Contoh MAkalah penyakit akibat makanan.d

MAKALAH PENYAKIT AKIBAT MAKANAN
MATA KULIAH KEAMANAN MAKANAN DAN KESEHATAN

Disusun Oleh:
ILMAN ALFIAN 155190038

FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM SETUDI KESEHATAN MASYARAKAT UNUVERSITAS
RESPATI INDONESIA
2016

BAB I

1.1 Latar Belakang
Dewasa ini masalah keamanan pangan sudah merupakan masalah global, sehingga mendapat
perhatian utama dalam penetapan kebijakan kesehatan masyarakat. Letusan penyakit akibat
pangan (foodborne disease) dan kejadian-kejadian pencemaran pangan terjadi tidak hanya di
berbagai negara berkembang dimana kondisi sanitasi dan higiene umumnya buruk, tetapi juga
di negara-negara maju.
Diperkirakan satu dari tiga orang penduduk di negara maju mengalami keracunan pangan
setiap tahunnya. Bahkan di Eropa, keracunan pangan merupakan penyebab kematian kedua

terbesar setelah Infeksi Saluran Pernafasan Atas atau ISPA.
Hal inilah yang menarik perhatian dunia internasional World Health Organization(WHO)
mendefinisikan Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan atau dikenal dengan istilah
“foodborne disease outbreak” sebagai suatu kejadian dimana terdapat dua orang atau lebih
yang menderita sakit setelah mengkonsumsi pangan yang secara epidemiologi terbukti
sebagai sumber penularan.
Penyakit jantung koroner adalah salah satu penyakit yang diakategorikan sebagai penyakit
yang diakibatkan oleh makanan dalam hal ini makanan siap saji, dan sering dikaitkan dengan
perilaku dan gaya hidup penderita. Hal ini termasuk makan makanan tak sehat, tidak banyak
bergerak, merokok dan mminum terlalu banyak alkohol.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan keamanan pangan secara umum?
2. Apa pengertian keamanan pangan?
3. Bagaimana hubungan makanan siap saji dengan terjadinya penyakit Jantung
koroner?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui keamanan pangan secara umum.
2. Untuk mengetahui pengertian keamanan pangan.

3. Untuk mengetahui hubungan keamanan pangan dengan terjadinya penyakit Jantung
koroner.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Keamanan Pangan Secara Umum
Pangan merupakan kebutuhan alamiah manusia, seiring dengan kemajuan teknologi manusia
cenderung menyukai hal-hal yang praktis termasuk dalam memilih makanan sehingga
banyak kita temuai produk-produk makanan instan dimana-mana baik yang diproduksi oleh
perusahaan atau yang dibuat oleh rumah tangga.
Makanan dikatakan aman bila tidak mengandung bahan-bahan berbahaya. pertama bahaya
biologis, yaitu makanan yang tercemar oleh mikroba, virus, parasit, bakteri, kapang, binatang
pengerat, serangga, lalat kocoak dan lain-lain, kedua bahaya Kimiawi karena mengandung
cemaran bahan kimia 1) bahan yang tidak disengaja seperti cairan pembersih, pestisida, cat,
komponen kimia dari peralatan/kemasan yang lepas dan masuk ke dalam pangan, 2) bahan
yang disengaja yaitu bahan tambahan pangan yang berlebihan atau tidak memenuhi aturan
yang ditetapkan oleh pemerintah seperti pewarna, pemanis, pengawet penyedap dan lain-lain.
Bahan berbahaya ( formalin, borax, bahan pewarna / pengawat yang bukan untuk makanan.
ketiga adalah bahaya fisik karena cemaran benda asing seperti tanah, rambut, bulu, kuku,
kerikil, isi staples dll.

