BAB III METODOLOGI PENELITIAN - BAB III
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode, Jenis, dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survai
dengan pendekatan kuantitatif (positivisme). Penelitian dengan pendekatan kuantitatif ini mendasarkan kajian pada prinsip rasional empirik. Paradigma kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.
Penelitian yang menggunakan pendekatan deduktif bertujuan menguji hipotesis penelitian menggunakan paradigma kuantitatif. Paradigma ini lazim dikenal dengan paradigma tradisional (traditional), positivis (positivist), eksperimental (experimental), atau empiris (empiricist).
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan rancangan korelasional asosiatif yang bertujuan mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Dengan kata lain, penelitian korelasional asosiatif bertujuan menentukan hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi atau peramalan.
Metode survai yang digunakan bersifat ex-post facto yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal dan menguji hipotesis. Penelitian survai dapat digunakan untuk maksud (1) penjajagan (eksploratif), (2) deskriptif, (3) penjelasan (eksplanatory atau confirmatory), yakni menjelaskan hubungan kausal masa yang akan datang (6) penelitian oprasional, dan (7) pengembangan
indikator-indikatPenelitian yang dilakukan ini lebih bersifat penjelasan (eksplanatory atau confirmatory), yakni menjelaskan hubungan kausal dan menguji teori melalui pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif. untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara acak atau random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan menguji
hipotesis yang telah ditetapkaVariabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu Motivasi Belajar (X ), dan Kegiatan Ekstrakurikuler Sanggar Alquran (X )
1
2
sebagai variabel bebas serta Prestasi Belajar Siswa merupakan variabel terikat (Y).
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan mulai dari pengumpulan data sampai dengan pengolahan data. Penelitian ini dilakukan di tiga lokasi berbeda yakni di MAN Model 1 Manado yang bertempat di Jln. Hasanudin 14, Kelurahan Islam, Kecamatan Tuminting, MA Darul Istiqomah yang bertempat di Kelurahan Bailang, Kecamatan Bunaken, dan MA PKP yang bertempat di kelurahan Kombos Barat kecamatan singkil. Tiga Madrasah tersebut sama-sama terletak di Kota Manado Propinsi Sulawesi Utara. 1 Singarimbun, dan Effendi, Metode Penelitian Survey, Cetakan Kedua, (Jakarta: Penerbit 2 PT. Pustaka LP3ES Indonesia, 2003), h.21.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatatif dan R&D
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MAN Model 1 Manado yang mengikuti kegiatan sanggar Alquran, MA Darul Istiqomah Manado, MA PKP Manado, tahun pelajaran 2016/2017 yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran sejumlah 300 orang terdiri atas 213 orang siswa MAN Model 1 Manado, 49 orang siswa MA Assalam Manado, dan 38 orang siswa MA PKP Manado.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi. Prosedur pengambilan sampel yaitu probability sampling dengan teknik pengambilan sampel yaitu area sampling. Penyampelan probabilitas
(probability sampling) merupakan prosedur pengambilan sampel dari suatu
populasi yang telah diketahui informasinya, sementara penyampelan daerah atau wilayah (area sampling) merupakan teknik pengambilan sampel dengan
Untuk menentukan sampel penelitian, peneliti menggunakan tabel yang dikembangkan dari rumus Isaac dan Michael, dimana berdasarkan tabel tersebut untuk populasi yang berjumlah 380 orang maka sampelnya berjumlah 161 orang
3 4 Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta. 2010), h.57.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatatif dan R&D,
Dengan demikian, dalam penelitian ini dipilih sebanyak 161 Siswa sebagai sampel yang tersebar pada 3 (tiga) sekolah Madrasah Aliyah yang ada di Kota Manado. Penentuan jumlah sampel pada setiap sekolah ditentukan secara proporsional yang disesuaikan dengan jumlah siswa pada setiap sekolah. Untuk jelasnya dapat dijabarkan pada tabel berikut ini.
Tabel 3.1 Jumlah Sampel dan PenyebarannyaUkuran No. Kecamatan Populasi (N)
213
1. MAN Model 1 Manado 300 x 161 = 114,31 (dibulatkan 114)
49
2. MA PKP Manado 300 x 161 = 26,29 (dibulatkan 26)
38
3. MA Istiqomah Manado 300 x 161 = 20,39 (dibulatkan 21)
Total Sampel 161
D. Instrumen Penelitian
Untuk mengukur variabel dalam penelitian ini digunakan instrumen berupa angket (kuesioner) dan tes. Instrumen untuk menggali data responden disusun dan dijabarkan dalam bentuk indikator dan pertanyaan dengan kategori- kategori menggunakan skala Likert yaitu : sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), ragu-ragu (RR), setuju (S), sangat setuju (SS). Sedangkan tes digunakan untuk mengumpulkan data-data tentang prestasi belajar Alquran hadis siswa Madrasah Aliyah di Kota Manado.
