BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Laporan Keuangan 2.1.1.1. Pengertian Laporan Keuangan - Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology. Tbk periode 2009, 2010 dan 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Laporan Keuangan 2.1.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Pada dasarnya,laporan keuangan merupakan suatu

  hasil pencatatan dari sekian banyak transaksi yang terjadi di dalam suatu perusahaan. Transaksi- transaksi yang bersifat finansial dicatat, digolongkan, dan diringkas dengan cara dan metode yang tepat dalam satuan uang dan kemudian diadakan suatu penafsiran untuk berbagai tujuan.

  Laporan keuangan disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan pihak manajemen dan pihak lainnya yang menaruh perhatian dan yang mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan.

  Beberapa pendapat para ahli ekonomi mengenai pengertian suatu laporan keuangan adalah sebagai berikut: Menurut Munawir (2002:2) “Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat memberikan informasi tentang suatu keadaan perusahaan sekaligus merupakan alat komunikasi antara data keuangan dengan pihak yang berkepentingan dengan data perusahaan tersebut.”

2. Menurut Harahap (2007:105), yang menyatakan

  “Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam satu periode dan arus danaperusahaan dalam periode tertentu.”

  3. Menurut Tunggal (2000:79), “Laporan keuangan adalah pertanggungjawaban pimpinan suatu perusahaan kepada pemegang saham atau kepada masyarakat umum tentang pengelolaan yang dilaksanakan olehnya dalam suatu masa tertentu, biasanya satu tahun.”

  4. Menurut Sundjaja (2002:68), “Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas tersebut.” 5. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan “Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari lima, yakni: laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, laporan neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.” 2.1.1.2.

   Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

  Beberapa karakteristik kualitatif dari laporan keuangan ialah sebagai berikut: a.

  Dapat dipahami Kualitas penting yang disajikan dalam laporan keuangan adalah kemudahan untuk segera dapat dipahami oleh para pengguna.

  b.

  Relevan para pengguna. c.

  Keandalan Laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan maksudnya adalah informasi yang tersaji harus jujur, wajar dan dapat dipertanggungjawabkan.

  d.

  Kelengkapan Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap batasan materialitasnya.

  e.

  Materialitas Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya. Dalam beberapa kasus, hakikat informasi saja sudah cukup untuk menentukan relevansinya.

  f.

  Penyajian jujur Informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.

  g.

  Netralitas Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum keinginan pihak tertentu.

  h.

  Pertimbangan sehat Mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah. i.

  Dapat diperbandingkan Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan.

2.1.1.3. Tujuan Laporan Keuangan

  Diketahui bahwa setiap laporan keuangan yang dibuat sudah pasti memiliki tujuan tertentu. Dalam praktiknya terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen perusahaan.

  Disamping itu, laporan keuangan merupakan komoditi yang bermanfaat, karena dapat memberikan informasi dalam dunia bisnisuntuk memenuhi kepentingan berbagai pihak yang menaruh perhatian terhadap perusahaan.

  Gambar berikut ini merupakan pihak – pihak yang Pihak-pihak yang memerlukan informasi keuangan

  Internal Eksternal

  Pemberi kredit Analis

  Fiskus

  Manajemen Pemerintah

  Investor Supplier

Gambar 2.1. Pengguna informasi keuangan

  Keterangan dari gambar di atas dikutip dari buku Harahap (2011:7) tentang pengguna informasi keuangan adalah sebagai berikut : a.

  Pemilik perusahaan Bagi pemilik perusahaan, laporan keuangan dimaksudkan untuk:

  1. Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen.

  2. Mengetahui hasil dividen yang akan diterima.

  3. Menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya.

  4. Mengetahui nilai saham dan laba perlembar saham.

  5. Sebagai dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan di masa datang.

  Sebagai dasar untuk mempertimbangkan menambah atau mengurangi investasi.

  b.

  Manajemen perusahaan Bagi manajemen perusahaan, laporan keuangan ini digunakan untuk:

  1. Alat untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik.

  2. Mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, divisi, bagian, atau segmen tertentu.

  3. Mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan, divisi, bagian, atau segmen.

  1. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

  2. Sebagai dasar dalam penetapan-penetapan kebijaksanaan baru.

  1. Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar.

  Bagi pemerintahan, laporan keuangan dimaksudkan untuk:

  5. Menilai sejauhmana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang sudah disepakati. Pemerintahan dan regulator

  4. Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan kredit.

  of return perusahaan.

  3. Melihat dan memprediksi prospek keuntungan yang mungkin diperoleh dari perusahaan atau menilai rate

  2. Menilai kualitas jaminan kredit untuk menopang kredit yang akan diberikan.

  Kreditur Bagi kreditur, banker, atau supplier laporan keuangan digunakan untuk:

  4. Menilai hasil kerja individu yang diberi tugas dan tanggung jawab.

  d.