Cara produksi pangan industri maupun rumah tangga yang baik merupakan salah satu faktor
yang penting untuk memenuhi standart mutu dan persyaratan keamanan pangan dan sangat
berguna bagi kelangsungan hidup bagi industri serta rumah tangga. Melalui cara produksi
pangan yang baik dapat menghasilkan pangan yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi
selanjutnya oleh konsumen.
Keamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan yang hendak
dikonsumsi oleh semua masyarakat. Pangan yang bermutu dan aman dapat dihasilkan dari
dapur rumah tangga maupun dari industri pangan. Oleh karena itu industri pangan adalah
salah satu faktor penentu beredarnya pangan yang memenuhi standar mutu dan keamanan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Keamanan pangan bukan hanya merupakan isu dunia tapi juga menyangkut kepedulian
individu. Jaminan akan keamanan pangan adalah merupakan hak asasi konsumen. Pangan
termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan manusia.
Walaupun pangan itu menarik, nikmat, tinggi gizinya jika tidak aman dikonsumsi, praktis
tidak ada nilainya sama sekali.
Keamanan pangan selalu menjadi pertimbangan pokok dalam perdagangan, baik perdagangan
nasional maupun perdagangan internasional. Di seluruh dunia kesadaran dalam hal keamanan

pangan semakin meningkat. Pangan semakin penting dan vital peranannya dalam
perdagangan dunia.

Keamanan pangan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Kurangnya perhatian terhadap hal ini, telah sering mengakibatkan terjadinya dampak berupa
penurunan kesehatan konsumennya, mulai dari keracunan makanan akibat tidak higienisnya
proses penyimpanan dan penyajian sampai risiko munculnya penyakit kanker akibat
penggunaan bahan tambahan (food additive) yang berbahaya (Syah, 2005).
Lebih dari 90% terjadinya penyakit pada manusia yang terkait dengan makanan (foodborne
diseases) disebabkan oleh kontaminasi mikrobiologi, yaitu meliputi penyakit tipus, disentri
bakteri/amuba, botulism, dan intoksikasi bakteri lainnya, serta hepatitis A
dan trichinellosis. Foodborne disease lazim didefinisikan namun tidak akurat, serta dikenal
dengan istilah keracunan makanan. WHO mendefinisikannya sebagai penyakit yang
umumnya bersifat infeksi atau racun, yang disebabkan oleh agent yang masuk ke dalam
tubuh melalui makanan yang dicerna.
Foodborne disease baik yang disebabkan oleh mikroba maupun penyebab lain di negara
berkembang sangat bervariasi. Penyebab tersebut meliputi bakteri, parasit, virus, ganggang
air tawar maupun air laut, racun mikrobial, dan toksin fauna, terutama marine fauna.
Komplikasi, kadar, gejala dan waktu lamanya sakit juga sangat bervariasi tergantung
penyebabnya. Patogen utama dalam pangan adalah Salmonella sp, Staphylococcus
aureus serta toksin yang diproduksinya, Bacillus cereus, serta Clostridium perfringens. Di
samping itu muncul jenis patogen yang semakin popular seperti Campylobacter sp,
Helicobacter sp, Vibrio urinificus, Listeria monocytogenes, Yersinia enterocolitica, sedang

lainnya secara rutin tidak dimonitor dan dievaluasi. Jenis patogen tertentu seperti kolera
thypoid biasanya dianalisa dan diisolasi oleh laboratorium kedokteran.
2.2 Pengertian Keamanan Pangan
Keamanan pangan diartikan sebagai terbebasnya makanan dari zat-zat atau bahan yang dapat
membahayakan kesehatan tubuh tanpa membedakan apakah zat itu secara alami terdapat
dalam bahan makanan yang digunakan atau tercampur secara sengaja atau tidak sengaja
kedalam bahan makanan atau makanan jadi (Moehyi, 2000).
Pengertian keamanan pangan adalah segala upaya yang dapat ditempuh untuk mencegah
adanya indikasi yang membahayakan pada bahan pangan. Untuk memenuhi kebutuhan akan
keadaan bebas dari resiko kesehatan yang disebabkan oleh kerusakan, pemalsuan dan
kontaminasi, baik oleh mikroba atau senyawa kimia, maka keamanan pangan merupakan
faktor terpenting baik untuk dikonsumsi pangan dalam negeri maupun untuk tujuan ekspor.
Keamanan pangan merupakan masalah kompleks sebagai hasil interaksi antara toksisitas
mikrobiologik, toksisitas kimia dan status gizi. Hal ini saling berkaitan, dimana pangan yang
tidak aman akan mempengaruhi kesehatan manusia yang pada akhirnya menimbulkan
masalah terhadap status gizi (Seto, 2001).
Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari
kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan,
dan membahayakan kesehatan manusia. Pangan yang aman setara bermutu dan bergizi tinggi


