BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH - Sejarah Perusahaan Bus Angkutan Umum Sibualbuali (1937 – 1986)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

  Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak mungkin hidup sendiri dalam memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain, karena memang manusia diciptakan Tuhan untuk saling berinteraksi, bermasyarakat maupun bersilaturahmi dengan sesama serta dapat saling tolong menolong dalam memenuhi kebutuhannya.

  Manusia tidak bisa hidup sendirian. Manusia memerlukan manusia lain. Secara kodrat, manusia adalah makhluk yang memiliki kecenderungan untuk hidup dalam kebersamaan dengan yang lain untuk belajar hidup sebagai manusia. Manusia adalah makhluk yang mencari kesempurnaan dirinya dalam tata hidup bersama. Manusia lahir, tumbuh dan menjadi insan dewasa karena dan bersama manusia lain. Maka definisi manusia sebagai makhluk sosial secara langsung bermaksud menegaskan bahwa hanya dalam lingkup tata hidup bersama kesempurnaan manusia akan menemukan kepenuhannya. Dalam ajarannya, Aristoteles (384-322 sebelum masehi), seorang filsuf Yunani menyatakan bahwa manusia adalah Zoon Politicon, artinya pada dasarnya manusia adalah makhluk yang ingin selalu bergaul dengan berkumpul dengan manusia lain. Dari sifat suka bergaul dan bermasyarakat itulah manusia dikenal sebagai makhluk sosial.

  Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial atau dapat dikatakan proses sosial karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas–aktivitas

  

  sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan–hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar orang–orang–perorangan, antara kelompok–kelompok

  

  manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Suatu bentuk terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak merupakan mengadakan hubungan langsung maupun tidak langsung bertemu terhadap manusia lain, sedangkan komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran kepada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak–gerak

   badaniah atau sikap), perasaan – perasaan apa yang ingin di sampaikan.

  Melakukan suatu interaksi tidak selalu dalam satu tempat saja, akan tetapi dapat di tempat lain. Selain itu manusia juga memiliki struktur kekerabatan dalam kehidupan, yakni saudara keturunan dari ayah maupun saudara keturunan dari ibu. Sebelum hadirnya kemajuan teknologi seperti saat ini, untuk melakukan interaksi terhadap saudara dalam struktur kekerabatan manusia harus berpindah dari tempat asalnya ke tempat lain atau tujuannya yang merupakan tempat dari saudara dalam struktur kekerabatan.

  Selain berpindah tempat untuk melakukan interaksi terhadap saudara dalam struktur kekerabatan, manusia juga berpindah tempat untuk melakukan perdagangan maupun merantau. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merantau berasal dari kata “rantau”, yakni daerah (negeri) di luar daerah (negeri) sendiri atau daerah (negeri) di luar kampung halaman; dan “merantau” adalah pergi ke negeri lain (untuk 1 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009,

  hal.55 2 3 Ibid Ibid., hal. 60

  

  mencari penghidupan, ilmu, dsb). Untuk melakukan perpindahan tempat tersebut manusia membutuhkan transportasi.

  Transportasi berasal dari kata Latin yaitu transportare, dimana trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Jadi, transportasi berarti mengangkut atau membawa sesuatu ke sebelah lain atau dari suatu

  

  tempat ke tempat lainnya. Ini berarti transportasi merupakan suatu jasa yang diberikan, guna menolong manusia dan barang untuk dibawa dari suatu tempat ke tempat lain.

  Transportasi bukan hanya berupa gerakan barang dan manusia dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara dan kondisi yang statis tanpa perubahan, tetapi transportasi selalu diusahakan perbaikan dan kemajuannya sesuai dengan perkembangan peradaban teknologi. Dengan demikian, transportasi lebih diusahakan perbaikan dan peningkatannya, sehingga akan tercapai efisiensinya yang lebih baik.