  4. Menjadi dasar memprediksi kondisi perusahaan di masa datang.

  3. Menilai kemungkinan menanamkan divestasi dari perusahaan.

  2. Menilai kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan.

  Investor Bagi investor, laporan keuangan dimaksudkan untuk: 1. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.

  c.

  6. Memenuhi ketentuan dalam UU, peraturan, anggaran dasar, pasar modal dan lembaga regulator lainnya.

  5. Menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan perlu tidaknya diambil kebijaksanaan baru.

  3. Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain.

  4. Menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan.

  5. Bagi lembaga pemerintahan lain bisa menjadi bahan penyusunan data dan statistik.

  f.

  Instansi Pajak Perusahaan selalu memiliki kewajiban pajak baik

  Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Pembangunan, Pajak Penghasilan (PPh) dan sebagainya. Perusahaan dikenakan pemotongan, penghitungan dan pembayarannya.

  Semua kewajiban pajak ini seharusnya akan tergambar dalam laporan keuangan sehingga instansi pajak dapat menggunakan laporan keuangan sebagai dasar menentukan kebenaran perhitungan pajak, pembayaran pajak, restitusi dan untuk dasar penindakan.

  g.

  Analis, akademis, pusat data bisnis Laporan keuangan ini penting sebagai bahan atau sumber informasi primer yang akan diolah sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi analisis, ilmu pengetahuan dan komoditi informasi.

  Beberapa tujuan penyusunan laporan keuangan yaitu: 1.

  Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

  2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan saat ini.

  3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah 4.

  Memberikan informasi tentang jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu.

  5. Memberikan informasi tentang perubahaan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva dan modal perusahaan.

  6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam satu periode.

  7. Memberikan informasi tentang catatan – catatan atas laporan keuangan.

  Menurut PSAK No. 1 (2007: par. 12), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut: a.

  Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

  b.

  Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.

  c.

  Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

  Menurut APB Statement Nomor 4 dalam buku Harahap (2011:133), tujuan laporan keuangan diuraikan dalam gambar berikut ini :

Gambar 2.2. Tujuan Laporan Keuangan Menurut APB Statement No. 4 2.1.1.4.

  Kewajiban c. Kekayaan bersih d.

  Lengkap

  Netral e. Tepat waktu f. Dapat diperbandingkan g.

  Dapat dimengerti c. Dapat diperiksa d.

  Relevan b.

  Tujuan Kualitatif a.

  Informasi relevan

  Proyeksi laba e. Perubahan harta dan kewajiban f.

  Sumber ekonomi b.

   Bentuk Laporan Keuangan

  Memberikan informasi a.

  

Tujuan Umum

  Hasil usaha c. Perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai GAAP

  Posisi keuangan b.

  Menyajikan laporan a.

  

Tujuan Laporan Keuangan APB No. 4

Tujuan Khusus

  Neraca merupakan laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu yang tersusun secara sistematis dimana aktiva-aktiva kewajiban menurut jatuh tempo dan ekuitas menurut kekekalan.

  Secara umumlima bentuk laporan keuangan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Neraca

  2. Laporan laba rugi Laporan laba rugi merupakan laporan prestasi perusahaan atau suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, laba/rugi yang diperoleh suatu perusahaan selama jangka waktu tertentu. Tujuan utama dari laporan laba rugi adalah menilai kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya, dimana tujuan sebenarnya adalah untuk memperoleh laba yang akan terjadi bila penghasilan lebih besar daripada biaya- biaya selama periode tertentu.

  3. Laporan perubahan modal Laporan perubahan modal merupakan laporan mengikhtisarkan seluruh perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama periode tertentu, misalnya sebulan atau setahun laporan.

  4. Laporan arus kas Laporan arus kas atau laporan perubahan posisi keuangan menyajikan informasi aliran kas masuk atau pokok perusahaan yaitu operasi, investasi dan pendanaan. Aliran kas diperlukan terutama untuk mengetahui kemampuan perusahaan yang sebenarnya dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya.

5. Catatan atas laporan keuangan

  Ikhtisar yang memuat kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang dianut perusahaan yang mempengaruhi posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.

2.1.1.5. Keterbatasan Laporan Keuangan

  Menurut Jumingan (2008), laporan keuangan mempunyai empat keterbatasan antara lain: a.

  Laporan keuangan pada dasarnya merupakan laporan antara, bukan merupakan laporan final, karena laba/rugi rill hanya dapat ditentukan bila perusahaan dijual atau dilikuidasi. Karena alasan tersebut maka laporan keuangan perlu disusun untuk periode waktu tertentu.

  b.