sangat penting peranannya bagi pertumbuhan, pemeliharaan, dan peningkatan derajat
kesehatan serta peningkatan kecerdasan masyarakat (Saparinto, 2006).
Keamanan pangan adalah jaminan bahwa pangan tidak akan menyebabkan bahaya kepada
konsumen jika disiapkan atau dimakan sesuai dengan maksud dan penggunaannya
(FAO/WHO 1997). Sedangkan definisi keamanan pangan menurut Undang – Undang
Republik Indonesia nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah nomor 28
tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan adalah kondisi dan upaya yang
diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda
lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Ketentuan
mengenai keamanan pangan meliputi sanitasi pangan, bahan tambahan pangan, rekatasa
genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan mutu dan peperiksaan laboratprium,
dan pangan tercemar. Selain hal tersebut, di dalam peraturan yang sama juga disebutkan
bahwa setiap orang dilarang mengedarkan pangan yang mengandung bahan beracun,
berbahaya, yang dapat merugikan, atau membahayakan kesehatan atau jiwa manusia. Pada
dasarnya keamanan pangan (food safety) merupakan hal yang komplek dan berkaitan erat
dengan aspek toksisitas mikrobiologik, kimia, status gizi dan ketentraman batin. Masalah
keamanan pangan ini kondisinya terus berkembang, bersifat dinamis seiring dengan
berkembangnya peradaban manusia yang meliputi aspek sosial budaya, kesehatan, kemajuan
Iptek dan segala yang terkait dengan kehidupan manusia.
2.3


Hubungan keamanan pangan dengan terjadinya penyakit Jantung koroner.

Mengkonsumi makanan cepat saji yang mengandung banyak sodium dan kolesterol akan
menyebabkan kerusakan pada jantung.
Kandungan sodium yang tinggi yang terdapat di makanan cepat saji seperti kentang goreng,
minuman bersoda atau daging olahan bisa membuat tekanan darah meningkat. Di damping
itu sodium dalam jumlah berlebihan dapat menyumbat arteri. Kedua hal ini bisa
menyebabkan kerja jantung melemah yang selanjutnya bisa mengakibatkan anda sulit untuk
berolahraga untuk menjaga kesehatan tubuh
Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh. Organ berukuran sebesar
kepalan tangan ini berfungsi memompa dan menyebarkan darah yang mengandung oksigen
ke seluruh tubuh.
Penyakit jantung koroner juga dikenal dengan istilah penyakit jantung iskemik dan termasuk
salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Sekitar 35 persen kematian di Indonesia
disebabkan oleh penyakit jantung. Menurut Federasi Jantung Dunia, angka kematian akibat
penyakit jantung koroner di Asia Tenggara mencapai 1,8 juta kasus pada tahun 2014.
Penyebab Penyakit Jantung Koroner
Penyebab utama penyakit jantung koroner adalah penimbunan lemak dalam arteri atau
aterosklerosis. Selain dapat mengurangi suplai darah ke jantung, aterosklerosis juga dapat

memicu terbentuknya trombosis atau penggumpalan darah. Pengumpalan darah ini

memblokir suplai darah ke jantung. Jadi, orang yang menderita angina, lebih rentan
terkena serangan jantung.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, yaitu:

Kebiasaan Merokok
Perokok memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung. Karbon monoksida
dalam asap rokok dan kandungan nikotin pada rokok dapat meningkatkan risiko munculnya
gumpalan darah serta memacu jantung untuk bekerja lebih cepat sehingga akan makin
membebani jantung. Senyawa kimia lain dari asap rokok juga dapat merusak dinding arteri
jantung yang akan memicu terjadinya penyempitan. Perokok mempunyai risiko 20-25 persen
lebih tinggi untuk menderita penyakit jantung dibandingkan mereka yang tidak merokok
sama sekali.
Pola Hidup yang Buruk
Risiko penyakit jantung juga dapat meningkat akibat pola hidup yang tidak sehat. Misalnya
kurang berolahraga, sering mengonsumsi makanan siap saji, dan jarang mengonsumsi buahbuahan serta sayur-sayuran.