1. Angket
Instrumen untuk metode angket adalah blangko angket. Angket ini diberikan kepada siswa (responden) untuk dijawabnya. Angket ini digunakan untuk mendapatkan data-data mengenai motivasi belajar dan disiplin belajar berupa angka-angka yaitu dengan cara memberi skor. Penskoran untuk variabel (X1) dan (X2) menggunakan skala Likert dalam bentuk pilihan ganda dengan alternatif jawaban yang berbeda. Skala Likert yaitu di gunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial Dengan skala Likert, maka variabel motivasi belajar (X1) dan kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran (X2), peneliti menggunakan lima alternatif jawaban pada pernyataan gradasi seperti tabel di bawah ini:
Tabel 3.2 Skor Item Variabel X1 dan X2Jawaban Skor
Sangat Setuju
5 Setuju
4 Kurang Setuju
3 Tidak Setuju
2 Sangat Tidak Setuju
1 Disamping itu untuk mempermudah dalam pembuatan angket, maka peneliti membuat kisi-kisi instrumen pedoman angket sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrument Variabel Motivasi Belajar dan Kegiatan
Ekstrakurikuler Sanggar Alquran
No Komponen Indikator No.Butir Pernyataan
1. Motivasi 1, 2, 3, 4
- Adanya hasrat dan keinginan berhasil
Belajar (X1)
5, 6, 7
- Adanya dorongan dan kebutuhan belajar
- Adanya harapan dan cita- cita masa depan
- Adanya penghargaan dalam belajar
- Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
- Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik
- Turut serta dalam melaksanakan tugas
- Terlibat dalam pemecahan masalah
- Bertanya pada anggota lain atau pembina ekstrakurikuler apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi
- Berusaha mencari informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah
- Melaksanakan disukusi kelompok sesuai dengan instruksi pembina
- Menilai Kemampuan dirinya dari hasil-hasil yang diperolehnya
- Melatih diri dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh pembina
8, 9, 10, 11
12, 13, 14, 15
16, 17, 18, 19, 20, 21
22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30
2. Ekstrakurikul er (X2)
1, 2, 3
4, 5, 6, 7, 8
9, 10, 11, 12
13, 14, 15, 16
17, 18, 19, 20, 21
22, 23, 24, 25
26, 27, 28, 29
No Komponen Indikator No.Butir Pernyataan
- Kesempatan 30, 31, 32 menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapinya
2. Tes
Tes ini digunakan untuk mengumpulkan data-data tentang Prestasi Belajar Alquran Hadīs Siswa Madrasah Aliyah di Kota Manado.
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrument Pedoman Tes Prestasi Belajar Alquran HadisSkala Definisi Variabel Indikator Butir pertanyaan pengukuran
Prestasi hasil C2 19 butir Skala linkert Belajar ( Y ) yang diuji C3 5 butir dengan soal C4 6 butir materi semester genap Mata Pelajaran Alquran Hadis
E. Teknik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dokumentasi dan angket. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data Prestasi Belajar siswa pada mata pelajaran Alquran Hadis, sedangkan angket digunakan sebagai alat ukur dari motivasi belajar dan kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran.
1. Definisi Konseptual
Variabel yang diteliti dalam penelitian terbagi dalam dua kategori, yaitu (1) variabel bebas atau independent variable (variabel berpengaruh) adalah motivasi belajar {X1) dan kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran (X2) yang selanjutnya disebut sebagai variabel-variabel bebas, dan kualitas pelayanan publik sebagai variabel terikat (Y). Secara konseptual, definisi variabel-variabel tersebut didasarkan pada teori atau pendapat yang dikemukakan oleh para ahli.
a. Motivasi Belajar Siswa
Secara konseptual motivasi belajar siswa dalam penelitian ini didasarkan pada pendapat dari Uno, yang mengemukakan bahwa motivasi belajar diartikan merupakan usaha-usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya, dengan ciri ciri: 1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil, 2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3) adanya harapan dan cita-cita masa depan, 4) adanya penghargaan dalam belajar, 5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan 6) adanya
lingkungan belajar yang kondusif Keenam ciri motivasi belajar ini dijadikan indikator variabel ini.
b. Kegiatan Ekstrakurikuler Sanggar Alquran
Pengertian ekstrakurikuler menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu : ”suatu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum 6 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015),
seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswaSanggar Alquran adalah tempat atau sarana untuk membelajarkan seni baca tulis alqur’an serta seni-seni yang berkaitan dengan Alquran khususnya seperti yang dilombakan dalam kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ).