  Laporan keuangan ditunjukkan dalam jumlah rupiah yang tampaknya pasti. Sebenarnya jumlah rupiah ini dapat saja berbeda bila digunakan standar lain. Aktiva tetap dinilai berdasarkan harga historisnya, jumlahnya kemudian dikurangi dengan akumulasi penyusutannya. Dalam keadaan likuidasi, aktiva tidak berwujud seperti hak paten, merek dagang, biaya organisasi hanya dinilai satu rupiah.

  c.

  Neraca dan laporan laba rugi mencerminkan transaksi keuangan dari waktu ke waktu. Selama jangka waktu itu mungkin nilai rupiah sudah menurun, juga kenaikan harga jual per satuan. Oleh karena itu, untuk menghindari adanya analisis yang menyesatkan, analisis perbandingan harus dilakukan dengan hati-hati.

  d.

  Laporan keuangan tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai keadaan perusahaan. Laporan keuangan tidak mencerminkan semua faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil usaha karena tidak semua faktor dapat diukur dalam satuan uang. Misalnya kemampuan dalam menemukan penjual dan mencari pembeli, nama baik dan prestise perusahaan dimata masyarakat, kualitas barang yang dihasilkan, kondisi pesaing-pesaing dan lain sebagainya.

  Hubungan antar laporan keuangan dapat diuraikan dengan gambar berikut ini:

  Laporan  laba rugi:  Neraca  awal:  d.

   Pendapatan   Asssets 

   Biaya   Hhutang   Modal 

  Neraca   akhir:    Asssets  Transaksi    Hhutang  dan  kejadian 

  Laporan

 arus kas: 

   Aktivitas operasional   Aktivitas  investasi   Aktivitas pendanaan 

Gambar 2.3. Hubungan antar laporan keuangan 2.1.2.

   Analisis Laporan Keuangan 2.1.2.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

  Setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, serta dilakukan dengan prosedur dan penilaian yang benar, akan terlihat kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Kondisi keuangan yang dimaksud adalah berapa jumlah harta, kewajiban, serta modal dalam neraca yang dimilki. Kemudian juga akan diketahui jumlah pendapatan yang diterima dan jumlah biaya yang dikeluarkan dari laporan laba rugi yang disajikan selama periode tertentu.

  Salah satu tugas penting setelah akhir tahun adalah menganalisis laporan keuangan perusahaan. Analisis laporan keuangan adalah suatu kegiatan penilaian, penelaan atas laporan keuangan perusahaan dengan mendasarkan pada beberapa metode dan teknik penganalisaannya sehingga mereka yang berkepentingan terhadap perusahaan dapat melakukan evaluasi dan tindakan lebih lanjut pada perusahaan tersebut.

  Analisis laporan keuangan didasarkan pada laporan keuangan yang telah disusun. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang digunakan dalam pengambilan keputusan oleh pemakai laporan keuangan.Dalam dunia bisnis, keputusan yang salah akan menghasilkan akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Namun demikian, laporan keuangan menyajikan informasi tentang apa yang telah terjadi, sehingga timbul kesenjangan kebutuhan informasi.

  Oleh karena itu, analisis terhadap laporan keuangan sangat perlu.Analisis laporan keuangan dapat digunakan untuk membantu mengatasi kesenjangan tersebut dengan cara mengolah kembali laporan keuangan, sehingga para pengambil keputusan dapat melakukan prediksi - prediksi.

  Bagi pihak pemilik dan manajemen, tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan tersebut, setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam maka akan telihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak.

  Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui kelemahan ini, manajemen akan memperbaiki atau menutupi kelemahan tersebut.

  Kemudian, kekuatan yang dimiliki perusahaan tersebut harus dipertahankan bahkan ditingkatkan. Kekuatan ini dapat kelemahan dan kekuatan yang dimiliki, akan tergambar kinerja manajemen selama ini.

  Analisis laporan keuangan harus dilakukan secara cermat dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil yang diharapkan benar – benar tepat. Kesalahan dalam angka atau rumus akan berakibat pada tidak akuratnya hasil yang hendak dicapai. Selanjutnya, hasil perhitungan tersebut dianalisis dan diinterpretasikan sehingga diketahui posisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya.

2.1.2.2. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

  Kegiatan dalam analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan cara menentukan dan mengukur antara pos – pos yang ada dalam suatu laporan keuangan. Analisis laporan keuangan juga dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yang dimiliki dalam satu periode. Disamping itu, analisis laporan keuangan dapat dilakukan pula dalam beberapa periode (misalnya tiga tahun).