Kadar Kolesterol yang Tinggi
Kolesterol terbagi dalam dua jenis, yaitu kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL).

Kolesterol jahat mudah menggumpal dan menempel pada dinding pembuluh darah. Karena
itu, kadar LDL yang tinggi dapat membentuk plak yang menyebabkan aterosklerosis. Kadar
LDL yang normal dalam darah adalah di bawah 100 mg/dL.

Hipertensi
Anda akan dianggap mengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi jika tekanan darah Anda
di atas 140/90 mmHg. Tekanan darah yang tinggi berarti jantung bekerja lebih keras sehingga
jantung dan pembuluh darah akan lebih terbebani. Salah satu faktor pemicu hipertensi adalah
konsumsi makanan dengan kadar garam yang tinggi.

Penyakit Diabetes
Diabetes dapat menyebabkan penebalan pada dinding pembuluh darah sehingga berpotensi
menghambat aliran darah. Karena itu, penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi untuk
mengidap penyakit jantung.
Kelebihan Berat Badan

Orang yang kelebihan berat badan atau mengalami obesitas berpotensi mengidap tekanan
darah tinggi, cenderung memiliki kadar kolesterol yang lebih tinggi, serta lebih berisiko
terkena diabetes tipe 2. Karena itu, mereka juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap
penyakit jantung. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan tubuh dengan berat yang tinggi,

jantung harus bekerja lebih keras dibandingkan jika tubuh berberat badan ideal.
Faktor Usia
Makin tua usia seseorang, makin tinggi risikonya untuk mengidap penyakit jantung.
Jenis Kelamin
Dibandingkan wanita, pria memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung.
Tetapi perlu diingat bahwa risiko penyakit jantung pada wanita akan lebih tinggi setelah
mengalami menopause.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Jika memiliki keluarga inti seperti ayah, ibu, adik, atau kakak yang mengidap penyakit
jantung, risiko Anda untuk terkena penyakit jantung akan lebih tinggi dibandingkan orang
yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarganya.
Seseorang mengalami penyakit jantung koroner jika aliran darah ke jantungnya terhambat
oleh lemak. Penimbunan lemak di dalam arteri jantung ini dikenal dengan istilah
aterosklerosis dan merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.
Selain dapat mengurangi suplai darah ke jantung, aterosklerosis juga dapat menyebabkan
terbentuknya trombosis atau penggumpalan darah. Jika ini terjadi, aliran darah ke jantung
terblokir sepenuhnya dan serangan jantung pun terjadi. Faktor pemicu aterosklerosis
meliputi kolesterol yang tinggi, merokok, diabetes, serta tekanan darah tinggi.
Jenis-jenis dan Gejala Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner terbagi ke dalam dua jenis yang dikategorikan berdasarkan tingkat

penyumbatan aliran darah ke jantung.

Angina
Kondisi ini juga dikenal dengan istilah angin duduk di Indonesia. Angina adalah sakit dada
yang timbul karena berkurangnya suplai darah ke otot jantung akibat penyempitan pembuluh
darah. Seseorang yang menderita angina berisiko lebih tinggi untuk mengalami serangan
jantung dibandingkan mereka yang tidak menderita angina.
Serangan ini biasanya berlangsung beberapa menit dan dipicu oleh aktivitas fisik atau stres.
Jenis sakitnya pun bermacam-macam. Ada yang terasa menyebar di sekitar dada, berat seperti