  Transportasi jalan raya seringkali dikatakan sebagai urat nadi bagi kehidupan dan perkembangan ekonomi, sosial, dan mobilitas penduduk yang tumbuh mengikuti maupun mendorong perkembangan yang terjadi pada berbagai sektor dan bidang kehidupan tersebut. Transportasi khususnya transportasi jalan raya, menjalankan dua fungsi, yaitu sebagai unsur penting yang melayani kegiatan–kegiatan yang sudah atau

   sedang berjalan dan sebagai unsur penggerak penting dalam proses pembangunan. 4 Sebelum menggunakan kendaraan bermotor, manusia menggunakan roda 5 di akses pada rabu, 28 Januari 2013 pukul 18:20 WIB Rustian Kamaludin, Ekonomi Transportasi (Karakteristik, Teori, dan Kebijakan), Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003 hal.13 6 Ibid., hal.53

  dalam membantu kehidupannya. Gerobak merupakan suatu alat terbuat dari papan kayu dengan roda berada disampingnya untuk berjalan. Gerobak dengan dua roda buatan orang Mesir oleh orang–orang Yunani dan Romawi. Mereka menggunakannya

   terutama sebagai kereta perang, atau pada upacara keagamaan dan untuk balapan.

  Pada mulanya dipasang untuk menarik gerobak. Tetapi segera diganti dengan kuda, yang dirasa lebih cocok, dan lebih cepat berlari.

  Setelah menggunakan roda atau gerobak sebagai alat penggerak untuk mobilitas dalam kehidupannya, manusia membuat suatu inovasi yakni kendaraan beroda dengan menggunakan mesin. Mulai hadirnya kendaraan bermotor pertama, dalam hal ini sepeda motor, tiba di Indonesia pada tahun 1893. Walaupun pada masa itu Indonesia berada di bawah pendudukan Belanda dan bernama Nederlands Indië (Hindia Belanda), tetapi orang pertama yang memiliki kendaraan bermotor di Indonesia bukanlah orang Belanda, melainkan orang Inggris. Orang itu bernama John C Potter yang bekerja sebagai masinis Pertama di Pabrik Gula Oemboel, Probolinggo,

8 Jawa Timur. Sepeda motor pesanan John C Potter itu tiba di Pulau Jawa, melalui

  Pelabuhan Semarang, pada tahun yang sama. Dan sepanjang tahun 1893, John C Potter tercatat sebagai satu–satu nya orang yang menggunakan kendaraan bermotor di Indonesia, dalam hal ini sepeda motor.

  Satu tahun setelah hadirnya sepeda motor, pada tahun 1894, mobil pertama tiba di Pelabuhan Semarang. Dengan demikian, mobil pertama hadir di Indonesia, 7 Sutrisno Eddy, Kisah – Kisah Penemuan Sepanjang Zaman (Transportasi), Jakarta: Inovasi,

  2002 hal. 3 8 James Luhulima, Sejarah Mobil & Kisah Kehadiran Mobil Di Negeri Ini, Jakarta : Kompas Media Nusantara, 2012 hal. 58 hanya delapan tahun setelah mobil pertama dibuat di Jerman (1886). Mobil itu bermerek Benz Viktoria beratap terpal milik Soesoehoenan Soerakarta Pakoe

9 Boewono X. Uniknya, mobil itu tiba di Surakarta dua tahun sebelum Belanda

  menerima mobil pertamanya di Den Haag pada tahun 1896. Tahun 1902, Prof. Dr. W Schüffner, seorang dokter medis di Medan memiliki mobil Benz yang merupakan mobil pertama yang hadir di Pulau Sumatera.

  Kendaraan bermotor roda empat tersebut hanya dimiliki oleh orang–orang tertentu saja. Transportasi yang digunakan masyarakat Sumatera Utara sebelum adanya angkutan umum orang dan barang menggunakan sado atau gerobak yang memiliki roda dan ditarik oleh sapi atau kerbau maupun kereta kuda. Pada masa kini kendaraan tersebut terlihat kuno dengan banyaknya kendaraan bermotor yang berlalu- lalang di jalan raya. Namun kendaraan sederhana ini lah yang membantu masyarakat dalam mengangkut barang atau melakukan perjalanan jarak jauh di masa sebelum banyaknya kendaraan bermotor roda empat yang hadir di Indonesia.