  Analisis laporan keuangan yang dilakukan dalam beberapa periode adalah dengan menganalisis antara pos – pos yang ada dalam satu laporan atau jugadapat dilakukan antara satu laporan dengan laporan lainnya. Hal ini dimaksudkan agar keuangan dari satu periode ke periode selanjutnya. Dengan menganalisis laporan keuangan, berbagai pihak yang berkepentingan memperoleh beberapa tujuan dan manfaat. Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah : a.

  Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode tertentu.

  b.

  Untuk mengetahui kelemahan – kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.

  c.

  Untuk mengetahui kekuatan – kekuatan yang dimiliki perusahaan.

  d.

  Untuk mengetahui langkah – langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan di masa depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.

  e.

  Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.

  f.

  Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan.

  Sedangkan tujuan analisis laporan keuangan menurut Berstein dalam buku Harahap (2011:18) adalah : a.

   Screening

  Analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari laporan keuangan tanpa pergi langsung ke lapangan.

  b.

   Understanding

  Memahami perusahaan, kondisi keuangan dan hasil usahanya.

  c.

   Forcasting

  Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang.

  d.

   Diagnosis

  Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah – masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain dalam perusahaan.

  e.

   Evaluation

  Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan.

2.1.2.3. Teknik Analisis Laporan Keuangan

  Teknik analisis laporan keuangan dapat digunakan dengan berbagai metode antara lain: a.

  Metode Komparatif.

  Metode ini digunakan dengan memanfaatkan angka – angka angka laporan keuangan lainnya.

  b.

  Analisis Tren.

  Analisis ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan beberapa tahun dan digambarkan tren

  (kecenderungan situasi perusahaan di masa yang akan datang) . Tren analisis biasanya dibuat melalui grafik.

  c.

  Laporan keuangan bentuk Common Size.

  Metode ini merupakan metode analisis yang menyajikan laporan keuangan dalam bentuk persentasi. Persentasi itu biasanya dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilai penting seperti aset untuk neraca dan penjualan untuk laba rugi.

  d.

  Metode Index Time Series.

  Dalam metode ini dihitung indeks dan digunakan untuk mengonversikan angka – angka laporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang diberi indeks 100.

  e.

  Analisis Rasio.

  Adalah perbandingan antara pos – pos tertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan signifikan.

  f.

  Teknik analisis lain seperti Analisis sumber dan penggunaan dana, Analisis Break Even, Analisis Gross

  Profit , Dupont Analysis.

  Model analisis seperti Bankruptcy model, Net cash flow prediction model, take over prediction model.

  Teknik – teknik analisis tersebut dapat digunakan sesuai kebutuhan dan tujuan dilakukannya analisis laporan keuangan.

2.1.3. Penilaian Kinerja Keuangan 2.1.3.1. Pengertian Penilaian Kinerja Keuangan

  Kemampuan perusahaan untuk mengelola usahanya saat ini bukan hanya ditentukan oleh besar kecilnya ukuran perusahaan. Banyak perusahaan besar yang memiliki sumber daya dan jangkauan yang luas, namun pada kenyataannya perusahaan tersebut tidak mampu melaksanakan aktivitasnya secara efektif dan efisien.

  Sebaliknya, perusahaan yang memiliki sumber daya dan jangkauan yang terbatas tetapi mampu melaksanakan operasional perusahaan secara baik sehingga memperoleh kesuksesan.Kemudian perusahaan tersebut dapat mengembangkan usahanya untuk meraih keuntungan. Maka dari perbandingan tersebut, dapat disimpulkanbahwa kinerja perusahaan yang efektif merupakan rencana dari setiap perusahaan.

  Oleh karena itu, penilaian kinerja perlu dilakukan oleh perusahaan-perusahaan. Berikut ini akan dijelaskan arti dari

  1. Menurut KBBI (1995), kinerja yaitu ”Sesuatu yang dicapai/prestasi yang diperlihatkan/kemampuan kerja.”

  2. Menurut Tika (2006) yang menyatakan “kinerja sebagai hasil - hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu periode tertentu.”

  Maka pengertian penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standard dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.

2.1.3.2. Tujuan Penilaian Kinerja

  Penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk beberapa tujuan yaitu: a.

  Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimal.

  b.

  Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan c.

  Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. d.

  Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan menilai kinerja mereka.

  e.

  Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

2.1.3.3. Kriteria Sistem Pengukuran Kinerja

  Menurut Cascio (2003:336-337), kriteria sistem pengukuran kinerja adalah sebagai berikut:

  1. Relevan (relevance). Relevan mempunyai makna yaitu terdapat kaitan yang erat antara standar untuk pekerjaan tertentu dengan tujuan organisasi dan terdapat keterkaitan yang jelas antara elemen-elemen kritis suatu pekerjaan yang telah diidentifikasi melalui analisis jabatan dengan dimensi-dimensi yang akan dinilai dalam forum penilaian.