tertindih, atau sesak. Selain sakit dada, seseorang juga bisa merasa sesak napas, mual,
lelah, pusing dan gelisah saat angina menyerang.
Angina dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu angina stabil dan angina tidak stabil.
Angina stabil adalah jenis serangan angina yang terjadi ketika jantung dituntut untuk bekerja
lebih keras, misalnya saat melakukan aktivitas berat. Serangan ini dapat diatasi dengan obat
dan istirahat. Serangan angina stabil tidak mengancam jiwa, tapi harus tetap diwaspadai.
Sedangkan angina tidak stabil adalah serangan angina yang menyerang secara tiba-tiba dan
tanpa sebab yang jelas. Serangan ini dapat berlangsung walau penderita sedang santai atau
beristirahat dan tidak selalu bisa ditangani dengan obat.
Serangan angina tidak stabil membutuhkan penanganan medis darurat karena menandakan
bahwa penderita mengalami fungsi jantung yang menurun drastis. Jika setelah dosis obat
angina kedua dada masih terasa sakit, segera pergi ke rumah sakit terdekat.

Serangan Jantung
Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke jantung terhambat sepenuhnya. Penyebab
utamanya adalah terjadinya gumpalan darah atau trombosis. Penanganan medis dalam
hitungan menit diperlukan karena serangan ini dapat merusak otot jantung secara permanen.
Beberapa gejala serangan jantung adalah sakit dada yang parah, kesulitan bernapas, merasa
lemas, pusing, serta panik. Sakit dada itu juga bisa menyebar ke leher hingga rahang, ke
lengan kiri, dan ke punggung.
Tetapi perlu diingat bahwa tidak semua penderita serangan jantung mengalami sakit dada
yang parah. Indikasi serangan jantung bukan ditentukan oleh tingkat keparahan sakit dada,
melainkan dari kombinasi gejala yang dirasakan.
Penyakit jantung yang tidak ditangani akan berujung pada komplikasi mematikan. Ketika
tidak menerima suplai darah hingga terlalu lemah untuk memompa darah, kinerja jantung
akan menurun. Kondisi ini disebut gagal jantung. Komplikasi ini dapat terjadi secara tiba-tiba
maupun bertahap. Dengan adanya kondisi gagal jantung, organ-organ lain seperti ginjal dan
paru-paru juga akan terpengaruh.
Penyakit jantung koroner terbagi ke dalam dua jenis yang dikategorikan berdasarkan tingkat
penghambatan aliran darah, yaitu angina (angin duduk) dan serangan jantung.
Penyakit jantung yang tidak ditangani akan mengakibatkan komplikasi mematikan. Ketika
tidak menerima suplai darah yang cukup hingga terlalu lemah untuk memompa darah, kinerja

jantung akan menurun. Kondisi ini dikenal sebagai gagal jantung. Komplikasi ini dapat
terjadi secara tiba-tiba maupun bertahap.
Jenis Pemeriksaan Penyakit Jantung Koroner
Sebagai langkah awal diagnosis, dokter biasanya akan menanyakan tentang gejala, pola
hidup, riwayat kesehatan keluarga, serta memeriksa kadar kolesterol Anda. Jika dokter
mencurigai Anda mengidap penyakit jantung, ada beberapa langkah pemeriksaan yang akan
Anda jalani untuk mengonfirmasi diagnosis.

Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG)
Aktivitas listrik otot jantung dapat diperiksa melalui elektrokardiogram (EKG). Tetapi
pemeriksaan ini saja belum cukup untuk menentukan apakah Anda mengidap penyakit
jantung atau tidak. Hasil EKG yang tidak normal bisa mengindikasikan bahwa otot jantung
tidak menerima cukup oksigen.
Selain dengan posisi tidur, pemeriksaan EKG juga ada yang dilakukan saat jantung pasien
dipicu dengan berlari di atas treadmil. Tes ini disebut dengan tes latihan stres atau
tes treadmil. Pemeriksaan ini penting untuk mendeteksi gejala angina.
Pemeriksaan Ekokardiogram
Pemeriksaan yang sejenis dengan USG ini digunakan untuk melihat struktur, ketebalan dan
gerak tiap denyut jantung hingga membentuk sebuah gambar jantung secara mendetail. Tes
ini juga memeriksa tingkat kinerja jantung.
Pemeriksaan Enzim Jantung
Pemeriksaan ini dilakukan melalui tes darah. Keberadaan enzim jantung dalam darah dapat
mengindikasikan adanya kerusakan pada otot jantung.
Angiografi Koroner atau Kateterisasi Jantung
Pemeriksaan ini dilakukan dengan penerapan bius lokal. Prosedur kateterisasi jantung
meliputi:


Memasukkan kateter sampai ke arteri jantung melalui kaki atau selangkangan.