Secara konseptual, kegiatan ekstrakurikuler Sanggar Alquran dalam penelitian ini didasarkan pada teori yang dikemukakan oleh Nana Sudjana bahwa keaktifan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat dilihat dalam hal sebagai berikut: a. turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, b. terlibat dalam pemecahan masalah, c. bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, d. berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah, e. melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, f. menilai kemampuan dirinya dari hasil-hasil yang diperolehnya, g. melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis,
h. kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam
menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinyaKedelapan prinsip keaktifan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut dijadikan indikator dalam variabel ini.
c. Prestasi Belajar Siswa
Dalam penelitian ini, secara konseptual prestasi belajar siswa mengacu pada pendapat Syamsuddin yang menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah kecakapan nyata (actual ability) yang menunjukkan kepada 7 8 Departemen Pendidikan Nasional, op.cit, h.856 Sudjana, N., Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung:: Remaja Rosdakarya, aspek kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji sekarang juga atau dengan kata lain prestasi belajar adalah kemampuan seseorang dalam menguasai
2. Definisi Operasional
Untuk mendapatkan persamaan persepsi atau kejelasan pemahaman terhadap makna pengertian variabel yang dimaksud dalam penelitian ini, maka peneliti menguraikannya sebagai berikut:
a. Motivasi Belajar Siswa Motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk
belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar
siswa yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-
kegiatannya. Indikator variabel ini adalah: 1) Adanya hasrat dan keinginan
berhasil, 2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3) adanya harapan dan cita-cita masa depan, 4) adanya penghargaan dalam belajar, 5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif.
b. Kegiatan Ekstrakurikuler Sanggar Alquran
Kegiatan Ekstrakurikuler Sanggar Alquran adalah kegiatan-kegiatan keagamaan yang diikuti oleh siswa dan sudah diprogramkan oleh Madrasah.
Indikator variabel ini adalah: a. Turut serta dalam melaksanakan kegiatan 9 Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1983), h.430. ekstrakurikuler. b. terlibat dalam pemecahan masalah, c. bertanya pada anggota lain atau Pembina apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi, d. berusaha mencari informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah, e. melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan instruksi Pembina, f. menilai kemampuan dirinya dari hasil-hasil yang diperolehnya, g. melatih diri dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh Pembina, h. kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
c. Prestasi Belajar
Prestasi Belajar adalah kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya pada mata pelajaran Alqur’an Hadis khususnya materi pada semester genap.
F. Uji Coba Instrument Penelitian
Instrumen angket dan tes dalam penelitian ini diujicobakan pada 30 responden yang bukan merupakan sampel penelitian untuk menguji validitas dan reliabilitasnya.
1. Uji Validitas Data
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendaRumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang 10 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: dikemukakan oleh Pearson dalam Arikunto, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
n⋅(Σ XY )−(ΣX )⋅(ΣY )
2
2
2
2 { n⋅( ΣX )−( ΣX ) } ⋅ { n⋅(ΣY )−( ΣY ) }
√
r =
hitung
Keterangan :
r = Angka indeks korelasi “r” product moment
hitungn = Jumlah responden ∑XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y ∑X = Jumlah seluruh skor X ∑Y = Jumlah seluruh skor Y
Analisis indikator dilakukan dengan cara mengkorelasi jumlah skor indikator (faktor) dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan Harga-harga r untuk setiap butir pernyataan kemudian dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi nilai - r. Cara melihat tabel korelasi nilai – r yakni dengan melihat baris N – 2. Untuk N (= 30 – 2 = 0,361). Ukuran valid butir angket dilihat dari harga korelasi, yaitu apabila harga korelasi skor butir pernyataan dengan skor total menghasilkan r hitung yang lebih kecil dari r tabel (=0,239), maka butir tersebut dinyatakan tidak valid.
Pengujian validitas butir angket dalam penelitian ini menggunakan program SPSS for Windows 23. Berdasarkan hasil pengujian (Lampiran 3) diperoleh hasil bahwa untuk anget variabel motivasi belajar (variabel X
1 ) dari 30 butir pernyataan angket semuanya dinyatakan valid.
