Konsep Dasar dan Diet 2D Sehat Ala Islam

Konsep Dasar dan Diet (2D) Sehat Ala Islam Sebagai Habits Menuju
Masyarakat Sehat
Nur Intan Simatupang, S.K.M.
Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
[email protected]
No. HP: 085296746109
Sejak manusia memulai kehidupannya di muka bumi, manusia senantiasa melakukan
berbagai aktivitas yang di dalamnya tersirat makna adanya upaya untuk terus bisa
melangsungkan kehidupan. Begitupun perihal kesehatan, dari generasi ke generasi selalu ada
cara unik atau konsep yang biasa dilakukan (red, dijadikan habits) untuk memenuhi kebutuhan
akan sehat tersebut. Namun seiring berjalannya waktu, ada beberapa kebiasaan yang terbentuk
di dalam masyarakat dan ternyata setelah di adakan kajian dan penelitian, kebiasaan-kebiasaan
tersebut yang menyebabkan banyaknya gangguan kesehatan yang terjadi di masyarakat. Oleh
karena itu, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir para peneliti dan pakar kesehatan
kembali mengadakan kajian dan penelitian secara sungguh-sungguh untuk mencari konsep
sehat yang benar. Dengan demikian, muncul beberapa literatur yang menjelaskan konsep sehat
sederhana ala Islam. Hal ini dapat dibenarkan karena Islam memang bukan hanya sekedar
agama ritual namun Islam juga merupakan sistem multikompleks yang berperan untuk
mengatur dan memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Pengaturan multikompleks ini tertuang sangat jelas pada setiap baris kata dalam AlQur’an yang mengandung realitas hebat dan juga nilai ilmiah tertentu. Seperti firman Allah

dalam Q.S An-Nahl (16) ayat 64 yang artinya, “Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (AlQur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu..”. Ayat ini menggambarkan kepada manusia,
betapa Maha Luasnya ilmu dan aturan yang ada dalam lembaran-lembaran ‘Kitab Langit’ ini.
Sebagaimana tertera di dalam Al-Qur’an yang Mulia, Hadits juga turut menjadi pelengkap
petunjuk bagi manusia pada umumnya dan Muslim pada khususnya terkait panduan dalam
memenuhi kebutuhan manusia, termasuk didalamnya perihal menjaga kesehatan.
Islam dengan kitabnya yang mulia turut menjelaskan perihal hidup sehat dengan
gamblang dikarenakan Islam memandang bahwa kesehatan adalah kebutuhan dasar bagi
manusia. Dan Islam pun sangat meyakini bahwa ketika individu-individu di dalam masyarakat
sehat, maka hal ini akan menjadi salah satu faktor yang mendasar dan berpengaruh bagi suatu
negara untuk meraih predikat masyarakat sehat dengan peradaban yang unggul. Oleh karena

itu Islam memandang bahwa pemenuhan terhadap kebutuhan sehat ini harus diatur dengan
aturan yang kompleks tetapi tetap dengan konsep sederhana. Dalam hal ini dimaksudkan agar
setiap individu mampu memahami dengan baik terkait kesehatan dirinya.
Islam telah dipersiapkan oleh Sang Pencipta yakni Allah Ta’ala dengan seperangkat
aturan yang di dalamnya terdapat metoda yang sangat sederhana untuk memenuhi kebutuhan
sehat manusia yang kini metoda ini tidak disadari oleh kebanyakan orang. Padahal aturan
terkait hidup sehat yang sudah digariskan di dalam Islam telah terbukti mampu merealisasikan
masyarakat yang sehat sebagaimana masyarakat yang dibina dan dididik langsung dengan
Islam oleh manusia mulia Rasulullah Muhammad SAW pada kurun waktu 15 abad yang lalu.

Rasulullah Saw mengajarkan hidup sehat kepada para sahabat dengan cara memperkenalkan
konsep sehat sesuai tuntunan Qur’an dan Hadits. Adapun konsep sehat ala Islam ini mencakup
konsep dasar sehat yakni dengan mengonsumsi makanan yang Halal dan Baik (red. thayyib),
dan konsep diet sehat yakni dengan memperhatikan kualitas dan kuantitas makanan
berdasarkan tuntunan Hadits ‘makanlah beberapa kerat makanan untuk menegakkan tulang
punggung’, dan anjuran ‘makan apabila lapar dan berhenti sebelum kenyang’.
Konsep pertama , konsep dasar sehat di dalam Islam adalah dengan membiasakan diri