Penyuntikan tinta ke dalam arteri jantung melalui kateter.
Tujuan prosedur angiografi koroner ini adalah untuk memeriksa keberadaan serta tingkat
keparahan penyempitan di dalam pembuluh darah jantung dan untuk memeriksa tekanan di
dalam bilik jantung.

CT dan MRI scan
Kedua pemeriksaan ini juga bisa dilakukan untuk mengevaluasi jantung.
Pada diagnosis awal, dokter biasanya akan menanyakan tentang gejala, riwayat kesehatan
keluarga, serta pola hidup Anda. Jika mencurigai Anda mengidap penyakit jantung, dokter
akan menganjurkan Anda untuk menjalani beberapa pemeriksaan untuk mengonfirmasi
diagnosis. Misalnya, tes darah, elektrokardiogram (EKG), angiografi koroner, CT scan,
serta MRI scan.
Langkah Pengobatan Untuk Penyakit Jantung Koroner
Jika mengidap penyakit jantung, Anda sangat dianjurkan untuk memperbaiki pola hidup Anda
seperti menjaga pola makan serta berolahraga, minum obat secara teratur, serta berhenti
merokok. Penyakit jantung tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dicegah agar tidak memburuk.
Penanganan lebih invasif seperti operasi akan dianjurkan jika penyakit jantung bertambah
parah sehingga mengganggu kualitas hidup seseorang.

Memperbaiki Pola Hidup
Dengan memperbaiki pola hidup, pengidap dapat terhindar dari risiko terjadinya gejala-gejala
penyakit jantung. Mengubah pola hidup dapat dilakukan dengan langkah-langkah sederhana,
misalnya:


Menerapkan pola makan yang sehat.



Berhenti merokok.



Berolahraga secara teratur.



Mengurangi konsumsi minuman keras.
Langkah Penanganan Medis
Memperbaiki pola hidup saja terkadang tidak cukup untuk menangani penyakit jantung.
Karena itu, dokter juga biasanya menganjurkan penggunaan obat-obatan atau prosedur
operasi untuk mengatasi penyakit ini.
Statin
Obat ini berfungsi menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh sehingga dapat memperlambat
perkembangan penyakit jantung. Beberapa jenis statin yang sering diberikan dokter
adalah simvastatin, pravastatin dan atorvastatin.
Antiplatelet