Hasil uji validitas angket untuk variabel motivasi belajar siswa (variabel
Tabel 3.5 Ringkasan Hasil Analisis Uji Validitas Angket Variabel X112 0,388
Valid
23 0,520 Valid
9 0,518
Valid
24 0,518 Valid
10 0,645
Valid
25 0,518 Valid
11 0,646
Valid
26 0,377 Valid
Valid
22 0,436 Valid
27 0,436 Valid
13 0,455
Valid
28 0,645 Valid
14 0,517
Valid
29 0,646 Valid
15 0,646
Valid
30 0,388 Valid
Sumber : Pengolahan Data (2017) Untuk pengukuran validitas variabel kegiatan ekstrakurikuler sanggar
8 0,520
Valid
Teknik Korelasi Pearson
Butir Angket No. Koefisien Validitas Keteranga n Butir Angke t No. Koefisien Validitas KeteranganValid
1 0,645
Valid
16 0,505
Valid
2 0,518
Valid
17 0,646
Valid
3 0,377
Valid
18 0,481
4 0,579
7 0,518
Valid
19 0,475
Valid
5 0,467
Valid
20 0,505
Valid
6 0,475
Valid
21 0,646
Valid
Alquran (X2) dari 30 butir pernyataan angket, terdapat dua butir pernyataan yang dinyatakan tidak valid, karena nilai korelasi yang diperoleh kurang dari nilai r tabel = 0,361.. Untuk lebih jelasnya, hasil pengujian validitas butir angket untuk variabel X2 dapat dilihat pada tabel berikut:
- 0,035
26 0,541 Valid
Valid
23 0,635 Valid
8 0,635
Valid
24 0,674 Valid
9 0,674
Valid
25 0,385 Valid
10 0,542
Valid
11 0,385
Valid
Valid
27 0,465 Valid
12 0,446
Valid
28 0,446 Valid
13 0,590
Valid
29 0,475 Valid
14 0,472
Valid
7 0,475
22 0,465
Tabel 3.6
Valid
Ringkasan Hasil Analisis Uji Validitas Angket Variabel X2 Teknik Korelasi Pearson Butir Angket No. Koefisien Validitas Keteranga n Butir Angke t No. Koefisien Validitas Keterangan
1 0,479
Valid
17 0,479
Valid
2 0,389
Valid
18 0,410
Valid
3 0,425
19
Valid
Tidak Valid
4 0,528
Valid
20 0,643
Valid
5 0,479
Valid
21 0,674
Valid
6 0,421
30 0,635 Valid
Butir Angket No. Koefisien Validitas Keteranga n Butir Angke t No. Koefisien Validitas Keterangan
Valid
20 0,715
Valid
5 0,714
Valid
19 0,832
Valid
4 0,740
Valid
18 0,537
Valid
3 0,483
Valid
17 0,858
2 0,521
15 0,201
Valid
16 0,478
Valid
1 0,514
Teknik Korelasi Pearson
Butir Angket No. Koefisien Validitas Keteranga n Butir Angke t No. Koefisien Validitas KeteranganTabel 3.7 Ringkasan Hasil Analisis Uji Validitas Soal Tes Variabel YSedangkan untuk instrumen tes variabel Y (prestasi belajar siswa), dari hasil pengujian validitas butir pertanyaan diperoleh bahwa dari 30 butir pertanyaan seluruhnya dinyatakan valid. Untuk lebih jelasnya, hasil pengujian validitas butir pertanyaan pada soal tes Mata Pelajaran Alquran Hadis dapat dilihat pada tabel berikut:
Sumber : Pengolahan Data (2017) Dari hasil pengujian validitas angket tersebut, maka butir pernyataan nomor 15 dan nomor 19 dikeluarkan dari angket, sehingga total butir pernyataan angket yang dinyatakan valid untuk variabel X2 adalah sebanyak 30 butir pernyataan.
32 0,385 Valid
Valid
16 0,474
31 0,635 Valid
Tidak Valid
Valid
Butir Angket No. Koefisien Validitas Keteranga n Butir Angke t No. Koefisien Validitas Keterangan
Valid
13 0,370
Valid
28 0,687 Valid
14 0,773
Valid
29 0,657 Valid
15 0,523
30 0,807 Valid
Valid
Sumber : Pengolahan Data (2017) Berdasarkan data dalam Tabel 3.6, Tabel 3.7, dan Tabel 3.8 di atas diketahui butir-butir angket yang valid dan butir-butir angket yang tidak valid untuk variabel X
1
, variabel X
2
, dan butir pertanyaan pada soal tes untuk variabel Y. Jumlah butir angket pada setiap varaiabel penelitian yaitu, masing-masing variabel X
1 sebanyak 30 butir, variabel X 2 sebanyak 30 butir, dan untuk variabel Y sebanyak 30 butir pertanyaan.