  Delapan tahun sebelum Indonesia merdeka tahun 1945, di Tapanuli Selatan berdiri sebuah perusahaan angkutan umum bus yang dinamai Fa. Odp Sibualbuali.

  Nama Sibualbuali diambil dari nama gunung di wilayah Sipirok Tapanuli Selatan yang memiliki ketinggian 1,819 meter (5,968 ft) di atas permukaan laut dengan

  

  koordinat Kata Sibualbuali berasal dari kata “Marbual” (bahasa Angkola) yang memiliki arti “Berasap” maka Sibualbuali dapat diartikan sebagai “Bergumpal–gumpal”. Yang dimaksud dari “Bergumpal–gumpal” adalah 9 10 Ibid., hal. 61 diakses pada 25 Februari 2013.

  asap yang dikeluarkan dari gunung tersebut karena gunung Sibualbuali bersifat aktif. Gunung Sibualbuali merupakan simbol Kota Sipirok. Karena Kota Sipirok dikatakan sebagai Napani Sibualbuali atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Dataran

  

lembah gunung Sibualbuali karena kata Napa dalam bahasa Indonesia Dataran

   lembah.

   Perusahaan bus ini didirikan secara resmi pada tahun 1937. Pendirinya

  adalah Sutan Pangurabaan Pane seorang guru dan sastrawan lokal di Tapanuli Selatan yang dikemudian hari beliau lebih dikenal sebagai ayah dari tokoh-tokoh terkenal seperti Sanusi Pane seorang sastrawan Indonesia, Armijn Pane dan Lafran

   Pane pendiri dari organisasi kemahasiswaan yakni Himpunan Mahasiswa Islam.

  Pada awal pendiriannya armada bus Sibualbuali melayani angkutan penumpang dan barang dengan tujuan jarak pendek ke beberapa tempat di wilayah

  

  selatan Sumatera Utara seperti Muara Sipongi, Natal, Sibolga dan Tarutung. Untuk tujuan jarak jauh bus Sibualbuali dengan tujuan utama Pematang Siantar dan Kota Medan dengan loket bus yang memiliki peranan penting berada di Kota Padang Sidempuan. Menurut Basyral Hamidy Harahap dalam bukunya, “Pemerintah Kota Padang Sidimpuan Menghadapi Tantangan Zaman”, beliau mengungkapkan bahwa 11 Hasil wawancara dengan Bapak Asrul Siregar Dosen Sastra Indonesia Universitas Sumatera Utara yang berasal dari kota Sipirok pada 28 Februari 2013. 12 Piagam Penghargaan dari Dewan Pimpinan Pusat Organda, yang mencantumkan bahwasanya Fa. Sibualbuali “Telah mengabdikan diri untuk Bangsa dan Negara yang disumbangkan

  

melalui penyelenggaraan transportasi angkutan umum di jalan sejak Tahun 1937 s/d 2006 yang

diberikan pada HUT ORGANDA ke 44 Tahun 2006”, di Jakarta, 30 Juni 2006 ditujukan kepada

Nurdin Siregar selaku direktur utama Fa. Sibualbuali pada saat itu yang di tanda tangani oleh U.T.