Obat ini diminum untuk mencegah penggumpalan darah yang menyebabkan serangan
jantung. Jenis antiplatelet yang umum digunakan meliputi aspirin dosis rendah, clopidogrel,
ticagrelor dan prasugrel.
Anti-hipertensi dan obat diabetes
Jika Anda menderita tekanan darah tinggi dan/atau diabetes, sangat penting bagi Anda untuk
mengontrol perkembangan penyakit-penyakit ini. Pastikan obat anti-hipertensi dan obat
diabetes Anda telah sesuai dan membawa hasil yang efektif. Jika tidak, temui dokter untuk
mencari cara pengobatan yang lebih cocok. Ingatlah bahwa pola hidup yang sehat juga
berperan penting dalam penanganan kedua penyakit ini.
Obat-obatan untuk Menangani Angina
Beta-blockers
Dengan mengonsumsi obat ini, laju denyut jantung akan berkurang dan aliran darah akan
menjadi lebih lancar. Ini berarti beban jantung akan berkurang sehingga serangan angina pun
dapat
dihindari.
Jenis-jenis beta-blockers meliputi atenolol, bisoprolol,
metoprolol,
dan propranolol.
Calcium channel blockers
Calcium channel blockers (penghambat kanal kalsium) membuat dinding pembuluh darah
melebar sehingga aliran darah ke jantung pun meningkat.
Obat nitrat
Cara kerja nitrat sama dengan cara kerja calcium channel blockers. Obat nitrat berfungsi
untuk melebarkan diameter pembuluh darah sehingga memperlancar aliran darah ke jantung
dan meredakan serangan angina. Obat ini tidak hanya berbentuk tablet, tapi juga dapat
digunakan dalam bentuk semprot, gel, serta koyo. Kinerjanya juga ada yang singkat dan
panjang. Jenis yang biasa digunakan adalah gliseril trinitrat and isosorbide mononitrate.
Ivabradine
Bagi pengidap penyakit jantung yang tidak bisa mengonsumsi beta-blockers(misalnya,
karena mengalami infeksi paru-paru), obat ini sering diberikan oleh dokter. Ivabradine
mengurangi beban jantung dengan cara memperlambat laju denyutnya.
Nicorandil
Obat ini dapat digunakan sebagai pengganti calcium channel blockers karena fungsinya yang
sama. Nicorandil memperlancar aliran darah ke jantung dengan cara memperlebar diameter
pembuluh darah.
Ranolazine
Obat ini bekerja dengan membuat otot jantung lebih rileks, tapi tidak memengaruhi laju detak
jantung atau pembuluh darah. Karena itu, ranolazine sangat cocok digunakan untuk
pengidap gagal jantung atau orang dengan ritme jantung yang abnormal.

Penanganan Melalui Operasi
Jika obat sudah tidak efektif untuk mengatasi gejala-gejala angina yang Anda alami, dokter
akan menganjurkan prosedur operasi. Selain untuk angina, operasi ini juga dilakukan pada
pasien yang telah mengalami serangan jantung.
Intervensi Jantung Perkutan (PCI)
Operasi ini bertujuan untuk memperlebar arteri jantung yang mengalami penyempitan.
Prosedurnya dilakukan dengan memasukkan cincin (stent) ke arteri jantung yang menyempit
melalui proses angiografi koroner atau kateterisasi jantung.
Bedah bypass arteri jantung (CABG)
Prosedur operasi ini meliputi penanaman pembuluh darah dari anggota tubuh lain untuk
membuka rute baru bagi aliran darah ke jantung sehingga suplai darah mencukupi. Penderita
diabetes, pasien lanjut usia dan yang mengalami lebih dari dua penyempitan pembuluh darah
dianjurkan untuk menjalani CABG daripada PCI.

Jika mengidap penyakit jantung, Anda sangat dianjurkan untuk mengubah pola hidup Anda
seperti menjaga pola makan, rutin berolahraga, minum obat secara teratur dan sesuai petunjuk
dokter, serta berhenti merokok. Penyakit jantung koroner tidak bisa disembuhkan, tapi bisa
dicegah agar tidak memburuk. Dokter akan menganjurkan langkah operasi untuk menangani
penyakit ini jika diperlukan. Tujuan dalam pengobatan penyakit jantung adalah untuk
mengendalikan gejala dan menurunkan risiko munculnya serangan fatal seperti serangan
jantung.
Pencegahan Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner dapat dicegah. Terdapat beberapa langkah pencegahan sederhana
yang dapat Anda lakukan, salah satunya adalah berhenti merokok. Merokok tidak hanya
meningkatkan risiko penyakit jantung, tapi juga berbagai penyakit lain
seperti stroke dan kanker paru-paru.
Menerapkan pola hidup sehat juga bisa mencegah jantung koroner, misalnya dengan
berolahraga secara teratur (minimal 2-3 jam seminggu) dan menjaga pola makan seperti lebih
banyak mengonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran dan mengurangi makanan bersantan.
Pencegahan yang lain adalah dengan mengendalikan tekanan darah tinggi (misalnya
dengan mengonsumsi makanan rendah garam dan obat anti-hipertensi secara teratur),
mengendalikan kadar gula darah (misalnya membatasi konsumsi makanan manis dan
mengontrol perkembangan diabetes).