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen
27 0,738 Valid
12 0,764
6 0,611
Valid
Valid
21 0,553
Valid
7 0,598
Valid
22 0,404 Valid
8 0,779
23 0,389 Valid
26 0,658 Valid
9 0,623
Valid
24 0,721 Valid
10 0,658
Valid
25 0,536 Valid
11 0,452
Valid
2. Uji Reliabilitas Data
yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel jika jawaban responden terhadap setiap item pernyataan di dalam kuesioner, konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut dengan nilai koefisien reliabilitas. Untuk mengukur reliabilitas angket variabel X1 dan X2, digunakan alat statistik pengujian reliabilitas
2 b k Σσ
× 1−
2 t k−1 σ
[ ] [ ]
r
11 =
Keterangan : r = Reliabilitas instrumen
11
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑ σ b ² = Jumlah varians butir
σ ² = Varians total
t
Kriteria untuk menentukan reliabilitas instrument didasarkan atas kriteria bahwa apabila koefisien Alpha sebesar lebih dari 0,7 maka instrument tersebut dianggap cukup andal.
Selanjutnya untuk mengukur reliabilitas tes prestasi belajar siswa, digunakan rumus Kuder – Richardson 20 (K - R 20). Pengujian tingkat kepercayaan tes dengan mempergunakan rumus K – R 20 dilakukan dengan membandingkan skor butir-butir tes. Jika butir-butir tes tersebut menunukkan 11 tingginya tingkat kesesuaian (degree of agreement), maka dapat disimpulkan Ibid., h. 185. bahwa tes tersebut akurat atau mengukur secara konsisten. Rumus K – R 20 adalah sebagai berikut:
pq n ∑
r = )
2 n−1 (1− S
Keterangan: r = Koefisien reliabilitas tes n = Jumlah butir soal p = Proporsi jawaban benar q = Proporsi jawaban salah (q = 1 – p)
2
Semakin besar koefisien yang diperoleh, menunjukkan bahwa tes yang diuji semakin tinggi tingkat kepercayaannya. Tes yang dibuat oleh guru dikatakan terpercaya jika paling tidak mempunyai koefisien sebesar 0,60, sedang untuk tes
Dari penghitungan yang dilakukan dengan menggunakan kedua rumus diatas, melalui bantuan program SPSS for Windows V.23 (Lampiran 4) diperoleh koefisien Alpha Cronbach untuk angket Variabel X sebesar r = 0,925, dan untuk
1
variabel X
2 sebasar r = 0,913. Sedangkan untuk variabel Y yang menggunakan
rumus K – R 20 diperoleh koefisien reliabilitas sebesar dan untuk variabel Y sebesar r = 0,942. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan rincian hasil pengujian reliabilitas angket: 13 Tabel 3.8
Nurgiyantoro, B., Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, (Yogyakarta: BPFE., 2005), h.122. 14 Tuckman, Bruce W., Measuring Educational Outcomes, Fundamentals of Testing,
Koefisien Reliabilitas Angket Pengukuran
Setiap Variabel Penelitian Teknik Alpha Cronbach
No Koefisien Variabel Keterangan . Reliabilitas1. Motivasi Belajar Siswa 0,925 Reliabel
2. Kegiatan Ekstrakurikuler 0,913 Reliabel
3. Prestasi Belajar Siswa 0,942 Reliabel Sumber : Pengolahan Data (2017)
Tingkat koefisien reliabilitas keseluruhan (r nn ) angket sebagaimana tertera dalam Tabel 3.9 di atas menunjukkan bahwa angket yang digunakan untuk mengukur kedua variabel bebas serta tes yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa dalam penelitian ini memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.
3. Analisis Butir Soal Tes
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel Y (prestasi belajar siswa) dalam penelitian ini adalah berbentuk tes dengan soal pilihan ganda, sehingga untuk keabsahan tes yang digunakan, diperlukan uji lanjutan untuk mendapatkan instrumen penelitian yang handal.