Murphy Hutagalung, MBA selaku ketua umum Organda dan M. Hatta Rajasa selaku Menteri

Perhubungan RI. 13 Hasil wawancara dengan bapak Basyral Hamidy Harahap pada 7 Februari 2013 di kediaman beliau, pada saat wawancara beliau sedang menulis buku yang didalamnya terdapat bab tentang bus Sibualbuali. 14 Hasil wawancara dengan bapak Basyral Hamidy Harahap 7 Februari 2013

  “Sejak berdirinya, Kota Padang Sidempuan telah menjadi kota terpenting sebagai

   kota pusat jalan raya dan pasar yang sangat ramai (zeer drukke pasar)”. Ini

  menjadi pembahasan yang sangat unik dimana kantor pusat dari perusahaan bus tersebut berada di Kota Sipirok namun loket yang memiliki peranan penting berada di Kota Padang Sidempuan. Menurut foto peta dokumentasi masa kolonial, bila melakukan perjalanan dari Kota Padang menuju Kota Medan menggunakan jalur darat, Kota Padang Sidempuan berada di tengah–tengah jalur lintas kedua ibukota

   masing–masing provinsi tersebut.

  Minat masyarakat Sumatera Utara terhadap moda angkutan umum ini terbilang cukup tinggi. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Baginda Tambangan Harahap, “Ketika saya menjadi ketua Koperasi kota Padang Sidempuan tahun 1969 –

  1971, saya sering menggunakan bus Sibualbuali untuk pulang pergi Sidempuan -

Medan. Loket bus di kota Sidempuan berada di Jalan Merdeka kalau sekarang

jalannya berubah menjadi Jalan Sudirman. Untuk trip menuju Medan dari

Sidempuan, itu bisa dibilang selalu penuh karena masyarakat memiliki kepentingan –

kepentingan ke Medan, ada yang bersilahturahmi, ada yang berdagang, ada juga

kepentingan lainnya. Jumlah penumpang yang bisa ditampung bus Sibualbuali

berjumlah 25 penumpang karena hitungan bangku nya 5 x 5. Tapi bila trip dari

Medan–Sidempuan itu jarang penuh bila menaikkan penumpang dari loket di Jalan

Bintang Medan. Jadi terkadang supir bus nya bila ada orang yang ingin menumpang dengan menyetop dipinggir Lintas Sumatera, dinaikkan saja. Untuk penumpang yang 15 Basyral Hamidy Harahap, Pemerintah Kota Padang Sidempuan Menghadapi Tantangan

  Zaman, Padang Sidimpuan : Pemerintah Kota Padang Sidempuan, 2003 hal. 33 16 Foto Arsip Nasional Republik Indonesia, dengan kode “ KIT SUMUT : 0987/061”

  

tidak resmi tersebut ya langsung membayar ke Cincu (pengelola keuangan untuk

   bensin, makan supir, dan pelaporan uang masuk dalam sekali perjalanan bus) ”.

  Pada pertengahan dekade tahun 1980–an, perusahaan bus ini mengalami beberapa masalah internal pada dewan direksinya. Karena perusahaan angkutan umum ini bersifat firma, maka banyak orang (saudagar, pebisnis) yang dapat memiliki bus lebih dari satu. Dari hasil pembagian keuntungan yang tidak merata, manajemen yang bermasalah dan kalah bersaingnya armada bus Sibualbuali dengan

   armada perusahaan bus yang lainnya yang menggunakan bus pabrikan Jerman.

  Maka perusahaan ini mengalami penurunan minat dan namanya semakin dilupakan oleh masyarakat Sumatera Utara dan kota Padang Sidempuan pada khususnya.

  Namun sampai saat ini perusahaan bus ini masih beroperasi walau tidak seperti dulu lagi.

  Selain menjadi moda angkutan umum jarak jauh pertama di pulau Sumatera, ada suatu hal yang menaikkan nama bus Sibualbuali, yakni menjadi bagian dari film “Pencopet” pada tahun 1973 yang dibintangi oleh Sophan Sophian (alm) dan Widyawati yang disutradarai oleh Matnoor Tindaon. Menjadi bagian dari film “Pencopet” tersebut diyakini oleh seluruh narasumber dalam penulisan ini dan menurut mereka bus ini menjadi ikon Sumatera Utara pada saat itu pada bidang transportasi. Selain itu bunyi klakson bus ini yang memiliki ciri khas pada dekade tahun 1950–1980 menjadi sebuah memori indah bagi masyarakat Sumatera Utara, 17 Hasil wawancara dengan bapak Baginda Tambangan Harahap selaku Dewan Pimpinan

  Adat kota Padang Sidempuan pada 26 Februari 2013 18 Hasil wawancara dengan bapak Ahmad Ritonga selaku mantan kepala stasiun bus Sibualbuali cabang kota Padang Sidempuan tahun (2010 – 2012) pada 25 Februari 2013 bahwasanya dahulu bus ini pernah mengalami masa kejayaan.