  2. Sensitivitas (sensitivity). Sensitivitas berarti adanya kemampuan sistem penilaian kinerja dalam membedakan pegawai yang efektif dan pegawai yang tidak efektif.

  3. Reliabilitas (reliability). Reliabilitas dalam konteks ini berarti konsistensi penilaian. Dengan kata lain sekalipun instrumen tersebut digunakan oleh dua orang yang berbeda dalam menilai seorang pegawai, hasil penilaiannya akan cenderung sama.

  4. Akseptabilitas (acceptability). Akseptabilitas berarti bahwa pengukuran kinerja yang dirancang dapat diterima oleh pihak-pihak yang menggunakannya.

  5. Praktis (practicality). Praktis berarti bahwa instrumen penilaian yang disepakati mudah dimengerti oleh pihak-pihak yang terkait dalam

  Di dalam sebuah perusahaan, pihak manajemen akan selalu mencari suatu standard yang dapat digunakan untuk menilai prestasi perusahaan. Salah satunya adalah rasio keuangan yang digunakan dengan cara membandingkan data - data dalam laporan keuangan. Hasil perbandingan dari analisa rasio keuangan akan menunjukkan kinerja yang telah dicapai perusahaan selama periode tertentu. Dengan kinerja tersebut, maka dapat memproyeksikan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan melunasi semua kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.

  Dari segi manajemen keuangan, baik atau tidak kinerja perusahaan dapat diukur dengan: a.

  Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban (hutang) yang akan jatuh tempo (liquidity).

  b.

  Kemampuan perusahaan untuk menyusun struktur pendanaan, yaitu perbandingan antara hutang dan modal (leverage).

  c.

  Kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan (profitability).

  d.

  Kemampuan perusahaan untuk berkembang (growth).

  e.

  Kemampuan perusahaan untuk mengelola aset secara maksimal (activity). perusahaan merupakan gambaran keberhasilan perusahaan serta wujud kesesuaian dengan tujuan dalam pengambilan keputusan di masa yang akan datang. Tercapainya kinerja perusahaan yang baik tergantung dari pelaksanaan perencanaan keuangan yang telah ditetapkan sebelumnya.

  Analisa rasio keuangan sangat bermanfaat bagi manajemen untuk perencanaan dan evaluasi prestasi atau kinerja perusahaan. Penilaian terhadap aktivitas dan proses yang telah dilaksanakan merupakan dasar bagi manajemen untuk meningkatkan kinerja dan profitabilitas perusahaan.

  Namun suatu rasio tidak memiliki arti dalam dirinya sendiri, melainkan harus diperbandingkan dengan rasio yang lain agar rasio tersebut menjadi lebih sempurna dan untuk melakukan analisis ini dapat dengan cara membandingkan prestasi suatu periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan selama periode tertentu.

  Selain itu dapat pula dilakukan dengan membandingkan perusahaan sejenis dalam industri itu sehingga dapat diketahui bagaimana keuangan dalam industri tersebut.

   Rasio Keuangan 2.1.4.1. Pengertian Rasio Keuangan

  Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada di dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan tersebut dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen lainnya dalam satu laporan keuangan. Angka-angka yang diperbandingkan itu berupa angka-angka dalam suatu periode maupun beberapa periode.

  Pengertian analisis rasio keuangan menurut Harahap (2011:297), yaitu “Angka yang diperoleh dari hasil perbandingan satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti)”.

  Menurut Djarwanto (2001:123), yang dimaksud dengan rasio dalam analisis laporan keuangan adalah : “Suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur – unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana”.

  Analisis rasio keuangan dapat dilakukan untuk tiga tujuan ialah sebagai berikut : a.

  Sebagai alat analisis untuk mengidentifikasi kekuatan dan b.

  Sebagai alat monitoring untuk meyakinkan bahwa tujuan perusahaan adalah sesuai dengan sumber dayanya.

  c.

  Sebagai alat yang efektif untuk perencanaan pencapaian tujuan perusahaan. MenurutSyahyunan (2004:82) untuk mengidentifikasikan kondisi keuangan dapat dibandingkan dengan dua cara yaitu perbandingan antar waktu dan perbandingan antar perusahaan.

  a.

  Perbandingan Antar Waktu (Trend Analysis) Perbandingan antar waktu adalah rasio keuangan yang sekarang dibandingkan dengan perkiraan rasio keuangan tahun yang akan datang dalam perusahaan yang sama suatu perusahaan. Perbandingan itu dapat dilihat arah perubahan apakah naik atau sebaliknya turun.

  b.

  Perbandingan Antar Perusahaan Perbandingan antara perusahaan ini dapat dilihat apakah rasio keuangan perusahaan relative sama atau berbeda dengan perusahaan lainnya atau rata – rata industri.