Menjaga kadar kolesterol, terutama untuk orang yang berusia di atas 40 tahun. Langkah ini
dapat dilakukan dengan menghindari makanan berlemak seperti rendang, opor ayam, atau
gorengan. Menjaga berat badan yang sehat dan membatasi konsumsi minuman keras
merupakan cara lain yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit jantung koroner.
Khusus bagi pengidap angina, tindakan pencegahan juga perlu dilakukan demi
menghindari serangan jantung serta komplikasinya. Karena itu, mereka dianjurkan untuk
meminum obat-obatan yang diberikan dokter secara teratur dan sesuai dosis.
Terdapat beberapa langkah pencegahan yang sederhana untuk menghindari penyakit jantung,
yaitu:


Berhenti merokok.



Menerapkan pola hidup sehat, misalnya mengurangi makanan berkolesterol tinggi
serta berolahraga teratur.



Menjaga berat badan yang sehat.



Mengurangi konsumsi minuman keras

2.4 Hubungan Keamanan Pangan dengan Gizi Kesmas
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari makanan dan minuman. Agar asupan
makanan tersebut bermanfaat untuk kelangsungan fungsi-fungsi tubuh, tentu harus
mengandung zat-zat gizi yang baik serta terjamin keamanannya. Gizi merupakan salah satu
faktor penentuutama kualitas sumberdaya manusia. Penentu gizi yang baik terdapat pada
jenis pangan yang baik pula yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh.
Jenis pangan yang baik harus mempunyai ketahanan pangan dan keamanan pangan yang
baik. Ketahanan pangan (food security) ini harus mencakup aksesibilitas, ketersediaan,
keamanan dan kesinambungan. Aksesibilitas di sini artinya setiap rumah tangga mampu
memenuhi kecukupan pangan keluarga dengan gizi yang sehat. Ketersediaan pangan adalah
rata-rata pangan dalam jumlah yang memenuhi kebutuhan konsumsi di tingkat wilayah dan
rumah tangga. Sedangkan keamanan pangan (food safety) dititikberatkan pada kualitas
pangan yang memenuhi kebutuhan gizi.
Keamanan pangan sangat berpengaruh pada status gizi masyarakat. Keamanan pangan
merupakan masalah kompleks sebagai hasil interaksi antara toksisitas mikrobiologik,
toksisitas kimia dan status gizi. Hal ini saling berkaitan, dimana pangan yang tidak aman
akan mempengaruhi kesehatan manusia yang pada akhirnya menimbulkan masalah terhadap
status gizi.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pembahasan makalah ini adalah :
1. Keamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan yang
hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat. Pangan yang bermutu dan aman dapat
dihasilkan dari dapur rumah tangga maupun dari industri pangan.
2. Definisi keamanan pangan menurut Undang – Undang Republik Indonesia nomor 7
tahun 1996 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang
dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
3. Hubungan keamanan pangan dengan terjadinya penyakit Jantung koroner. Saling
berkaitan, ini dapat dilihat dari tingkat kejadian jantung koroner yang diakibatkan
oleh pola hidup tidak sehat salahsatunya sering konsumsi makanan cepat saji
4. Hubungan antara keamanan pangan dengan gizi kesmas ialah semakin tinggi
tingkat keamanan suatu pangan maka kandungan gizi atau nutrisi yang ada dalam
pangan tersebut akan semakin terjaga kualitas serta kuantitasnya dengan baik
sehingga masyarakat yang mengkonsumsinya dapat memperoleh manfaat dari zat
gizi dalam pangan tersebut yang tentunya akan meningkatkan status gizi dan
kesehatan masyarakat.

Daftar Pustaka
http://dinkes.banyuwangikab.go.id/14-artikel-kesehatan/83-makalah-keamanan-pangan.html
http://hartoko.wordpress.com/keamanan-pangan/
http://www.psychologymania.com/2016/11/pengertian-keamanan-pangan.html
http://yprawira.wordpress.com/manajemen-mutu-dan-keamanan-pangan/