  Dari paparan di atas, tentu menjadi suatu pembahasan yang sangat menarik untuk mengangkat dan mengikuti perkembangan sejarah perusahaan bus angkutan umum Sibualbuali yang peranannya pada masa sekarang mulai terlupakan. Sebagai alat transportasi jarak jauh yang memiliki banyak peranan pada masa sebelum kemerdekaan dan setelah kemerdekaan terhadap masyarakat Sumatera Utara yang merantau dan berpindah untuk pendidikan serta menjadi mobilitas perdagangan masyarakat maupun membantu komunikasi dengan pengiriman surat menjadi sesuatu hal yang menarik untuk ditulis sejarahwan. Selain itu, walaupun kantor pusat perusahaan bus Sibualbuali ini berada di kota Sipirok namun loket atau stasiun yang memiliki peranan penting dan ramai akan penumpang berada di kota Padang Sidempuan. Begitu juga dengan perubahan armada bus tersebut pada setiap dekade juga menarik untuk ditulis karena perusahaan bus tersebut mengikuti perkembangan otomotif sebagai penarik minat masyarakat untuk menggunakan jasanya di tengah persaingan pelayanan jasa bus jarak jauh yang lainnya. Namun mulai hadirnya pesaing–pesaing dengan armada yang lebih canggih dan permasalahan dalam direksi perusahaan bus ini membuat perusahaan bus tersebut mengalami penurunan minat masyarakat Sumatera Utara. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menjadikan perusahaan bus ini sebagai objek penelitian. Untuk itu, diangkatlah sebuah judul

  SEJARAH PERUSAHAAN BUS ANGKUTAN UMUM SIBUALBUALI (1937-

1986). Adapun skop temporal yang diangkat adalah sekitar abad ke 20 yaitu antara

  1937 sampai dengan 1986. Pada 1937 adalah tahun di mana perusahaan bus ini berdiri. Tahun 1986 merupakan batas akhir skop temporal penelitian sejarah dan merupakan mulai berkurangnya minat masyarakat Sumatera Utara khususnya Tapanuli Selatan akan angkutan umum tersebut. Rentang waktu antara 1937-1986 akan dibahas bagaimana sejarah perusahaan bus angkutan umum Sibualbuali.

1.2 RUMUSAN MASALAH

  Dalam melakukan sebuah penelitian, sudah seharusnya ada yang menjadi pokok permasalahan yang akan di bahas. Pokok permasalahan ini sangat penting karena pokok permasalahan inilah yang menjadi landasan dan dasar sebuah penelitian. Dengan adanya pokok permasalahan akan sangat membantu peneliti agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah dan tepat sasaran sesuai dengan objek yang telah ditentukan.

  Sesuai dengan judul Sejarah Perusahaan Bus Angkutan Umum Sibualbuali 1937-1986 maka ditetapkan beberapa pokok pertanyaan yang bertujuan sebagai batasan dalam penelitian. Pokok permasalahan yang telah dimaksudkan untuk mempermudah pembahasan yaitu: 1.

  Bagaimana latar belakang berdirinya perusahaan angkutan umum bus Sibualbuali? 2.