2.1.4.2. Keuanggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

  Keunggulan analisis rasio keuangan diuraikan oleh Harahap (2008:298) antara lain: a.

  Rasio merupakan angka- angka dan ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

  b.

  Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

  c.

  Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

  d.

  Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model - model pengambilan keputusan dan model prediksi.

  e.

  Menstandarisir ukuran perusahaan.

  f.

  Lebih mudah memperbandingkan perusahaandengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. Terdapat beberapa keterbatasan analisis rasio keuangan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya. Adapun keterbatasan analisis rasio menurut Harahap (2008:299) ialah antara lain: a.

  Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.

  b.

  Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan analisis ini seperti:

  1. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran yang dapat dinilai biasa atau objektif.

  2. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dari rasio adalah nilai perolehan ( cost ) bukan harga pasar.

3. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.

  4. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.

  c.

  Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.

  d.

  Jika data yang tersedia tidak sinkron maka akan kesulitan dalam menghitung rasio.

  e.

  Jika dua atau lebih perusahaan dibandingkan teknik dan metode yang digunakan berbeda maka perbandingan dapat menimbulkan kesalahan.

2.1.4.3. Jenis – Jenis Analisis Rasio Keuangan a. Rasio Likuiditas

  daya perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan menentukan waktu serta cakupan tindakan yang diperlukan.Rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar.

  Risiko Likuiditas perusahaan jangka pendek dipengaruhi oleh kapan arus kas masuk dan arus kas keluar terjadi serta prospek arus kas untuk kinerja masa depan. Analisis rasio ini diarahkan pada aktivitas operasi perusahaan, kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari penjualan produk dan jasa serta persyaratan dan ukuran modal kerja.

  Rasio likuiditas meliputi: 1. Current Ratio

  

Current Ratio yaitu rasio yang digunakan untuk

  mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Current Ratio biasa disebut dengan modal kerja (Working Capital Ratio).

  Jika suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan, perusahaan mulai lambat membayar hutang usaha, meningkatkan kewajiban lancar. Hal ini merupakan pertanda adanya masalah karena jika kewajiban lancar naik lebih cepat daripada aktiva lancar, maka rasio lancar akan turun.

  Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio lancar yang lebih aman adalah jika berada di atas 1 atau di atas 100%.

  Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah hutang lancar.

  Rumus:

  ௔௞௧௜௩௔௟௔௡௖௔௥ Current Ratio = x100%

  ௛௨௧௔௡௚௟௔௡௖௔௥ 2.

   Cash Ratio

Cash Ratio adalah rasio yang digunakan untuk

  mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek yang akan segera atau harus dilunasi dengan uang kas yang tersedia dengan uang kas yang tersedia dalam perusahaan.

  Rumus:

  ௞௔௦ା௕௔௡௞ Cash Ratio = x 100%

  ௛௨௧௔௡௚௟௔௡௖௔௥ 3.

  Quick Ratio

   Quick Ratio atau disebut juga Acid TestRatio adalah

  ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif untuk direalisasikan menjadi uang kas.

  Persediaan pada umumnya ialah aset lancar perusahaan yang paling tidak likuid sehingga persediaan merupakan aset dimana kemungkinan besar akan terjadi kerugian jika terjadi likuidasi.

  Oleh karena itu, rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan penjualan persediaan adalah sangat penting artinya. Semakin besar rasio ini semakin baik. Angka rasio tidak harus 100% atau 1:1. Rumus:

  ௔௞௧௜௩௔௟௔௡௖௔௥ି௣௘௥௦௘ௗ௜௔௔௡ Quick Ratio = x 100%

  ௛௨௧௔௡௚௟௔௡௖௔௥ 4.

  Inventory to Net Working Capital

  Inventory to Net Working Capital merupakan rasio

  yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Rumus:

  Inventory to Net Working Capital = ௣௘௥௦௘ௗ௜௔௔௡ ௔௞௧௜௩௔௟௔௡௖௔௥ି௛௨௧௔௡௚௟௔௡௖௔௥

5. Cash Turn Over

  Cash Turn Over digunakan untuk mengukur tingkat

  ketersediaan kas untuk membayar tagihan dan biaya – biaya yang berkaitan dengan penjualan.

  Rumus:

  ௣௘௡௝௨௔௟௔௡௕௘௥௦௜௛ Cash Turn Over = x 100%

  ௠௢ௗ௔௟௞௘௥௝௔௕௘௥௦௜௛ b.

   Rasio Solvabilitas

  Rasio Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

  Rasio ini juga menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset.

  Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal yang lebih besar daripada hutang.

  Rasio solvabilitas meliputi : 1.