memperhatikan kehalalan makanan dan minuman yang dimasukkan kedalam tubuh, begitu
juga dengan jaminan baiknya suatu makanan dan minuman itu untuk dikonsumsi. Hal ini
penting sebagaimana perintah Allah yang termaktub di dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah
;186 yang artinya, “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi,..” , dan perintah yang serupa juga termaktub di dalam surah Al-Ma’idah (5)
; 88. Bagi seorang Muslim perkara kehalalan adalah perkara yang tidak bisa ditawar lagi karena
sudah menjadi kewajiban. Dimana seorang Muslim sangat meyakini apa yang menjadi
kewajban bagi dirinya itu adalah baik untuknya. Sehingga dalam kehidupannya,
memperhatikan kehalalan adalah penting dan sudah menjadi kebiasaan. Oleh karena itu akan
dapat dipahami bahwa semua makanan dan minuman yang tidak halal akan menyebabkan
keburukan bagi tubuhnya. Contohnya minuman keras. Definisi minuman keras menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 86 tahun 1977 adalah semua jenis minuman beralkohol

tetapi bukan obat. Islam dengan tegas melarang meminum alkohol, hal ini termaktub di dalam
ayat Al-Qur’an dan juga Hadits Rasulullah Saw. Pelarangan ini dikarenakan Islam menyadari
bahwasanya alkohol mengakibatkan banyak gangguan kesehatan pada tubuh manusia.
Beberapa gangguan kesehatan yang disebabkan minuman yang mengandung alkohol seperti
penekanan pada fungsi pernapasan, penurunan tekanan darah, gangguan pembentukan darah,
shock, koma dan dapat terjadi kematian (Irianto & Waluyo, 2007). Ada juga gangguan lain

yang dapat ditimbulkan seperti keracunan pada sel-sel hati, pengerasan sel hati (sirosis),
penyakit payah jantung, peradangan pada esofagus dan lambung, penurunan hormon endrogen,
kelemahan otot, gangguan pada kulit, beri-beri, gangguan pada syaraf seperti halusinasi,
gangguan intelektual dan kecerdasan, gangguan emosi dan berpikir, pemandangan kabur,
kelumpuhan saraf, serta kekurangan gizi dalam bentuk kekurangan protein dan beberapa
vitamin yang penting bagi tubuh (Irianto & Waluyo, 2007). Gangguan akibat minum-minuman
keras ini juga berakibat pada tatanan kehidupan di dalam masyarakat. Tentu hal ini akan
berpengaruh pada upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Begitu juga dengan konsep baik (red. thayyib) yang tidak kalah penting dengan perkara
kehalalan. Betapa banyak saat ini makanan dan minuman yang halal namun tidak thayyib yang
menyebabkan kerusakan pada tubuh manusia. Seperti makanan dan minuman instan dalam
kemasan yang di dalamnya terdapat zat-zat yang dapat merusak sel-sel tubuh seperti
Monosodium Glutamat (MSG) sebagai perasa makanan, asam benzoat dan asam propionat


sebagai pengawet makanan dan minuman, sakarin dan siklamat sebagai pemanis makanan dan
minuman dan sebagainya. Meskipun bahan-bahan yang disebutkan diatas masih diperbolehkan
sebagai bahan tambahan pangan (zat aditif) menurut Codex, namun apabila dikonsumsi secara
terus-menerus dan dalam jumlah yang berlebihan maka dampaknya bagi kesehatan akan
terlihat. Bahkan kini yang lebih parahnya lagi ada bahan tambahan pangan buatan yang sangat
berbahaya bagi tubuh dan tidak seharusnya dikonsumsi, seperti formalin pada pengawetan
ikan, mi basah, daging ayam dan tahu, begitu juga dengan pewarna tekstil pada makanan yang
dapat menyebabkan keracunan pada ginjal, kanker, dll. Maka keharusan dalam memperhatikan
konsep yang pertama ini adalah yang terpenting dari yang penting. Karena makanan dan
minuman yang tidak halal dan baik akan dapat merusak kesehatan tubuh manusia. Memang
benar mungkin saja efeknya tidak akan langsung dirasakan oleh manusia, namun ada efek
jangka panjang yang lebih menyakitkan. Oleh karena itu pada abad milineal kini yang tidak
lagi memperhatikan konsep dasar ini, telah berhasil memperkenalkan kepada kita berbagai
penyakit yang menakutkan dan sulit disembuhkan, seperti penyakit kanker yang disebabkan
konsumsi makanan yang mengandung MSG secara kontinu, kerusakan jantung yang
disebabkan konsumsi alkohol, kerusakan sel-sel saraf akibat makanan yang mengandung
pewarna buatan, bahkan ada yang menggunakan pewarna tekstil, dan sebagainya. Dengan
demikian konsep dasar yakni memperhatikan halal dan baiknya suatu pangan ini menjadi
sesuatu hal yang harus kembali dijadikan habits dalam menjaga kesehatan tubuh. Selain hal ini