  Bagaimana perkembangan armada angkutan umum bus Sibualbuali? 3. Bagaimana peranan angkutan umum bus Sibualbuali pada masyarakat

  Sumatera Utara? 4. Faktor-faktor yang menyebabkan berkurangnya minat masyarakat

  Sumatera Utara untuk menggunakan jasa bus Sibualbuali untuk perjalanan jarak jauh?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

  Dalam melakukan sebuah penelitian tentang Sejarah Perusahaan Bus Angkutan Umum Sibualbuali 1937-1986 ini tentu mempunyai tujuan dan manfaat yang dapat diberikan kepada pembaca dan seluruh jajaran sejarahwan serta akademisi dan masyarakat Sumatera Utara. Adapun tujuannya antara lain: 1.

  Menjelaskan bagaimana latar belakang berdirinya perusahaan bus angkutan umum Sibualbuali.

  2. Menjelaskan bagaimana perkembangan armada angkutan umum bus Sibualbuali dari tahun 1937 sampai dengan tahun 1986.

  3. Menjelaskan bagaimana peranan angkutan umum bus Sibualbuali pada masyarakat Sumatera Utara.

  4. Menjelaskan faktor–faktor yang menyebabkan berkurangnya minat masyarakat Sumatera Utara untuk menggunakan jasa bus Sibualbuali untuk perjalanan jarak jauh. Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah: 1.

  Mendukung perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam penulisan sejarah transportasi dewasa ini

  2. Memperkaya khasanah penelitian sejarah transportasi, khususnya sejarah perusahaan bus angkutan umum Sibualbuali.

  3. Sebagai sumber informasi untuk meneliti bagi para akademisi, sejarahrawan, dan masyarakat bahwa transportasi memiliki peranan lain, selain mengangkut manusia dan barang juga mengangkut surat untuk melancarkan komunikasi manusia sebelum adanya teknologi modern seperti saat ini.

  4. Sebagai sumber informasi bagi peneliti lain apabila membahas tentang sejarah transportasi, maupun perkembangan sarana transportasi di Sumatera Utara.

1.4 TINJAUAN PUSTAKA

  Ketika kita menulis karya ilmiah, maka diperlukanlah beberapa literatur untuk mendukung penulisan tersebut. Literatur-literatur itulah yang peneliti sebut dengan tinjauan pustaka. Tinjauan adalah literatur yang relevan dan memiliki keterkaitan secara dekat dengan pokok permasalahan yang akan diteliti. Tinjauan pustaka berisi tentang uraian-uraian yang mengarahkan peneliti betapa pentingnya literatur sehingga digunakan sebagai sumber acuan yang menimbulkan ide, sumber informasi dan pendukung penelitian. Adapun literatur yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah sebagai berikut :

  Soerjono Soekanto dalam bukunya “Sosiologi Suatu Pengantar” menguraikan bahwasanya manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi, bermasyarakat maupun bersilaturahmi dengan manusia lain baik yang memiliki hubungan kekerabatan maupun tidak serta dapat saling tolong menolong dalam memenuhi kebutuhannya. Hal inilah yang dijadikan penulis sebagai acuan bahwasanya manusia memenuhi kebutuhan hidupnya tidak dengan manusia lain yang berada dalam satu wilayah namun dapat berinteraksi pula dengan manusia lain yang berada di wilayah berbeda. Maka penulis dapat menulis latar belakang manusia membutuhkan transportasi guna memenuhi kebutuhan dalam kehidupannya.

  Prof. Drs. H. Rustian Kamaludin dalam bukunya “Ekonomi Transportasi

  

(Karakteristik, Teori, dan Kebijakan)” sangat membantu penulis dalam penulisan

  sejarah transportasi. Dalam buku tersebut diuraikan tentang definisi dari transportasi dengan mendefenisikan bahwasanya transportasi merupakan suatu jasa yang diberikan, guna menolong manusia. Dalam buku itu juga dipaparkan makna transportasi bukan hanya berupa gerakan barang dan manusia dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara dan kondisi yang statis tanpa perubahan, tetapi transportasi selalu diusahakan perbaikan dan kemajuannya sesuai dengan perkembangan peradaban teknologi.