Kegiatan menganalisis butir soal merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dilakukan untuk meningkatkan mutu soal yang telah disusun. Kegiatan ini merupakan proses pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan informasi dari
jawaban siswa untuk membuat keputusan tentang setiap penilaiaTujuan penelaahan adalah untuk mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum soal digunakan. Di samping itu, tujuan analisis butir 15 Nitko, Anthony J., Educational Assessment of Students, Second Edition, (Ohio: Merrill soal juga untuk membantu meningkatkan tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif, serta untuk mengetahui informasi diagnostik pada siswa
apakah mereka sudah/belum memahami materi yang telah diajarkaSoal yang bermutu adalah soal yang dapat memberikan informasi setepat-tepatnya sesuai dengan tujuannya di antaranya dapat menentukan peserta didik mana yang sudah atau belum menguasai materi yang diajarkan guru. Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis butir soal adalah setiap butir soal ditelaah dari segi: tingkat kesukaran butir, daya pembeda butir, dan penyebaran pilihan jawaban (untuk soal bentuk obyektif) atau frekuensi jawaban pada setiap pilihan jawaban.
a. Tingkat Kesukaran (TK)
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks.
Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi
yang besarnya berkisar 0,00 - Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Suatu soal memiliki TK= 0,00 artinya bahwa tidak ada siswa yang menjawab benar dan bila memiliki TK= 1,00 artinya bahwa siswa menjawab benar. Perhitungan indeks tingkat kesukaran ini dilakukan untuk setiap nomor soal. Pada prinsipnya, skor rata-rata yang diperoleh peserta didik pada butir soal yang bersangkutan
16 Aiken, Lewis R., Psychological Testing and Assessment, (Eight Edition), (Boston: Allyn and Bacon, 1994) h.63.
dinamakan tingkat kesukaran butir soal itu. Rumus ini dipergunakan untuk soal
B P = J
Keterangan:
P = Tingkat Kesukaran B = Jumlah Seluruh Siswa J = Jumlah Siswa yang Menjawab Benar
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas menggambarkan tingkat kesukaran soal itu. Klasifikasi tingkat kesukaran soal dapat dicontohkan seperti berikut ini.
Tabel 3.9 Kategori Tingkat Kesukaran Butir SoalNilai P Kategori
0,00 – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedang 0,71 – 1,00 Mudah
Sumber : Arikunto (1999) Dengan menggunakan program Microsoft Excel (Lampiran 5), diperoleh hasil bahwa terdapat 24 butir soal yang berada pada kategori mudah, dan 6 butir soal yang berada pada kategori sedang. Untuk lebih jelasnya, rangkuman hasil analisis tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat pada tabel berikut:
18 Arikunto, Suharismi., Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999),
Tabel 3.10 Rangkuman Hasil Analisis Tingkat KesukaranButir Soal Nomor Nilai P Kategori
1 0,73 Sedang 2 0,93 Mudah 3 0,97 Mudah 4 0,90 Mudah 5 0,97 Mudah 6 0,70 Sedang 7 0,93 Mudah 8 0,87 Mudah 9 0,87 Mudah 10 0,83 Mudah 11 0,77 Mudah 12 0,93 Mudah 13 0,87 Mudah 14 0,83 Mudah 15 0,87 Mudah 16 0,80 Mudah 17 0,83 Mudah 18 0,70 Sedang 19 0,83 Mudah 20 0,73 Sedang 21 0,87 Mudah 22 0,73 Sedang 23 0,83 Mudah 24 0,90 Mudah 25 0,83 Mudah 26 0,83 Mudah
Butir Soal Nomor Nilai P Kategori
27 0,93 Mudah 28 0,87 Mudah 29 0,70 Sedang 30 0,87 Sedang Sumber: Pengolahan Data (2017) Dari hasil analisis tingkat kesukaran di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menjawab benar butir soal itu; artinya bahwa sebagian besar siswa telah memahami materi yang ditanyakan.