   Debt to Equity Ratio Debt to Equity Ratio menunjukkan sejauh mana modal

  sendiri menjamin seluruh hutang. Rasio ini juga dibaca sebagai perbandingan antara dana pihak luar dengan dana pemilik perusahaan yang dimasukkan ke perusahaan.

  Rasio ini disebut juga rasio leverage. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Untuk keamanan pihak luar rasio terbaik adalah jika jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang atau minimal sama. Namun bagi pemegang saham atau manajemen rasio leverage ini sebainya besar. Rumus:

  ௝௨௠௟௔௛௛௨௧௔௡௚ Debt to Equity Ratio = x 100%

  ௝௨௠௟௔௛௠௢ௗ௔௟ 2.

   Debt to Asset Ratio Debt to Asset Ratio merupakan rasio hutang yang

  digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva, dengan kata lain seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Total hutang termasuk seluruh kewajiban lancar dan hutang jangka panjang.

  Rasio ini menunjukkan sejauhmana hutang dapat ditutupi oleh aktiva lebih besar rasionya lebih aman (solvable). Supaya aman porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil. Kreditor lebih menyukai rasio hutang yang rendah karena makin rendah rasio hutang, makin besar perlindungan terhadap kerugian kreditor jika terjadi likuidasi.

  Rumus:

  

௧௢௧௔௟௛௨௧௔௡௚

Debt to Asset Ratio = x 100%

  

௧௢௧௔௟௔௞௧௜௩௔

3.

   Long Term Debt to Equity Ratio ( LTDtER) LTDtER merupakan rasio antara hutang jangka

  panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka panjang dengan cara membandingkan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.

  Rumus:

  ௧௢௧௔௟௛௨௧௔௡௚௝௔௡௚௞௔௣௔௡௝௔௡௚ LTDtER = x 100%

  ௧௢௧௔௟௠௢ௗ௔௟ 4.

   Times Interest Earned Times Interest Earned merupakan rasio untuk

  mencari jumlah kali perolehan bunga, artinya sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga.

  Rumus:

  ா஻ூ் Times Interest Earned =

  ௕௜௔௬௔௕௨௡௚௔

c. Rasio Aktivitas

  Rasio ini digunakan untuk mengindikasikan seberapa efektif penggunaan dan pembagian aset perusahaan serta berapa kali dalam setahun persediaan dihabiskan. Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya.

  1. Total Assets Turn Over Total Assets Turn Over digunakan untuk mengukur

  kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar dalam satu periode tertentu atau kemampuan dari modal yang diinvestasikan utuk menghasilkan penjualan. Dengan kata lain, seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.

  Rumus:

  ௣௘௡௝௨௔௟௔௡௕௘௥௦௜௛ Total Assets Turn Over = x 100%

  ௧௢௧௔௟௔௞௧௜௩௔ 2.

   Receivable Turn Over Receivable Turn Over digunakan untuk mengukur

  kemampuan dana yang tertanam berputar dalam satu periode tertentu. Rasio ini menunjukkan berapa cepat penagihan hutang. Semakin besar semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat.

  Rumus:

  ௣௘௡௝௨௔௟௔௡௕௘௥௦௜௛ Receivable Turn Over = x 1 kali

  ௣௜௨௧௔௡௚ௗ௔௚௔௡௚ 3.

   Average Collection Period

Average Collection Period yaitu rasio yang digunakan

  untuk menghitung periode rata – rata yang diperlukan untuk mengumpul piutang.

  Rumus:

  ௣௜௨௧௔௡௚ௗ௔௚௔௡௚

Average Collection Period = x 365 hari

  ௣௘௡௝௨௔௟௔௡௕௘௥௦௜௛ 4.

   Inventory Turn Over Inventory Turn Over digunakan untuk mengukur

  kemampuan dana yang tertanam dalam satu periode tertentu atau mengukur likuiditas dari inventori dan tendensi untuk adanya overstock. Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat.

  Rumus:

  ௛௔௥௚௔௣௢௞௢௞௣௘௡௝௨௔௟௔௡ Inventory Turn Over = x 1 kali

  ௣௘௥௦௘ௗ௜௔௔௡

  5. Average Days Inventory Average days Inventory digunakan untuk menghitung

  periode menahan persediaan rata – rata persediaan barang berada didalam gudang.

  Rumus:

  ௣௘௥௦௘ௗ௜௔௔௡

Average Days Inventory = x 360 hari

  ௛௔௥௚௔௣௢௞௢௞௣௘௡௝௨௔௟௔௡ d.

   Rasio Profitabilitas

  Disebut juga Rasio Rentabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawandan jumlah cabang selama periode tertentu. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga

  Operating Ratio.

  Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dalam menggunakan aktivanya secara produktif untuk mencapai tujuan strategis, mengeliminasi pemborosan – pemborosan dan menyajikan informasi tepat waktu. Hal ini dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.