  Sutrisno Eddy dalam bukunya “Kisah–Kisah Penemuan Sepanjang Zaman

  

(Transportasi)” menguraikan dengan sangat baik akan awal mula hadirnya

  transportasi dengan terciptanya roda dalam kehidupan manusia. Dari roda mulai berkembang menjadi gerobak. Lalu dari gerobak dimodifikasi dengan kuda, kerbau, dan keledai sebagai alat penggerak dari gerobak sehingga mobilitas menjadi semakin cepat pada masa sebelum hadirnya kendaraan bermotor.

  James Luhulima dalam bukunya “Sejarah Mobil & Kisah Kehadiran Mobil Di

  

Negeri Ini” menguraikan dengan sangat baik bagaimana hadirnya kendaraan

  bermotor di Indonesia lebih tepatnya di Pulau Jawa. Dibuku itu juga dijelaskan bahwasanya pada tahun 1902, Prof. Dr. W Schüffner, seorang dokter medis di Medan memiliki mobil Benz yang merupakan mobil pertama yang hadir di Pulau Sumatera.

  Piagam Penghargaan dari Dewan Pimpinan Pusat Organda kepada perusahaan Fa. Sibualbuali, menjelaskan bahwasanya memang betul perusahaan bus Sibualbuali tersebut berdiri pada tahun 1937. Piagam Penghargaan ini ditandatangani di Jakarta,

  30 Juni 2006 oleh U.T Murphy Hutagalung, Mba selaku Ketua Umum Organda dan M. Hatta Rajasa selaku Menteri Perhubungan RI.

  Basyral Hamidy Harahap dalam bukunya “Pemerintah Kota Padang

  

Sidimpuan Menghadapi Tantangan Zaman” menguraikan bahwa Kota Padang

  Sidempuan merupakan kota transit di kawasan Sumatera Utara sejak masa kolonial sampai dengan sekarang. Bila melakukan perjalanan dari Kota Padang menuju Kota Medan menggunakan jalur darat, menurut foto peta dokumentasi masa kolonial, Kota Padang Sidempuan berada di tengah–tengah jalur lintas kedua ibukota masing– masing provinsi tersebut. Ini menguatkan bahwasanya Kota Padang Sidempuan memang merupakan kota transit di kawasan Sumatera Utara sejak masa kolonial.

1.5 METODE PENELITIAN

  Di dalam suatu penelitian sejarah yang ilmiah pemakaian metode sejarah

  

  sangatlah penting. Metode sejarah adalah suatu tahapan yang digunakan dalam penelitian sejarah ilmiah. Dengan adanya metode penelitian dapat menjadi petunjuk peneliti untuk memperoleh sumber-sumber yang relevan terhadap pokok pembahasan sehingga dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.

  Adapun tahap-tahap yang harus dilakukan dalam metode sejarah adalah: 1. Heuristik adalah tahapan paling awal dalam metode sejarah. Pada tahapan ini peneliti berusaha mengumpulkan sumber atau data melalui dua metode, yaitu metode kepustakaan (library research) dan metode penelitian lapangan 19 (field research).

  Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994, hal. 94-97 Penelitian dengan metode kepustakaan bertujuan untuk memperoleh data tertulis melalui buku-buku, arsip, artikel ataupun sumber tertulis lainnya.

  Adapun yang digunakan sebagai sumber antara lain Soerjono Soekanto dalam bukunya “Sosiologi Suatu Pengantar” membantu penulis memperoleh data bahwasanya dalam berinteraksi, manusia memerlukan transportasi. Sedangkan pengumpulan data dengan metode penelitian lapangan dilakukan dengan teknik wawancara terhadap beberapa informan khususnya yang mengetahui sejarah akan bus angkutan umum Sibualbuali ataupun masyarakat kota Padang Sidempuan yang memiliki kenangan akan bus angkutan umum tersebut. Prof. Drs. H. Rustian Kamaludin dalam bukunya “Ekonomi