bermanfaat bagi kesehatan tubuh, konsep ini juga sesungguhnya tidak sulit untuk diterapkan.

Konsep kedua, konsep diet sehat adalah konsep klasik dan sederhana yang telah

dipraktekkan sejak 15 abad yang lalu (red. Masa Rasulullah Saw) dan hingga kini masih diakui
kebenarannya oleh siapapun terkhusus ilmu kesehatan masyarakat modern. Diet atau mengatur
pola makan menjadi keharusan untuk menjaga kesehatan tubuh setelah adanya jaminan halal
dan baiknya suatu pangan. Oleh karena itu konsep ini dijadikan sebagai upaya preventif di
dalam upaya kesehatan masyarakat. Masyarakat modern mengenal cara diet sebagai upaya
menjaga keseimbangan asupan gizi yang masuk kedalam tubuh, agar tubuh tidak kegemukan
dan juga tidak terlalu kurus. Nabi Saw bersabda “Tidak ada ‘bencana’ yang lebih buruk yang
diisi manusia daripada perutnya sendiri. Cukuplah seseorang itu mengonsumsi beberapa kerat
makanan yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Kalau terpaksa, maka dia bisa mengisi
sepertiga perutnya dengan makanan, sepertiga lagi dengan minuman dan sepertiga sisanya
untuk nafas (H.R Ahmad, At-Tirmidzi, An-Nasa’i dalam Sunan Al-Kubra)”.

Dari Hadits di atas Nabi Saw telah mengajarkan, bahwa seseorang harus
memperhatikan pola makannya dengan cukup mengonsumsi ‘beberapa kerat makanan’ yang
dapat menegakkan tulang punggungnya, sehingga staminanya tidak menurun dan tubuhnya
tidak menjadi lemah. Oleh karena itu, ungkapan Nabi Saw dari Hadits diatas terkait ‘cukuplah

seseorang mengonsumsi beberapa kerat makanan yang dapat menegakkan tulang
punggungnya’, sesungguhnya telah memberikan bimbingan dengan sangat jelas bahwa pola
makan atau diet yang terbaik adalah mengonsumsi makanan dalam jumlah tepat, serta sudah
memenuhi kebutuhan gizi. Hal ini ditunjukkan dari isyarat ‘beberapa kerat makanan’ untuk
kuantitas, dan ‘menegakkan tulang punggung’ untuk kualitas (Basyier, 2011). Oleh karena itu,
bila makanan tersebut sedikit dan tidak berkualitas, maka hal ini tidak memenuhi petunjuk
Hadits tersebut. Contoh konsumsi Mie instant. Demikian juga bila makanan berkualitas, tapi
dikonsumsi dalam jumlah besar, itu juga tidak baik bagi tubuh. Contoh konsumsi nasi secara
berlebihan. Padahal sesungguhnya nasi memiliki peran penting dalam asupan gizi, yakni
karbohidrat dalam nasi adalah sumber yang paling mudah diubah kedalam bentuk energi yang
berfungsi sumber tenaga bagi tubuh. Oleh karena itu untuk mengetahui jumlah yang tepat serta
memenuhi kebutuhan gizi, maka perlu diketahui kebutuhan kalori masing-masing tubuh per
harinya serta kandungan kalori dan gizi setiap sumber pangan. Hal ini diperlukan agar kita bisa
memilih pangan yang tepat dan bergizi untuk tubuh.
Disamping itu, penjelasan Hadits di atas tidak berhenti pada isyarat kuantitas dan
kualitas makanan saja, namun penjelasan lebih lanjut, bahwa seseorang boleh mengisi perutnya
dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk bernafas. Hal
ini mengisyaratkan bahwa lambung kita memiliki keterbatasan volume untuk menerima asupan

yang masuk. Ukuran lambung normal pada manusia sekitar 1500 ml, maka sesuai dengan