b. Daya Pembeda (Discriminating Power)
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara warga belajar/siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan warga belajar/siswa yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan. Manfaat daya pembeda butir soal adalah seperti berikut ini. 1) Untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya. Berdasarkan indeks daya pembeda, setiap butir soal dapat diketahui apakah butir soal itu baik, direvisi, atau ditolak. 2) Untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal dapat mendeteksi/membedakan kemampuan siswa, yaitu siswa yang telah memahami
Indeks daya pembeda setiap butir soal biasanya juga dinyatakan dalam
bentuk proporsiIndeks daya pembeda berkisar antara -1,00 sampai dengan +1,00. Semakin tinggi daya pembeda suatu soal, maka semakin kuat/baik soal itu. 19 Sumarna Surapnata, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004), h.59. 20 Ranih Sriyani, Pengembangan Dan Analisis Soal Tes Open-Ended Problem Untuk
Mengukur Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA Kelas XI Pada Pokok Bahasan Koloid,
Jika daya pembeda negatif (<0) berarti lebih banyak kelompok bawah (warga belajar/peserta didik yang tidak memahami materi) menjawab benar soal dibanding dengan kelompok atas (warga belajar/peserta didik yang memahami materi yang diajarkan guru). Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda setiap butir soal adalah :
B B A B P P D = − = −
A B J J A B
Keterangan:
D = Daya pembeda butir soal B A = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar J = Banyaknya subjek kelompok atas
A B = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
B
B
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas dapat menggambarkan tingkat kemampuan soal dalam membedakan antar siswa yang sudah memahami materi yang diujikan dengan siswa yang belum/tidak memahami materi yang
21 Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, (Jakarta, Rineka Cipta, 1999), h. 231
Tabel 3.11 Kriteria Daya PembedaDaya Pembeda Kriteria Keputusan
0,00 – 0,20 Jelek (poor) Tidak digunakan 0,21 – 0,40 Cukup (Satisfactory) Digunakan tetapi direvisi 0,41 – 0,70 Baik (good) Digunakan 0,71 – 1,00 Baik Sekali (Excelent) Digunakan Dari hasil pengujian dengan menggunakan Microsoft Excel (Lampiran 5), diperoleh hasil bahwa seluruh butir soal yang berjumlah 30 butir dinyatakan dapat digunakan, dengan 10 butir soal diantaranya digunakan tetapi direvisi. Untuk lebih jelasnya, hasil pengujian daya pembeda butir soal dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.12 Rangkuman Hasil Pengujian Daya Pembeda Butir SoalButir Soal Nomor Daya Pembeda Kriteria Keputusan
1 0,53 Baik Digunakan 2 0,39 Cukup Digunakan 3 0,41 Baik Digunakan 4 0,39 Cukup Digunakan 5 0,41 Baik Digunakan 6 0,60 Baik Digunakan 7 0,43 Baik Digunakan 8 0,37 Cukup Digunakan tapi direvisi 9 0,42 Baik Digunakan 10 0,33 Cukup Digunakan tapi direvisi 11 0,47 Baik Digunakan
Butir Soal Nomor Daya Pembeda Kriteria Keputusan
12 0,42 Baik Digunakan 13 0,44 Baik Digunakan 14 0,33 Cukup Digunakan tapi direvisi 15 0,42 Baik Digunakan 16 0,40 Baik Digunakan 17 0,43 Baik Digunakan 18 0,60 Baik Digunakan 19 0,33 Cukup Digunakan tapi direvisi 20 0,53 Baik Digunakan 21 0,37 Cukup Digunakan tapi direvisi 23 0,53 Baik Digunakan 24 0,33 Cukup Digunakan tapi direvisi 25 0,30 Cukup Digunakan tapi direvisi 26 0,33 Cukup Digunakan tapi direvisi 27 0,33 Cukup Digunakan tapi direvisi 28 0,38 Cukup Digunakan tapi direvisi 29 0,42 Baik Digunakan 30 0,60 Baik Digunakan Sumber: Pengolahan Data (2017) Dari hasil pengujian daya pembeda tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh butir soal yang digunakan sebagai instrumen untuk mengukur prestasi belajar siswa dapat digunakan meskipun 10 butir diantaranya digunakan dengan catatan dilakukan revisi.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik inferensial, yaitu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk semua populasi. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen : 1) Variabel X , yaitu variabel motivasi belajar siswa,
1
dan 2) Variabel X 2 , yaitu variabel Kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran. Sedangkan untuk variabel dependennya adalah prestasi belajar mata pelajaran
Alquran Hadis (variabel Y). Dengan demikian maka teknik analisis datanya menggunakan analisis Regresi Ganda. Analisis regresi merupakan analisis statistik parametrik, yang digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen, jika nilai variabel independen dirubah-rubah atau dinaikturunkan. Untuk itu, proses analisisnya dilakukan dengan melalui tiga tahapan, yaitu (1) tahap deskripsi data, (2) tahap pengujian persyaratan analisis statistik, dan (3) tahap pegujian hipotesis.
1. Deskripsi data
Data variabel independen X
1 yaitu variabel Motivasi Belajar Siswa,
disajikan dalam bentuk tabel. Data ini diperoleh dari hasil pengumpulan data pada sampel yang berupa angket (kuesioner). Data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik mengenai motivasi belajar berupa jawaban atas pertanyaan/pernyataan mengenai sejauhmana tingkat motivasi siswa untuk belajar mata pelajaran Alquran Hadis.