  Rasio Rentabilitas meliputi : 1. Profit Margin on Sales

  Profit margin on sales atau ratio profit margin atau margin laba atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini dikenal juga dengan nama profit margin.

  Terdapat dua rumusan untuk mencari profit margin, yaitu sebagai berikut; a)

  Profit Margin merupakan margin laba kotor menunjukkan laba yang relatif terhadap perusahaan, dengan cara penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Rasio ini merupakan cara untuk penetapan harga pokok penjualan. Rumus :

  ௉௘௡௝௨௔௟௔௡௕௘௥௦௜௛ିு௉௉ Profit Margin =

  

௉௘௡௝௨௔௟௔௡

  b) Net Profit Margin merupakan perbandingan antara keuntungan sesudah pajak(EAIT) dengan penjualan.

  Rasio ini menunjukkan hasil penjualan setiap rupiah yang tertinggal pada perusahaan setelah dikeluarkan semua biaya dan pajak pendapatan.

  Rumus:

  ா஺ூ் Net Profit Margin = x 100%

  ௣௘௡௝௨௔௟௔௡௕௘௥௦௜௛ 2.

   Return on Invesment (ROI) ROI digunakan untuk mengukur kemampuan dari

  modal sendiri yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih.

  Rumus:

  ா஺ூ் ROI = x 100%

  ௝௨௠௟௔௛௔௞௧௜௩௔ 3.

   Return on Equity (ROE) ROE digunakan untuk mengukur kemampuan dari

  modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Rasio ini adalah perbandingan keuntungan bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan perusahaan.

  ROE menjadi pusat perhatian para pemegang saham (stakeholders) karena berkaitan dengan modal saham yang diinvestasikan untuk dikelola pihak manajemen.

  ROE memiliki arti penting untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dalam memenuhi harapan pemegang saham.

  Rumus:

  ா஺ூ் ROE = x 100%

  ௝௨௠௟௔௛௠௢ௗ௔௟ 4.

   Return on Assets (ROA)\

  ROA mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba.Semakin tinggi maka semakin baik karena berarti manajemen bisa memanfaatkan investasi seefisien mungkin sehingga menghasilkan laba bersih yang maksimal, dengan kata lain investasi sekecil – kecilnya menghasilkan laba sebesar – besarnya. Rumus :

  ே௘௧ூ௡௖௢௠௘ ROA = x 100%

  ்௢௧௔௟஺௞௧௜௩௔ 5.

   Earning per Share of Common Stock

  Rasio laba per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untukmengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasioyang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknyadengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat.

  Keuntungan bagi pemegang saham adalah jumlah keuntungan setelah dipotongpajak.Keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham biasa adalah jumlah keuntungandikurangi pajak, dividen dan dikurangi hak – hak lain untuk pemegang saham prioritas. Rumus :

  Earning per Share of Common Stock= ௅௔௕௔௦௔௛௔௠௕௜௔௦௔ ௦௔௛௔௠௕௜௔௦௔௬௔௡௚௕௘௥௘ௗ௔௥

2.2. Penelitian Terdahulu

  Ada beberapa penelitian terdahulu yang disajikan secara ringkas dengan tabel 2.1 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu No. Penulis Judul Hasil

  1. Elis Komala

  Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pos Indonesia

  Rasio likuiditas secara keseluruhan adalah cukup baik.

  1. current ratiosebesar 109,39%, 2. quick ratio sebesar 109,33%, 3. cash ratio sebesar 89,73%

  Rasio solvabilitas dikatakan kurang baik.

  1. total asset to debt ratio sebesar

  141,03% 2. net worth to debt ratio sebesar

  42,81% Rasio profitbilitas baik.

Dokumen yang terkait

Analisa Rasio pada Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)

6 105 73

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology. Tbk periode 2009, 2010 dan 2011

13 147 110

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada PT. Excelcomindo Pratama, Tbk

0 69 65

Analisis Laporan Keuangan Dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Bank Sumut Medan

14 123 75

Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Astra Agro Lestari, Tbk Tahun 2013-2014

0 1 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Daerah - Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kota Medan

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan - Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Refined Economic Value Added dan Financial Value Added Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Food An

0 0 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Laporan Keuangan - Analisis Kinerja Keuangan Tahun Buku 2014, 2013, 2012, 2011, Dan 2010 Pada PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda

0 0 33

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan - Analisis Komparatif Rasio Keuangan Antara P.T. H.M. Sampoerna,Tbk & P.T. Gudang Garam,Tbk

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap pajak Penghasilan Sebagai Salah Satu Sumber Penerimaan Negara Studi Empiris: Perusahaan Makanan dan Minuman yang

0 0 34