hadits di atas volume lambung dibagi tiga bagian sama luas masing-masing menampung 500
ml (0,5 Liter). Normalnya lambung juga mampu mengecil dan membesar sesuai
pemasukannya. Jika pemasukannya berlebihan, hal itulah yang membuat lambung menjadi
penuh dan sesak (Basyier, 2011).
Anjuran terkait diet sehat dengan cara tidak mengisi lambung secara berlebihan dalam
hadits diatas telah menggambarkan secara jelas kepada kita, sehingga kita dapat memahami
jika lambung sudah penuh dengan makanan, maka minumanpun akan sulit masuk. Jika
lambung padat terisi makanan dan minuman, lambungpun akan kesulitan untuk bernafas
sehingga seseorang menjadi mudah capek dan rentan terkena penyakit. Hal ini dikarenakan
lambung yang sesak akan membuat seseorang malas bergerak dan akhirnya makanan yang
terlalu banyak disimpan dan tidak diproses dengan benar oleh tubuh yang kemudian dapat
menyebabkan gangguan kesehatan pada tubuh seperti gangguan kesehatan jantung dan
kegemukan (obesitas). Gangguan kesehatan jantung salah satunya disebabkan adanya
penumpukan plak lemak pada pembuluh darah jantung yang akhirnya membuat jantung
kesulitan memompa darah. Hal ini mengakibatkan jantung bekerja lebih ekstra dan ini
membuat jantung cepat lelah serta pada akhirnya akan mempengaruhi fungsi jantung.
Sedangkan kegemukan (obesitas) disebabkan adanya ketidakseimbangan konsumsi dan
pengeluaran energi yang salah satunya disebabkan oleh kegemaran makan berlebihan, terutama
makanan tinggi kalori tanpa diimbangi aktivitas fisik yang cukup. Hal itu mengakibatkan
surplus energi hanya disimpan sebagai lemak tubuh (Faisal dan Khomsan, 2009).

Di samping itu, kita juga sangat familiar dengan sabda Nabi Saw “Kami adalah kaum
yang makan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang”. Hal inilah yang menjadi jawaban
Rasulullah ketika seorang dokter dari Persia menanyakan perihal keadaan para sahabat
Rasulullah yang semuanya tidak terdeteksi penyakit yang berarti. Penemuan ini diketahui
ketika dokter tersebut memeriksa masyarakat Madinah 1500 tahun silam. Untuk ukuran masa
itu, penemuan dokter tersebut adalah hal yang langka, dikarenakan saat itu wilayah tersebut
cukup tertinggal dibandingkan imperium besar di sebelahnya seperti Persia dan Romawi.
Namun kejadian tersebut telah mengajarkan kepada kita dan juga semakin membuktikan bahwa
konsep diet sehat sederhana ala Islam yang dituntun oleh Rasulullah ini adalah solusi terbaik
untuk dijadikan habits yang baik demi terjaganya kesehatan tubuh manusia di masyarakat.
Berdasarkan pemaparan diatas, telah tergambar dengan jelas terkait konsep dasar dan
diet sehat sesuai tuntunan Islam yang dapat dijadikan solusi tepat untuk mengembalikan
kebiasaan menjaga kesehatan pada masyarakat. Dan sudah semestinya solusi yang diberikan

Islam terkait konsep sehat tersebut dijadikan pilihan sebagai habits agar terwujud masyarakat
yang sehat. Konsep-konsep ini dirancang dengan kompleks namun tetap sederhana untuk
diaplikasikan sehingga masyarakat sebenarnya dapat dengan mudah untuk menjadikan kedua
konsep ini sebagai habits bagi diri mereka. Diharapkan dengan dijadikannya kedua konsep di
atas sebagai habits pada masyarakat maka akan dapat meningkatkan taraf kesehatan di
masyarakat, sehingga cita-cita masyarakat sehat dapat diraih secara nyata dengan waktu yang

tidak lama dan tenaga yang tidak banyak.
Wallahua’lam Bisshawab
Daftar Pustaka
Al-Qur’an dan Terjemahan New Cordova. Kementerian Agama RI
Basyier, A. U. 2011. Kedokteran Nabi Saw Antara Realitas dan Kebohongan. Surabaya:
Shafa Publika
Faisal, A. , & Khomsan, A. 2009. Makan Tepat Badan Sehat. Jakarta: Hikmah
Irianto, K. , & Waluyo, K. 2007. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: Yrama Widya