Variabel X yaitu Kegiatan Ekstrakurikuler Sanggar Alquran, Data
2
variabel ini juga diperoleh dari hasil pengumpulan data sampel yang berupa angket (kuesioner). Data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik mengenai Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran.
Prestasi belajar siswa sebagai Variabel Y diperoleh dari hasil uji tes atas soal mata pelajaran Alquran Hadis pada materi semester genap. Datanya disajikan dalam bentuk tabel dan grafik nilai hasil tes.
Tahap selanjutnya adalah data-data (skor) mengenai variabel yang diteliti dideskripsi dalam bentuk tabel. Untuk variabel X1 dan X2, data-data setiap variabel kemudian dibagi kedalam tiga kategori skor yaitu rendah, sedang, dan tinggi untuk melihat penyebaran dan kecenderungannya. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengkategorikan skor masing-masing variabel adalah sebagai berikut: a. Menghitung mean hipotetik (µ) dengan rumus:
µ = ½ (i + i ) ∑k, dimana:
max min
µ = Rerata Hipotetik i = Skor Maksimal Item
max
i min = Skor Minimal Item ∑k = Jumlah Item
b. Menghitung deviasi standar hipotetik (σ ), dengan rumus:
1
- X ), dimana:
σ = max min
6 (X
σ
= Deviasi Standar Hipotetik i max = Skor Maksimal Subjek
i = Skor Minimal Subje
min
Keterangan : skor maksimal adalah skor tertinggi yang bisa dicapai oleh subjek, sedangkan skor minimal adalah skor terendah yang bisa dicapai oleh subjek.
Penghitungan statistik sederhana seperti harga rata-rata (mean), simpangan baku, dan median juga disajikan dalam bagian ini. Tujuannya adalah untuk membandingkan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. Sekaligus memberikan deskripsi mengenai data-data dari variabel penelitian.
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Kalau nilai residual tidak mengikuti distribusi normal, uji statistic menjadi tidak valid untuk jumlah
sampel kecil Untuk menguji normalitas data akan digunakan analisis grafik
probability plot dan Kolmogorov-Smirnov test. Apabila probabilitas > 0,05 maka
distribusi data normal dan bila probabilitas < 0,05 maka distribusi data tidak normal. Dalam penelitian ini, analisis normalitas data dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows V.23.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual sutu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen. Model regresi
24 Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.210.
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independeJika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel ini tidak orthogonal.
Variabel-variabel yang bersifat orthogonal adalah variabel yang memiliki nilai korelasi diantaranya sama dengan nol.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
e. Uji Linieritas Regresi
Uji linearitas dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat bersifat liner atau tidak, maka diperlukan uji
linearitas regresi dengan rumus
a. Mencari Jumlah Kuadrat Regresi (JK Re g (a)) dengan rumus:
2 ΣY n
JK Re g (a) =
b. Mencari Jumlah Kuadrat Regresi JK Re g (b|a) dengan rumus:
( ΣX )⋅(ΣY ) Σ XY − n
{ } JK Re g (b|a) = b .
c. Mencari Jumlah Kuadrat Residu (JK Res) dengan rumus: 25 JK Res = ∑Y² - JK Re g (b|a) – JK Re g (a) 26 Ibid, h.91. 27 Erlina, Sri Mulyani, Metodologi Penelitian, (Medan: USU Press, 2007), h.106.
Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, d. Mencari rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi RJK Re g (a) dengan rumus: RJK Re g (a) = JK Re g (a)
e. Mencari rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi RJK Re g (b|a) dengan rumus : RJK Re g (b|a) = JK Re g (b|a)
f. Mencari rata-rata Jumlah Kuadrat Residu (RJK Res) dengan rumus: RJK Res =
JK Res n−2
3. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Hipotesis satu : H : ρ
1 = 0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi
belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Alquran Hadis siswa Madrasah Aliyah di kota Manado.
H
1 : ρ 1 ≠ 0 : terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar
terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Alquran Hadis siswa Mardasah Aliyah di kota Manado.
Hipotesis dua : H : ρ
2
= 0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Alquran Hadis siswa Madrasah Aliyah di kota Manado.
H : ρ ≠ 0 : terdapat pengaruh yang signifikan kegiatan ekstrakurikuler
1
2
sanggar Alquran terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Alquran Hadis siswa Madrasah Aliyah di kota Manado. Hipotesis tiga : H : ρ = 0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi
12