  Transportasi (Karakteristik, Teori, dan Kebijakan)” membantu penulis dalam

  mendefenisikan arti dari kata transportasi menurut teori. Sutirno Eddy dalam bukunya “Kisah–Kisah Penemuan Sepanjang Zaman (Transportasi)” membantu penulis untuk mengetahui bahwasanya awal mula adanya transportasi dengan hadirnya roda dan gerobak untuk mobilitas dalam kehidupan manusia. James Luhulima dalam bukunya “Sejarah Mobil & Kisah

  

Kehadiran Mobil Di Negeri Ini” membantu penulis untuk mendapatkan data

  awal mula masuknya kendaraan bermotor roda empat di Indonesia, Pulau Jawa lebih tepatnya dan kehadiran mobil pertama yang hadir di Sumatera Utara tepatnya di Kota Medan. Piagam Penghargaan dari Dewan Pimpinan Pusat Organda kepada perusahaan Fa. Odp. Sibualbuali sangat membantu penulis dalam mencantumkan tahun pasti berdirinya perusahaan bus Sibualbuali. Kutoyo dan Sutrisno Masykuri dalam buku “Sejarah Pendidikan

  Daerah Sumatera Utara”, buku ini memberikan data tentang sejarah

  pendidikan di Tapanuli. Basyral Hamidy Harahap dalam bukunya “Pemerintah Kota Padang Sidimpuan Menghadapi Tantangan Zaman” memberikan data bahwa kota Padang Sidempuan merupakan kota transit sejak berdirinya kota itu. Koleksi foto Arsip Nasional Republik Indonesia dalam foto, ”Peta Jalur Lintas Kota Padang Menuju Medan” membantu penulis akan keabsahan kota Padang Sidempuan merupakan kota transit karena berada di tengah–tengah jalan raya lintas dari Kota Padang menuju Kota Medan.

  Sedangkan pengumpulan data dengan metode penelitian lapangan dilakukan dengan teknik wawancara terhadap beberapa informan khususnya yang mengetahui sejarah bus angkutan umum Sibualbuali ataupun masyarakat yang memiliki kenangan akan bus angkutan umum tersebut.

  2. Kritik Sumber adalah tahapan kedua dalam metode sejarah. Pada tahapan ini peneliti bertugas untuk mengkritik terhadap sumber-sumber yang diteliti agar peneliti lebih dekat lagi dengan nilai kebenaran dan keaslian dari sumber yang diperoleh. Dalam melakukan kritik terhadap sumber dapat dilakukan dengan cara mengcroschek data dengan menelaah kembali kebenaran isi atau fakta dari sumber buku, arsip ataupun hasil wawancara dengan informan, dan kemudian diuji kembali keaslian sumber tersebut demi menjaga keobjektifan suatu data.

  3. Interpretasi adalah tahapan ketiga dalam metode sejarah. Pada tahapan ini peneliti hendaknya menafsirkan data-data yang diperoleh agar menjadi suatu data yang objektif. Dalam hal ini, peneliti menginterpretasi pengumpulan sumber, mengkritik tentang objek kajian bus angkutan umum Sibualbuali. Dengan adanya interpretasi ini diharapkan dapat menjadi data sementara sebelum peneliti menuangkannya ke dalam bentuk tulisan.

  4. Historiografi adalah tahapan terakhir dalam metode sejarah. Tahapan ini dapat disebut juga sebagai penulisan laporan. Pada tahap ini, peneliti menjabarkan secara kronologis dan sistematis fakta-fakta yang diperoleh agar menghasilkan tulisan yang ilmiah dan bersifat objektif. Pada penulisan bus sejarah angkutan umum ini, penulis dalam menjelaskan atau menerangkan dunia alat transportasi ini tentu memiliki pendekatan tertentu. Dengan adanya pendekatan ilmiah ini diharapkan dapat memudahkan orang lain untuk memahami maksud dan pengetahuan bagi orang yang membacanya. Yang perlu diperhatikan ialah hubungan antara bus angkutan umum itu dengan zamannya, dengan dunia sekelilingnya dan terjalin erat dengan riwayat orang-orang lain yang hidup sejamannya.