulau Poteran,
mengingat penelitan masih kurang dari kata
sempurna. Penelitian tersebut dapat berupa
pengembangan ekonomi lokal berbasis rumput
llaut di Pulau Poteran. Penelitian tersebut dapat
mengetahui potensi ekonomi rumput laut dalam
meningkatkan perekonian masyarakat Pulau
Pteran.

DAFTAR PUSTAKA
Alkadri .1999. Sumber- sumber Pertumbuhan
Ekonomi I ndonesia Selama 1969- 1996.
Jurnal
Studi
Indonesia,
Jakarta:
Universitas Terbuka Jakarta Pusat.
Dahuri. 2001. Modul Sosialisasi dan Orientasi
Penataan Ruang Pesisir dan Pulau Pulau
Kecil.
Departemen
Kelautan
dan
Perikanan.
Hendayana, Rahmat.2003. Aplikasi Metode
Location
Quotient
(LQ)
dalam
penentuan
Komoditas
Unggulan
Nasional. Diunduh Pada tanggal 28
Desember
20014
dari
ttp:/ / www.litbang.deptan.go.id/ wartaip/ pdf-file/ rahmadi- 12.pdf
Tarigan, Robinson. 2006. Ekonomi Regional
Teori dan Aplikasi. Cetakan ketiga.
Jakarta:Bumi Aksara.